PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil Susenas 2017 anak usia 0-17 tahun yang mengalami
terhadap penyakit parah (WHO, 2019). Salah satu faktor pemicu tingginya
ASI lebih dari sekadar makanan untuk bayi. ASI juga merupakan obat
anak. ASI pertama atau kolostrum kaya akan antibodi untuk melindungi bayi
dari penyakit dan kematian (Unicef, 2019). Dampak yang ditimbulkan apabila
bayi tidak diberikan ASI diantaranya pneumonia (45%), diare (30%) dan
menemukan bahwa hanya 40% anak-anak di bawah enam bulan yang disusui
secara eksklusif (tidak diberi makanan selain ASI) dan hanya 23 negara maju
Hasil Riskesdas tahun 2018 proporsi pola pemberian ASI di pada bayi umur 0-
5 bulan di Indonesia sebanyak 37,3% ASI eksklusif, 9,3% ASI parsial, dan
1
2
8.235 (76%). Di Kota Bengkulu cakupan pemberian ASI Eksklusif tahun 2018
tahun sebelumnya yaitu pada Tahun 2017 (61,2%), Tahun 2016 (61,74%) dan
antara lain bayi atau ibunya itu sendiri bisa dengan hisapan yang kurang kuat
dari bayi sehingga bayi tidak mendapat cukup ASI atau dari faktor ibu seperti
makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Ibu menyusui dengan nutrisi yang tidak
adekuat maka akan mengakibatkan gizi buruk. Jika status gizi ibu menyusui
buruk akan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas ASI (Sukarni,
2013).
Nutrisi ibu menyusui harus kaya akan Provitamin A, vitamin C, Zat besi
dan fosfor yang penting bagi ibu menyusui (Sutomo, 2015). Selain itu,
ASI serta Laktagogum yang merupakan zat yang dapat meningkatkan atau
daun ubi jalar ungu dan daun katuk dapat melancarkan produksi ASI karena
rebusan daun ubi jalar 85% responden ASInya cukup. Hal ini sesuai dengan
serta efek laktogogum untuk meningkatkan jumlah dan mutu ASI. Hasil
daun katuk ibu yang menyusi mengalami kenaikan produksi ASI 70%.
diantaranya diberikan susu formula dengan alasan produksi ASI yang belum
lancar. Ibu mengatakan telah mengkonsumsi daun katuk dan sayuran lain
ubi alar ungu juga berkhasiat sebayai pelancar ASI. Berdasarkan latar
judul “Efektivitas Pemberian Daun Ubi Jalar Ungu Dan Daun Katuk Terhadap
B. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya angka cakupan ASI
“Bagaimana efektivitas pemberian daun ubi jalar ungu dan daun katuk
terhadap kecukupan produksi ASI pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Kota
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
produksi ASI pada ibu nifas yang mengkonsumsi daun ubi jalar ungu dan
tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
untuk mengetahui :
tahun 2019.
mengkonsumsi daun ubi jalar ungu dan daun katuk di wilayah kerja
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
pembaca khususnya bagi para calon bidan yang masih dalam proses
2. Manfaat Praktis
mengenai manfaat konsumsi daun ubi jalar ungu dan daun katuk untuk
b. Bagi Petugas
serta mensosialisasikan manfaat daun ubi jalar ungu dan daun katuk
eksklusif.
E. Keaslian Penelitian
Ungu Pada Ibu Nifas Terhadap Kecukupan ASI Pada Bayi 0-6 Bulan”
Uji statistik Chi Square diperoleh hasil bahwa nilai X 2 hitung 19.286 > nilai
X2 tabel 18.493 sehingga ada pengaruh pemberian daun ubi jalar ungu pada
Quasy Experiment.
diperoleh 0,000 < 0,05 berarti ada pengaruh pemberian rebusan daun
ubi jalar terhadap peningkatan produksi ASI. Perbedaan pada penelitian ini
7
Quasy Experiment dan rancangan Two group only post test design.
hasil penelitian adalah daun katuk lebih efektif dibanding daun kelor
jam). Perbedaan pada penelitian ini terletak pada desain dan rancangan
Two group only post test design dengan menggunakan daun ubi jalar ungu
quasi eksperimen, dengan rancangan penelitian pre test dan post test.
bahwa hasil kenaikan berat badan bayi untuk memenuhi kecukupan ASI
sebanyak 259 gram dengan rebusan dan 182 gram dengan ekstrak analisis
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh daun katuk dengan
8
penelitian Two group only post test design bahan yang digunakan
menggunakan daun ubi jalar ungu dan daun katuk sebagai intervensi untuk