PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mengikuti Seminar Proposal
Skripsi Pendidikan Agama Islam
Oleh :
MIFTAHUL JANNAH
NIM. 118531112
Pembimbing Akademik Ketua Program Studi PAI
2
“IMPLEMENTASI PENGGUNAAN METODE 5 WAKTU DALAM
MENGHAFAL AL-QUR’AN OLEH PARA PENGGUNA MUSHAF AL-
HUFAZ KARYA USTADZ ABDUL AZIZ ABDUR RAUF, LC., AL-HAFIZ”
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT. menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman serta petunjuk
bagi umat manusia terutama umat muslim yang meyakini akan kebenaran Al-
Qur’an. Al-Qur’an adalah mu’jizat agama islam yang bersifaat kekal dan
abadi serta mu’jizat-Nya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan
dan banyaknya para hafiz yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Al-Qur’an
diturunkan Allah SWT. kepada Rasulullah untuk mengajarkan dan melurusan
manusia dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang serta membimbing
mereka ke jalan yang lurus. (Al-Qattan, 2016:1). Selain sebagai pedoman
atau petunjuk, turunnya Al-Qur’an juga menjadi salah satu rahmat dan
keberkahan Allah yang diberikan kepada umat manusia yang tidak ada
bandingannya sama sekali di alam semesta ini. Seorang mukmin yang telah
meyakini bahwa Al-Qur’an wajib untuk dijaga dan bertanggung jawab
terhadap kalam Allah adalah dengan cara mempelajari dan menghafalkan Al-
Qur’an.
Di zaman yang semakin maju ini menghafal Al-Qur’an menjadi salah
satu tujuan hidup yang digunakan untuk bekal kembali menghadap Allah
SWT. terutama bagi orang-orang yang percaya dan yaqin akan kebenaran Al-
Qur’an. Namun perlu diketahui kemajuan zaman juga memberikan beberapa
dampak terhadap keinginan seseorang untuk menghafal Al-Qur’an, hal ini
terjadi diantaranya disebabkan sebagian besar umat manusia lebih memilih
asyik atau sibuk mengurus kehidupan dunia dibanding dengan kehidupan
akhirat, banyaknya aktivitas di luar rumah, kegiatan yang menguras waktu
3
cukup banyak, manajemen waktu yang kurang baik, banyak melakukan hal
sia-sia, serta penggunaan gadget yang berlebihan dibandingkan dengan
memilih dekata bersama Al-Qur’an serta menghafalkannya menjadikan
seseorang lebih mager lagi untuk mengahafal Al-Qur’an.
Saat ini seharusnya umat manusia lebih banyak lagi belajar tentang
agama dan lebih ekstra lagi dalam menguatkan keyakinan untuk menghafal
Al-Qur’an. Setidaknya belajar serta banyak meniru para tokoh-tokoh islam
seperti Imam Syafi’i yang belajar Al-Qur’an pada usia tujuh tahun dan hafal
Al-Qur’an pada usia sepuluh tahun. Husain Ath-Thabathaba’i anak yang
berasal dari iran hafal Al-Qur’an pada usia 6 tahun dan meraih doktor
termuda di usia 7 tahun. Dan masih banyak lagi contoh para penghafal Al-
Qur’an di negeri kita Indonesia yang bisa dijadikan motivasi.1
Kesuksesan para penghafal Al-Qur’an ternyata tidak terlepas dari
kegigihan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalani proses-proses dalam
mengahfal Al-Qur’an. Karena menghafal Al-Qur’an diperlukan kerja keras
untuk bisa mencapai target yang diinginkan. Al-Qur’an bukan hanya
pedoman atau petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup umat muslim,
tetapi juga untuk seluruh umat manusia. Salah satu keajaiban Al-Qur’an
adalah terjaga kesuciannya, terpelihara keasliannya dan tidak berubah
sedikitpun dan tidak ada yang bisa merubahnya sejak pertama kali diturunkan
pada malam 17 Ramadhan 14 abad yang lalu hingga kiamat nanti. Otentisitas
Al-Qur’an sudah dijamin oleh Allah SWT. sebagaimana firman-Nya dalam
(Qs. Al-Hijr : 9)
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya[793]. [793] ayat ini
memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Quran selama-
lamanya.
1
Anwar, Khoirul, and Mufti Hafiyana. "Implementasi Metode ODOA (One
Day One Ayat) dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Quran." Jurnal
Pendidikan Islam Indonesia 2.2 (2018): 181-198.
4
Ayat ini memberikan penjelasan tentang jaminan langsung dari Allah
SWT. akan kemurnian Al-Qur’an, oleh karena itu umat muslim perlu percaya
bahwa Al-Qur’an yang diturunkan pada zaman Rasulullah masih tetap sama
dengan Al-Qur’an yang ada pada zaman sekarang ini. Dalam tafsir al-
Mawardi disebutkan bahwa ada beberapa perkataan tentang maksud dari
“pemeliharaan” atau Al-Hifzh, salah satunya ialah dijaganya Al-Qur’an
dalam hati orang yang menginginkan kebaikan dan menghilangkannya dari
orang yang menginginkan kejelekan. Dalam tafsir Al-Ajibah disebutkan juga
bahwa makna “pemeliharaan” atau Hifzh yaitu bahawa Allah akan menjaga
Al-Qur’an melalui para qurra’ dan yang dimaksud dengan para qurra’ ini
adalah para penghafal Al-Qur’an.2
Dari penjelasan di atas bahwa Al-Qur’an perlu untuk dijaga dan
dilestarikan keberadaanya yaitu dengan cara menghafalkan Al-Qur’an.
Dengan adanya para penghafal Al-Qur’an maka akan selalu terjaga dari
penyimpangan dan dari kejahatan orang-orang yang berusaha menodai
kesucian dan keasliannya, karena sesungguhnya para penghafal Al-Qur’an
adalah manusia pilihan Allah yang diberikan ramhat serta keberkahan dalam
kehidupannya serta menjadi keluarga Allah di dunia dan di akhirat.
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang sudah dijamin mudah untuk
dihafal, diingat, dipahami serta diulang-ulang dengan syarat bisa menjaga Al-
Qur’an dengan sebaik-baiknya dan menjaganya dari perbuatan yang tercela
dan mau berusaha untuk selalu mempelajari Al-Qur’an. Seperti Firman Allah
SWT. dalm (Qs. Al-Qamar : 17).
2
WINDARI, WINDARI. IMPLEMENTASI METODE WAFA DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN KELAS IV DI SDIT
FITRAH INSANI LANGKAPURA BANDAR LAMPUNG. Diss. UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG, 2021.
5
Berdasarkan ayat di atas bahwasanya Allah akan memudahkahn Al-
Qur’an untuk dipahami, dipelajari, dihafal, dibaca serta direnungi. Allah
sudah memudahkan lafadznya dibaca dan dihafal makananya untuk manusi
mudah dalam memahami kandungan serta tan-tanda kekuasaan Allah SWT.
Hal ini dikarenakan Al-Qur’an adalah sebaik-baik ucapan dan perkataan serta
paling benar dan jelas keterangannya. Maka dari sini solusi yang tepat untuk
para penghafal Al-Qur’an adalah lebih meluruskan niat serta menilik bahwa
banyak sekali manfaat yang didapatkan ketika kita menjadi seorang penghafal
Al-Qur’an. Namun perlu diperhatikan juga keberhasilan proses menghafal
Al-Qur’an tersebut diperlukan metode yang tepat serta efektif. Supaya
dengan adanya metode ini proses menghafal Al-Qur’an akan menjadi terarah.
Berbagai metode dalam menghafal Al-Qur’an banyak sekali hadir dan
digunakan oleh dunia pendidikan terkhusus pengajaran Al-Qur’an sebagai
inovasi dan kreasi yang digunakan untuk memudahkan menghafal Al-Qur’an.
untuk itu metode yang digunakan oleh para penghafal Al-Qur’an harus sesuai
dengan karakter seseorang masing-masing demi tercapainya taerget hafalan
yang diinginkan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berkaitan dengan “IMPLEMENTASI
PENGGUNAAN METODE 5 WAKTU DALAM MENGHAFAL AL-
QUR’AN OLEH PARA PENGGUNA MUSHAF AL-HUFAZ KARYA
USTADZ ABDUL AZIZ ABDUR RAUF, LC., AL-HAFIZ”
B. Fokus Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dengan cakupan pembahasan yang luas
maka, penulis fokuskan pembahasan mengenai “Penerapan Metode 5 Waktu
dalam Menghafal Al-Qur’an oleh Para Pengguna Mushaf Al-Hufaz Karya
Ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc., Al-Hafiz”. Focus penelitian tersebut
kemudian menjadi sub penelitian sebagai berikut : untuk Menerapkan Metode
5 Waktu dalam Menghafal Al-Qur’an oleh Para Pengguna Mushaf Al-Hufaz
Karya Ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc., Al-Hafiz.
6
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaiman Implementasi Penggunaan Metode 5 Waktu dalam Menghafal
Al-Qur’an oleh Para Pengguna Mushaf Al-Hufaz Karya Ustadz Abdul
Aziz Abdur Rauf, Lc., Al-Hafiz ?
2. Bagaimana perencanaan kegiatan menghafal Al-Qur’an dengan Metode 5
Waktu oleh Para Pengguna Mushaf Al-Hufaz Karya Ustadz Abdul Aziz
Abdur Rauf, Lc., Al-Hafiz ?
3. Bagaimana Evaluasi Penggunaan Metode 5 Waktu dalam Menghafal Al-
Qur’an oleh Para Pengguna Mushaf Al-Hufaz Karya Ustadz Abdul Aziz
Abdur Rauf, Lc., Al-Hafiz ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Bagaiman Implementasi Penggunaan Metode 5 Waktu
dalam Menghafal Al-Qur’an oleh Para Pengguna Mushaf Al-Hufaz Karya
Ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc., Al-Hafiz ?
2. Untuk Mengetahui Bagaimana perencanaan kegiatan menghafal Al-
Qur’an dengan Metode 5 Waktu oleh Para Pengguna Mushaf Al-Hufaz
Karya Ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc., Al-Hafiz ?
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Evaluasi Penggunaan Metode 5 Waktu
dalam Menghafal Al-Qur’an oleh Para Pengguna Mushaf Al-Hufaz Karya
Ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc., Al-Hafiz ?
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi landasan temuan dalam
Penerapan Penggunaan Metode 5 Waktu dalam Menghafal Al-Qur’an
oleh Para Pengguna Mushaf Al-Hufaz. Di samping itu, penelitian ini bisa
menjadi referensi untuk penelitian mahasiswa lainnya tentang
Penggunaan Metode 5 Waktu Dalam Menghafal Al-Qur’an selanjutnya.
2. Secara Praktis
7
a. Bagi pemuskata, penelitian ini memberi manfaat untuk menambah serta
memperbanyak referensi buku yang berada di perpustakaan kampus IAIN
Curup terkait Penerapan Penggunaan Metode 5 Waktu Dalam Menghafal
Al-Qur’an Oleh Para Pengguna Mushaf Al-Hufaz.
b. Bagi Peneliti, sebagai penambah pengetahuan penulis terkait pemahaman
mengenai Penerapan Penggunaan Metode 5 Waktu Dalam Menghafal Al-
Qur’an Oleh Para Pengguna Mushaf Al-Hufaz serta media untuk belajar
dalam memecahkan masalah.
8
Secara umum implementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia
diartikan sebagai penerapan atau pelaksanaan. Istilah implementasi ini
biasanya dihubungkan dengan sebuah pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai target atau tujuan tertentu. Implementasi merupakan sebuah
penempatan dari berbagai kebijakan, ide, inovasi serta konsep dalam suatu
tindakan sehingga memberikan dampak, baik itu dari segi bertambahnya ilmu
pengetahuan, keterampilan, kecakapan, serta perubahan perilaku, nilai, sikap
dan tindakannya.3
Berdasarkan pengertian di atas maka implementasi merupakan proses
menerapkan serta mempraktikkan menghafal Al-Qur’an dengan cara yang
sistematis serta berkonsep yang kemudian diulang-ulang secara teratur dan
tertib sebagai upaya untuk mencapai target dan tujuan yang akan dicapai
dalam kurun waktu tertentu.
3. Metode 5 Waktu
a. Pengertian Metode
Metode pembelajaran menurut Djamarah, SB. (2006:46) “suatu cara
atau teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan
supaya tersusun secara sistematis dan dapat digunakan sebagai pedoman
dalam berinteraksi dalam menghafal AL-Qur’an.5 Metode menghafal Al-
Qur’an pada umumnya terdiri dari berbagai macam metode beserta
3
Haji, B. Tinjauan. "A. Pengertian Implementasi." LAPORAN AKHIR: 31.
4
ATMOJO, YULIANA MERY PRAPTO. "IMPLEMENTASI METODE
TASMI’DAN MURAJA’AH DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI MADRASAH
IBTIDAIYAH NEGERI 11 BLITAR." (2019).
5
Afandi, Muhamad, et al. "Model dan metode pembelajaran." Semarang:
UNISSULA (2013).
9
kegunaannya masing-masing. Namun menurut H. A. Muhaimin Zen
(dalam Nasokah, Alh dan Ahmad Khoiri, 2016, hlm. 225 berpendapat
bahwa pada umumnya metode menghafal Al-Qur’an terdiri dari dua cara
yaitu menambah hafalan baru dan mengulang hafalan yang sudah ada.6
Metode dalam menghafal Al-Qur’an pada setiap orang mempunyai
keragaman masing-masing bisa jadi keberhasilan metode menghafal pada
orang lain belum tentu berhasil terhadap kita yang juga ingin mencoba
sama dengan metode orang tersebut.7
Dari penjelasan di atas maka seorang penghafal Al-Qur’an harus
memiliki suatu metode dalam proses menghafal karena metode ini sangat
mempengaruhi keberhasilan mencapai tujuan atau target hafalan yang
diinginkan supaya dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
6
Susianti, Cucu. "Efektivitas Metode Talaqqi Dalam Meningkatkan
Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Anak Usia Dini." Tunas Siliwangi: Jurnal Program
Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung 2.1 (2017): 1-19.
7
Iqbal, Ahmad. Penggunaan metode master dalam menghafal al-qur’an di
Yayasan Askar Kauny. BS thesis. Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018.
10
Ketentuan lain yang perlu diperhatikan adalah melakukan muraja’ah
atau pengeulangan pada halaman yang sudah dihafal dengan aturan
tersendiri. Dengan muraja’ah ini akan dibantu dengan kata kunci yang
terletak di samping kanan dan kiri mushaf.untuk mempercepat dan
memperkuat hafalan kita, selain keteny=tuan-ketentuan di atas, Al-Qur’an
hafalan juga berisi materi motivasi-motivasi dan tips-tips khusus dalam
menghafal Al-Qur’an dari Ustadz Abdul Aziz Abdur rauf, Lc. Al-Hafiz
yang disertai pula tema-tema ringkas dari ayat-ayat yang sedang dihafal.
4. Menghafal Al-Qur’an
a. Pengertian Al-Qur’an
Pengertian Al-Qur’an secara etimologi Al Qur’an berasal dari bahasa
arab dari akar kata qara’a yang berarti membaca. Al Qur’an adalah isim
masdar yang diartikan sebagai isim maf’ul yang berarti sesuatu yang di
baca. Namun demikian ada yang berpendapat bahwa kata qara’a tersebut
juga memiliki arti jam’u yang artinya mengumpulkan atau menghimpun.
Jadi, lafal qur’an dan qira’ah berarti menghimpun dan mengumpulkan
sebagian huruf-huruf dan kata-kata yang satu dengan yang lain. Mungkin
juga berarti menghimpun kitab-kitab yang terdahulu (zabur, taurat dan
injil).8
Pengertian Al Qur’an secara terminologi banyak dikemukakan para
ulama’ dari berbagai disiplin ilmu, baik bahasa, ilmu kalam, usul fiqh dan
lain sebagainya dengan redaksi yang berbeda-beda. Hal ini
dikdikarenakan Al Qur’an mempunyai banyak kekhususan, sehingga
8
Khalifah, Siti Nur, and Nurul Lutfiah. "RELIGIOPSIKONEUROIMUNOLOGI AL
QUR’AN (Studi Kolaborasi Terapi Al Qur’an dan Fungsi Otak dalam Menghadapi
Stres)." Buletin Psikologi 18.1 (2010).
11
penekanan ulama’ berbeda-beda dalam mendefinisikan Al Qur’an.
Menurut subhi shaleh dalam kitabnya mabis fi ulum al Qur’an, definisi q
yang disepakati oleh kalangan ahli bahasa, ahli kalam, ahli fiqh, dan usul
fiqh adalah sebagai berikut. “Al Qur’an adalah firman Allah SWT. yang
berfungsi sebagai mu’jizat yang diturunkan kepada nabi muhammad yang
tertulis dalam mushaf-mushaf yang diriwayatkan secara mutawatir dan
membacanya merupakan ibadah.” Al Zarqani juga mendefinisikan bahwa
Al Qur’an sebagai lafal yang diturunkan kepada nabi Muhammad SWT
mulai surat alfatihah sampai akhir surat An-Nas.
Sementara manna AlQattan dalam mababis fi ulum Al Qur’an mendef
inisikan Bahwa Al Qur’an sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dan yang membacanya merupakan suatu ibadah.
(mustamar, 2007). Menurut Syekh Abu Bakar Jabir Al Jazair Al-Qur’an
adalah kitab suci yang mencakup seluruh ajaran-ajaran Ilahi sebagai
jaminan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi siapa saja yang beriman
mengamalkannya dan memberikan ancaman kepada siapa saja yang
berpaling darinya dan tidak mengamalkannya dengan ancaman
kesengsaraan dunia akhirat. Qs. Thaaha ayat 123 ;
Artinya : “Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga
bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang
lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu
barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak
akan celaka.
12
b. Fungsi Al-Qur’an
c. Pengertian Menghafal Al-Qur’an
Ada beberapa pengertian menghafal menurut para ahli : Baharudin,
menghafal adalah menanamkan asosiasi kedalam jiwa (Baharudin,
2010:113), Syaiful Bahri Djamarah, mengahafal adalah kemampuan jiwa
untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan
kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau (Syaiful Bahri D,
2008:44).9 Jadi dari pengertian para ahli di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa menghafala adalah proses memasukkan hafalan ke dalam pikiran
dan jiwa seseorang yang kemudian disimpan ke dalam memory (ingatan)
untuk tetap dijaga dan menimbulkannya secara berulang-ulang.
13
masyarakat hingga kehidupan berumah tangga.10 ternyata memiliki
banyak manfaat diantaranya:
1) Dalam Al-Qur’an termuat sekitar 77.439 kalimat bahasa arab.
Jika para penghafal Al-Qur’an memahaminya berarti ia sudah
menghafal banyak sekali kosa kata bahasa arab.
2) Al-Qur’an banyak sekali memberikan kata-kata hikmah yang
sangat berharga bagi kehidupan.
3) Al-Qur’an banyak memberikan pengetahuan tentang orang-orang
terdahulu di zamannya, sehingga bisa dijadikan sebuah pelajaran.
4) Al-Qur’an banyak memberikan motivasi bagi para penghafal Al-
Qur’an melalui firman-firman Allah SWT.
5) Seorang penghafal Al-Qur’an akan memiliki kecerdasan
emosional yang baik serta memiliki wawasan yang luas.
14
39Mukhlisoh Zawawie,P-M3 Al-Qur’an Pedoman Membaca,… hal. 110
lx
ِ َُﻮﻩُ َﻋﻠَﻰ اﻟ ْﻨﱠ ِﺤﻮYَﲏ أَن أَ ْﺗـُﻠYZَوارُز ِْْْﻗ ْ Y َ َﻛﻤﺎY ﻛﺘَﺎﺑِ َﻚY َﻆY ﻗَـ ْﻠﱯ ِﺣْ ﻔY ﺗـْﻠ َﺰمY ْأَنY َﻚY َوْ ﺟﻬY َوﻧـْﻮرYﲜَﻼﻟِ َﻚ
ْ , ﲏYََِﻋﻠﱠﻤ ْﺘ ِ ِْ ُِ ِ ُِ
ََُﺮاُمY ا ْﻟِﱠﱵ َﻻﺗُـYَُواﻟ ِﻌﱠﺰة
ْ Yﺮام ْ ﻻ َﻛ
ْ YZ َو ِْْاY ِلYﻻَر ِض َذا ْاﳉَﻼ ْ ﻊ اﻟﱠﺴ َ َﻤﻮا ِتYَاَﻟﻠﱠُﻬَﻢ ﺑ َِﺪ َْْﻳ. اﻟِﱠﺬي ُْﻳـﺮ ِﺿْ ﻴ َﻚ َ ْﱢﻋﲏ
ْ َوا
ْ , َُﻚ ﻳَﺎ اَﷲُ ﻳَﺎَرْ ﲪَُﻦ ِﲜَﻼ ﻟ َﻚ َوﻧـْﻮر َوْ ﺟﻬ َﻚ ْأَن ﺗـﻨَـﻮر ﺑﻜﺘَﺎ ﺑ َﻚ ﺑَ َﺼﺮ ْيYَأَﺳﺄ َ ُﻟ,ْ
َِﺴﺎ ِْﱐYََِﻖ ﺑِﻪ ِﻟYََوأَن ﺗُﻄُِﻠ ِ ِ ِ َُ ﱢ ِ ُِ ِ
ْاﳊَﱢﻖY ﻳ ُِﻌْﻴـ ْﻨُِﲏ َﻋﻠَﻲY َﻻYُﻓَِﺈﻧﱠﻪ, َوأَن ْﺗَ َﺸﺮ َح ﺑِﻪ َﺻْ ِﺪرْ ي َوأَ ْﻧـﺘ َْـ ِﻐ َﺴﻞ ﺑِﻪ ﺑَ ِْﺪﱐ ْ , َُﻔّﺮ َج ﺑﻪ َ ْﻋﻦ ﻗَـ ْﻠﱯYَوأَن ﺗُـ
ْ
ِْ ِ َ
ْ ِﻌYَ ا َْْﻟYﻌﻠِﱢﻲYَ اﷲِ ا َْْﻟY إِّﻻﺑِﺎYَ ﻗُـﱠﻮةY َﻻY َوY َﺣْ َﻮلY ََوﻻ, Y َﺖY أَ ْﻧYَ إِّﻻY ْﺗِﻴِﻪY ﻳـُْﺆYَ َوﻻ, Y َ ْﻏﻴـ ُ َﺮك. “Ya Allah,
ﻈﻴِﻢ
karuniakanlah kasih sayang-Mu kepadaku agar aku bisa meninggalkan
kemaksiatan selama aku masih hidup, kasihanilah aku sehingga tidak
Engkau bebankan perkara yang tidak berguna untukku, berikanlah
kepadaku anugerah-Mu pandangan yang baik atas perkara yang Engkau
ridho atas diriku. Wahai Tuhan pencipta langit dan bumi, Yang Maha
Agung dan mulia serta luhur tanpa cela, aku memohon kepada-Mu wahai
Allah, Dzat Yang Mahakasih, dengan keagungan-Mu dan cahaya Dzat-
Mu, tetapkanlah hatiku untuk menghafal kitab-Mu sebagaimana yang
telah Engkau ajarkan kepadaku, berikanlah anugerah-Mu sehingga aku
bisa membacanya sesuai cara yang Engkau ridhoi dari-Ku. Wahai Tuhan
pencipta langit dan bumi, Yang maha Agung dan mulia serta luhur tanpa
cela, aku memohon kepada-Mu wahai Allah, Dzat Yang mahakasih,
dengan keagungan-Mu dan cahaya Dzat-Mu, ternagilah pandanganku
dengan kitab-Mu, ucapkanlah kitabMu dengan lisanku, bukalah hatiku,
berikan keluasan dadaku, jadikan badanku bisa menjalankan kitab-Mu.
Sesungguhnya tidak ada yang bisa memberi pertolongan kepadaku atas
kebenaran kecuali Engkau, dan tidak ada yang mampumenghindar dari
segala kemaksiatan dan kuat melakukan ibadah kecuali dengan bantuan
Allah Yang Mahatinggi dan Agung”.11
15
Qiyamul-Lail merupakan kebiasaan orang-orang shaleh terdahulu.
Mereka melakukannya karena mengetahui bahwa waktu keheningan
malam memiliki banyak keistimewaan, membuka cakrawala hati,
pembuka pertolongan Allah SWT. menaikkan derajat, mendapat
pujian dari Allah serta memudahkan untuk khusyu’ terdapat dalam
(QS. Al-Isra’:79). Allah SWT. berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat
(untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan”.
16
[620] maksudnya ialah: memperbanyak zikir dan doa.
Oleh karena itu setiap usaha dan tindakan yang kita lakukan
dengan sungguh-sungguh untuk mencapai target serta tujuan yang
ingin dicapai maka alangkah baiknya memperhatikan adab, metode,
kiat-kiat sukses, selalu memperbarui niat dan lain sebagainya
terkhusus bagi para penghafal Al-Qur’an.
17
QUR’AN DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 11 BLITAR Tahun
2019. Dalam pradigma penelitiannya dapat diketahui bahwa metode Tasmi’
dan Muraja’ah merupakan metode yang efesien dan berkaitan sehingga siswa
dalam menghafal tidak merasa kesulitan.
18