Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK SOSIAL

Makalah

Diajukan untuk Melengkapi Tugas Kelompok


dalam Mata kuliah Pengantar Sosiologi
Semester II Jurusan MD-B
Tahun akademik 2019/2020

Oleh Kelompok IV

Monika : 1612030053

Yola Febriani : 1912030040

Ghina Aushaf Albuzavi : 1912030050

Muhammad Pahlawan s. : 1912030052

Dosen Pembimbing:

Drs. Hermawati, M, Si

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
(UIN) IMAM BONJOL
PADANG

1442 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan
karunianya sehingga masih diberikan suatu kesempatan untuk hidup dan bernafas
sampai hati ini. Yang mana dengan nikmat itulah pemakalah dapat menyelesaikan
makalah untuk mata kuliah SOSIOLOGI.

Pemakalah juga ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua
pemakalah yang selalu mendukung dan mendo'an setiap Langkah kaki yang
pemakalah ayunkan.

Selanjutnya pemakalah juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak


pihak yang membantu dan mendukung pemakalah selama persiapan makalah ini. Dan
juga berterima kasih kepada dosen Drs. Hermawati, M, Si yang senantiasa bersedia
untuk selalu membimbing dan memberikan arahan atas kegiatan kegiatan pemakalah,
khususnya unfuk menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk para pembacanya dan juga untuk pemakalah sendiri.

Padang, 02 April 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
  Kita mungkin tidak menyadari bahwa  sejak lahir hingga sekarang kita
senantiasa menjadi anggota bermacam-macam kelompok. Kita dilahirkan
dan dibesarkan dalam sebuah kelompok yang dinamakan keluarga, selain
keluarga  kita juga termasuk anggota kelompok agama tertentu, anggota
kelompok suku bangsa tertentu, anggota kelompok olahraga tertentu,
anggota kelompok organisasi seperti OSIS, anggota kelompok pramuka,
anggota kelompok partai politik, dan sebagainya.
            Terlihat bahwa kelompok sosial merupakan suatu gejala yang
sangat penting dalam kehidupan kita karena sebagian besar  kegiatan kita
berlangsung didalamnya. Pada umumnya kita dilahirkan ke dunia ini
seorang diri akan tetapi tidak berarti bahwa manusia secara alami
merupakan mahluk individu semata. Pada dasarnya manusia adalah
mahluk yang memiliki naluri  untuk hidup bersama dengan manusia-
manusia lain.  Ia juga memiliki hasrat  untuk menjadi satu dengan
lingkungan alamnya.
            Sebagai makhluk sosial kita pasti melakukan bahkan
membutuhkan interaksi sosial dengan orang lain karena dalam kehidupan
ini mustahil kita bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam
interaksi yang terjadi dikalangan masyarakat tersebut secara sengaja
maupun tidak sengaja  maka akan membentuk kelompok sosial mulai dari
kelompok sosial yang terkecil yaitu keluarga sampai dengan kelompok
sosial yang sangat kompleks. Kelompok sosial itu terbentuk karena
adanya kesamaan kepentingan, sejumlah tujuan, serta untuk memenuhi
peran sosial yang kita terima sebagai anggota masyarakat. Kelompok
memainkan peran yang sangat penting dalam struktur sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dan klasifikasi kelompok social ?
2. Bagaimana pendekatan sosiologi terhadap kelompok social?
3. Apa saja tipe-tipe kelompok social?
4. Apa saja kelompok social yang tidak teratur?
5. Bagaimana masyarakat pedesaan dan perkotaan?
6. Apa yang dimaksud dengan kelompok kecil ?
7. Apa dinamika kelompok social?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kelompok dan klasifikasi kelompok


1. Pengertian kelompok social
Secara sosiologis, istilah kelompok pengertian sebagai
kumpulan orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, yang
mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Kelompok social
tersebut merupakan kesatuan dari manusia yang hidup bersama,
mempunyai keinginan yanh sama, bekerja bersama, dan berperasaan
sama.
Menurut mayor polak, kelompok (1979), kelompok sosial
adalah sejumlah orang yang saling berinteraksi dalam sebuak stuktur.
Selanjutnya, abdulsyani dalam buku sosiologi kelompok dan masalah
social (1987), membatasi dapat dikatakan berstuktur, yaitu sebagai
berikut:
a. Sistem dari status para anggotanya, seperti sebuah organisasi
pemuda yang memiliki susunan pengurus yang bersifat hirearki.
b. Nilai dan norma yang berlaku dalam mempertahankan kehidupan
kelompoknya.
c. Peranan sosial (social role) yang merupakan aspek dinamis dari
stuktur

Menurut Robert K. Merton, kelompok social merupakan


hinpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, bersifat
memengaruhi, dan saling menolong. Jadi, kelompok social diartikan
sebagai kumpulan individu yang saling memiliki hubungan dan saling
berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan
dan rasamemiliki.
Dalam kalangan ahli sosiologi, konsep kelompok mempunyai
beberapa makna. Robert bierstedt mengunakan tiga kriteria untuk
membedakan jenis kelompok, yaitu ada tidaknya (a) organisasi, (b)
hubungan social diantara anggota kelompok, (c) kesadaran jenis.

Berdasarkan kriteria tersebut, biarstedt kemudian membedakan


emapat jenis kelompok, yaitu.

a. Kelompok statistik adalah kelompok yang tidak memenuhi tiga


kriteria.
b. Kelompok masyarakat adalah kelompok yang hanya memenuhi
persyaratan, yaitu kesadaran akan persamaan diantara mereka.
c. Kelopk social adalah kelompok yang anggotanya mempunyai
kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lain, tetapi
tidak terrikat dalam ikatan organisasi.
2. Ciri-ciri kelompok social
kelompok adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau
lebih yang saling berinteraksi satu sam lainnya. Dalam proses
pembentukan suatu kelompok social, terdapat beberapa cirri dasar dari
suatu kelompok. Menurut D. A. Wila Huky, cirri dasar tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Terdiri atas paling sedikit dua orang dan dapat terus bertambah
jumlah anggotanya.
b. Tidak selalu terbentuk karena memenuhi persyaratan jumlah
anggotanya, ynag terpenting adalah diantara mereka terdapt saling
interaksi dan komunikasi.
c. Komunikasi dan interaksi merupakan unsur pokok suatu kelompok
harus bersifat bertimbal balik.
d. Kelompok-kelompok tersebut dapat belaku sepanjang hidup atau
jangka panjang, tetapi dapat pula bersifat sementara atau jangka
pendek.
e. Minat dan kepentingan bersama merupakan warna utama
pembentukan kelompok.
f. Pembentukan kelompok berdasarkan situasi yang beragam, yang
dalam situasi itu manusia ditentukan untuk bersatu.
g. Merupakan satu kesatuan dalam dirinya.
3. Syarat kelompok social
a. Kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan.
b. Hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang
lainnya dalam kelompok itu.
c. Factor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok,
merupakan kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideology
politik yang sama dan lain-lainnya.
d. Stuktur, kaidah, dan pola perilaku yang sama.
e. Bersistem dan berproses.
B. Pendekatan sosiologi terhadap kelompok sosial

Penelaahan masyarakat manusia banyak berhubungan dengan


kelompok sosial, baik yang kecil seperti kelompok keluarga maupun
kelompok besar seperti masyarakat desa, masyarakat kota, bangsa, dan
lain-lainnya.

pada prinsipnya, hamper semua manusia merupakan kelompok sosial


dinamakan kelompok keluarga. Walupun amggotanya menyebar, tapi pada
waktu tertentu merupakan pasti akan berkumpul. Apabila mereka
berkumpul, terjadinya tukar menukar pengalaman diantara mereka. Pada
saat demikian, yang terjadi bukanlah pertukaran pengalaman semata,
melainkan para anggota keluarga tersebut mungkin telah megalami
perubahan-perubahan, walaupun sama sekali tidak disadari. Saling tukar
menukar pengalaman mempunyai peran besar didalam pembentukan
kepribadian orang-orang yang bersangkutan. Saling tukar menukar disebut
social experiences.

C. Tipe-tipe kelompok sosial


1. Klasifikasi tipe-tipe
Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa
sudut atau atas dasar berbagai criteria ukuran. Georg simmel,
mengambil ukuran besar kecilnya jumlah anggota kelompok, cara
individu memengaruhi kelompok serta interaksi sosial dalam
kelompok tersebut.
2. Kelompok ssosial dipandang dari sudut individu
Seorang warga masyarakat yang masih bersahaja susunannya,
secara relative menjadi anggota pula dari kelompok-kelompok kecil
lain secara terbatas.
3. In-group dan out-group
Istilah in-group, dikemukakan oleh W.G.Sumer sebagai lawan
out-group, lazim dipergunakan dalam literatur sosiologi. Kelompok
sosial merupakan tempat individu mengidentifikasi derinya sebagai in-
groupnya. Apabila kelompok sosial merupakan in-group atau tidak
bersifat relatif dan bergantung pada situasi-situasi sosial yang tertentu.
Out-group diartikan sebagai kelompok yang menjadi lawan in-
groupnya. Sikap-sikap in-group pada umumnya didasarnlkan pada
factor simpati dan selalu mempunyai peranan dekat dengan anggota
kelompok.
4. Kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary
group)
menurut chales Horton cooley, kelompok primer adalah
kelompok-kelompok yang ditandai ciri kenal mengenal antar
anggotanya serta kerja sama erat yang bersifat pribadi. Salah satu hasil
hubungan yang erat dan bersifat pribadi adalah peleburan individu
dalam kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujaun kelompok.
Kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang
terdiri atas banyak orang, yang bersifat hubungnya tidak berdasarkan
pengenalan secara pribadi dan juga tidak langgeng, contohnya
hubungan kontra jual beli.
5. Paguyuban (gemainschaft) dan patembayan (gesellschaft)
Konsep paguyuban (gemainschaft) dan patembayan
(gesellschaft) dikemukakan oleh Ferdinand tonnies. Paguyuban adalah
bentuk kehidupan bersama, yang anggota-anggotanya diikat oleh
hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah, serta kekal.
Adapun patembayan (gesellnschaft) adalah ikatan lahir yang
bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu yang pendek. Patembayan
bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary) serta
strukturnya bersifat mekanis seperti, sebuah musin. Bentuk
gesellschaft, terutaa terdapat dalam hubungan perjanjian yang bersifat
timbale balik misalnya ikatan perjanjian kerja, birokrasi dalam suatu
kantor, perjanjian dagang dan sebagainya.
6. Formal group dan in formal group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan ynag
tegasdan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur
hubungan antar sesamanya. Kriteeria rumusan organisasi formal group
merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan
mengkoordinasikan usaha-usahanyademi tercapainya sebuah tujuan
berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat khusus.
Menurut Max Weber organisasi yang didirikan secara birokrasi
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tugas organisasi didistribusikan dalam beberapa posisiyang
merupakan tugas-tugas jabatan.
b. Posisi dalam organisasi terdiri atas hierarki srtuktur wewenang.
c. Suatu sistem peraturan memengaruhi keputusan dan
pelaksanaannya .
d. Unsur staf yang merupakan pejabat, bertugas memelihara
organisasidan khusus nya keteraturan organisasi.
e. Pra pejabat berharap agar hubungan atasan dengan bawahan dan
pihak lain bersifat orientasi impersonal.
f. Penyelenggaraan kepegawaian didasarkan kepada karier.
7. Membership Group dan Reference Group
Robert K. Mertonmenyatakan bahwa membership group
adalah kelompok social yang setiap orang secara fisik menjadi anggota
kelompok tersebut. Batas-batas fisik yang dipakai untuk menentukan
keanggotaan seseorang tidak dapat ditentukan secara mutlak.
Reference group adalah kelompok social yang menjadi acuan
seseorang ( bukan anggota kelompok ) untuk memberikan pribadi dan
perilakunya. Dengan kata lain seseorang bukan anggota kelompok
social bersangkutan mengidentifikasi dirinya dengan kelompok
tersebut.
8. Kelompok Okupasional dan Volunteer
Pada awalnya, suatu masyarakat, menurut SoerjonoSoekanto
dapat melakukan berbagai pekerjaan sekaligus. Artinya didalam
masyarakat belum ada pembagian kerja yang jelas. Akan tetapi,sejalan
dengan kemajuan peradaban manusia, sistem pembagian kerja pun
berubah. Salah satu bentuknya adalah masysrakat itu sudah
berkembang menjadi suatu masyarakat yang heterogen.
Pada masyarakat seperti ini, sudah berkembang sistem
pembagian kerja didasarkan pada kekhususan atau spesialisasi. Warga
masyarakat bekarja sesuai dengan bakatnya masing-masing. Setelah
kelompok kekerabatan yang semakin pudar fungsinya, muncul
kelompok okupasional yang merupakan kelompok yang terdiri atas
orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis.
Sejalan dengan berkembang nya teknologi komunikasi hamper
tidak ada masyarakat yang tertutup dari dunia luar sehingga ruang
jangkauan suatu masyarakat pun semakin luas. Meluasnya ruang
jangkauan masyarakat mengakibatkan semakin heterogennya
masyarakat tersebut.akhirnya tidak semua kepentingan individual
warga masyarakat dapat terpenuhi.
Karena tidak terpenuhinya kepentingan kepentingan
masyarakat maka muncullah kelompok volunteer.kelompok volunteer
adalah mencakup orang-orangyang mempunyai kepentingan yang
sama, tetapi tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang semakin
luas jangkauan nya.
D. Kelompok Sosial Yang Tidak Teratur
Bermacam-macam kelompok social yang tidak teratur dapat dimasukkan
kedalam dua golongan besar yaitu :
a. Kerumunan (crowd)
Kerumunan merupakan kelompok social yang bersifat sementara dan
tidak terorganisasi.kerumunan dapat saja memilki pemimpin, tetapi
tidak mempunyai sistem pembagian kerja atau pun sistem pelapisan.
Adapun bentuk-bentuk kerumunan sebagi berikut :
1. Kerumunan berartikulasi dengan srtuktur social diantaranya :
a) Formal audience ( pendengar formal ), kerumunan yang
mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi
sifatnya pasif.
b) Planned expenssive group ( kelompok ekspensif yang telah
direncanakan ). Kerumunan yang pusat perhatiannya tidak
begitu penting tetapi mempunyai persamaantujuan yang
tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta
kepuasan yang dihasilkan.
2. Kerumunan yang bersifat sementara yaitu :
a) Inconvenient Aggregations (kumpulan yang kurang
menyenangkan.
b) Panic Crowd ( kumpulan orang-orang dalam keadaan
panic)
c) Spectator crowd (kerumunan penonton).
3. Kerumunan yang berlawanan dengan norma hukum (lawless
crowd)
a) Acting mobs ( kerumunan yang brtindak emosional).
b) Immoral mobs (kerumunan yang bersifat immoral)
b. Publik
Berbeda dengan kerumunan, public lebih merupakan kelompok
yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung
melalui alat-alat komunnikasi, seperti radio, TV, film, desas-desus,
pembicaraan berantai dan sebagainya.
E. Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
1. Masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup
bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian
mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat
digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa . Namun demikian,
dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era
informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut
sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan
pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu
perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang
hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta
mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi
masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan
sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling
menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap
keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.

Adapun ciri-ciri masyarakat pedesaan, yaitu:

1. Didalam masyarakat pedesaan memiliki hubungan yang lebih


mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyaraka
pedesaaan lainnya diluar batas-batas wilayahnya.
2. System kehiduapan umumnya berkelompok dengan dasar
kekeluargaan (paguyuban)
3. Sebagian besar warga masyarakat hidup pertanian, pekerjaan-
pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan
yang biasanya untuk mengisi waktu luang.
4. Masyarakat tersebut homogeny, seperti dalam hal mata
pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
5. Kehidupan masyarakat pedesaan masih memegang tinggi nilai
keluhuran keagamaan dan juga kebudayaan
6. Warga pedesaan sering sekali bergotong-royong ketimbang dengan
individualisme
7. Masyarakat pedesaan masih berkutat dengan hal-hal yang lama
dan juga cenderung susah untuk dapat menerima hal baru
8. Fasilitas-fasilitas masih jarang terdapat di pedesaan
9. Akses pedesaan yang terpencil susah untuk ditempuh
10. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
11. Mempunyai sifat kekeluargaan yang erat
12. berbicara apa adanya
13. Tertutup dalam hal keuangan
14. Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
15. Menghargai orang lain
16. Demokratis dan juga religius

Masyarakat pedesaaan identic dengan istilah gotong-royong


yang merupakan kerjasama untuk mencapai kepentingan-kepentingan
mereka.

2. Masyarakat perkotaan

Pengertian Kota Seperti halnya desa, kota juga mempunyai


pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut
ini.

a. Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan
permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan
sosialnya.
b. Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
c. DwigthSanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan
mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat
dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan
tingkatan dalam struktur pemerintahan.
d. Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota,
karena memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat
individualistik.

Marilah sekarang kita meminjam lagi teori Talcott Parsons


mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya mempunyai ciri-
ciri :
a). Netral Afektif :
Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih
mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya
dengan konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau
mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang
menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat
rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam
perasaannya.
b). Orientasi Diri :
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat
mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga
itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan
kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa
menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk
individualistik.

F. Kelompok Kecil (Small group)


Small group adalah suatu kelompok yang kecil/yang secara teoritis
terdiri paling dari dua orang, dimana orang saling berhubungan untuk
memenuhi tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri,
penting baginya. Biasanya small group ini adalah hubungan-persahabatan.
Menurut shaw
kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat
mempengaruhi satu sama lain ,memperoleh beberapa kepuasan satu sama
lain ,berinteraksi untuk beberapa tujuan ,mengambil peranan terikat satu
sama lain dan berkomunikasi tatap muka.
Karakteristik Kelompok Kecil
a) Terdapat suatu tujuan umum
b) Terdapat sejumlah kecil anggota
c) Ketergantungan diantara anggota
d) Interaksi tatap muka diantara anggota
e) Proses yang kolektif
G. Dinamika Kelompok Sosial
1. Pengertian Dinamika Sosial
a. Soerjono Soekanto
Teori sosiologi dan tokohnya ini memberikan pengertian
bahwa dinamika sosial adalah perubahan sosial dalam masyarakat
yang mengalami permasalahan. Permasalahan bisa dilakukan
perorangan atau kelompok, akan tetapi yang pastinya dengan adanya
dinamika sosial keteraturan sosial dalam masyarakat tdak berjalan
dengan semestinya.

b. Shertzer dan Stone

Pengarang salah satu Buku terkenal dalam sosiologi ini


memberikan arti bahwa dinamika kelompok sosial adalah tindakan
yang dilakukan oleh seseorang atas landasan mencapai tujuan tanpa
memahami subtansi kebutuhan yang akan dimilikinya. Akibatnya
keadaan ini memaksanya untuk menghalalkan cara apapun.
Dari pengertian dinamika kelompok sosial menurut para ahli di
atas, dapat disimpulkan bahwa dinamika sosial ialah permasahan atau
problema kehidupan yang dialami oleh individu yang ingin
melakukan bentuk mobilisasi sosial dengan cepat sehingga mengubah
keteraturan sosial yang ada.

2. Faktor Dinamika Kelompok Sosial

Faktor yang terjadi dalam Dinamika Kelompok Sosial ini, terbagi


menjadi dua bentuk. Pertama adalah faktor yang dapat mempengaruhi dan
kedua adalah faktor yang dapat mengambat. Penjelasannya sebagai berikut;

3. Faktor Penghambat Dinamika Kelompok

Faktor yang dapat menajdi penghabat atau pencegah dinamika


kelompok sosial, antar lain adalah sebagai berikut;

a. Terjadi isolasi.
b. Terdapat keinginan untuk mempertahankan keadaan.
c. Terdapat tradisi yang mengikat

4. Faktor Pendorong Dinamika Kelompok Sosial

Faktor pendorong yang terdapat dalam dinamika kelompok sosial,


antara lain adalah sebagai berikut;

a. Terdapat keinginan anggota kelompok untuk melakukan perubahan.


b. Terjadi pergantian anggota kelompok.
c. Terjadi konflik antaranggota kelompok.
d. Terjadi perubahan lingkungan sosial.
e. Terjadi modernisasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian Kelompok Sosial

Secara sosiologis, istilah kelompok pengertian sebagai


kumpulan orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi,
yang mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.

2. Ciri-ciri kelompok social


a. Terdiri atas paling sedikit dua orang dan dapat terus
bertambah jumlah anggotanya.
b. Tidak selalu terbentuk karena memenuhi persyaratan
jumlah anggotanya, ynag terpenting adalah diantara
mereka terdapt saling interaksi dan komunikasi.
c. Komunikasi dan interaksi merupakan unsur pokok
suatu kelompok harus bersifat bertimbal balik.
d. Kelompok-kelompok tersebut dapat belaku sepanjang
hidup atau jangka panjang, tetapi dapat pula bersifat
sementara atau jangka pendek.
e. Minat dan kepentingan bersama merupakan warna
utama pembentukan kelompok.
f. Pembentukan kelompok berdasarkan situasi yang
beragam, yang dalam situasi itu manusia ditentukan
untuk bersatu.
g. Merupakan satu kesatuan dalam dirinya.
3. Tipe-tipe Kelompok Sosial
1. Klasifikasi tipe-tipe
2. Kelompok ssosial dipandang dari sudut individu
3. In-group dan out-group
4. Kelompok primer (primary group) dan kelompok
sekunder (secondary group)
5. Paguyuban (gemainschaft) dan patembayan
(gesellschaft)
6. Formal group dan in formal group
7. Membership Group dan Reference Group
8. Kelompok Okupasional dan Volunteer
C. Saran
Demikianlah yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi
pembahasan pada makalah kali ini. Tentunya penulis menyadari banyak
kesalahan diluar pengetahuan penulis yang disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dan referensi pada penulisan makalah ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari dosen pembimbing dan para pembaca sangatlah di
harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Yuzon Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar, Jakarta: Mitra Sejahtera 2008

Anda mungkin juga menyukai