Anda di halaman 1dari 18

CAHAYAtéch

Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer, 8 (2) (2019) 2580-2399
Website: ojs.cahayasurya.ac.id/index.php/CT

Research paper, Short communication, Review, Technical paper

Sistem Penentuan Penerima Bantuan Beasiswa Yayasan


menggunakan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique
(SMART) pada SMA Queen Al Falah Kediri
Nafi’ Abdurrohim Addakhil1*, Arthur Daniel Limantara2, Heri Abijono3
1,2,3
Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Cahaya Surya Kediri
*Corresponding author E-mail: addakhil.bomber@gmail.com, arthur.limantara@gmail.com, heriabijono_stt@cahayasurya.ac.id

Abstrak

Suatu permasalahan yang terjadi pada Bagian Penanganan Beasiswa adalah penentuan dan pemberian beasiswa kepada para siswa terjadi
secara tidak teratur, padahal beasiswa dari Yayasan Al-Muttaqien ditujukan untuk para siswa yang memiliki orangtua/wali dari kalangan
ekonomi menengah ke bawah. Permasalahan tersebut memberikan motivasi kepada peneliti untuk membuat aplikasi yang dapat
membantu pihak sekolah dalam menentukan penerimaan bantuan beasiswa dengan menggunakan metode SMART. Pada sistem aplikasi
terdapat form entry untuk mengolah data siswa dan data nilai-nilai ujian maupun rapor siswa, data kriteria, data subkriteria, dan form
untuk pemrosesan keputusan. Sistem menghasilkan luaran-luaran berupa Laporan Daftar Kriteria, Laporan Daftar Subkriteria, Laporan
Daftar Siswa, Laporan Data Pendukung Siswa, Laporan Hasil Proses Penilaian Awal Tiap Kriteria, Laporan Hasil Pembobotan Penilaian
Awal Tiap Kriteria, Laporan Hasil Keputusan, Laporan Daftar Siswa yang Dapat Diajukan Menerima Beasiswa, dan Laporan Daftar
Siswa Penerima Beasiswa.

Kata kunci: penentuan, pemberian, beasiswa, yayasan, smart

1. Pendahuluan
Bantuan beasiswa pada SMA Queen Al Falah Kediri merupakan salah satu program dari pihak yayasan yang dirancang untuk diberikan
kepada para siswa yang berasal dari kalangan masyarakat miskin/menengah ke bawah. Bantuan beasiswa ini telah memenuhi beberapa
kriteria yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Berdasarkan Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, khususnya Pasal 41 Ayat 2 menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria
penduduk miskin dan tata cara perlindungan diatur dengan peraturan pemerintah yaitu bahwa penentuan penduduk miskin, satuan
pendataan, pelaksanaan pendataan, dan kriteria penduduk miskin menjadi sangat penting bagi upaya untuk memperoleh data yang akurat,
valid, dan dapat dipertanggungjawabkan. Akan tetapi pada pelaksanaan pemberian beasiswa masih terdapat beberapa permasalahan yang
timbul di lapangan, yaitu penerima bantuan beasiswa di lapangan masih tidak beraturan. Peneliti termotivasi untuk membuat aplikasi
dengan menerapkan metode SMART yang diharapkan dapat membantu pihak sekolah dalam menentukan pemilihan calon penerima
bantuan beasiswa.
Peneliti memiliki alasan untuk menggunakan metode SMART adalah karena kesederhanaan cara kerja algoritma metode ini dalam
merespon kebutuhan pembuat keputusan dan menganalisis respon itu. Analisis metode ini bersifat transparan sehingga metode ini
memberikan pemahaman masalah yang tinggi dan dapat diterima oleh pembuat keputusan. Pembobotan pada SMART menggunakan
skala antara 0 sampai 1, sehingga mempermudah perhitungan dan perbandingan nilai pada masing-masing alternatif.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, peneliti dapat merumuskan permasalahan yang akan diselesaikan pada penelitian ini
yaitu meliputi: a) Bagaimana merancang dan mengimplementasikan sistem pendukung keputusan (SPK) menggunakan metode SMART
untuk menentukan penerima bantuan beasiswa di SMA Queen Al Falah? b) Bagaimana merancang dan mengimplementasikan laporan-
laporan yang dihasilkan SPK penerima bantuan beasiswa di SMA Queen Al Falah?

Copyright © Authors. This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License, which permits unrestricted
use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
2 Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer

3. Batasan Masalah
Permasalahan-permasalahan yang dibahas pada penelitian ini memiliki batasan ruang lingkup sebagai berikut:
a. Luaran-luaran dari SPK ini hanya digunakan sebagai acuan dalam menentukan penerima bantuan beasiswa di SMA Queen Al Falah.
b. Metode SPK yang digunakan adalah Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART).
c. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penentuan penerima bantuan meliputi: 1) Penghasilan orangtua/wali siswa, 2) Jumlah
tanggungan orangtua/wali siswa, 3) Nilai ujian Lalaran Imriti dan Maqsud, 4) Nilai ujian Hadits Arbain Nawawi, serta 5) Rata-rata
nilai rapor untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS.

4. Metodologi Penelitian

4.1. Metode Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi literatur dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Observasi
Peneliti melakukan observasi secara langsung ke obyek penelitian untuk mengamati dan melakukan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada subyek penelitian. Dari hasil observasi ini peneliti mendapatkan data kriteria yang menjadi
persyaratan untuk calon penerima bantuan beasiswa dari yayasan yaitu meliputi: 1) Penghasilan orangtua/wali siswa, 2) Jumlah
tanggungan orangtua/wali siswa, 3) Nilai ujian Lalaran Imriti dan Maqsud, 4) Nilai ujian Hadits Arbain Nawawi, serta 5) Rata-rata
nilai rapor untuk lima mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS.
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada pihak terkait (yaitu, pihak yayasan dan bagian penanganan beasiswa di SMA Queen Al Falah),
mempelajari, dan merumuskan kebutuhan yang dibutuhkan. Dari hasil wawancara ini peneliti memiliki kesempatan untuk
menyampaikan maksud mengenai pembuatan sistem pendukung keputusan yang menerapkan metode SMART untuk penentuan
penerima beasiswa yayasan pada SMA Queen Al Falah ini, dan hasil/keluaran dari sistem dapat dipakai sebagai rekomendasi
keputusan kepada pihak sekolah untuk menyalurkan bantuan beasiswa yayasan kepada para peserta didik secara tepat sasaran.
c. Studi Literatur
Peneliti melakukan studi literature dengan mempelajari buku-buku teori, laporan-laporan dan hasil penelitian yang telah dilakukan
terdahulu yang berhubungan dengan permasalahan beasiswa dan metode SMART.

4.2. Metode Analisis Data dan Perancangan Sistem

Peneliti melakukan metode analisis data dengan melakukan observasi langsung ke obyek penelitian untuk mengamati dan melakukan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada subyek penelitian. Ketika melakukan observasi, peneliti juga melakukan
wawancara kepada pihak terkait, mempelajari, dan merumuskan kebutuhan yang dibutuhkan. Serta melakukan studi pustaka dengan
mempelajari buku literatur, laporan-laporan dan hasil penelitian yang telah terdahulu yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Peneliti melakukan perancangan sistem dengan entity relationship diagram yang dipakai sebagai acuan untuk membangun basis data dan
tabel-tabel di dalam basis data. Peneliti mendokumentasikan rancangan sistem dengan menggunakan context diagram, data flow diagram,
dan process flowchart.

4.3. Implementasi

Pada tahap ini dihasilkan suatu perangkat lunak SPK telah siap diimplementasikan ke dalam sistem pengguna. Peneliti membuat
graphical user interface menggunakan paket bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic, basis data menggunakan paket database
management system MySQL, dan luaran program dibuat dengan menggunakan paket aplikasi Crystal Report.

5. Landasan Teori

5.1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

SPK adalah proses pengambilan keputusan dibantu menggunakan komputer untuk membantu pengambil keputusan dengan
menggunakan beberapa data dan model tertentu untuk menyelesaikan beberapa masalah yang tidak terstruktur. Keberadaan SPK pada
perusahaan atau organisasi bukan untuk menggantikan tugas-tugas pengambil keputusan, tetapi merupakan sarana yang membantu bagi
mereka dalam pengambilan keputusan. Dengan menggunakan data yang diolah menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari
masalah-masalah semi-terstruktur. Dalam implementasi SPK, hasil dari keputusan-keputusan dari sistem bukanlah hal yang menjadi
patokan, namun pengambilan keputusan tetap berada pada pengambil keputusan. Sehingga kerja pengambil keputusan dalam
mempertimbangkan keputusan dapat dimudahkan (Ari et.al., 2011). SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan
keputusan mulai dari mengidentifikasikan masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam
proses pengambilan keputusan sampai mengevaluasi pemilihan alternatif-alternatif yang ada (Fitriani, 2012).
SPK dirancang secara khusus untuk mendukung seseorang yang harus mengambil keputusan-keputusan tertentu, sehingga menurut
Oetomo (2002) sebuah SPK harus memiliki kriteria-kriteria berikut ini:
a. Interaktif
SPK memiliki user interface yang komunikatif sehingga pemakai dapat melakukan akses secara cepat ke data dan memperoleh
informasi yang dibutuhkan.
Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer 3

b. Fleksibel
SPK memiliki sebanyak mungkin variabel masukan, kemampuan untuk mengolah dan memberikan keluaran yang menyajikan
alternatif-alternatif keputusan kepada pemakai.
c. Data Kualitas
SPK memiliki kemampuan menerima data kualitas yang dikuantitaskan yang sifatnya subyektif dari pemakainya, sebagai data
masukan untuk pengolahan data.
d. Prosedur Pakar
SPK mengandung suatu prosedur yang dirancang berdasarkan rumusan formal atau juga beberapa prosedur kepakaran seseorang atau
kelompok dalam menyelesaikan suatu bidang masalah dengan fenomena tertentu.
Menurut Ari et.al. (2011) terdapat beberapa karakteristik pada suatu SPK, yaitu meliputi: a) Sistem pendukung keputusan dirancang
untuk membantu pengambil keputusan, b) Keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak
terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi, c) Dalam proses pengolahan, sistem pendukung
keputusan mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi
pencari/interogasi informasi, d) Sistem pendukung keputusan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan/dioperasikan dengan
mudah, dan e) Sistem pendukung keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang
tinggi.
Suatu SPK harus memiliki kemampuan-kemampuan ini: a) Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah
semi terstruktur dan tidak terstruktur , b) Membantu pengguna pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas
sampai manajemen tingkat bawah, c) Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan, d) Menunjang pembuatan
keputusan yang saling bergantung dan berurutan, e) Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence, design, choice,
dan implementation, f) Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan, g) Kemampuan untuk melakukan
adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel, h) Kemudahan melakukan interaksi sistem, dan i) Meningkatkan efektifitas dalam pembuatan
keputusan daripada efisiensi. (Ari et.al., 2011).
Menurut Turban (2005) SPK juga memiliki keterbatasan, antara lain: a) Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang
tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan yang sebenarnya, b)
Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan dasar serta model dasar yang dimilikinya, c) Proses-proses
yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung keputusan biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan, dan
d) Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya
suatu kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi oleh kemampuan berpikir.
Alur/proses pemilihan alternatif tindakan/keputusan ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1: Tahap Keputusan (Kusrini, 2007)

Lebih lanjut Kusrini (2007) menjelaskan mengenai alur/proses pemilihan alternatif tindakan/keputusan pada Gambar 1 terdiri dari
langkah-langkah berikut:
a. Tahap Penelusuran (Intelligence Phase)
Suatu tahap proses seseorang dalam rangka pengambil keputusan untuk permasalahan yang dihadapi, terdiri dari aktivitas
penelusuran, pendeteksian serta proses pengenalan masalah.
b. Tahap Perancangan (Design Phase)
Tahap proses pengambil keputusan setelah tahap intellegence meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan
menguji kelayakan solusi. Aktivitas yang biasanya dilakukan seperti menemukan, mengembangkan dan menganalisa alternatif
tindakan yang dapat dilakukan.
c. Tahap Pilihan (Choice Phase)
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan di antara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut
kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
d. Tahap Implementasi (Implementation Phase)
Pada tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan
yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan-perbaikan.

5.2. Metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART)

Metode SMART merupakan metode pengambilan keputusan multi-kriteria yang dikembangkan oleh Edward pada tahun 1977, yang
merupakan teknik pengambilan keputusan multi-kriteria yang didasarkan pada teori bahwa setiap alternatif terdiri dari sejumlah kriteria
yang memiliki nilai-nilai dan setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting ia dibandingkan dengan kriteria lain.
Pembobotan ini digunakan untuk menilai setiap alternatif agar diperoleh alternatif terbaik. Metode SMART menggunakan linear additive
model untuk meramal nilai setiap alternatif. SMART merupakan metode pengambilan keputusan yang fleksibel, yang lebih banyak
digunakan karena kesederhanaannya dalam merespon kebutuhan pembuat keputusan dan caranya menganalisa respon. Analisa yang
terlibat adalah transparan sehingga metode ini memberikan pemahaman masalah yang tinggi dan dapat diterima oleh pembuat keputusan.
Model fungsi utility linear yang digunakan oleh SMART dihitung dengan rumus pada Persamaan 1 (Nora et.al., 2017).

………. (1)
dengan: a) wj adalah nilai pembobotan kriteria ke-j dari k kriteria, b) uij adalah nilai utility alternative i pada kriteria j, c) Pemilihan
keputusan adalah mengidentifikasi mana dari n alternatif yang mempunyai nilai fungsi terbesar, dan d) Nilai fungsi ini juga dapat
digunakan untuk merangking alternatif.
4 Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer

Persamaan 2 dipakai untuk menghitung nilai normalisasi bobot (Nora et.al., 2017).

………. (2)
dengan: a) nwj adalah normalisasi bobot kriteria ke-j, b) wj adalah nilai bobot kriteria ke-j, c) k adalah jumlah kriteria, dan d) wn adalah
bobot kriteria ke-n.
Menghitung nilai utility dapat menggunakan rumus pada Persamaan 3 (Nora et.al., 2017).

………. (3)
dengan: a) wj = nilai pembobotan kriteria ke-j dari k kriteria, dan b) u(ai) = nilai utility kriteria ke-i untuk alternatif ke-i.
Langkah-lagkah yang dipakai dalam metode SMART untuk menyelesaikan suatu permasalahan meliputi: a) Menentukan permasalahan
yang akan diselesaikan, b) Menentukan kriteria dalam penilaian, c) Menentukan alternatif yang akan dinilai, d) Memberikan bobot pada
setiap kriteria untuk setiap alternatif, e) Menghitung nilai normalisasi pada setiap kriteria untuk setiap alternatif, f) Menghitung nilai
utility untuk setiap alternatif, g) Melakukan perankingan nilai utility, dan h) Memilih alternatif yang memiliki nilai utility terbesar (Nora
et.al., 2017).

5.3. Entity Relationship Diagram

Menurut Edhy (2011) Entity Relationship Diagram adalah suatu pemodelan basisdata yang digunakan untuk menghasilkan skema
konseptual untuk jenis/model data semantik sistem. Sistem memiliki basis data relasional, dan ketentuannya bersifat top-down. Diagram
yang digunakan untuk menggambarkan model Entity-Relationship ini disebut Entity Relationship Diagram, ER diagram, atau ERD. ERD
berfungsi untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol.
Pada dasarnya ada tiga komponen yang digunakan dalam ERD, yaitu: a) Entity adalah objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat
dibedakan dari sesuatu yang lain, b) Attribute berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entity. Isi dari suatu attribute
mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain, dan c) Relation untuk menghubungkan sejumlah
entity.
Simbol/notasi pada ERD dituliskan pada Tabel 1.

Tabel 1: Simbol Entity Relationship Diagram (Edhy, 2011)


Simbol Keterangan

Entity adalah objek nyata yang informasinya direkam.

Relationship digunakan untuk menghubungkan antar-entity.

Attribute adalah bagian dari entity yang berupa informasi detail dari entity.

5.4. Flowchart

Flowchart atau bagan alir adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan urutan proses atau instruksi-instruksi yang
terjadi di dalam suatu program komputer secara sistematis dan logis. Tabel 2 menuliskan simbol-simbol yang digunakan dalam
pembuatan flowchart.

Tabel 2: Simbol Flowchart (Sugiono, 2005)


Simbol Keterangan

Terminal : Digunakan untuk simbol START dan END untuk memulai dan mengakhiri flowchart

Input atau output : Digunakan untuk menuliskan proses input data atau output data.

Process : Digunakan untuk menuliskan proses yang dilakukan oleh sistem.

Conditional / decision : Digunakan untuk menyatakan proses yang membutuhkan pengecekan suatu
kondisi.

Arrow : Digunakan sebagai penunjuk arah/alur proses

Call : Digunakan untuk memanggil subprogram.


Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer 5

Tabel 2: (Lanjutan)
Simbol Keterangan

Document : Berfungsi untuk menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau
output dicetak di atas kertas.

Preparation : Digunakan untuk memberikan nilai awal pada sebuah perulangan (loop).

Connector (on-page) : Digunakan untuk menyatukan beberapa arrow.

Connector (off-page) : Digunakan untuk menghubungkan flowchart yang harus digambarkan


pada halaman yang berbeda.

Display : Digunakan untuk menampilkan data ke layar monitor.

5.5. Pengertian Sistem

Pada penelitian Tetiawadi et.al. (2018) mengutip pendapat Jogianto (1993) mengenai definisi sistem, yaitu disebutkan bahwa definisi
mengenai sistem dapat ditinjau dari dua kelompok yang memberikan penekanan, yaitu kelompok yang menekankan kepada pengertian
prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu, dan kelompok yang menekankan kepada komponen sistem
mendefinisikan sistem sebagai suatu seri dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan, bekerja sama di dalam suatu kerangka kerja
dan tahapan yang terpadu untuk menyelesaikan dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Komponen sistem adalah
berupa subsistem-subsistem (Tetiawadi et.al., 2018) (Jogianto, 1993).
Dokumentasi suatu sistem dapat menggunakan context diagram dan data flow diagram. Context diagram adalah gambaran secara umum
dari komponen-komponen yang terkait dengan sistem yang dibuat dan proses-proses yang berkaitan dengan sistem tersebut. Data flow
diagram didefinisikan sebagai gambaran komponen-komponen yang terkait dengan sistem yang dibuat dan proses-proses yang berkaitan
dengan sistem tersebut; atau dapat dikatakan gambaran lebih rinci dari context diagram (Jogianto, 2001).
Macam-macam simbol yang dipakai pada context diagram dan data flow diagram menurut Jogianto (2001) seperti yang dituliskan pada
Tabel 3.

Tabel 3: Simbol pada Context Diagram dan Data Flow Diagram (Jogianto, 2001)
Simbol Keterangan

Proses (process) merupakan tempat tujuan aliran data masuk dan ditransformasikan ke aliran data keluar.

Aliran/arus data (data flow) menggambarkan aliran data dari sumber data menuju tujuan data. Sumber
data dan tujuan data dapat berupa proses, file, ataupun entitas eksternal.

Entitas luar (external entity) menggambarkan entitas eksternal yang berada di luar sistem.

Simpanan data (file) menggambarkan tempat penyimpanan data.

6. Analisis dan Perancangan Sistem


Peneliti melakukan analisis pada Bagian Penanganan Beasiswa di SMA Queen Al Falah antara lain untuk menganalisis cara kerja sistem
lama dan menganalisis kebutuhan untuk sistem baru. Kebutuhan untuk sistem baru perlu dianalisis untuk dapat membuat perancangan
sistem yang baru.

6.1. Analisis Data

Di dalam penelitian, peneliti melakukan analisis data untuk dapat membangun sistem pendukung keputusan yang dipakai untuk
mengolah data penentuan penerimaan beasiswa ini dengan urutan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
6 Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer

a. Memahami kerja sistem lama


Pada sistem yang sudah berjalan selama ini, data persyaratan untuk menerima beasiswa yaitu data mengenai nilai-nilai rapor siswa
dan data jumlah penghasilan maupun data jumlah tanggungan anak orangtua/wali siswa sudah tersusun dan dilaporkan sebagai data
pokok pendidikan (DAPODIK). Penulis dalam melakukan observasi maupun wawancara dapat menerima data ini seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2: Data Peserta Didik Tahun Pelajaran 2020/2021

b. Mengidentifikasi masalah pada sistem lama


Di dalam pelaksanaan pemberian beasiswa masih terdapat beberapa permasalahan yang timbul, yaitu penerima bantuan beasiswa
masih tidak beraturan, karena pihak sekolah menyimpan data peserta didik (Gambar 1) masih berupa format file Microsoft Excel.
Bagian penanganan beasiswa masih melakukan pengurutan data secara descending terhadap data jumlah penghasilan dan data jumlah
tanggungan orangtua/wali siswa, begitu juga dengan data rata-rata nilai rapor untuk lima mata pelajaran masih perlu diurutkan secara
descending untuk menentukan urutan siswa yang hendak menerima bantuan beasiswa yayasan, yang mana kegiatan ini memakan
waktu lama (tidak efisien dalam hal waktu), dan dapat terjadi salah baca ketika membuat urutan nama para siswa yang akan
menerima bantuan beasiswa.
c. Melakukan analisis untuk membuat sistem baru
Melalui kegiatan wawancara untuk membuat sistem baru, peneliti melakukan diskusi dengan pihak yayasan dan pihak sekolah untuk
menentukan macam-macam kriteria seperti yang dituliskan pada Tabel 4.

Tabel 4: Kriteria Penerimaan Beasiswa pada SMA Queen Al Falah


Kode Bobot Nama
C1 30 Penghasilan
C2 20 Jumlah Tanggungan
C3 15 Nilai ujian Lalaran Imriti dan Maqsud
C4 10 Nilai ujian Hadits Arbain Nawawi
C5 5 Rata-rata rapor Bahasa Indonesia
C6 5 Rata-rata rapor Bahasa Inggris
C7 5 Rata-rata rapor Matematika
C8 5 Rata-rata rapor IPA
C9 5 Rata-rata rapor IPS
Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer 7

Masing-masing kriteria pada Tabel 4 memiliki nilai-nilai subkriteria seperti yang dituliskan pada Tabel 5.

Tabel 5: Subkriteria Penerimaan Beasiswa pada SMA Queen Al Falah


Kode Kriteria Kode Subkriteria Klasifikasi Nilai
C1 SC01 Penghasilan < Rp 2.000.000,00 3
SC02 Antara Rp 2.000.000,00 sampai Rp 4.000.000,00 2
SC03 Penghasilan > Rp 4.000.000,00 1
C2 SC04 Jumlah anak ≥ 4 anak 4
SC05 3 anak 3
SC06 2 anak 2
SC07 1 anak 1
SC08 0 anak 0
C3 SC09 Nilai > 80 3
SC10 60 < Nilai ≤ 80 2
SC11 Nilai ≤ 60 1
C4 SC12 Nilai > 80 3
SC13 60 < Nilai ≤ 80 2
SC14 Nilai ≤ 60 1
C5 SC15 Nilai > 80 3
SC16 60 < Nilai ≤ 80 2
SC17 Nilai ≤ 60 1
C6 SC18 Nilai > 80 3
SC19 60 < Nilai ≤ 80 2
SC20 Nilai ≤ 60 1
C7 SC21 Nilai > 80 3
SC22 60 < Nilai ≤ 80 2
SC23 Nilai ≤ 60 1
C8 SC24 Nilai > 80 3
SC25 60 < Nilai ≤ 80 2
SC26 Nilai ≤ 60 1
C9 SC27 Nilai > 80 3
SC28 60 < Nilai ≤ 80 2
SC29 Nilai ≤ 60 1

Flowchart diagram pada Gambar 3 menunjukkan alur data masukan dan keluaran yang diterima pada pihak yayasan, bagian penanganan
beasiswa, dan Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan.

Gambar 3: Flowchart Metode SMART pada SPK Penentuan Penerima Beasiswa Yayasan di SMA Queen Al Falah Kediri
8 Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer

d. Mengadakan pelaporan hasil analisis


Peneliti mendokumentasikan hasil dari analisis dan perancangan sistem baru dalam bentuk flowchart diagram, context diagram dan
data flow diagram, entity relationship diagram, rancangan antarmuka (interface) untuk entry data, dan rancangan interface laporan-
laporan. Penulis menyusun dokumentasi ini sebagai pelaporan hasil analisis kepada Yayasan Al-Muttaqien dan SMA Queen Al Falah
Kediri.

6.2. Analisis Kebutuhan Sistem

Informasi yang didapatkan peneliti mengenai kebutuhan sistem adalah sistem baru harus dapat memenuhi beberapa kebutuhan berikut ini:
a) Pencatatan data kriteria dan bobot tiap-tiap kriteria, b) Pencatatan data subkriteria dan nilai untuk tiap-tiap subkriteria, c) Pencatatan
data peserta didik sebagai alternatif, d) Pencatatan data penghasilan dan jumlah tanggungan anak orangtua/wali tiap-tiap alternatif, e)
Pencatatan data nilai tiap-tiap alternatif untuk mata ujian Lalaran Imriti dan Maqsud dan mata ujian Hadits Arbain Nawawi, dan f)
Pencatatan data rata-rata nilai rapor tiap-tiap alternatif untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS.
Mengenai hasil analisis kebutuhan fungsional, sistem baru diharapkan dapat melakukan proses: a) mengolah penilaian awal tiap-tiap
kriteria untuk tiap-tiap alternatif sesuai dengan nilai-nilai mana pada tiap-tiap subkriteria yang dapat dipenuhi oleh alternatif itu, dan b)
mengolah perankingan nilai para alternatif dengan menggunakan metode SMART, yang mana pengolahan nilai ini melibatkan bobot
tiap-tiap kriteria dan nilai-nilai subkriteria sesuai dengan klasifikasi subkriteria yang dipenuhi oleh tiap-tiap peserta didik sebagai calon
penerima beasiswa.

6.3. Perancangan Sistem

Peneliti menggunakan context diagram dan data flow diagram (DFD) untuk mendokumentasikan rancangan sistem yang baru. Gambar 4
menunjukkan bentuk context diagram untuk SPK penentuan penerima beasiswa di SMA Queen Al Falah Kediri.

Gambar 4: Context Diagram SPK Penentuan Penerima Beasiswa Yayasan di SMA Queen Al Falah Kediri
Dengan context diagram di atas kemudian peneliti dapat membuat sebuah DFD level 0 untuk SPK penentuan penerima beasiswa di SMA
Queen Al Falah Kediri seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5: DFD Level 0 SPK Penentuan Penerima Beasiswa Yayasan di SMA Queen Al Falah Kediri
Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer 9

Gambar 6 menunjukkan gambar DFD level 1 untuk proses penilaian awal tiap-tiap kriteria yang merupakan penjabaran dari proses 1.0
pada DFD Level 0.

Gambar 6: DFD Level 1 untuk Proses Penilaian Awal Tiap-tiap Kriteria

Pada DFD Level 0 terdapat proses 2.0 yang menangani pengolahan pengambilan keputusan. Gambar 7 menunjukkan DFD Level 1 yang
menjabarkan rincian proses-proses untuk pengolahan pengambilan keputusan.

Gambar 7: DFD Level 1 untuk Proses Pengolahan Pengambilan Keputusan

Hubungan antardata pada basis data ditunjukkan melalui suatu Entity Relationship Diagram (ERD) pada Gambar 8.
10 Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer

Gambar 8: ERD SPK Penentuan Penerima Beasiswa Yayasan di SMA Queen Al Falah Kediri

7. Pembahasan
Terdapat form untuk entry data dan laporan-laporan yang ada pada aplikasi SPK untuk penerimaan beasiswa pada Sekolah Menengah
Atas (SMA) Queen Al Falah Kediri. Gambar 9 menunjukkan macam-macam laporan yang disediakan pada submenu “Laporan-laporan”
pada Menu Utama.

Gambar 9: Submenu Laporan-laporan pada Form Menu Utama

Konfirmasi mengenai verifikasi login dari Bagian Penanganan Beasiswa dinyatakan sah ditunjukkan pada Gambar 10.
Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer 11

Gambar 10: Login Bagian Penanganan Mahasiswa

Gambar 11 menunjukkan bahwa Admin sedang memasukkan data kriteria baru.

Gambar 11: Memasukkan Data Input Kriteria Baru

Pertanyaan dari program sebelum Admin dapat melakukan penghapusan data subkriteria ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 12: Pertanyaan dari Program Sebelum Penghapusan Data Subkriteria

Gambar 13 menunjukkan hasil pencarian data alternatif yang dilakukan oleh Admin sebelum dapat melakukan edit data alternatif (data
siswa).
12 Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer

Gambar 13: Edit Data Alternatif

Bagian Penanganan Beasiswa cukup menekan tombol Process agar program melakukan empat buah proses yang meliputi: a) Penilaian
awal tiap-tiap kriteria, b) Pembobotan terhadap hasil penilaian awal tiap-tiap kriteria, c) Menghitung nilai normalisasi dari hasil
pembobotan penilaian tadi, dan d) Menghitung nilai utility untuk tiap-tiap alternatif.
Data penghasilan orangtua, jumlah tanggungan wali siswa, dan nilai-nilai ujian maupun rata-rata nilai rapor siswa yang akan diolah
dengan metode SMART ditunjukkan melalui eksekusi Form Pemrosesan Keputusan pada Gambar 14.

Gambar 14: Keadaan Data di Halaman Nilai Asli Rapor dan Ujian pada Form Pemrosesan Keputusan

Gambar 15 menunjukkan hasil proses pertama metode SMART, yaitu melakukan penilaian awal tiap-tiap kriteria (melakukan penilaian
terhadap data yang sudah ditunjukkan pada Gambar 14).
Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer 13

Gambar 15: Hasil dari Proses Penilaian Kriteria

Proses kedua metode SMART adalah melakukan pembobotan terhadap hasil penilaian awal tiap-tiap kriteria (menghitung hasil
pembobotan terhadap data hasil penilaian awal tiap-tiap kriteria yang sudah ditunjukkan pada Gambar 15). Hasil dari proses kedua
metode SMART ini ditunjukkan pada Gambar 16.

Gambar 16: Hasil dari Proses Pembobotan Penilaian Kriteria

Proses ketiga metode SMART adalah menghitung nilai normalisasi terhadap data hasil pembobotan pada langkah sebelumnya. Gambar
17 menunjukkan hasil dari menghitung nilai normalisasi pembobotan penilaian kriteria.
14 Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer

Gambar 17: Hasil dari Proses Normalisasi Pembobotan Penilaian Kriteria

Proses keempat metode SMART adalah menghitung nilai utility tiap-tiap alternatif, yang mana perhitungan ini dilakukan pada file
laporan yang menampilkan nilai utility tiap-tiap alternatif, yaitu peneliti membuat sebuah variabel untuk menampung hasil perhitungan
nilai utility tiap-tiap alternatif pada Laporan Hasil Keputusan Metode SMART yang dijelaskan di bagian akhir makalah ini.
Kriteria untuk permasalahan penentuan penerima beasiswa pada penelitian ini ditunjukkan melalui laporan yang ditunjukkan pada
Gambar 18.

Gambar 18: Laporan Daftar Kriteria

Gambar 19 menunjukkan informasi mengenai macam-macam subkriteria untuk permasalahan penentuan penerima beasiswa pada
penelitian ini.
Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer 15

Gambar 19: Laporan Daftar Subkriteria

Siswa-siswa sebagai alternatif calon penerima bantuan beasiswa ditunjukkan pada sebuah laporan seperti yang ditunjukkan pada Gambar
20.

Gambar 20: Laporan Daftar Siswa

Gambar 21 menunjukkan informasi mengenai data pendukung dari para siswa yang akan diolah dengan metode SMART.
16 Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer

Gambar 21: Laporan Data Pendukung Siswa

Informasi mengenai hasil dari proses pertama metode SMART ditunjukkan pada Gambar 22.

Gambar 22: Laporan Hasil Proses Penilaian Awal Tiap Kriteria

Gambar 23 menunjukkan informasi mengenai hasil dari proses kedua metode SMART.
Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer 17

Gambar 23: Laporan Hasil Pembobotan Penilaian Awal Tiap Kriteria

Informasi mengenai hasil dari proses ketiga metode SMART ditunjukkan pada Gambar 24.

Gambar 24: Laporan Hasil Keputusan Metode SMART

Gambar 25 menunjukkan informasi mengenai hasil proses ketiga metode SMART yang disortir khusus untuk para siswa yang memiliki
nilai utility yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan bantuan beasiswa.

Gambar 25: Laporan Daftar Siswa yang Dapat Diajukan Menerima Beasiswa
18 Jurnal Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Ilmu Komputer

Informasi mengenai para siswa yang lolos menerima bantuan beasiswa sesuai kuota dari pihak yayasan ditunjukkan melalui laporan pada
Gambar 26.

Gambar 26: Laporan Daftar Siswa Penerima Beasiswa

8. Kesimpulan
Setelah peneliti dapat mengimplementasikan SPK untuk menentukan penerima bantuan beasiswa di SMA Queen Al Falah Kediri, maka
peneliti dapat membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: a) Rancangan untuk SPK yang dibuat pada penelitian ini meliputi
flowchart sistem proses untuk mendokumentasikan aliran data input maupun output yang mengalir dari pihak yayasan, Bagian
Penanganan Beasiswa, dan Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan. Terdapat pula rancangan lain berupa context diagram dan data
flow diagram untuk mendokumentasikan hubungan sistem dengan kesatuan luar yang memberi data input maupun yang menerima output
dan menggambarkan aliran data input maupun output yang mengalir dari tiap-tiap proses yang ada pada sistem. Rancangan lain berupa
entity relationship diagram dipakai untuk menggambarkan hubungan antardata pada basis data melalui key fields di tiap-tiap file tabel.
Implementasi dari SPK pada penelitian ini menghasilkan form-form untuk login, menu utama, entry alternatif, entry kriteria, entry
subkriteria, pemrosesan keputusan, dan laporan-laporan yang sudah dijelaskan pada sub Pembahasan. b) Laporan-laporan dibuat
berdasarkan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh SMA Queen Al Falah Kediri. Laporan-laporan ini membaca data yang telah
disimpan pada tabel-tabel di basis data.

9. Saran
Pada kesempatan ini peneliti perlu menyampaikan saran kepada peneliti lain yang ingin mengembangkan hasil penelitian saat ini pada
waktu yang akan datang adalah sebagai berikut: a) SPK yang telah diimplementasikan pada penelitian ini dengan menggunakan metode
SMART dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan lagi sebuah metode SPK yang lain berupa kolaborasi dua metode untuk
menyelesaikan permasalahan beasiswa pada SMA Queen Al Falah, dan b) SPK dari hasil penelitian ini dapat diimplementasikan berupa
sistem berbasis web, sehingga pengguna program dapat menjalankan aplikasi di mana pun mereka sedang berada saat itu.

Referensi
[1] Ari Wibowo dan Anton Setiawan Honggowibowo, “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Lokasi Peternakan Ayam Broiler Dengan
Metode Perbandingan Eksponensial Dan Naive Bayes”, Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta, 2011. Available on:
www.informatika@stta.ac.id. Tanggal dibaca: Maret 2021.
[2] Fitriani, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Rumah Sakit Bersalin Studi Kasus Pangkal Pinang, Skripsi Mikroskil, Medan, 2012.
[3] B. S. D. Oetomo, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi, Andi Offset, (2002), Yogyakarta.
[4] Turban, Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas), Andi Offset, (2005), Yogyakarta.
[5] Kusrini, Konsep dan Sistem Pendukung Keputusan, Andi Offset, (2007), Yogyakarta.
[6] Nora Dwi Setyaningrum dan Yogiek Indra Kurniawan, “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Baru Di CV.Garuda Mandiri Dengan
Menggunakan Metode Simple Additive Weighting”, Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017.
[7] Edhy Sutanta, Basis Data dalam Tinjauan Konseptual, Andi Offset, (2011), Yogyakarta.
[8] Sugiono, Model System Flowchart dan Data Flow Diagram, CV. Alfabeta, (2005), Bandung.
[9] Henri Tetiawadi dan Rizal Fathoni Aji, “Penentuan Metode Terbaik dalam Sistem Pendukung Keputusan untuk Rekrutmen Tenaga Satgas
GERDEMA di Kabupaten Malinau”, Metik Jurnal, Vol. 2, No. 2, (2018). Available on http://ojs.universitasmulia.ac.id.
[10] H.M. Jogianto, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Edisi I, Andi Offset, (1993),
Yogyakarta.
[11] H.M. Jogiyanto, Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Edisi 2, Andi Offset, (2001),
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai