Abstrak
Penelitian ini mengangkat masalah: a) Apakah menurut pendapat para siswa, Politeknik Negeri
Sriwijaya sudah menerapkan Marketing 4.0 secara optimal dalam mempromosikan Politeknik Negeri
Sriwijaya? b. Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat penerapan Marketing 4.0 sebagai media
pemasaran digital dalam mempromosikan Politeknik Negeri Sriwijaya?. Model yang digunakan
untuk penelitian ini adalah menggunakan persentase dari jawaban responden. Untuk melihat
persentasi dari jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kuesioner maka
digunakan rumus Indeks Skor (IS). Analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara
mengumpulkan data-data yang kemudian diolah dengan menggunakan analisis kuantitatif, analisis
kualitatif dan analisis komparatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Politeknik Negeri Sriwijaya
dalam menerapkan Marketing 4.0 berdasarkan penilaian dari para siswa SMAN 8, SMAN 4, SMAN 2
menyatakan bahwa semua pernyataan mendapatkan nilai rata-rata di atas 80% dan termasuk dalam
kategori interprestasi skor (IS) “Sangat Kuat”. Penilaian berbeda yang diberikan oleh para siswa
dari SMAN 1 Palembang yang memberikan nilai rata-rata 70% dan termasuk dalam kategori
interprestasi skor (IS) = “Kuat”. Faktor-faktor yang dapat menghambat penerapan Marketing 4.0
sebagai media pemasaran digital dalam mempromosikan Politeknik Negeri Sriwijaya adalah sarana
dan prasarana yang belum memadai seperti seringkali web site Polsri tidak berfungsi dengan baik
(down) apalagi bila grafik penggunaannya meningkat.
96
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940
dilakukan setiap waktu/real time dan mendunia. harus mampu menciptakan relasi human-to-
Marketing 4.0 adalah salah satu cara pemasaran human. Sehingga perkembangan teknologi tidak
yang menggunakan fasilitas internet, menurut berhenti pada teknologi itu sendiri. Pada saat ini,
APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet ada dua aliran brand, yaitu: index dan insight.
Indonesia) hasil survei Data Statistik Pengguna Marketing 4.0 adalah aliran brand insight.
Internet Indonesia dan perilaku pengguna Contoh: ada 80% dari jumlah populasi tahu
internet pada tahun 2016 adalah sebagai berikut: brand kita. Dari jumlah ini ternyata hanya 30%
Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun orang yang beli. Dari insight ini, kita tahu bahwa
2016 adalah 132,7 juta user atau sekitar 51,5% ternyata dari jumlah orang yang mengetahui
dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar brand hanya 30% yang membeli.
256,2 juta. Pengguna internet terbanyak ada di Brand loyalty pada saat sebelum adanya
pulau Jawa dengan total pengguna 86.339.350 marketing 4.0 adalah loyalitas act again (berapa
user atau sekitar 65% dari total penggunan banyak orang yang melakukan pembelian
Internet. kembali), 4A yang digunakan yaitu: aware,
Pada saat ini, Marketing 4.0 atau digital attitude, act, act again. Sekarang, setelah ada
marketing tidak benar-benar menggantikan sosial media jadi 5A, yaitu: aware, appeal, ask,
pemasaran tradisional, keduanya hadir bersama act, advocate. Orang bisa melakukan advokasi
(coexist). Customer path (perjalanan pelanggan) dimana saja dan kapan saja di era digital ini
telah berubah, dulu dikenal dengan 4A, yakni lewat media online, orang bisa mengupload foto,
Aware, Attitude, Act, dan Act Again, sekarang video dan lain-lain yang bisa di share dan di like
menjadi 5A, yakni Aware, Appeal, Ask, Act, oleh orang-orang yang menyukai konten yang di
dan Advocate. Marketing 4.0 menjadi share.
pendekatan pemasaran yang mengkombinasikan Masyarakat semakin sadar akan
interaksi online dan offline yang tujuan pentingnya pendidikan yang berjenjang dari
utamanya adalah memenangkan advokasi tingkat sekolah dasar hingga pendidikan tinggi
konsumen. (S.1, S2, S3), hal ini mendorong setiap
Marketing 4.0 menggunakan pendekatan penyelenggara pendidikan tinggi untuk
pemasaran dengan cara mengkombinasikan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat
interaksi online, offline, style dan substance, dan pengguna dari alumni lembaga pendidikan
mengembangkan konektivitas machine-to- tersebut. Pelayanan yang diberikan dapat berupa
machine dan artificial intelligence dalam rangka penyediaan fasilitas pendukung pendidikan,
mendongkrak produktivitas. Fokus Marketing kemudahan dalam mengakses informasi,
3.0 adalah Human-Centric Era (fokus pada pengajar yang berkualitas baik dan lain-lain.
kemanusiaan) yaitu dengan memperhatikan Kesadaran akan perlunya memberikan
antara produk dan pelanggan. Marketing 2.0 pelayanan terbaik bagi masyarakat salah satunya
adalah marketing yang berfokus pada pelanggan adalah dengan memberikan informasi tentang
(Customer-Centric Era). Kegiatan marketing kelebihan-kelebihan yang dimiliki lembaga
diarahkan sesuai dengan kemauan pelanggan. pendidikan tersebut serta dengan pemuktahiran
Marketing 1.0 adalah marketing yang berfokus fasilitas sesuai dengan kemajuan zaman.
pada produk (Product-Centric Era), kegiatan Politeknik Negeri Sriwijaya merupakan
marketing diarahkan sesuai dengan kemauan salah satu institusi pendidikan tinggi vocasi di
produsen. Palembang dan telah memiliki 9 jurusan yang
Menurut Kotler, dkk., (2019), diera terdiri dari 5 jurusan rekayasa dan 4 jurusan non
ekonomi digital, marketing 4.0 tidak rekayasa. Dalam menyampaikan informasi dan
mengatakan 100% harus digital karena interaksi mempromosikan lembaganya, Politeknik Negeri
digital saja tidaklah cukup. Kenyataannya tetap Sriwijaya sudah menggunakan media digital
dibutuhkan aktivitas offline. Marketing 4.0 yaitu dengan cara membuat Website internet,
mengintegrasikan antara style dan substance. masyarakat bisa mengakses informasi yang
Style itu penting. Kalau kita tidak punya style, dibutuhkan tentang Polsri dengan mudah. Polsri
kita akan dilewati begitu saja. Namun, sekarang juga melakukan promosi secara langsung
orang tidak hanya butuh style saja tetapi juga dengan mendatangi sekolah-sekolah,
ingin tahu substansinya. Jadi substansi itu juga membagikan brosur-brosur, membuat iklan di
penting. Pesatnya perkembangan teknologi koran-koran dan lain-lain. Polsri dalam
digital, meniscayakan konektivitas antara mempromosikan lembaganya menggunakan
machine-to-machine. Machine-to-machine juga pendekatan pemasaran tradisional dan marketing
digital, tetapi pada penelitian ini akan mencari memajukan usaha dagang”. Promosi merupakan
tahu pendapat para siswa Sekolah Menengah salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai
Atas Negeri di Palembang tentang sejauh mana oleh pemasar.
Polsri menggunakan Marketing 4.0 atau digital Menurut Lupiyoadi & Hamdani
marketing dan bagaimana Polsri menerapkan (2006:121-122), dalam bauran promosi terdapat
Marketing 4.0 menjadi pendekatan pemasaran beberapa komponen yang secara rinci dapat
yang mengkombinasikan interaksi online dan dijabarkan sebagi berikut : a. Periklanan
offline yang tujuan utamanya adalah (Advertising), b. Penjualan Personal (Personal
memenangkan advokasi konsumen?. Selling), c. Promosi penjualan (Sales Promotion,
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah d. Publisitas dan Hubungan Masyarakat
diuraikan di atas maka kami tertarik untuk (Publicity and Public Relation). e.Informasi dari
membuat penelitian yang berjudul “Penerapan mulut ke mulut (Word of mouth), f. Pemasaran
Marketing 4.0 dan Pengaruhnya Terhadap Langsung (direct marketing) Pemasaran ini
Keberhasilan Kegiatan Promosi Pemasaran merupakan unsur terakhir dalam bauran
Politeknik Negeri Sriwijaya”. komunikasi promosi ada enam area pemasaran
langsung direct mail, mail order, direct
response, direct selling, telemarketing, digital
2. TELAAH LITERATUR marketing.
Pengertian Marketing 4.0
Menurut Kotler, dkk., (2019), Marketing Penelitian Terdahulu
4.0 adalah “pendekatan terbaru pemasaran yang Gita Oktapiana M.S., dalam penelitiannya
mengacu pada pola baru perilaku konsumen di yang berjudul “Pengaruh digital marketing
era digital, yaitu 5A‟s (Aware, Appeal, Ask, Act, terhadap keputusan pembelian pada Situs Jual
dan Advocate)”. Beli Online (Studi kasus pada E-Commerce
Pada tahun ini, Marketing 4.0 Website Berrybenka) menemukan bahwa digital
diperkenalkan. Ini merupakan pendekatan marketing berpengaruh terhadap keputusan
pemasaran yang mengkombinasikan interaksi pembelian pada situs jual beli online
online dan interaksi offline antara perusahaan Berrybenka. Sampel pada penelitian ini diambil
dengan pelanggan. Secara umum, Marketing 4.0 dengan menggunakan metode purposive
bisa dipahami seperti itu. Di era ekonomi digital, sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 100
interaksi digital saja tidaklah cukup. responden, dan teknik pengumpulan data dengan
Kenyataannya, justru di saat dunia online menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil
berkembang, sentuhan offline menjadi titik analisis regresi linier sederhana dapat ditarik
diferensiasi yang kuat. Selain kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif
mengkombinasikan online dan offline, antara digital marketing terhadap keputusan
Marketing 4.0 juga mengintegrasikan antara pembelian pada situs jual beli online
style dan substance. Artinya, merek tidak hanya Berrybenka. Besarnya pengaruh digital
mengedepankan branding bagus, tetapi juga marketing terhadap keputusan pembelian pada
konten yang relevan dengan pelanggan atau situs jual beli online Berrybenka sebesar 0,609.
menyuguhkan konten yang bagus dengan Hal ini berarti bahwa keputusan pembelian
kemasan yang up-to-date dan bagus. Marketing dipengaruhi oleh strategi digital marketing
4.0 juga mengembangkan konektivitas machine- sebesar 60,9%, sedangkan sisanya sebesar
to-machine dan artificial intelligence dalam 39,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
rangka mendongkrak produktivitas. Tetapi, itu termasuk dalam penelitian ini.
harus diimbangi dengan pengembangkan Menurut Devi Krisnawati dalam
konektivitas human-to-human yang justru akan penelitiannya yang berjudul “Peran teknologi
memperkuat customer engagement. Intinya, digital pada strategi pemasaran dan jalur
pengembangan teknologi tidak berhenti pada distribusi UMKM di Indonesia (Studi Kasus:
teknologi itu sendiri, tapi bagaimana teknologi UMKM Kuliner Tanpa Restaurant „Kepiting
ini membantu merek dalam memanusiakan Nyinyir‟) menyatakan bahwa The aim of this
relasi dengan para pelanggannya. study is to describe the interchanging role of
digital marketing and traditional marketing as
Promosi the key marketing strategi and marketing mix of
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, the Small Medium Enterprise in Indonesia. The
promosi adalah “perkenalan dalam rangka study using qualitative descriptive methods with
Tabel 7 Tabel 12
Rekapitulasi Variabel Marketing 4.0 Rekapitulasi Variabel Promosi
Nama Conektivitas Publisitas dan
No. Nama
Sekolah human-to-human No. Hubungan
Sekolah
1. SMA 8 84,99% Masyarakat
2. SMA 4 87% 1. SMA 8 88,87%
3. SMA 1 69,39% 2. SMA 4 89%
4. SMA 2 89% 3. SMA 1 76,45%
Rata-rata 82,59% 4. SMA 2 92,3%
(Sumber: Data Diolah, 2019) Rata-rata 86,66%
(Sumber: Data Diolah, 2019)
Tabel 8
Rata-rata Variabel Marketing 4.0
Tabel 13
Nama
No. Rata-rata Rekapitulasi Variabel Promosi
Sekolah
Nama Informasi dari
1. SMA 8 87,58% No.
Sekolah mulut ke mulut
2. SMA 4 88,77%
1. SMA 8 88,52%
3. SMA 1 72,57%
2. SMA 4 91%
4. SMA 2 90,38%
3. SMA 1 80,3%
Rata-rata 84,83%
4. SMA 2 88%
(Sumber: Data Diolah, 2019)
Rata-rata 86,96%
Tabel 9 (Sumber: Data Diolah, 2019)
Rekapitulasi Variabel Promosi
Nama Tabel 14
No. Periklanan
Sekolah Rekapitulasi Variabel Promosi
1. SMA 8 88,56% Nama Pemasaran
No.
2. SMA 4 92,33% Sekolah Langsung
3. SMA 1 75% 1. SMA 8 88,57%
4. SMA 2 92,53% 2. SMA 4 96%
Rata-rata 87,11% 3. SMA 1 78,32%
(Sumber: Data Diolah, 2019) 4. SMA 2 82,13%
Rata-rata 86,26%
Tabel 10 (Sumber: Data Diolah, 2019)
Rekapitulasi Variabel Promosi
Nama Penjualan Tabel 15
No.
Sekolah Personal Rekapitulasi Variabel Promosi
1. SMA 8 91,42% Nama
No. Rata-rata
2. SMA 4 88,5% Sekolah
3. SMA 1 75,9% 1. SMA 8 88,98%
4. SMA 2 88% 2. SMA 4 91,26%
Rata-rata 85,96% 3. SMA 1 75,4%
(Sumber: Data Diolah, 2019) 4. SMA 2 88,31%
Rata-rata 85,99%
Tabel 11 (Sumber: Data Diolah, 2019)
Rekapitulasi Variabel Promosi
Nama Promosi b. Faktor-faktor yang Menghambat Penerapan
No. Marketing 4.0 Sebagai Media Pemasaran
Sekolah penjualan
1. SMA 8 87,94% Digital dalam Mempromosikan Politeknik
2. SMA 4 90,7% Negeri Sriwijaya
3. SMA 1 66,43% Menurut groeducontentmarketing.com,
4. SMA 2 86,9% ada beberapa faktor yang menghambat
Rata-rata 82,99% pemasaran digital, ada kira-kira 7 faktor
(Sumber: Data Diolah, 2019) penghambat yang mungkin disebabkan oleh
beberapa kesalahan-kesalahan yang sering
Ummasyroh dkk, Penerapan Marketing 4.0 dan Pengaruhnya terhadap ... 101
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940
dilakukan pebisnis yang mungkin juga menemukan web Polsri melalui saluran
dilakukan oleh Politeknik Negeri Sriwijaya seperti search engine dan media sosial) pada
yaitu: setiap konten untuk keseluruhan dari
1. Sarana dan prasarana yang belum memadai: program digital marketing dan harus sudah
Sarana dan prasarana yang belum memadai direncanakan sebelumnya dengan lebih
misalnya situs web Politeknik Negeri terstuktur. Rencanakan dengan lebih baik
Sriwijaya yang belum benar-benar dari tahap awareness (kesadaran) sampai
dioptimalkan, lambat memperbarui konten kepada tahap call to action atau konversinya.
dan strategi konten juga masih belum terlalu Berikut ini merupakan beberapa kriteria dari
kuat. Solusinya adalah a) Memperbaiki kualitas konten:
seluruh halaman yang perlu di indeks oleh a. Tema yang lebih menarik dan benar-benar
mesin pencarian, b) Membuat konten yang sesuai dengan apa yang ingin disampaikan
dapat “mengikat” perhatian para pemirsa dan oleh Polsri.
mampu mendorong pengambilan keputusan b. Pelajari kata kunci yang lebih tepat untuk
yang lebih cepat, memperbaiki website setiap konten yang akan dibuat Polsri.
Polsri, terutamanya untuk tampilan ponsel c. Gunakanlah praktek terbaik untuk setiap
dengan cara kita dapat melihat ke google onsite SEO (search engine
analytics (layanan gratis dari google yang optimization/pengoptimalan mesin
menampilkan statistic pengunjung sebuah telusur) pada setiap konten yang sudah
situs web) tentang berapa bounce rate dibuat.
(persentase pengunjung yang meninggalkan d. Tampilan website harus menarik.
web/blog anda setelah hanya membuka satu e. Buatlah konten yang banyak bermanfaat
halaman saja) untuk orang-orang yang bagi para audiens.
seringkali mengakses ke website kita f. Berikan grafis yang lebih menarik dan
menggunakan tipe atau merk ponsel tertentu. cukup mempermudah para pembaca
Kemudian kita dapat menggunakan alat dari dalam mengartikan konten tersebut.
Web Mobile Look untuk mencari tahu tentang g. Berikanlah video yang mampu
apa sebabnya mereka hanya melihat pada menguatkan penjelasan Anda dari content
halaman website kita dan kemudian langsung tersebut.
menutup layar ponsel mereka. c) Perhatikan h. Buatlah tombol share ke sosial media.
kecepatan loading dari setiap halaman 4. Membuat kesimpulan tanpa adanya dasar
website Polsri terutamanya konten yang ingin analitik yang jelas: Membuat kesimpulan
ditampilkan. tanpa adanya dasar analitik yang jelas
2. Tidak adanya strategi yang matang: Semua merupakan kesalahan yang paling fatal,
orang dapat dengan mudah memposting kemampuan seseorang dalam menggunakan
secara online berupa video, gambar dan lain- peralatan analitiknya agar dapat mengukur
lain, namun tanpa adanya funnel (saluran) bagaimana kinerja dan memperbaiki strategi
semua tindakan dan strategi, pekerjaan yang marketingnya dari waktu ke waktu.
dilakukan itu akan menjadi sia-sia. 5.Spamming menggunakan media Messenger:
Solusinya adalah dengan menerapkan strategi Spam adalah penggunaan perangkat
dengan menjawab pertanyaan sederhana, elektronik untuk mengirimkan pesan secara
seperti: a. Tujuan apa yang ingin dicapai bertubi-tubi tanpa dikehendaki oleh
oleh Politeknik Negeri Sriwijaya dalam penerimanya. Kebanyakan orang
menerapkan marketing 4.0? b) Apa yang menggunakan alat pengirim pesan seperti
kita ingin orang lakukan ketika mereka akan Whatsapp, Facebook messenger atau Line
membuka website kita? c) Setelah kita untuk tujuan seperti yang dimaksudkan, yaitu
mengumpulkan data-data, lalu apa yang ingin berupa pesan pribadi. Namun untuk beberapa
kita lakukan selanjutnya? waktu terakhir kita seringkali melihat adanya
3. Membuat konten yang kurang berkualitas peningkatan secara besar-besaran terhadap
bagi para Audience: Solusi untuk spam perusahaan melalui akun perpesanan
memperbaiki kualitas konten ini adalah pribadi. Spammers (orang yang melakukan
gunakanlah strategi inbound marketing spam) seperti ini malah semakin merusak
(pendekatan yang focus untuk menarik seluruh pengalaman digital dari semua orang
konsumen melalui konten dan interaksi yang dan itu semua merupakan kesalahan dari
relevan dan solutif, contoh konsumen digital marketing yang paling fatal.
Ummasyroh dkk, Penerapan Marketing 4.0 dan Pengaruhnya terhadap ... 103
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940