I. MATERI POKOK
2.1 AKU DICIPTAKAN SEBAGAI PEREMPUAN ATAU LAKI-LAKI
2.1.2 Perempuan dan laki-laki sederajat
B. Kegiatan Inti :
Langkah Pertama : Menggali Pandangan Masyarakat tentang Kedudukan Perempuan dan
Laki-Laki
1. Guru memberi pengantar singkat tentang pokok pelajaran hari ini. Di beberapa daerah atau suku
yang ada dalam masyarakat Indonesia masih terdapat berbagai kebiasaan, sikap dan pandangan
yang menempatkan seolah-olah laki-laki itu lebih hebat dari perempuan; tetapi juga sebaliknya di
beberapa tempat perempuan dipandang lebih berharga dibandingkan laki-laki.
2. Guru mengajak peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk membahas beberapa hal berikut ini.
a. Menginventarisasi bentuk kebiasaan, sikap dan pandangan yang dianut dalam masyarakat
tentang kedudukan perempuan dan laki-laki.
b. Di daerah/suku mana kebiasaan tersebut berlaku?
c. Kedudukan siapa yang lebih ditonjolkan/diunggulkan? Perempuan atau laki-laki?
d. Dampak positif atau negatif dari kebiasaan, sikap dan pandangan yang dianut.
3. Bila selesai, guru meminta tiap kelompok memilih salah satu kebiasaan, sikap dan pandangan yang
sudah kamu temukan yang paling menarik, lalu menguraikan penilian mereka terhadapnya.
4. Guru memberi kesempatan masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya dalam pleno.
5. Guru mengajak peserta didik mengamati dan memberi pendapat tentang beberapa bentuk
kesederajatan yang sudah tampak dalam masyarakat, dengan mengamati foto-foto dalam buku
pegangan peserta didik.
6. Guru meminta peserta didik mendiskusikan bidang-bidang kehidupan apa saja yang memungkinkan
untuk menjadi sarana pengembangan kesederajatan antara perempuan dan laki-laki, itu sebaiknya
dikembangkan pada zaman sekarang, beserta alasannya!
Sekarang, pikirkan kebiasaan baik apa yang akan dilakukan sebagai wujud penghormatan terhadap
kesederajatan perempuan dan laki-laki, misalnya:
Mau bergaul dengan siapa saja dengan tetap menjaga kesopanan dan kesusilaan
Tidak menghina lawan jenis
2. Masih dalam suasana hening, buatlah motto yang menggambarkan keyakinanmu bahwa
perempuan dan laki-laki itu sederajat. Hiasilah motto itu sebaik mungkin dan kumpulkan
C. Kegiatan Penutup :
Doa Penutup
Guru mengajak para peserta didik untuk menutup pelajaran dengan doa.
2. Non Tes: Karya Membuat motto yang mengungkapkan keyakinan bahwa perempuan dan laki-laki itu
sederajat.
TOTAL SKOR
3. Penilaian Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi untuk melihat sikap empati siswa dengan lembar observasi yang
menilai sebagai berikut
Skor Maksimum : 16
N=
∑ Skor tercapai
∑ Skor Maksimum
Konfersi Nilai Kualitatif
MK = 14 - 16
MB = 11 - 13
MT = 7 - 10
BT = 4 - 6
Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku
yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku
yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
.................., ..........
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala SMP ...................
............................................ .............................
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. MATERI POKOK
2.1 AKU DICIPTAKAN SEBAGAI PEREMPUAN ATAU LAKI-LAKI
2.1.3 Mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-laki
B. Kegiatan Inti :
Langkah Pertama : Menggali Panggilan untuk Berkembang sesuai dengan Kodrat sebagai
Perempuan dan Laki-laki
1. Guru mengajak peserta didik berdiskusi dengan temannya untuk merumuskan kriteria perempuan
sejati dan kriteria laki-laki sejati.
2. Guru mengajak peserta didik mendalami cerita “Dulu menjengkelkan, Kemudian Berguna”, dengan
pertanyaan sebagai berikut.
a. Hal menarik apa yang kalian peroleh dari cerita tersebut?
b. Pengetahuan dan ketrampilan apa yang sebaiknya kamu latih agar kelak dapat menjadi
perempuan sejati atau laki-laki sejati?
c. Kebiasaan dan nilai-nilai apa yang perlu di tumbuhkan dalam dirimu sehingga dirimu
bertumbuh menjadi citra Allah sejati? d. Uraikan contoh yang mengungkapkan sikap/perilaku
yang tidak sesuai dengan penghayatan diri sebagai perempuan atau laki-laki !
1. Guru mengajak peserta didik untuk membaca dan mendalami kutipan Katekismus Gereja Katolik berikut.
2. Guru meminta peserta didik mendalami kutipan dengan cara merumuskan secara singkat pesan
yang terungkap dalam masing-masing artikel Katekismus Gereja Katolik.
a. Apa yang kalian pahami, bila manusia itu, perempuan atau laki-laki harus mampu menjadi citra
kekuatan dan kasih Allah yang lemah lembut?
b. Artikel 2342-2344, berbicara mengenai perlunya menjaga kemurnian/ kesucian diri sebagai
perempuan atau laki-laki. Apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kesucian/ kemurnian
tersebut?
3. Guru dapat meminta beberapa peserta didik mengungkapkan hasil rumusan yang dibuatnya,
lalu merangkumnya.
4. Bila dipandang perlu, guru dapat menyampaikan beberapa peneguhan berikut ini.
Santo Paulus dalam 1Kor 6: 13b-20 mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus.
Tubuh kita merupakan sarana kehadiran Allah, sekaligus sarana kita untuk mewujudkan
kehendak Allah.
Sebagaimana diuraikan dalam pelajaran sebelumnya bahwa Allah menciptakan manusia baik
perempuan maupun laki-laki sebagai citra-Nya. Maka panggilan manusia, entah sebagai
perempuan atau laki-laki, menampilkan dan memancarkan diri sebagai Citra Allah. Secara lebih
khusus, dalam artikel 2335 ditegaskan bahwa manusia, entah perempuan atau laki-laki harus
mampu memancarkan citra (gambaran dari) kekuatan dan cinta kasih Allah yang lemah lembut.
(bdk. artikel 2335)
Gambaran Allah yang kita imani adalah Allah yang kuat kuasa. Kekuatan Allah itu tak akan
tergoyahkan oleh kekuatan apapun juga. Kekuatan Allah bukan kekuatan untuk menindas dan
menguasai; melainkan untuk melayani, mengasihi, membahagiakan dan menyelamatkan.
Gambaran Allah yang kita imani juga adalah Allah yang Mahakasih. Kasihnya lemah lembut,
penuh pengampunan dan tanpa batas. Allah menyatakan kasih-Nya yang lembut serta tanpa
batas itu dengan rela menyerahkan anak-Nya sendiri menjadi korban tebusan bagi manusia
sampai wafat di kayu Salib.
Salah satu usaha memampukan diri sebagai pancaran kekuatan dan kasih Allah itu, maka kita
diajak menjaga kesucian diri, baik sebagai perempuan maupun laki-laki (bdk. artikel 2342-
2345), sebagaimana diungkapkan dalam Katekismus Gereja Katolik.
Sepasang gadis dan perjaka yang saling mengasihi memutuskan untuk menikah. Setelah
menikah, mereka tinggal di sebuah rumah kecil, jauh dari kedua orang tuanya. Tetapi
rupanya kebahagiaan yang mereka bayangkan tentang pernikahan, justru mulai pudar sejak
mereka hidup bersama. Masalah demi masalah mulai muncul dari hal-hal sepele. Suaminya
mengeluhkan istrinya karena tidak bisa memasak, tidak bersih kalau mencuci pakaian, dan
tidak bisa mengatur dan mengurus rumah Istrinya juga demikian. Ia sering mengeluhkan
suaminya, yang masih sering begadang dengan teman-temannya dulu, sepulang bekerja
masih keluyuran, kadang-kadang pulang sudah larut malam.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ternyata, sang istri semasa mudanya tak pernah belajar
melihat dan membantu Ibunya memasak. Ia tak pernah belajar mencuci pakaian sendiri. Ia
tak pernah belajar menjadi seorang perempuan. Ia tidak belajar menjadi seorang Ibu.
Demikian pula sang suami. Ia tidak pernah belajar menjadi seorang Bapak yang melindungi,
memberi rasa aman, dan peduli terhadap keadaan rumah.
Apakah kalian mau seperti mereka? Kalau tidak ingin seperti mereka, coba pikirkan apa yang
sebaiknya kamu lakukan untuk mengembankan diri sebagai laki atau perempuan. Tuliskan dalam
catatanmu!
C. Kegiatan Penutup :
Doa Penutup
Guru mengajak para peserta didik untuk menutup pelajaran dengan doa.
2. Penilaian Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi untuk melihat sikap empati siswa dengan lembar observasi yang
menilai sebagai berikut
Skor Nilai
4 3 2 1
No Kriteria Pengamatan
(sangat (Baik) (Cukup) (Kurang)
baik)
1 Kerjasama dengan teman kelompok
2 Kepedulian pada teman kelompok
3 Sikap menghargai teman
4 Partisipasi dalam kelompok
Skor Maksimum : 16
N=
∑ Skor tercapai
∑ Skor Maksimum
Konfersi Nilai Kualitatif
MK = 14 - 16
MB = 11 - 13
MT = 7 - 10
BT = 4 - 6
Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku
yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku
yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
............, ............
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala SMP .............r
............................................ ......................................
NIP. NIP.