Anda di halaman 1dari 45

BAB I

ALAT ALAT UNTUK BERSUCI


ALAT ALAT BERSUCI

Pengertian bersuci Air sebagai alat Air bersuci lainya


bersuci

Perbedaan bersuci
Batu sebagai alat
dan membersikan Air di tinjau dari
diri Pembagiannya
Metode onologi
Dasar hukum
bersuci Air di tinjau dari
penggunaaanya
Alat bersuci selain air
dan batu berdasarkan
metode qiyas

Islam
Prinsip tawazum Kelangsungan hidup
wasathiyyah

Prinsip tathawwur Kelngsungan hidup


wal ibtikar ekosistem lainya

A. Pengertian Bersuci
Tahukah kamu, bersuci dalam bahasa Arabnya disebut dengan thaharah (
‫( الطهارة‬Istilah thaharah dari segi Bahasa berarti membersihkan diri , pakaian, temat
dan benda-benda lain dari najis dan hadast dengan tata cara yang ditentukan oleh
syariat Islam. Bersuci menempati kedudukan yang penting dalam ibadah. Setia orang
yang akan mengerjakan shalat dan tawaf diwajibkan terlebih dahulu berthaharah,
seperti berwudhu, tayamum atau mandi.

B. Perbedaan Bersuci dan Membersihkan


Bisa kah kita membedakan dua istilah berikut? Istilah yang pertama adalah
bersuci dan istilah yang kedua yaitu membersihkan diri. Ayo kita cermati tabel
berikut ini! Unsur-unsurnya Bersuci Membersihkan Diri:
1. Menyertakan niat = bersuci dan memebrsikan diri
2. Bertujuan untuk membersihkan
3. Tata cara diatur oleh syariat Islam melalui ketentuan fikih= bersuci
4. Mengikuti pola hidup sehat = bersuci dan membersikan diri

C. Dasar Hukum Bersuci

﴿‫أتُوه َُّن‬Fۡ َ‫إ ِ َذا تَطَه َّۡرنَ ف‬Fَ‫يض َواَل ت َۡق َربُوه َُّن َحتَّ ٰى يَ ۡطه ُۡر ۖنَ ف‬ ۡ ۡ َ‫يض قُ ۡل هُ َو أَ ٗذى ف‬
ْ ُ‫ٱعت َِزل‬
ِ ‫وا ٱلنِّ َسٓا َء فِي ٱل َم ِح‬
ۡ ‍َٔFَٔۡ َ‫َوي‬
ِ ۖ ‫سلُونَكَ َع ِن ٱل َم ِح‬
٢٢٢ َ‫ث أَ َم َر ُك ُم ٱهَّلل ۚ ُ إِ َّن ٱهَّلل َ يُ ِحبُّ ٱلتَّ ٰ َّوبِينَ َوي ُِحبُّ ۡٱل ُمتَطَه ِِّرين‬
ُ ‫﴾ ِم ۡن َح ۡي‬

Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah
suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu
haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka
telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah
kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri.( Al-Baqoroh : 222)

D. Air Sebagai Alat Bersuci

Tahukah kamu, terbagi menjadi berapa bagian air untuk bersuci? Alat yang paling utama
untuk bersuci adalah air. Namun tidak semua air dapat digunakan sebagai alat bersuci. Untuk
mengetahui air yang dapat digunakan bersuci, maka kita harus mengetahui air di tinjau dari
pembagiannya dan ditinjau dari segi hukum penggunaannya.1

.1. Air Ditinjau dari Pembagiannya

1
Maulana muhamad zakariyyah al kandahwali. Himpunan kitab fadilah A’mal ( bandung pustaka rhamdan
tanpa tahun) hlm 6-7
Secara garis besar, alat yang dapat digunakan untuk thaharah ada dua mcam, yaitu air dan
benda-benda selain air (benda padat). Air merupakan alat thaharah yang utama. Meskipun
demikian, tidak semua air dapat kita gunakan untuk thaharah.

2. Benda Padat

Benda-benda selain air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah benda yangmampu
menyerap air. contohnya adalah kayu, batu, tisu kering, tanah.Pecahan enting,atau benda-
benda lainnya. Semua benda tersebut harus dalam keadaan bersih.

Bersuci dengan batu

Bersuci dengan batu agar hasilnya bersih dan sekaligus mensucikan maka harus dipenuhi
syarat-syaratnya. Cermati syarat-syarat berikut ini!

Menggunakan Tiga Buah Batu

Jika tidak menemukan tiga buah batu, diperbolehkan menggunakan satu batu yang

memiliki tiga sisi. Kebersihan menjadi alat ukur penggunaan tiga atau satu batu

dengan tiga sisi tersebut. Oleh karena itu, selama kotoran masih menempel wajib

membersihkannya kembali, meskipun telah empat batu digunakan.

Batu Yang Digunakan Dapat Membersihkan

Batu yang dipakai tidak terlalu datar dan runcing sehingga benar-benar dapat

membersihkan kotoran di sekitar tempat keluarnya.

Belum Mengering

Buang air kecil maupun buang air besar yang hendak disucikan harus dalam

keadaan belum mengering, sehingga sisa-sisa yang melekat benar-benar dapat

dibersihkan.

Belum Berpindah

Kotoran masih menempel di tempatnya semula dan jika telah bergeser akibat

digaruk tanpa sengaja atau sebab lainnya, maka tidak diperbolehkan menggunakan
batu untuk mensucikannya.

Tidak Bercampur

Kotoran yang melekat tidak bercampur dengan kotoran lainnya, seperti buang air

besar yang terkena percikan buang air kecil. Jika yang bercampur adalah benda-

benda padat yang suci seperti kerikil maka tetap diperolehkan menggunatan batu

untuk bersuci.

Tidak Meluber

Orang yang terkena diare biasanya, sisa kotoran sampai menempel ke permukaan

pantat atau menempel di dua dinding dubur akibat berdiri setelah buang air besar.

Kotoran sudah masuk kategori meluber sehingga tidak diperbolehkan menggunakan

batu untuk bersuci. Begitu pula buang air kecil yang meluber hingga keluar ujung

kemaluan juga boleh lagi menggunakan batu.

Batu Dalam Keadaan Tidak Basah

Batu yang terkena air, embun atau air es yang mencair ketika hendak digunakan.

Meskipun air yang membasahinya berupa suci dan mensucikan tidak boleh batu

yang basah digunakan bersuci.

Batu Dalam Keadaan Suci

Tidak boleh batu yang terkena najis atau tertempel najis digunakan untuk

mensucikan. Penggunaan batu najis akan membuat anggota tubuh yang tertempel

buang air kecil maupun buang air besar semakin najis keadaannya.

Bersuci Dan Menjaga Kelangsungan Hidup ManusiaTahukah kamu, seringkali secara sadar
dan tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya, bersuci dilakukan dengan menggunakan
air yang berlebihan. Kita juga serin melihat, kran air di masjid atau mushalla di biarkan terus
mengalir dan di tinggalkan

begitu saja dan bahkan tutup kran tidak ditutup rapat, sehingga air terus menetes atau

merembes.

D. Hikmah Dalam Penggunaan Alat – Alat bersuci

a. Bersuci Dan Menjaga Kelangsungan Hidup Manusia

Tahukah kamu, seringkali secara sadar dan tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya,
bersuci dilakukan dengan menggunakan air yang berlebihan. Kita juga sering melihat, kran
air di masjid atau mushalla di biarkan terus mengalir dan di tinggalkan begitu saja dan
bahkan tutup kran tidak ditutup rapat, sehingga air terus menetes atau merembes.Pernahkah
kita mengamati, berapa volume air yang terbuang sia-sia? Bagaimana dampaknya terhadap
kelangsungan persediaan air bersih yang mencukupi kebutuhan? Apakah perbuatan menyia-
nyiakan air sesuai dengan ketentuan Islam”Air bersih adalah sumber kehidupan” Semua
makhluk hidup, terutama manusia membutuhkan air dalam volume yang paling banyak
dibanding makhluk hidup lainnya. Jika muncul krisis ketersediaan air bersih yang diakibatkan
oleh pemborosan penggunaan air, maka manusia adalah makhluk yang paling berdosa dan
paling merasakan dampaknya.Sumber-sumber penyediaan air bersih baik dari mata air
pegunungan, penyulingan air sungai atau bengawan, dan penyulingan air waduk mengalami
penuruan debit yang luar biasa, akibat muslim kemarau.

b. Bersuci Dan Menjaga Kelangsungan Hidup Ekosistem

Mari merubah perilaku kita! Menggunakan air bersih untuk bersuci dengan tidak boros
menjadi bagian dari bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Keberlangsungan
kehidupan manusia akan terjaga, karena pasokan air bersih digunakan secara tepat. Apalagi,
ditengah kondisi keterbatasan sumber-sumber air bersih, karena surut dan mengeringnya
mata air, sungai, dan waduk penampungan di berbagai wilayah di Indonesia.2

2
As-sayyid sabiq, fiqh alsunah, vol, al ibadah, (beirut dar al-fikr, 1983)
BAB III

SHALAT FARDU LIMA WAKTU

1.PENGERTIAN SHALAT FARDU

2. DASAR HUKUM PERINTAH SHALAT FARDU


3. SYARAT SAH DAN SYARAT WAJIB SHALAT
FARDU

SHALAT FARDU LIMA


WAKTU

4. RUKUN SOLAT

5. PERKARA YANG MEMBATALKAN SHALAT


FARDU

6. HIKMAH MELAKSANAKAN SHALAT


FARDU

KODE QR : SHALAT FARDU LIMA WAKTU

SALAT FARDU

LIMA WAKTU
Perintah shalat lima waktu untuk pertama kalinya diterima dan diwajibkan kepada umat
Islam, tepatnya pada 27 Rajab Tahun kedua sebelum hijrah. Yang mana pada saat itu Nabi
Muhammad SAW melaksanakan Isra dan mi’raj, dimulai dari Masjidil Haram (Makkah) ke
Masjidil al-Aqsa (Palestina) dengan mengendarai Buraq bersama malaikat Jibril naik ke
langit. Saat itu Nabi SAW menerima perintah shalat lima waktu di Sidratil Muntaha atau
Ma’mur. Pada mulanya, perintah shalat wajib dilaksanakan 50 kali setiap harinya. Kemudian
Rasulullah turun dan bertemu dengan Nabi Musa as, Beliau menceritakan perihal perintah
shalat tersebut. Namun Nabi Musa as menyarankan kepada Rasul agar kembali kepada Allah
untuk meminta keringanan. Setelah berkali-kali Rasul menghadap Allah dan meminta
keringanan, akhirnya ditetapkanlah shalat lima kali dalam sehari semalam.3

Shalat wajib adalah suatu pekerjaan yang wajib dikerjakan oleh umat islam dan orang
mukallaf, sebagai bentuk beribadah kepada Allah SWT. Yang termasuk shalat wajib itu
adalah shalat lima waktu: subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya’. Menjadi syari’at umat
islam dan perintahnya terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. Kita sebagai muslim wajib
melaksanakan shalat tersebut, bila dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan akan
mendapatkan dosa, juga sebagai cerminan diri kita bahwa apapun yang kita perbuat itu
semata-mata iklas karena Allah.

Pengertian Shalat Fardu

Menurut bahasa Arab, “shalat” adalah do’a. ada juga ulama yang mengatakan bahwa kata
“shalat” diambil dari kata “shala” artinya bagian tengah punggung manusia atau semua
hewan yang berkaki empat, atau berarti tulang punggung, atau bagian lubang antara anus dan
tulang ekornya, atau (anggota badan) yang ada disebelah kanan dan kiri tulang ekor.
Keduanya (sebelah kanan dan kiri tulang ekor) ini disebut shalawaani (dua shala), bentuk
jamaknya adalah shalawaat dan ashlaa’.Seolah-olah maksudnya adalah seorang hamba yang
melaksanakan ibadah shalat, maka ia harus menggerakan “shala”nya sehingga perbuatannya
itu dapat dinamakan sebagai shalat.

Adapun menurut syari’at, yang dimaksud dengan shalat ialah rangkaian perkataan dan
perbuatan, kuncinya adalah bersuci, tahrimnya adalah takbir, dan penghalalnya adalah salam
(diakhiri dengan salam). Ini adalah definisi shalat menurut para ulama ahli fiqih
rahimahumullah.
3
Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta : Republika,2014), hal 31.
Adapun definisi yang lebih tepat, bahwa shalat ialah at-ta‟abbud lillah (beribadah kepada
Allah) dengan suatu ibadah yang didalamnya terdapat ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan
yang telah diketahui, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.4

Dasar Hukum Perintah Salat Fardu

Shalat merupakan kewajiban kita sebagai manusia kepada tuhan penciptanya, dan pada
dasarnya manusia yang membutuhkan ibadah solat. Yang jika dikerjakan mendapatkan
pahala jika dtinggalkan akan mendapatkan dosa. Kewajiban ini menjadi pondasi seperti
tiang . jika tiangnya roboh maka seluruh amalan kita juga tidak sempurna.

Dasar hukum perintah salat fartu terdapat didalam qur’an surat Adz Dzariyah ayat 56 yang
artinya :” Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
ku”.

Syarat Sah dan Syarat Wajib Salat Fardu

a.Syarat Sah Shalat

1) Suci badannya dari hadats, baik hadast besar maupun hadast kecil.

2) Suci badan, pakaian dan tempat dari najis.

3) Menutup aurat.

4) Telah masuk waktu shalat.

5) Menghadap kiblat.5

b. Syarat-syarat wajib shalat

1) Beragama Islam: Orang Islam baik laki-laki maupun perempuan wajin melaksanakan
shalat fardhu kecuali ada sesuatu yang menghalanginya untuk melaksanakan shalat.

2) Berakal: Orang yang sehat akalnya harus melaksanakan shalat, orang gila tidak wajib
melaksanakan shalat. Dalam buku lain dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan berakal
ialah: orang yang tidak berakal seperti orang gila, pingsan, sedang tidur dan anak-anak yang
masih kecil belum wajib mengerjakan shalat.

4
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarat Rukun Islam Jilid 2 : Shalat Cetakan Pertama, (Jawa Barat : CV .
Media Tarbiyah, 2010),hal 113.
5
Tim Chata Edukatif, Fikih Madrasah Tsanawiyah (KTSP Standar Isi MTS, 2008), (Sukoharjo : CV
Sindunata, 2008) hal 24.
3) Baligh, maksud baligh adalah orang dewasa. Laki-laki disebut dewasa/ baligh ketika sudah
berumur lima belas tahun, sudah mimpi basah (mimpi megeluarkan mani/sperma).
Perempuan dianggap baligh ketika sudah haid atau sudah berumur Sembilan tahun.

4) Ada pendengaran, artinya anak sejak lahir tuna rungu (tuli) itu tidak wajib mengerjakan
shalat.

5) Suci dari haid dan nifas.

6) Sampai dakwah islam kepadanya.6

Rukun Shalat

Rukun boleh juga disebut fardhu yaitu sesuatu yang harus ada pada suatu pekerjaan/amal
ibadah itu.

Adapun rukun-rukun shalat terdiri dari 13 macam:

1) Niat, maksudnya ialah sengaja didalam hati untuk mengerjakan shalat karena Allah SWT.
Karena niat adalah rukun yang dikerjaka oleh hati maka niat ini termasuk rukun qalbi.

2) Berdiri bagi yang mampu. Bagi orang yang tidak mampu berdiri maka ia boleh
mengerjakan shalat dengan duduk atau dengan berbaring atau dengan isyarat.

3) Takbiratul ihram. Maksudnya ialah membaca lafazh. Allahu Akbar yang artinya Allah
maha besar.

4) Membaca Surah Al-Fatihah. Bagi orang yang shalat munfarid (sendirian), ia wajib
membaca surah Al-fatihah setelah membaca takbir dan do’a iftitah pada rakaat pertama dan
rakaat berikutnya sercara sempurna.

5) Ruku’ dan thuma’ninah. Maksudnya ialah membungkukan badan sehingga punggung


menjadi sama datar dengan leher, dan kedua tangannya memegang lutut dalam keadaan jari
terkembang dengan tenang

6) I’tidal dengan thuma’ninah. Maksudnya ialah bangun dari ruku’ dan kembali tegak lurus
dengan tenang.

7) Sujud dua kali dengan thuma’ninah. Maksudnya ialah meletakan kedua lutut dan kedua
telapak tangan, kening dan hidung keatas sajadah/tikar/lantai.

6
Amir dan Zainal, Fikih Madrasah Tsanawiyah kelas 1, (Semarang : PT Karya Toha Putra, 2010), hal 59.
8) Duduk diantara dua sujud dengan thuma’ninah. Maksudnya ialah bangun kembali setelah
sujud yang pertama untuk duduk dengan tenang.

9) Duduk yang terakhir. Maksudnya ialah duduk untuk tasyahud akhir pada rakaat terakhir
setelah bangun dari sujud yang terakhir.

10) Membaca Tasyahud (Tahiyat akhir) pada waktu duduk akhir.

11) Membaca sholawat atas nabi Muhammad dilakukan pada saat duduk tasyahud akhir
setelah selesai membaca tasyahud.

12) Mengucapkan salam yang pertama. Waktunya ialah pada saatduduk tasyahud akhir
setelah membaca tasyahud, membaca sholawat atas Nabi dan do’a , baru membaca/
mengucapkan salam.7

13) Tertib. Maksudnya ialah dalam melaksanakan ibadah shalat ini harus berurutan dari
rukun yang pertama sampai dengan rukun yang terakhir.Dari ketiga belas rukun shalat ini
dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

Rukun qalbi, mencakup satu rukun yaitu rukun yang pertama (niat)

Rukun qauli, mencakup lima hal yaitu rukun yang ketiga, keempat, kesepuluh, kesebelas dan
kedua belas.

Rukun fi’li, mencakup lima hal yaitu: rukun kedua, kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan.

Perkara Yang Membatalkan Salat Fardu

Perkara yang dapat membatalkan solat seseorang adalah :

Hadas yang disengaja atau tidak disengaja karena lupa.

Kejatuhan najis.

Membelakangi kiblat.

Berubah – ubah niatnya.

Tertawa.

Memutuskan rukun sebelum waktunya.

7
Amir dan Zainal, Fikih Madrasah Tsanawiyah kelas 1, (Semarang : PT Karya Toha Putra, 2010), hal 68.
Merubah fardu dari fardunya salat baik disengaja atau karena lupa.8

Hikmah Melaksanakan Salat fardu

Shalat fardu menjadikan hidup sehat.

Shalat fardu membentuk kedisiplinan indipidu

8
Pramesti, Putri Hutami. Aturan Wudu Saha Donga Pasalatan. Diss. Universitas Diponogoro,2019.
A. Deskripsi Teori
1. Shalat Berjamaah
a. Pengertian Shalat Berjamaah

Shalat menurut bahasa adalah doa.9 Dengan kata lain mempunyai arti mengagungkan. Shalla-
yushallu-shalatan adalah akar kata shalat yang berasal dari bahasa Arab yang berarti berdoa
atau mendirikan shalat. Kata shalat, jamaknya adalah shalawat yang berarti menghadapkan
segenap pikiran untuk bersujud, bersyukur, dan memohon bantuan. 10Sedangkan shalat
menurut istilah adalah ibadah yang terdiri dari perbuatan dan ucapan tertentu yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Dalam melakukan shalat berarti beribadah kepada
Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.
Menurut Sayyid Sabiq shalat ialah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan
perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah SWT dan diakhiri
dengan memberi salam.

b. Dasar Hukum Pelaksanaan Shalat Berjamaah


Shalat disyariatkan pelaksanaannya secara jamaah. Dengan berjamaah shalat makmum akan
11
terhubung dengan shalat imamnya. Hukum shalat berjamaah menurut sebagian ulama‟
yaitu fardu „ain (wajib „ain), sebagian berpendapat bahwa shalat berjamaah itu fardu kifayah,
dan sebagian lagi berpendapat sunat muakkad (sunat istimewa). Pendapat terakhir inilah yang
paling layak, kecuali bagi shalat jum‟at.12
9
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, terj. Kamran As‟at Irsyady,
dkk., (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 145.
10
Khairunnas Rajab, Psikologi Ibadah, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 91
11
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, hlm. 237.
12
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), hlm. 107.
Jadi shalat berjamaah hukumnya adalah sunat muakkad karena sesuai dengan pendapat yang
seadil-adilnya dan lebih dekat kepada yang benar. Bagi laki-laki shalat lima waktu berjamaah
di masjid lebih baik dari pada shalat berjamaah di rumah, kecuali shalat sunah maka di rumah
lebih baik. Sedangkan bagi perempuan shalat di rumah lebih baik karena hal itu lebih aman
bagi mereka.

c. Fungsi dan Keutamaan Shalat Berjamaah


1) Fungsi Shalat Berjamaah
Shalat berjamaah memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a) Sebagai tiang agama
Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang menegakkan shalat berarti ia menegakkan
agama dan barang siapa yang meninggalkan shalat berarti ia merobohkan agama. 13 Shalat
merupakan amalan yang pertama kali dihisab kelak di akhirat. Jika baik shalatnya, maka baik
pula amal ibadahnya yang lain. Sebaliknya, jika buruk shalatnya, maka buruk pula amal
ibadah yang lainnya.

b) Sebagai sumber tumbuhnya unsur-unsur pembentuk akhlak yang mulia


Shalat yang dilakukan secara ikhlas dan khusuk akan membuahkan perilaku yang baik dan
terpuji serta terjauhkan dari perbuatan keji dan mungkar.

c) Sebagai cara untuk memperkuat persatuan dan persaudaraan antar sesama muslim

Allah SWT menginginkan umat Islam menjadi umat yang satu, sehingga disyariatkan shalat
jamaah setiap hari di masjid.14

d) Sebagai suatu pelajaran untuk meningkatkan disiplin dan penguasaan diri


Waktu-waktu shalat telah ditetapkan dan diatur sedemikian rupa untuk mengajarkan umat

13
Ibnu Rif‟ah Ash-shilawy, Panduan Lengkap Ibadah..., hlm. 42
14
Mahir Manshur Abdurraziq, Mukjizat Shalat Berjama‟ah, hlm. 71.
Islam agar terbiasa disiplin dalam shalat terutama shalat secara berjamaah dan mendidik
manusia agar teratur serta berdisiplin dalam hidupnya.

2) Keutamaan Shalat Berjamaah

Keutamaan dalam shalat berjamaah antara lain:


a) Pahalanya dua puluh tujuh kali lipat dari pada shalat sendirian.

b) Mendapat perlindungan dan naungan dari Allah pada hari kiamat kelak.
c) Mendapat pahala seperti haji dan umrah bagi yang mengerjakan shalat subuh berjamaah
kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit.

d) Membebaskan diri seseorang dari siksa neraka dan kemunafikan.

d. Manfaat dan Hikmah Shalat Berjamaah


1) Manfaat Shalat Berjamaah
Shalat jamaah memiliki faedah-faedah (manfaatmanfaat) yang banyak dan kebaikan-kebaikan
yang agung, antara lain:
a) Allah SWT mensyariatkan kepada umat agar berkumpul pada waktu-waktu tertentu untuk
shalat berjamaah, Hal itu dimaksudkan agar dapat saling menyambung silaturahmi diantara
mereka, berbuat kebajikan, saling mengasihi dan memperhatikan.
b) Menanamkan rasa saling mengasihi, yaitu saling mencintai antara yang satu dengan yang
lain sehingga saling mengerti dan memahami keadaan yang lain. Seperti menjenguk yang
sakit, mengantar jenazah, membantu yang kesusahan dan kesulitan.

c) Saling mengenal, karena apabila manusia shalatbersama-sama maka terjadi saling kenal
diantara mereka.
d) Kaum muslimin merasakan persamaan dan hancurnya perbedaan-perbedaan sosial. Karena
mereka berkumpul di masjid, orang yang paling kaya berdampingan dengan orang yang
paling fakir, atasan berdampingan dengan bawahan, yang muda berdampingan dengan yang
tua, demikian seterusnya. Maka manusia merasa mereka adalah sama sehingga dengan itu
terjadi keakraban.

e) Menghindari kesalahan arah kiblat, karena belum tentu semua orang muslim mengetahui
arah kiblat secara tepat, terkadang ada juga yang lupa jika berada di tempat yang masih asing.
Sehingga dengan melakukan shalat secara berjamaah di masjid dapat mengurangi dan
menghindari kesalahan arah kiblat.
f) Membiasakan manusia untuk berdisiplin, karena jika ia telah terbiasa mengikuti imam
secara detail, tidak mendahului dan tidak tertinggal banyak, dan tidak membarenginya tapi
mengikutinya maka ia akan terbiasa disiplin.

2) Hikmah Shalat Berjamaah


Allah SWT telah mensyari‟atkan shalat berjamaah karena mempunyai hikmah-hikmah yang
besar, diantaranya:
a) Persatuan umat, Allah SWT menginginkan umat Islam menjadi umat yang satu, maka
disyariatkan shalat berjamaah sehari semalam lima kali. Lalu Islam memperluas jangkauan
persatuan ini dengan mengadakan shalat jum‟at seminggu sekali supaya jumlah umat
semakin besar. Hal itu menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang satu.
b) Mensyiarkan syiar Islam. Allah SWT mensyariatkan shalat di masjid, dengan shalat
berjamaah di masjid, maka berkumpul umat Islam di dalamnya, sebelum shalat ada
pengumandangan adzan di tengah-tengah mereka, semua itu adalah pemaklumatan dari umat
akan penegakan syiar Allah SWT di muka bumi.
c) Merealisasikan penghambaan kepada Allah Tuhan semesta alam. Tatkala mendengar
adzan maka menyegerakan untuk memenuhi panggilan adzan tersebut kemudian
melaksanakan sholat berjamaah dan meninggalkan segala urusan dunia. Maka itulah bukti
atas penghambaan kepada Allah.
BAB V

BERDZIKIR DAN BERDO’A SETELAH SHOLAT

Pengertian Berdzikir dan Berdo’a
ْ ‫ ِذ ْكــــر‬ artinya;
Kata dzikir berasal dari kata  “dzakaro”  ‫”ذكـ َ َــر‬yadzkuru” ‫"يــذ ُكـــر‬ dzikran"    ‫ًا‬
mengingat, menyebut, menuturkan atau merenungi. Jadi, pengertian dzikir ialah mengingat
Allah dengan cara menyebut sifat keagungan-Nya atau kemuliaan-Nya seperti membaca
tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Seperti fimannya dalam Surat Al–Baqarah ayat 152 :

  َ‫فَا ْذ ك ُر ُونِى اَ ْذكـ ُر ْكم َوا ْش ُكرُوْ ا لِى َوالَ تَ ْكفُرُون‬

Artinya: Maka ingatlah kepada Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada Ku,
dan janganlah kamu ingkar kepada Ku. (QS. Al-Baqarah : 152).

Sedangkan do`a berasal dari bahasa Arab yang berarti panggilan atau seruan. Menurut istilah,
do`a adalah permohonan sesuatu yang disampaikan manusia sebagai makhluk kepada Allah
SWT sebagai Sang Pencipta, baik untuk kepentingan hidup di dunia maupun di akherat.
Firman Allah : Artinya :“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Al-Mukmin
/40: 60).

Dzikir dengan lidah (lisan)

Dzikir dengan lisan dilakukan dengan mengucapkan kalimat-kalimat dzikir, baik dengan
suara jelas (jahar) atau samar (sir)
Dzikir dengan fikir Dzikir dengan fikir dilakukan dengan merenungkan ciptaan Allah
SWT. dan merupakan dzikir yang sangat tinggi nilainya, di samping dapat memantafkan
iman, juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan.

Dzikir dengan perasaan Dzikir dengan perasaan dilakukan dengan berhuznuzan) kepada
Allah SWT. dan merasakan indahnya rahmat yang telah dikucurkan-Nya kepada
kita,sehingga dapat merubah perasaan negatif menjadi positif. Beberapa contoh dzikir dengan
perasaan adalah dengan merasa dekat dengan Allah SWT., merasa dilindungi Allah SWT.,
merasa disayangi Allah SWT., mendapat karunia dari Allah SWT. Allah SWT. memberikan
segala kebaikan, sedangkan yang buruk diakibatkan oleh kesalahan kita.

Dzikir dengan keyakinan

Dzikir dengan keyakinan adalah mantapnya aqidah tauhid dalam perjalanan hidup, bahwa
segala sesuatu terjadi hanya menurut kehendak Allah SWT. yang disebut dengan Tauhid
Rububiyah), dan adanya keyakinan yang utuh bahwa hanya Allah SWT. lah yang berha
disembah, yang kemudian dikenal dengan Tauhid Uluhiyah). Orang yang selalu
mengamalkan dzikir dengan keyakinan yang sampai ke lubuk hati terdalam tidak akan
terkagum-kagum kepada apapun dan siapapun, kecuali hanya kepada Allah SWT. godaan
terbesar dalam Dzikir ini adalah syirik).

Dzikir dengan perbuatan

Dzikir dengan perbuatan dilakukan dengan sikap taat dan patuh terhadap aturan Allah SWT.,
baik dalam hal aqidah, ibadah maupun mu‟amalah). Sehingga segala gerak dan langkah serta
tutur kata memancarkan akhlak Allah SWT. yang penuh rahmah, berbudi luhur dan jauh dari
hakhlak tercela (madzmumah).

Macam-macam Doa

Doa terbagi menjadi beberapa macam, adapun macam-macam Doa adalah sebagai berikut:

Doa untuk kebutuhan sehari-hari, seperti doa makan,

doa mau tidur, dan lain lain

Doa untuk meminta keselamatan dunia dan akhirat

Doa untuk orang tua


Fungsi Do‟a

Menjadikan Hati Menjadi Tenang.

Ini adalah merupakan salah satu manfaat berdoa kepada Allah. Firman Allah yang mengisyar
atkan dan memberikan bahwasannya dengan berdoa dan berdzikir akan bisa memberikan kete
nangan adalah ayat Al-Qur'an yang berbunyi:

           


Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan


mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
( QS.Ar Ra‟du: 28).

Dan dengan doa serta dzikir akan bisa memberikan dan juga mendapatkan keutamaan serta
faedah yang sangat banyak di dunia dan akhirat bagi yang senantiasa mengamalkannya.
Inilah yang menjadi bagian dari fadhilah berdoa dan berdzikir.

Sebagai penghubung antara anak dan orang tua

Riwayat Bukhori dan MuslimNabi Saw bersabda: “apabila anak adam meninggal putuslah
semua amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu : sedekah jariyah, ilmu yg bermanfaat dan anak
sholeh yang mendo‟akan orang tuanya.

Do‟a menunjukkan bukti benarnya tawakkal seseorang kepada Allah Ta‟ala.

Karena seorang yang berdo‟a ketika berdo‟a, ia berarti meminta tolong pada Allah. Ia pun


berarti menyerahkan urusannya kepada Allah semata tidak pada selain-Nya.

Dasar Hukum

Menurut ajaran Islam, berDo‟a termasuk salah satu ibadah dan pengabdian kepada Allah


SWT. Yang menjadi dasar adalah : Al-Quran Surat AL-Bakarah ayat :186

Berdo‟a disertai dengan usaha (QS.AL-Ra‟du:11)


Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah
tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada
diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Menolong orang lain yang membutuhkan.

Barangsiapa ingin agar do‟anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia


menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad).15

Secara konseptual dengan berzikir secara intens akan dapat merasakan kehadiran Allah.


Dengan keyakinan seperti itu, seseorang yang berdzikir optimis saat berdo’a. Optimisme ini
dipupuk dengan baik sehingga melahirkan mentalitas yang positif. Pemupukkan dapat
dilakukan melalui pembiasaan untuk berdzikir. Agama mengajarkan dzikir dilakukan sehabis
shalat khususnya pada waktu pagi hari dan dua pertiga malam.16

PENGERTIAN SHOLAT FARDHU

Secara bahasa, makna sholat dari Allah adalah rahmat, sedang makna sholat dari seseorang
ialah istighfar dan doa.17

15
MUKTI, SAIDUN. UPAYA GURU AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN BACAAN DO'A SESUDAH SHALAT PADA
SISWA MTS NEGERI 02 KABUPATEN BENGKULU TENGAH. Diss. IAIN BENGKULU, 2021.
16
Kusdiyati, Sulisworo, Bambang Saiful Ma’arif, and Makmuroh Sri Rahayu. "Hubungan antara Intensitas Dzikir
dengan Kecerdasan Emosional." MIMBAR: Jurnal Sosial dan Pembangunan 28.1 (2012): 31-38.
17
Shalih bin Ghanim, Panduan Sholat Jama‟ah, (Solo:Pustaka Arafah, 2007), h.17
Jika dalam istilah syar‟I, sholat adalah rukun-rukun yang dikhususkan dan zikir yang telah
sesuai degan syarat-syarat dan pada waktu tertentu. Atau perkataan dan perbuatan yang di
awali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.18

Menurut bahasa Arab, makna sholat berarti doa, tapi yang dimaksudkan ialah ibadah yang
tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali denan takbir, dan diakhir
dengan salam,serta memenuhi segala syarat dan memenuhi segala rukun-rukunnya. Sholat
yang diwajibkan oleh orang yang telah terkena hukum syariat (Mubaligh) ada 5 waktu, ialah
sholat subuh, zuhur, ashar, magrib dan isya‟ yang perintah sholat ini turun pada malam isra‟
mi‟raj kepada Nabi Muhammad SAW.19

Sholat juga merupakan sikap berharap hati kepada Allah sebagai ibadah, dengan penuh
khusyu‟ dan ikhlas didalam perbuatan dan perkataan, yang diawali dengan takbir dan diakhiri
salam menurut syaratsyarat yang telah ditentukan sesuai syara‟.20

Sholat memiliki kedudukan yang sangat penting diantara ibadahibadah lain, bahkan sangat
besar hingga tak ada ibadah yang mampu menandingi ibadah sholat. Sholat merupakan tiang
agama, tidak akan tegak agama jika tidak dilakukan sholat.21

Salah satu perintah dari Allah kepada hamba Nya untuk melaksanakan sholat, tertuang dalam
Al-Qur‟an pada surah Al-Baqarah ayat 43:

َ‫َواَقِ ۡي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكوةَ َو ۡار َكع ُۡوا َم َع ال ٰ ّر ِك ِع ۡين‬

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku”.22

Dalam tafsir Ibnu Katsir ayat ini menjelaskan mengenai firman Allah swt kepada ahlul kitab.
Wa aqiimush shalaata (“Dan dirikanlah shalat”) Muqatil mengatakan, artinya Allah swt
memerintahkan mereka untuk mengerjakan shalat bersama Nabi “Dan tunaikanlah zakat,”
artinya, Allah memerintahkan mereka untuk mengeluarkan zakat, yaitu dengan
menyerahkannya kepada Nabi “Dan ruku‟lah bersama orang-orang yang ruku‟,” artinya
Allah menyuruh mereka untuk ruku‟ bersama orang-orang yang ruku‟ dari umat Muhammad,
maksudnya Dia berfirman, ikutlah bersama mereka dan bagian dari mereka.

18
Ibid.
19
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2012), h.53.
20
Moh. Rifa‟I, Tuntunan Sholat Lengkap, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2014), h.32
21
Shalih bin Ghanim, Panduan Sholat Jama‟ah, (Solo:Pustaka Arafah, 2007), h.21.
22
Depag RI, Qur‟an Tajwid dan Terjemah, (Jakarta : Media Pusaka, 2016), h. 45
Ayat diatas sudah sangat jelas tentang perintah melaksanakan sholat bagi kita umat muslim
karna sholat merupakan ibadah yang paling utama yang harus kita kerjakan. Sholat tidak
diragukan lagi merupakan penyejuk jiwa bagi para para ahli tauid, kinikmatan jiwa bagi
mereka yang khusyuk melakukannya, standar mereka yang teguh beriman dan neraca kondisi
para Salikin (orang yang menempuh ke jalan menuju ke Allah).

Dari beberapa pengertian diatas, bisalah kiranya dsimpulkan tentang pengertian sholat yaitu
ibadah yang dilakukan dengan diawali takbir dan diakhiri salam yang didalamnya berisi doa
dan merupakan perintah langsung dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW saat isra‟
mi‟raj, yang waktu pelaksanaan dan caranya telah diatur dalam syara‟ (hukum Islam).

SHOLAT JAMA’

Pengertian dan dalil sholat Jama’

Sholat yang boleh dijamakkan hanya dzuhur dengan asar, dan antara, maghrib dengan isya’,
sedangkan subuh tetap wajib dikerjakan pada waktunya sendiri. Sholat jama’ artinya sholat
yang dikumpulkan. Yang dimaksudkan ialah dua sholat fardu yang lima itu, dikerjakan dalam
satu waktu. Misalnya sholat dzuhur dan asar dikerjakan diwaktu dzuhur atau diwaktu asar.
Hukum sholat jama’ ini “boleh” bagi orang yang dalam perjalanan dengan syarat-syarat
seperti yang telah disebutkan pada sholat qosor.

Jama’ taqdim dan ta’khir Jama’taqdim

Ialah sholat dzuhur dan asar yang dikerjakan di waktu dzuhur, sholt maghrib dan isya’
dikerjakan di waktu maghrib. Jama’ ta’khir ialah sholat dzuhur dn asar yang dikerjakan di
waktu asar, sholat maghrib dan isya’ dikerjakan di waktu isya’ Dari Anas. Ia berkata
“Rasulullah Saw, apabila berangkat dalam perjalanan sebelum tergelincir matahari, maka
beliau ta’akhirkan sholat dzuhur ke waktu asar, kemudian beliau turun (berhenti) untuk
menjamak keduanya (lohor dan asar). Jika matahari telah tergelincir sebelum beliau
berangkat, maka beliau sholat dzuhur dahulu, kemudianbaru beliau naik kendaraan” (HR.
Bukhori dan Muslim)23

Dari Mu’az, “Bahwasannya Nabi Saw, dalam perang Tabuk, apabila beliau berangkat
sebelum tergelincir matahari, beliau ta’akhirkan dzuhur hingga beliau kumpulkan ke asar,

23
Sulaiman Rajid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Bandung Algensindo, 2018), h.120
beliau sholat untuk keduanya (dzuhur dan asar di waktu asar), dan apabila beliau berangkat
sesudah tergelincir

Syarat jamak taqdim dan ta’khir

Syarat jamak taqdim Syarat jamak taqdim menurut pendapat sebagian ulama ada tiga:

matahari, beliau kerjakan sholat dzuhur dan asar sekaligus, kemudian beliau berjalan.
Apabila beliau berangkat sebelum maghrib, beliau takhirkan maghrib hingga beliau lakukan
sholat maghrib beserta isya’ dan apabila beliau berangkat sesudah waktu maghrib, beliau
segerakan isya’ dan beliau sholatkan isya’ beserta maghrib” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan
Tirmizi)24Hendaklah dimulai dengan sholat yang pertama (dzuhur sebelum asar, atau maghrib
sebelum isya’) karena waktunya adalah waktu yang pertama

Berniat jamak agar berbeda dari sholat yang terdahulu karena lupa

Berturut-turut, sebab keduanya seolah-olah satu sholat

Syarat jamak takhir

Pada waktu yang pertama hendak lah berniat akan melakukan sholat pertama itu
diwaktu yang kedua, supaya ada maksud bersungguh-sungguh akan mengerjakan sholat
pertama itu dan tidak ditinggalkan begitu saja. Orang yang menatap (tidak dalam perjalanan)
boleh pula sholat jamak taqdim karena hujan, dengan syarat seperti yang telah disebutkan
pada jamak taqdim. Disyaratkan pula bahwa sholat yang kedua itu berjamaah di tempat yang
jauh dari rumahnya, serta ia mendapat kesukaran pergi ke tempat itu karena hujan.

SHOLAT QOSOR

Pengertian Dan Dalil Sholat Qasar

Sholat qosor artinya sholat yang diringkaskan bilangan rokaatnya, yaitu di antara sifat
fardu yang lima, yang mestinya empat rakaat dijadikan dua rokaat saja. Sholat lima waktu
yang boleh diqosor hanya dzuhur, asar, dn isya’ . Adapun maghrib dan subuh tetap
sebagaimana bisa, tidak boleh di qasar. Hukum sholat qosor dalam madzab Syafii harus
24
2 Ibid, h.121
(boleh), bahkan lebih baik bagi orang yang dalam perjalanan serta cukup syarat-syaratnya.
Firman Allah SWT:

ۗ ٰ َّ
ِ Fِ‫رُوْ ا اِ َّن ْال ٰكف‬Fَ‫لو ِة ۖ اِ ْن ِخ ْفتُ ْم اَ ْن يَّ ْفتِنَ ُك ُم الَّ ِذ ْينَ َكف‬F‫الص‬
‫انُوْ ا لَ ُك ْم‬FF‫ر ْينَ َك‬F ُ ‫ا ٌح اَ ْن تَ ْق‬FFَ‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجن‬
َ‫رُوْ ا ِمن‬F‫ص‬ ِ ْ‫ض َر ْبتُ ْم فِى ااْل َر‬
َ ‫ض فَلَي‬ َ ‫َواِ َذا‬
‫َع ُد ًّوا ُّمبِ ْينًا‬

Artinya: Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu meng-
qashar sholat (mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang
kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu”(Q.s. AnNisa: 101)25

Menurut Pendapat jumhur arti qashar di sini Ialah: sholat yang empat rakaat dijadikan dua
rakaat. Mengqashar di sini ada kalanya dengan mengurangi jumlah rakaat dari 4 menjadi 2,
Yaitu di waktu bepergian dalam Keadaan aman dan ada kalanya dengan meringankan rukun-
rukun dari yang 2 rakaat itu, Yaitu di waktu dalam perjalanan dalam Keadaan khauf. dan ada
kalanya lagi meringankan rukunrukun yang 4 rakaat dalam Keadaan khauf di waktu hadhar.

Sabda Rasululah Saw: “ Telah bercerita Ya’la bin Umaiyah,” Saya telah berkata kepada
Umar, Allah berfirman jika kamu takut, sedangkan sekarang telah aman (tidak takut lagi).
Umar menjawab, “Saya heran juga sebagaimana engkau, maka saya tanyakan kepada
Rasulullah Saw, dan beliau menjawab “Sholat qosor itu sedekah yang diberikan Allah kepada
kamu, maka terimalah olehmu sedekah-Nya (pemberianNya) itu” (HR. Muslim).26

Syarat Sah Sholat Qosor

Syarat sah sholat qosor yaitu:

Perjalanan yang dilakukan itu bukan perjalanan maksiat (terlarang), seperti pergi haji,
silahturahim, atau berniaga, dan sebagainya.

Perjalanan itu berjarak jauh, sekurang-kurangnya 80,640 km atau lebih (perjalanan sehari
semalam) Sabda Rasulullah Saw: Dari Syu’ibah. Ia berkata, “Saya telah bertanya kepada
Anas tentang mengqosor sholat. Jawabnya, “Rasulullah Saw apabila menempuh jarak
perjalanan tiga mil (80,640 km) atau tiga farsakh (25, 92 km) beliau sholat dua rakaat” (HR.
Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)55

Sholat yang diqosor itu ialah sholat adaan (tunai), bukan sholat qodo. Adapun sholat yang
ketinggalan di waktu dalam perjalanan, boleh di qosor kalau di qodo dalam perjalanan, tetapi

25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Diponegoro), h. 94
26
Sulaiman Rajid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Bandung Algensindo, 2018), h. 118
yang ketinggalan sewaktu mukim tidak boleh diqodo dengan qosor sewaktu dalam
perjalanan.

BAB IX

SHALAT SUNNAH MU’AKKAD DAN GHAIRU MU’AKKAD

Shalat Sunnah Mu’akkad

Pengertian Shalat Sunnah Mu’akkad dan Pembagiannya

Tahukah kamu, apa yang dimaksud dengan sunnah mu’akkad? Sunnah mu’akkad (‫)السنة المؤكد‬
secara bahasa adalah sunnah yang dikuatkan atau sangat dianjurkan. Secara istilah, sunnah
mu’akkad merupakan ibadah-ibadah yang selalu dijalankan atau dilestarikan oleh Nabi
Muhamamd Saw dan tidak ditinggalkan, kecuali sekali atau dua kali untuk memberi petunjuk
bahwa ibadah tersebut tidak wajib hukumnya.

Banyak sekali ibadah yang termasuk shalat sunnah mu’akkad, seperti shalat sunnah rawatib,
shalat tahajjud, shalat witir, shalat dua hari raya, dan shalat tahiyyat masjis. Bahkan shalat
rawatib sangat dianjurkan karena dapat menyempurnakan kekurangankekurangan yang
terjadi dalam pelaksanaan shalat fardlu lima waktu.

Shalat Rawatib dan Tata Cara Pelaksanaanya

Ayo kita cermati! Shalat rawatib merupakan shalat sunnah yang pelaksanaanya menyertai
shalat fardlu lima waktu. Shalat rawatib disebut juga dengan sunnah qabliyah 27 yang berarti
dilaksanakan sebelum shalat fardlu dan sunnah ba’diyah yaitu shalat sunnah yang
dilaksanakan setelah shalat fardlu.

Termasuk dalam shalat rawatib yang mu’akkad adalah sepuluh rakaat rawatib, yaitu:

8. Dua rakaat sebelum shalat subuh

27
Mashuri, Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VII, (Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam, Kementerian Agama RI: Jakarta, 2020), hal.225.
Dilakukan dengan sendirian dengan tata cara seperti shalat fardlu dua rakaat. Niat shalat
sebelum subuh adalah:

‫ا ص ل يْ سنَّة ْالصبح ر ْكع ت يْ ن ق بْ ليَّةً مسْت ْقب ل ْال قبْل ة ا د ا ًء لِ َّّل ت ع ال ى‬

Artinya:

“Aku berniat shalat sunnah sebelum shalat subuh dengan menghadap kiblat pada saat ini dan
semata-mata karena Allah Swt. ”.

Dianjurkan dalam rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun dan rakaat kedua membaca
surat Al-Ikhlash. Juga disunnah memisah antara sunnah sebelum subuh dengan shalat subuh
dengan berdzikir dan berdo’a atau perbuatan-perbuatan yang diperbolehkan lainnya.

9. Dua rakaat sebelum shalat dhuhur dan shalat Jum’at

Tata cara pelaksanaan shalat sebelum dhuhur dan shalat Jum’at adalah sama dengan sunnah
sebelum subuh. Hanya saja surat yang dibaca setelah membaca Al-Fatihan tidak ditentukan.

‫الجمع ة ر ْكع ت يْ ن ق بْ ليَّةً مسْت ْقب ل ْال قبْل ة ا د ا ًء ِل َّّل ت ع ال ى‬/‫الظهْر‬


ُّ ‫ا ص ل يْ سنَّة‬

Artinya:

“Aku berniat shalat sunnah sebelum shalat dhuhur/Jum’at dengan menghadap kiblat pada saat
ini dan semata-mata karena Allah Swt. ”.

10. Dua rakaat sesudah shalat dhuhur dan shalat Jum’at

Tata cara pelaksanaannya seperti shalat sunnah sebelum shalat dhuhur dan Jum’at, dengan
niat sebagai berikut:

‫الجمع ة ر ْكع ت يْ ن ب ْع ديَّةً مسْت ْقب ل ْال قبْل ة ا د ا ًء لِ َّّل ت ع ال ى‬/ ‫الظ ْه ر‬
ُّ ‫ا ص ل يْ سنَّة‬

Artinya:

“Aku berniat shalat sunnah sesudah shalat dhuhur/Jum’at dengan menghadap kiblat pada saat
ini dan semata-mata karena Allah Swt. ”.

11. Dua rakaat sesudah shalat maghrib

Tata cara pelaksanaan shalat sunnah sesudah shalat maghrib sama dengan sunnah sebelum
shalat subuh. Termasuk bacaan surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlash setelah membaca Al-Fatihah
dalam sunnah sebelum shalat subuh juga dianjurkan dibaca dalam shalat sunnah setelah
shalat maghrib. Niat shalat sunnah sesudah maghrib adalah:28

‫ا ص ل يْ سنَّة ْالْ م ْغ ر ب ر ْكع ت يْ ن ب ْع ديَّةً مسْت ْقب ل ْال قبْل ة ا د ا ًء لِ َّّل ت ع ال ى‬

Artinya:

“Aku berniat shalat sunnah sesudah shalat maghrib dengan menghadap kiblat pada saat ini
dan semata-mata karena Allah Swt. ”.

12. Dua rakaat sesudah shalat Isya’

Tata cara pelaksanaan shalat sunnah sebelum isya’ sama dengan shalat sunnah sebelum shalat
dhuhur atau Jum’at.

‫ا ص ل يْ سنَّة الْ ع شا ء ر ْكع ت يْ ن ب ْع ديَّةً مسْت ْقب ل ْال قبْل ة ا د ا ًء لِ َّّل ت ع ال ى‬

Artinya:

“Aku berniat shalat sunnah sesudah shalat Isya’ dengan menghadap kiblat pada saat ini dan
semata-mata karena Allah Swt. ”.

Shalat Tahajjud dan Tata Cara Pelaksanaannya

Ayo kita cermati! Shalat tahajjud merupakan shalat sunnah yang dikerjakan setelah shalat
Isya’ setelah terjaga dari tidur, meski tidurnya dalam waktu yang singkat. Waktu terbaik
dilaksanakannya shalat tahajjud adalah sepertiga malam terakhir. Tidak ada batasan jumlah
rakaat paling banyak dalam tahajjud, tetapi paling sedikitnya adalah satu rakaat seperti dalam
shalat witir. Niat shalat tahajjud adalah:

‫أ ص ل يْ سنَّة الت هجُّ د ر ْكع ت يْ ن لِ ّل ت ع ال ى‬

Artinya:

”Aku berniat shalat tahajjud dua rakaat hanya karena Allah Swt.”.

Shalat Witir dan Tata Cara Pelaksanannya29

28
Ibid, hal. 226.
29
Ibid, hal. 227.
Apa yang kita pahami tentang shalat witir? Shalat witir merupakan shalat sunnah yang
dilaksanakan pada malam hari setelah shalat isya’ sampai terbitnya fajar atau waktu shalat
subuh. Pelaksanaan shalat witir pada bulan ramadhan berbeda dengan hari-hari selain di
bulan ramadhan.

Apa yang kita temukan? Terdapat perbedaan pelaksanaan shalat witir pada bulan Ramadhan
dan bulan-bulan selainnya. Dalam bulan ramadhan, shalat witir biasanya dilaksanakan setelah
shalat tarawih secara berjama’ah. Sedangkan jumlah rakaatnya biasanya ada tiga dengan dua
kali salam.

Pada salam pertama, jumlah rakaat ada dua dengan niat shalat sebagai berikut:

‫ مأموما هلل تعالى‬/‫أصلى سنة من الوتر ركعتين ا د ا ًء إماما‬

Artinya:

“Aku berniat shalat witir dengan dua rakaat pada saat ini sebagai imam/makmum hanya
karena Allah Swt. ”.

Sedangkan pada salah kedua jumlah rakaat hanya satu dengan niat shalatnya adalah:

‫ مأموما هلل تعالى‬/‫أصلى سنة من الوتر ركعة ا د ا ًء إماما‬

Artinya:

“Aku berniat shalat witir dengan satu rakaat pada saat ini sebagai imam/makmum hanya
karena Allah Swt. ”.

Surah yang dibaca dalam rakaat pertama adalah Surah Al-A’la (87) dan rakaat keduanya
membaca Surah Al-Kafirun (109). Sedangkan dalam rakaat kedua membaca tiga surah
pendek, yaitu: Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.

Sedangkan waktu pelaksanaan shalat witir di luar bulan ramadhan dapat disegerakan atau di
akhirkan. Bagi orang yang khawatir sulit bangun malam dianjurkan menyegerakan dan bagi
yang mudah terjaga dari tidurnya dianjurkan mengakhirkan di sepertiga malam.

Ayo kita bandingkan! Jumlah rakaat dalam shalat witir selain bulan ramadhan adalah tidak
terbatas, tetapi harus tetap ganjil dan dilakukan secara sendirian.30

30
Ibid, hal. 228.
Shalat Hari Raya Idul Fitri dan Tata Cara Pelaksanannya

Pernahkah anda memutuskan berakhirnya puasa ramadhan setelah mendengar keputusan


Sidang Itsbat yang dipimpin oleh Menteri Agama? Shalat hari raya idul fitri merupakan
shalat sunnah yang dilaksanakan setelah berakhirnya puasa ramadhan, tepat pada tanggal satu
syawal. Cara yang paling umum untuk menentukan akhir bulan ramadhan adalah mengikuti
keputusan Sidang Istbat yang dipimpin oleh Menteri Agama dan dihadiri organisasi-
organisasi keagamaan Islam di Indonesia.

Ayo kita pahami! Shalat hari raya memiliki tata cara pelaksanaan yang diatur secara ketat.
Meskipun hukum shalatnya itu sendiri adalah sunnah mu’akkad. Rangkaian pelaksanaan
shalat hari raya idul fitri hmpir sama dengan shalat Jum’at yang menyertakan adanya dua
khutbah sebagai bagian satu kesatuan.

Ayo kita cermati penjelasan berikut!

1. Mandi sunnah dengan niat untuk melaksanakan shalat hari raya idul fitri.

2. Memaki wewangian.

3. Memakai pakaian yang paling bagus.

4. Disunnahkan sarapan sebelum shalat Idul Fitri.

5. Bagi imam disunnahkan mengundur sedikit pelaksanaan shalat idul fitri untuk
menyelesaikan zakat fitrah.

6. Hendaknya berjalan kaki sambil bertakbir terus-menerus mulai berangkat dari rumah
hingga tiba di masjid.31

7. Shalat Idul Fitri dan Idul Adha dikerjakan sebelum khutbah.

8. Tidak ada adzan dan iqamah dalam shalat Hari Raya. Imam shalat cukup mengucapkan
“Asshalatu jami’ah”.

9. Shalat Id dilakukan dua rakaat, pada rakaat pertama diawali dengan takbiratul ihram dan 7
kali takbir. Raka'at kedua membaca rakbir sebanyak lima waktu (selain takbir saat berdiri).
Takbiratul ihram disertai dengan niat shalat:

‫إ ما ًما لِ ّل ت ع ال ى‬/‫فط ر ر ْكع ت يْ ن مأْ موْ ًما‬


ْ ‫عي د ْال‬
ْ ‫أ ص ل ي سنَّةً ل‬

31
Ibid, hal. 229.
Artinya:

“Aku berniat shalat idul fitri dua rakaat sebagai imam/makmum hanya sematamata karena
Allah”.

10. Di antara dua takbir diperbolehkan membaca tasbih, tahmid dan shalawat secara
keseluruhan atau memilih salah satu dari ketiganya. Contoh bacaan sebagai berikut:

‫ وس بْ حا ن هللا ب ْك رةً وأ صياًل‬،‫ والْ ح ْمد لِ ّل كث يرًا‬،‫هللا أ ْكب ر كب يرًا‬

“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang
banyak, Maha Suci Allah, baik di waktu pagi dan petang”.

Atau membaca:

‫س بْ حا ن هللا والْ ح ْمد لِ ّل وال إ ل ه إ الَّ هللا وهللا أ ْكب ر‬

“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar”.

11. Pada setiap takbir mengangkat kedua tangan

12. Bacaan surah setelah Al-Fatihah pertama adalah surat Qaf dan rakaat kedua adalah surat
Al-Qamar. Dapat pula membaca surah Al-A'la pada rakaat pertama dan Al-Ghasiyah pada
rakaat kedua

13.Disunnahkan melalui jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulangnya

14. Hendaknya semua umat Islam, laki-laki. perempuan, anak-anak, dewasa, maupun orang
tua keluar ke masjid untuk mendengarkan khutbah sebagai syiar Islam. bagi wanita yang haid
maka disediakan tempat husus diluar masjid untuk mendengarkan khutbah.

Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya Idul Fitri, dan memisahkan
kedua khutbah dengan duduk. Pada khutbah pertama khatib disunnahkan memulainya dengan
takbir hingga sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua membukanya dengan takbir tujuh
kali.

15. Apabila khatib lupa tidak bertakbir sebanyak 7 kali (setelah takbiratul ihram 32 langsung
membaca Fatihah) atau tidak bertakbir pada rakaat kedua sebanyak 5 kali, maka shalat tetap
sah dan tidak perlu sujud sahwi.

32
Ibid, hal. 230.
Tahukah kamu, tata cara pelaksanaan shalat hari raya idul fitri memiliki perbedaan antar umat
Islam di Indonesia. Perbedaan ditemukan dalam beberapa perkara, seperti penentuan akhir
bulan ramadhan sehingga shalat akan dilakukan esok harinya, tempat pelaksanaan shalat, dan
tata cara khutbah hari raya idul fitri.

Lalu bagaimana sikap kita? Seperti halnya perbedaan yang terjadi dalam berbagai
peribadatan lainnya, sikap terbaik yang dianjurkan adalah mengikuti kebiasaan yang berlaku
umum di kalangan para jama’ah atau lingkungan sekitar.

Shalat Hari Raya Idul Adha dan Tata Cara Pelaksanaanya

Ayo kita pahami! Shalat idul adha merupakan shalat hari raya yang dilaksanakan pada setiap
tanggal 10 Dzulhijah. Sedangkan waktu pelaksanaanya sejak mata hari terbit hingga waktu
shalat dhuhur. Namun disunnah pelaksanaan shalat lebih awal untuk memberikan kesempatan
lebih luas bagi umat Islam yang hendak berkurban.

Ayo kita bandingkan! Shalat hari raya idul adha pada dasarnya hampir sama dengan
pelaksanaan shalat idul fitri. Perbedaan hanya terletak pada tidak disunnahkannya makan pagi
sebelum berangkat ke masjid. Perbedaan lainnya, jika dalam shalat idul fitri imam
disunnahkan memberikan kesempatan kepada jama’ah untuk menyelesaikan penyerahan
zakat fitrah, tetapi waktu shalat idul adha lebih baik disegerakan.

Shalat Tahiyyatul Masjid dan Tata Cara Pelaksanaanya33

Ayo kita cermati! Agama Islam menganjurkan umatnya agar selalu menjaga tata krama pada
saat memasuki masjid. Oleh karena itu, ketika memasuki masjid sangat dianjurkan membaca
doa, berada dalam keadaan suci, memakai pakaian bersih dan suci, serta memperbanyak amal
saleh dan berbagai macam ibadah di dalamnya. Salah satu ibadah yang disunahkan ketika
berada di dalam masjid adalah shalat sunah tahiyyatul masjid.

Shalat tahiyatul masjid diartikan sebagai shalat untuk menghormati kesucian dan keagungan
masjid. Jumlah rakaat shalatnya adalah dua rakaat secara sendirian dan dilaksanakan sebelum
duduk sesampainya di masjid, meskipun dalam waktu yang sangat singkat. Sedangkan niat
shalatnya sebagai berikut:

33
Ibid, hal. 231.
‫أ ص ل يْ سنَّة ت ح َّي ة ال مسْ ج د ر ْكع ت يْ ن أ د ا ًءا لِ ّل ت ع ال ى‬

Artinya:

“Aku berniat mengerjakan shalat tahiyyatul masjid sebanyak dua rakaat pada saat ini hanya
semata-mata karena Allah Swt. ”.

Namun jika dengan alasan tertentu tidak memungkinkan, maka dianjurkan membaca:

‫سبحان هللا والحمد هلل وال اله إال هللا وهللا أكبر وال حول وال قوة إال باهلل العلي العظيم‬

Artinya:

“Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar,
tiada daya dan upaya melainkan dengan kekuasaan Allah yang Maha Tinggi dan Maha
Agung”.

Shalat Tarawih dan Tata Cara Pelaksanaannya

Kita pasti sering mendengar istilah shalat tarawih! Shalat tarawih merupakan shalat sunnah
khusus yang hanya dilaksanakan pada bulan ramadhah setelah shalat isya’ dan sebelum shalat
witir. Shalat tarawih disunnahkan bagi laki-laki dan perempuan yang dilakukan secara
berjama’ah. Tetapi juga dapat dilakukan secara sendirian. Dalam pelaksanaannya disatukan
dengan shalat witir. Sedangkan niat dalam pelaksanaan shalat sebagai berikut:

‫ مأْ موْ ًما هلل ت ع ال ى‬/ ‫الت را ويْح ر ْكع ت يْ ن مسْت ْقب ل الْ قبْل ة أ د ا ًء إ ما ًما‬
َّ ‫ا ص ل ى سنَّة‬

Artinya:

“Aku berniat mengerjakan shalat tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat pada saat ini
sebagai imam/makmum hanya semata-mata karena Allah Swt.”34

Jumlah rakaat shalat tarawih termasuk witirnya adalah 23 rakaat. Dari jumlah ini sebanyak 20
rakaat merupakan bagian dari shalat tarawih dan tiga rakaat lainnya masuk dalam lingkup
shalat witir. Setiap dua kali rakaat diakhiri dengan salam, kecuali dalam shalat witir pada
rakaat yang terakhir hanya satu rakaat.

Lazimnya yang banyak kita dengarkan di masjid-masjid, pelaksanaan shalat tarawih secara
berjama’ah dipandu oleh bilal dan dipimpin oleh imam. Bilal member tanda kepada jama’ah

34
Ibid, hal. 232.
shalat dengan mengucapkan shalawat atau doa kepada khulafa’urrasyidin (Abu Bakar Ra,
Umar bin Khaththab Ra, Utsman bin Affan Ra, dan Ali bin Abi Thalib Ra). Bacaan bilal
memiliki beberapa manfaat bagi para jama’ah. Bacaan sebagai tanda waktu jeda antara satu
salam dengan salam dalam rakaat berikutnya. Jeda waktu dibutuhkan karena shalat tarawih
dan witir sebanyak 23 rakaat merupakan kegiatan ibadah yang cukup menguras tenaga bagi
para jama’ah yang tidak terbiasa. Jeda juga dimaknai sebagai tanda bagi jama’ah untuk
beristirahat sejenak. Hal ini selaras dengan tarawih yang berarti istirahat, karena jumlah
rakaat yang cukup banyak.35

B. Shalat Sunnah Ghairu Mu’akkad

1. Pengertian Shalat Sunnah Ghairu Mu’akkad dan Pembagiannya36

Tahukah kamu, apa yang dimaksud dengan sunnah mu’akkad? Sunnah ghairu mu’akkad (
‫ ) السنة غير المؤكد‬secara bahasa adalah sunnah yang tidak dikuatkan tetapi dianjurkan. Secara
istilah, sunnah ghairu mu’akkad merupakan amalan yang Nabi Saw tidak selalu melakukan
setiap saat. Terkadang beliau melaksanakannya, tetapi juga meninggalkannya dalam waktu
yang berbeda.

Banyak ibadah yang termasuk shalat sunnah ghairu mu’akkad, seperti shalat sunnah dhuha,
shalat gerhana mata hari, gerhana bulan, dan shalat meminta hujan.

2. Shalat Dhuha

Tahukah kamu? Shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan pada waktu
dhuha. Waktu dhuha berlangsung sejak matahari terbit hingga terasa panas hingga waktu
dhuhur atau diperkirakan sejak pukul tujuh hingga memasuki waktu dhuhur.

Shalat dhuha paling sedikitnya adalah dua rakaat dan dianjurkan melaksanakannya dengan
empat rakaat. Namun yang paling sempurna jumlah rakaatnya adalah enam rakaat dan paling
utamanya atau ukuran maksimalnya berjumlah delapan rakaat. Dianjurkan dalam setiap dua
rakaat diakhiri dengan salam, tetapi diperbolehkan untuk melanjutkan empat rakaat dengan
satu kali salam.

35
Ibid, hal. 233.
36
Ibid, hal. 234.
Niat shalat dhuha sebagai berikut:

‫أ ص ل يْ سنَّة الضُّ حى ر ْكع ت يْ ن لِ ّل ت ع ال ى‬

Artinya:

“Aku berniat mengerjakan shalat dhuha dua rakaat hanya semata-mata karena Allah Swt.”.

Setelah selesai shalat dianjurkan membaca sebanyak 40 atau 100 kali doa sebagai berikut:

‫ق ْد رة ق ْد رت ك‬F‫ق وَّة ق وَّت ك وال‬F‫ا ل َّل ه َّم إ َّن الضُّ حا ء ض حا ؤ ك والب ها ء ب ها ؤ ك وال ج ما ل ج مال ك وال‬
ْ ‫رزق ي ف ي السَّ ما ء ف أ ْن‬
‫ ه‬Fْ‫ا ن ف ي األ رْ ض ف أ ْخ رج‬F‫ه وإ ْن ك‬FF‫زل‬ ْ ‫وال عصْ مة عصْ مت ك ا ل َّل ه َّم إ ْن كا ن‬
‫ائ‬FF‫ائ ك وب ه‬FF‫وإ ْن كا ن م ْع س رًا ف ي سرْ ه وإ ْن كا ن ح را ًما ف ط هرْ ه وإ ْن كا ن ب ع ْيدًا ف ق ربْه ب ح ق ض ح‬
‫ا و ل وب ك أ‬FF‫ َّل ه َّم ب ك أ ص‬F‫حي ن ا ل‬ َّ ‫ك و ج ما ل ك وق وَّت ك وق ْد رت ك آت ن ي ما آت يْ ت عب اد ك‬
ْ ‫ا ل‬F‫الص‬
َّ ‫حا و ل وب ك أ ق ات ل ث َّم ي ق وْ ل ر ب ا ْغ فرْ لي وارْ ح ْمن ي وت بْ عل‬
ْ ‫ي إ َّن ك أ ْن ت التَّوَّا ب ال َّر‬
‫حي م‬

Artinya:

“Wahai Tuhanku, sungguh waktu dhuha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu.
Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu. Tidak
ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Wahai Tuhanku, kalau rizkiku di langit, turunkanlah.
Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah. Kalau haram, gantilah
menjadi yang suci. Jika jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan,
kekuasaan-Mu. Tuhanku, berikanlah aku apa yang Engkau37 anugerahkan kepada hamba-
hamba-Mu yang saleh. Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha.
Dengan-Mu, aku berjuang. Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu
kepadaku. Anugerahkanlah taubat-Mu untukku. Sungguh Engkau Maha Penerima Tobat, lagi
Maha Penyayang.

3. Shalat Istisqa’

Apakah yang anda ketahui tentang shalat istisqa’? Shalat istisqa” adalah shalat untuk
mengharap diturunkannya hujan oleh Allah Swt. . Shalat ini biasanya dilaksanakan ketika
terjadi musim kemarau yang sangat panjang sehingga debit air menurun tajam. Akibat yang
ditimbulkannya adalah, persediaan air minum menipis, dan kekeringan terjadi di mana-mana.

Ayo kita cermati penjelasan berikut!

37
Ibid, hal. 235.
Imam mengajak masyarakat untuk bertaubat, memperbanyak istighfar, bersedekah,
menghentikan maksiat dan kedzaliman, serta berdamai dengan muslim lain yang dimusuhi.

Imam bersama masyarakat juga dianjurkan agar berpuasa selama tiga hari sebelum
melakukan shalat.

Pada hari keempat setelah berpuasa, imam beserta masyarakat bersama ke luar menuju
lapangan untuk shalat dengan menggunakan pakaian yang biasa dipakai bekerja setiap
harinya, bukan pakaian bagus.

Orang tua, anak kecil, serta orang-orang yang lemah secara fisik dibawa serta untuk
mengikuti pelaksanaan shalat.38

Bagi yang mempunyai ternak, dianjurkan membawa serta ternaknya ke tempat pelaksanaan
shalat dan ditempatkan di tempat yang diperkirakan tidak mengganggu pelaksanaan shalat.

Berniat melaksanakan shalat dua rakaat bersamaan dengan takbiratul ihram. Niat shalat
sebagai berikut:

‫إ ما ًما لِ ّل ت ع ال ى‬/ ‫“ أ ص ل يْ سنَّة ا السْت سْق ا ء ر ْكع ت يْ ن مأْ موْ ًما‬

Artinya:

“Aku berniat mengerjakan shalat istisqa’ sebanyak dua rakaat sebagai makmum atau imam
hanya semata-mata karena Allah Swt. ”.

Rakaat pertama didahului dengan takbir sebanyak tujuh kali, termasuk takbiratul ihram
kemudian membaca surah Al-Fatihah. Untuk rakaat kedua bertakbir sebanyak lima waktu
sebelum membaca surah Al-Fatihah.

Imam melaksanakan dua atau satu kali khutbah. Khutbah boleh dibaca sebelum atau sesudah
pelaksanaan shalat istisqa’. Namun yang lebih utama khutbah dilaksanakan setelah shalat.

Dianjurkan memulai khutbah pertama dengan membaca istighfar sembilan kali.

Sedangkan dalam khutbah kedua membaca istighfar tujuh kali. Bacaan istighfar sebagai
berikut:

‫أ سْت ْغ ف ر هللا ْالع ظي م ا َّل ذي ال إ له إ الَّ ه و الْ ح َّي ْالق يُّو م وأ ت و ب إ ل يْ ه‬

Artinya:

38
Ibid, hal. 236.
“Aku memohon ampun kepada Allah Dzat yang Maha Agung yang tidak ada Tuhan selain
Dia, Dzat yang berdiri dengan sendiri-Nya dan aku bertaubat kepada-Nya”.

Dalam khutbahnya, imam juga dianjurkan memperbanyak bacaan doa dan istighfar. Bacaan
istighfar yang dianjurkan sering diulang-ulang adalah:

‫ ي رْ س ل السَّ ما ء عل يْ ك ْم م ْد رارًا‬. ‫اسْت ْغ ف روا ربَّ ك ْم إ نَّه كا ن غفَّارًا‬

Artinya:

“Memohon ampunlah kalian kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Dia adalah Dzat yang Maha
Pengampun, Dzat yang menurunkan hujan deras dari langit bagi kalian”.

Pada saat imam membaca doa dalam khutbahnya, makmum mengangkat tangan sambil
mengucapkan kata “Amin”.

Pada perkiraan dua pertiga khutbah kedua, imam disunnahkan menghadap arah kiblat
kemudian membalik posisi selendang surbannya dari bahu kanan ke bahu kiri dengan posisi
terbalik, bagian bawah diletakkan di atas dan bagian dalam 39 diletakkan di luar dan setelah itu
kembali meneruskan khutbah.

Cara di atas merupakan salah satu yang dapat diterapkan. Para ulama merumuskan panduan
yang berbeda terkait dengan tata cara pelaksanaan shalat istisqa. Sama seperti dalam shalat-
shalat lainnya, baik dalam shalat fardlu maupun sunnah.

Lalu bagaimana sikap kita? Seperti halnya perbedaan yang terjadi dalam berbagai
peribadatan lainnya, sikap terbaik yang dianjurkan adalah mengikuti kebiasaan yang berlaku
umum di kalangan para jama’ah atau lingkungan sekitar.

4. Shalat Gerhana Matahari

Ayo kita cermati! Shalat gerhana matahari disebut juga dengan shalat kusufus syamsi sebagai
salah satu shalat sunnah dalam rangka merendahkan diri di hadapan Allah Swt. Gerhana
matahari merupakan peristiwa luar biasa yang menunjukkan kekuasaan Allah Swt. berada di
laur batas kemampuan manusia. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk Allah seharusnya
merendahkan diri dihadapan-Nya dengan cara melakukan shalat gerhana matahari secara
berjama’ah.

39
Ibid, hal. 237.
Shalat gerhana matahari hampir sama dengan shalat Jum’at yang menyertakan khutbah di
dalamnya. Dianjurkan dalam pelaksanaannya secara berjama’ah, tetapi boleh melakukannya
secara sendirian.

Lebih lengkapnya, ayo kita cermati penjelasan berikut!

Memastikan terjadinya gerhana matahari terlebih dahulu dengan cara mencari informasi
resmi dari pemerintah.

Shalat dilakukan saat gerhana matahari sedang berlangsung, bukan sebelum atau 40 sesudah
terjadinya gerhana.

Sebelum shalat gerhana matahari, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan As- Shalâtu
jâmi'ah.” Tidak ada adzan dan iqamah dalam pelaksanaan shalat gerhana matahari.

Niat melakukan shalat gerhana matahari tergantung pada kedudukannya sebagai imam atau
ma’mum. Niat shalatnya adalah:

‫ مأْ موْ ًما لِ ّل ت ع ا لى‬/ ‫أ ص ل يْ سنَّةً ل ك س وْ ف ال َّش ْم س ا ما ًما‬

Artinya:

“Aku berniat mengerjakan shalat gerhana matahari sebagai imam/makmum hanya semata-
mata karena Allah Swt. ”

Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat dengan satu kali salam.

Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku’ dan dua kali sujud.

Setelah ruku’ pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat kembali.

Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.

Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang dari pada surat kedua.

Ruku’ yang pertama dalam rakaat pertama lebih panjang dari yang kedua. Pada ruku’
pertama membaca tasbih yang lamanya diperkirakan sama dengan membaca seratus ayat
surah Al-Baqarah. Sedangkan dalam ruku’ kedua lamanya diperkirakan sama dengan
membaca delapan puluh ayat.

40
Ibid, hal. 238.
Begitu juga pada rakaat kedua. Untuk ruku’ pertama pada rakaat kedua membaca tasbih
lamanya diperkirakan sama dengan membaca tujuh puluh ayat surah Al-Baqarah. Sedangkan
pada ruku’ keduanya diperkirakan lamanya sama dengan membaca lima puluh ayat.

Sujud dalam pelaksanaan shalat gerhana matahari juga dianjurkan lama. Sujud pertama dalam
rakaat pertama membaca tasbih lamanya diperkirakan sama dengan membaca seratus ayat
surah Al-Baqarah. Sedangkan untuk sujud kedua diperkirakan lamanya sama dengan
membaca delapan puluh ayat.

Adapun sujud pertama dalam rakaat kedua lamanya diperkirakan sama dengan membaca
tujuh puluh ayat surah Al-Baqarah. Sedangkan sujud kedua dalam rakaat kedua lamanya
diperkirakan sama dengan membaca lima puluh ayat.

Selain itu, bacaan surah dalam shalat sunah gerhana matahari boleh dipelankan, boleh juga
dikeraskan, tetapi disunahkan pelan.41

Setelah shalat disunahkan untuk berkhutbah. Tata cara pelaksanaan khutbah seperti dalam
khutbah Jum’at. Selain itu juga dianjurkan dalam khutbah mengutip hadis Nabi Saw riwayat
Imam Muslim yang mengatakan:

‫ ف إ ذ ا ر أ يْت‬، ‫ ٍد و ال ل حي ات ه‬F‫وْ ت أ ح‬FF‫ف ا ن ل م‬F‫ا ال ي ْن خ س‬F‫ وإ َّن ه م‬، ‫َّل‬Fّٰ َّٰ F‫من آي ا ت ال‬ ْ ‫إ َّن ال َّش ْم س‬
ْ ‫ق م ر‬FF‫وال‬
‫ل و صلُّوا وت ص َّدق وا ي ا أ َّمة م ح َّم ٍد‬Fََّّّٰٰ ‫موه ما ف كب روا وا ْدع وا ال‬

Artinya:

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bagian dari kekuasaan Allah. Gerhana bulan atau
matahari terjadi bukan karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat
gerhana, bertakbirlah dan berdoalah kepada Allah, kerjakanlah shalat dan bersedekalah wahai
umat Muhammad Saw”.

5. Shalat Gerhana Bulan

Mari kita cermati! Shalat gerhana bulan pada dasarnya sama dengan shalat gerhana bulan.
Gerhana bulan juga merupakan bukti kekuasaan Allah Swt. yang sulit dinalar secara logika.
Oleh karena itu, kita merendahkan diri di hadapan Tuhan yang telah menampakkan
kekuasaan-Nya tersebut melalui shalat gerhana bulan. Tata cara pelaksanaannya pun tidak
jauh berbeda dengan shalat gerhana matahair.
41
Ibid, hal. 239.
Ayo kita cermati tata cara pelaksanaan shalat berikut!

Memastikan terjadinya gerhana bulan terlebih dahulu dengan cara mencari informasi resmi
dari pemerintah.

Shalat gerhana dilakukan saat gerhana bulan sedang berlangsung, bukan sebelum atau
sesudah terjadinya gerhana.

Sebelum shalat gerhana bulan, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan As- Shalâtu
jâmi'ah.” Tidak ada adzan dan iqamah dalam pelaksanaan shalat42 gerhana matahari.

Niat melakukan shalat gerhana matahari tergantung pada kedudukannya sebagai imam atau
ma’mum. Niat shalatnya adalah:

‫ مأ مو ًما هلل ت ع ال ى‬/‫أ ص ل ي سنَّة ال خ سو ف اَ ْلق مر ر ْكع ت يْ ن إ ما ًم‬

Artinya:

“Aku berniat mengerjakan shalat gerhana bulan sebagai imam/makmum hanya semata-mata
karena Allah Swt. ”

Membaca taawudz dan Surah Al-Fatihah. Setelah itu membaca Surah Al-Baqarah atau
selama surat tersebut dan dibaca dengan suara keras.

Rukuk dengan membaca tasbih dalam waktu yang sama dan diperkirakan sama dengan
membaca 100 ayat Surah Al-Baqarah.

Itidal. Dalam beri’tidal tidak membaca doa i’tidal, tetapi membaca Surat Al-Fatihah.
Kemudian membaca Surah Ali Imran surah lain yang lamanya sama dengan membaca surah
Ali Imron tersebut.

Rukuk dengan membaca tasbih dalam waktu yang sama dengan 80 ayat Surah Al-Baqarah.

Itidal yang disertai dengan membaca doa i’tidal.

Sujud dengan membaca tasbih yang lamanya sama dengan pelaksanaan ruku’ yang pertama.

Duduk di antara dua sujud.

Dalam sujud kedua membaca tasbih yang lamanya seperti yang terjadi dalam rukuk kedua.

Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.

42
Ibid, hal. 240.
Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat
pertama. Hanya bedanya, pada rakaat kedua pertama dianjurkan membaca surah An-Nisa
membaca Surah Al-Maidah untuk yang kedua.

Salam. Sama seperti shalat pada umumnya, yaitu: dua kali salam dengan menoleh ke kanan
dan kiri.43

Imam atau khatib menyampaikan dua khutbah shalat gerhana bulan dengan nasehat agar
jamaah beristighfar, semakin bertakwa kepada Allah, taubat, memperbanyak sedekah, amal
kebaikan lainnya.

Hikmah Shalat Sunnah Mu’akkad Dan Ghairu Mu’akkad

Percaya Diri Bersama Allah Swt.

Masih ingatkah kita? Hadis riwayat muslim yang menceritakan tentang khutbah Nabi Saw
pada waktu terjadinya gerhana matahari? Jika masih ingat, apakah pesan Rasulllah dalam
khutbahnya tersebut?

Berbagai peristiwa yang diluar kemampuan logika atau nalar manusia, seperti gerhana
matahari, gerhana bulan, dan lain sebagainya bukan pertanda atau simbol yang
mengisyaratkan akan datangnya malapetaka atau bahaya. Hadis riwayat Imam Muslim
tentang khutubah Rasulullah memberi gambaran jelas dan tegas. Rasul tidak menyetujui
anggapan masyarakat Arab sebelum Islam yang memahami gerhana sebagai tanda dari
kematian dan kelahiran. Anak Rasulullah dari Marya Qibtiyyah yang bernama Ibrahim dan
meninggal pada saat terjadinya gerhana hanya kebetulan belaka. Rasul melalui khutbah yang
disampaikan ingin menegaskan gerhana tidak ada kaitannya dengan kematian putranya atau
siapa saja.

Rasulullah melalui pesan khutbahnya meneguhkan manusia harus memiliki kepercayaan diri,
sehingga tidak mudah goyah dan terombang-ambing dalam ketidakpastian. Kepercayaan diri
akan membangkitkan psikologi positif bagi kita dengan selalu optimis dalam mensikapi
seluruh peristiwa yang terjadi di lingkungan kita. Kita44 percaya seluruh proses kehidupan
yang kita alami dan terjadi di sekitar kita sebagai bagian dari perwujudan kekuasaan Allah
sebagai Dzat yang Al-Hafidz dan Al-Wakil. Sehingga dalam melangkah kita akan selalu

43
Ibid, hal. 241.
44
Ibid, hal. 242.
optimis karena muncul perasaan Allah Swt. bersama kita. Sebaliknya, jika kita percaya dan
meyakini gerhana sebagai tanda akan datangnya malapetaka, misalnya, maka pastilah hidup
kita akan diliputi oleh perasaan was-was, ketakutan, kebimbangan, dan kegoncangan.

Demikian pula dengan kemarau panjang kita pahami sebagai bagian dari ketentuan Allah.
Kita meyakini Allah sedang menampakkan Al-Hafidz dan Al-Wakil kepada hamba-hamba-
Nya dengan tidak menurunkan hujan. Bagi manusia sebagai hamba yang dimuliakan oleh-
Nya wajib menghayati tanda-tanda kekuasaan Allah tersebut. Penghayatan akan
memunculkan keyakinan dan ketaatan semakin mendalam kepada Allah sebagai satu-satunya
Tuhan yang patut disembah. Penghayatan juga melahirkan kepercayaan diri bahwa kemarau
panjang dan kekeringan tidak lebih sebagai ujian dan cobaan yang pasti Allah akan
memberikan jalan keluarnya, jika kita memohon melalui shalat istisqa’.

Kepercayaan Diri dan Daya Juang

Daya juang adalah sama dengan kemampuan untuk bertahan dalam segala situasi dan
kondisi. Daya juang hanya akan muncul jika kita memiliki kepercayaan yang tinggi dalam
diri kita. Oleh karena itu, kepercayaan diri menjadi syarat mutlak terhadap munculnya daya
juang.

Materi-materi yang telah kita pelajari bersama memberikan pedoman penting bagi kita
tentang pentingnya kepercayaan diri dan daya juang. Allah Swt. menguji kita dengan
kemarau panjang dan kekeringan. Sama halnya dengan Allah menguji kita dengan kejadian-
kejadian di luar nalar, seperti gerhana matahari dan bulan.

Semua ujian tersebut harus dipahami untuk menempa kita selalu memiliki kepercayaan diri
terhadap kemampuan kita dengan tidak lupa semuanya berasal dari Allah Swt. Orang yang
tidak memiliki kepercayaan diri pasti daya juangnya rendah. Mengalami kekeringan di tengah
kemaru panjang yang dilakukan hanya mengeluh, mencaci dan masa bodoh terhadap
keadaan. Sebaliknya bagi yang memiliki kepercayaan diri akan terus berusaha dengan
berbagai cara dan salah satunya adalah memohon kepada Allah agar menurunkan hujan
melalui pelaksanaan shalat istisqa’. Melalui pelaksanaan shalat istisqa, kita akan bertemu
dengan banyak jama’ah, kemudian terjadi.45

45
Ibid, hal. 243.
B. Waktu-waktu yang Utama untuk Berdo’a

Pada saat Pada Bulan Pada waktu


kritis atau Ramadhan wukuf di
genting (Lailatul 'Arafah
Qadar

Ketika
Pada saat
turun
teraniaya
hujan

Shalat Tahajut Waktu-waktu Sebelum dan


sepertiga yang yang utama sesudah
akhir dan waktu untuk berdo’a. shalat
sahur
Fardhu

Sepanjang Ketika
hari Jumat sujud dalam
shalat

Ketika khatam
(tamat) Di antara Pada
membaca Al- adzan dan waktu
Quran 30 Juz iqamat minum air
zam-zam.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pildacil Senyum Adalah Ibadah
    Pildacil Senyum Adalah Ibadah
    Dokumen2 halaman
    Pildacil Senyum Adalah Ibadah
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Essay Kelompok 52 Ya
    Essay Kelompok 52 Ya
    Dokumen79 halaman
    Essay Kelompok 52 Ya
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi Metode TES
    Evaluasi Metode TES
    Dokumen3 halaman
    Evaluasi Metode TES
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Miftahul Jannah
    Laporan Miftahul Jannah
    Dokumen2 halaman
    Laporan Miftahul Jannah
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Teks MC Indo
    Teks MC Indo
    Dokumen2 halaman
    Teks MC Indo
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Pildacil Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu
    Pildacil Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu
    Dokumen2 halaman
    Pildacil Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Bab I Dan 5
    Bab I Dan 5
    Dokumen94 halaman
    Bab I Dan 5
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Bismillah Proposal 2
    Bismillah Proposal 2
    Dokumen18 halaman
    Bismillah Proposal 2
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP 2
    RPP 2
    Dokumen3 halaman
    RPP 2
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Buku Bu Asri
    Buku Bu Asri
    Dokumen7 halaman
    Buku Bu Asri
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP 2
    RPP 2
    Dokumen3 halaman
    RPP 2
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen4 halaman
    Latar Belakang
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Absen Siswa Kelas 5
    Absen Siswa Kelas 5
    Dokumen2 halaman
    Absen Siswa Kelas 5
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP 1
    RPP 1
    Dokumen4 halaman
    RPP 1
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Soal Uas Fiqh
    Soal Uas Fiqh
    Dokumen3 halaman
    Soal Uas Fiqh
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP Haid 3
    RPP Haid 3
    Dokumen3 halaman
    RPP Haid 3
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP Haid 2
    RPP Haid 2
    Dokumen3 halaman
    RPP Haid 2
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP 4
    RPP 4
    Dokumen3 halaman
    RPP 4
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Program Semester
    Program Semester
    Dokumen3 halaman
    Program Semester
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • Silabus Fiqh
    Silabus Fiqh
    Dokumen7 halaman
    Silabus Fiqh
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP Haid
    RPP Haid
    Dokumen6 halaman
    RPP Haid
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP Haid 1
    RPP Haid 1
    Dokumen3 halaman
    RPP Haid 1
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP 3
    RPP 3
    Dokumen3 halaman
    RPP 3
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • PROGRAM TAHUNAN Fiks
    PROGRAM TAHUNAN Fiks
    Dokumen2 halaman
    PROGRAM TAHUNAN Fiks
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP 2
    RPP 2
    Dokumen3 halaman
    RPP 2
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP 5
    RPP 5
    Dokumen3 halaman
    RPP 5
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP 1
    RPP 1
    Dokumen3 halaman
    RPP 1
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat
  • RPP 1
    RPP 1
    Dokumen3 halaman
    RPP 1
    miftahul jannah
    Belum ada peringkat