Anda di halaman 1dari 25

I. * "Sebagai Pria dan Wanita Ia Menciptakan Mereka...

"

2331 "Allah itu cinta kasih. Dalam diri-Nya Ia menghayati misteri persekutuan cinta kasih antar- 369 - 373
pribadi. Seraya menciptakan umat manusia menurut citra-Nya sendiri ... Allah mengukirkan
panggilan dalam kodrat manusia pria dan wanita, dan karena itu juga kemampuan serta
tanggung jawab untuk hidup dalam cinta dan dalam persekutuan" (FC 11).
"Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya .... Sebagai pria dan wanita Ia menciptakan
mereka" (Kej 1:27). "Beranakcuculah dan bertambah banyak" (Kej 1:28). "Pada waktu manusia
itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka dan memberikan nama 'manusia' kepada
mereka, pada waktu mereka diciptakan" (Kej 5:1-2).

2332 Seksualitas menyentuh segala aspek manusia dalam kesatuan tubuh dan jiwanya. Ia terutama 362
menyangkut kehidupan perasaannya, kemampuan untuk mencintai, dan untuk melahirkan anak,
dan lebih umum, kemungkinan untuk mengikat tali-tali persekutuan dengan orang lain.

2333 Tiap manusia, apakah ia pria atau wanita, harus mengakui dan menerima seksualitasnya. 1603
Perbedaan dan kesesuaian jasmani, moral, dan rohani ditujukan kepada pernikahan dan
pengembangan hidup kekeluargaan. Keserasian suami isteri dan masyarakat untuk sebagiannya
bergantung pada bagaimana kesalingan, kebutuhan, dan usaha saling membantu dari pria dan
wanita itu dihayati.
2334 "Ketika menciptakan manusia sebagai pria dan wanita, Allah menganugerahkan kepada pria 357
dan wanita martabat pribadi yang sama dan memberi mereka hak-hak serta tanggung jawab
yang khas" (FC 22)Bdk. GS 49,2.. "Manusia bersifat pribadi: itu berlaku sama untuk pria dan wanita;
karena kedua-duanya diciptakan menurut citra dan keserupaan Allah pribadi" (MD 6).

2335 Kedua jenis kelamin mempunyai martabat yang sama dan, walaupun atas cara yang berbeda- 2205
beda, merupakan citra kekuatan dan cinta kasih Allah yang lemah lembut. Persatuan suami isteri
dari pria dan wanita mencontohi kedermawanan dan kesuburan Pencipta secara jasmani.
"Seorang pria akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya menjadi satu daging" (Kej 2:24). Kesatuan ini adalah pangkal seluruh keturunan
manusiaBdk. Kej 4:1-2.25-26; 5:1..

2336 Yesus telah datang untuk memperbaiki lagi ciptaan dalam kemurnian yang asali. Dalam khotbah
di bukit Ia menjelaskan dengan tegas rencana Allah: "Kamu telah mendengar firman: Jangan
berzina. Tetapi Aku berkata kepadamu: setiap orang yang memandang wanita dan
menginginkannya, sudah berzina dengan dia di dalam hatinya" (Mat 5:27-28). Apa yang
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia Bdk. Mat 19:6.. Tradisi Gereja telah memandang
perintah keenam sebagai sesuatu yang berhubungan dengan seluruh seksualitas manusia.

II. Panggilan menuju Kemurnian

2337 Kemurnian berarti integrasi seksualitas yang membahagiakan di dalam pribadi dan selanjutnya 2520
kesatuan batin manusia dalam keberadaannya secara jasmani dan rohani. Seksualitas, dalamnya
nyata, bahwa manusia juga termasuk dalam dunia badani dan biologis, menjadi pribadi dan
benar-benar manusiawi, kalau digabungkan ke dalam hubungan pribadi dengan pribadi, dalam
penyerahan timbal balik secara sempurna dan tidak terbatas oleh waktu, antara suami dan isteri.
Dengan demikian kebajikan kemurnian menjamin sekaligus keutuhan pribadi dan
kesempurnaan penyerahan diri.

Keutuhan Pribadi

2338 Manusia murni mempertahankan secara utuh kekuatan kehidupan dan cinta kasih yang terdapat
di dalam dirinya. Keutuhan ini menjamin kesatuan pribadi; ia melawan setiap sikap yang dapat
merugikan kesatuan ini. Ia tidak membenarkan kehidupan mendua dan lidah bercabangBdk. Mat
5:37.
.

2339 Kemurnian menuntut mempelajari pengendalian diri, yang adalah pendidikan menuju 1767
kebebasan manusia. Alternatifnya jelas: atau manusia itu tuan atas nafsunya dan dengan
demikian memperoleh perdamaian, atau ia menjadi hambanya dan dengan demikian tidak
bahagia.Bdk. Sir 1:22. "Martabat manusia menuntut, supaya ia bertindak menurut pilihannya yang
sadar dan bebas, artinya: digerakkan dan didorong secara pribadi dari dalam, dan bukan karena
rangsangan hati yang buta, atau semata-mata karena paksaan dari luar. Adapun manusia
mencapai martabat itu, bila ia membebaskan diri dari segala penawanan nafsu-nafsu, mengejar
tujuannya dengan secara bebas memilih apa yang baik, Serta dengan tepat guna dan jerih payah
yang tekun mengusahakan sarana-sarananya yang memadai" (GS 17).

2340 Siapa yang hendak setia kepada janji Pembaptisannya dan hendak melawan godaan-godaan, 2015
harus memperhatikan supaya memilih sarana-sarana untuk itu: pengenalan diri, pengurbanan
yang disesuaikan dengan situasi sewaktu-waktu, ketaatan kepada perintah-perintah Allah,
latihan kebajikan susila dan kesetiaan dalam doa. "Dengan perantaraan kemurnian kita
dihimpun dan dibawa menuju kesatuan, dari mana kita telah memisahkan diri, supaya mencair
di dalam kemajemukan" (Agustinus, conf. 10,29).

2341 Kebajikan kemurnian berada di bawah pengaruh kebajikan pokok penguasaan diri, supaya 1809
meresapi haws nafsu dan keinginan inderawi manusia dengan akal budi.

2342 Memperoleh pengendalian diri adalah satu tugas yang membutuhkan waktu. Kita tidak boleh 407
berpendapat bahwa kita telah memperolehnya untuk selama-lamanya. Kita harus selalu
berusaha terus-menerus dalam segala situasi kehidupanBdk. Tit 2:1-6.. Dalam bagian kehidupan
tertentu, di mana kepribadian dibentuk, ia menuntut satu usaha khusus, misalnya dalam masa
kanak-kanak dan dalam masa muda.

2343 Kemurnian mengikuti hukum pertumbuhan: ia melewati beberapa tahap, di mana ia masih tidak 2223
sempurna dan mudah untuk berdosa. Manusia yang berkebajikan dan murni adalah "suatu
makhluk dalam sejarah, yang dari hari ke hari membentuk diri melalui sekian banyak
keputusannya yang bebas; karena itu ia mengenal, mencintai dan melaksanakan kebaikan moral
juga secara bertahap" (FC 34).

2344 Kemurnian adalah satu tugas pribadi; tetapi ia menuntut juga satu usaha kultural, karena 2525
"pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat sendiri saling tergantung" (GS
25,1). Kemurnian mengandaikan penghormatan kepada hak-hak manusia, terutama sekali hak
atas pembinaan dan pendidikan, yang memperhatikan dimensi susila dan rohani kehidupan
manusia.
2345 Kemurnian adalah satu kebajikan susila. Ia juga merupakan anugerah Allah, satu rahmat, satu 1810
buah rohBdk. Gal 5:22.. Roh Kudus yang menganugerahkan kekuatan untuk mengikuti kemurnian
KristusBdk. 1 Yoh 3:3. kepada mereka yang dilahirkan kembali dalam air Pembaptisan.

Penyerahan Diri Secara Menyeluruh

2346 Kasih adalah bentuk semua kebajikan. Di bawah pengaruhnya, kemurnian tampak sebagai 1827, 210
latihan penyerahan diri. Pengendalian diri diarahkan kepada penyerahan diri. Kemurnian
menjadikan orang yang hidup sesuai dengannya, seorang saksi bagi sesamanya tentang
kesetiaan dan kasih Allah yang lemah lembut.

2347 Kebajikan kemurnian berkembang di dalam persahabatan. Ia membuat murid Kristus 374
mengetahui, bagaimana ia dapat mengikuti Yesus dan dapat menjadi serupa dengan-Nya. Yesus
telah memilih kita menjadi sahabat-sahabat-NyaBdk. Yoh 15:15., telah menyerahkan Diri seutuhnya
untuk kita dan membuat kita mengambil bagian dalam ke-Allah-an-Nya. Kemurnian
menjanjikan keabadian.
Kemurnian menyatakan diri terutama dalam persahabatan dengan sesama. Persahabatan antara
manusia yang sama atau berbeda jenis kelamin adalah sesuatu yang sangat bernilai bagi semua
orang. Ia mengantar menuju persekutuan dalam roh.

Aneka Bentuk Kemurnian


2348 Tiap orang yang telah dibaptis dipanggil untuk hidup murni. Seorang Kristen "telah
mengenakan Kristus [sebagai busana]" (Gal 3:27). Dia adalah contoh setiap kemurnian. Semua
orang yang percaya kepada Kristus dipanggil untuk hidup secara murni sesuai dengan status
kehidupan masing-masing. Waktu Pembaptisan seorang Kristen telah mewajibkan diri, supaya
murni dalam kehidupan cita rasanya.

2349 Kemurnian "harus menghiasi manusia dalam aneka ragam status kehidupan: yang satu dalam 1620
status keperawanan atau dalam hidup wadat yang ditahbiskan kepada Allah, satu cara yang
menonjol, supaya dapat menyerahkan diri hanya kepada Allah dengan hati yang tidak terbagi;
yang lain, dengan cara yang ditentukan oleh hukum kesusilaan bagi semua orang, apakah
mereka itu telah menikah atau belum menikah" (CDF, Perny. "Persona humana" 11). Mereka
yang telah menikah dipanggil supaya hidup murni sebagai suami isteri; yang lain hidup murni,
kalau mereka berpantang.
"Ada tiga bentuk kebajikan kemurnian: yang satu adalah untuk mereka yang telah
menikah, yang lain untuk mereka yang telah janda, yang ketiga untuk mereka yang
hidup dalam keperawanan. Kita tidak memuji yang satu dengan mengecualikan yang
lain. Hal ini merupakan kekayaan disiplin Gereja" (Ambrosias, vid. 23).

2350 Pasangan pengantin dihimbau agar hidup murni dalam suasana berpantang. Mereka harus 1632
melihat waktu percobaan ini sebagai waktu, di mana mereka belajar, saling menghormati dan
saling menyatakan kesetiaan dengan harapan, bahwa mereka dianugerahkan oleh Allah satu
untuk yang lain. Mereka harus menjauhkan diri dari semua hubungan cinta kasih, yang
dikhususkan dalam cinta kasih suami isteri, sampai pada waktu menikah. Mereka harus saling
membantu agar dapat tumbuh dalam kemurnian.

Pelanggaran Melawan Kemurnian

2351 Ketidakmurnian adalah satu kenikmatan yang tidak teratur dari keinginan seksual atau satu
kerinduan yang tidak teratur kepadanya. Jadi keinginan seksual itu tidak teratur, apabila ia
dikejar karena dirinya dan dengan demikian dilepaskan dari tujuan batinnya untuk melanjutkan
kehidupan dan untuk hubungan cinta kasih.

2352 Masturbasi adalah rangsangan alat-alat kelamin yang disengaja dengan tujuan membangkitkan 1735
kenikmatan seksual. "Kenyataan ialah bahwa, baik Wewenang Mengajar Gereja dalam
tradisinya yang panjang dan tetap sama maupun perasaan susila umat beriman tidak pernah
meragukan, untuk mencap masturbasi sebagai satu tindakan yang sangat bertentangan dengan
ketertiban", karena penggunaan kekuatan seksual dengan sengaja, dengan motif apa pun itu
dilakukan, di luar hubungan suami isteri yang normal, bertentangan dengan hakikat tujuannya".
Kenikmatan seksual yang dicari karena dirinya sendiri tidak mempunyai "tujuan susila yang
dituntut oleh hubungan seksual, yaitu yang melaksanakan arti sepenuhnya dari penyerahan diri
secara timbal balik dan juga satu pembuahan manusiawi yang sebenarnya di dalam cinta yang
sebenarnya" (CDF, Perny. "Persona humana" 9).
Supaya membentuk satu penilaian yang matang mengenai tanggung jawab moral dari mereka
yang bersalah dalam hal ini, dan untuk menyusun bimbingan rohani supaya menanggapinya,
orang harus memperhatikan ketidakmatangan afektif, kekuatan kebiasaan yang sudah mendarah
daging, suasana takut, dan faktor-faktor psikis atau kemasyarakatan yang lain, yang dapat
mengurang?kan kesalahan moral atau malahan menghilangkannya sama sekali.

2353 Percabulan adalah hubungan badan antara seorang pria dan seorang wanita yang tidak menikah
satu dengan yang lain. Ini adalah satu pelanggaran besar terhadap martabat orang-orang ini dan
terhadap seksualitas manusia itu sendiri, yang dari kodratnya diarahkan kepada kebahagiaan
suami isteri serta kepada turunan dan pendidikan anak-anak. Selain itu ia juga merupakan
skandal berat, karena dengan demikian moral anak-anak muda dirusakkan.
2354 Pornografi mengambil persetubuhan yang sebenarnya atau yang dibuat-buat dengan sengaja 2523
dan keintiman para pelaku dan menunjukkannya kepada pihak ketiga. Ia menodai kemurnian,
karena ia merusak hubungan suami isteri, penyerahan diri yang intim antara suami dan isteri. Ia
sangat merusak martabat semua mereka yang ikut berperan (para aktor, pedagang, dan
penonton). Karena mereka ini menjadi obyek kenikmatan primitif dan sumber keuntungan yang
tidak diperbolehkan. Pornografi menempatkan semua yang berperan dalam satu dunia semu. Ia
adalah satu pelangaran berat. Pemerintah berkewajiban menghalang-halangi pengadaan dan
penyebarluasan bahan-bahan pornografi.

2355 Prostitusi menodai martabat orang yang melakukannya dan orang dengan demikian 1735
merendahkan diri sendiri dengan menjadikan diri obyek kenikmatan semata-mata bagi orang
lain. Siapa yang melakukannya, berdosa berat terhadap diri sendiri; ia memutuskan hubungan
dengan kemurnian yang telah ia janjikan pada waktu Pembaptisan, dan menodai tubuhnya,
kenisah Roh Kudus Bdk. 1 Kor 6:15-20.. Prostitusi adalah satu bencana untuk masyarakat.
Sebagaimana, biasa ia menyangkut para wanita, tetapi juga para pria, anak-anak, atau orang
muda (dalam kedua kelompok terakhir masih ditambah lagi dosa karena penyesatan). Adalah
selalu dosa berat, menyerahkan diri kepada prostitusi; keadaaan darurat, paksaan, dan tekanan
yang dilakukan oleh masyarakat dapat mengurangi bobot kesalahan.

2356 Perkosaan adalah satu pelanggaran dengan kekerasan dalam keintiman seksual seorang 2297, 17
manusia. Ia adalah pelanggaran terhadap keadilan dan cinta. kasih. Perkosaan adalah 2388
pelanggaran hak yang dimiliki setiap manusia atas penghormatan, kebebasan, keutuhan fisik,
dan jiwa. Ia menambahkan kerugian besar, yang dapat membebani korban seumur hidup. Ia
merupakan satu perbuatan yang dengan sendirinya harus ditolak sejauh-jauhnya. Lebih buruk
lagi, apabila orang-tua atau para pendidik memperkosa anak-anak yang dipercayakan kepada
mereka.

Kemurnian dan Homoseksualitas

2357 Homoseksualitas adalah hubungan antara para pria atau wanita, yang merasa diri tertarik dalam 2333
hubungan seksual, semata-mata atau terutama, kepada orang sejenis kelamin. Homoseksualitas
muncul dalam berbagai waktu dan kebudayaan dalam bentuk yang sangat bervariasi. Asal-usul
psikisnya masih belum jelas sama sekali. Berdasarkan Kitab Suci yang melukiskannya sebagai
penyelewengan besarBdk.Kej 19:1-29; Rm 1:24-27; 1 Kor 6:10; 1 Tim 1:10., tradisi Gereja selalu menjelaskan,
bahwa "perbuatan homoseksual itu tidak baik" (CDF, Perny. "Persona humana" 8). Perbuatan
itu melawan hukum kodrat, karena kelanjutan kehidupan tidak mungkin terjadi waktu
persetubuhan. Perbuatan itu tidak berasal dari satu kebutuhan benar untuk saling melengkapi
secara afektif dan seksual. Bagaimanapun perbuatan itu tidak dapat dibenarkan.

2358 Tidak sedikit pria dan wanita mempunyai kecenderungan homoseksual. Mereka sendiri tidak
memilih kecenderungan ini; untuk kebanyakan dari mereka homoseksualitas itu merupakan satu
percobaan. Mereka harus dilayani dengan hormat, dengan kasih sayang dan dengan biiaksana.
Orang jangan memojokkan mereka dengan salah satu cara yang tidak adil. Juga mereka ini
dipanggil, supaya memenuhi kehendak Allah dalam kehidupannya dan, kalau mereka itu orang
Kristen, supaya mereka mempersatukan kesulitan-kesulitan yang dapat tumbuh dari
kecenderungan mereka, dengan kurban salib Tuhan.

2359 Manusia homoseksual dipanggil untuk hidup murni. Melalui kebajikan pengendalian diri, yang 2347
mendidik menuju kemerdekaan batin, mereka dapat dan harus - mungkin juga dengan bantuan
persahabatan tanpa pamrih - mendekatkan diri melalui doa dan rahmat sakramental setapak
demi setapak, tetapi pasti, menuju kesempurnaan Kristen.

III. Cinta Suami Isteri

2360 Seksualitas diarahkan kepada cinta suami isteri antara pria dan wanita. Di dalam perkawinan 1601
keintiman badani suami dan isteri menjadi tanda dan jaminan persekutuan rohani. Ikatan
perkawinan antara orang-orang yang dibaptis, dikuduskan oleh Sakramen.

2361 Oleh karena itu seksualitas, yang bagi pria maupun wanita merupakan upaya untuk saling 1643, 23
menyerahkan diri melalui tindakan yang khas dan eksklusif bagi suami isteri, sama sekali tidak 1611
semata-mata bersifat biologis, tetapi menyangkut inti yang paling dalam dari pribadi manusia.
Seksualitas hanya diwujudkan secara sungguh manusiawi, bila merupakan suatu unsur integral
dalam cinta kasih, yaitu bila pria dan wanita saling menyerahkan diri sepenuhnya seumur hidup"
(FC 11).
"Ketika Tobia dan Sara berada sendiri di dalam kamar, bangkitlah Tobia dari tempat
tidur dan berkata kepada Sara: 'Bangunlah adinda, mari kita berdoa dan mohon kepada
Tuhan kita, semoga dianugerahkan-Nya betas kasihan serta perlindungan.' Maka
bangunlah Sara dan mereka berdua mulai berdoa dan mohon, supaya mereka mendapat
perlindungan. Mereka angkat doa sebagai berikut: 'Terpujilah Engkau, ya Allah nenek
moyang kami dan terpujilah nama-Mu sepanjang segala abad. Hendaknya sekalian
langit memuji Engkau dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya. Engkaulah
yang telah menjadikan Adam dan baginya telah Kaubuat Hawa isterinya sebagai
pembantu serta penopang; dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya.
Engkaupun bersabda pula: Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita
menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. Bukan karena nafsu berahi
sekarang kuambil saudariku ini, melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya
mengasihani aku dan dia dan membuat kami menjadi tua bersama. Serentak mereka
berkata: 'Amin! Amin'. Kemudian mereka tidur semalam-malaman" Tob 8:4-9).

2362 "Maka dari itu tindakan-tindakan, yang secara mesra dan murni menyatukan suami-isteri, harus
dipandang luhur dan terhormat; bila dijalankan secara sungguh manusiawi, tindakan-tindakan
itu menandakan serta memupuk penyerahan diri timbal-batik, cara mereka saling memperkaya
dengan hati gembira dan rasa syukur" (GS 49,2). Seksualitas adalah sumber kegembiraan dan
kesenangan:
"Pencipta sendiri telah mengatur demikian bahwa suami isteri dalam melakukan
sanggama mengalami kesenangan dan kepuasan badan dan roh. Dengan demikian suami
isteri tidak melakukan kejahatan, apabila mereka mencari kesenangan ini dan
menikmatinya. Tetapi suami isteri harus tabu untuk memperhatikan batas-batas
pengekangan diri yang baik" (Pius XII, wcjangan 29 Okt. 1951).

2363 Melalui persatuan suami isteri terlaksanalah tujuan ganda perkawinan: kesejahteraan suami
isteri dan penyaluran kehidupan. Orang tidak dapat memisahkan kedua arti dan nilai perkawinan
ini satu dari yang lain, tanpa merugikan kehidupan rohani pasangan suami isteri dan
membahayakan kepentingan perkawinan dan masa depan keluarga.
Dengan demikian cinta suami isteri antara pria dan wanita berada di bawah tuntutan ganda yakni
kesetiaan dan kesuburan.
Kesetiaan Suami Isteri

2364 "Persekutuan hidup dan kasih suami isteri yang mesra, yang diciptakan oleh Khalik dan 1646 - 16
dilengkapi dengan hukum-Nya, diwujudkan oleh ikatan perkawinan, artinya oleh persetujuan 1603, 1615
pribadi yang tak dapat ditarik kembah" (GS 48, 1). Suami isteri saling menyerahkan diri secara
definitif dan penuh. Mereka bukan lagi dua, melainkan membentuk selanjutnya hanya satu
daging. Ikatan yang dibuat oleh suami isteri dalam kebebasan mewajibkan mereka supaya
memegang teguh sifatnya yang satu dan tidak terceraikanBdk. CIC, can. 1056.. "Apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia" (Mrk 10:9)Bdk. Mat 19:1-12; 1 Kor 7:10-11..

2365 Kesetiaan dinyatakan dengan selalu memelihara perkataan Ya yang telah diberikan. Allah itu
setia. Sakramen Perkawinan membawa pria dan wanita masuk ke dalam kesetiaan Kristus
kepada Gereja-Nya. Melalui kemurniaan suami isteri mereka memberi kesaksian mengenai
misteri ini di dunia.
Santo Yohanes Krisostomus menganjurkan kepada pria yang telah kawin, supaya
mengatakan kepada isterinya: "[Aku telah merangkul engkau] dan malahan mencintai
engkau lebih daripada diriku sendiri. Kehidupan yang sekarang ini tidak berarti apa-apa
dan mimpiku yang paling hangat adalah supaya berjalan bersama engkau melewatinya
sedemikian, sehingga kita bisa yakin bahwa kita tidak dipisahkan satu dari yang lain
dalam kehidupan yang menantikan kita ... Bagiku cintamu melebihi segala sesuatu, dan
tidak ada sesuatu yang lebih menyakitkan bagi saya, daripada tidak bersikap sama
seperti engkau" (horn. in Eph 20,8).

Kesuburan Suami Isteri


2366 Kesuburan adalah satu anugerah, satu tujuan perkawinan, karena cinta suami isteri dari 1652 - 1653
kodratnya bertujuan supaya subur. Anak tidak ditambahkan dari luar pada cinta suami isteri
yang timbal balik ini, ia lahir dalam inti dari saling menyerahkan diri itu, ia merupakan buah
dan pemenuhannya. Karena itu Gereja yang "membela kehidupan", mengajar "bahwa tiap
persetubuhan harus tetap diarahkan kepada kelahiran kehidupan manusia" (HV 11). "Ajaran ini
yang sering dikemukakan oleh magisterium Gereja, bersumber pada satu hubungan yang tidak
terpisahkan yang ditentukan oleh Allah, antara kedua tujuan - kesatuan penuh cinta dan
pembiakan - yang kedua-duanya terdapat dalam persetubuhan" (HV 12)Bdk. Pius XI, Ens. "Casti
connubii".
.

2367 Suami isteri yang dipanggil untuk memberi kehidupan, mengambil bagian dalam kekuatan 2205
Pencipta dan ke-Bapa-an AllahBdk. Ef 3:14; Mat 23:9.. "Dalam tugas menyalurkan hidup manusiawi
dan dalam tugas mendidik, yang harus dianggap sebagai perutusan mereka yang khas, suami-
isteri menyadari diri sebagai mitra kerja cinta kasih Allah Pencipta dan bagaikan penerjemah-
Nya. Maka dari itu hendaknya mereka menunaikan tugas mereka penuh tanggung jawab
manusiawi serta kristiani" (GS 50,2).

2368 Satu aspek khusus dari tanggung jawab ini menyangkut pengaturan kehamilan [keluarga
berencana]. Karena alasan-alasan yang sah suami isteri dapat mengusahakan jarak antara
kelahiran anak-anaknya. Terserah kepada mereka untuk menguji, apakah kerinduan mereka itu
bukan berdasarkan pada egoisme, melainkan pada kebesaran jiwa yang sesuai dengan tugas
orang-tua yang bertanggung jawab. Di samping itu mereka akan mengatur sikap mereka sesuai
dengan ukuran kesusilaan yang obyektif:
"Maka, bila soalnya bagaimana menyelaraskan cinta kasih suami isteri dengan
penyaluran kehidupan secara bertanggung jawab, moralitas cara bertindak tidak hanya
tergantung dari maksud yang tulus atau penilaian alasan-alasannya saja. Moralitas itu
harus ditentukan berdasarkan norma-norma yang obyektif, dan dijabarkan dari hakikat
pribadi serta tindakan-tindakannya; dan norma-norma itu menghormati arti sepenuhnya
yang ada pada saling penyerahan diri dan pada keturunan manusiawi, dalam konteks
cinta kasih sejati. Itu semua tidak mungkin, kalau keutamaan kemurnian dalam
perkawinan tidak diamalkan dengan tulus hati" (GS 51,3).

2369 "Kalau kedua aspek yang hakiki mengenai persatuan penuh cinta kasih dan pembiakan
diperhatikan, maka hubungan di dalam perkawinan secara penuh dan utuh mempunyai arti cinta
kasih yang timbal balik dan benar dan pengarahannya ke tugas mulia sebagai orang-tua, untuk
mana manusia itu dipanggil" (HV 12).

2370 Pantang berkala, demikian juga metode-metode pengaturan kehamilan yang berdasarkan
pengamatan diri dan pilihan periode tidak subur pada wanita itu Bdk. HV 16., sesuai dengan kriteria
obyektif moral. Metode-metode ini menghormati tubuh suami isteri, membesarkan hati mereka
untuk kemesraan dan mendukung pendidikan ke arah kebebasan yang sejati. Sebaliknya "tiap
tindakan harus ditolak, yang sebelum sanggama atau dalam pelaksanaannya, atau sesudahnya
pada konsekuensi-konsekuensi alamiahnya, bermaksud mencegah terjadinya pembiakan, entah
sebagai tujuan entah sebagai upaya" (HV 14).
"Sementara persatuan seksual menurut kodratnya mengungkapkan penyerahan diri secara
timbal balik seutuhnya antara suami dan isteri, dengan alai kontrasepsi ia menjadi isyarat yang
secara obyektif ambivalen, artinya tidak menyerahkan diri sepenuhnya. Tindakan itu tidak
hanya membawa kepada penolakan positif untuk terbuka bagi kehidupan, tetapi juga kepada
pemalsuan kebenaran inti cinta kasih suami isteri, yang diarahkan kepada penyerahan diri
seutuhnya". Perbedaan antropologis dan moral antara kontrasepsi dan pemanfaatan irama
siklus, "menyangkut dua paham pribadi manusia dan seksualitas manusiawi yang tidak dapai
diselaraskan" (FC 32).

2371 "Hendaknya semua saja menyadari, bahwa hidup manusia dan tugas menyalurkannya tidak 1703
terbatas pada dunia ini melulu, pun tidak dapat diukur dan dimengerti hanya dengan itu saja,
tetapi selalu menyangkut tujuan kekal manusia" (GS 51,4).

2372 Negara bertanggung jawab untuk kesejahteraan para warganya. Atas dasar itu ia mempunyai
hak untuk mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Ia dapat melakukan itu melalui satu
informasi yang obyektif dan penuh tanggung jawab, tetapi bukan atas dasar cara otoriter dan
dengan menggunakan paksaan. Ia tidak boleh begitu saja mengabaikan keputusan bebas dari
para suami isteri, yang memikul tanggung jawab pertama bagi kelahiran dan pendidikan anak-
anak merekaBdk. HV 23; PP 37.. Ia tidak berhak mengatur pertumbuhan penduduk dengan
mengupayakan cara-cara yang bertentangan dengan moral.

Anak-anak adalah Anugerah

2373 Kitab Suci dan tradisi Gereja melihat di dalam keluarga-keluarga dengan banyak anak suatu
tanda berkat ilahi dan kebesaran jiwa para orang-tuaBdk. GS 50,2..

2374 Tidak memperoleh anak merupakan satu penderitaan yang berat bagi suami isteri. "Ya Tuhan 1654
Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak
mempunyai anak ..." (Kej 15:2). "Berikanlah kepadaku anak, kalau tidak, aku akan mati",
demikian Rakhel berkata kepada suaminya Yakub (Kej 30:1).
2375 Karya penelitian untuk mengatasi ketidaksuburan patut didorong, andaikata itu "dilakukan demi 2293
kepentingan manusia, demi hak-haknya yang tidak dapat diganggu gugat serta demi
kesejahteraannya yang benar dan utuh sesuai dengan rencana dan kehendak Allah" (DnV intr.2).

2376 Teknik-teknik yang dengan perantaraan orang ketiga (pemberian telur atau sperma, kehamilan
pinjaman) meniadakan persekutuan orang-tua, harus ditolak dengan tegas. Teknik-teknik ini
(inseminasi dan pembuahan buatan secara heterolog) menodai hak anak agar dilahirkan dari
seorang ayah dan seorang ibu, yang ia kenal dan yang berhubungan satu dengan yang lain
sebagai suami isteri. Mereka juga menodai hak kedua orang-tua, "bahwa yang satu hanya
menjadi ayah atau ibu dengan perantaraan yang lain" (DnV 2, 1).

2377 Apabila teknik-teknik ini dilaksanakan dalam kalangan suami isteri (inseminasi dan pembuahan
buatan homology, maka teknik itu barangkali kurang dapat dicela, tetapi tetap tidak dapat
diterima secara moral. Teknik-teknik itu memisahkan persetubuhan dari pembuahan. Tindakan
yang mendasari eksistensi anak, bukan lagi satu tindakan di mana dua pribadi saling
menyerahkan diri. Dengan demikian orang mempercayakan "kehidupan dan identitas embrio
kepada kekuasaan para ahli kedokteran dan biologi dan membangun satu kekuasaan teknik atas
asal usul dan tujuan manusia. Kekuasaan semacam itu bertentangan di dalam dirinya dengan
martabat dan kesamaan, yang orang-tua dan anak-anak miliki bersama" (DnV 2,5).
"Pembiakannya ditinjau dari sudut pandang moral dirampas kesempurnaannya sendiri, kalau ia
tidak diusahakan sebagai buah tindakan suami isteri, jadi buah dari kejadian khusus, ialah
persatuan suami isteri.... Hanya penghormatan terhadap ikatan yang ada antara makna tindakan
suami isteri dan penghormatan terhadap kesatuan manusia memungkinkan pembiakan yang
sesuai dengan martabat manusia" (DnV 2,4).
2378 Anak bukanlah sesuatu yang dapat dituntut, melainkan suatu anugerah. Jadi "anugerah
perkawinan yang paling unggul" adalah satu pribadi manusia. Anak tidak boleh dipandang
sebagai milik, seakan-akan orang hendak menuntut "hak atas anak". Dalam hal ini hanya anak
yang mempunyai hak-hak yang sebenarnya: "hak, menjadi buah tindakan khusus dari
penyerahan diri kedua orang-tuanya" dan "hak untuk dihormati sebagai manusia sejak saat
pembuahannya" (DnV 2,8).

2379 Seperti Injil menerangkan, ketidaksuburan badani bukanlah suatu kemalangan absolut. Para
orang-tua yang, setelah menggunakan segala cara pengobatan yang sah, tetap menderita
ketidaksuburan, patut menggabungkan diri dengan salib Tuhan, sumber segala kesuburan
rohani. Mereka dapat menunjukkan kebesaran jiwanya, kalau mereka mengadopsi anak-anak
terlantar atau melakukan pengabdian yang besar bagi orang lain.

IV. * Pelanggaran terhadap Martabat Perkawinan

2380 Perzinaan, artinya ketidaksetiaan suami isteri. Kalau dua orang, yang paling kurang seorang 1611
darinya telah kawin, mengadakan bersama hubungan seksual, walaupun hanya bersifat
sementara, mereka melakukan perzinaan. Kristus malah mencela perzinaan di dalam roh Bdk. Mat
5:27-28.
. Perintah keenam dan Perjanjian Baru secara absolut melarang perzinaan Bdk. Mat 5:32; 19:6;
Mrk 10:11; 1 Kor 6:9-10.
. Para nabi mengritiknya sebagai pelanggaran yang berat. Mereka memandang
perzinaan sebagai gambaran penyembahan berhala yang berdosa Bdk.Hos 2:7;Yer 5:7; 13:27..

2381 Perzinaan adalah satu ketidakadilan. Siapa yang berzina, ia tidak setia kepada kewajiban- 1640
kewajibannya. Ia menodai ikatan perkawinan yang adalah tanda perjanjian; ia juga menodai hak
dari pihak yang menikah dengannya dan merusakkan lembaga perkawinan, dengan tidak
memenuhi perjanjian, yang adalah dasarnya. Ia membahayakan martabat pembiakan
manusiawi, serta kesejahteraan anak-anak, yang membutuhkan ikatan yang langgeng dari
orang-tuanya.

Perceraian

2382 Yesus menegaskan tujuan asli dari Pencipta, yang menghendaki bahwa perkawinan itu tidak 1614
terceraikanBdk. Mat 5:31-32; 19:3-9; Mrk 10:9; Luk 16:18; 1 Kor 7:10-11.. Ia membatalkan kemudahan-kemudahan
yang telah merembes masuk ke dalam hukum lamaBdk. Mat 19:7-9.
.
"Perkawinan ratum dan disempurnakan dengan persetubuhan" antara orang-orang dibaptis
Katolik "tidak dapat diputuskan oleh kekuasaan manusia mana pun juga dan atas alasan apapun,
selain oleh kematian" (CIC, can. 1141).

2383 Hidup terpisah suami isteri dengan mempertahankan ikatan perkawinan dapat dibenarkan dalam 1649
hal-hal tertentu yang telah ditetapkan oleh hukum Gereja .
Kalau perceraian sipil merupakan kemungkinan satu-satunya, untuk menjamin hak-hak tertentu
yang legal, pemeliharaan anak-anak atau harta milik yang diwariskan, maka perpisahan itu
dapat dilakukan dan dengan demikian ia tidak merupakan pelanggaran susila.

2384 Perceraian adalah satu pelanggaran berat terhadap hukum moral kodrat. Ia beranggapan dapat 1650
memutuskan perjanjian untuk hidup bersama sampai mati, yang telah dibuat dengan sukarela
antara suami isteri. Perceraian menghina perjanjian keselamatan, yang tandanya adalah
perkawinan sakramental. Mengadakan satu hubungan baru, juga apabila disahkan oleh hukum
sipil, menambah dan memperkuat pemisahan. Pihak suami atau isteri, yang menikah lagi,
berada dalam perzinaan yang tetap dan publik.
"Kalau seorang suami, setelah ia berpisah dari isterinya, mengawini seorang wanita lain,
ia adalah pezina, karena ia membiarkan wanita ini melakukan perzinaan; dan wanita,
yang hidup bersama dengan dia, adalah seorang pezina, karena ia telah menarik suami
orang lain kepada dirinya" (Basilius, moral. reg. 73).

2385 Perceraian adalah tidak susila juga dengan alasan bahwa ia membawa kekacauan di dalam
keluarga dan di dalam masyarakat. Kekacauan ini membawa akibat-akibat buruk: untuk pihak
yang ditinggalkan; anak-anak, yang oleh perceraian orang-tuanya mengalami kejutan dan
ditarik ke sana ke mari antara mereka berdua; masyarakat, yang untaknya ia menjadi suatu luka
yang dalam, karena kebiasaan ini cenderung menular.

2386 Mungkin sekali bahwa satu dari suami isteri menjadi kurban tak bersalah dari perceraian yang 1640
diputuskan oleh hukum sipil. Dalam hal ini ia tidak melanggar perintah kesusilaan. Terdapat
satu perbedaan besar antara suami atau isteri, yang telah berusaha dengan wajar supaya tetap
setia kepada Sakramen Perkawinan dan ditinggalkan secara tidak adil, dan dia, yang oleh satu
pelanggaran berat telah merusakkan perkawinan yang sah menurut hukum Gereja Bdk. FC 84..

Pelanggaran Lain terhadap Martabat Perkawinan

2387 Orang dapat membayangkan, betapa besar konflik batin bagi seorang yang hendak bertobat 1610
kepada Injil, karena ia harus melepaskan satu atau beberapa isteri, yang dengannya ia telah
hidup bertahun-tahun lamanya sebagai suami isteri. Tetapi poligami tidak dapat diperdamaikan
dengan hukum susila, karena ia "melanggar secara radikal" persatuan perkawinan. "Poligami
secara langsung mengingkari rencana Allah, yang diwahyukan sejak awal mula; sebab
berlawanan dengan kesamaan martabat pribadi pria maupun wanita; karena dalam perkawinan
mereka menyerahkan diri dalam cinta kasih yang menyeluruh, maka dari itu juga unik dan
eksklusif" (FC 19)Bdk. GS 47,2.. Seorang Kristen, yang sebelum Pembaptisan mempunyai beberapa
isteri berada di bawah kewajiban keadilan yang berat untuk memenuhi kewajiban finansialnya
terhadap mantan isteri-isterinya dan anak-anaknya.

2388 Perbuatan sumbang ialah hubungan intim antara sanak-saudara atau ipar, baginya perkawinan 2356, 2207
dilarangBdk. Im 18:7-20.. Santo Paulus mengecam pelanggaran yang sangat besar ini: "Memang
orang mendengar bahwa ada percabulan di antara kamu... yaitu bahwa ada orang yang hidup
dengan isteri ayahnya... Dalam nama Yesus Tuhan kita, kami hendak menyerahkan orang ini
kepada iblis, sehingga binasa tubuhnya" (1 Kor 5:1.4-5). Perbuatan sumbang itu merusak
hubungan di dalam keluarga dan merupakan satu langkah mundur menuju tingkah laku hewani.

2389 Bersama perbuatan sumbang itu perlu dihubungkan juga pelanggaran seksual dari orang dewasa 2285
terhadap anak-anak atau kaum muda yang dipercayakan kepada pemeliharaan mereka. Dalam
hal ini ditambah lagi satu pelanggaran berat terhadap keutuhan badani dan moral dari anak-anak
muda itu, yang dengan demikian tetap dibebani sepanjang hidupnya. Dalam kasus ini
terkandung juga satu pelanggaran berat terhadap tanggung jawab pendidikan.

2390 Suatu hubungan liar terbentuk, kalau seorang pria dan seorang wanita menolak untuk memberi 1631, 23
satu bentuk hukum yang resmi kepada hubungan mereka yang menyangkut juga keintiman 1385
seksual.
Ungkapan "cinta bebas" itu bersifat menyesatkan: apakah artinya jalinan cinta, di mana kedua
belah pihak tidak mempunyai kewajiban timbal balik dan dengan demikian memberikan
kesaksian, bahwa mereka tidak mempercayakan dengan secukupnya mitranya atau diri sendiri
atau masa depan?
Ungkapan "hubungan liar" menggambarkan berbagai macam situasi: konkubinat, penolakan
perkawinan sebagai lembaga resmi dan ketidakmampuan mengikat diri pada kewajiban-
kewajiban jangka panjang Bdk. FC 81.. Semua situasi ini menodai martabat perkawinan; mereka
merusakkan pikiran dasar mengenai keluarga; mereka memperlemah pengertian benar tentang
kesetiaan. Mereka melanggar hukum moral: persetubuhan secara eksklusif hanya boleh
dilakukan di dalam perkawinan; di luar perkawinan ia selalu merupakan dosa berat dan
mengucilkan dari penerimaan komuni kudus.

2391 Dewasa ini banyak orang yang bermaksud untuk kawin, menuntut semacam hak bisa
mencobainya. Walaupun kehendak untuk kawin itu pasti, namun suatu kenyataan ialah bahwa
hubungan seksual yang terlalu awal "tidak menjamin sama sekali kejujuran dan kesetiaan
hubungan antar manusia yakni pria dan wanita, apa lagi melindungi mereka dari tindakan sesuka
hati dan dari nafsu berahi" (CDF, Perny. "Persona humana" 7). Persatuan badani hanya dapat
dibenarkan secara moral, apabila antara pria dan wanita telah diciptakan satu persekutuan hidup
yang definitif. Cinta kasih manusiawi tidak membiarkan yang hanya "coba-coba". Ia
menghendaki penyerahan diri timbal balik yang tetap dan utuh dari kedua belah pihak Bdk. FC 80..

Perceraian

2382 Yesus menegaskan tujuan asli dari Pencipta, yang menghendaki bahwa perkawinan itu tidak 1614
terceraikanBdk. Mat 5:31-32; 19:3-9; Mrk 10:9; Luk 16:18; 1 Kor 7:10-11.. Ia membatalkan kemudahan-kemudahan
yang telah merembes masuk ke dalam hukum lamaBdk. Mat 19:7-9.
.
"Perkawinan ratum dan disempurnakan dengan persetubuhan" antara orang-orang dibaptis
Katolik "tidak dapat diputuskan oleh kekuasaan manusia mana pun juga dan atas alasan apapun,
selain oleh kematian" (CIC, can. 1141).
2383 Hidup terpisah suami isteri dengan mempertahankan ikatan perkawinan dapat dibenarkan dalam 1649
hal-hal tertentu yang telah ditetapkan oleh hukum Gereja .
Kalau perceraian sipil merupakan kemungkinan satu-satunya, untuk menjamin hak-hak tertentu
yang legal, pemeliharaan anak-anak atau harta milik yang diwariskan, maka perpisahan itu
dapat dilakukan dan dengan demikian ia tidak merupakan pelanggaran susila.

2384 Perceraian adalah satu pelanggaran berat terhadap hukum moral kodrat. Ia beranggapan dapat 1650
memutuskan perjanjian untuk hidup bersama sampai mati, yang telah dibuat dengan sukarela
antara suami isteri. Perceraian menghina perjanjian keselamatan, yang tandanya adalah
perkawinan sakramental. Mengadakan satu hubungan baru, juga apabila disahkan oleh hukum
sipil, menambah dan memperkuat pemisahan. Pihak suami atau isteri, yang menikah lagi,
berada dalam perzinaan yang tetap dan publik.
"Kalau seorang suami, setelah ia berpisah dari isterinya, mengawini seorang wanita lain,
ia adalah pezina, karena ia membiarkan wanita ini melakukan perzinaan; dan wanita,
yang hidup bersama dengan dia, adalah seorang pezina, karena ia telah menarik suami
orang lain kepada dirinya" (Basilius, moral. reg. 73).

2385 Perceraian adalah tidak susila juga dengan alasan bahwa ia membawa kekacauan di dalam
keluarga dan di dalam masyarakat. Kekacauan ini membawa akibat-akibat buruk: untuk pihak
yang ditinggalkan; anak-anak, yang oleh perceraian orang-tuanya mengalami kejutan dan
ditarik ke sana ke mari antara mereka berdua; masyarakat, yang untaknya ia menjadi suatu luka
yang dalam, karena kebiasaan ini cenderung menular.

2386 Mungkin sekali bahwa satu dari suami isteri menjadi kurban tak bersalah dari perceraian yang
diputuskan oleh hukum sipil. Dalam hal ini ia tidak melanggar perintah kesusilaan. Terdapat
satu perbedaan besar antara suami atau isteri, yang telah berusaha dengan wajar supaya tetap
setia kepada Sakramen Perkawinan dan ditinggalkan secara tidak adil, dan dia, yang oleh satu
pelanggaran berat telah merusakkan perkawinan yang sah menurut hukum Gereja Bdk. FC 84..

Pelanggaran Lain terhadap Martabat Perkawinan

2387 Orang dapat membayangkan, betapa besar konflik batin bagi seorang yang hendak bertobat 1610
kepada Injil, karena ia harus melepaskan satu atau beberapa isteri, yang dengannya ia telah
hidup bertahun-tahun lamanya sebagai suami isteri. Tetapi poligami tidak dapat diperdamaikan
dengan hukum susila, karena ia "melanggar secara radikal" persatuan perkawinan. "Poligami
secara langsung mengingkari rencana Allah, yang diwahyukan sejak awal mula; sebab
berlawanan dengan kesamaan martabat pribadi pria maupun wanita; karena dalam perkawinan
mereka menyerahkan diri dalam cinta kasih yang menyeluruh, maka dari itu juga unik dan
eksklusif" (FC 19)Bdk. GS 47,2.. Seorang Kristen, yang sebelum Pembaptisan mempunyai beberapa
isteri berada di bawah kewajiban keadilan yang berat untuk memenuhi kewajiban finansialnya
terhadap mantan isteri-isterinya dan anak-anaknya.

2388 Perbuatan sumbang ialah hubungan intim antara sanak-saudara atau ipar, baginya perkawinan 2356, 2207
dilarangBdk. Im 18:7-20.. Santo Paulus mengecam pelanggaran yang sangat besar ini: "Memang
orang mendengar bahwa ada percabulan di antara kamu... yaitu bahwa ada orang yang hidup
dengan isteri ayahnya... Dalam nama Yesus Tuhan kita, kami hendak menyerahkan orang ini
kepada iblis, sehingga binasa tubuhnya" (1 Kor 5:1.4-5). Perbuatan sumbang itu merusak
hubungan di dalam keluarga dan merupakan satu langkah mundur menuju tingkah laku hewani.

2389 Bersama perbuatan sumbang itu perlu dihubungkan juga pelanggaran seksual dari orang dewasa 2285
terhadap anak-anak atau kaum muda yang dipercayakan kepada pemeliharaan mereka. Dalam
hal ini ditambah lagi satu pelanggaran berat terhadap keutuhan badani dan moral dari anak-anak
muda itu, yang dengan demikian tetap dibebani sepanjang hidupnya. Dalam kasus ini
terkandung juga satu pelanggaran berat terhadap tanggung jawab pendidikan.

2390 Suatu hubungan liar terbentuk, kalau seorang pria dan seorang wanita menolak untuk memberi 1631, 23
satu bentuk hukum yang resmi kepada hubungan mereka yang menyangkut juga keintiman 1385
seksual.
Ungkapan "cinta bebas" itu bersifat menyesatkan: apakah artinya jalinan cinta, di mana kedua
belah pihak tidak mempunyai kewajiban timbal balik dan dengan demikian memberikan
kesaksian, bahwa mereka tidak mempercayakan dengan secukupnya mitranya atau diri sendiri
atau masa depan?
Ungkapan "hubungan liar" menggambarkan berbagai macam situasi: konkubinat, penolakan
perkawinan sebagai lembaga resmi dan ketidakmampuan mengikat diri pada kewajiban-
kewajiban jangka panjang Bdk. FC 81.. Semua situasi ini menodai martabat perkawinan; mereka
merusakkan pikiran dasar mengenai keluarga; mereka memperlemah pengertian benar tentang
kesetiaan. Mereka melanggar hukum moral: persetubuhan secara eksklusif hanya boleh
dilakukan di dalam perkawinan; di luar perkawinan ia selalu merupakan dosa berat dan
mengucilkan dari penerimaan komuni kudus.

2391 Dewasa ini banyak orang yang bermaksud untuk kawin, menuntut semacam hak bisa
mencobainya. Walaupun kehendak untuk kawin itu pasti, namun suatu kenyataan ialah bahwa
hubungan seksual yang terlalu awal "tidak menjamin sama sekali kejujuran dan kesetiaan
hubungan antar manusia yakni pria dan wanita, apa lagi melindungi mereka dari tindakan sesuka
hati dan dari nafsu berahi" (CDF, Perny. "Persona humana" 7). Persatuan badani hanya dapat
dibenarkan secara moral, apabila antara pria dan wanita telah diciptakan satu persekutuan hidup
yang definitif. Cinta kasih manusiawi tidak membiarkan yang hanya "coba-coba". Ia
menghendaki penyerahan diri timbal balik yang tetap dan utuh dari kedua belah pihak Bdk. FC 80..

Anda mungkin juga menyukai