2016
ISSN 2527-5674 (print) , ISSN 2528-3723 (online)
Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/rem
DOI: http://dx.doi.org/10.21070/r.e.m.v1i2.601
ABSTRAK
Paper ini secara ringkas menjelaskan desain dan analisis struktur unit dasar laut (OBU) sebagai pasangan pelampung
(buoy) permukaan untuk mendeteksi dini kejadian tsunami. Pekerjaan kerekayasaan ini seperti juga konstruksi laut
lainnya yang didasarkan pada bidang teknik perkapalan. Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan konsep
desain OBU kemudian perhitungan stabilitas dilakukan, dan langkah terakhir adalah perhitungan kekuatan struktur
untuk kasus beban hidrostatik dan beban impak pada saat OBU mendarat di dasar laut yang berkedalaman sekitar
2000m
Kata Kunci: Ocean Bottom Unit, struktur OBU, peringatan dini tsunami
ABSTRACT
This paper briefly describes the design and analysis of the structure of ocean bottom units (OBU) as a pair of surface
buoys to detect tsunami early. This engineering work such as any other marine construction is based on naval
architecture. The design concept OBU is firstly made then the stability calculation is conducted, finally the structural
strength is calculated for load case of hydrostatic and impact as the OBU landed on approximately 2000m of ocean
depths.
Gambar 1, BPPT melalui program INA – TEWS dengan cara meluncur dari atas dek kapal survey
melakukan disain, uji model dan pembangunan dari Baruna Jaya milik BPPT. Dan untuk keperluan
badan buoy (buoyhull) dan Ocean Bottom Unit (OBU). perawatan OBU akan dapat kembali mengapung ke
Pada sistem ini tsunami buoy akan berpasangan dengan atas permukaan laut dengan mekanisma pelepasan yang
OBU untuk mendeteksi dini kejadian tsunami. Cara dipicu oleh sinyal akustik (Acoustic release
kerja secara singkat dari sistem ini dapat diterangkan mechanism). Penulisan ini akan meliputi perhitungan
sebagai berikut peristiwa gempa di dasar laut sebelum dan analisa desain dari OBU.
terjadinya tsunami akan dirasakan oleh OBU
berdasarkan perubahan tekanan dalam air yang METODOLOGI
kemudian akan mengirim hasil pembacaan gempa Metodologi dalam paper ini menggambarkan dasar
tersebut ke Tsunami Buoy melalui sinyal akustik yang pemikiran desain untuk merencanakan OBU dimana
kemudian di kirim stasiun pemantau di darat melalui termasuk didalamnya adalah pemakaian struktur yang
satelit. Hubungan (link) dari OBU – Buoy – Satelit kuat serta mudah pembuatannya serta tata letak
berlangsung secara terus – menerus berkomunikasi[6]. peralatan yang simetri seperti yang diperlihatkan pada
OBU hasil desain ini akan mampu bertahan di dasar Gambar 2.
laut dengan kedalaman lebih dari 2000m di perairan .
Indonesia. OBU ini mendarat di kedalaman tersebut
Gambar 2. Perangkat Dasar Laut (OBU) dimana mempunyai panjang (LOA) 1.350 m dan lebar (BOA)1.200 m , tinggi
(LOA) 2,029 m dan berat total 1.220 KG[2]
Kemudian dalam operasinya OBU tersebut harus terbalik dari saat posisi beroperasi di dasar laut,
diketahui kecepatan mendaratnya serta dapat dideteksi sehingga perhitungan stabilitas harus menghasilkan
keberadaannya di atas permukaan air. Untuk hal ini nilai negatif sebagaimana diperlihatkan pada
direncanakan OBU akan mengapung dalam kondisi Gambar.3.
50
R.E.M. (Rekayasa, Energi, Manufaktur) Jurnal Vol. 1. No. 2. 2016 / Rekayasa Desain dan Analisis Struktur perangkat dasar laut
Ocean Bottom Unit (OBU) untuk INA – TEWS / Wibowo. H. Nugroho1 , Nanang. J. H. Purnomo , Ogi Ivano, S. Handoyo
Pada perancangan OBU diperlukan struktur yang dilakukan secara mekanik. Pemberat konstruksi OBU
mampu menahan berat perangkat elektronik beserta ini dibuat dengan sekitar 2 kali gaya apung dari
casingnya dan perangkat sistem pelepasan akustik pelampung OBU, agar lebih stabil berada didasar laut.
(acoustic release), struktur ini juga harus mampu Proses pemasangan dan pemindahan OBU dibuat
menahan tekanan air laut yang mencapai 600 bar (60 sedemikian rupa sehingga tidak merusak peralatan
Mpa) dan mampu bertahan pada kondisi air laut yang elektronik. Tata letak peralatan elektronik dan sistem
sangat korosif. Serta menghasilkan desain untuk pelepasan diatur sedemikian rupa sehingga titik berat
sistem pelepasan agar seluruh peralatan elektronik struktur masih berada pada titik tengah dimensi.
dapat terangkat kembali ke permukaan laut. Untuk Sebelum dilakukan pembuatan pelat meja, material
menahan atau mengurangi korosi yang terjadi pada komposit diuji mekanik terlebih dahulu. Selain itu
struktur OBU, dipergunakan material komposit dengan untuk memastikan kelangsungan konektifitas kabel
resin yang tahan air laut untuk meja OBU, dan material kabel peralatan elektronik, dilakukan pula uji getar.
alumunium untuk rangka pada meja dan stainless Perangkat penting pada ocean bottom unit (OBU)
steel struktur sistem release. Untuk mampu bertahan terdiri dari sensor-sensor pendeteksi tsunami yang
pada tekanan 600 bar dipergunakan pipa alumunium ditempatkan di dasar laut. Perancangan yang tepat
dengan diberi lubang supaya tidak ada beban kompresi. khususnya peletakkan peralatan OBU sangat
Material titanium digunakan pada casing atau canister dibutuhkan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.
dari baterai dan cpu. Untuk menahan berat peralatan Posisi titik berat, girasi dan momen inersia merupakan
elektronik dan sistem release serta berat struktur sendiri, informasi yang penting untuk mendapatkan OBU yang
maka dilakukan perhitungan terhadap kekuatan pelat stabil saat diluncurkan ke dasar laut dalam. Pada Tabel
meja komposit. Sehingga cukup aman dengan 1 diperlihatkan komponen muatan dari OBU dan untuk
ketebalan 15 mm tetapi faktor keamanan ditambahkan hasil perhitungan momen inersia diperlihatkan pada
untuk faktor lingkungan laut sehingga meja komposit Tabel 2. Gambar 5 memperlihatkan prototipe dari
ketebalannya menjadi 25 mm. OBU hasil desain tim perekayasa INA-TEWS-BPPT,
Dengan struktur yang demikian, maka berat OBU sedangkan pada Gambar 6 diperlihatkan OBU tersebut
keseluruhan menjadi 270 kg, sehingga floater yang sedang saat posisi mengapung dipermukaan laut
dibutuhkan adalah dengan gaya angkat 350 kg. Sistem setelah 2 bulan berada di dasar laut untuk keperluan
release dibuat sedemikian rupa sehingga tidak perawatan rutin.
tersangkut ketika dilakukan pelepasan kembali OBU ke
permukaan laut. Pemasangan kait pada sistem release
0.05
Max GZ Initial
3.1.2.4: = 0 mGMt
at 0GM
deg.
at 0.0 deg = -0.222 m
0
-0.05
GZ m
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
-0.3
0 25 50 75 100 125 150 175
Heel to Starboard deg.
51
R.E.M. (Rekayasa, Energi, Manufaktur) Jurnal Vol. 1. No. 2. 2016 / Rekayasa Desain dan Analisis Struktur perangkat dasar laut
Ocean Bottom Unit (OBU) untuk INA – TEWS / Wibowo. H. Nugroho1 , Nanang. J. H. Purnomo , Ogi Ivano, S. Handoyo
52
R.E.M. (Rekayasa, Energi, Manufaktur) Jurnal Vol. 1. No. 2. 2016 / Rekayasa Desain dan Analisis Struktur perangkat dasar laut
Ocean Bottom Unit (OBU) untuk INA – TEWS / Wibowo. H. Nugroho1 , Nanang. J. H. Purnomo , Ogi Ivano, S. Handoyo
53
R.E.M. (Rekayasa, Energi, Manufaktur) Jurnal Vol. 1. No. 2. 2016 / Rekayasa Desain dan Analisis Struktur perangkat dasar laut
Ocean Bottom Unit (OBU) untuk INA – TEWS / Wibowo. H. Nugroho1 , Nanang. J. H. Purnomo , Ogi Ivano, S. Handoyo
54
R.E.M. (Rekayasa, Energi, Manufaktur) Jurnal Vol. 1. No. 2. 2016 / Rekayasa Desain dan Analisis Struktur perangkat dasar laut
Ocean Bottom Unit (OBU) untuk INA – TEWS / Wibowo. H. Nugroho1 , Nanang. J. H. Purnomo , Ogi Ivano, S. Handoyo
Hasil pemodelan elemen hingga diatas digunakan bertahan lama dalam melakukan tugasnya di dasar laut
sebagai dasar penentuan beban tegangan yang akan perairan laut dalam Indonesia
terjadi pada meja OBU. Hal ini akan dibandingkan
dengan hasil pengujian tekuk pada spesimen fiberglass
dari meja OBU yang dilakukan di B2TKS-BPPT. UCAPAN TERIMA KASIH
Proses pengujian tekuk menggunakan metode “Three Terima kasih sebesar-besarnya kepada BPPT melalui
Point Bending” yang diperlihatkan pada Gambar 10. Bateksurla atas bantuan dana penelitian Rancang
Dan Gambar 11 memperlihatkan hasil uji tekuk Bangun dan Operasionalisasi Tsunami Buoy Indonesia
tersebut. Dari sini diperoleh bahwa bahan fiberglass TA. 2008. Khususnya juga kepada rekan Moh Soleh
dari meja OBU telah memenuhi kriteria yaitu 152 Mpa (Alm) dari UPT – BPPH dan Bpk Jaspriono (Alm) dari
diatas 85Mpa yang dipersyaratkan. B2TKS yang sangat aktif ikut serta mendesain ocean
bottom unit (OBU) ini.
KESIMPULAN
Penulisan ini menunjukkan telah diterapkan prinsip REFERENSI
dasar dari teknik perkapalan untuk melakukan desain
OBU tsunami asli Indonesia( indigenous) yang mampu [1] Anderson AT and Tracy MC,” Marine
bertahan di dasar laut pada kedalaman air sekitar 2000 Engineering”, section of 11.3 of Marks’ Standard
m. Dengan melakukan desain OBU yang sesuai kaidah handbook for Mechanical Engineers, 9th edition
kerekayasaan di atas diharapkan OBU tersebut dapat
55
R.E.M. (Rekayasa, Energi, Manufaktur) Jurnal Vol. 1. No. 2. 2016 / Rekayasa Desain dan Analisis Struktur perangkat dasar laut
Ocean Bottom Unit (OBU) untuk INA – TEWS / Wibowo. H. Nugroho1 , Nanang. J. H. Purnomo , Ogi Ivano, S. Handoyo
[2] Badan Pengkajian dan Penerapan [6] Wibowo HN, Samudro, Sahlan RB,” Aplikasi
Teknologi,”Laporan Teknis Rancang Bangun dan Teknologi Kelautan untuk Merekayasa Buoy
Operasionalisasi Tsunami Buoy Indonesia”, 2008 Seawatch sebagai Buoy TEWS – Indonesia(in
[3] Chapra, S.C. & Canale R.P., “Numerical Method Indonesian), SENTA 2007, ITS,
For Engineers”, Mc Graw - Hill book Company Surabaya-Indonesia, 2007.
1989. [7] Wibowo HN,” Rancang Bangun Surface
[4] Germanischer Lloyd, ” Rules and Guide lines Buoy-hull INA – TEWS BPPT”, Pertemuan
2006”, Ilmiah Tahunan Ikatan Sarjana Oseanologi
[5] Rosyid DM, Setyawan D,” Kekuatan Struktur Indonesia VI (PIT-ISOI), IPB International
Kapal – Rancang Bangun, Beban – Respon, Conventional Center (Botani Square), Bogor,
Analisa Keandalan Struktur Kapal ”, Pradnya 16-17 November 2009
Paramitha. 2004.
56