Anda di halaman 1dari 70

Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

KEBENARAN AL QUR’AN
JILID (5) Lima

Katakanlah : “ Telah datang kebenaran dan kebathilan pasti lenyap, sesungguhnya yang bathil-
bathil (pasti) lenyap. “(Q.S. 17 : 81).

Dan (kebenaran) itu Kami turunkan dari Al Qur’an (agar) ia menjadi obat dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman, dan bagi orang-orang zalim tidak menambah (keuntungan) kecuali
kerugian. (Q.S. 17 : 82).

Ikhtisar

Judul Buku : Kebenaran Al Qur’an Jilid 5

Penerbit : Yayasan Al Mu’min Jakarta

Alamat : Jl. Beringin Jaya No. 8 Ceger Cipayung Jakarta Timur


Telp./Fax: (021) 8444866

Download : http:www.isroatifillah.com

E-mail : ypamj@isroatifillah.com

Lisensi

1
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Buku ini dapat diperbanyak dan disebarluaskan kepada siapa saja dan oleh siapa saja dalam
bentuk apapun sepanjang tidak merubah isi didalamnya dan tidak untuk tujuan komersial.

Kata Pengantar

Katakanlah : “ Telah datang kebenaran dan kebathilan pasti lenyap, sungguh yang bathil-bathil
(pasti) lenyap. “ (Q.S. 17 : 81).

Dan (kebenaran) itu Kami turunkan dari Al Qur’an (supaya) ia menjadi penyembuh dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman, dan bagi orang-orang zalim tidak menambah (keuntungan)
kecuali kerugian. (Q.S. 17 : 82).

Assalaamu’ alaikum Wr Wb.

Bersama ini semoga Allah melimpahkan keselamatan kepada kita, dan semoga Allah
melimpahkan Rahmat dan Barokah-Nya kepada kita, dan semoga Allah melindungi kita dari
gangguan syaitan yang terkutuk, dan semoga Allah menetapkan kasih sayang-Nya kepada kita
selama-lamanya. Dan dengan seiring Rahmat dan kasih sayang-Nya itu mari kita panjatkan puja
dan puji syukur ke hadirat Allah Tuhan semesta alam Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Dan semoga Allah melimpahkan salam hormat kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW, dan kepada para Anbiya, kepada para Utusan-Nya, kepada keluarganya dan kepada
sahabatnya sekalian. Amin, amin, amin ya Robbal ‘alamin.

Wahai hamba-hamba Allah yang dimuliakan,

2
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Sehubungan dengan datangnya kebenaran dari sisi Allah, maka mari kita sambut
kebenaran itu, mudah-mudahan kebenaran itu jadi penyembuh bagi kesalahan kita dalam
mengerjakan perintah Allah. Dan apabila kita telah mengetahui yang benar dalam mengerjakan
perintah Allah, maka perbaikilah kesalahan kita seandainya kita ada kesalahan dalam
mengerjakan perintah-Nya, karena sesudah itu akan hilang kesalahan kita dan yang salah-salah
pasti lenyap setelah kita memperbaiki kesalahan kita dalam mengerjakan perintah Allah.

Dan kebenaran itu mudah-mudahan menjadi rahmat bagi kita yang beriman, agar kita
bangkit memperbaiki kesalahan kita dalam mengerjakan perintah Allah, dan yang demikian itu
supaya kita beruntung di dunia dan di akhirat nanti. Dan bagi orang-orang zalim yang
mengingkari kebenaran, mereka tidak menambah keuntungan dengan datangnya kebenaran itu
kecuali mereka kerugian.

Dan yang demikian itu karena mereka tidak mau memperbaiki kesalahannya dalam
mengerjakan perintah Allah. Maka seandainya kita ada kesalahan dalam mengerjakan perintah
Allah, perbaikilah kesalahan kita itu. Dan apabila kita mengerjakan perintah Allah, kerjakanlah
yang benar sebagaimana yang telah Allah tunjukan kepada kita dari perintah-Nya, supaya kita
beruntung di dunia dan di akhirat nanti.

Demikianlah kata pengantar dari kami dan selanjutnya mari kita saksikan di dalamnya mudah-
mudahan bermanfa’at bagi kita semua.

Wabillahii taufiq walhidayah


Wasasalamu’alaikum Wr Wb.

Isi Buku

I. P E M B U K A A N

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

3
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al Qur’an) kepada hamba-Nya, dan Dia
tidak menjadikan (Al Qur’an) menyimpang baginya. (Qs. 18 : 1).

(Al Qur’an) lurus untuk memberi peringatan akan siksaan yang sangat keras dari sisi-Nya, dan
memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bahwasanya
bagi mereka telah (di sediakan) pahala yang baik. (Qs. 18 : 2).

Mereka kekal dalam (sorga) selama-lamanya. (Qs. 18 : 3).

Maka berilah mereka peringatan, sesungguhnya kamu seorang pemberi peringatan. (Qs. 88 :
21).

Dan Kami tidak mengutus (seorang Rosul) sebelum kamu, kecuali orang laki-laki yang Kami beri
wahyu kepadanya, maka tanyakanlah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu
tidak mengetahui. (Qs. 16 : 43).

4
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Dan (Kami perintahkan kepada Rosul supaya membawa) keterangan yang nyata dan Kitab, dan
Kami turunkan (pengetahuan) Al Qur’an kepadamu supaya kamu menerangkan kepada manusia
apa yang telah diturunkan kepada mereka, dan agar mereka berfikir. (Qs. 16 : 44).

Dan (dalam Al Qur’an itu) telah sempurna kalimat Tuhanmu dengan kebenaran dan keadilan.
(Dan seorangpun) tidak ada yang dapat merubah (apa yang telah Allah tetapkan) pada kalimat-
Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Qs. 6 : 115).

Alif lam ra. Kitab (Al Qur’an itu) Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia
dari kegelapan ke cahaya terang dengan seizin Tuhan mereka, (yaitu) kejalan (Allah) Yang
Maha Kuasa lagi Maha Terpuji. (Qs. 14 : 1).

Dan tidaklah Kami mengutus seorang Rosul kepada kaumnya melainkan ia supaya menjelaskan
(ayat-ayat Kami) kepada mereka dengan bahasa (mereka, agar mereka mengerti, dan sesudah
itu) lalu Allah menyesatkan atas siapa yang Dia kehendaki dan Dia memberi petunjuk kepada
siapa yang Dia kehendaki, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. 14 : 4).

5
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Katakanlah : “ Telah datang kebenaran dan kebathilan pasti lenyap, sungguh yang bathil-bathil
(pasti) lenyap. “(Qs. 17 : 81).

Dan (kebenaran) itu Kami turunkan dari Al Qur’an (agar) ia menjadi obat dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman, dan bagi orang-orang zalim tidak menambah (keuntungan) kecuali
kerugian. (Qs. 17 : 82).

Dan kebenaran itu Kami turunkan dengan (melalui) Al Qur’an, dan dengan (membawa)
kebenaran itulah dia turun (memberi peringatan), dan tidaklah Kami mengutus kamu kecuali
(sebagai) pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. (Qs. 17 : 105).

Dan Al Qur’an itu Kami (turunkan dengan) terpisah-pisah, supaya kamu membacakannya kepada
manusia dengan berangsur-angsur, dan supaya Kami menurunkannya terus menerus. (Qs. 17 :
106).

(Ingat !) kebenaran itu dari Tuhanmu, maka jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang
ragu. (Qs. 2 : 147).

6
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Dan bacalah apa yang Tuhanmu wahyukan kepadamu dari Kitab (Al Qur’an), (karena)
seorangpun tidak ada yang dapat merubah kalimat-Nya, dan kamu tidak akan mendapat tempat
berlindung selain dari pada-Nya. (Qs. 18 : 28).

Dan Kami tidak mengutus para Rosul kecuali sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi
peringatan, akan tetapi orang-orang kafir membantah yang (haq) dengan yang bathil, agar
dengan yang (bathil itu) mereka dapat melenyapkan yang hak, dan mereka menjadikan ayat-
ayat-Ku (sebagai bahan) olok-olokan dan (demikian pula) apa yang telah di peringatkan kepada
mereka. (Qs. 18 : 56).

Padahal siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang di peringatkan dengan ayat-ayat
Tuhannya lalu ia berpaling dari padanya, dan ia melupakan (kesalahan) yang telah di kerjakan
oleh tangannya (setelah kesalahannya itu di peringatkan ? Dan yang demikian itu) sesungguhnya

7
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Kami telah menjadikan tutup atas hati mereka dan sumbat di telinga mereka, dan jika kamu
menyeru mereka kepada petunjuk (Kami, niscaya) mereka tidak memahaminya, maka jika
demikian (tentu) mereka tidak akan mendapat petunjuk (Kami) selama-lamanya. (Qs. 18 : 57).

Dan Tuhanmu Maha Pengampun lagi mempunyai rahmat ; jika Dia hendak menyiksa mereka
karena perbuatan mereka, tentu Dia menyegerakan azab kepada mereka, akan tetapi bagi
mereka ada waktu yang tertentu ; (dan apabila telah datang waktunya, maka) mereka tidak
akan mendapat tempat berlindung selain dari pada-Nya. (Qs. 18 : 58).

(Ingat !) Kami menurunkan Al Qur’an atasmu bukan supaya kamu celaka. (Qs. 20 : 2).

Melainkan (Kami menurunkan Al Qur’an atasmu supaya kamu memberi) peringatan kepada
orang-orang yang takut (celaka dari azab Kami). (Qs. 20 : 3).

(Dan Al Qur’an benar-benar) di turunkan dari (Allah) Yang telah menciptakan bumi dan langit
yang tinggi. (Qs. 20 : 4).

8
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Kebatilan tidak datang kepada (Al Qur’an baik) dari depannya (maupun) dari belakangnya, (dan
Al Qur’an benar-benar) di turunkan dari (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (Qs.
41 : 42).

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Bersama ini semoga Allah melimpahkan keselamatan kepada kita, dan bersama ini
semoga Allah melimpahkan Rahmat dan Barokah-Nya kepada kita, dan bersama ini semoga
Allah melindungi kita dari gangguan syaitan yang terkutuk, dan bersama ini semoga Allah
menetapkan kasih sayang-Nya kepada kita selama-lamanya. Dan dengan seiring Rahmat dan
kasih sayang-Nya itu mari kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah Tuhan semesta
alam Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Dan semoga Allah melimpahkan salam hormat kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, dan kepada para Anbiya, kepada para Utusan-Nya, kepada keluarganya dan
kepada sahabatnya sekalian. Amiin, amiin, amiin ya Robbal ‘alamiin. Amma Ba’du.

(Ya Allah) ya Tuhanku, perkenankanlah aku untuk mensyukuri ni’mat-Mu yang Engkau
anugerahkan atasku dan atas kedua orang tuaku, bahwasanya aku hendak beramal sholeh yang
Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan orang-orang
sholeh.“

“ Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku (dalam mengerjakan


perintah-Mu ini). Dan lepaskanlah (perkataan-Mu) dari tali ikatan lisanku ini, (supaya mereka
mengerti terhadap apa yang Engkau bicarakan kepada mereka dengan melalui) perkataanku ini,
(karena sesungguhnya aku hanya menyampaikan perkataan-Mu yang Engkau perintahkan
kepadaku). Dan jadikanlah untukku seorang pembantu yang dari keluargaku. (Yaitu) Harun
saudaraku (supaya dia membacakan ayat-ayat Engkau kepada mereka). Dan teguhkanlah
kekuatanku dengan dia. Dan jadikanlah dia sekutuku dalam urusanku ini (supaya aku dan dia
sama-sama satu urusan dalam mengerjakan perintah-Mu. Dan) supaya kami banyak bertasbih
kepada Engkau. Dan (supaya) kami banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha
Melihat terhadap apa yang kami (kerjakan). Maha Suci Engkau ya Tuhan kami, sungguh tidak
ada pengetahuan bagi kami kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami (dengan Al
Qur’an), sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.“

9
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Wahai hamba-hamba Allah yang dimuliakan

Sebelum kami mengemukakan apa yang hendak kami sampaikan kepada saudara, maka
terlebih dahulu kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya atas kelancangan kami ini, yang
mana bahwa kami telah lancang mengirimkan surat ini kepangkuan saudara dengan tanpa kabar
berita dari sebelumnya. Akan tetapi karena keadaan waktu yang sangat sempit bagi kami untuk
mengunjungi saudara, maka kami lakukan menjalankan perintah Allah dengan mengirimkan
surat ini kepangkuan saudara. Maka itu ma’afkanlah kami, karena yang demikian itu bukanlah
kami menghinakan saudara, dan bukan pula kami tidak menghormati saudara dengan
penghormatan yang sebagaimana mestinya, akan tetapi yang demikian itu karena keadaan
waktu saja yang tidak mencukupi bagi kami, kalau kami menjalankan perintah Allah dengan
mengunjungi saudara.

Oleh karena itu kami kirimkan surat ini ke pangkuan saudara untuk menunaikan
perintah Allah yang telah Allah perintahkan kepada kami dengan melalui ayat-ayat-Nya, yaitu
supaya kami menyampaikan amanat Allah kepada saudara kami di mana saja mereka berada,
maka terimalah apa yang Allah amanatkan kepada kita dengan melalui ayat-ayat-Nya itu.

Akan tetapi sebelum dan sesudahnya tidak lupa kami mohon ma’af yang sebesar-
besarnya, apabila ada perkataan kami yang tidak berkenan di hati saudara, atau apa saja
kesalahan kami yang terdapat dalam surat ini. Karena kesalahan itu bukanlah sesuatu yang
kami sengaja melakukannya dan bukan pula sesuatu yang kami inginkan, melainkan itu dari
kebodohan kami sendiri. Oleh karena itu semoga saudara-saudara sudi kiranya mema’afkan
segala kesalahan kami yang terdapat dalam surat ini.

II. KEBENARAN ITU ALLAH TURUNKAN DARI AL QUR’AN

Dan selanjutnya mari kita terima amanat Allah yang berupa keterangan-keterangan dan
petunjuk untuk kita mengerjakan segala perintah-Nya, dan janganlah kita menyembunyikan
keterangan-keterangan dan petunjuk dari sisi Allah, karena yang demikian itu kita akan
dilaknat Allah dan semua makhluk yang dapat melaknat, sebagaimana yang Allah terangkan
kepada kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

10
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan dan petunjuk (untuk manusia mengerjakan segala perintah Kami),
sesudah apa yang telah Kami terangkan kepada manusia dalam Kitab, (maka) mereka itulah
yang dilaknat Allah dan dilaknat oleh semua (makhluk) yang dapat melaknat. (Q.S.2: 159).

Kecuali orang-orang itu bertaubat dan mereka mengadakan perbaikan dan mereka
menerangkan (hal itu kepada manusia), maka kepada mereka itu Aku menerima taubat mereka,
dan sesungguhnya Aku Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S.2: 160).

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkarinya dan mereka mati dalam keadaan ingkar,
mereka itulah yang mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya. (Q.S.2:
161).

Mereka kekal dalam laknat, (dan) siksaan tidak diringankan dari (menyiksa) mereka, dan
mereka tidak diberi tangguh. (Q.S.2: 162).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya, maka janganlah kita menyembunyikan apa yang telah Allah turunkan berupa
keterangan-keterangan dan petunjuk untuk kita mengerjakan segala perintah-Nya, sesudah
Allah menerangkan hal itu kepada kita dengan ayat-ayat-Nya dalam Kitab, dan yang demikian

11
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

itu karena kita akan dilaknat Allah dan dilaknat oleh semua makhluk yang dapat melaknat. Dan
seandainya kita pernah menyembunyikan hal itu dari sesudah kita membaca ayat-ayat-Nya
dalam Kitab, atau dari sesudah kita mendengarnya, maka bertaubatlah kita kepada Allah, dan
perbaikilah perbuatan kita dengan menerangkan hal itu kepada saudara kita, karena sesudah
itu Allah akan menerima taubat kita, dan sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.

Dan janganlah kita mengingkari hal itu dengan tidak mau menerangkannya kepada
saudara kita, karena yang demikian itu kita akan mendapat laknat Allah, para malaikat dan
manusia seluruhnya, dan kita kekal dalam laknat, dan Allah tidak meringankan siksaan dari
menyiksa kita, dan kita tidak diberi tangguh. Oleh karena itu mari kita sampaikan amanat Allah
kepada saudara kita dimana saja mereka berada, mudah-mudahan Allah menerima taubat kita,
karena sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Maka mari kita
sampaikan amanat Allah, dan sebagian dari amanat-Nya itu Allah menyuruh kita agar kita
beriman kepada Al Qur’an yang telah Allah turunkan kepada Rosul-Nya, sebagaimana yang Allah
perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

Dan berimanlah kamu kepada (Al Qur’an) yang telah Aku turunkan dengan membenarkan
terhadap (kebenaran) yang telah ada bersamamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang
pertama mengingkarinya, dan jangan (pula) kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan yang
rendah, dan bertakwalah kamu kepada-Ku (dengan mengerjakan segala perintah-Ku). (Q.S. 2 :
41).

Dan janganlah kamu campur-adukan yang hak dengan yang bathil, dan jangan (pula) kamu
menyembunyikan yang hak, sedang kamu mengetahui. (Q.S. 2 : 42).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah amanat Allah yang Allah perintahkan kepada
kita dengan ayat-ayat-Nya. Maka berimanlah kita kepada Al Qur’an yang telah Allah turunkan
kepada Rosul-Nya, dan Allah membenarkan terhadap kebenaran yang telah ada bersama kita,

12
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

bahwa “kebenaran” yang telah ada bersama kita itu adalah benar, dan apa yang Allah
bicarakan kepada kita dengan melalui Al Qur’an itu adalah benar. Maka apabila kita
mengerjakan perintah Allah, kerjakanlah yang benar sebagaimana kebenaran kita dalam
mengerjakan suatu perintah.

Sebagai contoh,
apabila kita mengerjakan perintah seseorang yang menyuruh kita agar kita mengambil gelas
untuk alat minum, maka perhatikanlah oleh kita apa yang dia tunjukan kepada kita dari
perintahnya itu, kemudian apabila kita telah memahaminya dan kita percaya kepadanya serta
membenarkan bahwa dia benar-benar menyuruh kita mengambil gelas, maka ambilah gelas itu,
kemudian berikanlah kepadanya sebagaimana yang telah dia tunjukan kepada kita dari
perintahnya. Demikianlah sebagai bukti yang nyata dari kebenaran kita dalam mengerjakan
suatu perintah. Dan demikian pula kita dalam mengerjakan perintah Allah.

Maka apabila kita mengerjakan perintah Allah, kerjakanlah yang benar sebagaimana yang telah
Allah tunjukan kepada kita dari perintah-Nya, jika kita beriman kepada Allah serta
“membenarkan” bahwa Allah benar-benar menyuruh kita dengan melalui ayat-ayat-Nya.
Adapun yang demikian itu karena Allah telah membenarkan terhadap kebenaran yang telah ada
bersama kita, supaya kita mengerjakan perintah-Nya itu benar sebagaimana kebenaran kita
dalam mengerjakan suatu perintah.

Maka janganlah kita mengerjakan perintah Allah seperti orang yang mengingkari kebenaran
yang telah ada bersama kita, sehingga kita mengerjakan perintah Allah tanpa kebenaran dan
tanpa menggunakan akal untuk berfikir berbuat yang benar, sebagaimana kebenaran kita dalam
mengerjakan suatu perintah. Dan janganlah kita menukarkan ayat-ayat Allah dengan yang
rendah, sehingga kita mengambil perkataan lain selain yang telah Allah katakan kepada kita
dengan ayat-ayat-Nya, adapun yang demikian itu karena kalimat Allah yang Allah katakan
dengan melalui ayat-ayat-Nya itu adalah tinggi. Dan bertakwalah kita mengabdi kepada Allah
dengan mengerjakan segala perintah-Nya, karena Allah telah menyuruh kita dengan melalui
ayat-ayat-Nya, supaya kita mengerjakan segala perintah-Nya. Dan apabila kita mengerjakan
perintah Allah, janganlah kita campur-adukan yang hak dengan yang bathil, atau janganlah kita
campur adukan yang benar dengan yang salah dalam mengerjakan perintah-Nya, sehingga kita
membiarkan yang benar bercampur dengan yang salah atas apa yang kita kerjakan dari
perintah-Nya itu. Dan janganlah kita menyembunyikan yang benar, sehingga kita mengerjakan
yang salah sedang kita mengetahui yang benar dalam mengerjakan perintah-Nya itu.

13
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Dan janganlah kita mengerjakan perintah Allah tanpa kebenaran dan “ tanpa
menggunakan akal untuk berfikir berbuat yang benar ” sebagaimana yang Allah tunjukan
kepada kita dari perintah-Nya, karena Allah akan menimbang amal kita dengan kebenaran,
sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

Maka sungguh Kami akan menanyai orang-orang yang diutus kepada mereka, dan sungguh Kami
akan menanyai para Rosul. (Q.S 7 : 6).

Maka sungguh Kami akan menceritakan (amal) mereka dengan pengetahuan (yang telah Kami
ketahui dari perbuatan mereka), dan Kami tidaklah gaib (terhadap apa yang mereka kerjakan).
(Q.S 7 : 7).

Dan pada hari itu timbangan(nya) kebenaran, maka siapa yang berat (atau benar) timbangan
(amal kebaikan)nya, maka mereka itulah yang beruntung. (Q.S 7 : 8).

Dan siapa yang ringan timbangan (amal kebaikan)nya, maka mereka itulah yang merugikan
dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami. (Q.S 7 : 9).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya. Maka janganlah kita mengerjakan perintah Allah tanpa kebenaran dan tanpa

14
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

menggunakan akal untuk berfikir berbuat yang benar sebagaimana yang telah Allah tunjukan
kepada kita dengan ayat-ayat-Nya, karena Allah akan menimbang amal kita dengan kebenaran
yang telah ada bersama kita. Dan sungguh Allah akan menanyai orang-orang yang diutus
menyampaikan amanat-Nya kepada kita, dan sungguh Allah akan menanyai para Rosul. Maka
sungguh Allah akan menceritakan amal mereka dengan pengetahuan yang telah Allah ketahui
dari perbuatan mereka.
Maka benarkah yang mereka sampaikan kepada kita ini amanat Allah yang telah Allah
terangkan kepada mereka dengan ayat-ayat-Nya dalam Kitab ? Atau bukan !

Dan Allah tidaklah gaib terhadap apa yang mereka kerjakan. Dan demikian pula Allah tidaklah
gaib terhadap apa yang kita kerjakan.

Maka pada suatu hari Allah akan menimbang amal perbuatan kita atas apa yang telah
kita kerjakan dari perintah-Nya, dan pada hari itu timbangannya kebenaran, maka apabila
“berat atau benar” timbangan amal kebaikan kita kepada Allah dalam mengerjakan perintah-
Nya itu benar sebagaimana yang telah Allah tunjukan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya, maka
jika demikian tentu kita termasuk orang-orang yang beruntung. Dan yang demikian itu karena
Allah akan memberi pahala kepada kita atas apa yang telah kita kerjakan dari perintah-Nya.

Dan apabila “ringan” timbangan amal kebaikan kita kepada Allah dalam mengerjakan perintah-
Nya, yaitu ringan kita mengerjakan perintah-Nya itu tanpa kebenaran dan tanpa menggunakan
akal untuk berfikir berbuat yang benar, sebagaimana yang telah Allah tunjukan kepada kita
dengan ayat-ayat-Nya, maka jika demikian tentu kita termasuk orang-orang yang merugikan
dirinya sendiri, karena kita mengingkari ayat-ayat Allah, atau kita tidak mau mengikuti
petunjuk Allah yang telah Allah tunjukan kepada kita untuk mengerjakan perintah-Nya itu.
Maka janganlah kita mengingkari ayat-ayat Allah, karena dengan melalui ayat-ayat-Nya itu
Allah mengajar kita dan memberi petunjuk kepada kita untuk mengerjakan segala perintah-
Nya, supaya apa yang kita kerjakan dari perintah-Nya itu benar, sebagaimana yang telah Allah
tunjukan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya.
Dan janganlah kita “meringankan” perintah Allah, sehingga kita mengerjakan perintah-Nya itu
ringan tanpa kebenaran dan tanpa menggunakan akal untuk berfikir berbuat yang benar
sebagaimana yang telah Allah tunjukan kepada kita dari perintah-Nya, karena yang demikian
itu kita hanya merugikan diri kita sendiri.

Maka apabila kita mengerjakan perintah Allah, kerjakanlah yang benar, sebagaimana
kebenaran kita dalam mengerjakan suatu perintah, dan yang demikian itu karena Allah telah

15
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

menurunkan kebenaran dan kebathilan pasti lenyap, sebagaimana yang Allah terangkan kepada
kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

Katakanlah : “ Telah datang kebenaran dan kebathilan pasti lenyap, sungguh yang bathil-bathil
(pasti) lenyap. “ (Q.S. 17 : 81).

Dan (kebenaran) itu Kami turunkan dari Al Qur’an (supaya) ia menjadi penyembuh dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman, dan bagi orang-orang zalim tidak menambah (keuntungan)
kecuali kerugian. (Q.S. 17 : 82).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya. Maka apabila kita mengerjakan perintah Allah, kerjakanlah yang benar sebagaimana
yang telah Allah tunjukan kepada kita dari perintah-Nya. Adapun yang demikian itu karena
Allah Telah menurunkan kebenaran dan kebathilan pasti lenyap, sungguh yang bathil-bathil
pasti lenyap.

Dan kebenaran itu Allah turunkan dari Al Qur’an, supaya ia jadi penyembuh bagi
kesalahan kita dalam mengerjakan perintah Allah. Dan apabila kita telah mengetahui yang
benar dalam mengerjakan perintah Allah, maka perbaikilah kesalahan kita seandainya kita ada
kesalahan dalam mengerjakan perintah-Nya, karena sesudah itu akan hilang kesalahan kita
dan yang salah-salah pasti lenyap setelah kita memperbaiki kesalahan kita dalam mengerjakan
perintah Allah.

Dan kebenaran itu supaya menjadi rahmat bagi kita yang beriman, agar kita bangkit
memperbaiki kesalahan kita dalam mengerjakan perintah Allah, dan yang demikian itu supaya
kita beruntung di dunia dan di akhirat nanti. Dan bagi orang-orang zalim yang mengingkari
kebenaran, mereka tidak menambah keuntungan dengan adanya kebenaran itu kecuali mereka

16
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

kerugian, karena mereka tidak mau memperbaiki kesalahannya dalam mengerjakan perintah
Allah yang telah Allah perintahkan kepada mereka dengan ayat-ayat-Nya itu. Dan yang
demikian itu karena mereka tidak percaya kepada Allah yang menyuruh mereka dengan melalui
ayat-ayat-Nya dalam Al Qur’an, maka mereka tidak mau mengerjakan perintah Allah yang Allah
perintahkan kepada mereka dengan ayat-ayat-Nya itu. Maka berimanlah kita kepada Al Qur’an,
dan bacalah Al Qur’an itu dengan bacaan yang sebenarnya, sebagaimana yang Allah terangkan
kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

Orang-orang yang telah Kami beri Al Kitab kepada mereka, mereka membaca (Kitab itu) dengan
bacaan yang sebenarnya, mereka itulah yang beriman kepada (Kitab Kami), dan barang siapa
mengingkarinya, maka mereka itulah yang rugi. (QS 2 : 121).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka bacalah Kitab Al Qur’an itu dengan bacaan yang sebenarnya, karena orang-orang
yang Allah beri Al Kitab, mereka membaca Kitab itu dengan bacaan yang sebenarnya, mereka
itulah yang beriman kepada Allah dan kepada Kitab-Nya, dan barang siapa yang
mengingkarinya, maka mereka itulah yang rugi. Dan yang demikian itu karena Allah telah
memberikan Kitab Al Qur’an kepada kita, maka bacalah Kitab itu dengan bacaan yang
sebenarnya.

Yaitu sebagaimana kita membaca surat perintah dari seseorang yang menyuruh kita, yang
didalam surat itu dia menjanjikan bahwa dia akan memberi upah kepada kita atas apa yang
kita kerjakan dari perintahnya, maka setelah kita memahami apa yang dia perintahkan kepada
kita, dan apa yang dia tunjukan kepada kita dari perintahnya, dan apa yang dia nasehatkan
kepada kita dalam mengerjakan perintahnya, dan apa yang dia cegah atas kita mengerjakannya
dan yang demikian itu kita menyanggupinya serta mau menta’ati aturannya. Maka setelah itu
tentu kita mengerjakannya dengan benar sebagaimana yang dia perintahkan kepada kita
dengan melalui suratnya, dan yang demikian itu supaya kita mendapat upah dari padanya.

Dan janganlah kita mengingkarinya dengan tidak mau mengerjakan perintahnya, karena
yang demikian itu kita tidak akan mendapat upah dari padanya, dan jika demikian tentu kita
termasuk orang-orang yang rugi, karena kita tidak mau mengerjakan perintahnya yang dia

17
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

perintahkan kepada kita dengan melalui suratnay itu. Demikianlah sebagai bukti yang nyata
dari kebenaran kita dalam membaca surat yang sebenarnya. Dan demikian pula apabila kita
membaca surat perintah dari sisi Allah dalam Kitab Al Qur’an.

Maka bacalah surat perintah dari sisi Allah dalam Al Qur’an itu dengan bacaan yang
sebenarnya, sehingga kita memahami apa yang Allah perintahkan kepada kita, dan apa yang
Allah tunjukan kepada kita dari perintah-Nya, dan apa yang Allah nasehatkan kepada kita
dalam mengerjakan perintah-Nya, dan apa yang Allah cegah atas kita mengerjakannya. Dan
yang demikian itu karena Allah mencegah kita dari mengerjakan yang sia-sia dan berbuat
dosa. Dan apabila kita menyanggupinya dan mau menta’ati aturan Allah, maka sesudah itu
kerjakanlah yang benar apa yang telah Allah perintahkan kepada kita dengan melalui surat-
Nya, supaya kita beruntung didunia dan diakhirat nanti.

Dan janganlah kita mengingkari perintah Allah dengan tidak mau mengerjakannya,
karena yang demikian itu kita tidak akan mendapat pahala dari sisi Allah, dan jika demikian
tentu kita termasuk orang-orang yang rugi. Adapun yang demikian itu karena Allah tidak akan
menganiaya amal kita, walaupun amal kita hanya sebesar zarrah, sebagaimana yang Allah
terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

Sesungguhnya Allah tidak akan menganiaya (amalmu, walaupun amalmu hanya) sebesar zarrah,
dan jika kamu ada kebaikan (kepada Allah sebesar zarrah), niscaya Dia akan melipat gandakan
(amalmu) dan Dia akan memberi pahala yang besar dari sisi-Nya. (QS 4 : 40).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka mari kita kerjakan apa yang Allah perintahkan kepada kita dengan melalui surat-Nya
itu, karena Allah tidak akan menganiaya amal kita atas apa yang telah kita kerjakan dari
perintah-Nya, walaupun amal kita yang telah kita kerjakan itu hanya sebesar zarrah, dan jika
kita ada kebaikan kepada Allah sebesar zarrah dalam mengerjakan perintah-Nya, niscaya Allah
melipat gandakan amal kita, dan yang demikian itu karena Allah akan memberi pahala yang
besar dari sisi-Nya.

18
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

III. PENGAJARAN AL QUR’AN

Maka mari kita “berbuat baik” kepada Allah dengan mengerjakan apa yang telah Allah
perintahkan kepada kita dengan melalui surat-Nya, supaya kita beruntung di dunia dan di
akhirat nanti. Dan apabila kita membaca Kitab Al Qur’an atau kita membaca ayat-ayat-Nya,
maka ingatlah kita kepada Allah bahwasanya ada diantara kita, sebagaimana yang Allah
terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

Dan apabila kamu membaca Al Qur’an maka Kami ada diantara kamu, dan orang-orang yang
tidak beriman kepada kehidupan akhirat, (mereka) ada dinding yang menutup (mereka). (Qs.
17 : 45).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka apabila kita membaca Al Qur’an atau kita membaca ayat-ayat-Nya, ingatlah kita
kepada Allah bahwasanya Allah ada diantara kita, dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita
kerjakan dari perintah-Nya sesudah kita membaca ayat-ayat-Nya. Maka sesudah itu kerjakan
apa yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya, dan janganlah kita seperti orang
yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sehingga kita terhalang oleh dinding yang
menutup kita untuk mengerjakan perintah-Nya, atau kita terhalang oleh urusan lain sehingga
kita tidak dapat mengerjakan perintah Allah dari sesudah kita membaca ayat-ayat-Nya.

Maka mari kita kerjakan apa yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya,
karena Allah menjadi saksi atas apa yang kita kerjakan dari perintah-Nya, sebagaimana yang
Allah terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

19
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Dan tidaklah kamu berada dalam suatu keadaan dan tidak (pula) kamu membaca suatu ayat
dari Al Qur’an, dan tidak (pula) kamu mengerjakan (perintah Kami dari sesudah kamu
membacanya), melainkan Kami menjadi saksi atas apa yang kamu kerjakan (dari perintah
Kami). Dan itu tidaklah luput dari (pengetahuan) Tuhanmu biarpun yang kamu kerjakan itu
hanya seberat zarrah di bumi atau di langit, dan tidak ada yang lebih kecil dan lebih besar dari
(apa yang kamu kerjakan), melainkan (semua tertulis) dalam Kitab yang nyata. (Qs. 10 : 61).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka mari kita kerjakan apa yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya,
karena Allah menjadi saksi atas apa yang kita kerjakan dari perintah Allah sesudah kita
membaca ayat-ayat-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah luput dari pengetahuan Allah, biarpun
yang kita kerjakan itu hanya seberat zarrah di bumi atau di langit, dan tidak ada yang lebih
kecil dan lebih besar atas apa yang kita kerjakan dari perintah Allah, melainkan semua tertulis
dalam Kitab yang nyata. Maka mari kita kerjakan apa yang Allah perintahkan kepada kita
dengan ayat-ayat-Nya, karena Allah tidak akan menganiaya amal kita atas apa yang kita
kerjakan dari perintah-Nya, walaupun amal kita yang kita kerjakan itu hanya sebesar zarrah.
Dan janganlah kita menjadikan Al Qur’an cukup hanya sebatas dibaca dan didengarkan saja,
karena itu perbuatan orang-orang kafir yang tidak mau mengerjakan perintah Allah, sehingga
mereka menjadikan Al Qur’an sebagai dongeng orang-orang dahulu, sebagaimana yang Allah
terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

20
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Dan diantara mereka ada orang yang mendengarkan (pembacaan Al Qur’an) kepadamu, padahal
Kami telah menjadikan sumbat (untuk menutup) hati mereka, dan untuk menyumbat telinga
mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan jika mereka melihat tanda-tanda
(kebenaran dari ayat-ayat Kami) mereka tidak beriman kepadanya, sehingga apabila mereka
datang kepadamu mereka membantah kamu, (dan) orang-orang kafir itu berkata : “ Tidaklah
lain (Al Qur’an) ini kecuali dongeng orang-orang dahulu.“ (QS 6 : 25).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka janganlah kita seperti orang-orang kafir yang menjadikan Al Qur’an sebagai dongeng
orang-orang dahulu, sehingga kepercayaan mereka terhadap Al Qur’an itu cukup hanya sebatas
di baca dan di dengarkan saja, dan yang demikian itu karena mereka menjadikan Al Qur’an
sebagai dongeng orang-orang dahulu. Maka Allah menutup hati mereka dan menyumbat telinga
mereka, sehingga apabila mereka mendengarkan firman Allah yang di bacakan kepada mereka,
mereka tidak memahaminya, kecuali mereka hanya memahami cerita orang-orang dahulu saja,
dan jika mereka melihat tanda-tanda kebenaran dari sisi Allah, bahwa Allah benar-benar
menyuruh mereka dengan ayat-ayat-Nya, mereka tidak percaya kepada Allah yang menyuruh
mereka dengan melalui ayat-ayat-Nya itu. Dan yang demikian itu karena mereka menjadikan Al
Qur’an sebagai dongeng orang-orang dahulu yang cukup hanya sebatas dibaca dan didengarkan
saja, adapun kepada perintah Allah yang Allah perintahkan kepada mereka dengan ayat-ayat-
Nya, maka itu seakan-akan mereka tidak perlu mengerjakannya, karena itu yang diperintahkan
kepada orang-orang dahulu supaya mereka mengerjakannya. Maka apabila mereka datang
kepada kita, mereka membantah kita dengan tidak mau mengerjakan perintah Allah yang Allah
perintahkan kepada mereka dengan ayat-ayat-Nya, dan mereka mengatakan : “ Tidaklah lain Al
Qur’an itu kecuali dongeng orang-orang dahulu.“

Maka janganlah kita jadikan Al Qur’an cukup hanya sebatas dibaca dan didengarkan
saja, karena Al Qur’an bukan dongeng orang-orang dahulu, melainkan Al Qur’an penerangan
untuk kita dan petunjuk serta pengajaran untuk kita bertakwa mengabdi kepada Allah dengan
mengerjakan segala perintah-Nya, sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya yang firman-Nya :

(Al Qur’an) ini penerangan untuk manusia dan petunjuk serta pengajaran bagi orang-orang yang
bertakwa. (QS 3 : 138).

21
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka janganlah kita jadikan Al Qur’an cukup hanya sebatas dibaca dan didengarkan saja,
karena Al Qur’an bukan dongeng orang-orang dahulu, melainkan Al Qur’an penerangan untuk
kita dan petunjuk serta pengajaran untuk kita bertakwa mengabdi kepada Allah dengan
mengerjakan segala perintah-Nya. Dan yang demikian itu Allah ajarkan kepada kita supaya kita
dapat mengerjakan segala perintah-Nya. Dan Allah belum berhenti mengajar kita dengan Al
Qur’an, sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

Dan sesungguhnya Al Qur'an itu berada dalam induk Al Kitab yang ada di sisi Kami yang benar-
benar tinggi (nilainya lagi penuh) Hikmah. (Qs. 43 : 4).

Maka apakah Kami akan berhenti (menurunkan) pengajaran (Al Qur'an) kepadamu, karena kamu
kaum yang melampaui batas ? (Qs. 43 : 5).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya. Maka janganlah kita mengira bahwa Allah tidak memberi pengajaran kepada kita
untuk mengerjakan segala perintah-Nya, karena sungguh tidaklah Allah menurunkan Al Qur’an
kepada kita, melainkan dengan melalui Al Qur’an itu Allah mengajar kita supaya kita dapat
mengerjakan segala perintah-Nya, dan Allah belum berhenti mengajar kita dengan melalui Al
Qur’an, karena kita kaum yang melampaui batas dari kebenaran yang telah ada bersama kita
dalam mengerjakan perintah-Nya itu.

Dan sesungguhnya Al Qur'an itu berada dalam induk Al Kitab yang ada di sisi Allah yang
benar-benar tinggi nilainya lagi penuh Hikmah atau penjelasan. Maka ambilah Al Qur’an itu,
dan pelajarilah apa yang Allah ajarkan kepada kita dengan melalui Al Qur’an, kemudian
sesudah itu “praktekanlah” oleh kita dengan mengerjakan apa yang telah Allah tunjukan
kepada kita dari perintah-Nya.

Dan janganlah kita mengerjakan perintah-Nya itu melampaui batas dari kebenaran yang telah
ada bersama kita, karena yang demikian itu bukan yang Allah perintahkan kepada kita,
melainkan itu yang Allah cegah atas kita, supaya kita tidak melampaui batas dalam

22
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

mengerjakan perintah-Nya. Maka apabila kita mengerjakan perintah Allah, kerjakanlah yang
benar, sebagaimana kebenaran kita dalam mengerjakan suatu perintah, dan janganlah kita
ragu terhadap kebenaran, karena kebenaran itu datang dari sisi Allah, sebagaimana yang Allah
terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

(Ingat !) kebenaran itu dari Tuhanmu, maka jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang
ragu (terhadap kebenaran). (Q.S 2 : 147).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka janganlah kita ragu terhadap kebenaran, karena kebenaran itu datang dari sisi Allah.
Dan seandainya kita masih ragu, bacalah apa yang Allah wahyukan kepada kita dari Kitab Al
Qur’an, sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

Dan bacalah apa yang Tuhanmu wahyukan kepadamu dari Kitab (Al Qur’an), (karena)
seorangpun tidak ada yang dapat merubah kalimat-Nya, dan kamu tidak akan mendapat tempat
berlindung selain dari pada-Nya. (Q.S. 18 : 28).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah perintahkan kepada kita dengan
ayat-Nya. Maka bacalah apa yang Allah wahyukan kepada kita dari Kitab Al Qur’an, karena Al
Qur’an itu wahyu Allah yang Allah wahyukan kepada rosul-Nya, dan seorangpun tidak ada yang
dapat merubah kalimat Allah atas apa yang telah Allah tetapkan pada kalimat-Nya. Dan yang
demikian itu supaya kita tidak ada keraguan, apabila kita hendak mengerjakan perintah Allah
dengan kalimat-Nya itu. Dan kita tidak akan mendapat tempat berlindung dari azab Allah selain
dari perlindungan-Nya. Maka mari kita kerjakan apa yang Allah perintahkan kepada kita dengan
ayat-ayat-Nya, dan janganlah kita ragu, karena jika kita ragu tidaklah mungkin kita akan

23
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

mengerjakan perintah Allah, kecuali kita mengerjakannya itu hanya untuk menutup rasa malu
dilihat orang lain.

Maka mari kita kerjakan apa yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya
itu, dan seandainya kita mengerjakannya itu ada kesalahan, karena kita lupa atau kita belum
mengetahui yang benar dalam mengerjakan perintah-Nya, maka segeralah kita mohon ampunan
kepada Allah, sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya yang
firman-Nya :

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu, dan ke sorga yang luasnya (seluas)
langit dan bumi yang di sediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (QS 3 : 133).

(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya di jalan Allah), baik dalam keadaan senang
maupun dalam keadan susah, dan mereka menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan)
orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS 3 : 134).

Dan apabila mereka mengerjakan perbuatan keji atau mereka menganiaya dirinya sendiri,
mereka ingat kepada Allah, lalu mereka mohon ampunan (kepada Allah) atas dosanya ; dan

24
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah ? Dan mereka tidak (mengulangi) perbuatan
keji, sedang mereka mengetahui. (QS 3 : 135).

(Maka bagi mereka) balasannya ampunan dari Tuhannya dan sorga yang mengalir sungai-sungai
di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, dan itu sebaik-baiknya pahala bagi orang-orang yang
beramal. (QS 3 : 136).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah perintahkan kepada kita dengan
ayat-ayat-Nya. Maka seandainya kita ada kesalahan kepada Allah dalam mengerjakan
perintah-Nya segeralah kita mohon ampunan kepada Allah, karena Allah telah menyuruh kita
supaya kita bersegera kepada ampunan-Nya, dan ke sorga yang luasnya seluas langit dan bumi
yang di sediakan untuk orang-orang yang bertakwa mengabdi kepada Allah dengan
mengerjakan segala perintah-Nya.

Maka apabila kita telah mohon ampunan kepada Allah, segeralah kita bertaqwa mengabdi
kepada Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya, dan nafkahkan harta kita dijalan Allah
untuk keperluan kita dalam urusan mengerjakan perintah-Nya, karena yang demikian itu kita
telah mempersiapkan untuk kesenangan kita di akhirat nanti, dan yang demikian itu supaya
kita termasuk orang-orang yang bersegera ke sorga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Dan janganlah kita berlambat-lambatan dengan mengundur-ngundurkan waktu untuk


melaksanakannya, karena yang demikian itu kita bukan orang yang bersegera ke sorga,
melainkan itu orang yang mengikuti perbuatan syaitan yang minta tempo kepada Allah dengan
mengudur-ngundurkan waktu untuk melaksanakannya sampai kita semua di bangkitkan

IV. PENYAMPAIAN KABAR GEMBIRA DAN PERINGATAN

Maka mari kita kerjakan apa yang telah Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya. Dan nafkahkanlah harta kita di jalan Allah untuk keperluan kita dalam mengerjakan
perintah-Nya, baik kita dalam keadaan senang maupun dalam keadan susah. Adapun yang

25
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

demikian itu karena kita orang yang bersegera ke sorga, maka kita segera pula mempersiapkan
untuk kesenangan kita di sorga, walaupun kita dalam keadaan susah. Dan apabila kita dianiaya
oleh orang lain yang melakukan kejahatan kepada kita, maka tahanlah amarah kita kepadanya,
dan mema’afkanlah kesalahannya itu dengan baik, karena Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik. Dan apabila kita mengerjakan perbuatan keji, atau kita menganiaya diri kita
sendiri karena kita telah meringankan perintah Allah dengan tanpa kebenaran dan tanpa
menggunakan akal untuk berfikir berbuat yang benar dalam mengerjakan perintah-Nya, maka
ingatlah kita kepada janji Allah yang telah Allah terangkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya,
kemudian sesudah itu kita mohon ampunan kepada Allah atas dosa kita; dan siapakah yang
dapat mengampuni dosa kita kepada Allah dari selain Allah ? Maka sesudah itu janganlah kita
mengulangi perbuatan keji, supaya kita memperoleh ampunan Allah dan sorga yang mengalir
sungai-sungai di bawahnya, dan kita kekal di dalamnya selama-lamanya, dan itu sebaik-baiknya
pahala bagi kita yang mengerjakan perintah Allah.

Maka mari kita segera kepada ampunan Allah dan ke surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang di sediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Dan apakah kita mengira bahwa
kita akan masuk sorga sebelum kita bertaqwa mengabdi kepada Allah dengan mengerjakan
segala perintah-Nya ? Oleh karena itu mari kita perhatikanlah apa yang Allah terangkan kepada
kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk sorga ? padahal Allah belum mengetahui orang-
orang yang berjihad diantara kamu, dan Dia (belum) mengetahui (pula) orang-orang yang sabar
(dalam jihadnya). (QS 3 : 142).

Dan sungguh kamu telah mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menemui (kesaksian
dirimu), maka sungguh (sekarang) kamu telah melihatnya dan kamu telah memperhatikannya.
(QS 3 : 143).

26
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Dan tidaklah lain Muhammad itu kecuali seorang Rosul, sungguh sebelumnya telah berlalu
beberapa orang Rosul. Maka jika ia wafat atau dibunuh apakah kamu akan berbalik ke belakang
(menjadi kafir tidak mau meneruskan apa yang telah terputus dari penyampaian para Rosul) ?.
Dan barang siapa yang berbalik ke belakang, maka hal itu tidak akan memudhorotkan Allah
sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS 3 : 144).

Dan tidak ada satu jiwapun melainkan ia akan mati dengan izin Allah yang telah di tetapkan
waktunya. Dan barang siapa yang menghendaki pahala dunia, (niscaya) Kami berikan kepadanya
pahala dunia, dan barang siapa yang menghendaki pahala akhirat, (niscaya) Kami berikan
kepadanya pahala akhirat, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur. (QS 3 : 145).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya.

Maka bagaimana, apakah kita akan masuk sorga sebelum kita berjihad berusaha dijalan Allah
dengan sabar meneruskan apa yang telah terputus dari penyampaian para Rosul ?

Sungguh kita telah mengharapkan mati syahid sebelum kita menemui kesaksian diri
kita, dan sungguh tidaklah kita mengharapkan mati syahid melainkan kita ingin “masuk” sorga.

27
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

maka sungguh sekarang kita telah menyaksikan perbuatan kita dari sepeninggalan junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW.

Maka bagaimana, apakah kita dari sepeninggalan beliau itu kita berjihad berusaha dijalan
Allah dengan sabar meneruskan apa yang telah terputus dari penyampaian para Rosul ?

Yaitu sebagaimana junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah berjihad berusaha
dijalan Allah dengan sabar meneruskan apa yang telah terputus dari penyampaian para Rosul.
Adapun yang demikian itu karena sebelum beliau telah berlalu beberapa orang Rosul yang telah
wafat kembali ke sisi Allah, kemudian sesudah Rosul-Rosul itu beliau berjihad berusaha dijalan
Allah dengan sabar meneruskan apa yang telah terputus dari penyampaian para Rosul.

Maka bagaimana kita dari sepeninggalan junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, apakah
kita berjihad berusaha dijalan Allah dengan sabar meneruskan apa yang telah terputus dari
penyampaian para Rosul ?

Ataukah kita termasuk orang-orang yang berbalik ke belakang menjadi kafir tidak mau
meneruskan apa yang telah Allah perintahkan kepada Rosul-Rosul-Nya ?

Dan yang demikian itu mari kita perhatikan apa yang kita kerjakan dari sepeninggalan Rosul,
sesudah kita mengetahui bahwa junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW telah wafat kembali
ke sisi Allah.

Dan yang demikian karena tidak ada satu jiwapun melainkan ia akan mati dengan izin
Allah yang telah Allah tetapkan waktunya, maka setelah Rosul-Rosul itu wafat kembali ke sisi
Allah, putuslah penyampaian para Rosul apa yang telah Allah perintahkan kepada Rosul-Rosul-
Nya, sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

Hai Ahli Kitab, sungguh telah datang kepadamu Rosul Kami, dia menjelaskan kepadamu apa
yang terputus dari (penyampaian) para Rosul, supaya (pada hari kiamat) kamu (tidak)

28
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

mengatakan : “ (Mengapa) kepada kami tidak datang seorang pembawa kabar gembira dan
pembawa peringatan.“ Maka sungguh (sekarang) telah datang kepadamu seorang pembawa
kabar gembira dan peringatan, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S 5 : 19).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya, supaya kita mengetahui bahwa sepeninggalan Rosul-Rosul itu telah terputus apa yang
telah Allah perintahkan kepada Rosul-Rosul-Nya. Maka mari kita berjihad berusaha dijalan Allah
dengan sabar meneruskan apa yang telah terputus dari penyampaian para Rosul, dan janganlah
kita kafir dengan tidak mau meneruskannya, karena yang demikian itu kita tidak akan
memudhorotkan Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur yang mau meneruskan apa yang telah terputus dari penyampaian para Rosul. Maka
mari kita berjihad berusaha dijalan Allah dengan sabar meneruskan apa yang telah terputus
dari penyampaian para Rosul. Dan jika kita menghendaki pahala dunia sebagai upah dari apa
yang kita kerjakan dalam jihad, niscaya Allah berikan kepada kita pahalanya itu di dunia, dan
jika kita menghendaki pahala akhirat, niscaya Allah berikan kepada kita pahalanya itu di
akhirat, dan yang demikian itu karena Allah hendak memberi balasan kepada kita yang
bersyukur yang mau meneruskan apa yang telah terputus dari penyampaian para Rosul.

Maka mari kita berjihad berusaha dijalan Allah dengan sabar meneruskan apa yang
telah terputus dari penyampaian para Rosul, dan jika kita mau meneruskannya mari kita
berdo’a kepada Allah dengan mengucapkan :

(Ya Allah) Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan (kesalahan) kami yang berlebih-
lebihan dalam urusan (kehidupan kami), dan teguhkanlah pendirian kami (dalam meneruskan
apa yang telah terputus dari penyampaian Rosul Engkau), dan tolonglah kami dari (gangguan)
orang-orang kafir.” (Qs. 3 : 147).

29
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

(Ya Allah) Ya Tuhan kami, tidaklah sia-sia apa yang telah Engkau ciptakan (semua) ini, Maha
Suci Engkau (dari berbuat yang sia-sia), maka peliharalah kami (dari tersentuh) siksaan api
neraka.” (Qs. 3 : 191).

(Ya Allah) Ya Tuhan kami, sungguh siapa yang Engkau masukkan kedalam neraka, maka
sunggguh Engkau hinakan dia, dan bagi orang-orang zalim tidak ada penolongnya.” (Qs. 3 :
192).

(Ya Allah) Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuslah kesalahan kami dan
wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbuat baik (kepada Engkau).” (Qs.3:193).

(Ya Allah) Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang Engkau janjikan kepada kami (sebagaimana
janji yang telah Engkau berikan) kepada Rosul Engkau, dan pada hari kiamat jangan Engkau
hinakan kami, sesungguhnya Engkau tidak akan menyalahi janji.” (Qs.3:194).

30
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Kemudian sesudah itu mari kita berjihad berusaha dijalan Allah dengan sabar
meneruskan apa yang telah terputus dari penyampaian para Rosul, yaitu menyampaikan kabar
gembira dan peringatan kepada saudara kita dimana saja mereka berada, supaya mereka tidak
ada alasan kepada Allah sesudah mereka kedatangan kabar gembira dan peringatan dari sisi
Allah, sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

(Ingat ! ) Rosul-Rosul itu sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, agar
manusia tidak ada alasan kepada Allah sesudah Rosul-Rosul (datang kepada mereka
menyampaikan kabar gembira dan peringatan dari sisi Allah), dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (Qs.4:165).

(Dan yang demikian itu karena) Allah menyaksikan Al Qur’an yang Dia turunkan kepadamu
dengan ilmu-Nya, dan Malaikat-Malaikat menjadi saksi, dan cukuplah Allah menjadi saksi (atas
kamu). (Qs.4:166).

Sesungguhnya orang-orang kafir, dan mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah, sungguh
mereka telah tersesat dengan sejauh-jauhnya tersesat (dari jalan petunjuk Allah). (Qs.4:167).

31
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Sesungguhnya orang-orang kafir, dan mereka berbuat zalim, (maka) Allah tidak akan
mengampuni (dosa) mereka dan tidak akan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus.
(Qs.4:168).

Kecuali ke jalan neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, dan yang
demikian itu mudah bagi Allah. (Qs.4:169).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya, supaya kita mengetahui apa yang telah Allah berikan kepada Rosul-Rosul-Nya. Yaitu
kabar gembira dan peringatan dari sisi Allah yang Allah perintahkan kepada Rosul-Rosul-Nya
supaya menyampaikannya kepada kita. Dan yang demikian itu telah terputus dari penyampaian
para Rosul, karena Rosul-Rosul-Nya telah wafat kembali ke sisi Allah,

Maka mari kita berjihad berusaha dijalan Allah dengan sabar meneruskan apa yang
telah terputus dari penyampaian para Rosul, yaitu menyampaikan “KABAR GEMBIRA DAN
PERINGATAN” kepada saudara-saudara kita dimana saja mereka berada, supaya pada hari
kiamat nanti mereka tidak mengemukakan alasan kepada Allah dengan mengatakan : “
Mengapa kepada kami tidak datang seorang pembawa kabar gembira dan pembawa peringatan
dari sisi Allah.“

Oleh karena itu mari kita sampaikan kabar gembira dan peringatan kepada mereka, supaya
mereka tidak mengemukakan alasan itu kepada Allah sesudah mereka menerimanya. Dan yang
demikian itu karena Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, maka Allah menyuruh kita supaya
menyampaikan kabar gembira dan peringatan kepada mereka, karena tidaklah Allah mengadili
mereka melainkan mereka telah kedatangan kabar gembira dan peringatan dari sisi Allah. Dan
yang demikian itu karena Allah menyaksikan Al Qur’an yang telah Allah turunkan kepada kita
dengan ilmu-Nya, atau Allah telah menurunkan pengetahuan Al Qur’an kepada kita, supaya kita
mengetahui apa yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya, dan Malaikat-

32
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Malaikat menjadi saksi atas kita, dan cukuplah Allah yang menjadi saksi atas apa yang kita
terima dari sisi-Nya.

Maka mari kita berjihad dijalan Allah dengan sabar menyampaikan kabar gembira dan
peringatan kepada saudara-saudara kita dimana saja mereka berada. Dan janganlah kita kafir
dengan tidak mau menyampaikannya, dan jangan pula kita berbuat zalim dengan menghalangi
orang yang menyampaikan kabar gembira dan peringatan dari sisi Allah, karena yang demikian
itu tersesat kita dengan sejauh-jauhnya tersesat dari jalan petunjuk Allah. Dan jika kita
berbuat demikian, maka Allah tidak akan mengampuni dosa kita, dan tidak pula Allah
menunjukkan kita ke jalan yang lurus. Kecuali Allah menunjukan kita ke jalan neraka
jahannam, supaya kita kekal di dalamnya selama-lamanya, dan yang demikian itu mudah bagi
Allah.

V. MEMBELANJAKAN HARTA DI JALAN ALLAH UNTUK KEPERLUAN DALAM URUSAN


MENYAMPAIKAN AMANAT ALLAH.

Maka mari kita berjihad dijalan Allah dengan sabar meneruskan apa yang telah terputus
dari penyampaian para Rosul, dan belanjakanlah harta kita di jalan Allah untuk keperluan kita
dalam urusan menyampaikan amanat-Nya. Dan janganlah kita kikir dan jangan pula kita
menyuruh orang lain supaya berbuat kikir, karena yang demikian itu azab yang menghinakan
bagi kita, sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-
Nya :

Orang-orang yang kikir, dan mereka menyuruh orang lain supaya berbuat kikir, dan mereka
menyembunyikan karunia Allah yang telah Allah berikan kepada mereka (untuk urusan
menyampaikan amanat-Nya). Dan bagi orang-orang kafir itu Kami sediakan azab yang
menghinakan. (QS 4 : 37).

33
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Dan (demikian pula kepada orang-orang yang menafkahkan hartanya karena riya (ingin dilihat
dan dipuji manusia, dan mereka tidak beriman kepada Allah dan kepada hari akhirat. Dan
barang siapa yang menjadikan syaitan sebagai temannya, maka syaitan itu yang sejahat-
jahatnya teman. (QS 4 : 38).

Dan apakah (salah) bagi mereka kalau mereka beriman kepada Allah dan kepada hari akhirat
dan mereka menafkahkan sebagian rizki yang telah Allah berikan kepada mereka ? Padahal
Allah Maha Mengetahui (apa yang mereka nafkahkan di jalan perintah-Nya). (QS 4 : 39).

Sungguh Allah tidak akan menganiaya (amal seseorang, walaupun amalnya itu hanya) sebesar
zarah, dan jika kamu ada kebaikan (kepada Allah sebesar zarah), niscaya Dia melipatgandakan
(pahalanya), dan (yang demikian itu karena) Dia akan memberi pahala yang besar dari sisi-Nya.
(QS 4 : 40).

Wahai saudara-yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya. Maka mari kita belanjakan harta kita di jalan Allah untuk keperluan kita dalam
urusan menyampaikan amanat-Nya, dan janganlah kita kikir dan jangan pula kita menyuruh
orang lain supaya berbuat kikir, karena yang demikian itu azab yang menghinakan bagi kita.
Maka mari kita belanjakan harta kita di jalan Allah untuk keperluan kita dalam urusan

34
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

menyampaikan amanat-Nya, dan janganlah kita menyembunyikan karunia Allah yang telah Allah
berikan kepada kita untuk urusan menyampaikan amanat-Nya, karena yang demikian itu azab
yang menghinakan bagi kita.

Dan janganlah kita menafkahkan harta karena riya ingin dilihat dan dipuji manusia,
karena yang demikian itu perbuatan orang kafir yang tidak percaya kepada Allah dan kepada
kehidupan akhirat, dan jika berbuat demikian maka tentu kita akan menjadi teman syaitan
dalam neraka jahanam. Dan barang siapa diantara kita ada yang menjadikan syaitan sebagai
temannya, maka syaitan itu yang sejahat-jahatnya teman yang mau menjerumuskan kita
kedalam neraka jahanam. Dan apakah salah kalau kita beriman kepada Allah dan kepada hari
akhirat dan kita menafkahkan sebagian harta kita di jalan Allah untuk keperluan kita dalam
urusan menyampaikan amanat-Nya ? Padahal yang demikian itu kita telah mempersiapkan
untuk kesenangan kita di akhirat nanti, dan yang demikian itu karena Allah akan menggantinya
dan akan melipat gandakan harta kita dengan lipat ganda yang banyak, dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kita nafkahkan di jalan perintah-Nya.

Sungguh Allah tidak akan menganiaya amal kita, walaupun amal kita hanya sebesar
zarrah, dan jika kita ada kebaikan kepada Allah sebesar zarrah dalam menafkahkan harta kita
untuk urusan menyampaikan amanat-Nya, niscaya Allah melipatgandakan pahalanya kepada
kita dengan lipat ganda yang banyak, dan yang demikian itu karena Allah akan memberi
pahala yang besar dari sisi-Nya.

Maka mari kita berbuat baik kepada Allah dengan menfkahkan harta kita di jalan Allah
untuk keperluan kia dalam urusan menyampaikan amanat-Nya, dan janganlah kita kikir, karena
tidaklah kita kikir melainkan kita hanya kikir terhadap diri kita sendiri, sebagaimana yang Allah
terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

Ingat ! kamu ini orang-orang yang diajak menafkahkan (harta) di jalan Allah untuk
(keperluanmu dalam urusan menyampaikan amanat Allah), maka (jika) diantara kamu ada yang
kikir, maka barang siapa yang kikir, sesungguhnya ia kikir hanya terhadap dirinya sendiri, dan

35
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Allah Maha Kaya, sedang kamu orang-orang yang banyak keperluan (dalam urusan
menyampaikan amanat-Nya itu), dan jika kamu berpaling (tidak mau menafkahkan hartamu,
niscaya) Dia mengganti (kamu) dengan kaum selain kamu, kemudian mereka tidak seperti kamu
(kikir).(QS 47 : 38)

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka mari kita nafkahkan harta kita di jalan Allah untuk keperluan kita dalam urusan
menyampaikan amanat-Nya, dan janganlah kita kikir, karena tidaklah kita kikir melainkan kita
hanya kikir terhadap diri kita sendiri. Dan Allah Maha Kaya, sedang kita orang yang banyak
keperluan dalam urusan menyampaikan amanat-Nya itu, karena kita orang yang berjihad
dijalan Allah dengan menyampaikan amanat-Nya yang berupa keterangan-keterangan dan
petunjuk untuk manusia mengerjakan perintah Allah. Dan yang demikian itu telah terputus dari
penyampaian para Rosul, dan demikian pula kabar gembira dan peringatan dari sisi Allah. Oleh
karena itu kita diajak menafkahkan harta kita di jalan Allah untuk keperluan kita dalam urusan
menyampaikan amanat-Nya. Maka mari kita nafkahkan harta kita di jalan Allah, supaya kita
dapat berjihad dijalan Allah dengan menyampaikan amanat-Nya, dan janganlah kita berpaling
dengan tidak mau menafkahkan harta kita dijalan Allah, karena yang demikian itu Allah akan
mengganti kita dengan kaum selain kita, kemudian mereka tidak seperti kita kikir.

Mereka berjihad berusaha dijalan Allah dengan sabar meneruskan apa yang telah
terputus dari penyampaian para Rosul, dan mereka membelanjakan hartanya di jalan Allah
untuk keperluan mereka dalam urusan menyampaikan amanat-Nya, baik mereka dalam keadaan
“senang” maupun dalam keadaan “susah.” Dan yang demikian itu karena mereka percaya
kepada janji Allah yang akan memberi pahala kepada mereka dengan lipat ganda yang banyak
untuk kesenangan mereka di akhirat nanti, dan mereka itulah yang beruntung. Maka mari kita
belanjakanlah harta kita dijalan Allah untuk keperluan kita dalam urusan menyampaikan
amanat-Nya, kemudian sampaikanlah amanat Allah kepada saudara kita dimana saja mereka
berada, karena yang demikian itu Allah menguji iman kita dengan harta dan diri kita,
sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

36
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Sungguh kamu akan diuji (imanmu) dengan harta dan dirimu (dalam urusan menyampaikan
amanat Allah), dan sungguh kamu telah banyak mendengar gangguan yang menyakitkan hati
dari (gangguan) orang-orang yang telah diberi Al Kitab sebelum kamu dan dari (gangguan)
orang-orang musyrik (yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu). Dan yang demikian itu
termasuk urusan yang patut diutamakan. (QS 3 : 186).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka mari kita belanjakan harta kita di jalan Allah untuk keperluan kita dalam urusan
menyampaikan amanat-Nya, kemudian sampaikanlah amanat Allah kepada saudara kita dimana
saja mereka berada, karena yang demikian itu Allah menguji iman kita dengan harta dan diri
kita, jika kita beriman kepada Allah yang akan menggantinya kepada kita dengan lipat ganda
yang banyak, yaitu tujuh ratus kali dari harta kita yang telah kita belanjakan di jalan Allah
untuk keperluan kita dalam urusan menyampaikan amanat-Nya.

Maka mari kita belanjakan harta kita di jalan Allah untuk keperluan kita dalam urusan
menyampaikan amanat-Nya. Dan apabila kita hendak berjihad dijalan Allah dengan
menyampaikan amanat-Nya yang berupa keterangan-keterangan dan petunjuk untuk manusia
mengerjakan perintah-Nya, atau kita hendak menyampaikan kabar gembira dan peringatan dari
sisi Allah, maka itu persiapkanlah oleh kita apa yang kita perlukan dalam urusan menyampaikan
amanat Allah, dan apabila kita telah mempersiapkannya, maka sampaikanlah amanat-Nya itu
kepada saudara-saudara kita dimana saja mereka berada. Dan yang demikian itu karena Allah
menguji iman kita dengan harta kita dan diri kita dalam urusan menyampaikan amanat-Nya.
Dan apabila kita mendapat halangan dan gangguan dalam menyampaikan amanat-Nya, maka
bersabarlah kita supaya kita dapat meneruskan apa yang telah terputus dari penyampaian para
Rosul. Dan yang demikian itu telah banyak kita mendapat halangan-halangan dan gangguan
yang menyakitkan hati, yaitu dari gangguan orang-orang yang telah diberi Al Kitab sebelum
kita, dan dari gangguan orang-orang musyrik yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu.

Dan jika kita bersabar dan tetap bertaqwa mengabdi kepada Allah dengan meneruskan
apa yang telah terputus dari penyampaian para Rosul, maka yang demikian itu termasuk
urusan yang patut kita utamakan, karena yang demikian itu sudah merupakan suatu ketentuan
dari Allah bagi siapa diantara kita yang berjihad meneruskan apa yang telah terputus dari
penyampaian para Rosul, sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang
firman-Nya :

37
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Itulah ketentuan dari Allah (bagi siapa yang meneruskan apa yang telah terputus dari
penyampaian para Rosul), dan barang siapa yang menta’ati Allah dan Rosul-Nya, niscaya Allah
masukan ia ke dalam sorga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di
dalamnya. Dan yang demikian itu kemenangan yang besar.(QS 4 : 13).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya. Maka bersabarlah kita dalam menerima halangan-halangan dan gangguan dari
mereka, karena yang demikian itu sudah merupakan suatu ketentuan dari Allah bagi siapa
diantara kita yang berjihad berusaha dijalan Allah dengan sabar meneruskan apa yang telah
terputus dari penyampaian para Rosul. Oleh karena itu bersabarlah kita dalam menerima
halangan-halangan dan gangguan dari mereka, supaya kita dapat berjihad di jalan Allah dengan
sabar meneruskan apa yang telah terputus dari penyampaian para Rosul.

Dan yang demikian itu supaya kita termasuk orang-orang yang menta’ati Allah dan
Rosul-Nya, bukan menta’ati keinginan orang yang menghalangi kita dan bukan pula menta’ati
keinginan orang yang mengganggu kita. Dan jika demikian niscaya Allah memasukan kita ke
dalam sorga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan kita kekal di dalamnya selama-
lamanya. Dan yang demikian itu kemenangan yang besar bagi kita. Maka mari kita berjihad
berusaha di jalan Allah dengan sabar meneruskan apa yang telah terputus dari penyampaian
para Rosul, yaitu menyampaikan amanat Allah yang berupa keterangan-keterangan dan
petunjuk untuk manusia mengerjakan segala perintah-Nya, dan yang demikian itu sebagai kabar
gembira dan peringatan dari sisi Allah, agar kita semua ingat akan kehidupan kita diakhirat.
Maka mari kita terima amanat Allah yang menyuruh kita, agar kita semua masuk Islam,
sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

38
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam seluruhnya, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan musuh yang nyata bagimu. (Q.S
2 : 208).

Maka jika kamu tergelincir sesudah datang keterangan yang nyata kepadamu, maka ketahuilah
bahwasannya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S 2 : 209).

(Dan) tidaklah mereka menanti-nantikan (untuk masuk Islam) melainkan itu akan datang
kepada mereka (azab) Allah dalam naungan awan dan Malaikat, dan putuslah perkaranya, dan
kepada Allah-lah kembali segala perkara. (Q.S 2 : 210).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah amanat Allah yang Allah perintahkan kepada
kita dengan ayat-ayat-Nya, supaya kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta
mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya. dan janganlah kita
mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan musuh yang nyata bagi kita.

Maka mari kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi
kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya. Dan janganlah kita menanti-
nantikan untuk masuk Islam, atau janganlah kita mengundur-ngundurkan waktu untuk masuk
Islam, karena yang demikian itu akan datang kepada kita azab Allah dalam naungan awan dan
Malaikat, dan putuslah perkara kehidupan kita di dunia, dan kepada Allah-lah kembali segala
perkara. Maka mari kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi
kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya. Dan jika kita telah masuk Islam
setelah kita kedatangan keterangan yang nyata dari sisi Allah, bahwa Allah menyuruh kita
dengan ayat-ayat-Nya, agar kita semua masuk Islam, kemudian sesudah itu kita tergelincir
dijalan Allah oleh karena perbuatan syaitan, maka berlindunglah kita kepada Allah
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

39
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Maka mari kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi
kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya.

Dan yang disebut kita ta’at kepada Allah, yaitu apa saja yang Allah perintahkan kepada kita
dengan ayat-ayat-Nya dalam Kitab, maka itu kita kerjakan, dan apa saja yang Allah nasehatkan
kepada kita dalam mengerjakan perintah-Nya, maka itu kita perhatikan, supaya kita tetap
ingat akan nasehat Allah dalam mengerjakan perintah-Nya, dan apa saja yang Allah cegah atas
kita mengerjakannya, maka itu kita tinggalkan, karena yang demikian itu buruk bagi kita.

Dan yang disebut kita tunduk kepada Allah, yaitu kita tidak membantah perintah Allah
walaupun kita mempunyai alasan yang benar.

Sebagai contoh,
bahwa kita sedang menyampaikan amanat Allah yang Allah perintahkan kepada kita
dengan ayat-Nya, kemudian datanglah waktu sholat, dan ketika itu Allah memanggil kita
supaya kita sholat menghadap kepada Allah, lalu kita membantahnya karena kita mempunyai
alasan yang benar bahwa kita sedang mengerjakan perintah Allah dengan menyampaikan
amanat-Nya, kemudian kita menangguhkannya sampai kita menyelesaikan urusan perintah Allah
dalam menyampaikan amanat-Nya.
Maka bagaimana jika kita berbuat demikian, apakah kita termasuk orang-orang yang ta’at
tunduk patuh kepada Allah ? Tidak bukan !

Dan yang demikian itu mari kita persaksikan kepada kebenaran yang telah ada bersama kita.
Maka bagaimana apabila kita sedang mengerjakan perintah seseorang yang orang lain ta’at
tunduk patuh kepadanya, kemudian ketika itu dia memanggil kita, supaya kita menghadap
kepadanya, lalu kita membantahnya karena kita mempunyai alasan yang benar bahwa kita
sedang mengerjakan perintahnya, kemudian kita menangguhkannya dengan mengatakan
kepadanya : bukankah aku sedang mengerjakan perintahmu ? Maka tunggulah aku sehingga aku
menyelesaikan urusan perintahmu ini. Maka bagaimana, apakah kita termasuk orang-orang yang
ta’at tunduk patuh kepadanya ? Tidak bukan !

Dan yang disebut kita patuh kepada Allah, yaitu kita tidak mengerjakan selain perintah Allah.
Adapun yang demikian itu karena Allah tidak mau dipersekutukan dalam pengabdian kita
kepada-Nya dengan mengerjakan perintah yang lain.

Sebagai contoh,

40
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

bahwa kita sedang sholat mengerjakan perintah Allah yang telah Allah tunjukan kepada kita
dengan ayat-ayat-Nya, kemudian ketika itu tiba-tiba ada orang yang tidak mengetahui kita
sedang sholat, lalu dia menyuruh kita agar kita mengerjakan perintahnya, kemudian ketika itu
kita batalkan sholat kita, lalu kita tunaikan perintah orang itu, karena kita takut kena marah
kalau kita berlambat-lambatan dalam mengerjakan perintah orang itu. Maka bagaimana apakah
Allah menyukai perbuatan kita yang demikian itu ? Tidak bukan ! Karena kita tidak termasuk
orang-orang yang patuh kepada Allah dalam mengerjakan perintah-Nya.

Dan yang demikian itu mari kita persaksikan kepada kebenaran yang telah ada bersama kita.
Maka bagaimana apabila kita menyuruh seseorang yang mau mengerjakan perintah kita,
kemudian tatkala dia sedang mengerjakan perintah kita, tiba-tiba ada orang lain yang
menyuruh dia agar dia mengerjakan perintahnya, lalu ketika itu dia tinggalkan apa yang kita
perintahkan kepadanya, kemudian dia tunaikan perintah orang itu dengan tidak memperdulikan
apa yang kita perintahkan kepadanya. Maka apakah kita menyukai perbuatan orang yang kita
suruh itu ? Tidak bukan ! Dan demikian pula Allah.

Maka janganlah kita mempersekutukan Allah dalam mengerjakan perintah-Nya dengan


mengerjakan perintah yang lain, karena Allah “tidak” mau dipersekutukan dalam mengerjakan
perintah-Nya itu.

Dan seandainya kita hendak mengerjakan perintah seseorang diantara kita, maka yang
demikian itu ingatlah kita kepada Allah yang telah menyuruh kita, agar kita berbuat baik
terhadap sesama kita dengan bantu-membantu, tolong–menolong dalam mengerjakan kebaikan,
dan janganlah kita bantu-membantu, tolong–menolong dalam mengerjakan kejahatan, karena
itu bukan sesuatu yang Allah perintahkan kepada kita, melainkan itu dari perbuatan syaitan
yang Allah cegah atas kita supaya kita tidak mengerjakan kejahatan.

Maka apabila kita hendak mengerjakan perintah seseorang, hati-hatilah kita, dan itu
perhatikanlah oleh kita hingga jelas, apakah dia menyuruh kita mengerjakan perintahnya itu
suatu kebaikan atau kejahatan ? Dan apabila kita telah jelas bahwa yang dia perintahkan
kepada kita itu suatu kebaikan yang Allah perintahkan kepada kita, maka ingatlah kita kepada
Allah yang telah menyuruh kita, agar kita berbuat baik terhadap sesama kita dengan bantu-
membantu, tolong–menolong dalam mengerjakan kebaikan. Dan sesudah itu bicaralah kita
kepada Allah dengan mengucapkan do’a ini :

41
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Ya Tuhanku, perkenankanlah aku untuk mensyukuri ni’mat-Mu yang telah Engkau anugerahkan
atasku dan atas kedua orang tuaku, dan bahwasanya aku hendak beramal shaleh yang Engkau
ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam (golongan) hamba-hamba-Mu yang
shaleh “. (Q.S. 27 : 19).

Kemudian sesudah itu kerjakanlah oleh kita dengan baik apa yang telah diperintahkan
orang itu, karena yang demikian itu kita hanya semata-mata mengerjakan perintah Allah yang
telah menyuruh kita agar kita berbuat baik terhadap sesama kita. Dan apabila orang yang
menyuruh kita itu memberi upah kepada kita, maka terimalah upah itu dari padanya, dan
bersyukurlah kita kepada Allah yang telah memberi rizki kepada kita dengan melalui seseorang
yang telah menyuruh kita mengerjakan kebaikan, yaitu sebagaimana Allah memberi rizki
kepada kita dari buah-buahan dengan melalui pohonnya.

Dan yang demikian itu mari kita persaksikan kepada kebenaran yang telah ada
bersama kita.

Bagaimana apabila kita bekerja di sawah kita dengan bercocok tanam menanam padi, maka
yang demikian itu perhatikanlah oleh kita, bagaimana kejadiannya sesudah kita bekerja di
sawah kita menanam padi, lalu siapakah yang menumbuhkan padi dan yang membesarkannya
dan yang mengeluarkan buahnya itu ? Tentu saja Allah yang telah menciptakan padi itu bukan !
Dan seandainya kita yang menumbuhkan padi itu dan yang membesarkannya dan yang
mengeluarkan buahnya, tentu sa’at itupun kita tumbuhkan dan sa’at itupun kita besarkan dan
sa’at itupun kita keluarkan buahnya dengan menurut keinginan kita sendiri. Akan tetapi karena
Allah yang menumbuhkan padi itu dan yang membesarkannya dan yang mengeluarkan buahnya,
maka kita harus bersabar untuk memetiknya sampai waktu yang telah Allah tentukan untuk
mengeluarkan buahnya. Dan jika kita melihat kenyataan dari memperhatikan kejadiannya,
bahwa yang mengeluarkan buah padi itu adalah pohon padi, maka yang demikian itu adalah
benar, karena Allah mengeluarkan buah padi itu dengan melalui pohon padi, dan demikian pula
Allah mengeluarkan buah-buahan yang lainnya sebagai rizki untuk kita makan. Maka apabila
orang yang menyuruh kita memberi upah kepada kita, terimalah upah itu dari padanya, dan

42
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

bersyukurlah kita kepada Allah yang telah memberi rizki kepada kita dengan melalui seseorang
yang telah menyuruh kita mengerjakan kebaikan.

Dan apabila kita hendak mengerjakan perintah seseorang yang menyuruh kita agar kita
mengerjakan kebaikan, ingatlah kita kepada Allah dengan mengucapkan do’a itu, supaya kita
tidak termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah dalam pengabdian kita kepada-Nya,
karena Allah tidak mau dipersekutukan dalam mengerjakan perintah-Nya itu. Adapun yang
demikian itu, karena Allah Maha Kuasa untuk memberi upah kepada kita di dunia dan di
akhirat, sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

Barang siapa yang menghendaki pahala dunia, maka di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat,
dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (apa yang kamu kerjakan dari perintah-Nya). (QS 4
: 134).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka mari kita kerjakan apa yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya,
supaya kita beruntung di dunia dan di akhirat nanti. Dan jika kita menghendaki pahala dunia,
maka di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat sebagai upah atas apa yang kita kerjakan dari
perintah-Nya, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat apa yang kita kerjakan dari
perintah-Nya. Maka mari kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta
mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya, karena Allah telah
menyeru kita yang beriman, supaya kita semua masuk Islam.

Dan yang demikian itu Allah menguji iman kita dengan kalimat ayat-ayat-Nya yang
Allah perintahkan kepada kita. Yaitu sebagaimana Allah menguji iman Nabi Ibrahim AS dengan
beberapa kalimat dari perintah Allah, lalu Nabi Ibrahim AS menunaikannya. Maka itu ingatlah
kita akan kisah Nabi Ibrahim AS yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-
Nya :

43
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji (imannya) dengan beberapa kalimat (dari perintah)
Tuhannya, lalu Ibrahim menunaikannya, Allah berfirman : “ Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan kamu sebagai imam untuk seluruh manusia,” Ibrahim berkata: “(Ya Tuhanku,
jadikan pula) dari keturunanku.” Allah berfirman : “ Janji-Ku tidak mengenai orang-orang
zalim.” (Q.S 2 : 124).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah Nabi Ibrahim AS yang telah Allah uji imannya
dengan beberapa “kalimat” dari perintah Allah, lalu Nabi Ibrahim AS menunaikannya. Maka
mari kita semua masuk Islam menunaikan perintah Allah dengan mengikuti keta’atan Nabi
Ibrahim AS yang telah menunaikannya, karena yang demikian itu Allah telah menjadikan Nabi
Ibrahim AS sebagai imam untuk kita semua, dan Allah telah menjadikan Nabi Ibrahim AS
sebagai contoh suri tauladan yang baik untuk kita dalam menta’ati perintah Allah.

Maka mari kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi
kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya. Dan yang demikian itu kita
mengikuti Nabi Ibrahim AS yang pertama masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah, dan
ketika itu Nabi Ibrahim AS berdo’a kepada Allah dengan mengucapkan :

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang menyerahkan diri kepada Engkau (serta
mengabdi kepada-Mu dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Mu), dan (jadikan pula)
keturunan kami ummat yang menyerahkan diri kepada Engkau (serta mengabdi kepada-Mu
dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Mu), dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara
untuk peribadatan kami (kepada Engkau), dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau
Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S 2 : 128).

Demikianlah do’a Nabi Ibrahim AS ketika beliau masuk Islam, dan ketika itu beliau
mohon kepada Allah, agar beliau dan keturunannya dijadikan orang yang menyerahkan diri

44
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya. Dan
ketika itu Allah bertanya kepada Nabi Ibrahim AS, sebagaimana yang Allah terangkan kepada
kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

Ketika itu Tuhannya berfirman kepadanya : “ (Hai Ibrahim, mau kepada siapa kamu)
menyerahkan diri (serta mengabdi dengan ta’at, tunduk, patuh) ?“ Ibrahim menjawab : “ Aku
menyerahkan diri kepada (Engkau) Tuhan semesta alam, (dan hanya kepada Engkau-lah aku
mengabdi dengan ta’at, tunduk dan patuh.” (Q.S 2 : 131).

Dan (sesudah itu) Ibrahim mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, dan (demikian pula)
Ya’kub (berkata kepada anak-anaknya) : “ Wahai anakku, sesungguhnya Allah telah memilih
agama (atau keta’atan untuk keta’atanmu kepada Allah), maka janganlah kamu mati, kecuali
kamu telah (masuk Islam) menyerahkan diri (kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan
ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya).” (Q.S 2 : 132).

Demikianlah kisah Nabi Ibrahim AS ketika beliau masuk Islam. Maka mari kita semua
masuk Islam mengikuti Nabi Ibrahaim AS yang telah terlebih dahulu masuk Islam, karena Allah
telah menyuruh kita yang beriman agar kita semua masuk Islam, dan janganlah kita mati
kecuali kita telah masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya
dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya.

Wahai saudaraku yang seagama, sungguh kita ini keturunan orang Islam akan tetapi
janganlah kita mengatakan telah Islam, sebelum kita masuk Islam. Adapun yang demikian itu
karena Nabi Ibrahim AS telah wasiat kepada anak-anaknya, janganlah kamu mati, kecuali kamu
telah masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at
tunduk patuh kepada perintah-Nya. Dan jika demikian sudah pasti bahwa anak-anaknya itu
harus masuk Islam masing-masing yang tidak boleh di wakili orang lain, dan demikian pula kita.
Maka janganlah kita mengatakan telah Islam, sebelum kita masuk Islam, walaupun kita ini
keturunan orang Islam. Dan yang demikian itu karena Nabi Ibrahim AS telah wasiat itu kepada
anak-anaknya sebagai keturunan beliau yang dekat, sedang kita keturunan orang Islam yang
jauh dari beliau. Maka mari kita perhatikan wasiat Nabi Ibrahim AS, sungguh tidaklah mungkin
Nabi Ibrahim AS wasiat itu kepada anak-anaknya, kalau masuk Islam anak-anaknya itu cukup
oleh beliau saja sendiri yang telah masuk Islam. Dan ingatlah ketika Nabi Ibrahim AS mohon

45
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

kepada Allah : Jadikan pula keturunanku ya Tuhanku.” Allah berfirman : Janji-Ku tidak
mengenai orang-orang zalim.”

Oleh karena itu mari kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta
mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya. Dan janganlah kita
ragu masuk Islam karena Allah telah menyuruh kita yang beriman, supaya kita semua masuk
Islam. Dan seandainya kita ragu masuk Islam karena kita ini orang Islam, maka ingat-ingatlah
oleh kita kapan kita masuk Islam, karena sejauh-jauhnya kita menanam sebutir biji sawi di
tengah hutan belantara tentu kita akan ingat. Maka itu ingat-ingatlah oleh kita kapan kita
masuk Islam.

Wahai saudaraku yang seagama, sungguh kita ini orang yang mempunyai rasa hati dan
ingatan, maka sungguh dengan rasa hati dan ingatan kita itu, tentu kita akan ingat serta
merasa bahwa kita telah masuk Islam. Dan seandainya kita tidak ingat dan tidak pula merasa
masuk Islam kecuali kita keturunan orang Islam. Maka mari kita semua masuk Islam dan
janganlah kita menolaknya. Dan bagaimana kita akan menolak untuk masuk Islam, karena kita
ini golongan orang-orang Islam. Maka apakah patut kita menolak untuk masuk Islam, sedang
kita mengaku bahwa kita ini golongan orang-orang Islam.
Dan yang demikian itu mari kita persaksikan kepada kebenaran yang telah ada bersama kita.

Maka bagaimana kalau kita mengaku memiliki sebuah rumah, lalu kita disuruh memasuki rumah
itu, kemudian kita menolaknya karena rumah itu bukan milik kita dan kita belum pernah
memasuki kedalamnya. Maka apakah pengakuan kita terhadap rumah itu akan dibenarkan ?
Tidak bukan ! Karena jika kita mengaku memiliki sebuah rumah, kemudian kita ada yang
menyuruh memasuki rumah itu maka tentu kita akan masuk kedalamnya tanpa ada keraguan.
Dan demikian pula apabila kita mengaku galongan orang-orang Islam.

Maka mari kita semua masuk Islam, dan janganlah kita menolaknya karena sebelumnya-
pun kita ini telah mengaku sebagai orang Islam. Dan jika kita benar-benar telah Islam, maka
tidak ada salahnya bagi kita kalau kita kembali masuk Islam, karena yang demikian itu untuk
meneguhkan Iman Islam kita, supaya Iman Islam kita teguh tidak ada keraguan setelah kita
masuk Islam menta’ati perintah Allah yang telah Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Dan yang demikian itu karena Allah wasiat pula kepada kita yang beriman : Janganlah
kamu mati kecuali kamu telah masuk Islam, sebagaimana yang Allah wasiatkan kepada kita
dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

46
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa
(mengabdi) kepada-Nya (dengan mengerjakan segala perintah-Nya), dan janganlah kamu mati
kecuali kamu telah masuk Islam (menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya
dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya). (Q.S 3 : 102).

Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada (agama Islam) yang telah Allah (pilih untuk
agamamu atau untuk keta’atanmu kepada perintah Allah), dan janganlah kamu bercerai-berai
(dalam keta’atanmu sehingga kamu masing-masing hanya menta’ati keinginanmu sendiri), dan
ingatlah akan ni’mat Allah atasmu ketika kamu bermusuh-musuhan, lalu Allah menjinakkan
diantara hati-hatimu, maka dengannya itu jadilah kamu bersaudara, dan (ketika) itu kamu
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan kepadamu dengan ayat-ayat-Nya supaya kamu mendapat petunjuk. (Q.S 3 : 103).

Dan jadilah diantara kamu ummat yang menyeru kepada kebajikan dan menyuruh kepada
kebaikan dan mencegah yang mungkar, dan mereka itulah yang beruntung. (Q.S 3 : 104).

47
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih (pengetahuan)
sesudah datang kepada mereka keterangan yang nyata, dan bagi mereka siksa yang besar. (Q.S
3 : 105).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah wasiat Allah yang telah Allah wasiatkan kepada
kita dengan ayat-ayat-Nya. Maka janganlah kita mati kecuali kita telah masuk Islam. Maka mari
kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan
ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya.

Dan sesudah itu bertaqwalah kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa
mengabdi kepada-Nya dengan mengerjakan segala perintah-Nya. Dan berpegang teguhlah kita
semua kepada agama Islam yang telah Allah pilih untuk agama kita atau untuk keta’atan kita
kepada perintah Allah. Dan janganlah kita bercerai-berai dalam agama kita atau dalam
keta’atan kita itu, sehingga kita masing-masing hanya menta’ati keinginan kita sendiri, bukan
menta’ati perintah Allah. Dan ingatlah kita akan ni’mat Allah yang telah Allah anugrahkan atas
kita ketika kita bermusuh-musuhan, dan ketika itu Allah menjinakkan hati kita masing-masing,
lalu dengan ni’mat-Nya itu jadilah kita bersaudara, dan ketika itu kita berada di tepi jurang
neraka, karena kita tersesat dari jalan petunjuk Allah, lalu Allah menyelamatkan kita dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya supaya kita
mendapat petunjuk.

Maka berjihadlah kita dijalan Allah dengan sabar meneruskan apa yang telah terputus
dari penyampaian para Rosul, supaya kita menjadi ummat yang menyeru kepada kebajikan dan
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah yang mungkar. Dan janganlah kita seperti orang-
orang yang bercerai-berai dalam agama mereka, atau dalam keta’atan mereka yang masing-
masing mereka hanya menta’ati keinginan mereka sendiri, bukan menta’ati perintah Allah, dan
yang demikian itu karena mereka berselisih pengetahuan sesudah datang kepada mereka
keterangan yang nyata dari sisi Allah, dan bagi mereka siksa yang besar.

Maka mari kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi
kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya. Dan apabila kita hendak masuk
Islam, ikutilah permohonan Nabi Ibrahim AS kepada Allah dengan mengucapkan :

48
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang menyerahkan diri kepada Engkau serta
mengabdi kepada-Mu dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Mu, dan jadikan pula
keturunan kami ummat yang menyerahkan diri kepada Engkau serta mengabdi kepada-Mu
dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Mu, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara
untuk peribadatan kami kepada Engkau, dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau
Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Dan yang demikian itu karena Nabi Ibrahim AS sebagai imam untuk kita semua, maka
dengan adanya kita mengikuti permohonannya itu, mudah-mudahan Allah menjadikan kita
orang yang menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk
patuh kepada perintah-Nya. Dan sesudah itu mari kita ikuti agama Nabi Ibrahim AS atau
keta’atan Nabi Ibrahim AS yang telah Allah pilih untuk keta’atan kita kepada perintah Allah.
Dan janganlah kita membenci agama atau keta’atan Nabi Ibrahim AS dengan tidak mau
mengikutinya, karena yang demikian itu kita hanya memperbodoh diri kita sendiri,
sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

Allah berfirman : Orang yang membenci agama (atau keta’atan) Ibrahim, (maka) orang itu
hanya memperbodoh dirinya sendiri, dan sesungguhnya Kami telah memilih (agama atau
keta’atan Ibrahim) untuk (keta’atan manusia) di dunia, dan di akhirat sesungguhnya dia benar-
benar termasuk orang-orang yang sholeh. (Q.S 2 : 130).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka janganlah kita membenci agama atau keta’atan Nabi Ibrahim AS dengan tidak mau
mengikutinya, karena yang demikian itu kita hanya memperbodoh diri kita sendiri. Dan yang
demikian itu karena sesungguhnya Allah telah memilih agama Nabi Ibrahim AS atau keta’atan
Nabi Ibrahim AS untuk keta’atan kita di dunia, dan di akhirat sesungguhnya Nabi Ibrahim AS
benar-benar termasuk orang-orang yang sholeh.

Maka mari kita ikuti agama Nabi Ibrahim AS atau keta’atan Nabi Ibrahim AS yang telah
Allah pilih untuk keta’atan kita kepada perintah Allah, supaya kita menjadi orang yang sholeh

49
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

dengan ta’at tunduk patuh kepada Allah. Dan janganlah kita mengikuti agama yang lain, karena
itu yang Allah cegah atas kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

Dan mereka berkata : “ Jadilah kamu (penganut agama) Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu
mendapat petunjuk.” Katakanlah : “ (Tidak), bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang
lurus, dan dia bukan dari golongan orang-orang musyrik.” (Q.S 2 : 135).

Katakanlah : “ Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang telah (Allah) turunkan kepada
kami, dan kepada apa yang telah (Allah) turunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub dan
kepada anak cucunya, dan kepada apa yang telah (Allah) berikan kepada Musa dan Isa, dan
kepada apa yang telah diberikan Tuhannya kepada para Nabi, dan kami tidak membeda-
bedakan salah seorang diantara mereka, dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri
(serta mengabdi dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya).” (Q.S 2 : 136).

Maka jika mereka beriman kepada (agama Ibrahim) sebagaimana kamu telah beriman
kepadanya, maka sungguh mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka
sesungguhnya mereka sedang dalam perpecahan (agama atau keta’atan), maka Allah akan

50
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

memelihara kamu dari mereka, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (apa yang
mereka kerjakan). (Q.S 2 : 137).

( Ikutilah ) agama (pilihan) Allah, dan siapakah yang lebih baik (agamanya) dari selain (agama
pilihan) Allah ? (Bahkan yang lain itu) agama celupan, dan hanya kepada-Nya-lah kami
menyembah. (Q.S 2 : 138).

Katakanlah : “Apakah kamu akan berdebat dengan kami tentang (mengabdi kepada) Allah ?
padahal Dia Tuhan kami dan Tuhan kamu, dan bagi kami amalan kami dan bagi kamu amalan
kamu, dan kepada-Nya-lah kami (mengabdi) dengan ikhlas hati.” (Q.S 2 : 139).

Ataukah kamu mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya itu
(penganut agama) Yahudi atau Nasrani ?, Katakanlah : “ Apakah kamu yang lebih mengetahui
ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan kesaksian
dirinya kepada Allah ? “ Dan Allah tidaklah lengah dari apa yang kamu kerjakan. (Q.S 2 : 140).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah cegah atas kita dengan ayat-ayat-
Nya. Maka janganlah kita mengikuti agama yang lain, karena itu telah Allah cegah atas kita.
Dan apabila kita ada yang mengajak mengikuti agama yang lain, janganlah kita mengikuti
agama atau keta’atan yang lain itu, karena Allah telah mecegah kita dari mengikutinya, dan
ikutilah agama atau keta’atan Nabi Ibrahim AS yang telah Allah pilih untuk keta’atan kita
kepada perintah Allah.

51
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Adapun yang demikian itu karena ada diantara mereka yang berkata : “ Jadilah kamu
penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk.” Katakanlah : “ Tidak,
bahkan kami mengikuti agama atau keta’atan Nabi Ibrahim AS yang lurus keta’atannya kepada
Allah. Dan keta’atannya itu telah Allah pilih untuk keta’atan kami kepada perintah Allah, dan
keta’atan itu telah Allah tunjukan kepada kami dengan ayat-ayat-Nya, dan Nabi Ibrahim AS
bukan dari golongan orang-orang musyrik yang mempersamakan keta’atan mereka kepada Allah
dengan keta’atan mereka kepada yang lain.”

Maka mari kita ikuti agama atau keta’atan Nabi Ibrahim AS yang lurus keta’atannya
kepada Allah. Dan jika kita beriman kepada Allah dan mau mengikuti agama atau keta’atan
Nabi Ibrahim AS yang telah Allah pilih untuk keta’atan kita kepada perintah Allah. Maka mari
kita ikrarkan kepada Allah dengan mengucapkan :

” Ya Allah ya Tuhan kami, kami beriman kepada Engkau, dan kepada apa yang telah Engkau
turunkan kepada kami dan kepada apa yang telah Engkau turunkan kepada Nabi Ibrahim AS,
kepada Nabi Ismail AS, kepada Nabi Ishak AS, kepada Nabi Yakub AS dan kepada anak cucunya,
dan kepada apa yang telah Engkau berikan kepada Nabi Musa AS dan kepada Nabi Isa AS, dan
kepada apa yang telah Engkau berikan kepada para Nabi, dan kami tidak membedakan salah
seorang Rosul diantara mereka, dan hanya kepada Engkau-lah kami menyerahkan diri serta
mengabdi dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Mu.”

Dan yang demikian itu supaya kita tidak “membedakan” salah seorang Rosul diantara
Rosul-Rosul Allah. Dan jika kita beriman kepada agama atau keta’atan Nabi Ibrahim AS,
sebagaimana anak cucunya yang telah beriman kepada keta’atan itu, maka sungguh kita telah
mendapat petunjuk, dan jika kita berpaling, maka sesungguhnya kita sedang dalam perpecahan
agama, atau kita sedang dalam perpecahan keta’atan yang masing-masing kita hanya menta’ati
keinginan kita sendiri, bukan menta’ati perintah Allah. Dan jika kita beriman dan menta’ati
perintah Allah, maka Allah akan memelihara kita dari gangguan orang-orang kafir, dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Maka mari kita ikuti agama pilihan Allah yang telah Allah pilih untuk agama kita, dan
siapakah yang lebih baik agamanya dari selain agama pilihan Allah ? Bahkan yang lain itu
“agama celupan”, dan hanya kepada Allah-lah kita mengabdi. Dan apakah kita akan
memperdebatkan tentang pengabdian kita kepada Allah ?

52
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

padahal Allah Tuhan kita, dan bagi kita amalan-amalan kita yang masing-masing kita beramal,
dan hanya kepada Allah-lah kita mengabdi dengan ikhlas hati.

Dan apakah kita akan mengatakan bahwa Nabi Ibrahim AS, Nabi Ismail AS, Nabi Ishak AS, Nabi
Ya’qub AS dan anak cucunya itu penganut agama Yahudi atau Nasrani ?, Apakah kita yang lebih
mengetahui ataukah Allah ?, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang
menyembunyikan kesaksian dirinya kepada Allah ?

“ Dan Allah tidaklah lengah dari apa yang kita kerjakan ”.

Maka mari ikuti agama atau keta’atan Nabi Ibrahim AS yang telah Allah pilih untuk
keta’atan kita kepada perintah Allah, dan janganlah kita mengikuti agama yang lain, karena
agama yang diterima disisi Allah hanya agama Islam, sebagaimana yang Allah terangkan kepada
kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

Sesungguhnya agama (yang diterima) disisi Allah hanya (agama) Islam (menyerahkan diri
kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya). Dan
tidak berselisih orang-orang yang diberi Al Kitab kecuali itu sesudah datang pengetahuan
(agama) kepada mereka, karena diantara mereka ada kedengkian (terhadap seseorang yang
timbul dari diri mereka sendiri). Dan barang siapa yang mengingkari ayat-ayat Allah, maka
sesungguhnya Allah amat cepat membuat perhitungan. (QS 3 : 19).

53
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Maka jika mereka mendebat kamu, maka katakanlah : “ Aku telah Islam (menyerahkan diri
kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya) dan
(demikian pula) orang-orang yang mengikuti aku.” Dan katakanlah kepada orang-orang yang
diberi Al Kitab dan kepada orang-orang awam : “ Apakah kamu telah masuk Islam
(menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada
perintah-Nya) ? ” maka jika mereka telah masuk Islam, maka tentu mereka telah mendapat
petunjuk(nya), dan jika mereka berpaling, maka sesungguhnya kewajibanmu hanya
menyampaikan (amanat Allah), dan Allah Maha Melihat kepada hamba-hamba-Nya. (QS 3 : 20).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya. Maka janganlah kita mengikuti agama yang lain, karena Sesungguhnya agama atau
keta’atan yang diterima disisi Allah hanya agama Islam menyerahkan diri kepada Allah serta
mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya. Dan tidak berselisih
orang-orang yang diberi Al Kitab kecuali itu sesudah datang pengetahuan agama kepada
mereka, dan yang demikian itu karena diantara mereka ada kedengkian terhadap seseorang
yang timbul dari diri mereka sendiri. Dan barang siapa yang mengingkari ayat-ayat Allah, maka
sesungguhnya Allah amat cepat membuat perhitungan. Maka janganlah kita mengingkari ayat-
ayat Allah karena kita dengki terhadap seseorang, karena yang demikian itu kita telah
menjerumuskan diri kita kedalam kekafiran, sedang Allah amat cepat membuat perhitungan.
Maka mengapa kita mengingkari ayat-ayat Allah sesudah Allah memberitahukan tentang agama
pilihan-Nya kepada kita dengan ayat-ayat-Nya, dan apa kesalahan Allah sehingga kita dengki
terhadap seseorang kemudian kita mengingkari ayat-ayat Allah yang menerangkan tentang
pengetahuan agama pilihan-Nya itu ?

Maka janganlah kita berbuat demikian, karena yang demikian itu kita telah
menjerumuskan diri kita kedalam kekafiran. Dan mari kita semua masuk Islam menyerahkan
diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya.
Dan sesudah itu jika ada orang yang mendebat kita, maka katakanlah kepadanya : “ Aku telah
Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh
kepada perintah-Nya, dan demikian pula orang-orang yang mengikuti aku.”

Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang
awam :
“ Apakah kamu telah masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya
dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya ? ”

54
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Maka jika mereka telah masuk Islam, tentu mereka telah “mendapat” petunjuknya, dan
jika mereka berpaling, maka sesungguhnya kewajiban kita hanya menyampaikan amanat Allah,
dan Allah Maha Melihat kepada hamba-hamba-Nya.

Maka mari kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi
kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya, dan janganlah kita berpaling
dengan tidak mau masuk Islam, karena jika kita berpaling, maka apakah kita akan mencari
agama atau keta’atan dari selain keta’atan yang telah Allah pilih untuk keta’atan kita kepada
perintah Allah ? Dan yang demikian itu Allah peringatkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya
yang firman-Nya :

Maka apakah mereka akan mencari (agama) dari selain agama (Islam) yang telah Allah (pilih
untuk agama mereka) ?, padahal segala apa yang ada di langit dan di bumi (semua)
menyerahkan diri kepada-Nya, baik dalam keadaan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-
Nya-lah mereka dikembalikan. (QS 3 : 83).

Dan barang siapa mencari (agama) dari selain agama Islam, maka tidak diterima (agama)nya,
dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi. (QS 3 : 85).

Bagaimana Allah akan memberi petunjuk kepada kaum yang mengingkarinya sesudah mereka
beriman, padahal mereka mengakui bahwasannya Rosul itu benar, dan dia telah datang kepada

55
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

mereka dengan (membawa) keterangan yang nyata. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
kaum yang zalim. (QS 3 : 86).

Mereka itulah yang mendapat balasan bahwasannya Allah akan menimpakan kutukan atas
mereka dan (demikian pula) para malaikat dan manusia seluruhnya. (QS 3 : 87).

Mereka kekal dalam kutukan, (dan) siksaan tidak diringankan dari (menyiksa) mereka dan tidak
(pula) mereka di beri tangguh. (QS 3 : 88).

Kecuali orang-orang itu bertaubat sesudah (mereka mengingkarinya) dan mereka mengadakan
perbaikan, maka (sesudah itu) sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 3
: 89).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah peringatkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya. Maka janganlah kita mencari agama selain agama Islam yang telah Allah pilih untuk
agama kita, karena apa yang ada di langit dan di bumi ini semua menyerahkan diri kepada-
Allah, baik dalam keadaan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada Allah-lah kita
dikembalikan. Dan barang siapa diantara kita ada yang mencari agama dari selain agama Islam,
maka tidak diterima agamanya, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.

Dan bagaimana Allah akan memberi petunjuk kepada kita kalau kita mengingkari
perintah Allah dengan tidak mau mengerjakan perintah-Nya. Dan yang demikian itu persaksikan
oleh kita kepada kebenaran yang telah ada bersama kita. Maka bagaimana apabila kita
menyuruh seseorang agar dia mengerjakan perintah kita, kemudian orang itu tidak mau
mengerjakan perintah kita, maka apakah kita akan memberi petunjuk kepadanya untuk

56
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

mengerjakan perintah kita itu ? Tidak bukan ! Karena dia tidak mau mengerjakan perintah
kita.

Maka bagaimana Allah akan memberi petunjuk kepada kita kalau kita mengingkari
perintah Allah dengan tidak mau mengerjakan perintah-Nya, padahal kita sudah beriman
kepada Allah dan mengakui bahwa Rosul itu benar, dan beliau telah datang kepada kita dengan
membawa keterangan yang nyata dari sisi Allah, akan tetapi karena kita berbuat zalim
mengingkari perintah Allah dengan tidak mau mengerjakan perintah-Nya, maka Allah tidak
memberi petunjuk kepada kita untuk mengerjakan perintah-Nya itu. Maka janganlah kita
berbuat demikian, karena jika kita berbuat demikian maka tentu kita akan mendapat balasan
bahwasannya Allah akan menimpakan kutukan kepada kita dan demikian pula para malaikat
dan manusia seluruhnya. Dan kita kekal dalam kutukan, dan siksaan tidak diringankan dari
menyiksa kita dan kita tidak di beri tangguh. Kecuali sesudah itu kita bertaubat kepada Allah
dan mengadakan perbaikan dengan mengerjakan apa yang telah Allah perintahkan kepada kita
dengan ayat-ayat-Nya, maka sesudah itu Allah akan mengampuni kesalahan kita, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Maka mari kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi
kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya, dan janganlah kita membantah
agama Islam dengan bermacam-macam alasan karena kita tidak mau masuk Islam, dan yang
demikian itu Allah peringatkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

Dan orang-orang yang membantah (agama pilihan) Allah sesudah (Allah) menerima agama itu,
(maka) bantahan mereka sia-sia di sisi Tuhan mereka, dan hanya kemurkaan (Allah-lah) atas
mereka dan bagi mereka azab yang keras. (Q.S 42 : 16).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah peringatkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka janganlah kita membantah agama Islam dengan mengemukakan bermacam-macam
alasan karena kita tidak mau masuk Islam, dan tidaklah mungkin kita akan membantahnya
dengan mengemukakan bermacam-macam alasan, kalau kita mau masuk Islam yang telah Allah
perintahkan kepada kita dengan ayat-Nya itu.

57
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Maka janganlah kita membantah agama Islam, karena agama Islam pilihan Allah yang
telah Allah pilih untuk agama kita atau untuk keta’atan kita kepada perintah Allah. Dan jika
kita membantahnya sesudah Allah menerima agama atau keta’atan itu, maka bantahan kita sia-
sia di sisi Allah, dan hanya kemurkaan Allah-lah atas kita, dan bagi kita azab yang keras.

VII. KETA’ATAN KITA DALAM MENJALANKAN PERINTAH ALLAH

Maka mari kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi
kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya, dan janganlah kita mengikuti
langkah-lankah syaitan, karena sesungguhnya syaitan musuh yang nyata bagi kita. Ingat !
Syaitan itu yang menuruti kemauannya sendiri, atau syaitan itu yang mengikuti keinginannya
sendiri dengan tidak mau menta’ati perintah Allah, sebagaimana yang Allah terangkan kepada
kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

Allah berfirman : “ (Hai iblis) apa yang menghalangi kamu untuk tidak bersujud (kepada Adam)
setelah Aku menyuruh kamu (agar bersujud kepadanya) ?“ Iblis berkata : “ Aku lebih baik dari
padanya, (karena) Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.“ (Q.S 7
: 12).

Allah berfirman : “ Turunlah kamu dari sorga, maka tidaklah patut kamu menyombongkan diri
didalamnya, maka keluarlah kamu sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang rendah (lagi
hina).” (Q.S 7 : 13).

58
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Iblis berkata : “ Beri tangguhlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan .“ (Q.S 7 : 14).

Allah berfirman : “ Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh.“ (Q.S 7 :
15).

Iblis berkata : “ Maka karena Engkau telah menghukum aku tersesat, sungguh aku akan duduk
(menghalangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.“ (Q.S 7 : 16).

” Kemudian sungguh aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
kiri dan dari kanan mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka yang
bersyukur.“ (Q.S 7 : 17).

Allah berfirman : “ Keluarlah kamu dari sorga (sebagai orang yang) hina lagi terusir. Sungguh
siapa diantara mereka yang mengikuti kamu, (maka) sungguh Aku penuhi neraka jahanam itu
dari mereka dengan kamu semuanya.“ (Q.S 7 : 18).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah iblis yang terhalang keta’atannya kepada Allah,
karena iblis melihat Nabi Adam AS yang ia anggap hina, sehingga iblis tidak mau menta’ati
perintah Allah, setelah Allah menyuruh iblis agar bersujud kepada Nabi Adam AS. Maka
janganlah keta’atan kita kepada perintah Allah terhalang, oleh karena kita melihat orang yang

59
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

menyampaikan ayat-ayat Allah itu orang yang kita anggap hina, sehingga kita tidak mau
menta’ati perintah Allah yang di sampaikan orang itu, setelah Allah menyuruh kita dengan
ayat-Nya, agar kita semua masuk Islam. Dan jika demikian tentu kita termasuk orang yang
mengikuti iblis yang telah menyombongkan diri dihadapan Allah. Dan ketika itu Allah mengusir
iblis dari sorga, karena iblis menyombongkan diri dan mengikuti keinginannya sendiri dengan
tidak mau menta’ati perintah Allah. Dan berbuat yang demikian itu iblis tidak merasa bersalah
dan tidak pula mau bertaubat kepada Allah, melainkan iblis minta tempo kepada Allah sampai
kita semua dibangkitkan. Dan ketika itu Allah berfirman kepada iblis : “ Sesungguhnya kamu
termasuk orang-orang yang diberi tempo.“

Maka janganlah kita minta tempo kepada Allah dengan mengundur-ngundur waktu
untuk mengerjakan peintah-Nya, karena yang demikian itu perbuatan iblis yang mengikuti
keinginannya sendiri. Dan yang demikian itu persaksikanlah oleh kita terhadap diri kita sendiri.
Maka bagaimana seandainya kita minta tempo kepada Allah untuk mengerjakan perintah-Nya,
apakah kita tidak mengikuti keinginan kita sendiri ? Sungguh tidaklah mungkin kita akan minta
tempo kepada Allah untuk mengerjakan perintah-Nya, kalau kita tidak mengikuti keinginan kita
sendiri. Oleh karena itu mari kita periksa keta’atan kita kepada Allah, karena jangan-jangan
kita hanya menta’ati keinginan kita sendiri dengan tidak mau menta’ati perintah Allah. Dan
jika kita berbuat demikian, mari kita bangkit untuk menunaikan perintah Allah yang telah
menyuruh kita agar kita semua masuk agama Islam.

Adapun yang disebut agama, yaitu keta’atan dengan ta’at tunduk patuh kepada
perintah Allah. Dan yang disebut Islam Muslim, yaitu menyerahkan diri kepada Allah serta
mengabdi kepada-Nya dengan mengerjakan segala perintah-Nya.

Yaitu sebagaimana kita menyerahkan diri kepada seseorang serta mengabdi kepadanya
dengan mengerjakan segala perintahnya, maka ketika itu kita gunakan diri kita untuk
mengerjakan apa yang dia perintahkan kepada kita. Adapun yang demikian itu karena kita tidak
dapat mengerjakan perintah seseorang tanpa dengan diri kita, maka karena itu kita kerjakan
perintahnya dengan menyerahkan diri kita untuk mengerjakan apa yang dia perintahkan kepada
kita. Dan demikian pula kita masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi
kepada-Nya dengan mengerjakan segala perintah-Nya. Oleh karena itu mari kita periksa agama
kita atau keta’atan kita.

Kepada perintah siapa kita ta’at tunduk dan patuh ?

Dan kepada siapa kita menyerahkan diri serta mengabdi dengan mengerjakan segala perintah ?

60
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Dan seandainya agama kita atau keta’atan kita hanya menta’ati keinginan kita sendiri
dengan tidak menta’ati perintah Allah. Maka mari kita masuk agama Islam yang telah Allah pilih
untuk agama kita, atau untuk keta’atan kita kepada Allah. Dan yang demikian itu supaya kita
merasakan serta mengetahui, dari agama mana kita masuk Islam, yaitu dari agama kita yang
menta’ati keinginan kita sendiri, kemudian kita masuk agama Islam menyerahkan diri kepada
Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya.

Dan yang demikian itu janganlah kita terhalang oleh bisikan iblis yang menghalangi kita untuk
masuk Islam, karena iblis telah berkata kepada Allah dengan penuh ancaman. Yaitu bahwa
iblis akan menghalangi kita dari jalan Allah yang lurus. Kemudian iblis akan mendatangi kita
dari depan dan dari belakang kita, dari kiri dan dari kanan kita, supaya kita semua tidak ada
yang mau menta’ati perintah Allah, dan supaya kita semua terjerumus kedalam neraka
jahanam bersama bala tentara iblis.

Maka apabila kita hendak masuk Islam menunaikan perintah Allah, janganlah kita
terhalang oleh sesuatu yang menghalangi kita, karena itu perbuatan iblis yang menghalangi
kita, agar kita semua tidak ada yang menunaikan perintah Allah. Dan jika kita terjadi demikian,
berlindunglah kita kepada Allah dari gangguan syaitan yang terkutuk, mudah-mudahan Allah
melindungi kita, karena sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maka mari kita
semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at
tunduk patuh kepada perintah-Nya. Dan apabila kita telah masuk Islam, janganlah kita
berlebih-lebihan dalam agama kita atau dalam keta’atan kita dengan tanpa kebenaran,
sebagaimana yang Allah peringatkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :

Katakanlah : “ Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dalam agamamu dengan tanpa
kebenaran, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah tersesat
dahulunya, dan mereka telah banyak menyesatkan (manusia), dan mereka telah tersesat dari
jalan yang lurus.” (QS 5 : 77).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah peringatkan kepada kita dengan ayat-
Nya. Maka apabila kita telah masuk Islam, janganlah kita berlebih-lebihan dalam agama kita

61
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

atau dalam keta’atan kita dengan tanpa kebenaran, sehingga kita setelah masuk Islam itu tetap
saja keta’atan kita hanya menta’ati keinginan kita sendiri, bukan menta’ati perintah Allah. Dan
jika demikian tentu keta’atan kita itu berlebih-lebihan dengan tanpa kebenaran dan tanpa
menggunakan akal untuk berfikir berbuat yang benar, sebagaimana orang yang telah
menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada
perintah-Nya.

Dan “sebaiknya” apabila kita telah masuk Islam, maka sesudah itu tidak ada yang kita ta’ati
kecuali perintah Allah. Dan janganlah kita menta’ati keinginan hawa nafsu orang-orang yang
telah tersesat dahulunya, karena mereka telah banyak menyesatkan manusia dalam menta’ati
perintah Allah, dan mereka telah tersesat dari jalan yang lurus dalam mengerjakan perintah
Allah.

Maka apabila kita telah masuk Islam ta’atilah apa yang Allah perintahkan kepada kita
dengan ayat-ayat-Nya, dan janganlah kita mengerjakan perintah-Nya itu tanpa kebenaran dan
tanpa menggunakan akal untuk berfikir berbuat yang benar, sebagaimana yang telah Allah
tunjukan kepada kita dari perintah-Nya, karena yang demikian itu keta’atan kita berlebih-
lebihan dengan tanpa kebenaran, sebagaimana kebenaran kita dalam mengerjakan suatu
perintah.

VIII. KETAATAN YANG ALLAH WASIATKAN KEPADA PARA NABI

Maka apabila kita mengerjakan perintah Allah, kerjakanlah yang benar sebagaimana
yang telah Allah tunjukan kepada kita dari perintah-Nya, jika kita telah masuk Islam
menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada
perintah-Nya. Akan tetapi yang demikian itu tidak ada paksaan bagi kita dalam urusan agama
atau keta’atan, sesudah Allah menjelaskan jalan keta’atan kita yang benar lurus kepada Allah
dari jalan keta’atan kita yang tersesat. Dan yang demikian itu Allah terangkan kepada kita
dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

62
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Tidak ada paksaan dalam (urusan) agama (atau dalam urusan keta’atan). Sungguh telah jelas
jalan (keta’atan yang benar) lurus (kepada Allah) dari jalan (keta’atan) yang tersesat, maka
barang siapa yang ingkar (keta’atannya) kepada Thoghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang pada tali yang amat kokoh yang tidak akan putus baginya (di
dunia dan di akhirat). Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (siapa yang
menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada
perintah-Nya). (Q.S 2 : 256).

( Ingat ! ) Allah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
ke cahaya terang. Dan Thoghut pelindung orang-orang kafir ia mengeluarkan mereka dari
cahaya terang kepada kegelapan, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
(Q.S 2 : 257).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya. Maka tidak ada paksaan bagi kita dalam urusan agama atau dalam urusan keta’atan,
sesudah Allah menjelaskan jalan keta’atan kita yang benar lurus kepada Allah dari jalan
keta’atan kita yang tersesat.

Maka barang siapa diantara kita ada yang ingkar keta’atannya kepada Thoghut syaitan
yang membisik-bisk hatinya, agar ia menta’ati bisikannya itu, kemudian ia beriman kepada
Allah dengan mengikuti agama pilihan-Nya, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada tali
yang amat kokoh yang tidak akan putus baginya di dunia dan di akhirat. Dan Allah Maha

63
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Mendengar lagi Maha Mengetahui siapa diantara kita yang menyerahkan diri kepada Allah serta
mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya.

Ingat ! Allah pelindung kita yang beriman. Dan Allah mengeluarkan kita dari kegelapan
ke cahaya terang, sehingga kita mengetahui agama atau keta’atan yang benar lurus kepada
Allah, padahal tadinya kita tidak mengetahui. Dan Thoghut syaitan yang membisik-bisik hati
mereka agar mereka menta’ati bisikannya itu pelindung orang-orang kafir, dan Thoghut
mengeluarkan mereka dari cahaya terang kepada kegelapan, sehingga mereka yang tadinya
mengetahui agama atau keta’atan yang benar lurus kepada Allah, kemudian mereka jadi tidak
mengetahui. Dan yang demikian itu karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah, maka
mereka itulah penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

Maka janganlah kita mendustakan apa yang telah Allah terangkan kepada kita dengan
ayat-ayat-Nya, karena itu perbuatan orang-orang kafir yang hendak memadamkan cahaya Allah
dengan mulut-mulut mereka. Dan mari kita perhatikan apa yang Allah terangkan kepada kita
dengan ayat-ayat-Nya, karena itu Allah hendak mengeluarkan kita dari kegelapan kecahaya
terang, supaya kita mengetahui apa yang Allah perintahkan kepada kita, dan apa yang Allah
tunjukan kepada kita dari perintah-Nya. Maka mari kita perhatikan cahaya penerangan dari sisi
Allah, walaupun orang-orang kafir hendak memadamkan cahaya Allah. Dan yang demikian itu
Allah terangkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka dan Allah tidak
berkehendak selain menyempurnakan cahaya-Nya. walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.
(Q.S 9 : 32).

64
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

( Ingat ! ) Allah telah mengutus Rosul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar
(yaitu) untuk memenangkan (agama pilihan-Nya) atas agama seluruhnya, walaupun orang-orang
musyrik tidak menyukai. (Q.S 9 : 33).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya. Maka janganlah kita mendustakan apa yang telah Allah terangkan kepada kita dengan
ayat-ayat-Nya, karena itu perbuatan orang-orang kafir yang hendak memadamkan cahaya Allah
dengan mulut-mulut mereka, dan yang demikian itu karena mereka kafir mengingkari ayat-ayat
Allah dan mendustakan dengan tidak mau mengerjakan perintah Allah. Dan Allah tidak
berkehendak selain menyempurnakan cahaya-Nya. walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.

Ingat ! Allah telah yang mengutus Rosul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama
yang benar, yaitu untuk memenangkan agama pilihan-Nya atas agama seluruhnya, walaupun
orang-orang musyrik tidak menyukai kemenangan agama pilihan Allah.

Maka mari kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi
kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya, karena apabila pertolongan Allah
telah datang menolong agama pilihan-Nya, maka ketika itu menanglah agama pilihan Allah, dan
ketika itu manusia berbondong-bondong masuk kedalam agama Islam. sebagaimana yang Allah
terangkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

(Dan) apabila pertolongan Allah telah datang (menolong agama pilihan-Nya, maka ketika itu)
menanglah (agama pilihan Allah). (Q.S 110 : 1).

Dan (ketika itu) kamu melihat manusia berbondong-bondong masuk kedalam agama (pilihan)
Allah. (Q.S 110 : 2).

65
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Maka bertasbihlah (kamu) dengan memuji Tuhanmu, dan mohon ampunlah kepada-Nya,
sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat. (Q.S 110 : 3).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya. Maka mari kita semua masuk Islam, karena apabila pertolongan Allah telah datang
menolong agama pilihan-Nya, maka ketika itu menanglah agama pilihan Allah, dan ketika itu
kita melihat manusia berbondong-bondong masuk kedalam agama Islam yang telah Allah pilih
untuk agama kita, atau untuk keta’atan kita kepada perintah Allah. Maka mari kita semua
masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi kepada-Nya dengan ta’at tunduk
patuh kepada perintah-Nya. Dan mohon ampunlah kita kepada Allah atas kesalahan kita yang
berlebih-lebihan dalam keta’atan kita kepada perintah-Nya, sesungguhnya Allah Maha
Penganmpun lagi Maha Penerima taubat.

Dan sesudah itu mari kita bertasbih kepada Allah dengan memuji-Nya mudah-mudahan
Allah segera menolong agama pilihan-Nya, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. Dan
yang demikian itu karena mereka merasa berat atas agama atau keta’atan yang Allah serukan
kepada mereka untuk keta’atan mereka itu, sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita
dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :

( Ingat ! ) Allah telah mensyari’atkan agama (atau keta’atan) untuk (keta’atan)mu (kepada
perintah Allah, yaitu) dari (keta’atan) apa yang Dia wasiatkan dengannya kepada Nuh dan yang
Kami wahyukan kepadamu, dan dari (keta’atan) apa yang Kami wasiatkan dengannya kepada
Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu :” Hendaklah kamu tegakkan keta’atan itu, dan janganlah kamu
berpecah-belah dalam agama (atau keta’atan) itu. Amat berat orang-orang musyrik atas agama
(atau keta’atan) yang kamu serukan kepada mereka itu. (Akan tetapi) Allah memilih (agama
atau keta’atan) itu kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia memberi petunjuk kepada siapa
yang kembali (mengabdi kepada-Nya). (Q.S 42 : 13).

66
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Dan (sebelumnya orang-orang musyrik itu) mereka tidak berpecah belah kecuali sesudah datang
kepada mereka pengetahuan (agama atau keta’atan itu), karena di antara mereka ada
kedengkian (terhadap seseorang yang timbul dari diri mereka sendiri). Dan kalau tidak ada
ketetapan yang terlebih dahulu dari Tuhanmu sampai waktu yang ditentukan, tentulah telah di
putuskan (perkara) diantara mereka itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang telah diwarisi Al
Kitab sesudah mereka, benar-benar mereka dalam keraguan dan bimbang dari (pengetahuan
agama atau keta’atan) itu. (Q.S 42 : 14).

Maka serulah (mereka kepada agama atau keta’atan itu) dan tetaplah kamu sebagaimana apa
yang telah (Allah) perintahkan kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka,
dan katakanlah : “ Aku beriman kepada apa yang Allah turunkan dari Kitab, dan aku
diperintahkan untuk berbuat adil di antara kamu. dan Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu, bagi
kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan
kamu, dan Allah akan mengumpulkan di antara kita, dan hanya kepada-Nya-lah kita kembali.
(Q.S 42 : 15).

Wahai saudaraku yang seagama, itulah yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-
ayat-Nya. Maka mari kita semua masuk Islam, karena Allah telah mensyari’atkan agama atau
keta’atan untuk keta’atan kita dalam menta’ati perintah-Nya,

67
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

1. Dan yang demikian itu Allah wasiatkan kepada Nabi Nuh AS, dan yang Allah wahyukan
kepada kita, supaya kita berda’wah mewakili pembicaraan Allah kepada manusia, dan
supaya kita menyeru : Hai kaumku, sembahlah Allah tidak ada Tuhan bagimu selain
Dia, sesungguhnya aku khawatir atasmu bahwa kamu akan tertimpa azab di hari
besar.”
Dan supaya kita mengerjakan perintah Allah yang lainnya yang telah Allah perintahkan
kepada kita dengan ayat-ayat-Nya.

2. Dan demikian pula agama atau keta’atan yang Allah wasiatkan kepada Nabi Ibrahim AS
yang wasiat-Nya, yaitu supaya kita membuat “Majelis Ta’lim” untuk tempat
berkumpul manusia mendengarkan firman Allah, dan supaya kita membuat Masjid
untuk tempat ruku dan sujud menyembah Allah, yaitu tempat mendirikan sholat untuk
mengingat Allah dan menyembah-Nya.
Dan supaya kita mengerjakan perintah Allah yang lainnya yang telah Allah perintahkan
kepada kita dengan ayat-ayat-Nya.

3. Dan demikian pula agama atau keta’atan yang Allah wasiatkan kepada Nabi Musa AS,
yaitu supaya kita “mendirikan” sholat untuk mengingat Allah dan menyembah-Nya,
dan supaya kita menunaikan zakat, dan supaya kita berpuasa pada bulan Ramadhan,
dan supaya kita ibadah haji ke Baitullah, jika kita mampu mengadakan perjalanannya,
dan supaya kita berbuat baik kepada kedua orang tua kita dan kepada kaum kerabat
kita, dan supaya kita berbuat baik kepada orang-orang miskin dan kepada anak yatim,
dan supaya kita berbicara kepada manusia dengan perkataan yang baik, dan supaya
kita menyampaikan ayat-ayat Allah keseluruh manusia dimana saja mereka berada.
Dan supaya kita mengerjakan perintah Allah yang lainnya yang telah Allah perintahkan
kepada kita dengan ayat-ayat-Nya.

4. Dan demikian pula agama atau keta’atan yang Allah wasiatkan kepada Nabi Isa AS,
yaitu supaya kita menolong agama atau keta’atan pilihan Allah yang telah Allah pilih
dari keta’atan Nabi Ibrahim AS,
dan supaya kita mengerjakan perintah Allah yang lainnya yang telah Allah perintahkan
kepada kita dengan ayat-ayat-Nya.

5. Dan demikian pula agama atau keta’atan yang Allah wasiatkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, yaitu supaya kita menolong agama atau keta’atan pilihan
Allah yang telah Allah pilih dari keta’atan Nabi Ibrahim AS, dan supaya kita berjihad
berusaha dijalan Allah dengan sabar meneruskan apa yang telah terputus dari

68
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

penyampaian para Rosul, dan supaya kita mengerjakan perintah Allah yang lainnya
yang telah Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya.
Dan yang demikian itu supaya kita tidak membedakan salah seorang Rosul diantara
Rosul-Rosul Allah, melainkan apa yang telah Allah perintahkan kepada Rosul-Rosul-Nya
itu kita kerjakan.

Maka mari kita tegakkan agama atau keta’atan yang telah Allah pilih untuk keta’atan kita
kepada perintah-Nya itu, dan janganlah kita berpecah-belah dalam keta’atan itu. Sungguh
amat berat orang-orang musyrik atas agama atau keta’atan yang kita serukan kepada mereka
itu. Akan tetapi Allah telah memilih agama atau keta’atan itu dari keta’atan Nabi Ibrahim AS,
dan Allah memilih keta’atan itu kepada siapa yang Dia kehendaki, dan yang demikian itu Allah
memberi petunjuk kepada siapa yang kembali mengabdi kepada-Nya.

Dan orang-orang musyrik itu mereka tidak berpecah belah dalam keta’atan itu, kecuali
sesudah datang kepada mereka pengetahuan agama atau keta’atan itu, karena di antara
mereka ada kedengkian terhadap seseorang yang timbul dari diri mereka sendiri. Dan kalau
tidak ada ketetapan yang terlebih dahulu dari Allah sampai waktu yang ditentukan, tentu telah
di putuskan perkara diantara mereka itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang telah diwarisi Al
Kitab dari sesudah Rosul-rosul, mereka benar-benar dalam keraguan dan bimbang dari
pengetahuan agama atau keta’atan itu.

Maka mari kita seru mereka kepada agama atau keta’atan itu, dan tetaplah kita
sebagaimana apa yang telah Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya, dan
janganlah kita mengikuti hawa nafsu mereka, dan katakanlah kepada mereka : “ Aku beriman
kepada apa yang telah Allah turunkan dari Kitab, dan aku diperintahkan supaya aku berbuat
adil di antara kamu, maka aku menyeru kamu kepada agama atau keta’atan itu. Dan yang
demikian itu karena Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu, dan bagi kami amal-amal kami dan bagi
kamu amal-amal kamu. Maka itu tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, dan yang
demikian itu karena Allah akan mengumpulkan kita di sisi-Nya, dan hanya kepada-Nya-lah kita
kembali.

Maka mari kita semua masuk Islam menyerahkan diri kepada Allah serta mengabdi
kepada-Nya dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-Nya. Dan janganlah kita merasa berat
atas agama atau keta’atan yang telah Allah serukan kepada kita untuk keta’atan kita kepada
perintah-Nya itu, karena Allah telah memilih agama atau keta’atan itu dari keta’atan Nabi
Ibrahim AS, supaya kita mengabdi kepada Allah dengan ta’at tunduk patuh kepada perintah-

69
Kebenaran Al Qur’an Jilid 5 (Lima)

Nya. Maka mari kita mengabdi kepada Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya, supaya
kita beruntung di dunia dan di akhirat nanti.

Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepadamu dengan benar, dan sesungguhnya kamu
benar-benar salah seorang diantara orang-orang yang diutus (untuk memberi kabar gembira dan
peringatan). (Q.S 2 : 252).

Wahai saudaraku yang seagama, demikianlah yang kami sampaikan kepada saudara-
saudara semoga bermanfa’at bagi kita semua, dan sebelum kami mengakhiri penyampaian ini,
tidak lupa kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan kami yang terdapat
dalam urusan penyampaian kami ini, karena sesungguhnya kami orang yang bodoh yang tidak
mengetahui sesuatu apapun dalam hal itu, kecuali apa yang telah Allah ajarkan kepada kami
dengan Al Qur’an, maka itu ma’afkanlah kami apabila ada kesalahan kami dalam hal ini, karena
kami hanya sebatas menyampaikan amanat Allah yang telah Allah perintahkan kepada kami
dengan ayat-ayat-Nya.

Sekian dari kami semoga Allah melindungi kita dari gangguan syaitan yang terkutuk,
dan semoga Allah menetapkan kasih sayang-Nya kepada kita selama-lamanya. Amin-Amin Yaa
Robbal’aalamiin.

Wabillahii taufiq wal hidayah,


Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

---------------------

70

Anda mungkin juga menyukai