Anda di halaman 1dari 19

Re-Review Chapter V

PELATIHAN KERJA
Definisi, Ruang Lingkup Pelatihan Kerja
Definisi: Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja,
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan
dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau
pekerjaan.

Ruang Lingkup:
1. Pelatihan Kerja Langsung/ Berjenjang
2. Pemagangan
Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan
secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara
langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh
yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di
perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
Definisi Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.

Batasan umur: 18 tahun


Dibawah 18 tahun = anak
Anak boleh dipekerjakan? 13 – 15 Tahun
ASAS PELATIHAN KERJA
1. Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan dan/atau
mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya melalui pelatihan kerja.
2. Pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan dan/atau pengembangan
kompetensi pekerjanya melalui pelatihan kerja. Wajin bagi pengusaha yang
memenuhi persyaratan yang diatur dalam Keputusan Menteri
3. Setiap pekerja/buruh memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan
kerja sesuai dengan bidang tugasnya.

TUJUAN
Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali,
meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna
meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan.
Syarat Pelaksanaan
1. Program Pelatihan Kerja harus mengacu pada standar kompetensi kerja. tata
cara penetapan standar kompetensi kerja diatur dengan Keputusan Menteri.
2. tersedianya tenaga kepelatihan;
3. adanya kurikulum yang sesuai dengan tingkat pelatihan;
4. tersedianya sarana dan prasarana pelatihan kerja; dan
5. tersedianya dana bagi kelangsungan kegiatan penyelenggaraan
pelatihan kerja.
Pihak dalam Pelatihan Kerja
1. LEMBAGA PELATIHAN KERJA (LPK)
(LPK PEMERINTAH, LPK SWASTA, DAN LPK
PERUSAHAAN)
2. PERUSAHAAN
3. PESERTA PELATIHAN
LPK PEMERINTAH
1. Dalam menyelenggarakan pelatihan dapat bekerja sama dengan LPK
Swasta
2. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh LPK Pemerintah harus
didaftarkan kepada instansi ketenagakerjaan (Disnaker)

CONTOH LPK PEMERINTAH:


1. PPKD Jakarta Timur (Pusat Pelatihan Kerja Daerah Jakarta Timur)
2. Balai Latihan Kerja Pemerintah
LPK SWASTA
1. BENTUK : BADAN HUKUM/ PERSEORANGAN
BADAN HUKUM ADALAH CONTOHNYA: PT, CV, YAYASAN, KOPERASI,
FIRMA
2. WAJIB MEMPUNYAI IZIN DARI INSTANSI KETENAGAKERJAAN
3. TATA CARA PERIZINAN DAN PENDAFTARAN LPK DIATUR DENGAN
KEPUTUSAN MENTERI
LPK PERUSAHAAN
DASAR HUKUM: PERUBAHAN UU CIPTA KERJA
1. Ketentuan Pasal 13 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 13
(1) Pelatihan kerja diselenggarakan oleh:
a. lembaga pelatihan kerja pemerintah;
b. lembaga pelatihan kerja swasta; atau
c. lembaga pelatihan kerja perusahaan.

SYARAT LPK PERUSAHAAN:


1. Unit Pelatihan;
2. program Pemagangan;
3. sarana dan prasarana; dan
4. Pembimbing Pemagangan atau instruktur.
5. Unit pelatihan dapat milik perusahaan atau kerja sama dengan Perusahaan Lain/ LPK.
Hak Peserta Pelatihan

1. BERHAK MENDAPAT SERTIFIKAT


KOMPETENSI KERJA YANG
DIKELUARKAN OLEH BADAN SERTIFIKASI
NASIONAL
Ps. 18: Tenaga kerja berhak memperoleh
pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti
pelatihan kerja yang di selenggarakan lembaga
pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan
kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja.
Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi
kerja dibentuk badan nasional sertifikasi profesi
yang independen.
sertifikat kompetensi kerja adalah bukti tertulis
yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi
terakreditasi atau BNSP yang menerangkan bahwa
seseorang telah menguasai kompetensi kerja
tertentu sesuai dengan SKKNI.
Aturan Khusus Pelatihan Kerja
PP_no_31_th_2006.pdf tentang Sistem Pelatihan Kerja
Nasional
PEMAGANGAN
- MERUPAKAN SALAH SATU BENTUK PELATIHAN KERJA

ATURAN YANG MENGATUR:


DULU DIUBAH DENGAN DIUBAH DENGAN

NOMOR PER.22/MEN/IX/2009 Kemnaker No. 36 Tahun 2016 Permenaker No. 6 Tahun


TENTANG PENYELENGGARAAN tentang Penyelenggaraan 2020 tentang Penyelenggaraan
PEMAGANGAN DI DALAM Pemagangan di Dalam Negeri Pemagangan di Dalam Negeri
NEGERI
Peserta Magang
PERMENAKER 6/2020:
1. PENCARI KERJA
2. PEKERJA YANG AKAN DITINGKATKAN KOMPETENSINYA

SYARAT PESERTA MAGANG:


usia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun
sehat jasmani dan rohani;
lulus seleksi.
SYARAT PEMAGANGAN
1. PERUSAHAAN HARUS MEMILIKI UNIT PELATIHAN, PROGRAM
MAGANG, SARANA PRASARANA, DAN PEMBIMBING
2. PROGRAM HARUS MENGACU PADA STANDAR KOMPETENSI KERJA
NASIONAL INDONESIA/KHUSUS/INTERNASIONAL
3. BERDASARKAN PERJANJIAN PEMAGANGAN
Hak Peserta Magang dan Penyelenggara
Magang
Dasar hukum: Penjelasan Pasal 22 ayat 2
Hak Peserta Magang:
1. Memperoleh Uang Saku dan/ atau transport
2. Jaminan social tenaga kerja
3. Sertifikat (jika lulus)

Hak Penyelenggara Magang


1. Berhak atas hasil kerja/ jasa pemagangan
2. Merekrut peserta magang sebagai pekerja (jika memenuhi syarat)
Kewajiban Peserta Magang dan
Penyelenggara Magang
Kewaijban Peserta Magang:
1. Menaati Perjanjian Pemagangan
2. Mengikuti tata tertib

Kewajiban pemberi magang:


1. Menyediakan uang saku dan atau transport
2. Menyediakan fasilitas pemagangan, instruktur, pelengkapan K3
Jangka waktu magang
UU 13 / 2003: Jangka waktu pemagangan bervariasi sesuai dengan
jangka waktu yang diperlukan untuk mencapai standar kompetensi yang
ditetapkan dalam program pelatihan pemagangan.

PERMENAKER 6/2020: PASAL 5 AYAT 5: Jangka Waktu Pemagangan


maksimal 1 tahun
MAGANG LAINNYA
MAGANG SEKOLAH KEJURUAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2020 TENTANG PRAKTIK KERJA
LAPANGAN BAGI PESERTA DIDIK

MAGANG MAHASISWA
KEPUTUSAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
NOMOR 123/M.KPT/2019 TENTANG MAGANG INDUSTRI DAN SATUAN
KREDIT SEMESTER MAGANG INDUSTRI UNTUK PROGRAM SARJANA
DAN SARJANA TERAPAN
Magang peserta didik dan mahasiswa berbeda konteksnya dengan
pemagangan yang diatur dalam bab V UU 13/2003. Lihat syarat peserta
pemagangan yang dimaksud dalam bab V UU 13/2003 di aturan
khususnya.

Anda mungkin juga menyukai