Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan dimana organ
reproduksi terbebas dari penyakit atau gangguan selama proses reproduksi,
ketika proses reproduksi tercapai dalam situasi kesehatan fisik, mental, dan
sosial yang sempurna (Kemenkes RI, 2015). Kesehatan reproduksi menurut
World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi sejahtera jasmani,
rohani, sosial, ekonomi, tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
namun dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi-
fungsinya serta prosesnya. Menurut Ford Foundation (1991, dalam Darwin
M, 2018) menyatakan isu status wanita, hak reproduksi wanita, etika, dan
hukum sangat mewarnai pengembangan strategi kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi merupakan hal penting bagi setiap orang, pria
ataupun wanita, namun wanita mempunyai organ yang lebih sensitif terhadap
suatu penyakit, bahkan keadaan penyakit lebih banyak dihubungkan dengan
fungsi dan kemampuan reproduksinya. Dalam konferensi yang diadakan di
Kairo Mesir pada tahun 1994 tentang kependudukan dan pembangunan/ICPD
(International Conference on Population and Development) diikuti oleh 180
negara menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan penurunan fertilitas/keluarga berencana menjadi
pendekatan terfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi
(widyastuti et al,2009).
Menurut Ragabtolba et al. (2018) peradangan genital eksterna yang
disertai oleh erythema (vulvitis) adalah tanda yang paling signifikan dari
iritasi atau alergen. Mengidentifikasi penyebab utama atau faktor risiko
membantu untuk mencapai pengobatan yang lebih baik. Menurut perkiraan
World Health Organization (WHO) (2001), masalah kesehatan reproduksi
mewakili sekitar 18% dari total beban global penyakit. Menurut Institute of
Development Studies Kolkata (IDSK) (2011, dalam Ragabtolba et al., 2018),
terhitung 32% dari masalah kesehatan reproduksi antara perempuan pada
kelompok masa subur di seluruh dunia.
Permasalah tentang kesehatan reproduksi pada pria sangatlah penting,
masalah penyakit yang sering terjadi pada organ reproduksi pria salah satunya
adalah Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah
zakar), yang dapat menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya
benjolan di dalam skrotum (kantung zakar). Beberapa penyakit reproduksi
pada pria dan wanita adalah hidrokel, epididimitis, disfungsi ereksi, teratoma
testis, dan overview sekresi, produksi dan pengaturann hormone perempuan.
Hidrokel adalah penumpukan cairan berlebih yang berbatas tegas di
antara lapisan tunika vaginalis parientalis dan viseralis pada skrotum. Pada
kondisi normal, cairan pada rongga tersebut berada dalam keseimbangan
anatar produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik disekitarnya. Dengan kata
lain, hidrokel merupakan penumpukan patologis cairan serosa di antara tunika
vaginalis pariental dan viseralis.
Epididimis adalah bagian dari saluran genitourinari yang meliputi
testis, vas deferens, prostat, uretra, dan kandung kemih. Epididimitis adalah
infeksi atau peradangan pada epididimis, struktur tubular yang terletak di
aspek posterior dan superior testis tempat sperma matang sebelum ejakulasi.
Karena kedekatannya dengan testis, setiap proses infeksi atau inflamasi yang
mempengaruhi epididimis dapat menyebar ke testis itu sendiri, suatu kondisi
yang dikenal sebagai epididimo-orkitis.
Ereksi merupakan suatu keadaan neuro-vaskular yang dipengaruhi oleh
hormon. Termasuk kedalamnya ialah dilatasi arteri, relaksasi dari otot halus
trabekular, dan pengaktifan dari mekanisme veno –occlusive corporeal.
Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan untuk mencapai atau
mempertahankan ereksi yang cukup untuk senggama yang memuaskan.
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau
mempertahankan ereksi yang cukup untuk memuaskan kinerja seksual. Dua
aspek utama ereksi adalah ereksi reflex dan ereksi psikogenik. Ereksi refleks
dicapai dengan menyentuh penis secara langsung dan berada dibawah kendali
saraf perifer dan tulang belakang (S2-4 dan Th12-L2). Ereksi psikogenik
dicapai dengan rangsangan erotis atau emosional, dan menggunakan sistem
limbic otak.
Kanker testikuler yang menempati peringkat pertama dalam kematian
akibat kanker diantara pria dalam kelompk umur 20 tahun sampai 35 tahun,
adalah kanker yang paling umum pada pria yang berusia 15 tahun hingga 35
tahun dan merupakan maliganansi yang paling umum kedua pada kelompok
usia 35 tahun hingga 39 tahun. Kanker yang demikian diklasifikasikan sebagai
germinal atau nongerminal. Tumor germinal timbul dari sel-sel germinal testis
(seminoma, terakokarsinoma, dan karsinoma embrional, tumor germinal
timbul dari epithelium.
Teratoma testis adalah subtipe dari non-seminomatous germ cell
tumours (NSGCT) yang terjadi pada testis. Teratoma ini mempunyai elemen
yang terdiferensiasi secara total atau inkomplit dari minimal dua lapisan sel
germinal, yakni endoderm, ektoderm, atau mesoderm.
Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan
langsung di edarkan oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai saluran
khusus sehingga sering disebut sebagai kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.
Hormone diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi mempunyai
pengaruh yang amat besar . Bila terjadi kekurangan hormone, dapat ditambah
dengan hormone sejenis dari luar. Namun demikian, bila terjadi kelebihan
hormone, akan mengakibatkan berbagai gangguan kerja organ tubuh.
Berdasarakan latar belakang diatas maka penulis tertarik membahas
tentang berbagai penyakit reproduksi pada pria dan wanita serta hormone
yang mempengaruhi penyakit tersbut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa gambaran umum dari hidrokel?
2. Apa gambaran umum dari epididymitis?
3. Apa gambaran umum mengenai disfungsi ereksi?
4. Apa gambaran umum mengenai teratoma testis?
5. Apa gambaran mengenai sekresi, produksi dan pengaturan hormon
perempuan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran umum dari hidrokel
2. Untuk mengetahui gambaran umum dari epididymitis
3. Untuk mengetahui gambaran umum mengenai disfungsi ereksi
4. Untuk mengetahui gambaran umum mengenai teratoma testis
5. Untuk mengetahui gambaran mengenai sekresi, produksi dan pengaturan
hormon perempuan.

Anda mungkin juga menyukai