Rotasi Dan Kesetimbangan Benda
Rotasi Dan Kesetimbangan Benda
BENDA TEGAR
BAB III
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
o Menjelaskan pengertian momen gaya.
o Menghitung momen gaya dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda tegar.
o Menjelaskan pengertian momen inersia.
o Menjelaskan pengertian momentum sudut.
o Mengaplikasikan hukum kekekalan momentum sudut pada sistem yang
berotasi.
o Mengaplikasikan hukum II Newton untuk gerak translasi dan rotasi benda
tegar.
o Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem partikel untuk menyelesaikan
soal-soal.
o Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem benda tegar untuk menyelesaikan
soal–soal.
o Menghitung gaya reaksi pada batang yang ditumpu.
o Menentukan koordinat titik berat suatu benda.
1.
1. Gerak Translasi dan Rotasi
Indikator :
Pernahkah Anda melihat permainan roller coaster di pekan raya? Kereta meluncur dan
berputar menurut sumbu putaran tertentu. Pernahkah Anda melihat katrol? Sebuah alat yang
dapat berputar dan memberikan keuntungan mekanik. Benda yang berotasi pasti ada momen
gaya yang bekerja pada benda itu.
Gambar:
Katrol
A. Momen Gaya
Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan.
Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah poros jungkat-
jungkit. Pada katrol yang berputar karena bergesekan dengan tali yang ditarik dan
dihubungkan dengan beban.
Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu.
Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi lambang (baca: tau).
Gambar:
=F.d
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.
Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut momen
gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran jarum
jam disebut momen gaya negatif.
Gambar:
Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu bernilai nol,
sehingga dirumuskan:
∑=0
∑=0
– F2 . d2 + F1 . d1 = 0
F1 . d1 = F2 . d2
Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol, sehingga
dirumuskan:
∑F=0
Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-kesamaan besaran yang
dapat dibandingkan simbol besarannya.
Translasi Rotasi
v = v0 + at = 0 + t
v2 = + 2as 2 = + 2
Usaha W = F ds W = d
Impuls F dt dt
Momentum P = mv L = I
Contoh
F2
o
30
OA
o
B 37
F
1
Jawab
Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol,
Untuk gaya F1
r1 = OB = 8 m
= 10 . sin 37. 8
= 10 . 0,6 . 8
= 48 N.m
Untuk gaya F2
r2 = OA = 4 m
= 6 . sin 30. 4
= 6 . 0,5 . 4
= 12 N.m
= 2 + 2
= 48 + 12
= 60 Nm
Momen Kopel
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama besar dan berlawanan arah. Kopel
yang bekerja pada sebuah benda akan menghasilkan momen kopel yang mengakibatkan
benda berotasi. Momen kopel disimbolkan M
–
FFF
MFd
ddd
FF
F
Gambar (a) menunjukkan sebuah kopel bekerja pada suatu benda. Untuk
gambar (b) menunjukkan bahwa kopel bertanda positif jika putarannya searah
dengan perputaran jarum jam, tetapi jika perputaran kopel berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam, maka kopel bertanda negatif seperti gambar (c).
Jika pada benda bekerja beberapa kopel maka resultan momen kopel total benda tersebut
adalah
M = M1 + M2 + M3 + … + Mn
Contoh
F4
F
1
P
1m 2m 1m
Q
F3
F2
Jawab:
Batang PQ panjangnya 4m. Pada batang tersebut bekerja empat buah gaya F = F = 5 N, 1 3
dan F = F = 8 N, seperti tampak pada gambar di samping. Tentukan besar dan arah
2 4
Gaya F dan F yang berjarak d = 3m membentuk kopel yang arahnya searah perputaran jarum
1 3
Gaya F2 dan F4 yang berjarak d = 3 m membentuk kopel yang arahnya berlawanan arah
perputaran jarum jam (-) dan besarnya:
M
2 = F x d = 8 x 3 = 24 N m
M = M1 + M2
= 15 + ( 24)
=9Nm
Jika terdapat beberapa gaya yang bekerja pada bidang XY, maka setiap gaya tersebut
dapat diuraikan atas komponen-komponennya pada sumbu-X dan sumbu-Y. Misalkan,
komponen-komponen gaya pada sumbu-X adalah F1x, F2x, F3x,…,Fnx, yang jaraknya masing–masing terhadap
sumbu-X adalah y1, y2, y3,…,yn .
Sedangkan komponen–
komponen gaya pada sumbu-Y adalah F1 y , F 2y , F 3y , …,Fny , yang jaraknya
masing-masing terhadap sumbu-Y adalah x1, x2, x3,…,xn . Semua komponen gaya pada
sumbu-X dapat digantikan oleh sebuah gaya resultan F x yang jaraknya yo dari sumbu-X,
demikian juga semua komponen gaya pada sumbu-Y dapat digantikan oleh sebuah gaya
resultan F y yang jaraknya xo dari sumbu-Y.
xo = =
yo = =
Contoh
F2=5N
F3=7N
Dari gambar di samping, tentukan besar, arah, dan letak titik tangkap resultan.
–3 –1 02 3
F1=–3N
F =–2N
4
Jawab
Semua gaya sejajar sumbu-Y, gaya ke atas positif dan ke bawah negatif, resultan gaya adalah:
Fy = F1 + F2 + F3 + F4
= -3 + 5 + 7 – 2 = 7 N (arah ke atas)
xo =
xo =
xo =
Benda tegar adalah benda padat yang tidak berubah bentuk apabila dikenai gaya luar.
Dalam dinamika, bila suatu benda tegar berotasi, maka semua partikel di dalam benda tegar
tersebut memiliki percepatan sudut yang sama. Momen gaya atau gaya resultan gerak rotasi
didefinisikan sebagai berikut.
”Apabila sebuah benda tegar diputar terhadap suatu sumbu tetap, maka resultan gaya
putar (torque, baca torsi) luar terhadap sumbu itu sama dengan hasil kali momen inersia
benda itu terhadap sumbu dengan percepatan sudut”.
= Fi Ri Sin i atau = ( mi R2 i ) .
mi Ri2 disebut momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu putar, yaitu
penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda tegar dengan kuadrat jaraknya
dari sumbu.
Dirumuskan:
I = mi . Ri2
Definisi lain dari momen inersia adalah perbandingan gaya resultan (momen)
terhadap percepatan sudut.
Dirumuskan:
I=
maka = I .
=I
Karena = F . R dan = I .
maka F . R = I .
Percepatan tangensial adalah juga percepatan linier a, yaitu percepatan singgung tepi
roda.
a=.R
=
persamaan menjadi :
F.R=I.
Momen inersia harus dinyatakan sebagai hasil kali satuan massa dan kuadrat satuan jarak.
Untuk menghitungnya harus diperhatikan bentuk geometri dari benda tegar homogen.
Contoh:
1. Empat buah partikel seperti ditunjukkan pada gambar dihubungkan oleh sebuah
batang kaku ringan yang massanya dapat diabaikan. Tentukan momen inersia sistem
partikel terhadap proses:
1.
1. sumbu AA1,
2. s
AB
1 kg 2 kg 1 kg 3 kg
2m2m2m
A 1 B1
umbu BB1!
Penyelesaian:
1. I = Σ mi . Ri2
= 1 . 0 2 + 2 . 22 + 1 . 4 2 + 3 . 62
= 0 + 8 + 16 + 108
I = 132 kg m2
1. I = Σ mi Ri2
= 1 . 4 2 + 2 . 22 + 1 . 0 2 + 3 . 22
= 16 + 8 + 0 + 12
I = 36 kg m2
1. Empat buah partikel massanya 1kg, 2 kg, 2 kg, 3 kg seperti ditunjukkan pada gambar,
dihubungkan oleh rangka melingkar ringan jari-jari 2 meter yang massanya dapat
diabaikan.
1. Tentukan momen inersia sistem terhadap poros melalui pusat lingkaran dan tegak
lurus pada bidang kertas!
A’
1. Berapa besar momen gaya harus dikerjakan pada sistem untuk memberikan suatu
percepatan terhadap poros ini ( = 4 )?
2. Ulangi pertanyaan (a) dan (b) untuk poros AA1!
Penyelesaian:
= 3 . 2 2 + 2 . 22 + 1 . 2 2 + 2 . 22
= 12 + 8 + 4 + 8
= 32 kg m2
1. τ = I . = 32 . 4 = 128 N.m
2. I = m2 R12 + m2 R22 + m2 R22 + m3 R32 + m4R42
1. Sebuah benda sistem yang terdiri atas dua bola dengan massa masing- masing 5 kg
dihubungkan oleh sebuah batang kaku yang panjangnya 1 m. Bola dapat diperlakukan
sebagai partikel dan massa batang 2 kg. Tentukan momen inersia sistem terhadap
sumbu yang tegak lurus batang dan melalui
1.
1. pusat 0, O
2. salah satu bola!
L=1m
Penyelesaian:
1. I = Σ mi Ri2
I = 2,5 + 1/6
b. I = Σ mi Ri2
I = 0 + 5 . 12 + 1/3 . 2.12
I = 5 + 2/3
I = 5 kg m2
Uji Kompetensi I
1. Seorang tukang cat (massa 55 kg) mengatur papan homogen yang beratnya
ia mengecat sambil menggeser ke kanan. Pada jarak berapa meter dari C dia
ABCD
1. Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N,
2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :
1. Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5
buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg = 3/4.
1. Tentukan momen inersia batang yang berputar pada poros berjarak ¼ l dari ujung titik
0
-1/4 l +3/4 l
1. Empat buah benda disusun pada rangka pada sumbu koordinat XY seperti tampak
pada gambar di bawah ini. M1=M3 =1kg, M 2 =3 kg, dan M 4 = 2 kg. Tentukan momen
inersia sistem jika sumbu putarnya adalah (a) sumbu Y, (b) sumbu yang tegak lurus
bidang XY melalui titik O.
M1
2m
M3
O3m
M2
3m
M4
massa bola m
volume bola V = 4/3 R3
massa keping = dm
volume keping = dV = r2 dx
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Tentukan lengan momen dan momen gaya dari gaya
F1 = 100 N dan gaya F2 = 200 N terhadap poros di titik A dan titik C, jika AD = L, AB = L/2, dan AC = 3L/4.
D
BF
2
o F1
A 30
1. Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N,
2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :
1. Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5
buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg = 3/4.
1.
1. Menghitung Gerak Translasi dan Rotasi
Indikator :
Dalam dinamika, bila suatu benda berotasi terhadap sumbu inersia utamanya, maka
momentum sudut total L sejajar dengan kecepatan sudut , yang selalu searah sumbu rotasi.
Momentum sudut (L) adalah hasil kali momen kelembaman I dan kecepatan sudut .
Sehingga dapat dirumuskan :
L=I.
L=RP
atau L = R mV
L = mR V
Jadi momentum sudut adalah suatu vektor yang tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk
oleh R dan v.
Dalam kejadian gerak melingkar dengan 0 sebagai pusat lingkaran, maka vektor R dan v
saling tegak lurus.
V=R
Sehingga L = m R v
L = m R R
L = m R2
L = m R2
atau L = I
karena =
maka : L = m R2
L=I
Momentum sudut sebuah partikel, relatif terhadap titik tertentu adalah besaran vektor, dan
secara vektor ditulis:
L = R P = m (R v)
maka =
Apabila suatu sistem mula-mula mempunyai memontum sudut total L, dan sistem
mempunyai momentum sudut total akhir L’, setelah beberapa waktu, maka berlaku hukum
kekekalan momentum sudut. Perhatikan seorang penari balet yang menari sambil berputar
dalam dua keadaan yang berbeda. Pada keadaan pertama, penari merentangkan tangan
mengalami putaran yang lambat, sedangkan pada keadaan kedua, penari bersedekap tangan
roknya berkibar-kibar dengan putaran yang cepat.
L = L’
L1 + L2 = L1’ + L2’
Misalkan sebuah sistem terdiri atas dua partikel yang massanya m1 dan m2 dan
rotasi bergerak dengan kecepatan linier v1 dan v2, maka energi kinetik partikel ke 1 adalah
½ m1v12. Oleh karena itu, energi kinetik sistem dua partikel itu adalah (energi kinetik
partikel ke 2 adalah ½ m2v22 ) :
EK = ½ m1 v12 + ½ m2v22
EK = ½ mi vi2
Benda tegar yang berotasi terhadap suatu sumbu dengan kecepatan sudut , kecepatan
tiap partikel adalah vi = . Ri , di mana Ri adalah jarak partikel ke sumbu rotasi.
jadi EK = ½ mivi2
= ½ mi Ri2 2
= ½ ( mi Ri2) 2
EK = ½ I . 2
karena L = I .
maka EK = ½ L .
atau EK = ½
Masalah umum di mana benda tegar berotasi terhadap sebuah sumbu yang melalui
pusat massanya dan pada saat yang sama bergerak translasi relatif terhadap seorang
pengamat. Karena itu, energi kinetik total benda dapat dituliskan sebagai berikut.
EK = ½ mv2 + ½ I . 2
Dalam hal ini hukum kekekalan energi total atau energi mekanik adalah:
E = EK + EP = konstan
Contoh Soal
Sebuah silinder pejal homogen dengan jari-jari R dan massa m, yang berada di puncak
bidang miring, menggelinding menuruni bidang miring seperti tampak pada gambar.
Buktikanlah kecepatan liniear pusat massa ketika tiba di dasar bidang miring adalah V =
Penyelesaian
Jawab:
v1 = 0, 1 = 0
gh = ½ v2 + ¼. R2 . v/r
gh = ¾ v2
v2 = gh
v = (terbukti)
ΣF=m.a
mg.–½m.a=m.a
=a
a=.
v2 = vo2 + 2 a s
v2 = 02 + 2. . s
v2 = gh
v = (terbukti)
E. Menggelinding
Menggelinding adalah gabungan dari gerak translasi (titik pusat massa) dan gerak rotasi
(penampang bentuk lingkaran).
ff
di mana ( = )
Katrol
Massa = m
Jari-jari = R
Momen kelembaman = I
F=m.a
=I.
F=m.a
=I.
1. S
F=m.a
mg – T = m . a ……………..(i)
=I.
T . R = I . ……………..(ii)
Contoh Soal
a. percepatan beban,
b. tegangan tali!
Penyelesaian:
a. Tinjau benda m1
Σ F = m1 . a
w1 – T1 = m1 . a
5 . 10 – T1 =5 . a
T1 = 50 – 5a
Σ F = m2 . a
T2 – W2 = m2 . a
T2 – 3.10 = 3 . a
T2 = 30 + 3a
Tinjau katrol
Στ=I.
T1 . R – T2 . R = ½ m . R2 a/R
T1 – T2 = ½ . 4 . 2
50 – 5a – 30 – 3a = 2a
20 = 10 . a
a = 2 m/s2
1. T1 = 50 – 5 . 2 = 40 N
T2 = 30 + 3 . 2 = 36 N
2.
Pesawat Atwood seperti pada gambar, terdiri dari katrol silinder yang licin tanpa
gesekan Jika m1 = 50 kg dan m2 = 200 kg , g = 10 m/det2
Antara balok m1 dan bidang datar ada gaya gesek dengan μ = 0,1. massa katrol 10 kg.
hitunglah:
1. percepatan sistem,
2. gaya tegang tali!
Penyelesaian:
a.
Tinjau m1:
ΣF=m.a
T1 – f1 = m . a
Ti – k . N = m1 . a
Ti – 0,1 . m1 . g = m1 . a
T1 – 0,1 50 . 10 = 50 . a
T1 = 50 + 50a
Tinjau m2:
ΣF=m.a
w2 – T2 = m2 . a
m2 . g – T2 = m2 . a
200 . 10 – T2 =200 . a
T2 = 2000 – 200 . a
Tinjau katrol:
Στ=I.
T2 . R – T1 . R = ½ m . r2 . a/R
T2 – T1 = ½ m . a
2000 – 200a – 50 – 50 a = ½ . 10 . a
1950 = 255 a
a = = 7,65 m/s2
b. T1 = 50 + 50 . 7,65 = 432,5 N
1. Dua buah benda yang massanya m1 dan m2 dihubungkan dengan seutas tali melalui
sebuah katrol bermassa M dan berjari-jari R seperti ditunjukkan pada gambar.
Permukaan meja licin. Tentukan percepatan masing- masing benda bila:
Penyelesaian:
Tinjau m1 : Σ F = m . a
T = m1 . a
T=3.a
Tinjau m2 : Σ F = m . a
w2 – T = m2 . a
m2 . g – T = m2 . a
5 . 10 – T = 5 . a
T = 50 – 5a
1.
o T=T
3a = 50 – 5a
3a + 5a = 50
8a = 50
a = = 6,25 2
1. katrol kasar
Katrol :
Στ=I.
T2 . R – T1 . R = ½ mk . R2 . a/r
50 – 5a – 3a = ½ . 1 . a
50 = ½ a + 8a = 8,5 a
a = 50/8,5 = 5,88 2
1.
1. Bidang miring dengan sudut kemiringan = 30º. Koefisien gesek 0,2. Ujung
bidang miring diperlengkapi katrol dengan massa 600 gram. Jari- jari 10 cm
(dianggal silinder pejal). Ujung tali di atas bidang miring diberi beban 4 kg.
Ujung tali yang tergantung vertikal diberi beban dengan massa 10 kg.
Tentukanlah percepatan dan tegangan tali sistem tersebut!
Penyelesaian:
Tinjau m1 Σ F1 = m1 . a
T1 – fk – w1 sin 30 = m1 . a
T1 – k . N – m1 g sin 30 = m1 . a
T1 – k . m1 . g . cos 30 – m1 . g sin 30 = m1 . a
T1 – 0,2 . 4 . 10 . ½ – 4 . 10 . ½ = 4 . a
T1 – 4 – 20 = 4a
T1 = 26,928 + 4a
Tinjau m2 Σ F = m . a
w2 – T2 = m2 . a
w2 . g – T2 = m2 . a
10 .10 – T2 = 10 .a
T2 = 100 – 10a
Tinjau katrol Σ τ = I .
T2 . R – T1 . R = ½ m . R2 . a/R
73,072 = 14,3 a
a = 5,1 m/s2
1.
1.
T1 = 26,928 + 4 . 5,1
T1 = 47,328 N
T2 = 100 – 10 . 5,1
= 49 N
1.
1. Balok A ditarik oleh pemberat B dengan cara seperti pada gambar. Koefisien
gesekan antara balok A dengan lantai = 0,5 . Jika massa A = m, massa B = 3m.
Massa tali dan katrol diabaikan dan percepatan gravitasi g.
Tentukan:
sA = 2 sB atau aA = 2 aB
Tinjau benda A
wB – 2T = mB . aB
3mg – 2T = 3m aB
aB =
Tinjau benda B
T – f = mA aA
T – 0,5 NB = m . aA
T – 0,5 m g = m aA
aA =
Substitusi
aA = 2 aB
= 2 ()
3 T m – 1,5 m2 g = 6 m2 g – 4 T m
:m
T=
1. percepatan B
aB =
==
aB = g
1.
1. Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen
gaya sama dengan nol.
1. Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan,
dan lain-lain.
2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang
hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.
1. Kesetimbangan partikel
2. Kesetimbangan benda
1. Kesetimbangan Partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak
translasi (tidak mengalami gerak rotasi).
Fy = 0 (sumbu Y)
1. Kesetimbangan Benda
Momen gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara
gaya dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja gaya.
Dirumuskan: = F . d
Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya
positif, sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Momen kopel adalah momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama
besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja.
Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus.
Contoh Soal
1. Sebuah roda mamiliki massa 13 kg dan jari – jari 1 m. bertumpu dilantai dan
bersandar pada anak tangga yang tingginya 0,6 m dari lantai seperti pada gambar.
Tentukan gaya mendatar F minimum untuk mengungkit roda jika g = 10 m/s2!
Diketahui : m = 13 kg g = 10 m/s2
R = 1m
h = 0,6 m
ditanyakan : F min…..?
jawab : W = m .g
= 13.10
= 130 N
l1 = R- h
= 1 – 0,6
= 0,4
l2 = (R2 – l12)
= (12 – 0,42)
= (1 – 0,16)
= 0,84
= 0
1 + 2 = 0
F . l1 – W . l2 = 0
F = (1300,84)/0,4
= 3250,84 N
FA = 48 N
FB = 48 N
= 0
A + B = 0
-WA . lA + WB . lB = 0
-48x + 42 (90 – x) = 0
-90x = 3780
x = 3780/90 = 42 cm
1. Titik Berat
Titik berat adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari suatu benda atau
sistem benda. Titik berat atau pusat berat benda berfungsi sebagai titik yang terhadapnya
gaya-gaya berat bekerja pada semua partikel benda itu sehingga akan menghasilkan
resultan momen gaya nol. Titik berat merupakan titik di mana gaya berat bekerja secara
efektif.
1.
1. Benda berbentuk garis/kurva, contoh : kabel, lidi, benang, sedotan, dan lain-
lain.
2. Benda berbentuk bidang/luasan, contoh : kertas, karton, triplek, kaca,
penggaris, dan lain-lain.
3. Benda berbentuk bangunan/ruang, contoh : kubus, balok, bola, kerucut,
tabung, dan lain-lain
Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda partikel titik digabung
menjadi satu, maka koordinat titik beratnya dirumuskan:
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = =
Daftar titik beberapa benda berbentuk garis dapat dilihat dalam lampiran.
Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda garis digabung menjadi satu, maka
koordinat titik beratnya dirumuskan:
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = =
Daftar titik berat berbagai macam bidang beraturan dan bidang selimut benda
dapat dilihat dalam lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan,
maka koordinat titik beratnya dirumuskan:
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = =
Daftar titik berat berbagai macam benda ruang beraturan dapat dilihat dalam
lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan benda, maka koordinat
titik beratnya dirumuskan:
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = =
Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
Yo = = ]
keterangan : W = mg = . V . g
karena S = . g W = S . V
1.
1.
= massa jenis (kg/m3)
3. Busur setengah
lingkaran
1. Bidang y0 = t t = tinggi
segitiga
z = perpotongan
garis-garis berat
AD & CF
2.Jajaran y0 = t t = tinggi
genjang,
z = perpotongan
Belah ketupat,
diagonal AC dan
Bujur sangkar
BD
Persegi panjang
lingkaran
bidang atas
l = panjang sisi
tegak.
lingkaran alas
A = luas kulit
silinder
kerucut kerucut
T’ = pusat
lingkaran alas
setengah bola.
l = panjang sisi
tegak
V = volume
prisma
V = R2 t R = jari-jari
lingkaran alas
V = luas alas x
tinggi
V = R2 t R = jari-jari
lingkaran alas
pejal
1. Macam-macam Kesetimbangan
Dibedakan menjadi 3:
1.
1. Kesetimbangan labil/goyah
1.
1. Kesetimbangan stabil/mantap
1.
1. Kesetimbangan indeferen/netral
Contoh soal
1. Tentukan koordinat titik berat susunan empat buah kawat berbentuk bangun seperti
gambar di bawah ini.
2345
Jawab
Dari gambar tersebut, panjang kawat, letak absis dan ordinat titik beratnya adalah:
o kawat pertama:
L1 = 4, x1 = 2, dan y1 = 4.
o kawat kedua:
L2 = 4, x2 = 2, dan y2 = 2.
o kawat ketiga:
L3 = 4, x3 = 4, dan y3 = 4.
o kawat keempat:
L4 = 2, x4 = 4, dan y4 = 2.
Xo = = = =
Yo = = = =
Jadi zo (Xo,Yo) = ( , )
Uji Kompetensi II
1. Suatu batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 5 meter, menumpu
pada lantai di A dan pada tembok vertikal di B. Jarak dari B ke lantai 3 meter; batang
AB menyilang tegak Lurus garis potong antara lantai dan tembok vertikal. Berapa
besarnya gaya K mendatar yang harus di berikan pada batang di A supaya batang
tetap seimbang ? dan Hitung juga gaya tekan pada A dan B.
1.
1.
seperti pada gambar. Bila massa katrol diabaikan dan sistem dalam
1. Sebuah batang AB massanya 10 kg, panjangnya 6 meter. Ujung B diikat dengan tali
dan ujung tali yang lain diikat di C pada sebuah tembok vertikal. Ujung A dari batang
bertumpu pada tembok itu juga. Dalam sikap seimbang ini tali membuat sudut 300
dengan tembok. Tentukan :
b. Tekanan tembok di A
1. Sebuah bangun berupa luasan memiliki bentuk dan ukuran seperti tampak pada gambar. Tentukan
koordinat titik beratnya.
4
0 8
1. Sebuah bidang homogen tampak seperti pada gambar di bawah ini. Tentukan letak
titik beratnya terhadap sisi alasnya.
1. Sistem dalam gambar di bawah ini berada dalam keadaan seimbang. Jika berat balok
W1 = 400 N dan koefisien gesek statik antara balok W1 dengan meja adalah 0,4.
Tentukan berat balok W2,
W
1
W
2
1.
m = 3 kg
Sebuah benda bermassa 3 kg diikat dengan tali pada langit-langit. Berapakah tegangan
pada tali tersebut ? (g = 9,8 m/det2)
1. 30,0 N
2. 29,4 N
3. 17,0 N
4. 14,7 N
5. 8,5 N
1.
Tali
Sistem seperti terlihat pada gambar berada dalam keadaan seimbang. Berat batang dan
tali diabaikan. Gaya-gaya yang berkerja pada sistem adalah T, F, dan w. Manakah di
antara pernyataan berikut yang tidak benar?
1. F2 + w2 = T2
2. F = w tg
3. T = w sec
4. F dan w adalah komponen gaya T
5. w = T cos
1. 45
80,5 kg
Sebuah balok yang massanya 80,5 kg tergantung pada dua utas tali yang
bersambungan seperti yang terlihat pada gambar. Jika percepatan gravitasi bumi g =
9,8 m/det2 maka besar tegangan pada tali horizontal A adalah …
1. 80,5 N
2. 385 N
3. 598,5 N
4. 643,7 N
5. 788,9 N
1.
1.
Sistem pada gambar di atas berada dalam keadaan seimbang. Berat balok A adalah 600 N
dan koefisien gesekan static antara balok A dan meja adalah 0,2. Berat balok B adalah …
1. 20 N
2. 20 N
3. 40 N
4. 40 N
5. 40 N
1.
1. Sebuah gaya F yang bekerja pada sebuah benda tegar dapat diganti dengan . . .
.
1. sebuah gaya lain yang sama besar, sejajar, dan searah tetapi mempunyai garis kerja
yang berbeda dengan F.
2. sebuah koppel
3. sebuah gaya dan sebuah Koppel yang sebidang
4. sebuah gaya atau sebuah koppel
5. sebuah gaya yang sebidang atau dengan sebuah Koppel yang sebidang
1.
1. Sebuah penggaris homogen mempunyai keseimbangan di titik tengahnya (P)
pada suatu poros. Sebuah benda seberat 10 N digantung pada penggaris itu
dalam berbagai posisi tetapi tidak pada titik P. Mana salah satu di antara
momen-momen gaya terhadap titik P berikut ini yang tidak mungkin ?
1. -1 Nm
2. 0 Nm
3. +1 Nm
4. +5 Nm
5. +10 Nm
1.
1. Seseorang memikul dua beban dengan tongkat homogen (AB) yang
panjangnya 1,5 m. Beban yang satu di ujung A dan yang lainnya di ujung B.
Beban di A 100 N dan di B 500 N. Supaya batang AB horizontal (seimbang),
pundak (bahu) orang tersebut harus ditempatkan pada . . . .
1. 0,2 m dari B
2. 0,25 m dari B
3. 0,3 m dari B
4. 0,5 m dari B
5. 0,75 m dari B
1.
1. Sebuah balok homogen (AB) memiliki panjang 5 m dan berat 100 N. Pada
ujung A digantungkan beban 25 N. Di manakah balok itu harus ditumpu agar
balok tetap seimbang ?
1. 5000 newton
2. 10000 newton
3. 15000 newton
4. 20000 newton
5. 25000 newton
1.
1.
PRSQ
1m
1m
2m
Pada diagram, PQ adalah sebuah batang homogen dengan panjang 4 m. Batang itu diam
pada penopang di R (1 m dari P) dan S (1 m dari Q). Jika berat batang 150 N, berapakah
minimum gaya ke bawah F yang dikerjakan di Q yang akan mengangkat batang lepas dari
penopang di R?
1. 50 N
2. 75 N
3. 100 N
4. 125 N
5. 150 N
1.
1. Sebuah bola pejal menggelinding dari keadaan diam menuruni bidang miring
kasar yang membentuk sudut 30o dengan arah mendatar. Kelajuan linier bola
ketika sudah menempuh lintasan sepanjang 3,5 m adalah … m/s
a. 6 b. 5 c. 4 d. 3 e. 2
1.
1. Dari gambar di sampjng, massa katrol 300 gram. Katrol mula-mula
a. 1 b. 1,5 c. 2 d. 3,3 e. 4
1.
1. Seorang penari balet berputar 3 putaran per detik dengan lengan direntangkan,
saat itu momen inersianya 8 kg m2. jika kedua lengannya dirapatkan sehingga
momen inersianya menjadi 2 kg m2, maka frekwensi putarannya menjadi ….
putaran per detik.
a. 0,75 b. 3 c. 5,3 d. 8 e. 12
1.
1. Dalam waktu 2 detik, sebuah roda yang berotasi murni, mengalami perubahan
kecepatan dari 4 rad/s menjadi 20 rad/s secara beraturan. Sebuah titik terletak
30 cm dari poros roda. Besar percepatan tangensial yang dialami titik tersebut
adalah … m/s2
1.
1. Silinder pejal dengan massa 4 kg ditarik pada pusat
1.
1. Gerak menggelinding terjadi karena….
1.
1. gaya yang diberikan jumlahnya tidak nol
2. jumlah torsi tidak nol
3. jumlah gaya dan jumlah torsi tidak nol
4. hanya bias terjadi di bidang miring
5. dapat terjadi di bidang yang licin sempurna
1.
1. Gambar berikut adalah sebuah batang yang ditarik dengan gaya. Momen gaya
terhadap titik O adalah….
1. 75 N
2. 50 N
3. 100 N
4. 100 N
5. 250 N
1.
1. P
erhatikan gambar berikut ini. Bila massa batang AB diabaikan, maka besar
dan titik tangkap gaya resultannya adalah….
1.
1. 30 N dan 0,7 m di kiri A
2. 30 N dan 0,7 m di kanan A
3. 30 N dan 1,0 m di kiri A
4. 30 N dan 2,0 m di kanan A
5. 30 N dan 2,0 m di kiri A
1.
1. Sebuah benda begerak melingkar berubah beraturan dengan kelajuan anguler
mula-mula 6 rad/s. Setelah 4 detik kelajuan angulernya 14 rad/s. Jika jari-jari
10 meter, maka percepatan linier yang dialami benda tersebut adalah …. m/s2
1. 280
2. 120
3. 60
4. 40
5. 20
1.
1. Sebuah partikel A bermassa m diputar pada jari-jari R, dan partikel B
bermassa 2 m diputar pada jari-jari . Jika kelajuan sudut putaran kedua partikel
tersebut sama, maka perbandingan momentum anguler partikel A dan partikel
B adalah : …
1. 2 : 1
2. 1 : 2
3. 3 : 1
4. 1 : 3
5. 1 : 1
1.
1. Sebuah bola pejal menggelinding tanpa slip dengan kelajuan linier v, jika
massa bola pejal 5 kg, maka energi kinetik bola pejal saat menggelinding
tersebut adalah .…v2
1. 1,0
2. 2,5
3. 3,5
4. 5,0
5. 7,5
1.
1. Massa katrol adalah 2 kg dan besar F = 122 newton, maka gaya tegangan tali
T
adalah …newton
1. 100
2. 120
3. 122
4. 220
5. 242
1.
1. Tangga homogen, panjang 10 m, massa 10 kg, bersandar pada dinding licin
dan lantai kasar. Ujung atas tangga berada 8 meter dari lantai. Bila tangga
tepat akan menggeser tentukan besarnya koefisien gesek statis lantai dengan
tangga.
1. 0,80
2. 0,75
3. 0,60
4. 0,375
5. 0,30
1.
1.
Sebuah silinder pejal dengan diameter 1 meter berada pada bidang datar kasar didorong
tepat pada pusat massanya dengan gaya F = 6 kali massa benda sehingga meng gelinding
tanpa slip, maka percepatan liniernya adalah … (gaya dan massa bersatuan sesuai SI).
1. 1 m/s2
2. 2 m/s2
3. 3 m/s2
4. 4 m/s2
5. 5 m/s2
1.
1. R
30o
PQ
1. 30 N
2. 35 N
3. 70 N
4. 120 N
5. 140 N
Soal Uraian
1.
Massa A = 8 kg, massa B = 6 kg, massa katrol = 4 kg, koefisien gesek bidang dengan
benda A = 0,25. Hitung percepatan benda A !
1. Sebuah silinder pejal homogen tingginya 2R, bagian bawahnya berongga dengan
bentuk setengah bola. tentukan letak titik beratnya.
1. Tentukan letak titik berat benda berupa bidang diukur dari alasnya.
3R
PA