Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN ANTARA RUMAH SEHAT DENGAN INFEKSI SALURAN

PERNAFASAN ATAS PADA ANAK DI KELUHARAN SUNGAI LOKAN


KECAMATAN SADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
PROVINSI JAMBI

Oleh :

SELVI ANGGRAINI
202022001

Dosen penghampu
Ns. Mila Triana Sari, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER-B SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran
pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Komplikasi ISPA yang
berat mengenai jaringan paru dapat menyebabkan terjadinya pneumonia
(Balitbangkes KemenKes RI, 2013). Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Insiden menurut
kelompok umur balita diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun di negara
berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di negara maju. Ini
menunjukkan bahwa terdapat 156 juta episode baru di dunia per tahun
dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi di negara berkembang. Kasus
terbanyak terjadi di India (43 juta), China (21 juta), dan Pakistan (10 juta)
sedangkan Bangladesh, Indonesia dan Nigeria masing-masing 6 juta
episode(Kemenkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, 2011).
Perkiraan 5,9 juta anak yang berumur di bawah 5 tahun meninggal
pada tahun 2015. Tingkat kematian anak tertinggi di sub-Sahara Afrika,
yaitu 1 dari 12 anak meninggal sebelum berusia 5 tahun, diikuti oleh Asia
Selatan yaitu 1 dari 19 anak meninggal sebelum usia 5 tahun. Penyebab
utama kematian bayi pada tahun 2015 yaitu prematur, komplikasi terkait
kelahiran (kelahiran asphyxia) dan neonatal sepsis, sementara penyebab
kematian anak di periode pasca neonatal diantaranya radang paru-paru,
diare, cedera dan malaria. Penyebab kematian pada bayi yang disebabkan
oleh ISPA dengan kategori pneumonia sebesar 54% (World Health Statistic,
2016).
Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013,
ISPA di Indonesia sebanyak 25%. Kejadian ISPA di Indonesia pada tahun
2013 menunjukkan insiden sebesar 1,8% dan prevalensi sebesar 4,5%,.
ISPA tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun (25,8%). Prevalensi ISPA di
Provinsi Jawa Tengah sebanyak 15,7%. Terdapat lima provinsi dengan ISPA
tertinggi yaitu NTT (41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30,0%), NTB (28,3%)
dan Jawa Timur (28,3%) (Litbangkes KemenKes RI, 2013).
Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
tahun 2010, di Indonesia rumah sehat dibagi menjadi tiga kategori yaitu
kategori baik, kategori sedang dan kategori kurang. Persentase rumah sehat di
Indonesia kategori baik mencapai 35,3%, kategori sedang 39,8% dan kategori
kurang 24,9%. Target rumah sehat di Indonesia sebesar 80%, dari kategori
rumah sehat di atas tidak ada yang memenuhi target, sehingga rumah sehat di
Indonesia belum tercapai (Depkes RI, 2017).
Menurut Notoatmodjo (2003), rumah yang luas ventilasinya tidak
memenuhi syarat kesehatan akan mempengaruhi kesehatan penghuni rumah,
hal ini disebabkan karena proses pertukaran aliran udara dari luar ke dalam
rumah tidak lancar, sehingga bakteri penyebab penyakit ISPA yang ada di
dalam rumah tidak dapat keluar. Ventilasi juga menyebabkan peningkatan
kelembaban ruangan karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit,
oleh karena itu kelembaban ruangan yang tinggi akan menjadi media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri penyebab penyakit ISPA. Sanitasi
rumah dan lingkungan erat kaitannya dengan angka kejadian penyakit
menular, terutama ISPA (Taylor, 2002 dalam hartono 2012). Beberapa hal
yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit ISPA pada balita adalah kondisi
fisik rumah,
Kebersihan rumah, kepadatan penghuni dan pencemaran udara
dalam rumah (hartono 2012). Selain itu juga faktor kepadatan penghuni,
ventilasi, suhu dan pencahayaan (hartono 2012). Menurut Ranuh (1997)
dalam Marni, 2014, rumah yang jendelanya tidak memenuhi persyaratan
menyebabkan pertukaran udara tidak dapat berlangsung dengan baik,
akibatnya asap dapur dan asap rokok dapat terkumpul dalam rumah, bayi dan
anak yang sering menghisap asap tersebut di dalam rumah lebih mudah
terserang ISPA. Rumah yang lembab dan basah karena banyak air yang
terserap di dinding tembok dan cahaya matahari pagi yang sulit masuk dalam
rumah juga memudahkan anak-anak terserang ISPA. Berdasarkan hasil
penelitian Yusup dan Sulistyorini (2005), diketahui bahwa ada hubungan
yang bermakna antara ventilasi, pencahayaan dan kepadatan penghuni dengan
kejadian ISPA pada balita
Oleh sebab itu lah penulis tertarik untuk mengangkat kasus
hubungan antara sanitasi fisik rumah dengan kejadian infeksi saluran
pernafasan atas pada anak di kelurahan Sungai Lokan Kecamatan Sadu
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi Tahun 2020

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah hubungan antara sanitasi fisik rumah dengan infeksi
saluran pernafasan atas pada anak di Keluharan Sungai Lokan Kecamatan
Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan propsal ini adalah
1.3.1 Tujuan umum
Penulis mampu melaksanakan penelitian tentang hubungan
antara sanitasi fisik rumah dengan infeksi saluran pernafasan atas pada
anak di Keluharan Sungai Lokan Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung
Jabung Timur Provinsi Jambi
1.3.2 Tujuan khusus
1) Mengetahui sanitiasi rumah yang seperti apakah yang dapat
mempengaruhi terjadinya ispa
2) Megetahui bagai sanitasi dapat mempengaruhi terjadi nya infeksi
saluran pernafasan

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi profesi keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan
informasi bagi profesi keperawatan dalam hal mengetahui hubungan
antara sanitasi fisik rumah dengan infeksi saluran pernafasan atas pada
anak di Keluharan Sungai Lokan Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung
Jabung Timur Provinsi Jambi
1.4.2 Bagi institusi sekolah tinggi ilmu kesehatan baitturahim
Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan baca dan acuan
belajar serta dapat di aplikasikan dalam proses belajar mengajar
1.4.3 Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat menjadikan sumber/dasar informasi
bagi peneliti lain tentang hubungan antara sanitasi fisik rumah dengan
infeksi saluran pernafasan atas pada anak di Keluharan Sungai Lokan
Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

Anda mungkin juga menyukai