Anda di halaman 1dari 52

PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DALAM MENDORONG KOORDINASI TEPRA DI DAERAH


D A L A M R A N G K A P E R C E PATA N P E L A K S A N A A N A P B D
PEMBENTUKAN TEPRA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 20 TAHUN 2015

Dalam rangka pengawasan atas realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah pada setiap Tahun Anggaran berjalan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan program
pemerintah yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Kerja
Pemerintah, perlu membentuk Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

TIM PENGARAH
Ketua: Kementerian Keuangan
Wakil Ketua: Sekretaris Kabinet

TIM PELAKSANA
TIM SEKRETARIAT Ketua : Wakil Menteri Keuangan
Ketua : Deputi I KSP Wakil I : Kepala BPKP
Wakil II : Kepala LKPP

T E P R A
BENTUK KOORDINASI TEPRA

TEPRA TEPRA PROVINSI TEPRA KAB/KOTA

KEMENTERIAN DAN LEMBAGA OPD PROVINSI OPD KABUPATEN/KOTA


TUGAS TEPRA

Menerima, memonitor, mengevaluasi, dan mengkonsolidasikan laporan


realisasi anggaran dan program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Memfasilitasi penyelesaian terhadap hambatan-hambatan yang terjadi dalam


realisasi anggaran dan program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Melaporkan secara berkala pada minggu kedua setiap bulannya kepada


Presiden tentang realisasi anggaran dan program Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah

Membangun sistem pelaporan berbasis teknologi informasi yang sederhana,


mudah diakses, handal, dan tepat waktu

Mendorong pembentukan tim evaluasi dan pengawasan realisasi Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah di setiap Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota
TUGAS MENTERI DALAM NEGERI TERKAIT TEPRA
Inpres No.1 Tahun 2016 tentang percepatan
Sesuai dengan Keppres No. 20 Tahun 2015, pelaksanaan proyek strategis nasional yang
Menteri Dalam Negeri, sesuai dengan menugaskan kepada Menteri Dalam Negeri
bidang tugas dan kewenangannya untuk memberikan sangsi kepada pemda,
melakukan koordinasi pengawasan melakukan evaluasi dan membatalkan perda
realisasi anggaran daerah yang bertentangan dengan peraturan
perundangan di atasnya.

Sesuai Dengan Inpres No. 1 Tahun 2015,


Pasal 391 UU No. 23 Tahun 2014, Pemerintah
Menteri Dalam Negeri Sesuai Dengan Bidang Tugas
Daerah Wajib Menyediakan Informasi Pemerintah
Dan Kewenangannya Melakukan Monitoring Dan
Daerah. Informasi Pemerintah Daerah Meliputi
Evaluasi Kepada Pemda Dalam Rangka
Informasi Pembangunan Daerah Dan Informasi
Pelaksanaan Pengadaan Barang Dan Jasa Pada
Keuangan Daerah
Pemerintah Daerah.
PEMBENTUKAN TEPRA DAERAH

Surat Mendagri No.903/1939/SJ


Tanggal 17 April 2013

Perihal Pengorganisasian, Koordinasi Dan


Pemanfaatan Sismontep.
Gubernur membentuk Tim Evaluasi dan
Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPPA)

Dimana Sekda Sebagai Penanggung Jawab, Asisten


Pembangunan/Karo Pembangunan/Kepala
Bupati/Walikota membentuk Tim Evaluasi dan
Bappeda Selaku Pejabat Penghubung, Dengan
Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPPA) Anggota Antara Lain Dari Unsur Sekda, Bapeda,
Keuangan, Kominfo, Unit Yang Mengelola
Dimana Sekda Sebagai Penanggung Jawab, Asisten Pengadaan Barang Dan Jasa, Kepolisian Dan
Pembangunan/Kabag Pembangunan/Kepala Bapeda Kejaksaan.
Selaku Pejabat Penghubung, Dengan Anggota Antara
Lain Dari Unsur Sekda, Bapeda, Keuangan, Kominfo,
Unit Yang Mengelola Pengadaan Barang Dan Jasa,
Kepolisian Dan Kejaksaan.
TUGAS TEPRA
Penguatan regulasi yang
diperlukan berkaitan dengan Mendorong percepatan
pengendalian dan percepatan pengadaan barang dan jasa.
penyerapan belanja daerah.

Mendorong ketepatan waktu Mengkomunikasikan hambatan


penetapan Perda APBD dan penyerapan belanja daerah.
Perubahan APBD.

Mendorong ketepatan waktu Melaporkan perkembangan


persetujuan/pengesahan dokumen penyerapan belanja daerah kepada
pelaksanaan anggaran. Mendagri dan Gubernur.
TUGAS SEKRETARIAT TEPPA

Mengidentifikasi pagu anggaran belanja APBD dan


01 kegiatan pengadaan barang dan jasa.

Mengkompilasi rencana penyerapan anggaran


02 (disbursement plan).

Mengunggah data realisasi pengadaan barang dan jasa


03 serta realisasi belanja APBD kedalam Sismontepra
paling lambat tanggal 15 setiap bulan.

Mengkompilasi realisasi fisik dan keuangan secara


04 bulanan.

05 Memanfaatkan Sismontep sebagai media komunikasi.


TAHAPAN PELAKSANAAN APBD RAWAN KORUPSI

TAHAP PERENCANAAN PERIZINAN Dana “aspirasi” Dana bergulir

Proses Pengadaan Kegiatan hibah dan


Barang dan Jasa bansos

Pengesahan/penetapan
Tahapan pencairan dana Perda.
I S U PO KO K

PENYERAPAN BELANJA KECENDERUNGAN PENUMPUKAN BELANJA


TIDAK OPTIMAL PADA TRIWULAN IV

I S U PO KO K P E L A K SA NA A N A P B D
1. PERENCANAAN

DPA DITETAPKAN PENUNJUKAN INTEGRASI


PENETAPAN PERDA BULAN JANUARI DAN PENGELOLA PERENCANAAN
APBD TERLAMBAT BULAN-BULAN KEUANGAN DAN DAN
BERIKUTNYA. PANITIA/PEJABAT PBJ. PENGANGGARAN
D I A M A N AT K A N D L M P E R M E N D A G R I N O . 6 4 TA H U N 2 0 2 0 T T G
P E D O M A N U M U M P E N Y U S U N A N A P B D TA 2 0 2 1

Lampiran V. Hal Khusus Lainnya


Dalam rangka efektifitas pengawasan dan pengendalian penyerapan anggaran daerah,
Pemerintah Daerah menganggarkan kegiatan yang mendukung kelancaran pelaksanaan tugas
Tim Evaluasi Pengawasan Realisasi Anggaran (TEPRA) sebagaimana diamanatkan dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya, guna mendukung keterbukaan
informasi publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Pemerintah
Daerah menyampaikan data penyerapan realisasi belanja setiap bulannya melalui aplikasi
Sistem Monitoring dan Evaluasi Pengawasan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (SISMONTEPRA).
SIMPANAN UANG PEMDA PADA BANK
(DEPOSITO, GIRO DAN TABUNGAN)

1) Total simpanan bank pada Pemerintah Daerah Maret Tahun 2021 sebesar
Rp182,33T atau naik 2,17% dari Maret Tahun 2020. Total simpanan bank Maret
2021 terdiri dari Provinsi sebesar Rp57,02T dan Kabupaten/Kota sebesar
Rp125,32T.
2) Simpanan bank pada 5 provinsi terbesar yaitu 1) Jatim Rp24,18T; 2) Jabar
Rp18,78T; 3) Jateng Rp17,70T; Kaltim Rp10,08T dan Sumut Rp9,02T.3)
3) Simpanan bank pada 5 Kab/Kota terbesar yaitu 1) Kab Bojonegoro Rp2,70T; 2)
Kota Cimahi Rp2,01T; 3) Kab Malang Rp1,65T; Kota Surabaya Rp1,57T dan
Kab Bekasi Rp1,49T.

Sumber Data Bank Indonesia


REALISASI APBD PER 31 MARET PROVINSI & KABUPATEN/KOTA SE JATENG TAHUN 2021
triliun triliun
rupiah rupiah PROVINSI
PROVINSI & KAB/KOTA PROVINSI
30 26,84 27,19
120
108,92 25
104,97 20
100 15
10
5 3,90 2,57
80 0
PENDAPATAN BELANJA
ANGGARAN REALISASI
60
triliun
rupiah KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA
40
90 78,13 81,73
80
70
20 16,99 60
9,66 50
40
30
0 20 13,09 7,09
PENDAPATAN BELANJA 10
0
PENDAPATAN BELANJA
ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI

Sumber Data : Ditjen Bina Keuangan Daerah, Data 31 Maret 2021, Diolah 3 Mei 2021- 17.00 WIB. 13
PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN APBD
31 MARET 2021 PROVINSI & KABUPATEN/KOTA SE JATENG

24,89
24,72
23,39
30,00

22,85
21,80
21,66
21,17
21,13
20,49
20,27
19,11
18,87
18,84
25,00

17,81
17,66
17,58
17,28
17,21
16,87
16,72
16,49
15,20
15,09
14,57
14,54

14,53
13,51
13,50
20,00

13,22
13,18
13,17
12,73
12,71
10,92
9,94
15,00

9,44
10,00
5,00
-

PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN-31 MARET 2021

Sumber Data : Laporan Pemda (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan Daerah, 2021 – 4 Mei 2021, 18.00 WIB.
-
10,00
25,00

5,00
15,00
20,00
30,00
9,46 14,54%
15,30 24,72
12,04 9,94
11,10 17,28
10,82 20,49
10,56 17,58
10,25 21,66
10,04 23,39
9,80 20,27
9,62 21,17
9,62 21,13
9,51 13,50
9,44 21,80
9,31 16,49
9,30 13,22
9,20 22,85
8,95 17,66

PERSENTASE REALISASI BELANJA


8,88 9,44
8,52 13,18
8,50 16,87
8,39 16,72
8,19 12,73
8,19 14,53
Sumber Data : Laporan Pemda (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan Daerah, 2021 – 4 Mei 2021 , 18.00 WIB.

8,14 15,20
7,94 18,87
7,89 18,84
PERSENTASE REALISASI BELANJA APBD

7,63 24,89
7,51 17,81
7,45 17,21
7,19 13,51
31 MARET 2021 PROVINSI & KABUPATEN/KOTA SE JATENG

6,64 15,09
6,26 19,11
6,02 14,57
5,37 13,17
PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN

4,29 10,92
3,29 12,71
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

https://sipd.kemendagri.go.id
9 Program Korsupgah KPK
DASAR HUKUM
UU 23/2014 PERPRES 54/2018 TTG STRATEGI NASIONAL
Pasal 391 PENCEGAHAN KORUPSI (STRANAS PK)
Pemerintah Daerah wajib menyediakan informasi Pemerintahan Daerah
Daerah, yang dikelola dalam suatu sistem informasi Pemerintahan Daerah.
Terdapat 11 (sebelas) Aksi Pencegahan Korupsi Tahun
Pasal 395 2019-2020 yang salah satunya terkait dengan Integrasi sistem
perencanaan dan penganggaran berbasis elektronik;
Pemerintah Daerah dapat menyediakan dan mengelola informasi
Pemerintahan Daerah lainnya.

DIJABARKAN DALAM SKB 5 MENTERI


Perpres 95/2018 ttg SPBE (KPK, Bappenas, Mendagri, Menpan RB, KSP)
PASAL 7
Arsitektur SPBE Nasional bertujuan untuk memberikan panduan dalam pelaksanaan
integrasi Proses Bisnis, data dan informasi, Infrastruktur SPBE, Aplikasi SPBE, dan
Keamanan SPBE untuk menghasilkan Layanan SPBE yang terpadu secara
nasional. Dikelola dalam
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(Permendagri 70/2019)

Jenis Informasi :
Perpres 39/2019 ttg SDI
• Informasi Pembangunan Daerah
PASAL 2
• Informasi Keuangan Daerah
Satu Data Indonesia bertujuan memberikan acuan pelaksanaan dan pedoman bagi • Informasi Pemerintahan Daerah Lainnya
Instansi Pusat dan instansi Daerah dalam rangka penyelenggaraan tata kelola Data
untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan.
Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, Dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah
TUJUAN DAN MANFAAT SIPD

MANFAAT BAGI STAKEHOLDERS


SISTEM INFORMASI
PEMERINTAHAN DAERAH
(Pengelolaan informasi pembangunan daerah, Pemerintah Daerah
informasi keuangan daerah, dan informasi Pemerintah Pusat • Efektivitas dan efisiensi
pemerintahan daerah lainnya yang saling • Tersediannya informasi manajemen peyelenggaraan
terhubung untuk dimanfaatkan dalam pemerintah daerah
penyelenggaraan pembangunan daerah)
Pemda melalui system
• Bahan pertimbangan informasi yang saling
perumusan kebijakan terhubung
nasional • Mempermudah
• Efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi antar
TUJUAN pelaksanaan Binwas tingkatan Pemerintah
• Menyediakan informasi kepada
masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintahan
daerah
Masyarakat
• Menghasilkan layanan informasi Mendapatkan akses terkait informasi peyelenggaraan Pemda
pemerintahan daerah yang saling melalui pintu website
terhubung dan terintegrasi berbasis
elektronik Pelaku Usaha
• Meningkatkan tata kelola
Mempermudah dalam melihat kondisi daerah melalui analisis dan profil
pemerintahan yang akuntabel, pembangunan daerah sebagai dasar pertimbangan investasi3
efektif dan efisien
POIN PENTING PENGATURAN SIPD

Terdiri dari 9 Bab dan 33 Pasal

Terdapat 3 informasi Pemerintah Daerah

Informasi Informasi Informasi Pemerintahan


Pembangunan Daerah Keuangan Daerah Daerah lainnya

• Data perencanaan pembangunan • Informasi prencanaan anggaran daerah


daerah • Informasi pelaksanaan dan penatausahaan • Informasi LPPD
• Analisis dan profil pembangunan daerah keuangan daerah • Informasi EPPD
• Informasi Perencanaan pembangunan • Informasi akuntansi dan pelaporan keuangan daerah • Informasi Perda
daerah • Informasi pertanggungjawaban pelaksanaan
• Dst. keuangan daerah
• Informasi Binwas
• Informasi barang milik daerah • Dst
• Informasi keuangan daerah lainnya

Layanan informasi pemerintahan daerah diakses melalui situs jaringan resmi Kemendagri
dkemendagri subdit pmipd (sipd.kemendagri.go.id)
https://sipd.kemendagri
id/
URGENSI PENERAPAN SIPD

Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang semakin dinamis, sehingga dibutuh


kan suatu sistem informasi untuk efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pembinaan
dan pengawasan (Binwas) penyelenggaraan pemerintahan daerah

Kebutuhan akan akuntabilitas dan transparansi pemerintahan sebagai salah satu


bentuk Open Government Indonesia (OGI)

Perubahan pola kerja dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai


bentuk adaptasi dalam menjawab tuntutan revolusi industri 4.0.

Tingginya belanja Teknologi Informasi yang belum saling terhubung (silo-silo sistem),
sehingga tidak efisien dan efektif (total belanja TIK Pusat dan daerah tahun 2014-2016 =
12,7 Triliun – Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu)

Kodefikasi program dan kegiatan di daerah yang masih memiliki banyak variasi
sehingga cukup sulit dalam proses sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan
pusat dan daerah
MUATAN FUNGSI SIPD
Fungsi SIPD Untuk Pemerintah Pusat dan Daerah

01
04 Penyatuan
Data Base Referensi
Data Base Pembangunan dan Nasional Nasional Referensi Nasional, Urusan,
Keuangan Nasional dan Daerah Bidang Urusan, Program,
Kegiatan, Sub Kegiatan, Sumber
Dana, Akun Neraca, LO,
Anggaran dan LRA

02
05 Analisa Proses Data
Data Daerah
Analisa Data Daerah Secara Proses Perencanaan dan
Daerah dan Keuangan Daerah Dilakukan
Nasional Dapat Dilakukan
Lebih Mudah Nasional Secara Sistem Elektronik

03
06 Koordinasi Evaluasi
Daerah dan Secara
Koordinasi Pemerintah Pusat Pemerintah Evaluasi Perencanaan,
Elektronik
dan Daerah dalam Hal Keuangan, Kinerja dan Produk
Pusat Hukum Dilakukan Melalui
Perencanaan dan Keuangan
Lebih Mudah Dilakukan Sistem Elektronik
Melalui Sistem Elektronik
SIPD
SISTEM INFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH
INFORMASI
INFORMASI INFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH
PEMBANGUNAN DAERAH KEUANGAN DAERAH LAINNYA
KUA/PPA PENATAUSAHAA
RPJMD RKPD RAPBD AKUNTANSI PELAPORAN
S N LPPD EPPD PENGAWASAN PERDA

DASHBOARD DASHBOARD DASHBOARD DATA


DATA PEMBANGUNAN DAERAH DATA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH
BANGDA LAINNYA
KEUDA OTONOMI DAERAH, HUKUM

EVALUASI
EVALUASI
EVALUASI

RAPBD

HASIL
EVALUASI
SINKRONIS
SINKRONIS

RKPD

ASI DATA
ASI DATA

DATA
KABUPATEN/KOTA

KUA REALISA
RKPD & RAPBD APBD SPD SPP SPM SP2D
SI APBD
PPAS
PROVINSI,

MONEV
PEMBAHAS
PEMBAHAS

RENJA AN
AN

SKPD REALISASI
PEMBANGUN
AN
USULA
RESES,POK
OK
USULA N
USULAN
HIBAH
MUSRENBANG DPRD NERAC ARUS CaL RANCANGA
PIKIRAN
N DESA BANKE DAN
LRA A N PERDA
U
BANSOS KAS K
PROSEDUR PENGGUNAAN SIPD
Teknis dan Tata Urutan Penggunaan SIPD Oleh Daerah

3. Pembuatan dan Penataan


Pengguna Daerah
Login Admin Pengguna dan 5. Proses Perencanaan
Pengguna tertentu dibuat
1. Login dan Password sendiri oleh Admin Daerah Proses Perencanaan dijalankan sesuai dengan
Admin Daerah sesuai kanal pengguna yang tahapan yang telah ditentukan sampai dengan
telah ditentukan pada SIPD selesai berdasarkan jadwal dalam system
Diberikan atas dasar
yang dilanjutkan oleh masing- dilanjutkan dengan Evaluasi
permintaan Daerah secara
resmi kepada Kemendagri
masing Login Admin 7. RAPBD
melalui surat atau official
email

5 6 7 APBD
1 2 3 4

6. Proses Penganggaran
2. Pengaturan di Daerah 4. Pengaturan Jadwal
Proses Penganggaran
Jadwal proses perencanaan dan
Admin Dearah melakukan dijalankan sesuai dengan
penganggaran dilakukan melalui
pengaturan referensi tahapan yang telah ditentukan
login Admin Perencana dan
Daerah dan Perangkat sampai dengan selesai
Admin Penganggaran untuk
Daerah sesuai dengan data berdasarkan jadwal dalam
menentukan waktu yang akan
yang ada di Daerah system dilanjutkan dengan
digunakan secara sistem
Evaluasi
SKEMA PENGGUNA
Koordinator Koordinator Koordinator
Penyelia Penyelia Penyelia

Reviewer PPKD Pengusul


PBJ
Admin Perencanaan

Admin Daerah SKPD


Admin Keuangan
Reviewer Admin Harga Kabupaten
Inspektorat Satuan / Kota dan
Desa
Koordinator Koordinator Koordinator
Penyelia Penyelia Penyelia
PEMBAGIAN KERJA PADA SIPD Admin
Perencanaan Keuangan
Pengaturan Jadwal Perencanaan
PERENCANAAN
Pengaturan jadwal proses penyusunan
dokumen perencanaan sebagaimana
pembagian kewenangan perencanaan dan Jadwal
penganggaran.
Kegiatan
Pengaturan Hak Akses Referensi Urusan,
Pagu Pengaturan Jadwal Penganggaran
Bidang Urusan, Program, Kegiatan dan
Sub Kegiatan Pengaturan jadwal proses penyusunan
dokumen Penganggaran sebagaimana
Pengaturan referensi sesuai dengan pembagian kewenangan perencanaan dan
kewenangan dan pembagian tugas fungsi penganggaran.
SKPD serta tugas lain sebagaimana ditetapkan
dalam PERDA dan Perkada Pengaturan Penggunaan Akun Anggaran
Pengaturan Pagu Pengaturan penggunaan referensi akun
anggaran sesuai dengan jenis akun dengan
Distribusi, penambahan dan Pengurangan
kesesuaian karakteristik serta capaian sub
Alokasi Anggaran untuk Setiap Kegiatan
kegiatan.
& Sub Kegiatan
Jadwal
Penyusunan dan Update Harga
Akun Satuan
Menyusun dan Update harga satuan
Anggaran daerah sesuai dengan kebutuhan
Harga Satuan berdasarkan Analisa dan usulan SKPD,
ditetapkan dengan Perkada
KEUANGAN
PENJADWALAN DALAM SIPD
Penyusunan Jadwal Perencanaan dan Penganggaran

TAHAPAN UTAMA RKPD / RENJA KUA/PPA RAPBD APBD

A Tahapan Utama
merupakan tahapan
yang tetap sesuai
Menerima dan mengolah semua masukan dan
usulan dari masyakarkat, DPRD, SKPD dan
Desa, selanjutnya diolah sesuai dengan
Menindaklanjuti
dokumen RKPD
disesuaikan kembali
Menyesuaikan
akun Belanja Per
Sub Kegiatan
Penyesuaian Hasil
Evaluasi Provinsi/
Kemendagri
dengan ketentuan prioritas Daerah dengan prioritas dan
kemampuan keuangan PENGANGGA
PERENCANAAN PENGANGGARAN
Daerah PENGANGGARAN
RAN
Rangkaian
SUB TAHAPAN
aktivitas Tahapan
B Utama sesuai
dengakan
ketentuan dan
disesuaikan
kondisi

Fokus

C Kesesuaian dengan RPJM, Renstra, Aspirasi


Materi Pembahasan Masyarakat serta ketercapaian IKU
Kesesuaian dengan
Kemampuan Keuangan
Daerah
Keselarasan rencana belanja dengan
capaian Kegiatan dan Sub Kegiatan
PERSIAPAN UNTUK IMPLEMENTASI

Penyiapan Perangkat Keras


Penyesuaian Referensi Perangkat keras yang telah dimiliki
Penyesuaian Referensi Pra dan Daerah dipersiapkan untuk
Pasca Permendagri 90/2019 menampung data Daerah

Penyiapan Organisasi Penyiapan Jaringan


Organisasi secara besar lingkup Jaringan internet untuk akses di
Daerah dan lingkup SKPD perlu Daerah dipersiapkan secara merata
dipersiapkan pada titik tempat dimana dibutuhkan

Pemahaman Terhadap SIPD Penyiapan Referensi Daerah


Perubahan system dengan Referensi Daerah harus dipersiapkan
menggunakan aplikasi baru perlu secara terstruktur dan digital agar bisa
pemahaman tentang teknis operasi bersanding dengan Referensi nasional
Pemahaman Terhadap SIPD
• Mempelajari Fungsi, Muatan serta Teknis Operasi SIPD
FITUR FUNGSI TEKNIS OPERASI STRUKTUR LOGIN
Fitur yang tersedia Fungsi pengolahan data, Sebagai Sistem yang Sistem menggunakan
dalam SIPD merupakan penyimpanan, baru tentunya ada login yang berbeda
fitur umum proses penyusunan dokumen, perbedaan teknis untuk setiap pengguna
perencanaan dan evaluasi, serta pengoperasian dengan pada level yang sama
penganggaran pencatatan histori system sebelumnya atau berbeda

Siapa bisa
Memahami fitur Teknis operasi melakukan apa dan
yang tersedia Fungsi sistem tidak sistem lebih banyak kapan saat
didalam sistem semata untuk SKPD tahapan dan tata menggunakan hak
dengan cara dan Daerah tetapi urutan serta login akses sehingga
membuka dan untuk Pemerintah tertentu harus terus harus sesuai aturan
mengoperasikan Pusat dipelajari main
ALTERNATIF FASILITASI SERVER

sipd@kemendagri.go.id

Surat Resmi Daerah Server di Pusat


IP User :
Jika kondisi sebagaimana idealnya masing-masing daerah
Public ???? tidak memiliki server maka data referensi daerah dan
Password :
???? transaksi dapat ditempatkan di server pusat.

Server ada di Provinsi


Jika Kabupaten atau Kota tidak menyediakan server, maka
data referensi daerah dan data transaksi dapat ditempatkan di
Provinsi yang memiliki kapasitas server lebih dan bersedia
memfasilitasi Kabupaten atau Kota di Provinsi masing-masing.

Server ada di Kabupaten, Kota dan


Provinsi
Jika kondisi yang ada semua daerah memiliki server
secara mandiri maka semua data referensi daerah dan
transaksi dapat ditempatkan di masing-masing daerah
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Permendagri
Permendagri No. 86 Tahun
No. 90 Tahun 2019 Perpres No. 95 Tahun 2018 2017
Klasifikasi, Kodefikasi Sistem Pemerintahan Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan
dan Nomenklatur Berbasis Elektronik Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Perencanaan (SPBE) Evaluasi Ranperda Tentang RJPD Dan RPJMD,
Pembangunan & Serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD,
Keuangan Daerah Dan RKPD

PP No. 12 Tahun 2019 PP No. 12 Tahun 2017


Pengelolaan Keuangan Pembinaan dan Pengawasan
Daerah Penyelanggaraan Urusan
Permendagri
No. 70 Tahun 2019 Pemerintahan Konkuren
UU No. 23 Tahun 2014
SIPD
Pemerintahan Daerah
Permendagri N0.77 PP No. 13 Tahun 2019
Tahun 2020 PP No. 18 Tahun 2016 Laporan dan Evaluasi
Pedoman Teknis Perangkat Daerah Penyelenggaraan Pemerintahan
Pengelolaan keuda Daerah

o Informasi pemerintah daerah terdiri atas informasi


Informasi keuangan daerah paling sedikit memuat
pembangunan daerah dan informasi keuangan daerah
o Informasi pemerintah daerah dikelola dalam suatu Sistem penganggaran, pelaksanaan anggaran, laporan
Infomasi Pemerintah Daerah (SIPD) keuangan
(Pasal 391 ayat (1)dan (2) UU No. 23 Tahun 2014) (Pasal 214 ayat (2) PP No. 12 Tahun 2019)
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
KEPALA DAERAH
(PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUDA)

SEKRETARIS DAERAH
(KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA)

PENGGUNA ANGGARAN SKPKD selaku PPKD


(KEPALA SKPD) KUASA PA

BENDAHARA BENDAHARA BANTU

KUASA BUD
PPK-SKPD PPK- UNIT SKPD

PPTK PPTK
AKTOR-AKTOR YG TERKAIT DI BIDANG PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
 Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuda – Kepala Daerah
 Koordinator Pengelolaan Keuda - Sekda
 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) – Ka. BPKAD/BPKD/BPPKAD/BKD
 Bendahara Umum Daerah (BUD) – Ka. BPKAD/BPKD/BPPKAD/BKD
 Kuasa BUD - Dapat Ditunjuk Lebih dari 1 Orang Kuasa BUD
 Pengguna Anggaran (PA) – Kepala SKPD
 Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) – Sekr./Kabag/Kabid/Ka. UPTD/Cab Dinas
 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) – Kasubbid/Kasie
 Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) – Ka. TU/Kasub Keu.
 Pejabat Penatausahaan Keuangan Unit SKPD (PPK-Unit SKPD) – Kasie/JFU/Staf
 Bendahara Penerimaan & Bendahara Pengeluaran – JFU/Staf
 Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) – Sekda, Bappeda, Kepala BPKAD, Kadis
terkait
Prinsip-prinsip Penganggaran

Semua penerimaan APBD disusun dengan


mempedomani KUA PPAS Seluruh pendapatan, belanja
dianggarkan dalam dan pembiayaan dianggarkan
APBD (on budget) yang didasarkan pada
RKPD. secara Bruto.

Jumlah pendapatan Penganggaran Penganggaran pengeluaran


merupakan perkiraan pengeluaran harus harus didukung dengan dasar
terukur dan dapat didukung dengan adanya hukum yang melandasinya.
dicapai. kepastian tersedianya
penerimaan dalam jumlah
cukup.
KEGIATAN TAHUN JAMAK

KEGIATAN TAHUN JAMAK MENGIKAT DANA PERSETUJUAN BERSAMA


ANGGARAN LEBIH DARI 1 (SATU) KEPALA DAERAH DAN DPRD
TAHUN ANGGARAN

NOTA KESEPAKATAN
KRITERIA KEGIATAN TAHUN JAMAK : Minimal Memuat:
1. Nama kegiatan
• Pekerjaan Konstruksi Atas 2. Jangka waktu pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan Yang Secara kegiatan
Teknis Merupakan Satu Kesatuan 3. Jumlah anggaran
4. Alokasi anggaran per tahun
Untuk Menghasilkan 1 (Satu)
Keluaran Yang Memerlukan Waktu ( KDH ) ( DPRD )
Penyelesaian Lebih Dari 12 (Dua
 Ditandatangani bersamaan dengan penandatanganan nota
Belas) Bulan; kesepakatan KUA dan PPAS pada tahun pertama rencana
pelaksanaan kegiatan tahun jamak
• Pekerjaan Atas Pelaksanaan  Jangka waktu penganggaran kegiatan tahun jamak tidak
Kegiatan Yang Menurut Sifatnya melampaui akhir tahun masa jabatan kepala daerah berakhir
kecuali Kegiatan Tahun Jamak dimaksud merupakan prioritas
Harus Tetap Berlangsung Pada nasional dan/atau kepentingan strategis nasional sesuai
Pergantian Tahun Anggaran. dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 92 PP 12 Tahun 2019


Kepala SKPD selaku PA

Tugas:
menyusun RKA SKPD dan DPA SKPD;

melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas Beban anggaran belanja;

melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;

melaksanakan pemungutan retribusi daerah;

mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam batas anggaran
yang telah ditetapkan;

menandatangani SPM;

mengelola Utang dan Piutang Daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;

menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;


lanjutan…

Kepala SKPD selaku PA

Tugas:
mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

menetapkan PPTK dan PPK SKPD;

menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yang dipimpinnya dalam rangka Pengelolaan Keuangan
Daerah;

melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan PUU menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD
yang dipimpinnya;

mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;


Tugas Lainnya Kepala SKPD selaku PA, meliputi: Wewenang Kepala SKPD selaku PA, meliputi:

a. menyusun anggaran kas SKPD; a. menandatangani dokumen permintaan pengesahan


b. melaksanakan pemungutan lain-lain pendapatan asli pendapatan dan belanja atas penerimaan dan
daerah; pengeluaran daerah sesuai ketentuan peraturan
c. menyusun dokumen Naskah Perjanjian Hibah perundang-undangan.
Daerah (NPHD); b. Menandatangani dokumen Naskah Perjanjian Hibah
d. Menyusun dokumen Pemberian Bantuan Sosial; Daerah (NPHD);
e. menyusun dokumen permintaan pengesahan c. Menandatangani dokumen Pemberian Bantuan
pendapatan dan belanja atas penerimaan dan Sosial;
pengeluaran daerah sesuai dengan ketentuan d. menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yang
peraturan perundang-undangan tidak dilakukan dipimpinnya dalam rangka pengelolaan keuangan
melalui Rekening Kas Umum Daerah, BUD daerah; dan
melakukan pencatatan dan pengesahan Penerimaan e. menetapkan Pembantu Bendahara Penerimaan,
dan Pengeluaran Daerah tersebut; dan Pembantu Bendahara Pengeluaran dan Pembantu
f. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Bendahara Pengeluaran Pembantu sesuai ketentuan
SKPD yang dipimpinnya kepada PPKD selaku BUD. peraturan perundang-undangan;
Melimpahkan sebagian KUASA
PENGGUNA kewenangan KEPALA Selaku
PENGGUNA
ANGGARAN UNIT SKPD ANGGARAN

BERDASARKAN PERTIMBANGAN

BESARAN ANGGARAN KEGIATAN LOKASI RENTANG KENDALI

PELIMPAHAN KEWENANGAN PA KEPADA KPA MELIPUTI:


1. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas Beban anggaran belanja;
2. melaksanakan anggaran Unit SKPD yang dipimpinnya;
3. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
4. mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam batas anggaran
yang telah ditetapkan;
5. melaksanakan pemungutan retribusi daerah;
6. mengawasi pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya; dan
7. melaksanakan tugas KPA lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pejabat Fungsional Umum dapat menjadi PPTK apabila tidak terdapat pejabat
struktural.

merupakan Pegawai ASN yang


menduduki jabatan struktural
sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Dalam hal tidak terdapat


Pegawai ASN yang menduduki
jabatan struktural, PA/KPA
Pengguna Pejabat dapat menetapkan pejabat
Penetapan fungsional umum selaku PPTK
Anggaran/ berdasarkan PelaksanaTeknis yang kriterianya ditetapkan
Kuasa Pengguna pertimbangan Kegiatan Kepala Daerah (Pasal 13 ayat
Anggaran 2)
Pasal 12 dan 13 PP 12 Tahun 2019

Pertimbanga
Besaran n Objektif
Kompetensi Beban Rentang
Anggaran Lokasi Lainnya
Jabatan Kerja Kendali Yang
Kegiatan
kriterianya
PERMENDAGRI 77 TAHUN 2020
Penganggaran belanja perjalanan dinas harus memperhatikan aspek
pertanggungjawaban sesuai dengan biaya riil atau lumpsum, khususnya untuk hal-hal
sebagai berikut:
1) Sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai dengan biaya riil. Komponen sewa
kendaraan tersebut hanya diberikan untuk gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati,
wali kota/wakil wali kota, pejabat pimpinan tinggi madya dan pejabat yang diberikan
kedudukan atau hak keuangan dan fasilitas setingkat pejabat pimpinan tinggi madya.
2) Biaya transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil.
3) Biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil.
Dalam hal pelaksanaan perjalanan dinas tidak menggunakan fasilitas hotel atau tempat
penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan diberikan biaya penginapan sebesar 30%
(tiga puluh persen) dari tarif hotel di kota tempat tujuan sesuai dengan tingkatan
pelaksana perjalanan dinas dan dibayarkan secara lumpsum.
4) Uang harian dan uang representasi dibayarkan secara lumpsum.
5) Biaya pemeriksaan kesehatan COVID-19 (rapid test/PCR test/swab test) sesuai dengan
biaya riil (sepanjang dalam masa pandemi COVID-19).

Standar satuan biaya untuk perjalanan dinas dianggarkan sesuai dengan Perpres Nomor 33
Tahun 2020.
Selanjutnya, penyediaan alokasi anggaran untuk perjalanan dinas tersebut termasuk yang
mengikutsertakan Non ASN. Ketentuan perjalanan dinas dimaksud ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah.
DIANGGARKAN
PADA SKPD

HIBAH Sekurang-kurangnya harus berdasar atas:

 Peruntukan secara spesifik telah ditetapkan;


bertujuan untuk menunjang  Tidak wajib dan tidak mengikat;
penyelenggaraan urusan  Bersifat sementara dan tidak terus menerus
pemerintah daerah setiap tahun anggaran, kecuali ditentukan lain
oleh peraturan perundang-undangan;
 Memenuhi persyaratan penerima hibah.

Sekurang-kurangnya harus berdasar atas:


BANSOS  Selektif
bertujuan untuk melindungi dari  Bersifat sementara dan tidak terus menerus,
kemungkinan terjadinya resiko kecuali dalam keadaan tertentu dpt
sosial berkelanjutan
 Sesuai tujuan penggunaan
BELANJA TIDAK TERDUGA
Pasal 68 & 69 PP 12/2019

 Belanja tidak terduga merupakan pengeluaran anggaran atas Beban APBD untuk
keadaan darurat termasuk keperluan mendesak serta pengembalian atas kelebihan
pembayaran atas Penerimaan Daerah tahun-tahun sebelumnya.
 Keadaan darurat meliputi:
a. bencana alam, bencana non-alam, bencana sosial dan/atau kejadian luar biasa;
b. pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan; dan/atau
c. kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggu kegiatan pelayanan publik.
 Keperluan mendesak meliputi:
a. kebutuhan daerah dalam rangka Pelayanan Dasar masyarakat yang anggarannya
belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan;
b. Belanja Daerah yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib;
c. Pengeluaran Daerah yang berada diluar kendali Pemerintah Daerah dan tidak dapat
diprediksikan sebelumnya, serta amanat peraturan perundangundangan; dan/atau
d. Pengeluaran Daerah lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian yang
lebih besar bagi Pemerintah Daerah danl atau masyarakat.
Pengaturan Pemberian tambahan penghasilan kepada Pegawai ASN daerah berpedoman
pada Peraturan Pemerintah, Dalam hal belum adanya PP , Kepala Daerah dapat
memberikan tambahan penghasilan bagi Pegawai ASN setelah mendapat persetujuan Menteri

Ditetapkan Dengan
Pemerintah Daerah
Persetujuan Perkada Dengan
Dapat Memberikan
TPP-ASN DPRD Berpedoman Pada
Peraturan Pemerintah

Dalam Hal Kepala Daerah


Dalam Hal Belum Persetujuan Menteri Menetapkan Pemberian TPP-
Adanya PP, Kepala ASN Tidak Sesuai, Menteri
Dalam Negeri seletah
Daerah Dapat Memberikan Keuangan Melakukan
mendapatkan
TPP-ASN setelah Mendapat Penundaan Dan/Atau
Persetujuan Menteri Dalam Pertimbangan Menteri Pemotongan Dana Transfer
Negeri Keuangan Umum Atas Usulan Menteri
Dalam Negeri
Kriteria TP ASN
Tempat kondisi kelangkaan prestasi pertimbangan
beban kerja
bertugas kerja profesi kerja objektif lainnya
Penegasan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dalam Pengeloaan Keuangan Daerah

Pasal 222 ayat (1) “Pemda menerapkan SPBE dalam Pasal 222 ayat (2) penerapan SPBE dpt dilakukan bertahap
pengelolaan keuangan daerah. disesuaikan kondisi dan/atau kapasitas Pemda paling lambat 3
thn stlh ditetapkan PP ini.

1. Perpres 95 Tahun 2018 ttg Sistem Pemerintahan


Berbasis Elektronik (SPBE) Pasal 222 ayat (3) Pemda wajib menerapkan SPBE secara
terintegrasi paling sedikit:
1. penyusunan program dan kegiatan dari Renja Pemda,
2. penyusunan RKA-SKPD,
Pasal 1 angka 1 3. penyusunan anggaran,
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang selanjutnya
4. pengelolaan Pendapatan daerah,
disingkat SPBE adalah penyelenggaraan pemerintahan yang
5. pelaksanaan dan penatausahaan Keuda,
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memberikan layanan kepada Pengguna SPBE. 6. akuntansi dan pelaporan; dan
7. pengadaan barang/jasa

2. Perpres 54 Tahun 2018 ttg Strategi Nasional


Pencegahan Korupsi Dalam hal pemda tidak menerapkan SPBE dibidang pengelolaan
keuda, menteri yang menyelenggarakan urusan keuangan melakukan
penundaan/pemotongan DTU sesuai PP atas usulan Mendagri.
Pasal 1 angka 1:
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi yang selanjutnya disebut Pasal 3 ayat (1) Fokus Stranas PK Terintegrasinya
Stranas PK adalah arah kebljakan nasional yang memuat fokus meliputi: kebijakan. proses
dan sasaran pencegahan korupsi yang sebagai acuan a. perizinan dan tata niaga; perencanaan,
kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan pemangku
b. keuangan negara; dan penganggaran dan
kepentingan lainnya dalam melaksanakan aksi korupsi di
Indonesia. c. penegakan hukum dan reformasi kinerja birokrasi.
birokrasi.
Pasal 391 SISTEM INFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH
UU 23/2014

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH

Pasal 274 Pasal 393


& 392 E- E- INFORMASI UU 23/2014
Pasal 275
UU DATABASE MONEV ANGGARAN
E-
UU 23/2014
23/2014
PLANNING
PELAKSANAAN
Peluncuran SistemPemerintahan
ANGGARAN Berbasis Elektronik di Bidang
Pengelolaan Keuangan Daerah
RPJPD
LAPORAN Yang Terintegrasi Secara
KEUANGAN Nasional Direncanakan Bulan
Pasal 262 Renstra
RPJMD Pasal 314 & Juli 2019 untuk penyusunan
(UU 23/2014) PD
dan Pasal 14
315 APBD Tahun Anggaran 2021
UU 23/2014
(86/2017) Renja
PD
RKPD KUA/PPA

Pasal 391 UU 23/2014 E-BUDGETING Rancangan


1. Pemda wajib menyediakan informasi APBD
APBD
pemerintahan daerah terdiri atas
informasi pembangunan daerah dan
informasi keuangan daerah.
2. IPD dikelola dalam suatu sistem IPD.
Terima Kasih

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


REPUBLIK IINDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
Jl. Veteran Nomor 7 Jakarta 10110, Telp/Fax (021) 3504042
http://keuda.kemendagri.go.id Email: dak.djkd@kemendagri.go.id

Anda mungkin juga menyukai