Anda di halaman 1dari 116

MODUL AJAR

PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN


702210 A

Penyusun:
Heni Siswanti, ST
Adi Wirawan Husodo, ST, MT

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2013
PENDAHULUAN

Penyusun:
Heni Siswanti, ST
Adi Wirawan Husodo, ST, MT

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2013
PENDAHULUAN

A. `KOMPETENSI
Mahasiswa mempunyai pemahaman dasar tentang teknologi kelautan dan teknologi
perkapalan secara umum.

B. GAMBARAN UMUM MATERI


Materi yang diajarkan mencakup :
1. Sumber daya kelautan;
2. Jenis-jenis bangunan laut;
3. Jenis dan karakteristik kapal;
4. Ukuran utama kapal;
5. Integrasi numerik;
6. Stabilitas melintang;
7. Stabilitas memanjang;
8. Metode pembangunan kapal;
9. Isu keselamatan kapal di laut.

C. WAKTU
Mata kuliah ini berbobot 1 sks atau 2 jam tatap muka setiap minggunya. Sehingga
untuk bisa mencapai kompetensi yang telah ditentukan, mahasiswa harus mengikuti
kegiatan tatap muka minimal sebanyak 2 jam x 16 kali tatap muka (minimal 32 jam).

D. PRASYARAT
-

E. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL AJAR


Modul ajar ini telah disusun secara sistematis dengan mengacu pada SAP yang
berlaku. Untuk itu mahasiswa dalam menggunakan modul ajar ini harus
memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Membawa modul ajar ini setiap mengikuti perkuliahan.
2. Membaca dengan baik setiap isi yang ada di dalam modul ajar.
3. Membuat daftar catatan kecil untuk sesuatu hal yang belum dimengerti.
Untuk kemudian ditanyakan kepada dosen.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 1


PENDAHULUAN

4. Mengerjakan semua latihan soal yang terdapat di dalam modul.


5. Mengikuti semua langkah kerja yang tertera di dalam masing-masing modul
ajar.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 2


MODUL 1
LAUT

Penyusun:
Heni Siswanti, ST
Adi Wirawan Husodo, ST, MT

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2013
MODUL 1. LAUT

1.1. Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini
adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan potensi sumber daya yang ada di
laut;
- Mahasiswa dapat mengetahui aspek-aspek yang harus diperhatikan dalamm
rekayasa kelautan.

1.2. Uraian Materi


1.2.1. Fungsi dan Potensi Laut
Laut (ocean) merupakan wilayah yang sangat luas di permukaan bumi ini. Hampir
2/3 permukaan bumi merupakan laut. Fungsi laut bagi manusia sangatlah banyak.
Diantaranya fungsi laut yang utama adalah bahwa laut berfungsi untuk menjaga
temperatur bumi agar tetap stabil. Kestabilan temperatur inilah yang menjadi
persyaratan utama adanya kehidupan di muka bumi ini. Laut juga menjadi penyedia
adanya uap air yang kemudian akan menjadi hujan bagi suatu daratan.

Jika mengacu pada catatan sejarah, laut telah banyak digunakan untuk berbagai
macam kebutuhan manusia, baik itu baik ataupun buruk. Contoh penggunaan dari
laut yang baik adalah sebagai sarana transportasi dan sebagai sumber makanan.
Namun beberapa contoh buruk dari pemanfaatan laut adalah untuk sarana
peperangan dan juga sebagai tempat untuk pembuangan limbah. Sebagai sarana
transportasi, laut menjadi “ilham” bagi manusia untuk menciptakan alat transportasi
yang layak. Berbagai macam bentuk kapal dengan berbagai macam ukuran bisa kita
jumpai. Jika dilihat dari sisi sebagai sumber makanan, di laut kita jumpai berbagai
macam jenis ikan. Macam-macam jenis ikan tersebut juga menjadi acuan manusia
untuk mengembangkan berbagai macam bentuk kapal ikan.

Laut di sisi lain juga berfungsi sebagai sumber energi bagi kehidupan manusia. Kita
ketahui bahwa di laut juga terdapat sumber minyak dan gas bumi (oil and gas).
Sebagian besar reservoir dimana di dalamnya terdapat sumber minyak dan gas
berada di dasar laut, atau yang biasa kita kenal dengan istilah offshore oil and gas

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 3


MODUL 1. LAUT

reservoir. Dengan semakin menipisnya ketersediaan energi yang berasal dari minyak
dan gas tersebut, terutama minyak, maka para ahli telah pula merancang sumber-
sumber energi baru (renewable energy) yang juga berasal dari laut, seperti energi
berbasis angin (wind based) dan energi yang berbasis pada arus laut (ocean current
based). Beberapa alat atau mekanisme penghasil energi telah mulai banyak
diciptakan oleh manusia berbasis pada dua sumber energi terbarukan yang berasal
dari laut tersebut, seperti wind turbine dan ocean current turbine.

1.2.2. Aspek-aspek dalam Rekayasa Kemaritiman


Sebagai sarana beroperasi semua jenis konstruksi bangunan laut (termasuk kapal),
maka beberapa aspek yang terkait dengan laut harus diperhatikan di dalam proses
rekayasanya, mulai dari proses perancangan, pembangunan ataupun proses
operasionalnya. Aspek-aspek tersebut adalah:
 Aspek lingkungan fisik (physical environmental aspects);
 Aspek geoteknik (geotechnical aspects);
 Dampak ekologi dan sosial (ecological and societal impacts).

1.2.2.1. Aspek lingkungan fisik


Laut menghadirkan sekumpulan unik dari berbagai macam kondisi lingkungannya,
dimana kondisi-kondisi lingkungan tersebut akan mendominasi metode, peralatan
utama, peralatan bantu dan prosedur yang akan digunakan di dalam merancang
ataupun membuat bangunan laut (utamanya bangunan lepas pantai). Kondisi tersebut
antara lain adalah:
a) Jarak dan kedalaman (distance and depths);
Jarak sangat berengaruh karakteristik ketergantungan suatu bangunan laut.
Semakin jauh lokasi bangunan laut beroperasi, maka bangunan laut tersebut
harus self-supporting type; tidak menggantungkan bantuan dari darat ataupun
bangunan laut lainnya. Hal ini juga berpengaruh pada bangunan laut jenis
kapal. Semakin jauh jarak pelayaran suatu kapal, maka kemampuan self-
supporting kapal tersebut haruslah tinggi. Misal pada kapal dengan jarak
pelayaran jauh terdapat sistem penghasil air tawar atau yang disebut dengan

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 4


MODUL 1. LAUT

fresh water generator. Sedangkan kedalaman umumnya berpengaruh pada


jenis bangunan laut yang akan dibangun di tempat tersebut.

b) Tekanan hidrostatik dan titik apung (Hydrostatic Pressure and Buoyancy);


Tekanan hidrostatik merupakan tekanan luar akibat air laut yang bekerja pada
semua elemen struktur bangunan laut. Besarnya mengikuti hokum sederhana
dari tekanan hidrolik, dimana besarnya tekanan proporsional terhadap
kedalaman.

= ℎ (1.1)

Dimana h = kedalaman, Vm = densitas air laut dan P = tekanan.

Sifat dari tekanan hidrostatik terhadap struktur dan material sangatlah tidak
baik. Lebih menjadi collapse force bagi struktur dan menekan material.
Sedangkan buoyancy merupakan titik tekan ke atas. Mengacu pada hokum
Archimedes bahwa suatu benda yang terapung akan memindahkan sejumlah
air yang besarnya sama dengan berat benda yang terapung tersebut.

c) Temperatur;
Temperatur antar daerah dan kedalaman berbeda satu dengan yang lain.
Temperatur sangat berpengaruh pada pertumbuhan organisme laut (marine
organisme).

d) Kondisi perairan;
Kondisi perairan disini yang dimaksud adalah kondisi air laut. Unsur kimia
yang sangat dominan yang terdapat pada air laut adalah larutan garam
(dissolved salt). Besarnya berkisar 3,5% berat. Unsur yang terdapat pada
lauran garam tersebut meliputi sodium, magnesium, chloride dan sulfate yang
kesemuanya mempercepat terjadinya korosi.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 5


MODUL 1. LAUT

e) Arus laut;
Meskipun besarnya kecil, namun arus mempunyai pengaruh yang siknifikan
pada saat operasi bangunan laut. Arus berpengaruh pada pergerakan-
pergerakan suatu kapal, bangunan laut khususnya ketika pada proses tambat
(mooring). Hal ini disebabkan arus mampu merubah karakteristik dari
gelombang. Arus dapat menghasilkan tekanan horizontal terhadap permukaan
struktur dan akibat efek hukum Bernoulli, arus akan menghasilkan gaya
angkat (lift force) dan gaya drag (down drag force). Khusus pada bangunan
laut yang tertancap di dasar laut, arus dapat menghasilkan efek ulekan (eddy)
di sekitar struktur yang bisa menyebabkan terjadi erosi di sekitar tiang
pancang (piles) – lihat Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Wave-current flow field


(Adapted from Nabil Ismail, wave-current models for design of marine structures, Journal of Waterway, Port,
Coastal, and Ocean Engineering, ASCE, 1983.)

f) Gelombang;
Gelombang (waves) pada umumya merupakan faktor lingkungan terbesar
pengaruhnya terhadap operasional suatu bangunan laut. Bahwa semua
bangunan laut yang terapung termasuk kapal akan merespon adanya
gelombang tersebut ke dalam 6 jenis gerakan, yaitu: heave, pitch, roll, sway,
surge dan yaw. Beban yang diakibatkan oleh gelombang sangat dominan dan
menjadi pertimbangan utama dalam proses perancangan bangunan laut.
Beban gelombang juga berdampak pada berkurangnya masa operasi dan
berkurang efisiensi operasional dari suatu bangunan laut.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 6


MODUL 1. LAUT

g) Angin;
Angin (wind) merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap
besarnya efek gelombang yang akan terjadi.

Beberap aspek lain yang termasuk dalam aspek lingkungan fisik selain beberapa hal
di atas adalah badai, hujan, salju, es, dan lain-lain.

1.2.2.2. Aspek geoteknik (geotechnical aspects);


Aspek geoteknik disini khususnya menjadi pertimbangan utama ketika akan
merancang suatu bangunan lepas pantai. Aspek ini sangat tergantung pada kondisi
dasar laut (seafloor). Beberapa contoh aspek geoteknik yang menggambarkan
kondisi dasar laut antara lain seperti pasir (sand), mud and clays, corral, bebatuan
(rock), tanah (soil), gravel, dan lain-lain.

1.2.2.3. Aspek dampak ekologi dan sosial (ecological and societal impacts).
Revolusi besar-besarnya pada bidang konstruksi bangunan laut memberikan dampak
yang kurang baik bagi lingkungan. Dimana dampak tersebut bisa berupa dampak
ekologi dan juga dampak sosial khususnya terkait dengan kualitas hidup dan
kesehatan manusia. Beberapa faktor yang terkait dengan sebab dampak ekologi dan
sosial adalah :
 Oil and Petroleum Products;
 Toxic Chemicals; bahan-bahan kimia beracun atau limbah beracun;
 Contaminated Soils;
 Construction Wastes;
 Turbidity;
 Sediment Transport, Scour, and Erosion;
 Air Pollution;
 Marine Life: Mammals and Birds, Fish, and Other Biota;
 Aquifers;
 Noise;
 Highway, Rail, Barge, and Air Traffic;
 Protection of Existing Structures;

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 7


MODUL 1. LAUT

 Vibration;
 Safety of the Public and Other Vessels;

1.3. Rangkuman
 Laut merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi dan potensi
yang baik bagi kehidupan manusia. Sebagai sarana transportasi, sumber
energy dan lain-lain.
 Beberapa aspek laut yang harus menjadi pertimbangan dalam rekayasa
kemaritiman adalah aspek lingkungan fisik, aspek geoteknik dan dampak
ekologi dan sosial.
 Aspek lingkungan fisik lebih seperti kondisi perairan, kedalaman, jarak,
angin, gelombang, arus, dan lain-lain.
 Aspek geoteknik terkait dengan kondisi dassar laut.
 Dampak geoteknik dan sosial lebih ke arah dampak yang dirasakan oleh
lingkungan dan manusia akibat revolusi konstruksi yang pesat dari
bangunan laut.

1.4. Referensi
a) Gerwick, B.C., (2010). Construction of Marine and Offshore Structures, 2nd ed.,
edited by Morris, M.D., CRC press.

1.5. Latihan Soal


1. Sebutkan fungsi dan potensi laut yang anda ketahui.
2. Sebutkan tiga faktor yang harus diperhatikan dalam rekayasa teknologi
kemaritiman.
3. Apa yang perlu diperhatikan dari gelombang dalam proses perancangan suatu
bangunan laut?

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 8


MODUL 1. LAUT

1.6. Lembar Kerja


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 9


MODUL 1. LAUT

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 10


MODUL 1. LAUT

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 11


MODUL 1. LAUT

1.7. Jawaban
1. Salah satu fungsi laut adalah untuk menstabilkan temperatur permukaan bumi.
Selain itu laut juga sebagai sarana transportasi yang paling dominan. Sedangkan
potensi laut selain sebagai sumber daya alam penghasil ikan (makanan), juga
sebagai sumber energi yang besar bagi manusia, seperti energi minyak dan gas
bumi, dan energi lain seperti angina dan arus.
2. 3 (tiga) faktor yang harus diperhatikan adalah :
- Aspek lingkungan fisik;
- Aspek geoteknik; dan
- Dampak ekologi dan sosial.
3. Besarnya gelombang berdampak pada besarnya beban yang akan dihasilkan
yang akan bekerja pada bangunan laut tersebut. Sehingga perhitungan bebann
gelombang menjadi sangat penting untuk dilakukan di tahap awal pada proses
perancangan bangunan laut.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 12


MODUL 2
BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

Penyusun:
Heni Siswanti, ST
Adi Wirawan Husodo, ST, MT

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2013
MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

2.1. Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini
adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa dapat mengetahui jenis dan fungsi dari bangunan lepas pantai
(offshore platform).

2.2. Uraian Materi


2.2.1. Fungsi Bangunan Lepas Pantai
Fungsi utama dari suatu bangunan lepas pantai (offshore platform) atau BLP tidak
bisa dipisahkan oleh keberadaan minyak dan gas bumi. Fungsi-fungsi terkait dengan
proses penemuan sumber-sumber minyak dan gas bumi (exploration), pengeboran
(drilling) atau eksploitasi
(exploitation) dan juga proses
produksi (production) dari suatu
minyak dan gas juga merupakan
fungsi dari bangunan lapas pantai.

Oleh sebab itu dalam


pengelompokkan jenis - jenis BLP
tergantung pula pada jenis-jenis
fungsi atau operasi yang dilakukan,
disamping juga tergantung pada
sistem dan strukturnya.

Gambar 2.1. Offshore Platform


http://www.conservation.ca.gov/dog/picture_a_well/PublishingI Gambaran sederhana dari fungsi-
mages/OFFSHORE_PLATFORM_2.jpg
fungsi yang ada pada BLP bisa
mengacu pada Gambar 2.1. Dimana pada Gambar 2.1 dapat dilihat hal-hal yang
terkait dengan pengeboran minyak dan gas bumi, seperti reservoir, sumur minyak,
dan kontruksi BLP.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 13


MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

2.2.2. Jenis-jenis Bangunan Lepas Pantai


Bangunan Lepas Pantai (BLP) atau yang biasa diistilahkan dengan Offshore Platform
atau Offshore Construction dapat dikelompokkan menurut fungsi dan sistem dan
strukturnya.

Menurut fungsinya, BLP dapat dikelompokkan menjadi (Lihakt Gambar 2.2):


a) Production platform (anjungan produksi); suatu anjungan yang digunakan
untuk proses produksi minyak atau gas. Proses produksi sendiri pada suatu
platform terletak pada posisi geladak (deck platform).
b) Accomodation platform (anjungan akomodasi); suatu anjungan yang
digunakan sebagai tempat tinggal para crew yang bekerja.
c) Wellhead platform (anjungan untuk kepala sumur); suatu anjungan yang
berfungsi sebagai tempat berlangsungya proses pengeboran.
d) Flare platform (anjungan obor); suatu anjungan dimana pada anjungan
tersebut terdapat system atau mekanisme pelepasan sisa gas buang.

Gambar 2.2. Offshore Platform According to Function


(a) Production platform, (b) Welhead platform, (c) Accomodation Platform,
(d) Flare Platform
https://www.menas.co.uk/images/site/menas_news/photo/Nigeria_Total_Oil_Platform.jpg

e) Self-contained platform; yaitu suatu platform yang di dalamnya memuat


semua fungsi-fungsi di atas (poin a, b, c & d) dalam satu unit platform;
fungsi-fungsi di atas tidak dipisah-pisah menjadi suatu platform tersendiri
(Gambar 2.3).

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 14


MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

Gambar 2.3. Self Contained Platform – Jacket type


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/ba/Gulf_Offshore_Platform.jpg

Jika berdasarkan pada faktor sistem dan strukturnya, maka BLP dikelompokkan
menjadi (Soegiono):
a) Bangunan terpancang (Fixed Structure);
b) Bangunan terikat (Moored Structure);
c) Bangunan terapung (Floating Structure).

Bangunan terpancang artinya bahwa BLP tersebut pada proses instalasinya


tertancap di dasar laut. Sehingga ciri konstruksi yang utama dari BLP jenis ini adalah
adanya bangunan tiang pancang (piles). BLP jenis ini umumnya beroperasi di laut
dangkal (shallow water) dengan kedalaman kurang dari 100 m. Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah :
 Jacket Structure (Gambar 2.1, Gambar 2,3 dan Gambar 2.4 – a,b);
 Jack-up Structure (Gambar 2.4 – c,d);
 Gravity Based Structure (Gambar 2.5-a);
 Compliant Tower Structure (Gambar 2.5-b);

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 15


MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

 Independent platforms (Gambar 2.2).

(a) (b)

(d) (e)

Gambar 2.4. Fixed Offshore Platform


(a)&(b) - Jacket Structure, (c)&(d) - Jack up Structure
http://img.offshore.no/sak/Centrica%20York.jpg
http://www.2b1stconsulting.com/wp-content/uploads/2012/08/Jacket_Platform.jpg
http://www.bennettoffshore.com/images/ju_bass350_01.jpg
http://www.drillingcontractor.org/wp-content/uploads/2013/07/web_maersk_Convincer.jpg

Jacket Structure merupakan BLP tertancam yang tersusun atas konstruksi-konstruksi


tubular steel yang berfungsi sebagai kaki-kaki dan penyangga. Atau yang biasa
disebut dengan konstruksi jacket. Jack-up Structure mempunyai ciri utama adanya
mekanisme naik-turun kaki platform. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 16


MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

pemindahan platform jenis ini baik dari atau menuju lokasi operasi pengeboran.
Gravity Based Structure merupakan struktur BLP tertancap yang terdiri atas struktur
beton besar yang berperan sebagai bagian yang tertancap ke dasar. Jenis BLP ini
mampu beroperasi pada kedalaman laut berkisar 100 – 500 m. Sedangkan compliant
tower merupakan jenis fixed structure juga, namun keunggulannya bisa digunakan
untuk beroperasi di berbagai kedalaman laut (mencapai 1000 m). Struktur utamanya
adalah adanya tower (narrow tower) yang ditancap ke dasar laut. Towernya pun
bersifat lebih fleksibel (tidak rigid) dibanding jacket structure.

(a) (b)

Gambar 2.5. Gravity Based (a), Compliant Tower (b)


Refer to ref. c
http://www.globalsecurity.org/military/systems/ship/images/platform-compliant-tower1.jpg

Bangunan jenis terikat (Moored Structure) merupakan jenis BLP yang secara
prinsip merupakan gabungan antara BLP jenis terapung dan terpancang. Hal ini
karena pada umumnya BLP jenis ini beroperasi di kedalaman laut antara laut laut
dangkal dan laut dalam. Contoh BLP jenis ini adalah Tension Leg Platform (Gambar
2.6). TLP terdiri atas suatu struktur dimana struktur tersebut diikat kuat oleh
beberapa tendon tegak (vertical tendons), dimana vertical tendons tersebut tertancap
di dasar laut. Tendon-tendon tegak tersebut bekerja dengan prinsip tarikan atau
disebut dengan vertical tensioned tendons dan berfungsi untuk menjamin agar TLP

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 17


MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

tetap pada posisinya. TLP bisa beroperasi sampai pada kedalaman laut 2000 m (Lihat
Gambar 2.6).

(a) (b)

Gambar 2.6. Tension Leg Platform


http://www.globalsecurity.org/military/systems/ship/images/platform-tension-leg1.jpg
http://img.bhs4.com/A2/9/A2920D907CBECD6FBF8DAED6C10B4D39E9E3C758_large.jpg

Bangunan terapung (Floating Structure) merupakan jenis BLP yang beroperasi di


laut dalam. Masuk dalam kategori ini adalah kapal bor (drilling ship) dan semi-
(ref. a)
submersible (Gambar 2.7 dan Gambar 2.8). Menurut Soegiono , bahwa drilling
ship atau drillship bisa
beroperasi pada kedalaman
300 meter sampai 1500
meter. Ditengah kapal
terdapat moon pool; yaitu
lubang untuk menara bor dan
peralatan bor. Menggunakan
dynamic positioning system
agar bisa diam pada posisi
Gambar 2.7. Drill ship
yg dikehendaki dengan http://static.offshoreenergytoday.com/wp-content/uploads/2012/04/Apache-
Hires-Drillship-for-Ops-Offshore-Kenya.jpg
bantuan beberapa thruster.
Sedangkan semi-submersible merupakan BLP yang secara konstruksi tersusun atas

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 18


MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

ponton (pontoon) dan kolom (column) dan dilengkapi dengan konstruksi-konstruksi


penguat yang disebut dengan bracing.

Gambar 2.8. Semisubmersible


http://www.remontowa.pl/en_db/img/pagehtml_103443226646a0e09494763.jpg
http://www.nelvikhydro.ca/images/semi2.jpg

2.2.3. Faktor Lingkungan dalam Proses Pembangunan Bangunan Lepas


Pantai
Baca Modul-1.

2.2.4. Fasilitas Penunjang Proses Pengeboran Minyak & Gas


Selain beberapa jenis BLP utama yang digunakan sebagai alat pengeboran dan
produksi minyak dan gas di atas, maka terdapat pula beberapa jenis bangunan apung
yang bertugas untuk mensuport atau melayani fungsi-fungsi uatama di atas,
diantaranya adalah :
 Kapal Tanker - Gambar 2.9 – a;
 Kapal Supply (Supply Vessel) - Gambar 2.9 – b;
 Kapal Penampung (Floating Storage) - Gambar 2.9 – c;
 Kapal Tunda (Tug Boat) - Gambar 2.9 – d;
 Kapal Crew (Crew Boat) - Gambar 2.9 – e;
 Kapal Kepil (Mooring Boat) - Gambar 2.9 – f;
 Diving Support Vessel - Gambar 2.9 – g;
 Floating Crane /Derrick Barge - Gambar 2.9 – h.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 19


MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 2.9. Fasilitas Penunjang Lepas Pantai


http://myweb.tiscali.co.uk/flibs2/images/Nomis%20%2813%29.jpg
http://demolabs.in/demo9/cosmo/wp-content/uploads/2013/08/IslandPatriotWEB.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-l1oT6cQVj3o/ULgatx7bLHI/AAAAAAAAJvM/Fz7TG5fjoFc/s1600/floating+3.jpg
http://c.gcaptain.com/wp-content/uploads/2013/04/dt.common.streams.StreamServer.jpeg
http://img.offshore.no/sak/Damen%20shipyards%20delivers%20new%20crew%20boats.jpg
http://www.arabianoilandgas.com/pictures/gallery/SPM_ForWeb.jpg
http://oceaneering.com.br/wp-content/uploads/2011/12/oceaneering-magnum-subsea.jpg
http://www.scaldis-smc.com/images/oil02.jpg

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 20


MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

2.3. Rangkuman
 Fungsi BLP sangat terkait dengan semua proses eksplorasi, eksploitasi,
pengeboran dan produksi minyak dan gas bumi.
 Jenis BLP dipengaruhi oleh jenis fungsi BLP tersebut dan dipengaruhii pula
oleh jenis sistem dan strkturnya.
 Jenis BLP menurut fungsinya adalah anjungan produksi, anjungan
akomodasi, anjungan kepala sumur dan anjungan obor.
 Jenis BLP menurut sistem dan strukturnya adalah BLP jenis terpancang,
BLP jenis terikat dan BLP jenis terapung.

2.4. Referensi
a) Soegiono, Bangunan Lepas Pantai, materi ajar mata kuliah Pengantar Teknologi
Kelautan, Jurusan Teknik Kelautan, FTK-ITS.
b) Gerwick, B.C., (2010). Construction of Marine and Offshore Structures, 2nd ed.,
edited by Morris, M.D., CRC press.
c) Devold, H., Oil and Gas Production Handbook: An Introduction to Oil and Gas
Production, ABB, ed. 2.3, Oslo, 2010.

2.5. Latihan Soal


1. Sebutkan fungsi dari BLP.
2. Sebutkan jenis-jenis BLP dilihat dari fungsinya.
3. Sebutkan jenis-jenis BLP dilihat dari sistem dan strukturnya.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 21


MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

2.6. Lembar Kerja


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 22


MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 23


MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 24


MODUL 2. BANGUNAN LEPAS PANTAI (BLP)

2.7. Jawaban
1. Fungsi BLP sangat terkait dengan semua proses eksplorasi, eksploitasi,
pengeboran dan produksi minyak dan gas bumi.
2. Jenis BLP menurut fungsinya adalah anjungan produksi, anjungan akomodasi,
anjungan kepala sumur dan anjungan obor.
3. Jenis BLP menurut sistem dan strukturnya adalah BLP jenis terpancang, BLP
jenis terikat dan BLP jenis terapung.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 25


MODUL 3
JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

Penyusun:
Heni Siswanti, ST
Adi Wirawan Husodo, ST, MT

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2013
MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

3.1. Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini
adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa dapat mengetahui jenis dan karakteristik kapal..

3.2. Uraian Materi


3.2.1. Jenis-jenis Kapal
Kapal dapat diklasifikasikan ke dalam 2 (dua) kelompok :
 Transport; kapal barang (cargo ship), kapal container (container ship) dan
kapal penumpang (passenger ships);
 Non-transport; kapal ikan (fishing vessels), service craft seperti tug boat,
supply vessels, dan kapal perang (warships).
Gambar 3.1 berikut menggambarkan jenis-jenis kapal yang dikelompokkan oleh
Eyres, 2007. Dimana masing-masing jenis kapal tersebut mempunyai fungsi yang
berbeda, konsep perencanaan dan operasional yang berbeda pula.

Gambar 3.1. Klasifikasi Kapal (Eyres, 2007)

3.2.2. Kapal-kapal Transport


Transport Ship sebenarnya merefer pada jenis kapal-kapal niaga (Merchant ship).
Karena memang kapal ini bertujuan untuk mentransfer muatan-muatan dari satu
tempat ke tempat lain dengan harapan mencari keuntungan. Oleh sebab itu sebutan

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 26


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

untuk kapal niaga umumnya identik dengan jenis muatan yang dibawanya dan rute
pelayarannya. Kapal niaga secara umum digolongkan sebagai berikut :
 General Cargo Ship;
 Tankers;
 Bulk Carriers;
 Container Ships;
 Passenger Ships.
 Ro-ro Ship;
 Car carrier.

General Cargo Ship


Kapal ini mempunyai ruang muat (cargo hold) yang relatif besar. Di dalam ruang
muat tersebut dilengkapi dengan geladak pemisah yang berjumlah 1 atau lebih, dan
biasa disebut dengan tween-deck. Lihat Gambar 3.2.
Akses menuju ke ruang
muat disebut palka
(hatches), yang mempunyai
kekuatan yang cukup untuk
mengatasi adanya gerakan-
gerakan horisontal dari
muatan (holds). Pada kapal
ini juga dilengkapi
peralatan - peralatan yang
biasa digunakan untuk
proses bongkar muat dan
proses lainnya, yaitu
berupa derrick, winches
dan deck cranes.

Gambar 3.2. General Cargo Ship Dasar ganda (double


Refer to ref. 1
http://img.nauticexpo.com/images_ne/photo-g/general-cargo-ships-shipyards-
30982-200483.jpg bottom) terletak di
sepanjang kapal dan dibagi

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 27


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

menjadi beberapa tangki untuk keperluan bahan bakar, pelumas, air tawar, ataupun
untuk keperluan air ballast.

Kamar mesin (Engine Room) dan ruang akomodasi, terletak di bagian belakang
kapal. Keuntungan dengan arrangement yang demikian dibanding jika letak ER di
tengah kapal adalah dapat mengurangi pemakaian ruangan (hanya untuk terowongan
poros – shaft tunnel). Ukuran kapal general cargo ini berkisar antara 2000 s/d 15.000
displacement ton, dengan range kecepatan antara 12 s/d 18 knots *).

Refrigerated General Cargo Ship


Pada prinsipnya kapal jenis ini termasuk dalam katagori kapal cargo, hanya saja
mempunyai perbedaan yang mencolok yaitu adanya sistem/mekanisme pendingin
(refrigeration system) di dalam ruang muat. Semua dinding ruang muat tersebut akan
diberi material isolasi yang berfungsi untuk menghambat terjadinya laju perpindahan
panas. Jika dilihat dari kecepatannya, kapal jenis ini mempunyai kecepatan yang
lebih tinggi dari general cargo, yaitu bisa mencapai 22 knots. Lihat Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Refrigerated Cargo Ship


http://www.brodosplit.hr/Portals/44/Gallery/Album/61/363.jpg

Tankers
Kapal tanker digunakan untuk membawa muatan yang berbentuk cairan, dan yang
paling umum adalah minyak (oil), sehingga biasa disebut oil tanker. Adapun muatan
lainnya adalah bahan kimia, Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan Liquefied Natural
Gas (LNG). Jenis-jenis kapal tanker adalah sebagai berikut:
 Crude oil carriers;
 Product tankers;

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 28


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

 Gas tankers;
 Chemical carriers;

Tanki muat pada kapal tanker biasanya dibatasi oleh sekat melintang dan sekat
memanjang (longitudinal and transversal bulkhead) – Lihat Gambar 3.4. Sedangkan
untuk proses bongkar muatnya pada setiap ruang muat tersebut dilengkapi dengan
instalasi pipa (networks of piping) yang menghubungkan ruang muat, geladak dan
darat, dan cargo pump yang diletakkan pada suatu ruang pompa (pump room). Tanki
ceruk haluan (fore peak tank) dan tangki ceruk buritan (aft peak tank) digunakan
untuk keperluan air ballast, demikian juga dengan wing tank. Ruang akomodasi dan
ruang mesin (engine room) terletak di bagian belakang kapal (aft). Ukuran kapal ini
sangat bervariasi, mulai dari yang kecil sampai yang besar (+ 700.000 deadweight
tonnes). Khusus untuk jenis crude oil tanker ukurannya adalah : 300.000 deadweight
tonnes atau lebih (disebut ULCC = Ultra Large Crude Carrier), 200.000 – 300.000
deadweight tonnes (disebut VLCC = very Large Crude Carrier). Namun
kecenderungan sekarang ukurannya berkisar 130.000 – 150.000 deadweight tonnes.
Kecepatan kapal berkisar 12 s/d 16 knots.

Gambar 3.4. Tanker General Arrangement


http://www.ozatashipyard.com
http://i.telegraph.co.uk/multimedia/archive/01119/sirius_1119879i.jpg

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 29


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

Liquefied Gas Tankers


Kapal jenis ini digunakan untuk membawa muatan LPG dan LNG dengan temperatur
yang sangat rendah (low temperature). Ciri utama dari ruang muatnya adalah adanya
inner tank yang diperkuat oleh kulit terluar dan dilengkapi dengan double bottom.
Ukuran kapal ini bisa sampai 60.000 ton, dengan kecepatan antara 12 - 16 knots.

LNG tanker membawa muatan methane dan bahan-bahan parafin yang dihasilkan
dari pengeboran. Karena sifat muatan yang low temperature (-164 oC), maka material
yang digunakan untuk membuat tangki tersebut harus khusus. Bentuk tangki bisa
prismatik, silindris ataupun spherical (Lihat Gambar 3.5).

Gambar 3.5. LNG Carrier


(courtesy by RINA)

Sedangkan LPG tanker membawa muatan berupa propane, butane, propylene, dan
lain-lain, yang dihasilkan dari proses ekstrasi gas alam (natural gas). Muatan
tersebut dibawa dalam kondisi tekanan penuh, atau sebagian, bahkan bisa juga dalam
bentuk fully refrigerated atau part refrigerated. Material untuk membuat tangki juga
sama dengan LNG, yaitu harus baja yang low temperature. Demikian juga mengenai
bentuk tangkinya (Lihat Gambar 2.6).

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 30


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

Gambar 3.6. LPG Carrier


(courtesy by RINA)

Bulk carriers
Bulk carrier adalah kapal dengan geladak tunggal (single deck) yang berfungsi untuk
mengangkut komoditi seperti grain, sugar dan ore. Ruang muatnya (cargo hold atau
cargo carrying space) terbagi dalam beberapa ruang atau tangki. Sedangkan tangki-
tangki yang terletak disekitar ruang muat digunakan untuk keperluan ballast.
Sedangkan tangki-tangki pada dasar ganda (double bottom) digunakan untuk
keperluan bahan bakar, air tawar ataupun air ballast. Jenis-jenis dari bulk carrier
dapat dilihat pada Gambar 3.7. Dan framing systemnya dapat dilihat pada Gambar
3.8. Kapasitas dari bulk carrier bisa mencapai 150.000 ton, tergantung pada jenis
muatannya. Untuk kecepatan berkisar antara 12 - 16 knots.

Gambar 3.7. Jenis-jenis Bulk Carrier

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 31


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

Gambar 3.7. Bulk Carrier dan Framing System


http://www.dft.gov.uk/mca/mnet-marisafetystand/ds-ship_standards/mnet-environmentalpolicy/eq-cd/eq-cd-mnotices/eq-cd-
mgn/figure_2_-_framing_of_cargo_ship_diagram.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d4/Sabrina_I_cropped.jpg

Sedangkan pada ore carrier umumnya mempunyai 2 buah sekat memanjang


(longitudinal bulkhead) yang dibagi menjadi beberapa ruang atau tangki, dan terletak
pada sisi port dan starboard (disebut dengan wing tank). Pada prinsipnya ruang muat
pada ore carrier terdiri atas centre hold dan 2 wing tank. Ore/bulk/oil carrier
mempunyai bentuk penampang yang sama seperti pada bulk carrier, dengan sekat
yang harus oiltight dan double bottomnya harus mampu mengatasi beban muatan
yang berat (high density).

Berdasarkan ukurannya, bulk carrier dikelompokkan ke dalam beberapa kategori


berikut :
 Panamax; dimensinya dibatasi oleh dimensi Terusan Panama (Panama
Canal). Lebar kapal harus kurang dari 32.25 m.
 Suezmax; dimensi dibatasi oleh dimensi terusan Suez (Suez Canal). Sehingga
sarat kapal tidak boleh melebihi 19 m.
 Capesize; tidak ada batasan dimensi, seperti pada 2 (dua) jenis di atas.
 Handysize; umumnya berukuran kurang dari 50.000 ton.
 Aframax; istilah ini digunakan untuk tanker yang ukurannya berkisar 80.000–
120.000 dwt.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 32


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

Container Ships
Kapal container (Gambar 3.8) dirancang untuk mengangkut muatan barang yang
telah dikemas dalam suatu kontainer. Ukuran kontainer: lebar 8 ft, tinggi 8.5 ft atau
9.5 ft, dengan panjang [1] 20 ft, [2] 40 ft, dan [3] 45ft.

Gambar 3.8. Kapal Kontainer


Atas: General Arrangement (Courtesy of RINA)
http://aaronpb.com/wp-content/uploads/2012/06/u1_container_ship.jpg

Ruang muat kapal container dibagi menjadi beberapa ruang muat dengan palka yang
lebar dan panjangnya sama dengan ukuran ruang muat tersebut. Sehingga diperlukan
kekuatan melintang dan memanjang. Container diletakkan pada masing-masing
ruang muat secara bertumpuk-tumpuk (Gambar 3.9). Dalam peletakannya, container
dapat diletakkan di atas penutup palka (hatch cover) dengan pengamanan khusus.
Pada kapal container modern biasanya dilengkapi dengan penutup palka (hatch
cover) dan pompa untuk mengeluarkan air. Informasi berat masing-masing container
harus diketahui dan stowage arrangement yang dilakukan harus menjamin stabilitas

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 33


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

kapal, termasuk pula rencana jumlah pelabuhan yang akan disinggahi (rencana
bongkar muat). DWT kapal dihitung berdasarkan jumlah total container yang
dibawa.

Gambar 3.9. Bongkar Muat pada Kapal Kontainer


http://www.irisvis.nl/container/unloading.jpg

Double bottom dirancang untuk menambah kekuatan memanjang kapal dan untuk
memberi tambahan ruangan (untuk keperluan ballast). Terdapat wing tank yang
berfungsi untuk keperluan ballast dan menjaga kemiringan kapal (heeling) pada saat
kapal melakukan proses bongkar muat. Ruang akomodasi dan Engine Room terletak
pada bagian belakang kapal, dengan kecepatan kapal bisa mencapai 30 knots.

Passenger Ships
Kapal penumpang atau bisa disebut dengan passenger ship/passenger liner/cruise
liners, yaitu kapal yang berfungsi sebagai alat transportasi manusia. Ciri utama kapal
jenis ini adalah adanya ruang akomodasi yang besar, dan leisure facilities. Kapal ini
biasanya dilengkapi dengan stabilizer yang berfungsi untuk menanggulangi gerakan
rolling kapal, dan dilengkapi juga dengan bow thruster untuk membantu manuvering
kapal (Gambar 3.10). Kapal penumpang yang besar, ukurannya bisa mencapai
12.000 tonnes displacement dengan kecepatan bisa mencapai 22 knots.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 34


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

Gambar 3.10. Kapal Penumpang


Courtesy of RINA
http://www.simplonpc.co.uk/PO_EmeraldPrincess/Emerald_P-10_IvoB-bg.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/54/IstanbulFerry.jpg/220px-IstanbulFerry.jpg

Ro-ro Ship
Kapal jenis Ro-Ro (Roll on – Roll off) ini dirancang untuk mengangkut muatan yang
beroda (wheeled cargo), umumnya dalam bentuk truck ataupun trailer (Gambar
3.11). Sehingga muatan dapat dengan cepat dinaikkan atau diturunkan melalui pintu
haluan (bow door) atau pintu buritan (stern door), bahkan bisa melalui pintu samping
(side port) untuk kendaraan-kendaraan yang lebih kecil. Ciri-ciri utama dari kapal
Ro-Ro ini adalah :
 Bagian ruang muat merupakan geladak terbuka yang besar dilengkapi dengan
loading ramp yang biasanya terletak pada ujung belakang.
 Dilengkapi juga dengan 1 (satu) atau lebih palka untuk container ataupun
general cargo, yang dilayani oleh deck crane.
 Terdapat wing tank dan dasar ganda (double bottom). Wing tank berfungsi
membantu kekuatan memanjang dan stabilitas melintang.
 Ruang mesin dan akomodasi terletak di belakang.
 Ukuran kapal Ro-Ro berkisar 16000 dwt (28000 ton displacement), dengan
rentang kecepatan dinas (Vs) berkisar antara 18 – 22 knots.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 35


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

Gambar 3.11. Ro-ro Ship


Atas: General Arrangement (Courtesy of RINA)
http://www.fastlanefwd.co.uk/roro%20shipment.jpg
http://www.thejakartapost.com/files/images2/ferry_1.main%20story.jpg

Kapal pengangkut kendaraan (Car Carrier)


Car Carrier (Gambar 3.12) secara khusus dirancang sebagai alat angkut kendaraan,
dari jenis mobil ataupun truk. Kapal ini awalnya muncul pada era tingginya produksi
kendaraan di Asia akibat tingginya pula permintaan kendaraan di wilayah Barat.
Ciri-ciri dari kapal pengangkut kendaraan ini antara lain adalah :
 Merupakan kapal yang mempunyai tampak paling tidak indah, karena
bangunan di atas sarat air cenderung mendekati kotak (box); untuk
mengakomodasi sebanyak mungkin kendaraan.
 Tinggi geladak (deck spacing) menyesuaikan tinggi kendaraan. Namun tinggi
beberapa tween deck bisa lebih besar dan diberi penguatan khusus. Hal ini
untuk mengantisipasi beban kendaraan yang lebih besar dan lebih berat.
Untuk itu ukuran bervariasi antara 1.85 m sampai 2.3 meter.
 Pengaturan pemindahan kendaraan dari main deck menggunakan hoistable
ramp.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 36


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

 Bongkar muat kendaraan melalui quarter ramp pada bagian buritan dan
melalui side shell atau stern rump.
 Ruang akomodasi awak kapal dan dan wheel house harus mempunyai
kemampuan pandang ke arah depan yang cukup jelas.
 Sistem propulsi diletakkan di bagian belakang, dilengkapi dengan bow
thruster untuk membantu proses tambat (mooring) atau manuver.

Gambar 3.12. Car-Carrier


http://195.191.148.76/~seajobs//userfiles/navio_roro%281%29.jpg
http://www.worldshipping.org/images/IMG_0252_resized.jpg

3.2.3. Kapal-kapal Non-Transport


Yang termasuk dalam kategori kapal non-transport adalah semua jenis kapal-kapal
di luar kapal niaga, dimana kapal-kapal tersebut mempunyai tugas khusus. Atau bisa
disebut juga dengan kapal-kapal khusus. Jenis-jenis kapal non-transport adalah
sebagai berikut:
 High speed craft;
 Warship;
 Yacht;
 Service craft;

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 37


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

 Fishing Vessel.

High Speed Craft


Sedikit ambigu untuk membedakan antara high speed craft dengan kapal perang
(warship). Namun yang jelas high speed craft juga bisa mengemban fungsi sipil
ataupun militer. Yang termasuk dalam kategori high speed craft menurut Eyres
(2007) adalah : monohull type, multihull type, SES, dan hydrofoil.

High speed craft jenis monohull secara fisik dapat dikenali dari adanya tekukan
tajam (hard chine) pada kedua sisi lambungnya dan adanya sudut deadrise yang
besar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan performan kapal ditinjau dari sisi
stabilitas dan kecepatan. Contoh dari jenis ini adalah kapal-kapal patroli cepat.
Kecepatan kapal bisa mencapai 40 knots (Gambar 3.13).

Gambar 3.13. Fast Patrol Boat


http://www.naval-technology.com/projects/austal-patrol-boat/images/1-fast-patrol-craft.jpg

High speed craft jenis Surface effect ships (SESs) sebenarnya merupakan jenis
hovercraft yang telah kita kenal sebelumnya. Dalam operasinya kapal jenis ini secara
keseluruhan terangkat di atas permukaan air akibat adanya bantalan udara (air
cushion) yang dihasilkan oleh adanya udara yang dihembuskan ke dalam ruangan
yang terletak di bawah kapal yang ditampung dalam sebuah alat yang disebut dengan
skirt. Makanya kapal ini juga disebut dengan istilah Air Cushion Vehicles. Efek dari
adanya bantalan udara ini adalah menurunkan besarnya hambatan (resistance) pada
kecepatan tinggi, sehingga memungkinkan tingginya kecepatan kapal pada power

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 38


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

yang telah ditentukan. Penggunaan kapal ini pada awalnya untuk keperluan militer,
namun pada perkembangnnya bisa digunakan sebagai kapal ferry (Gambar 3.14).

Gambar 3.14. Air Cushion Vehicle


http://www.defense.gov/home/images/photos/2005-01/photoessays/pi20050110f1.jpg

Jenis Multihull high speed craft termasuk catamaran, trimaran, offshore rig, diving
support vessel dan ferry. Kapal-kapal multihull mempunyai keunggulan pada
stabilitas melintang. Catamaran merupakan high speed craft dengan ciri 2 lambung
dan mempunyai luas area geladak yang besar. Sehingga banyak digunakan sebagai
kapal-kapal penumpang atau ferry. Termasuk jenis catamaran adalah SWATH (Small
Waterplane Area Twin Hull), yaitu kapal catamaran dengan ciri spesifik dimana luas
bidang garis air dari kedua lambungnya sangatlah kecil disbanding dengan panjang
dan lebar kapal. Hal ini bertujuan untuk menurunkan besarnya hambatan kapal dan
untuk meningkatkan kemampuan manuvernya (Gambar 3.15).

Gambar 3.15. Ferry Catamaran & SWATH


http://www.shutterpoint.com/photos/D/736612-Catamaran-Passenger-Ferry_view.jpg
http://www.maritimejournal.com/__data/assets/image/0017/171125/06_News_TomTodd_SWATH.jpg

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 39


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

Jenis terakhir dari high speed craft adalah hydrofoil. Prinsip kerjanya adalah
memanfaatkan gaya angkat (hydrodynamic lift) yang dihasilkan oleh foil yang
dipasang di bawah lambung kapal. Ketika kapal bergerak di air maka foil akan
menghasilkan gaya angkat. Semakin besar kecepatan kapal maka akan semakin besar
pula gaya angkat yang dihasilkan. Gaya angkat ini pulalah yang melawan besarnya
berat kapal. Sehingga dengan semakin besar kecepatan kapal, semakin besar gaya
angkat dan menyebabkan kapal terangkat dari permukaan air. Kapal ini bisa
berfungsi sebagai kapal penumpang ataupun juga untuk keperluan militer (Gambar
3.16).

Gambar 3.16. Hydrofoil


http://www.infovisual.info/05/img_en/061%20Hydrofoil%20boat.jpg
http://www.motorship.com/__data/assets/image/0005/450194/sparv5.jpg

Gambar 3.17. Warship


http://web.mst.edu/~rogersda/military_service/Tomahawk%20launch.jpg
http://2.bp.blogspot.com

Warship
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa semua jenis kapal perang (warship)
termasuk pula dalam kategori high speed craft. Sehingga jika dilihat dari bentuknya,
maka jenis-jenis warship ada yang berbentuk monohull, multihull (catamaran,

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 40


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

trimaran, SWATH), air cushion ataupun hydrofoil. Namun secara spesifik beberapa
ciri berikut dapat digunakan untuk membedakan antara warship dengan high speed
craft, yaitu kecepatan (speed), endurance, weapons payload, kemampuan beroprasi
dan bertahan pada situasi perang (hostile environments) dan mempunyai keandalan
tinggi meski dalam kondisi pertempuran (combat conditions) – Gambar 3.17.

Yachts
Merupakan kapal yang secara spesifik bertujuan untuk mencari keuntungan atau
profit dengan cara menyediakan layanan rekreasi. Adapula jenis yacht yang
digunakan untuk kegiatan sailing. Kenyamanan dan keamanan menjadi aspek paling
penting untuk diperhatikan. Oleh sebab itu kapal-kapal jenis ini relatif mahal
dibanding kapal jenis lain. Yang termasuk jenis yacht adalah personal pleasure craft
dan cruise liners (Gambar 3.18).

Gambar 3.18. Yacht


http://blog.luxuryproperty.com/wp-content/uploads/2008/05/amfloridian_exterior.jpg
http://www.elan-yachts.com/img/home/bg-home-01.jpg

Service Craft
- Buka Modul 2, poin 2.2.4 -

3.3. Rangkuman
 Kapal diklasifikasikan menjadi jenis transport dan non-transport.
 Jenis transport merupakan semua jenis kapal-kapal niaga (merchant ship).
 Penamaan kapal-kapal niaga pad aumumnya didasarkan pada jenis muatan
yang akan dimuat.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 41


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

 Contoh-contoh kapal niaga adalah kapal general cargo, container vessel,


kapal tanker, kapal bulk carrier, dan lain-lain.
 Yang dimaksud dengan kapal non-transport adalah kapal dengan misi
khusus selain kapal niaga.
 Contoh kapal jenis non-transport adalah high speed craft, warship, yacht,
dan special craft (seperti tug boat, supply vessel, dan lain-lain).

3.4. Referensi
a) Molland. M.F., (2008). The Maritime Engineering Reference Book; A guide to
Ship Design, Construction and Operation, Butterwort-Heinemann.
b) Taylor, D.A., (1985). Merchant Ship Construction, 2nd ed., Butterworth & Co.
c) http://www.usna.edu/NAOE/academics/en400.php.

3.5. Latihan Soal


1. Apa yang anda ketahui tentang klasifikasi kapal ?
2. Apa yang dimaksud dengan kapal niaga ?
3. Apa contoh kapal-kapal yang termasuk dalam kategori non-transport ?

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 42


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

3.6. Lembar Kerja


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 43


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 44


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 45


MODUL 3. JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

3.7. Jawaban
1. Klasifikasi kapal:
 Tranport;
 Non-transpot.
2. Kapal niaga (merchant ship) adalah kapal yang bertujuan untuk mencari
keuntungan (profit) dengan cara mendistribusikan muatan barang atau
penumpang dari satu tempat ke tempat yang lain.
3. High speed craft, warship, yacht, dan special craft (seperti tug boat, supply
vessel, dan lain-lain).

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 46


MODUL 4
UKURAN UTAMA KAPAL

Penyusun:
Heni Siswanti, ST
Adi Wirawan Husodo, ST, MT

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2013
MODUL 4. UKURAN UTAMA KAPAL

4.1. Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini
adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa mengetahui dan memahami ukuran-ukuran utama kapal dan
koefisien bentuk kapal..

4.2. Uraian Materi


4.2.1. Ukuran Utama Kapal
Atau biasa disebut dengan Main Dimensions/Principal Particulars/Main Particulars,
merupakan item-item yang biasanya menunjukkan parameter-parameter suatu kapal,
seperti panjang, lebar, tinggi, kecepatan. Untuk itu akan dijelaskan beberapa hal/item
yang termasuk di dalam katagori main dimension tersebut, juga akan ditambah
penjelasan beberapa istilah yang terkait. Yang termasuk di dalam katagori di atas
adalah (Lihat Gambar 4.1) :
a. LOA (Length overall)
LOA atau disebut dengan panjang keseluruhan kapal, adalah panjang yang
diukur dari ujung buritan (stern) sampai ujung haluan (bow/stem).

Gambar 4.1. Ukuran Utama Kapal

b. Lpp/LBP (Length between perpendicular)


Adalah panjang yang diukur dari garis tegak buritan (AP) sampai garis tegak
haluan (FP). Biasanya dalam penggambaran, antra AP dan FP ini dibagi ke
dalam interval yang sama.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 47


MODUL 4. UKURAN UTAMA KAPAL

Posisi atau letak dari pada FP (Forward Perpendicular) adalah pada


perpotongan antara linggi haluan (fore side of the stem) dengan garis air (WL:
water line). Sedangkan posisi AP (After Perpendicular) tergantung pada
bentuk belakang kapalnya.

Untuk kapal komersial umumnya letak AP adalah pada perpotongan antara


WL dengan linggi kemudi (rudder post). Sedangkan pada kapal tertentu
seperti pada beberapa jenis kapal perang ataupun kapal komersial dimana
bentuknya “cruiser stern”, letak AP adalah perpotongan antara WL dengan
transom profile, atau bisa dikatakan, untuk kasus ini LPP sama dengan LWL.

c. Lwl (Length on water line)


Adalah jarak mendatar antara kedua ujung garis muat, yang diukur dari titik
potong antara WL dengan linggi buritan (after side of stern) sampai pada
perpotongan antara WL dengan linggi haluan (fore side of stem). Panjang ini
diukur tidak termasuk kulit lambung, artinya diukur dalam keadaan molded.

d. Lebar Kapal (B: Breadth


molded)
Adalah lebar kapal terbesar
yang diukur pada bagian
tengah kapal (Midship) dari
sisi dalam ke sisi dalam kulit
kapal (Lihat Gambar 4.2).

e. Tinggi (H: Height/Depth


molded) Gambar 4.2. Penampang Melintang Kapal
Jarak vertikal yang diukur dari
garis dasar (molded baseline) sampai perpotongan antara garis sheer plan dari
geladak tepi dengan midship section, atau sampai garis geladak yang terendah
(geladak tepi) – Gambar 4.2.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 48


MODUL 4. UKURAN UTAMA KAPAL

f. Sarat Kapal (T: Draft molded)


Adalah jarak yang diukur dari garis dasar sampai garis muat (waterline), dan
diukur pada bagian tengah kapal. Adapun sarat ini ada sarat haluan (Th) yang
diukur pada garis tegak haluan, dan sarat buritan (Tb) yang diukur pada garis
tegak buritan – Gambar 4.2.

Tb>Th : Trim by stern


Th>Tb : Trim by bow
(selalu dihindari, karena dapat menambah tahanan kapal dan menyebabkan
propeller keluar dari permukaan air).

Beberapa istilah lain yang perlu untuk diketahui antara lain:

Midship section
Adalah bidang tengah kapal (dapat dilihat dari arah melintang kapal) yang terletak
pada setengah panjang kapal. pada kapal-kapal komersial adalah setengah panjang
LPP, sedangkan pada kapal-kapal perang adalah setengah dari LWL.

Freeboard
Adalah perbedaan jarak (selisih) antara tinggi kapal (molded depth) dengan sarat
kapal (draft molded).

4.2.2. Displacement dan Volume Displacement


Dalam mempelajari tentang keadaan benda yang terapung, seperti misalnya sebuah
kapal, maka kita tidak dapat terlepas dari prinsip dasar Hukum Archimedes. Menurut
Archimedes, bahwa jika suatu benda tercelup di dalam air, maka benda tersebut akan
mendapatkan gaya perlawanan yang arahnya ke atas, yang disebut dengan buoyant
force atau buoyancy. Sedangkan besarnya buoyant force tersebut sama dengan berat
air yang dipindahkan (displaced) oleh badan kapal/benda apung yang tercelup
tersebut.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 49


MODUL 4. UKURAN UTAMA KAPAL

Hukum Archimedes tersebut sangat berguna bagi kita untuk bisa memahami lebih
dalam tentang beberapa hal mengenai kapal, seperti misal displacement dan volume
displacement.

Displacement () adalah berat air yang dipindahkan oleh badan kapal yang tercelup
air. Sedangkan Volume Displacement () adalah volume dari air yang dipindahkan
akibat adanya badan kapal yang tercelup air. Besarnya displacement sama dengan
berat total kapal beserta muatannya pada kondisi air laut yang mempunyai densitas
massa () sebesar 1,025 ton/m3. Sehingga bisa disimpulkan bahwa displacement
tersusun atas berat kapal kosong (light weight - LWT) ditambah dengan bobot mati
kapal (dead weight - DWT).

(∆) = + (4.1)

Yang dimaksud dengan LWT adalah berat keseluruhan konstruksi kapal beserta
seluruh peralatan yang terpasang. Sedangkan DWT merupakan kapasitas muat kapal,
dimana mencakup berat muatan (cargo), bahan bakar, air, dan lain-lain. Sedangkan
hubungan Antara displacement dengan volume displacement adalah sebagai berikut:

(∆) = ×∇ (4.2)

4.2.3. Koefisien Bentuk Kapal


Dalam mempelajari koefisien bentuk ini perlu disepakati tentang pemahaman, yaitu
pandanglah kapal dalam bentuk yang sebenarnya, dan kapal dalam bentuk
rectangular block (balok) – Gambar 4.3. Adapun macam dari koefisien bentuk antara
lain adalah:
 Koefisien Bidang Garis Air;
 Koefisien Midship;
 Koefisien Blok;
 Koefisien Prismatik;
 Koefisien Prismatik Tegak

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 50


MODUL 4. UKURAN UTAMA KAPAL

Gambar 4.3. Kapal di dalam balok

Koefisien Bidang Garis Air (Waterplane Area Coefficient, CWP)


Adalah perbandingan antara luas waterplane (AWP) dengan luas segiempat yang
mengelilinginya; yang mempunyai panjang sama dengan LPP atau LWL dan lebar
sama dengan lebar kapal (B molded). Nilai koefisien ini berkisar antara 0.7 sampai
dengan 0.9.

= (4.3)
×

Gambar 4.4. Koefisien Bidang Garis Air

Jika mengacu pada Gambar 4.4 di atas, bahwa fungsi panjang yang digunakan untuk
menghitung CWP bisa LPP atau LWL. Hal ini sangat tergantung pada nilai panjang
yang digunakan untuk menghitung AWP.

Koefisien Gading Besar (Midship Coefficient, CM)


Disebut juga Midship Section Coefficient atau Midship Simply Coefficient adalah
perbandingan antara luasan midship yang tercelup air (immersed area of midship
section) dengan luas segiempat yang mempunya panjang sama dengan lebar kapal (B
molded) dan tinggi sama dengan sarat kapal (T).

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 51


MODUL 4. UKURAN UTAMA KAPAL

= (4.4)
×

Gambar 4.5. Koefisien Midship

Kisaran nilai CM untuk kapal selain yacht adalah berkisar antara 0.85.

Koefisien Balok (Block Coefficient, CB)


Adalah perbandingan antara volume displacement kapal dengan volume balok
dengan panjang, lebar, dan kedalaman sama dengan panjang kapal (L), lebar kapal
(B) dan sarat kapal (T). Nilai CB untuk large oil tanker berkisar antara 0.88 atau
dengan range 0.36 - 0.92 (0.36 = high speed craft, dan 0.92 = displacement hull).


= (4.5)
× ×

Gambar 4.6. Koefisien Blok

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 52


MODUL 4. UKURAN UTAMA KAPAL

Koefisien Prismatik (Prosmatic Coefficient, CP)


Merupakan perbandingan antara volume displacement dengan volume prismatik yang
mempunyai panjang sama dengan Lpp dan luas yang sama dengan luasan Midship
Section. Kisaran nilai yang diharapkan adalah 0.55.

∇ × × ×
= = = (4.6)
× × × ×

Gambar 4.7. Koefisien Prismatik dan Koefisien Prismatik Tegak

Koefisien Prismatik Tegak (Vertical Prismatic Coefficient, CVP)


Adalah perbandingan antara volume displacement dengan volume suatu prismatik
yang mempunyai panjang sama dengan sarat kapal dan luas yang sama dengan luas
waterplane.


= (4.7)
×

4.3. Rangkuman
 Kapal mempunyai parameter dimensi panjang, lebar, tinggi, volume dan
berat.
 Berat total kapal atau yang disebut dengan displacement tersusun atas berat
kapal kosong (LWT) ditambah dengan total berat muatan (DWT).
 Untuk mengetahui karakteristik bentuknya, kapal mempunyai koefisien-
koefisien bentuk yang merupakan fungsi luas dan volume.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 53


MODUL 4. UKURAN UTAMA KAPAL

4.4. Referensi
a) Rawson, K.J., Tupper, E.C., (2001), Basic Ship Theory, 5th ed., vol. 1.
b) Tupper, E., (2002), Introduction to Naval architecture, 3rd ed.
c) Clark, I.C., (2002), The Management of Merchant Ship Stability, Trim and
Strength, O’Sullivan Printing Co., England.
d) Watson, D.G.M., (1998), Practical Ship Design, Vol. 1, Elsevier.
e) Derret, D.R., (1999), Ship Stability For Masters and Mates, 5th ed.,
Butterworth-Heinemann.

4.5. Latihan Soal


1. Kapal dengan panjang 200 m LPP, mempunyai lebar 22 m dan sarat 7 m. Jika
diketahui koefisien prismatik kapal 0,75 dan luas bidang garis air 3.500 m2 seta
displacement 23.000 ton, tentukan:
a. CB.
b. CW.
c. CM.
2. Diketahui panjang, lebar dan sarat kapal adalah 115 m, 15,65 m dan 7,15 m. Jika
koefisien midship kapal tersebut 0,921 dan koefisien blok 0,6665, tentukan:
a. Displacement (ton, air laut).
b. Luas Midship.
c. CP.
3. Dua buah kerucut dengan alas bundar (circular cone) saling terhubung kedua
dasarnya. Masing-masing kerucut tersebut mempunyai tinggi yang sama
besarnya dengan diameter dasarnya. Gabungan kedua kerucut tersebut terapung
sehingga kedua puncaknya membentuk permukaan air. Tentukan:
a. CM.
b. CP.
c. CW.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 54


MODUL 4. UKURAN UTAMA KAPAL

4.6. Lembar Kerja


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 55


MODUL 4. UKURAN UTAMA KAPAL

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 56


MODUL 4. UKURAN UTAMA KAPAL

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 57


MODUL 4. UKURAN UTAMA KAPAL

4.7. Jawaban
1. (a) 0,73 (b) 0.80 (c) 0,97
2
2. (a) 8771 ton (b) 103 m (c) 0,722
3. (a) 0,785 (b) 0,333 (c) 0,50

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 58


MODUL 5
INTEGRAL NUMERIK

Penyusun:
Heni Siswanti, ST
Adi Wirawan Husodo, ST, MT

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2013
MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

5.1. Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini
adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa mampu memahami konsep integral numeric;
- Mahasiswa mampu menerapkan konsep integral numeric untuk menghitung
luas bidang garis air, luas section, volume displacement, letak titik trim
kapal, letak titik tekan ke atas memanjang dan melintang.

5.2. Uraian Materi


5.2.1. Pendahuluan
Perlu sekali seorang perencana kapal memahami konsep tentang integral numerik
dengan baik. Hal ini disebabkan beberapa pertimbangan antara lain bahwa bentuk
kapal yang sangat kompleks, dimana bentuk kompleks tersebut membawa implikasi
bahwa bentuk kapal tersebut tidak dapat disajikan ke dalam suatu bentuk persamaan
matematis yang pasti. Untuk itu perlu adanya pendekatan-pendekatan secara numerik
dalam menentukan properties dari pada geometri kapal, seperti luas water plane,
volume displacement, dan lain-lain.

5.2.2. Jenis-jenis Integral Numerik


Beberapa model integral numerik yang sering digunakan dalam perhitungan-
perhitungan proses perencanaan kapal antara lain adalah:
a) Hukum Trapesium (Trapezoidal rule);
b) Hukum Simpson I (Simpson’s 1st rule);
c) Hukum Simpson II (Simpson’s 2nd rule).

Hukum Trapesium (Trapezoidal rule)


Prinsip yang digunakan dalam hukum Trapesium adalah berbasis pada 2 (dua) buah
titik data (ordinat), dengan menggunakan asumsi bahwa bentuk kurva adalah linier
(y = ax + b). Lihat Gambar 5.1.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 59


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

Gambar 5.1. Kurva Linier untuk Hukum Trapesium

Pada gambar 5.1 tersebut terdapat 3 (tiga) bidang, dengan masing-masing bidang
dibatasi oleh 2 (dua) buah titik data, yaitu :
 Bidang A1; dengan batasan y1 dan y2
 Bidang A2; dengan batasan y2 dan y3
 Bidang A3; dengan batasan y3 dan y4

Untuk menentukan luas masing-masing bidang dapat digunakan rumus sebagai


berikut:

= ( + ) (5.1)

dimana :
An : Luas bidang ke-n;
s : Jarak antar ordinat;
yn : nilai panjang pada ordinat ke-n;
yn+1 : nilai panjang pada ordinat ke-n+1;

Sehingga untuk mengetahui besarnya nilai luas total (A) adalah :


= + + + (5.2)

Hukum Simpson I (Simpson’s 1st rule)


Berbeda dengan konsep hukum Trapesium, pada hukum Simpson I ini menggunakan
3 (tiga) buah titik data (ordinat), sehingga dapat tersusun 2 (dua) buah bidang.
Bentuk kurva pada hukum Simpson I ini diasumsikan berbentuk kurva polynomial
orde 2. Secara umum untuk menghitung luas suatu bidang (apapun bentuk bidang
tersebut) dapat menggunakan pendekatan prinsip integral. Pada Gambar 5.2 berikut

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 60


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

dapat dilihat bahwa suatu bidang dibatasi oleh kurva dengan persamaan y(x) = ax2 +
bx + c dan dua buah garis pada posisi x1 dan x2.

Gambar 5.2. Kurva polinomial orde 2 hukum Simpson I

Sehingga luas bidang pada Gambar 5.2 di atas adalah :


=∫

=∫ ∙

≅ (1 +4 +1 ) (5.3)

Untuk kasus dimana jumlah titik data (ordinat) lebih dari 3 (tiga), maka beberapa hal
berikut harus menjadi perhatian, yaitu :
1. Pastikan bahwa jumlah titik data (ordinat) tersebut adalah ganjil.
2. Penerapan konsep hukum Simpson I tetap mengacu pada prinsip 3 (tiga) buah
titik data (ordinat).

Gambar 5.3. Model kurva untuk jumlah titik data lebih dari 3 (tiga)

Jika dilihat, maka jumlah titik data (ordinat) pada kurva gambar 3.3 di atas adalah 9
(sembilan). Ini menunjukkan bahwa jumlah titik data (ordinat) pada kurva tersebut
adalah ganjil. Jika diperinci maka pada kurva tersebut terdapat 4 (empat) buah
bidang yang tersusun atas 3 (tiga) titik data pada masing-masing bidang.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 61


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

Sehingga aplikasi dari konsep 3 (tiga) buah titik data adalah sebagai berikut :
Untuk 3 titik data (ordinat) yang pertama :

= (1 +4 +1 ) (5.4)

Untuk 3 titik data (ordinat) yang kedua :

= (1 +4 +1 ) (5.5)

Untuk 3 titik data (ordinat) yang ketiga :

= (1 +4 +1 ) (5.6)

Untuk 3 titik data (ordinat) yang keempat :

= (1 +4 +1 ) (5.7)

Maka untuk menentukan besarnya nilai luasan total dari bidang di atas, maka :
= + + + (5.8)

= (1 +4 + 1 ) + (1 +4 +1 )

+ (1 +4 + 1 ) + (1 +4 +1 )
Sehingga dari persamaan 3.8 dapat dirumuskan persamaan umum hukum Simpson I,
yaitu :

= (1 +4 +2 +⋯+2 +4 +1 )
(5.9)

Hukum Simpson II (Simpson’s 2nd rule)


Ciri yang nampak pada hukum Simpson II ini adalah berbasis pada 4 (empat) buah
titik data (ordinat), dengan asumsi kurva yang terjadi merupakan model polinomial
orde-3 (y = ax3 + bx2 + cx + d).

Gambar 5.4. Kurva polinomial orde-3 Hukum Simpson II

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 62


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

Dengan mengacu pada Gambar 5.4 di atas, maka untuk mengetahui besarnya luas
bidang tersebut adalah :

= (1 +3 +3 +1 ) (5.10)

5.2.3. Aplikasi Integral Numerik


Beberapa aplikasi dari konsep integral numerik ini cukup banyak dijumpai dalam
perhitungan-perhitungan proses perencanaan kapal, antara lain untuk :
 Menghitung besarnya luas bidang garis air (water plane area);
 Menghitung luas masing-masing section (sectional area);
 Menghitung besarnya submerged volume;
 Menghitung letak titik pengapungan (Longitudinal centre of floatation-
LCF);
 Menghitung letak titik apung secara vertical (Vertical Centre of
Buoyancy-VCB or KB);
 Menghitung letak titik apung secara memanjang (Longitudinal Centre of
Buoyancy-LCB).

5.2.4. Menghitung Water Plane Area (WPA = AWP)

Gambar 5.5. Gambaran matematis water plane kapal

Secara matematis, bidang garis air (water plane) suatu kapal dapat dilihat pada
Gambar 5.5 di atas. Jika diasumsikan sebagai suatu sistem koordinat, maka bidang
garis air tersebut terbentang antara FP (x=0) sampai AP. Kemudian dibatasi pula oleh
suatu garis dengan persamaan y(x). Luas water plane pada Gambar 5.5 di atas adalah
:

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 63


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

Lpp
AWP = 2  dA = 2 y ( x ).dx
0
area (5.11)
dimana :
AWP : Luas bidang garis air (m2);
dA : differential area (m2);
y(x) : panjang y pada x (½ lebar kapal – half breadth (m);
dx : differential width (m).

Aplikasi hukum Simpson I untuk menentukan besarnya luas bidang garis air adalah
sebagai berikut :

Gambar 5.6. Water Plane dalam sistem koordinat

Beberapa hal berikut ini perlu menjadi bahan pertimbangan :


 Pastikan jumlah titik data (ordinat) yang menyusun bidang tersebut (ganjil
atau genap). Karena pada kasus di atas jumlah titik data (ordinat) adalah
ganjil, maka direkomendasikan untuk menggunakan hukum Simpson I.
 Jarak antar titik data (ordinat) untuk kasus di atas adalah x.
 Untuk hukum Simpson I, tetap gunakan acuan 3 (tiga) buah titik data
(ordinat). Sedangkan untuk hukum Simpson II tetap menggunakan acuan 4
(empat) buah titik data (ordinat).

Dengan menggunakan Persamaan 5.3, dapat ditentukan besarnya luas water plane
(AWP) sebagai berikut :
s
AWP = x 1y 0  4 y 1  2 y 2  4 y 3  2 y 4  4 y 5  1y 6  (5.12)
3

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 64


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

Selain menggunakan Persamaan 5.12 di atas, untuk menentukan nilai luas bidang
garis air (water plane area) dapat digunakan model tabel sebagai berikut :

Tabel 5.1. Penentuan AWP berbasis tabel (satuan SI)


Ordinat ½ lebar (m) FS Fungsi Luas

(1) (2) (3) (4)=(2)x(3)


0 y0 1 1y0
1 y1 4 4y1
2 y2 2 2y2
3 y3 4 4y3
4 y4 2 2y4
5 y5 4 4y5
6 y6 1 1y6
S=

Sehingga luas bidang garis air (water plane area) menjadi :


1
AWP = 2   x  S (5.13)
3

Contoh soal 1 :
Tentukan besarnya luas bidang garis air (water plane area) suatu kapal dengan
panjang 220 m. Data ordinat dan lebar ordinat sebagai berikut:

Ordinate
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
number
½ Ord.
0.2 2.4 4.6 6.7 8.1 9.0 9.4 9.2 8.6 6.3 0.0
(m)

Jawab:
Lpp 220
x = = = 22 m
n  1 11  1

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 65


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

1/2 ord (m)


Ord. No FS Fungsi Luas
y
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
1 0.20 1 0.20
2 2.40 4 9.60
3 4.60 2 9.20
4 6.70 4 26.80
5 8.10 2 16.20
6 9.00 4 36.00
7 9.40 2 18.80
8 9.20 4 36.80
9 8.60 2 17.20
10 6.30 4 25.20
11 0.00 1 0.00
S= 196.00

1 1
AWP = 2   x  S = 2   22  196
3 3
= 2874.7 m2

5.2.5. Menghitung Sectional Area


Sectional area (SA) merupakan luas dari masing-masing section yang ada di kapal.
Untuk mengitung besarnya sectional area dapat menggunakan pendekatan konsep
integral numerik dari separo lebar kapal (half-breadth) dengan fungsi sarat kapal (T).

Gambar 5.7. Sectional Area

Secara matematis, dengan mengacu pada Gambar 5.7 di atas, maka besarnya nilai
sectional area adalah :
T
Asec t = 2  dA = 2  y ( z ) dz (5.14)
0
area

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 66


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

dimana:
Asect : Luas section (m2);
dA : differential area (m2);
y(z) : lebar y pada z (½ lebar kapal – half breadth (m);
dz : differential width (m).

Konsep menurut hukum Simpson I adalah sebagai berikut :

Gambar 5.8. Sectional Area dalam Sistem Koordinat

Sehingga untuk menghitung sectional area dengan pendekatan hokum Simpson I


adalah :
T
Asec t = 2  dA = 2  y ( z ) dz
0
area
(5.15)
1
= 2 z y 0  4 y 1  2y 2  ..  4y n 1  y n 
3
Atau,
1
Asec t = 2   z  S (5.16)
3

Contoh soal 2 :
Hitung besarnya sectional area kapal tanker dengan jarak antar waterline adalah 3 m
dan data water line sebagai berikut :
WL 1 2 3 4 5 5½ 6
½ Ord.
12.2 12.10 11.85 11.15 9.55 8.00 1.50
(m)

Jawab :
Z = 3 m

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 67


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

WL 1/2 ord (m) FS Fungsi Luas


(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
1 12.20 1 12.20
2 12.10 4 48.40
3 11.85 2 23.70
4 11.15 4 44.60
5 9.55 1.5 14.33
5 1/2 8.00 2 16.00
6 1.50 0.5 0.75
S= 159.98

1 1
Asec t = 2   z  S = 2   3  159.98
3 3
= 319.96 m2

5.2.6. Menghitung Submerged Volume


Submerged volume atau volume displacement () adalah volume dari air yang
dipindahkan oleh badan kapal yang tercelup di air. Untuk dapat menentukan
besarnya volume displacement tersebut dapat menggunakan pendekatan hukum
Simpson I dengan 2 (dua) cara, yaitu [1] mengintegrasi sectional area sepanjang
kapal, dan [2] mengintegrasi luas bidang garis air tiap-tiap water line (WL)
terhadap sarat kapal (T).

Volume displacement dengan fungsi sectional area dan panjang kapal

Gambar 5.9. Sectional Area Vs Panjang Kapal

Persamaan matematisnya menjadi :


Lpp

Vsubmerged =  s =  dV = A sec t ( x )dx (5.17)


volume 0

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 68


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

Penurunan persamaan menurut Hukum Simpson I adalah :


1
s = x y 0  4y 1  2y 2  ..  4 y n 1  y n  (5.18)
3

Contoh soal 3 :
Diketahui data luasan sectional area (m2) tiap-tiap section suatu kapal sebagai
berikut:
Station 0 1 2 3 4
Sectional Area (ft2) 12.6 242.7 332.0 280.5 92.0

Bila panjang kapal (Lpp) 140 ft, tentukan besarnya submerged volume.
Jawab :
Lpp 140ft
x = = = 35ft
n 1 5 1
No
As (m 2) FS Fungsi Volume
Station
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
0 12.60 1 12.60
1 242.70 4 970.80
2 332.00 2 664.00
3 280.50 4 1122.00
4 92.00 1 92.00
S= 2861.40

1 1
s = x S = (35 ).(2861.40) = 33,383.0 ft 3
3 3

Volume displacement dengan fungsi water plane area dan sarat kapal

Gambar 5.10. Water plane area Vs Sarat kapal (T)

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 69


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

T
Vsubmerged =  s =  dV =  AWP ( z )dz (5.19)
0
volume

1
s = z y 0  4y 1  2y 2  ..  4y n 1  y n  (5.20)
3

Contoh soal 4 :
Diketahui data luas water plane dengan jarak antar water plane 2.5 m, dari suatu
kapal tanker sebagai berikut.
Water plane 1 2 3 4 5 5½ 6
Area (m2) 4010 4000 3800 3100 1700 700 200
Hitung besarnya volume displacement kapal tersebut.

Jawab:
z = 2.5 m
Perhatikan, untuk kasus di atas terdapat ordinat antara, dengan jarak antar ordinat
antara tersebut sebesar ½ z
Water plane Area (m2) FS Hasil
fungsi Awp (x)
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
1 4010.00 1 4010.00
2 4000.00 4 16000.00
3 3800.00 2 7600.00
4 3100.00 4 12400.00
5 1700.00 1.5 2550.00
5 1/2 700.00 2 1400.00
6 200.00 0.5 100.00
S= 44060.00

1 1
S = zS = ( 2.5)44060 = 36716.67 m 3
3 3

5.2.7. Menghitung Longitudinal Center of Floatation (LCF)


Center of Floatation (F) adalah titik pusat water plane kapal, pada saat kapal
mengalami trim atau list. Sedangkan Longitudinal Center of Flotation (LCF) adalah
jarak dari titik acuan (reference point) ke arah memanjang terhadap titik pusat water
plane (F). Titik acuan yang sering digunakan adalah forward perpendicular (FP)
atau midship. Jika titik acuan yang digunakan adalah FP maka semua nilai jarak

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 70


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

terhadap center of floatation adalah positif (+). Sedangkan jika titik acuan yang
digunakan adalah midship, maka terdapat dua kemungkinan nilai LCF, yaitu
negative (-) dan positif (+). Nilai negative (-) tersebut digunakan jika posisi titik F
berada di belakang midship. Sebaliknya, jika titik F berada di depan midship, maka
nilai LCF akan positif (+).

Gambar 5.11. Referensi dan posisi LCF

Gambar 5.12. Skema matematik LCF

xdA Lpp 2 xy ( x )
LCF =  = dx
area
AWP 0 AWP
(5.21)
2 Lpp
=  x y ( x ) dx
AWP 0

Pendekatan hukum Simpson I untuk menentukan LCF adalah sebagai berikut.

Gambar 5.13. Generalisasi hukum Simpson I untuk LCF; skema momen

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 71


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

Dari gambar 5.13 di atas dapat diketahui, bahwa :


Lpp
2
LCF =  x y ( x ) dx
AWP 0
(5.22)
2 1
= x x0 y 0  4 x1y 1  2x 2 y 2  ..  4 xn 1y n 1  xn y n 
A WP 3

Cara lain adalah dengan menggunakan Tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2. Penentuan LCF berbasis tabel (satuan SI)


½ lebar
Ordinat FS F(luas) FM F(Momen)
(m)
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(4)x(5)
0 y0 1 1y0 -3 -3.1y0
1 y1 4 4y1 -2 :
2 y2 2 2y2 -1 :
3 y3 4 4y3 0 0
4 y4 2 2y4 1 :
5 y5 4 4y5 2 :
6 y6 1 1y6 3 3.1y6
S1 = S2 =

S2
LCF = x (5.23)
S1

Contoh soal 5 :
Mengacu pada contoh soal no 1, tentukan letak LCF terhadap station 6.
Jawab :
Ord. No 1/2 ord (m) FS Hasil FM Hasil
y fungsi y x fungsi xy
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3) (5) (6) = (4) x (5)
1 0.20 1 0.20 -5 -1.00
2 2.40 4 9.60 -4 -38.40
3 4.60 2 9.20 -3 -27.60
4 6.70 4 26.80 -2 -53.60
5 8.10 2 16.20 -1 -16.20
6 9.00 4 36.00 0 0.00
7 9.40 2 18.80 1 18.80
8 9.20 4 36.80 2 73.60
9 8.60 2 17.20 3 51.60
10 6.30 4 25.20 4 100.80
11 0.00 1 0.00 5 0.00
S= 196.00 S2= 108.00

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 72


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

S2 108
LCF = x = 22 = 12 .1m
S1 196 (di depan station 6)

atau dapat menggunakan persamaan (5.22)

5.2.8. Menghitung Vertical Center of Buoyancy (VCB)


Center of Buoyancy (B) atau disebut dengan titik tekan ke atas kapal merupakan
suatu titik dimana pada titik tersebut bekerja gaya tekan ke atas kapal. Secara
matematis titik B merupakan titik pusat dari bagian kapal yang tercelup. Hukum
Simpson I dapat digunakan untuk mengetahui posisi titik B suatu kapal baik dari arah
memanjang (LCB) ataupun vertikal (VCB).

Vertical Center of Buoyancy (VCB) disebut juga dengan Keel to Buoyancy (KB),
merupakan jarak titik B terhadap lunas kapal dilihat pada arah melintang kapal.
Untuk menentukan besarnya VCB pertama harus dihitung semua luas water plane
area yang ada di kapal (tergantung pada jumlah water line). Berbasis pada luas-luas
water plane area tersebut maka dapat diketahui besarnya volume displacement. Luas
masing-masing water plane juga menghasilkan momen (momen luas) terhadap lunas
kapal. Sehingga VCB dapat diketahui diketahui dengan membagi resultan momen
luas tersebut dengan total luas-luas water plane area.

Contoh Soal 6
Sebuah kapal mengapung tegak (even keel) dengan sarat 6 m. Diketahui luas-luas
water plane sebabagai berikut:
Sarat (m) 0 1 2 3 4 5 6
Area (m2) 5000 5600 6020 6025 6025 6025 6025

Tentukan besarnya KB terhadap lunas kapal.

Jawab:

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 73


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

Gambar 5.14. Contoh Soal 6

5.2.9. Menghitung Longitudinal Center of Buoyancy (LCB)


Longitudinal Center of Buoyancy (LCB) merupakan jarak titik B terhadap midship
kapal dilihat pada arah memanjang kapal (atau bisa digunakan referensi AP ataupun
FP). Untuk menentukan besarnya LCB pertama harus dihitung semua luas sectional
area yang ada di kapal (tergantung pada jumlah station). Berbasis pada luas-luas
sectional area tersebut maka dapat diketahui besarnya volume displacement. Luas
masing-masing section juga menghasilkan momen (momen luas) terhadap midship

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 74


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

kapal. Sehingga LCB dapat diketahui diketahui dengan membagi resultan momen
luas tersebut dengan total luas-luas sectional area.

Gambar 5.15. LCB sebagai fungsi dari Sectional Area

Cara penyelesaian Hukum Simpson untuk menghitung LCB adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3. Penentuan LCB


SA
Ordinat FS F(volume) FM F(Momen)
(m2)
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(4)x(5)
0 A0 1 1A0 -3 -3.1A0
1 A1 4 4A1 -2 :
2 A2 2 2A2 -1 :
3 A3 4 4A3 0 0
4 A4 2 2A4 1 :
5 A5 4 4A5 2 :
6 A6 1 1A6 3 3.1A6
S1 = S2 =

S2
LCB = x (5.23)
S1

5.3. Rangkuman
 Bentuk kapal sangat komplek, sehingga untuk mengetahui karakteristik
bentuk kapal tersebut harus digunakan pendekatan numerik.
 Hukum Simpson I dapat digunakan dengan syarat jumlah station ganjil.
Dengan penyelesaian dilakukan per-tiga station.
 Fakstor Simpson (FS) berbasis 1 4 1.
 Faktor kali = 1/3.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 75


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

 Hukum Simpson I dapat digunakan untuk menghitung water plane area,


sectional area, LCF, LCB dan VCB.

5.4. Referensi
a) Rawson, K.J., Tupper, E.C., (2001), Basic Ship Theory, 5th ed., vol. 1.
b) Tupper, E., (2002), Introduction to Naval architecture, 3rd ed.
c) Clark, I.C., (2002), The Management of Merchant Ship Stability, Trim and
Strength, O’Sullivan Printing Co., England.
d) Watson, D.G.M., (1998), Practical Ship Design, Vol. 1, Elsevier.
e) Derret, D.R., (1999), Ship Stability For Masters and Mates, 5th ed.,
Butterworth-Heinemann.

5.5. Latihan Soal


1. Data setengah lebar bidang garis air suatu kapal dengan panjang 60 m berurutan
dari depan (forward) adalah sebagai berikut:
0, 3.8, 4.3, 4.6, 4.7, 4.7, 4.5, 4.3 dan 1.0 m. Hitung:
a. Luas bidang garis air;
b. CW.
c. LCF.

2. Data luas bidang garis air suatu kapal dengan sarat (T) 24 meter adalah sebagai
berikut:
2000, 1950, 1800, 1400, 800, 400 dan 100 m2
Tentukan besarnya:
a. Displacement kapal (ton);
b. VCB.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 76


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

5.6. Lembar Kerja


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 77


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 78


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 79


MODUL 5. INTEGRAL NUMERIK

5.7. Jawaban
1. (a) 488 m2 (b) 0.865 (c) 0,86 di belakang midship
2. (a) 30.476,7 ton (b) 15,6 m

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 80


MODUL 6
STABILITAS MELINTANG

Penyusun:
Heni Siswanti, ST
Adi Wirawan Husodo, ST, MT

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2013
MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

6.1. Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini
adalah sebagai berikut :
 Mahasiswa mampu memahami konsep stabilitas melintang;
 Mahasiswa mampu mengestimasi perubahan posisi titik berat kapal (G)
akibat proses bongkar muat.

6.2. Uraian Materi


6.2.1. Titik-titik Stabilitas
Titik berat (centre of gravity, G); suatu titik dimana pada titik tersebut bekerja gaya
gravitasi dengan arah vertikal ke bawah. Dimana besarnya gaya gravitasi tersebut
sama dengan berat kapal. KG = VCG kapal.

Titik tekan ke atas (centre of buoyancy, B); suatu titik dimana pada titik tersebut
bekerja suatu gaya tekan ke atas yang bekerja dengan arah vertikal ke atas, dengan
besar gaya sama dengan berat air yang dipindahkan. Atau bisa disebut dengan titik
berat (centre of gravity) dari volume yang tercelup. KB = VCB kapal.

Untuk dapat mengapung dengan baik pada kondisi air tenang, sebuah kapal hrs
mampu memindahkan sejumlah berat air (volume tercelup), dan letak titik berat (G)
pada satu garis vertikal yang sama dengan titik apung (B).

6.2.2. Heel vs List


Heel; kapal dikatakan pada kondisi heel ketika kapal tersebut mengalami kemiringan
yang diakibatkan oleh pengaruh gaya-gaya luar. Seperti akibat angin atau
gelombang.

List; Kapal dikatakan pada kondisi list jika kapal tersebut mengalami kemiringan
akibat gaya-gaya internal, seperti misal adanya pemindahan berat/muatan secara
melintang di dalam kapal.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 81


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

6.2.3. Metasentra
Pada Gambar 6.1(a) dapat dilihat kapal mengapung tegak pada air tenang, sehingga
titik B dan G berada pada satu garis vertikal. Perhatikan jika kapal mengalami
kemiringan dengan sudut kecil () seperti pada Gambar 6.1(b). Jika tidak terjadi
perubahan distribusi berat, maka letak titik berat G tidak akan berubah. Hanya arah
gaya berat kapal (W) menyesuaikan (tetapi tetap vertikal ke bawah).

Pada saat mengalami heel, baji WOW1 keluar dari air, dan besarnya sama dengan
baji LOL1 yang tercelup. Pada kondisi ini, WOW1 mempunyai titik berat g yang
ditransfer ke posisi titik berat g1. Titik apung (B) akan berubah posisi ke B1; dimana
v x gg 1
BB1 
BB1 sejajar dengan gg1, dan V , dimana v adalah volume dari baji dan V
adalah volume displacement.

Pertemuan antara dua garis


vertikal yang melalui masing-
masing titik apung (titik apung B
pada kondisi tegak dan titik B1
pada kondisi heel) disebut
dengan metasentra (metacentre).
Untuk sudut kemiringan heel
sampai 15O, garis vertikal yang
melalui titik apung dan
memotong centre line tersebut
disebut metasentra awal (initial
Gambar 6.1. Kesetimbangan Stabil metacentra, M).

Tinggi dari metasentra awal tesebut sangat tergantung dengan bentuk kapal yang
tercelup. Sedangkan jarak antara titik G dan M disebut dengan tinggi metasentra
(metacentre height). Jika posisi titik G dibawah titik M dikatakan kapal mempunyai
tinggi metasentra positif. Sedangkan kalau titik G di atas titik M dikatakan kapal
mempunyai tinggi metasentra negatif.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 82


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

6.2.4. Kesetimbangan (Equilibrium)


a) Stable Equilibrium (Kesetimbangan Stabil)
Suatu kapal dikatakan mempunyai kesetimbangan stabil seandainya kapal tersebut
mampu kembali ke posisi kesetimbangan semula setelah mengalami kemiringan
(Lihat Gambar 6.1). Untuk dapat mencapai kesetimbangan jenis ini, kapal harus
mempunyai tinggi metasentra yang positif. Momen yang digunakan untuk
mengembalikan kondisi kapal ke dalam kondisi tegak disebut dengan Moment Of
Statical Stability.
= × (6.1)

Momen stabilitas statis ini diukur dalam satuan ton-meter. Lengan GZ atau disebut
dengan righting lever adalah jarak perpendicular antara titik berat kapal dengan garis
vertikal yang melalui titik apung (centre of buoyancy).
= × (6.2)

b) Unstable Equilibrium (Kesetimbangan Labil)


Jika suatu kapal mendapat kemiringan kecil tetapi terdapat kecenderungan kapal
tersebut mengalami kemiringan yang lebih, maka kapal tersebut dikatakan
mempunyai kesetimbangan yang labil. Untuk kasus ini GM kapal adalah negatif
(atau titik G berada di atas titik M) – Lihat Gambar 6.2.
Pada kasus-kasus sepert ini,
momen statical stability yang
timbul jelas-jelas merupakan
capsizing moment, dimana
momen tersebut menyebabkan
kapal mengalami kemiringan
yang lebih (bukan sebagai
momen pengembali atau righting
moment seperti pada jenis
Gambar 6.2. Kesetimbangan Labil
kesetimbangan stabil).

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 83


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

c) Neutral Equilibrium (Kesetimbangan indiferen)


Ketika titik G berimpit dengan M,
seperti pada gambar 6.3(a), kapal
dikatakan dalam keadaan neutral
equilibrium. Dan jika kapal tersebut
dimiringkan dengan sudut kecil,
kapal tersebut akan tetap berada
pada kondisi tersebut sampai
dikenai gaya-gaya luar. Dalam
keadaan ini kapal mempunyai GZ = Gambar 6.3. Kesetimbangan Netral

0, dan KG = KM.

Pada kondisi ini, tidak akan ada momen yang dapat mengembalikan kapal kembali
ke posisi tegak atau untuk membuatnya lebih mengalami kemiringan. Sehingga
untuk membuatnya kembali tegak, diperluakan gaya-gaya (external ataupun
internal).

Jika sebuah kapal berada dalam kondisi unstable ataupun neutral equilibrium, maka
untuk dapat mengembalikannya dalam keadaan stabil, maka hal utama yang harus
dilakukan adalah menurunkan letak titik G kapal tersebut. Beberapa cara untuk dapat
mencapai hal tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
a. Menurunkan muatan;
b. Muatan yang akan dinaikkan diupayakan diletakkan pada tempat tertentu,
sedemikian rupa titik beratnya berada di bawah titik berat kapal;
c. Upayakan menurunkan muatan yang mempunyai posisi titik berat di atas
titik berat kapal, atau;
d. Menghilangkan permukaan-permukaan bebas yang ada di kapal.

6.2.5. Stiff and Tender Ships


Time period adalah waktu yang dibutuhkan oleh kapal untuk melakukan gerakan roll
dari satu sisi ke arah sisi yang lain kemudian kembali ke posisi semula (setimbang).
Ketika suatu kapal mempunyai nilai GM yang besar, misal 2 sampai 3 m, maka nilai

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 84


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

dari righting moment pada sudut kecil juga besar. Kondisi seperti ini kapal tersebut
membutuhkan momen yang lebih besar untuk membuatnya miring. Demikian juga
kalau sudah mengalami kemiringan, maka kapal tersebut akan dengan cepat kembali
ke posisi semula. Sehingga dapat diartikan pada kondisi ini kapal mempunyai time
period yang sangat cepat (gerakan roll kapal dari satu sisi ke sisi yang lain terjadi
begitu cepat). Kapal pada kondisi ini disebut STIFF; dan merupakan suatu kondisi
yang harus dihindari.

Tetapi jika kapal mempunyai nilai GM kecil (berkisar antara 0.16 s/d 0.20 m), maka
besarnya righting moment juga kecil. Sehingga menyebabkan kapal akan lebih
mudah mengalami kemiringan, namun lebih lambat untuk kembali ke posisi semula.
Time period untuk kondisi ini bisa mencapai 30 sampai 35 detik (waktu yang lama),
dan disebut kapal dalam kondisi TENDER; dan juga merupakan kondisi yang harus
dihindari. Dengan demikian pada proses loading ataupun unloading harus
diperhatikan bahwa nilai GM harus terletak di antaranya (tidak STIFF ataupun tidak
TENDER). Time period yang baik berkisar antara 20 sampai 25 detik.

6.2.6. Nilai GM
GM merupakan suatu hal yang penting dalam mempelajari stabilitas kapal. Tabel 6.1
di bawah menunjukkan kisaran nilai GM untuk beberapa jenis kapal pada kondisi
sarat muat penuh (fully - loaded draft).

Tabel 6.1. Kisaran Nilai GM untuk Kapal-kapal Niaga


Ship Type GM at fully-loaded condition
General cargo ship 0.30 – 0.50 m
Oil tankers to VLCCs 0.30 – 1.00 m
Container ship 1.50 m approx
Ro-ro vessels 1.50 m approx
Bul ore carrier 2–3m

6.2.7. Momen Stabilitas Statis


Sudut Kemiringan Kecil (< 15O)
 Baca penjelasan poin 6.2.3, Persamaan 6.1 dan Persamaan 6.2.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 85


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

Sudut Kemiringan Besar (> 15O)


Pada sudut kemiringan yang besar,
gaya apung tidak melalui titik
metasentra awal. Titik apung B1
bergeser ke sisi yang lebih rendah lagi
(Gambar 6.4). Namun karena GZ
merupakan jarak tegak lurus antara 2
garis gaya yang melalui G dan B1,
maka besarnya momen stabilitas statis
Gambar 6.4. Large Angle of Heel
pada sudut besar adalah sebagai
berikut:

= + tan sin (6.3)

= × + tan sin

(6.4)
Contoh Soal 1
A box-shaped vessel 65 m x 12 m x 8 m has KG 4 m, and is floating in salt water
upright on an even keel at 4 m draft F and A. Calculate the moments of statical
stability at (a), 5 degrees and (b), 25 degrees heel.
Jawab:

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 86


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

6.2.8. Final KG
Ketika suatu kapal telah selesai dibangun, maka beberapa informasi penting tentang
stabilitas kapal tersebut juga harus disampaikan kepada pemilik kapal (owner).
Beberapa informasi tersebut adalah berat kapal kosong (lightweight), VCG dan LCG
serta informasi lain seperti posisi titik berat muatan dan bunker space. Hal ini sangat
diperlukan untuk mengetahui kondisi awal dimana displacement dan KG untuk
berbagai kondisi dapat diketahui. Final KG dapat diketahui dari nilai momen
sejumlah muatan yang dimuat ataupun yang akan dikeluarkan, terhadap lunas kapal
(keel).
= × ∆ (6.5)

= (6.6)

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 87


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

Contoh Soal 2:
Kapal dengan displacement 6000 ton mempunyai KG = 6 m dan KM = 7.33 m.
Berikut adalah beberapa muatan yang diangkut (loading) dan yang akan diturunkan
(discharge).
Loaded cargo : 1000 ton, KG 2.5 m
500 ton, KG 3.5 m
750 ton, KG 9.0 m
Discharge cargo : 450 ton, KG 0.6 m
800 ton KG 3.0 m
Tentukan besarnya nilai GM
Jawab:
Berat muatan KG Momen thd keel
+6000 6.0 +36000
+1000 2.5 +2500
+500 3.5 +1750
+750 9.0 +6750

-450 0.6 -270


-800 3.0 -2400
+7000 +44330

Final KG = Final Moment : Final Displacement


= 44330 : 7000 = 6.33 m

GM = KM – KG
= 7.33 – 6.33
=1m

Contoh Soal 3:
Kapal dengan displacement 5000 ton mempunyai KG 4.5 m dan KM 5.3 m.
Beberapa muatan berikut dinaikkan ke atas kapal
2000 ton, KG 3.7 m 1000 ton, KG 7.5 m
Tentukan berapa besarnya muatan (KG 9 m) yang harus dinaikkan ke atas kapal,
sehingga kapal dapat berlayar dengan kondisi GM minimum 0.3 m. Asumsi muatan
yang akan ditambahkan adalah ’x’ ton.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 88


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

Jawab:
Berat muatan KG Momen thd keel
5000 4.5 22500
2000 3.7 7400
1000 7.5 7500
x 9.0 9x
8000 + x 37400 + 9x

Diketahui: KM = 5.3 m
GM = 0.3 m
KG = KM – GM
= 5.3 – 0.3
=5m
Final KG = Final Moment : Final Displacement
= (37400 + 9x)/(8000 + x) = 5 m
5 = (37400 + 9x)/(8000 + x)
40000 + 5x = 37400 + 9x
2600 = 4x
x = 650 ton
Jadi besarnya muatan yang harus ditambahkan adalah 650 ton

6.3. Rangkuman
 Terdapat beberapa titik yang harus dipahami dalam mempelajari stabilitas,
yaitu titik tekan ke atas (B), ttitik berat kapal (G) dan titik metasentra (M).
 Jenis kesetimbangan kapal ada tiga macam; stabil, labil dan netral.
 Kapal dikatakan mempunyai stabilitas melintang yang baik jika kapal
tersebut mampu kembali ke posisi tegak semula setelah mengalami
kemiringan.
 Stabilitas melintang yang baik tersebut diperoleh jika tinggi metasentra
kapal (GM) positif; yaitu titik G di bawah M.
 Momen yang digunakan untuk mengembalikan posisi kapal menjadi tegak
kembali setelah mengalami kemiringan disebut Momen Stabilitas Statis.
 Karena posisi titik G senantiasa berubah jika terjadi proses bongkar muat,
maka pada setiap proses bongkar muat kapal perlu dilakukan pengecekan

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 89


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

terhadap posisi titik G kapal. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah
tinggi metasentra kapal (GM) senantiasa positif.

6.4. Referensi
a) Rawson, K.J., Tupper, E.C., (2001), Basic Ship Theory, 5th ed., vol. 1.
b) Clark, I.C., (2002), The Management of Merchant Ship Stability, Trim and
Strength, O’Sullivan Printing Co., England.
c) Derret, D.R., (1999), Ship Stability For Masters and Mates, 5th ed.,
Butterworth-Heinemann.

6.5. Latihan Soal


1. Apa yang dimaksud dengan heel dan list?
2. Jelaskan posisi titik-titik stabilitas kapal ketika kapal dalam posisi tegak.
3. A ship of 10 000 tonnes displacement has KG 5.5 m, KB 2.8 m, and BM 3 m.
Calculate the moments of statical stability at (a) 5 degrees heel and (b) 25
degrees heel.
4. A ship arrives in port with displacement 6000 tonnes and KG 6 m. She then
discharges and loads the following quantities:
Discharge 1250 tonnes of cargo KG 4.5 metres
675 tonnes of cargo KG 3.5 metres
420 tonnes of cargo KG 9.0 metres
Load 980 tonnes of cargo KG 4.25 metres
550 tonnes of cargo KG 6.0 metres
700 tonnes of bunkers KG 1.0 metre
70 tonnes of FW KG 12.0 metres
During the stay in port 30 tonnes of oil (KG 1 m) are consumed. If the final KM
is 6.8 m, find the GM on departure.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 90


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

6.6. Lembar Kerja


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 91


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 92


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 93


MODUL 6. STABILITAS MELINTANG

6.7. Jawaban
1. Heel; kapal dikatakan pada kondisi heel ketika kapal tersebut mengalami
kemiringan yang diakibatkan oleh pengaruh gaya-gaya luar. Seperti akibat angin
atau gelombang.
List; Kapal dikatakan pada kondisi list jika kapal tersebut mengalami
kemiringan akibat gaya-gaya internal, seperti misal adanya pemindahan
berat/muatan secara melintang di dalam kapal.
2. Posisi dari yang teratas, M – G – B dan K.
3. (a) 261,6 ton-m (b) 2647 ton-m.
4. 1.2 m.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 94


MODUL 7
STABILITAS MEMANJANG

Penyusun:
Heni Siswanti, ST
Adi Wirawan Husodo, ST, MT

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2013
MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

7.1. Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini
adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa dapat memahami konsep stabilitas memanjang kapal atau trim;
- Mahasiswa dapat menghitung bessarnya perubahan sarat kapal akibat
pergeseran muatan ataupun proses bongkar muat dalam arah memanjang.

7.2. Uraian Materi


7.2.1. Konsep Trim
Pada Gambar 7.1 dapat dilihat bahwa kapal berlayar pada keadaan air tenang dan
pada kondisi sarat yang sama (even keel). Jika sebuah berat w yang semula terdapat
di kapal, dipindah kebelakang sejauh jarak d, maka yang terjadi adalah adanya
perpindahan posisi titik berat kapal (G) ke posisi G1, dimana perpindahan tersebut
sejajar dengan perpindahan titik berat muatan yang berpindah.

Gambar 7.1. Pergeseran muatan arah memanjang

( × )
= (7.1)

× =( × ) (7.2)

Pada saat trim (Gambar 7.2), terdapat bagian-bagian (baji = wedge) yang tercelup
WFW1 dan yang terangkat LFL1, dimana besarnya volume antara kedua baji tersebut

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 95


MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

adalah sama. F adalah suatu titik trim kapal, yaitu suatu titik berat dari bagian bidang
garis air (waterplane area), disebut juga dengan istilah centre of flotation atau
tipping centre.
Metasentra memanjang
(Longitudinal Metacentra, LM)
adalah titik perpotongan antara 2
garis vertikal yang melalui
posisi memanjang dari titik
apung kapal. Jarak vertikal
antara titik berat kapal G dengan
metasentra memanjang disebut
dengan tinggi metasentra
memanjang (Longitudinal
Gambar 7.2. Kapal dalam kondisi Trim
metacentric height, GML).

7.2.2. Moment to change Trim one cm (MCT 1 cm)


Adalah momen yang digunakan untuk merubah trim 1 cm.
( × )
= (7.3)

W = displacement kapal, ton


GML = tinggi metasentra memanjang, m
L = panjang kapal, m

Gambar 7.3. Kapal pada kondisi setimbang (equilibrium)

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 96


MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

Gambar 7.4. Pergeseran Muatan w

Gambar 7.4 menunjukkan adanya pemindahan muatan w sejauh jarak d. Sehingga


menyebabkan perpindahan titik G ke G1, dan menimbulkan momen trim atau
trimming moment sebesar W x GG1.

Gambar 7.5. Kondisi kapal setelah pergeseran w.

Akibat adanya pergeseran muatan w tersebut (Gambar 7.5), kapal akan mengalami
trim dan menyebabkan posisi titik berat kapal dan titik tekan kembali pada satu garis
vertikal, sehingga kapal kembali pada kondisi kesetimbangan. Padda Gambar 7.6
dapat dilihat gambaran perubahan sarat kapal yang terjadi akibat pergeseran muatan
tersebut.

Gambar 7.6. Gambaran perubahan Sarat Kapal

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 97


MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

Mengacu pada Gambar 7.6, bahwa posisi titik F adalah l meter dari aft. Sehingga:
( × )
= = tan (7.4)

( × )
tan =( )
= (7.5)
×

Untuk mempermudah pemahaman tentang MCT1 cm ini, asumsikan kapal mengalami


trim sebesar 1 cm. Akibat trim 1 cm tersebut, maka w x d merupakan momen trim
yang digunakan untuk merubah besarnya trim 1 cm. Sehingga :

tan =

( × )
tan =( )
×

tan =( )
×

( × )
=

( × )
=

7.2.3. Pengaruh Trim terhadap perubahan Sarat Kapal


Pada dasarnya, trim di kapal dapat disebabkan oleh 2 (dua) hal, yaitu:
1. Akibat adanya pergeseran muatan yang ada di kapal (dalam arah
memanjang). Hal ini menyebabkan bergesernya titik berat muatan, sehingga
acuan titik muatan tersebut terhadap centre of flotation (F) juga akan
berubah. Arah pergeseran muatan akan mempengaruhi kondisi trim yang
akan terjadi, apakah trim by head/bow atau trim by stern.
2. Akibat adanya proses loading/unloading. Pada sebab yang kedua ini,
pengaruh seperti pada sebab pertama di atas juga berlaku. Tetapi disamping
itu juga akan ada pengaruh akibat proses loading/unloading itu sendiri.
Seberapa besar muatan yang akan ditambah atau dikurangi menyebabkan
adanya tambahan/pengurangan kedalam sarat kapal. Dalam hal ini ada istilah
bodily sinkage dan bodily rise. Bodily sinkage menyebabkan adanya kenaikan

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 98


MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

sarat kapal, baik depan atau belakang, demikian juga dengan bodily rise, akan
menyebabkan berkurangnya sarat kapal depan dan belakang.

7.2.4. Pengaruh Pergeseran muatan terhadap sarat kapal


Pada keadaan ini, jika ada suatu muatan kapal dipindah posisinya, maka akan timbul
momen trim yang merupakan fungsi dari seberapa besar berat muatan tersebut (ton)
dan seberapa jauh pergeseran posisi titik berat muatan semula ke posisi titik berat
muatan yang baru (m). Berikut ini (Gambar 7.7) adalah diagram alur penentuan sarat
kapal akibat proses pergeseran muatan.

Gambar 7.7. Diagram Alir Penentuan Sarat Kapal akibat Pergeseran Muatan

Tanda (+/-) di atas tergantung pada kemana arah pergeseran muatan. Kalau arah ke
depan (forward), maka besarnya perubahan sarat yang terjadi pada bagian depan

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 99


MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

adalah positif. Sehingga nilai sarat F akan ditambah dengan berapa besarnya
perubahan sarat depan tersebut. Dan sebaliknya.

Contoh Soal 1
A ship 126 m long is floating at draft of 5.5 m F and 6.5 m A. The centre of flotation
is 3 m aft of amidships. MCT 1 cm = 240 ton. m, displacement 6000 tons. Find the
new drafts if a weight 120 ton already on board is shifted forward a distance of 45 m.
Jawab:
Trimming moment =wxd
= 120 x 45
= 5400 ton m by the head
Change of trim = trimming moment/MCT 1 cm
= 5400/240
= 22.5 cm by the head
Change of draft aft = (l/L) x Change of trim
= (60/126) x 22.5
= 10.7 cm
Change of draft Forward = Change of trim – Change of draft Aft
= 22.5 – 10.7
= 11.8 cm
Original draft 6.500 m A 5.500 m F
Change due trim -0.107 m +0.118 m
New draft 6.393 m 5.618 m

7.2.5. Pengaruh Proses Loading/Discharging terhadap sarat kapal


Ketika suatu muatan dengan berat tertentu (ton) ditambahkan (loaded) tepat pada
posisi centre of flotation, maka tidak akan menyebabkan adanya momen trim. Tetapi
sarat kapal akan bertambah secara merata sepanjang kapal, dan akan menyebabkan
pula bertambahnya sejumlah air yang dipindah. Jika kemudian muatan tersebut
digeser kedudukanannya, baik ke depan (fwd) ataupun ke belakang (aft), maka akan
menyebabkan pula terjadinya perubahan trim (change of trim). Sehingga pada
kondisi ini terjadi dua hal yaitu bodily sinkage dan change of trim. Tetapi jika suatu

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 100


MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

muatan dikeluarkan dari badan kapal (discharge), maka filosofi yang digunakan
adalah muatan tersebut digeser/dipindah ke depan atau ke belakang ke posisi centre
of flotation. Hal ini sudah pasti akan menghasilkan change of trim. Kemudian, jka
muatan tersebut dikeluarkan, maka kapal akan mengalami bodily rise, yaitu suatu
kondisi dimana badan kapal akan terangkat secara merata (uniformly) yang
berdampak pada turunnya nilai sarat depan dan sarat belakang kapal.

= (7.6)

= ton (7.7)
.

Pada Gambar 7.8 dapat dilihat diagram alir perhitungan perubahan sarat kapal akibat
proses loading/unloading.

Gambar 7.8. Diagram Alir Penentuan Sarat Kapal akibat Loading/Unloading

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 101


MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

Contoh Soal 2
A ship 90 m long is floating at drafts 4.5 m F and 5.0 m A. The centre of flotation is
1.5 m aft of amidships. TPC 10 tons. MCT 1 cm is 120 ton m. Find the new drafts if
a total weight of 450 tons is loaded in a position 14 m forward of amidships
Jawab:
Bodily sinkage = w/TPC Change of trim = trim moment/MCT 1 cm
= 450/10 = (450 x 15.5)/120
= 45 cm = 58.12 cm by the head
Change of draft aft = (l/L) x Change of trim
= (43.5/90) x 58.12
= 28.09 cm
Change of draft Forward = Change of trim – Change of draft Aft
= 58.12 – 28.09
= 30.03 cm
Original draft 5.000 m A 4.500 m F
Bodily sinkage + 0.450 m + 0.450 m
5.450 m 4.950 m
Change due trim - 0.281 m + 0.300 m
NEW DRAFT 5.169 m A 5.250 m F

7.3. Rangkuman
 Trim adalah istilah dari stabilitas memanjang. Ciri kapal terjadi trim jika
terjadi adanya perbedaan sarat kapal bagian depan dan belakang.
 Trim bisa terjadi akibat pergeseran muatan di kapal dan juga bisa terjadi
akibat proses bongkar muat di kapal.

7.4. Referensi
a) Rawson, K.J., Tupper, E.C., (2001), Basic Ship Theory, 5th ed., vol. 1.
b) Clark, I.C., (2002), The Management of Merchant Ship Stability, Trim and
Strength, O’Sullivan Printing Co., England.
c) Derret, D.R., (1999), Ship Stability For Masters and Mates, 5th ed.,
Butterworth-Heinemann.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 102


MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

7.5. Latihan Soal


1. A ship 100 m long, and with a displacement of 2200 tonnes, has longitudinal
metacentric height 150 m. The present drafts are 5.2 m F and 5.3 m A. Centre of
flotation is 3 m aft of amidships. Find the new drafts if a weight of 5 tonnes
already on board is shifted aft through a distance of 60 metres.
2. A ship is floating at drafts of 6.1 metres F and 6.7 metres A. The following cargo
is then loaded:
- 20 tonnes in a position whose centre of gravity is 30 metres forward of
amidships;
- 45 tonnes in a position whose centre of gravity is 25 metres forward of
amidships;
- 60 tonnes in a position whose centre of gravity is 15 metres aft of
amidships;
- 30 tonnes in a position whose centre of gravity is 3 metres aft of
amidships.
The centre of flotation is amidships, MCT 1 cm = 200 tonnes m, and TPC = 35
tonnes. Find the new drafts forward and aft.

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 103


MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

7.6. Lembar Kerja


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 104


MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 105


MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 106


MODUL 7. STABILITAS MEMANJANG

7.7. Jawaban
1. 5.152 m F dan 5.342 m A
2. 6.162 m F 6.726 m A

MODUL AJAR PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN 107

Anda mungkin juga menyukai