Anda di halaman 1dari 48

ROTASI DAN KESETIMBANGAN

BENDA TEGAR
BAB III

Gerak Translasi, Rotasi, dan Kesetimbangan Benda Tegar

Kompetensi Dasar

3.1. Menguasai konsep gerak translasi dan rotasi

3.2. Menghitung gerak translasi dan rotasi

3.3. Menguasai konsep keseimbangan benda tegar

3.4. Menghitung keseimbangan benda tegar

 Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat:


o Menjelaskan pengertian momen gaya.
o Menghitung momen gaya dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda tegar.
o Menjelaskan pengertian momen inersia.
o Menjelaskan pengertian momentum sudut.
o Mengaplikasikan hukum kekekalan momentum sudut pada sistem yang
berotasi.
o Mengaplikasikan hukum II Newton untuk gerak translasi dan rotasi benda
tegar.
o Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem partikel untuk menyelesaikan
soal-soal.
o Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem benda tegar untuk menyelesaikan
soal–soal.
o Menghitung gaya reaksi pada batang yang ditumpu.
o Menentukan koordinat titik berat suatu benda.

1.
1. Gerak Translasi dan Rotasi

Indikator :

 Gerak translasi dan gerak rotasi dirumuskan secara kuantitatif


 Pengaruh torsi diformulasikan pada kasus pengaruh torsi pada benda dalam kaitannya
dengan gerak rotasi benda tersebut
 Dibuat analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak rotasi

Pernahkah Anda melihat permainan roller coaster di pekan raya? Kereta meluncur dan
berputar menurut sumbu putaran tertentu. Pernahkah Anda melihat katrol? Sebuah alat yang
dapat berputar dan memberikan keuntungan mekanik. Benda yang berotasi pasti ada momen
gaya yang bekerja pada benda itu.

Gambar:

Katrol

A. Momen Gaya

Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan.
Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah poros jungkat-
jungkit. Pada katrol yang berputar karena bergesekan dengan tali yang ditarik dan
dihubungkan dengan beban.

Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu.
Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi lambang  (baca: tau).

Gambar:

Menarik beban menggunakan katrol

=F.d

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.
Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut momen
gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran jarum
jam disebut momen gaya negatif.

Gambar:

Skema permainan jungkat jungkit

Titik 0 sebagai titik poros atau titik acuan.

Momen gaya oleh F1 adalah 1 = + F1 . d1

Momen gaya oleh F2 adalah 2 = – F2 . d2

Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu bernilai nol,
sehingga dirumuskan:

∑=0

Pada permainan jungkat-jungkit dapat diterapkan resultan momen gaya = nol.

∑=0

– F2 . d2 + F1 . d1 = 0

F1 . d1 = F2 . d2

Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol, sehingga
dirumuskan:

∑F=0

Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-kesamaan besaran yang
dapat dibandingkan simbol besarannya.

Perbandingan dinamika translasi dan rotasi

Translasi Rotasi

Momentum linier p = mv Momentum sudut* L = I


Gaya F = dp/dt Torsi  = dL/dt

Benda massa Benda momen


F = m(dv/dt)  = I (d/dt)
Konstan inersia konstan*

Gaya tegak lurus Torsi tegak lurus


F=xp =L
terhadap momentum momentum sudut

Energi kinetik Ek = ½ mv2 Energi kinetik Ek = ½ I2

Daya P=F.v Daya P=.

Analogi antara besaran translasi dan besaran rotasi

Konsep Translasi Rotasi Catatan

Perubahan sudut s  s = r.

Kecepatan v = ds/dt  = d/dt v = r.

Percepatan a = dv/dt  = d/dt a = r.

Gaya resultan, momen F   = F.r

Keseimbangan F=0 =0

v = v0 + at  = 0 + t

Percepatan konstan s = v0t = ½ at2  = 0t + ½t2

v2 = + 2as 2 = + 2

Massa, momen kelembaman m I I = miri2

Hukum kedua Newton F = ma  = I

Usaha W =  F ds W =   d

Daya P = F.v P=I

Energi potensial Ep = mgy

Energi kinetik Ek = ½ mv2 Ek = ½ I2

Impuls  F dt   dt

Momentum P = mv L = I
Contoh

F2
o
30

OA

o
B 37

F
1

Dari gambar di atas, tentukan momen total terhadap poros O. Jarak


OA = 4m dan OB = 8 m, gaya F1 = 10 N, dan F2 = 6 N.

Jawab

Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol,

Untuk gaya F1

r1 = OB = 8 m

Besar momen gaya


1 = F1 sin 1. r1

= 10 . sin 37. 8

= 10 . 0,6 . 8

= 48 N.m

Arah momen gaya 1 searah perputaran jarum jam

Untuk gaya F2

r2 = OA = 4 m

Besar momen gaya


2 = F2 sin 2. r2

= 6 . sin 30. 4

= 6 . 0,5 . 4

= 12 N.m

Arah momen gaya 2 berlawanan arah perputaran jarum jam


Momen gaya total adalah

 = 2 + 2

= 48 + 12

= 60 Nm

Momen Kopel

Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama besar dan berlawanan arah. Kopel
yang bekerja pada sebuah benda akan menghasilkan momen kopel yang mengakibatkan
benda berotasi. Momen kopel disimbolkan M

FFF

MFd

ddd

FF
F

(a) (b) (c)

Gambar (a) menunjukkan sebuah kopel bekerja pada suatu benda. Untuk

gambar (b) menunjukkan bahwa kopel bertanda positif jika putarannya searah
dengan perputaran jarum jam, tetapi jika perputaran kopel berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam, maka kopel bertanda negatif seperti gambar (c).

Jika pada benda bekerja beberapa kopel maka resultan momen kopel total benda tersebut
adalah

M = M1 + M2 + M3 + … + Mn

Contoh

F4

F
1

P
1m 2m 1m
Q

F3

F2

Jawab:

Batang PQ panjangnya 4m. Pada batang tersebut bekerja empat buah gaya F = F = 5 N, 1 3

dan F = F = 8 N, seperti tampak pada gambar di samping. Tentukan besar dan arah
2 4

momen kopel pada batang PQ tersebut.

Gaya F dan F yang berjarak d = 3m membentuk kopel yang arahnya searah perputaran jarum
1 3

jam (+) dan besarnya:


M
1 = F x d = 5 x 3 = 15 N m

Gaya F2 dan F4 yang berjarak d = 3 m membentuk kopel yang arahnya berlawanan arah
perputaran jarum jam (-) dan besarnya:

M
2 = F x d = 8 x 3 =  24 N m

Resultan momen kopel adalah:

M = M1 + M2

= 15 + (  24)

=9Nm

Tanda negatif (-), menunjukkan bahwa momen kopel resultan

arahnya berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.

Koordinat Titik Tangkap Gaya Resultan

Jika terdapat beberapa gaya yang bekerja pada bidang XY, maka setiap gaya tersebut
dapat diuraikan atas komponen-komponennya pada sumbu-X dan sumbu-Y. Misalkan,
komponen-komponen gaya pada sumbu-X adalah F1x, F2x, F3x,…,Fnx, yang jaraknya masing–masing terhadap
sumbu-X adalah y1, y2, y3,…,yn .
Sedangkan komponen–
komponen gaya pada sumbu-Y adalah F1 y , F 2y , F 3y , …,Fny , yang jaraknya
masing-masing terhadap sumbu-Y adalah x1, x2, x3,…,xn . Semua komponen gaya pada
sumbu-X dapat digantikan oleh sebuah gaya resultan F x yang jaraknya yo dari sumbu-X,
demikian juga semua komponen gaya pada sumbu-Y dapat digantikan oleh sebuah gaya
resultan F y yang jaraknya xo dari sumbu-Y.

Koordinat titik tangkap dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut.

xo = =

yo = =

Jadi koornitat titik tangkap (xo,yo)

Contoh

F2=5N

F3=7N

Dari gambar di samping, tentukan besar, arah, dan letak titik tangkap resultan.

–3 –1 02 3

F1=–3N

F =–2N
4

Jawab

Semua gaya sejajar sumbu-Y, gaya ke atas positif dan ke bawah negatif, resultan gaya adalah:

Fy = F1 + F2 + F3 + F4

= -3 + 5 + 7 – 2 = 7 N (arah ke atas)

Letak titik tangkap gaya resultan adalah:

xo =
xo =

xo =

1. Momen Inersia Benda Tegar

Benda tegar adalah benda padat yang tidak berubah bentuk apabila dikenai gaya luar.
Dalam dinamika, bila suatu benda tegar berotasi, maka semua partikel di dalam benda tegar
tersebut memiliki percepatan sudut  yang sama. Momen gaya atau gaya resultan gerak rotasi
 didefinisikan sebagai berikut.

”Apabila sebuah benda tegar diputar terhadap suatu sumbu tetap, maka resultan gaya
putar (torque, baca torsi) luar terhadap sumbu itu sama dengan hasil kali momen inersia
benda itu terhadap sumbu dengan percepatan sudut”.

Dirumuskan sebagai berikut.

 =  Fi Ri Sin i atau  = (  mi R2 i ) . 

mi Ri2 disebut momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu putar, yaitu
penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda tegar dengan kuadrat jaraknya
dari sumbu.

Dirumuskan:

I =  mi . Ri2

Definisi lain dari momen inersia adalah perbandingan gaya resultan (momen)
terhadap percepatan sudut.

Dirumuskan:

I=

maka  = I . 

=I
Karena  = F . R dan  = I . 

maka  F . R = I . 

Percepatan tangensial adalah juga percepatan linier a, yaitu percepatan singgung tepi
roda.

a=.R

=

persamaan menjadi :

F.R=I.

Momen inersia harus dinyatakan sebagai hasil kali satuan massa dan kuadrat satuan jarak.
Untuk menghitungnya harus diperhatikan bentuk geometri dari benda tegar homogen.

Tabel berikut menunjukkan momen inersia beberapa benda homogen.

Momen inersia berbagai benda yang umum dikenal

I = ½ M (R12 + R22) I = 1/3 MR2 I = MR2 I = 2/5 MR2 I = 2/3 MR2

Contoh:

1. Empat buah partikel seperti ditunjukkan pada gambar dihubungkan oleh sebuah
batang kaku ringan yang massanya dapat diabaikan. Tentukan momen inersia sistem
partikel terhadap proses:

1.
1. sumbu AA1,
2. s

AB

1 kg 2 kg 1 kg 3 kg

2m2m2m
A 1 B1

umbu BB1!

Penyelesaian:

1. I = Σ mi . Ri2

= m1 R12 + m2 . R22 + m3 R32 + m4 R42

= 1 . 0 2 + 2 . 22 + 1 . 4 2 + 3 . 62

= 0 + 8 + 16 + 108

I = 132 kg m2

1. I = Σ mi Ri2

= m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42

= 1 . 4 2 + 2 . 22 + 1 . 0 2 + 3 . 22

= 16 + 8 + 0 + 12

I = 36 kg m2

1. Empat buah partikel massanya 1kg, 2 kg, 2 kg, 3 kg seperti ditunjukkan pada gambar,
dihubungkan oleh rangka melingkar ringan jari-jari 2 meter yang massanya dapat
diabaikan.

1. Tentukan momen inersia sistem terhadap poros melalui pusat lingkaran dan tegak
lurus pada bidang kertas!

A’

1. Berapa besar momen gaya harus dikerjakan pada sistem untuk memberikan suatu
percepatan  terhadap poros ini ( = 4 )?
2. Ulangi pertanyaan (a) dan (b) untuk poros AA1!

Penyelesaian:

1. I = Σ mi Ri2 = m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42

= 3 . 2 2 + 2 . 22 + 1 . 2 2 + 2 . 22

= 12 + 8 + 4 + 8

= 32 kg m2

1. τ = I .  = 32 . 4 = 128 N.m
2. I = m2 R12 + m2 R22 + m2 R22 + m3 R32 + m4R42

1. Sebuah benda sistem yang terdiri atas dua bola dengan massa masing- masing 5 kg
dihubungkan oleh sebuah batang kaku yang panjangnya 1 m. Bola dapat diperlakukan
sebagai partikel dan massa batang 2 kg. Tentukan momen inersia sistem terhadap
sumbu yang tegak lurus batang dan melalui

1.
1. pusat 0, O
2. salah satu bola!

L=1m

Penyelesaian:

1. I = Σ mi Ri2

I = mA . RA2 + mB . RB2 + 1/12 m . L2

I = 5 . (0,5)2 + 5 . (0,5)2 + 1/12 . 2 . 12

I = 5 . 0,25 + 5 . 0,25 + 1/6

I = 2,5 + 1/6

I = 5/2 + 1/6 = = 16/6


I = 8/3 kg m2

b. I = Σ mi Ri2

I = mA.RA2 + Mb.RB2 + 1/3 .m.l2

I = 0 + 5 . 12 + 1/3 . 2.12

I = 5 + 2/3

I = 5 kg m2

 Uji Kompetensi I

1. Seorang tukang cat (massa 55 kg) mengatur papan homogen yang beratnya

60 N dengan kuda-kuda di B dan C seperti pada gambar. Panjang AD = 4 m,

AB = CD = 1 meter. Jarak kaleng cat (2 kg) dari A = 0,5 m. Secara perlahan

ia mengecat sambil menggeser ke kanan. Pada jarak berapa meter dari C dia

dapat menggeser sebelum papan terjungkit ?

ABCD

1. Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N,
2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :

a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.

b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B dan C

c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.

1. Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5
buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg  = 3/4.

Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.


1. Batang AB yang mempunyai panjang 6 m mendapat gaya pada ujung-ujungnya
seperti tampak pada gambar. Tentukan besar dan letak gaya resultannya.

1. Tentukan momen inersia batang yang berputar pada poros berjarak ¼ l dari ujung titik
0

-1/4 l +3/4 l

1. Empat buah benda disusun pada rangka pada sumbu koordinat XY seperti tampak
pada gambar di bawah ini. M1=M3 =1kg, M 2 =3 kg, dan M 4 = 2 kg. Tentukan momen
inersia sistem jika sumbu putarnya adalah (a) sumbu Y, (b) sumbu yang tegak lurus
bidang XY melalui titik O.

M1

2m

M3

O3m
M2

3m

M4

1. Tentukan momen inersia bola pejal !

 massa bola m
 volume bola V = 4/3  R3
 massa keping = dm
 volume keping = dV = r2 dx
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Tentukan lengan momen dan momen gaya dari gaya
F1 = 100 N dan gaya F2 = 200 N terhadap poros di titik A dan titik C, jika AD = L, AB = L/2, dan AC = 3L/4.
D

BF
2

o F1
A 30

1. Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N,
2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :

a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.

b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B dan C

c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.

1. Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5
buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg  = 3/4.

Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.

1.
1. Menghitung Gerak Translasi dan Rotasi

Indikator :

 Dinamika rotasi benda tegar dianalisis untuk berbagai kondisi


 Gerak menggelinding tanpa slip dianalisis

C. Momentum Sudut Gerak Rotasi Benda Tegar

Dalam dinamika, bila suatu benda berotasi terhadap sumbu inersia utamanya, maka
momentum sudut total L sejajar dengan kecepatan sudut , yang selalu searah sumbu rotasi.
Momentum sudut (L) adalah hasil kali momen kelembaman I dan kecepatan sudut .
Sehingga dapat dirumuskan :
L=I.

Bagaimana persamaan tersebut diperoleh? Perhatikan gambar berikut. Momentum sudut


terhadap titik 0 dari sebuah partikel dengan massa m yang bergerak dengan kecepatan V
(memiliki momentum P = mv) didefinisikan dengan perkalian vektor,

L=RP

atau L = R  mV

L = mR  V

Jadi momentum sudut adalah suatu vektor yang tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk
oleh R dan v.

Dalam kejadian gerak melingkar dengan 0 sebagai pusat lingkaran, maka vektor R dan v
saling tegak lurus.

V=R

Sehingga L = m R v

L = m R R

L = m R2 

Arah L dam  adalah sama, maka:

L = m R2 

atau L = I 

karena  =

maka : L = m R2

L=I

Momentum sudut sebuah partikel, relatif terhadap titik tertentu adalah besaran vektor, dan
secara vektor ditulis:

L = R  P = m (R  v)

Bila diturunkan, menjadi:


karena  = F  R

maka  =

Apabila suatu sistem mula-mula mempunyai memontum sudut total L, dan sistem
mempunyai momentum sudut total akhir L’, setelah beberapa waktu, maka berlaku hukum
kekekalan momentum sudut. Perhatikan seorang penari balet yang menari sambil berputar
dalam dua keadaan yang berbeda. Pada keadaan pertama, penari merentangkan tangan
mengalami putaran yang lambat, sedangkan pada keadaan kedua, penari bersedekap tangan
roknya berkibar-kibar dengan putaran yang cepat.

momentum sudut total awal = momentul sudut total akhir

L = L’

L1 + L2 = L1’ + L2’

Hukum Kekekalan momentum rotasi sebagai berikut.

I1 1 + I2 2 = I1’ 1’ + I2’ 2’

D. Energi Kinetik Rotasi

Misalkan sebuah sistem terdiri atas dua partikel yang massanya m1 dan m2 dan
rotasi bergerak dengan kecepatan linier v1 dan v2, maka energi kinetik partikel ke 1 adalah
½ m1v12. Oleh karena itu, energi kinetik sistem dua partikel itu adalah (energi kinetik
partikel ke 2 adalah ½ m2v22 ) :

EK = ½ m1 v12 + ½ m2v22

Dalam sistem benda tegar energi kinetiknya:

EK =  ½ mi vi2

Benda tegar yang berotasi terhadap suatu sumbu dengan kecepatan sudut , kecepatan
tiap partikel adalah vi =  . Ri , di mana Ri adalah jarak partikel ke sumbu rotasi.

jadi EK =  ½ mivi2

=  ½ mi Ri2 2

= ½ ( mi Ri2) 2

EK = ½ I . 2

karena L = I . 

maka EK = ½ L . 
atau EK = ½

Masalah umum di mana benda tegar berotasi terhadap sebuah sumbu yang melalui
pusat massanya dan pada saat yang sama bergerak translasi relatif terhadap seorang
pengamat. Karena itu, energi kinetik total benda dapat dituliskan sebagai berikut.

EK = ½ mv2 + ½ I . 2

Dalam hal ini hukum kekekalan energi total atau energi mekanik adalah:

E = EK + EP = konstan

½ mv2 + ½ I 2 + mgh = konstan

Contoh Soal

Sebuah silinder pejal homogen dengan jari-jari R dan massa m, yang berada di puncak
bidang miring, menggelinding menuruni bidang miring seperti tampak pada gambar.
Buktikanlah kecepatan liniear pusat massa ketika tiba di dasar bidang miring adalah V =

1. dengan menggunakan hukum kekekalan energi,


2. dengan menggunakan hukum II dinamika rotasi!

Penyelesaian

Jawab:

v1 = 0, 1 = 0

a. Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2

(½ m v12 + ½ I 12) + mgh1 = ( ½ mv22 + ½ I 22) + mgh2

0 + 0 + mgh = ½ mv2 + ½ . ½ mR2 ( )2 + 0

gh = ½ v2 + ¼. R2 . v/r

gh = ¾ v2

v2 = gh
v = (terbukti)

1. Hukum II dinamika rotasi

ΣF=m.a

mg.–½m.a=m.a

=a

a=.

v2 = vo2 + 2 a s

v2 = 02 + 2. . s

v2 = gh

v = (terbukti)

E. Menggelinding

Menggelinding adalah gabungan dari gerak translasi (titik pusat massa) dan gerak rotasi
(penampang bentuk lingkaran).

ff

Penyelesaian kita tinjau dari masing-masing gerakan itu.

1. Bila gaya F berada tepat di sumbu:

– gerak translasi berlaku : F – f = m . a

– gerak rotasi berlaku : f . R = I . 

di mana ( = )

1. Bila gaya F berada di titik singgung :

– gerak translasi berlaku : F + f = m . a


– gerak rotasi berlaku : (F – f) . R = I .  ( = )

Katrol

1. Sumbu dianggap licin tanpa gesekan

Massa = m

Jari-jari = R

Momen kelembaman = I

Gerak translasi beban :

F=m.a

+ T1 – m1g = m1a ………………….(i)

+ m2g – T2 = m2a ………………….(ii)

Gerak rotasi katrol :

 =I.

(T2 – T1) R = I ……………….(iii)

1. Pada puncak bidang miring

Gerak translasi beban :

F=m.a

+ T1 – m1g sin  – f = m1a …….(i)

+ m2g – T2 = m2a …………………..(ii)

Gerak rotasi katrol :

 =I.

(T2 – T1) R = I ……………………(iii)

1. S

atu ujung talinya terikat pada sumbu katrol

Gerak translasi beban :

F=m.a
mg – T = m . a ……………..(i)

Gerak rotasi katrol :

 =I.

T . R = I . ……………..(ii)

Contoh Soal

1. 8.Pesawat Atwood seperti pada gambar, terdiri atas


katrol silinder yang masanya 4 kg (dianggap silinder
pejal). Masa m1 dan m2 masing- masing 5 kg dan 3
kg. jari- jari katrol = 50 cm. Tentukan:

a. percepatan beban,

b. tegangan tali!

Penyelesaian:

a. Tinjau benda m1

Σ F = m1 . a

w1 – T1 = m1 . a

5 . 10 – T1 =5 . a

T1 = 50 – 5a

Tinjau benda m2:

Σ F = m2 . a

T2 – W2 = m2 . a

T2 – 3.10 = 3 . a

T2 = 30 + 3a

Tinjau katrol

Στ=I.

T1 . R – T2 . R = ½ m . R2 a/R
T1 – T2 = ½ . 4 . 2

50 – 5a – 30 – 3a = 2a

20 = 10 . a

a = 2 m/s2

1. T1 = 50 – 5 . 2 = 40 N

T2 = 30 + 3 . 2 = 36 N

2.

Pesawat Atwood seperti pada gambar, terdiri dari katrol silinder yang licin tanpa
gesekan Jika m1 = 50 kg dan m2 = 200 kg , g = 10 m/det2

Antara balok m1 dan bidang datar ada gaya gesek dengan μ = 0,1. massa katrol 10 kg.
hitunglah:

1. percepatan sistem,
2. gaya tegang tali!

Penyelesaian:

a.

Tinjau m1:

ΣF=m.a

T1 – f1 = m . a

Ti – k . N = m1 . a

Ti – 0,1 . m1 . g = m1 . a

T1 – 0,1 50 . 10 = 50 . a

T1 = 50 + 50a

Tinjau m2:

ΣF=m.a

w2 – T2 = m2 . a

m2 . g – T2 = m2 . a
200 . 10 – T2 =200 . a

T2 = 2000 – 200 . a

Tinjau katrol:

Στ=I.

T2 . R – T1 . R = ½ m . r2 . a/R

T2 – T1 = ½ m . a

2000 – 200a – 50 – 50 a = ½ . 10 . a

1950 = 255 a

a = = 7,65 m/s2

b. T1 = 50 + 50 . 7,65 = 432,5 N

T2 = 2000 – 200 . 7,65 = 470 N

1. Dua buah benda yang massanya m1 dan m2 dihubungkan dengan seutas tali melalui
sebuah katrol bermassa M dan berjari-jari R seperti ditunjukkan pada gambar.
Permukaan meja licin. Tentukan percepatan masing- masing benda bila:

1. katrol dapat dianggap licin sehingga tali meluncur pada katrol


2. katrol cukup kasar sehingga ikut berputar dengan tali
3. katrol cukup kasar sehingga ikut berputar dengan tali!

Penyelesaian:

1. katrol licin (k = 0), T1 = T2 = T

Tinjau m1 : Σ F = m . a

T = m1 . a

T=3.a

Tinjau m2 : Σ F = m . a

w2 – T = m2 . a

m2 . g – T = m2 . a
5 . 10 – T = 5 . a

T = 50 – 5a

1.
o T=T

3a = 50 – 5a

3a + 5a = 50

8a = 50

a = = 6,25 2

1. katrol kasar

Katrol :

Στ=I.

T2 . R – T1 . R = ½ mk . R2 . a/r

50 – 5a – 3a = ½ . 1 . a

50 = ½ a + 8a = 8,5 a

a = 50/8,5 = 5,88 2

1.
1. Bidang miring dengan sudut kemiringan  = 30º. Koefisien gesek 0,2. Ujung
bidang miring diperlengkapi katrol dengan massa 600 gram. Jari- jari 10 cm
(dianggal silinder pejal). Ujung tali di atas bidang miring diberi beban 4 kg.
Ujung tali yang tergantung vertikal diberi beban dengan massa 10 kg.
Tentukanlah percepatan dan tegangan tali sistem tersebut!

Penyelesaian:

Tinjau m1 Σ F1 = m1 . a

T1 – fk – w1 sin 30 = m1 . a

T1 – k . N – m1 g sin 30 = m1 . a

T1 – k . m1 . g . cos 30 – m1 . g sin 30 = m1 . a
T1 – 0,2 . 4 . 10 . ½ – 4 . 10 . ½ = 4 . a

T1 – 4 – 20 = 4a

T1 = 26,928 + 4a

Tinjau m2 Σ F = m . a

w2 – T2 = m2 . a

w2 . g – T2 = m2 . a

10 .10 – T2 = 10 .a

T2 = 100 – 10a

Tinjau katrol Σ τ = I . 

T2 . R – T1 . R = ½ m . R2 . a/R

100 – 10a – 26,928 – 4a = ½ . 0,6 . a

100 – 26,928 = 0,3a + 10a + 4a

73,072 = 14,3 a

a = 5,1 m/s2

1.
1.
 T1 = 26,928 + 4 . 5,1

T1 = 47,328 N

T2 = 100 – 10 . 5,1

= 49 N

1.
1. Balok A ditarik oleh pemberat B dengan cara seperti pada gambar. Koefisien
gesekan antara balok A dengan lantai = 0,5 . Jika massa A = m, massa B = 3m.
Massa tali dan katrol diabaikan dan percepatan gravitasi g.

Tentukan:

1. gaya tarik oleh tali


2. percepatan B
Penyelesaian:

Waktu sama, jarak yang ditempuh A adalah 2x jarak tempuh B berarti

sA = 2 sB atau aA = 2 aB

Tinjau benda A

wB – 2T = mB . aB

3mg – 2T = 3m aB

aB =

Tinjau benda B

T – f = mA aA

T – 0,5 NB = m . aA

T – 0,5 m g = m aA

aA =

1. gaya tarik oleh tali

Substitusi

aA = 2 aB

= 2 ()

3 T m – 1,5 m2 g = 6 m2 g – 4 T m

:m

T=

1. percepatan B

aB =

==

aB = g

1.
1. Kesetimbangan Benda Tegar

Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen
gaya sama dengan nol.

Kesetimbangan biasa terjadi pada :

1. Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan,
dan lain-lain.
2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang
hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.

Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.

Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:

1. Kesetimbangan partikel
2. Kesetimbangan benda

1. Kesetimbangan Partikel

Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak
translasi (tidak mengalami gerak rotasi).

Syarat kesetimbangan partikel F = 0  Fx = 0 (sumbu X)

Fy = 0 (sumbu Y)

1. Kesetimbangan Benda

Syarat kesetimbangan benda: Fx = 0, Fy = 0,  = 0

Momen gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara
gaya dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja gaya.

Dirumuskan:  = F . d
Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya
positif, sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.

Momen kopel adalah momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama
besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja.

Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus.

Contoh Soal

1. Sebuah roda mamiliki massa 13 kg dan jari – jari 1 m. bertumpu dilantai dan
bersandar pada anak tangga yang tingginya 0,6 m dari lantai seperti pada gambar.
Tentukan gaya mendatar F minimum untuk mengungkit roda jika g = 10 m/s2!

Diketahui : m = 13 kg g = 10 m/s2

R = 1m

h = 0,6 m

ditanyakan : F min…..?

jawab : W = m .g

= 13.10

= 130 N

l1 = R- h

= 1 – 0,6

= 0,4

l2 = (R2 – l12)

= (12 – 0,42)

= (1 – 0,16)
= 0,84

 = 0

1 + 2 = 0

F . l1 – W . l2 = 0

F . 0,4 – 130 . 0,84 = 0

F = (1300,84)/0,4

= 3250,84 N

1. Suatu batang pemikul AB panjangnya 90 cm (berat diabaikan) dipakai untuk memikul


beban A dan B masing – masing beratnya 48 N dan 42 N. supaya batang setimbang,
orang harus memikul (menumpu) di C. maka tentukan jarak AC!

Diketahui : batang pemikul AB = 90 cm

FA = 48 N

FB = 48 N

Ditanyakan : Jarak AC…?

Jawaban : misal jarak AC adalah x maka BC adalah 90 – x

 = 0

A + B = 0

-WA . lA + WB . lB = 0

-48x + 42 (90 – x) = 0

-48x + 3780 – 42x = 0

-90x = 3780
x = 3780/90 = 42 cm

1. Titik Berat

Titik berat adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari suatu benda atau
sistem benda. Titik berat atau pusat berat benda berfungsi sebagai titik yang terhadapnya
gaya-gaya berat bekerja pada semua partikel benda itu sehingga akan menghasilkan
resultan momen gaya nol. Titik berat merupakan titik di mana gaya berat bekerja secara
efektif.

Titik berat menurut bentuk benda dibedakan menjadi 3 antara lain:

1.
1. Benda berbentuk garis/kurva, contoh : kabel, lidi, benang, sedotan, dan lain-
lain.
2. Benda berbentuk bidang/luasan, contoh : kertas, karton, triplek, kaca,
penggaris, dan lain-lain.
3. Benda berbentuk bangunan/ruang, contoh : kubus, balok, bola, kerucut,
tabung, dan lain-lain

1. Benda berbentuk partikel massa

Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda partikel titik digabung
menjadi satu, maka koordinat titik beratnya dirumuskan:

Xo = =

Jadi zo (Xo,Yo)

Yo = =

1. Benda berbentuk garis/kurva

Daftar titik beberapa benda berbentuk garis dapat dilihat dalam lampiran.
Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda garis digabung menjadi satu, maka
koordinat titik beratnya dirumuskan:

Xo = =
Jadi zo (Xo,Yo)

Yo = =

1. Benda berbentuk bidang/luasan

Daftar titik berat berbagai macam bidang beraturan dan bidang selimut benda
dapat dilihat dalam lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan,
maka koordinat titik beratnya dirumuskan:

Xo = =

Jadi zo (Xo,Yo)

Yo = =

1. Benda berbentuk volume/ruang (homogen)

Daftar titik berat berbagai macam benda ruang beraturan dapat dilihat dalam
lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan benda, maka koordinat
titik beratnya dirumuskan:

Bila terbuat dari bahan-bahan yang sama (homogen)

Xo = =

Jadi zo (Xo,Yo)

Yo = =

1. Bila terbuat dari bahan-bahan yang berbeda (heterogen)

Xo = =

Jadi zo (Xo,Yo)

Yo = = ]

keterangan : W = mg =  . V . g
karena S =  . g  W = S . V

1.
1.
 = massa jenis (kg/m3)

S = berat jenis (N/m3)

Tabel titik berat bentuk teratur linier

Nama benda Gambar benda letak titik berat keterangan

1. Garis lurus x0 = l z = titik tengah garis

2. Busur lingkaran R = jari-jari lingkaran

3. Busur setengah

lingkaran

Tabel titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen

Nama benda Gambar benda Letak titik Keterangan


berat

1. Bidang y0 = t t = tinggi
segitiga
z = perpotongan

garis-garis berat

AD & CF

2.Jajaran y0 = t t = tinggi
genjang,
z = perpotongan
Belah ketupat,
diagonal AC dan
Bujur sangkar
BD
Persegi panjang

3. Bidang juring R = jari-jari lingkaran

lingkaran

4.Bidang R = jari-jari lingkaran


setengah
lingkaran

Tabel titik berat benda teratur berbentuk bidang ruang homogen

Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan

1. Bidang kulit z pada titik z1 = titik berat

prisma tengah garis z1z2 bidang alas


y0 = l
z2 = titik berat

bidang atas

l = panjang sisi

tegak.

2. Bidang kulit y0 = t t = tinggi

silinder. A = 2  R.t silinder

( tanpa tutup ) R = jari-jari

lingkaran alas

A = luas kulit

silinder

3. Bidang Kulit T’z = T’ T T’T = garis

limas tinggi ruang

4. Bidang kulit zT’ = T T’ T T’ = tinggi

kerucut kerucut

T’ = pusat

lingkaran alas

5. Bidang kulit y0 = R R = jari-jari

setengah bola.

Tabel titik berat benda teratur berbentuk ruang, pejal homogen


Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan

1. Prisma z pada titik z1 = titik berat


tengah garis z1z2
beraturan. bidang alas
y0 = l
z2 = titik berat
V = luas alas kali
tinggi bidang atas

l = panjang sisi

tegak

V = volume

prisma

2. Silinder Pejal y0 = t t = tinggi silinder

V =  R2 t R = jari-jari

lingkaran alas

3. Limas pejal y0 = T T’ T T’ = t = tinggi

beraturan =t limas beraturan

V = luas alas x
tinggi

4. Kerucut pejal y0 = t t = tinggi kerucut

V =  R2 t R = jari-jari
lingkaran alas

5. Setengah bola y0 = R R = jari-jari bola.

pejal

1. Macam-macam Kesetimbangan

Tiga macam keseimbangan benda seperti tampak

pada gambar di bawah ini.

(a) (b) (c)


Gambar (a) adalah contoh keseimbangan labil, gambar (b)
merupakan contoh keseimbangan stabil, dan gambar (c) adalah
contoh keseimbangan netral.

Dibedakan menjadi 3:

1.
1. Kesetimbangan labil/goyah

Adalah keseimbangan pada suatu benda di mana setelah gangguan yang


diberikan/dialami benda dihentikan, maka benda tidak kembali ke posisi
keseimbangan semula, tetapi bahkan memperbesar gangguan tersebut.

Contoh: Keseimbangan pada suatu benda dipandang sebagai keseimbangan yang


dimiliki benda jika gangguan yang dialaminya menurunkan titik beratnya (energi
potensialnya).

1.
1. Kesetimbangan stabil/mantap

Adalah keseimbangan suatu benda di mana setelah gangguan yang diberikan


pada benda dihentikan, benda akan kembali ke posisi keseimbangan semula.

Contoh: Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki


benda jika gangguan yang dialaminya menaikkan titik beratnya (energi potensialnya).

1.
1. Kesetimbangan indeferen/netral

Adalah keseimbangan pada suatu benda di mana setelah gangguan yang


diberikan tidak mengubah posisi benda.

Contoh : Keseimbangan indiferen dapat dipandang sebagai keseimbangan yang


dimiliki benda dimana jika gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan perubahan
titik beratnya (energi potensialnya).

 Contoh soal
1. Tentukan koordinat titik berat susunan empat buah kawat berbentuk bangun seperti
gambar di bawah ini.

2345

Jawab

Dari gambar tersebut, panjang kawat, letak absis dan ordinat titik beratnya adalah:


o kawat pertama:

L1 = 4, x1 = 2, dan y1 = 4.


o kawat kedua:

L2 = 4, x2 = 2, dan y2 = 2.


o kawat ketiga:

L3 = 4, x3 = 4, dan y3 = 4.


o kawat keempat:

L4 = 2, x4 = 4, dan y4 = 2.

Xo = = = =

Yo = = = =

Jadi zo (Xo,Yo) = ( , )

 Uji Kompetensi II
1. Suatu batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 5 meter, menumpu
pada lantai di A dan pada tembok vertikal di B. Jarak dari B ke lantai 3 meter; batang
AB menyilang tegak Lurus garis potong antara lantai dan tembok vertikal. Berapa
besarnya gaya K mendatar yang harus di berikan pada batang di A supaya batang
tetap seimbang ? dan Hitung juga gaya tekan pada A dan B.

1.

2 benda A dan B masing–masing bermassa 5 kg dan 2 kg


dihubungkan dengan sebuah tali dengan sebuah katrol
bermassa 2 kg dan berjari-jari 10 cm . Hitung percepatan
benda dan tegangan tali!

1.

Diketahui m1 = 4 kg, M = 1 kg, r = 1 cm, m2 = 2


kg. Hitung percepatan benda dan tegangan tali!

1. Suatu sistem katrol digunakan untuk mempertahankan beban 49 N

seperti pada gambar. Bila massa katrol diabaikan dan sistem dalam

keadaan setimbang, tentukan besarnya tegangan tali pada kabel

paling atas (T) !

1. Sebuah batang AB massanya 10 kg, panjangnya 6 meter. Ujung B diikat dengan tali
dan ujung tali yang lain diikat di C pada sebuah tembok vertikal. Ujung A dari batang
bertumpu pada tembok itu juga. Dalam sikap seimbang ini tali membuat sudut 300
dengan tembok. Tentukan :

a. Gaya tegangan tali.

b. Tekanan tembok di A

c. Sudut yang dibuat batang dengan tembok.


1. Sebuah batang dengan berat 50 N seperti tampak pada gambar di bawah ini. Berapa
besar tegangan dalam kabel pendukungnya dan berapa komponen dari gaya yang
dikerjakan oleh engsel pada batang.

1. Susunan benda pejal homogen

Yang terdiri dari silinder

berongga dan setengah bola

terletak di atas lantai seperti

tampak pada gambar.

Tentukan jarak titik berat

susunan benda tersebut dari lantai.

1. Sebuah bangun berupa luasan memiliki bentuk dan ukuran seperti tampak pada gambar. Tentukan
koordinat titik beratnya.

4
0 8

1. Sebuah bidang homogen tampak seperti pada gambar di bawah ini. Tentukan letak
titik beratnya terhadap sisi alasnya.

1. Sistem dalam gambar di bawah ini berada dalam keadaan seimbang. Jika berat balok
W1 = 400 N dan koefisien gesek statik antara balok W1 dengan meja adalah 0,4.
Tentukan berat balok W2,

dan gaya tegang tali T1 dan T2, dan T3.


o
60
T3

W
1

W
2

 Latihan Soal Akhir Bab III

Soal –soal Pilihan Ganda

Berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban yang benar!

1.

m = 3 kg

Sebuah benda bermassa 3 kg diikat dengan tali pada langit-langit. Berapakah tegangan
pada tali tersebut ? (g = 9,8 m/det2)

1. 30,0 N
2. 29,4 N
3. 17,0 N
4. 14,7 N
5. 8,5 N

1.

 Tali

Sistem seperti terlihat pada gambar berada dalam keadaan seimbang. Berat batang dan
tali diabaikan. Gaya-gaya yang berkerja pada sistem adalah T, F, dan w. Manakah di
antara pernyataan berikut yang tidak benar?

1. F2 + w2 = T2
2. F = w tg 
3. T = w sec 
4. F dan w adalah komponen gaya T
5. w = T cos 
1. 45

80,5 kg

Sebuah balok yang massanya 80,5 kg tergantung pada dua utas tali yang
bersambungan seperti yang terlihat pada gambar. Jika percepatan gravitasi bumi g =
9,8 m/det2 maka besar tegangan pada tali horizontal A adalah …

1. 80,5 N
2. 385 N
3. 598,5 N
4. 643,7 N
5. 788,9 N

1.
1.

Sistem pada gambar di atas berada dalam keadaan seimbang. Berat balok A adalah 600 N
dan koefisien gesekan static antara balok A dan meja adalah 0,2. Berat balok B adalah …

1. 20 N
2. 20 N
3. 40 N
4. 40 N
5. 40 N

1.
1. Sebuah gaya F yang bekerja pada sebuah benda tegar dapat diganti dengan . . .
.

1. sebuah gaya lain yang sama besar, sejajar, dan searah tetapi mempunyai garis kerja
yang berbeda dengan F.
2. sebuah koppel
3. sebuah gaya dan sebuah Koppel yang sebidang
4. sebuah gaya atau sebuah koppel
5. sebuah gaya yang sebidang atau dengan sebuah Koppel yang sebidang

1.
1. Sebuah penggaris homogen mempunyai keseimbangan di titik tengahnya (P)
pada suatu poros. Sebuah benda seberat 10 N digantung pada penggaris itu
dalam berbagai posisi tetapi tidak pada titik P. Mana salah satu di antara
momen-momen gaya terhadap titik P berikut ini yang tidak mungkin ?

1. -1 Nm
2. 0 Nm
3. +1 Nm
4. +5 Nm
5. +10 Nm

1.
1. Seseorang memikul dua beban dengan tongkat homogen (AB) yang
panjangnya 1,5 m. Beban yang satu di ujung A dan yang lainnya di ujung B.
Beban di A 100 N dan di B 500 N. Supaya batang AB horizontal (seimbang),
pundak (bahu) orang tersebut harus ditempatkan pada . . . .

1. 0,2 m dari B
2. 0,25 m dari B
3. 0,3 m dari B
4. 0,5 m dari B
5. 0,75 m dari B

1.
1. Sebuah balok homogen (AB) memiliki panjang 5 m dan berat 100 N. Pada
ujung A digantungkan beban 25 N. Di manakah balok itu harus ditumpu agar
balok tetap seimbang ?

1. 1,5 m dari ujung A


2. 2 m dari ujung A
3. 2 m dari ujung B
4. 2,5 m dari ujung B
5. 3 m dari ujung A
1.
1. Sumbu kedua roda muka dan sumbu kedua roda belakang sebuah truk yang
bermassa 3000 kg, berjarak 3 m. Pusat massa truk terletak 2 m di belakang
roda muka. Diandaikan percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/detik2. Beban
yang dipikul oleh kedua roda muka truk itu sama dengan …

1. 5000 newton
2. 10000 newton
3. 15000 newton
4. 20000 newton
5. 25000 newton

1.
1.

PRSQ

1m

1m

2m

Pada diagram, PQ adalah sebuah batang homogen dengan panjang 4 m. Batang itu diam
pada penopang di R (1 m dari P) dan S (1 m dari Q). Jika berat batang 150 N, berapakah
minimum gaya ke bawah F yang dikerjakan di Q yang akan mengangkat batang lepas dari
penopang di R?

1. 50 N
2. 75 N
3. 100 N
4. 125 N
5. 150 N

1.
1. Sebuah bola pejal menggelinding dari keadaan diam menuruni bidang miring
kasar yang membentuk sudut 30o dengan arah mendatar. Kelajuan linier bola
ketika sudah menempuh lintasan sepanjang 3,5 m adalah … m/s

a. 6 b. 5 c. 4 d. 3 e. 2

1.
1. Dari gambar di sampjng, massa katrol 300 gram. Katrol mula-mula

diam, kemudian dilepas sehingga berputar turun. Maka besar te-

gangan tali adalah … N

a. 1 b. 1,5 c. 2 d. 3,3 e. 4

1.
1. Seorang penari balet berputar 3 putaran per detik dengan lengan direntangkan,
saat itu momen inersianya 8 kg m2. jika kedua lengannya dirapatkan sehingga
momen inersianya menjadi 2 kg m2, maka frekwensi putarannya menjadi ….
putaran per detik.

a. 0,75 b. 3 c. 5,3 d. 8 e. 12

1.
1. Dalam waktu 2 detik, sebuah roda yang berotasi murni, mengalami perubahan
kecepatan dari 4 rad/s menjadi 20 rad/s secara beraturan. Sebuah titik terletak
30 cm dari poros roda. Besar percepatan tangensial yang dialami titik tersebut
adalah … m/s2

a. 240 b. 26,7 c. 4,8 d. 2,4 e. 0,27

1.
1. Silinder pejal dengan massa 4 kg ditarik pada pusat

F massanya dengan gaya 56 N sehingga silinder ber-

gerak sepanjang bidang miring ke atas, tanpa slip.


tg  = 4/3. Besarnya energi kinetik pada t = 2 detik, jika mula-mula silinder diam adalah
….

a. 234 J b. 243 J c. 324 J d. 342 J e. 432 J

1.
1. Gerak menggelinding terjadi karena….

1.
1. gaya yang diberikan jumlahnya tidak nol
2. jumlah torsi tidak nol
3. jumlah gaya dan jumlah torsi tidak nol
4. hanya bias terjadi di bidang miring
5. dapat terjadi di bidang yang licin sempurna

1.
1. Gambar berikut adalah sebuah batang yang ditarik dengan gaya. Momen gaya
terhadap titik O adalah….

1. 75 N
2. 50 N
3. 100 N
4. 100 N
5. 250 N

1.
1. P

erhatikan gambar berikut ini. Bila massa batang AB diabaikan, maka besar
dan titik tangkap gaya resultannya adalah….

1.
1. 30 N dan 0,7 m di kiri A
2. 30 N dan 0,7 m di kanan A
3. 30 N dan 1,0 m di kiri A
4. 30 N dan 2,0 m di kanan A
5. 30 N dan 2,0 m di kiri A

1.
1. Sebuah benda begerak melingkar berubah beraturan dengan kelajuan anguler
mula-mula 6 rad/s. Setelah 4 detik kelajuan angulernya 14 rad/s. Jika jari-jari
10 meter, maka percepatan linier yang dialami benda tersebut adalah …. m/s2

1. 280
2. 120
3. 60
4. 40
5. 20

1.
1. Sebuah partikel A bermassa m diputar pada jari-jari R, dan partikel B
bermassa 2 m diputar pada jari-jari . Jika kelajuan sudut putaran kedua partikel
tersebut sama, maka perbandingan momentum anguler partikel A dan partikel
B adalah : …

1. 2 : 1
2. 1 : 2
3. 3 : 1
4. 1 : 3
5. 1 : 1

1.
1. Sebuah bola pejal menggelinding tanpa slip dengan kelajuan linier v, jika
massa bola pejal 5 kg, maka energi kinetik bola pejal saat menggelinding
tersebut adalah .…v2

1. 1,0
2. 2,5
3. 3,5
4. 5,0
5. 7,5

1.
1. Massa katrol adalah 2 kg dan besar F = 122 newton, maka gaya tegangan tali
T
adalah …newton

1. 100
2. 120
3. 122
4. 220
5. 242

1.
1. Tangga homogen, panjang 10 m, massa 10 kg, bersandar pada dinding licin
dan lantai kasar. Ujung atas tangga berada 8 meter dari lantai. Bila tangga
tepat akan menggeser tentukan besarnya koefisien gesek statis lantai dengan
tangga.

1. 0,80
2. 0,75
3. 0,60
4. 0,375
5. 0,30

1.
1.

Sebuah silinder pejal dengan diameter 1 meter berada pada bidang datar kasar didorong
tepat pada pusat massanya dengan gaya F = 6 kali massa benda sehingga meng gelinding
tanpa slip, maka percepatan liniernya adalah … (gaya dan massa bersatuan sesuai SI).

1. 1 m/s2
2. 2 m/s2
3. 3 m/s2
4. 4 m/s2
5. 5 m/s2

1.
1. R
30o

PQ

Batang PQ horizontal beratnya 60 N menggunakan engsel pada titik P, sedang ujung Q


diikat tali bersudut 30o ke dinding. (lihat gambar di atas) Pada titik Q digantungkan beban
40 N, maka besar gaya tegangan tali QR …

1. 30 N
2. 35 N
3. 70 N
4. 120 N
5. 140 N

 Soal Uraian

Jawablah dengan benar !

1. Sebuah bola pejal massa 5 kg berada di atas bidang miring

kasar, mula-mula dalam keadaaan diam, kemudian mengge-

linding tanpa slip (jika tg 37o = ¾ ) hitung energi kinetik

37o setelah bergerak 7 detik.

1. Hitunglah T1 dan T2 dari susunan kesetimbangan di bawah ini.

1. Hitunglah Gaya T pada susunan kesetimbangan ini.

1. Massa A = massa B = 5 kg, jika tg 53o = 4/3 dan koe-

fisien gesekan antara benda A dan bidang miring 0,2

massa katrol 4 kg, Hitung percepatan sistem.

1. Silinder pejal dengan massa 4 kg ditarik pada pusat

F massanya dengan gaya 56 N sehingga silinder ber-


gerak sepanjang bidang miring ke atas, tanpa slip.

tg  = 4/3. Tentukan besarnya energi kinetik pada

t = 2 detik, jika mula-mula silinder diam.

1.

Massa A = 8 kg, massa B = 6 kg, massa katrol = 4 kg, koefisien gesek bidang dengan
benda A = 0,25. Hitung percepatan benda A !

1. Sebuah silinder pejal homogen tingginya 2R, bagian bawahnya berongga dengan
bentuk setengah bola. tentukan letak titik beratnya.

1. Tentukan letak titik berat benda berupa bidang diukur dari alasnya.

1. Susunan benda pejal homogen

yang terdiri dari silinder R

berongga dan setengah bola

terletak di atas lantai seperti

3R

tampak pada gambar.

Tentukan jarak titik berat

susunan benda tersebut dari lantai.

1. Batang PQ beratnya 400 N dan panjangnya 4 m. Jarak tumpuan PA adalah 3m dan di


titik A batang dapat berputar. Seseorang beratnya 600 N berjalan dari titik menuju Q.
Berapa jarak maksimum dari titik P agar batang tetap seimbang (ujung batang P hampir
terangkat).

PA

Anda mungkin juga menyukai