Anda di halaman 1dari 15

1

MODUL PERKULIAHAN

F032100002 –
MATEMATIKA
BISNIS

SAHAM

Abstrak Sub-CPMK

Mampu mengkaji, menganalisis, dan Mahasiswa diharapkan dapat mengkaji dan


mengaplikasikan perhitungan saham
menganalisis konsep perhitungan saham

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

10
SRI PURWANINGSIH, SE.,M.AK
EKONOMI AKUNTANSI

7
PENDAHULUAN

MATEMATIKA KEUANGAN
PERTEMUAN 10

SAHAM

Kenapa investor saham berminat terhadap saham, selain mengharapkan deviden untuk
return-nya juga berharap pada kenaikan harga saham (capital gain).

Return saham dapat berupa deviden dan capital gain. Meskipun deviden tidak selalu
diberikan oleh perusahaan.

Valuasi Saham

1. Saham yang tidak membagikan dividen

 Saham yang saat ini tidak membayarkan dividen dan bukan saham yang
selamanya tidak akan membagikan dividen.

 Persamaan untuk menghitung saham yang tidak membagikan dividen sama


seperti menilai obligasi tak berbunga. Perbedaannya, untuk obligasi menggunakan
yield, sedangkan saham menggunakan tingkat diskonto.

dengan P0 = harga saham saat ini


Pn
P0 
(1  k ) n Pn = harga saham pada tahun n

k = tingkat diskonto atau tingkat return


tahunan yang diharapkan investor

n = jumlah periode dalam tahun

2021 MATEMATIKA BISNIS


2 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
CONTOH 1.1

• Berapa nilai saham sebuah perusahaan yang tidak membagikan dividen jika
harganya setahun lagi diperkirakan Rp 1.200 dan investor mengharapkan return
sebesar 20% atas investasinya?
Pn
P0 
• Jawab: (1  k ) n

Pn = Rp 1.200
P1
P0 
k = 20% = 0,2 (1  k )1

n =1 Rp 1.200
  Rp 1.000
(1  0,2)1
Rp 5.600
1 1
Rp 5.000

CONTOH 10.3

• Sebuah saham disepakati banyak analis tidak akan membagikan dividen. Jika
harganya tahun depan adalah Rp 5.600 sedangkan harga pasarnya sekarang
adalah Rp 5.000, berapakah return yang diharapkan investor?

• Jawab:

Pn = Rp 5.600 k = Pn
n 1
P0
P0 = Rp 5.000 =
Rp 5.600
1 1
Rp 5.000
n = 1

= 1,12 – 1

= 12%

2. Saham dengan dividen tak berpola

 Saham yang memberikan dividen tidak pasti atau yang tidak teratur jumlahnya.

 Asumsi:

a. Saham tidak akan dipegang hingga waktu tak


terhingga, tetapi akan dijual pada tahun ke-n pada harga Pn .
D1 D2 Dn Pn
P0    ...  
(1  k ) (1  k ) 2
(1  k ) (1  k ) n
n

2021 MATEMATIKA BISNIS


3 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dengan D1= dividen setahun lagi

D2 = dividen dua tahun lagi

Dn = dividen n tahun lagi

Pn = harga saham pada periode n

b. Asumsi lainnya: dividen tahun ini sudah dibayarkan dan investor akan memegang
saham hingga tanggal pencatatan dividen (cum date) pada tahun n sehingga berhak atas
dividen tahun n atau Dn.

Contoh 10.4

Saham ABCD diproyeksikan akan membagikan dividen sebesar Rp 150 setahun lagi dan
Rp 200 dua tahun lagi. Jika harga saham itu dua tahun lagi diperkirakan Rp 4.000 dan
investor mengharapkan return 15%, hitunglah harga wajar saham ABCD.

Jawab:

D1 = Rp 150 D1 D2 P2
P0   
(1  k ) (1  k ) (1  k ) 2
2

D2 = Rp 200

P2 = Rp 4.000 Rp150 Rp 200 Rp 4.000


P0   
(1  0,15) (1  0,15) 2
(1  0,15) 2
k = 15%

= Rp 3.306,23

3. Saham dengan dividen konstan

 Saham yang dividen tunainya teratur yaitu yang dividennya konstan.


D
 Asumsi: dividen tahun ini sudah dibagikan. P0 
k
dengan D = dividen tahunan

k = tingkat diskonto

2021 MATEMATIKA BISNIS


4 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Contoh 10.6:

Saham preferen yaitu saham yang menjanjikan dividen sebagai persentase tertentu dari
harga nominalnya.

Sebuah saham preferen memberikan dividen konstan sebesar 10% dari nilai nominalnya
yang sebesar Rp 1.000. Hitunglah harga yang bersedia dibayarkan seorang investor yang
menginginkan return 14% atas saham preferen itu.

Jawab:

D = 10% x Rp 1.000 = Rp 100 D Rp 100


P0  P0   Rp 714, 29
k 0,14
k = 14%

4. Saham dengan pertumbuhan konstan

Saham yang mempunyai dividen dengan pertumbuhan konstan sebesar persentase


tertentu setiap tahunnya secara terus-menerus.

Contoh: dividen tunai suatu saham bertumbuh dari Rp 100 ke Rp 110, kemudian Rp 121,
dan seterusnya atau bertumbuh 10% setiap tahunnya.

dengan D1 = dividen tahunan

D1
k = tingkat diskonto
D1  D0 (1  g)
P0 
k g g = tingkat pertumbuhan

D0 = dividen tahun ini

CONTOH 10.8

2021 MATEMATIKA BISNIS


5 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Saham DCBA diproyeksikan akan membagikan dividen sebesar Rp 108 tahun depan,
yang akan naik sebesar 8% setiap tahunnya. Jika investor bersedia untuk membayar Rp
1.200 untuk saham itu, berapakah tingkat diskonto yang digunakan?

Jawab:

D1 = Rp 108

P0 = Rp 1.200 k
D1
g k
Rp 108
 0, 08 k  0,09  0,08  0,17
P0 Rp 1.200
g = 8%

5. Saham dengan pertumbuhan supernormal

Saham yang memberikan dividen yang bertumbuh dengan persentase tinggi selama
beberapa periode, kadang melebihi tingkat diskonto yang digunakan.

D1 D2 Dn Pn
P0    ...  
(1  k) (1  k) 2
(1  k) (1  k) n
n

D1   1  gs  
n
Dn  1
P0  1    
(k  gs)   1  k   (k  g)(1  k) n

dengan D2 = D1 (1+gs)

D3 = D2 (1+gs), dan seterusnya

Pn = harga saham di akhir periode pertumbuhan


supernormal

gs = tingkat pertumbuhan supernormal yaitu hingga


periode n

g = tingkat pertumbuhan normal yaitu mulai


periode n+1

k = tingkat diskonto

Contoh 10.9

2021 MATEMATIKA BISNIS


6 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sebuah saham yang baru saja membagikan dividen sebesar Rp 200 diprediksi akan
bertumbuh 25% setiap tahunnya selama 4 tahun ke depan. Setelah periode supernormal
ini, dividen hanya akan naik 10%. Jika investor saham menginginkan return tahunan 20%
untuk saham ini, hitunglah harga yang bersedia dibayarkan.

Jawab:

n = 4

D0 = Rp 200

gs= 25%

g= 10%

k = 20%

D1= D0 (1+gs)

= Rp 200 (1+25%)

= Rp 250

D2 = D1 (1+gs) D n 1 
Rp 537,1094
= Rp 250 (1+25%) k-g 0,2 - 0,1

= Rp 312,5 Rp 537,1094

0,1

D3 = D2 (1+gs)  Rp 5.371,094
= Rp 312,5 (1+0,25)

= Rp 390,625

D4 = D3 (1+gs)

= Rp 390,625 (1+0,25)

= Rp 488,2813

2021 MATEMATIKA BISNIS


7 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
D5 = D4 (1+g)

= Rp 488,2813 (1+0,25)

= Rp 537,1094

D1 D2 D3 D4 P4
P0     
(1  k) (1  k) (1  k) (1  k) (1  k) 4
2 3 4

Rp250 Rp312,5 Rp390, 625 Rp488, 2813 Rp5.371, 094


P0     
(1  0, 2) (1  0, 2)2 (1  0, 2)3 (1  0, 2) 4 (1  0, 2) 4

= Rp 3.477,1

Tingkat Diskonto

Salah satu variabel yang penting dan menentukan adalah tingkat diskonto atau return
saham yang diharapkan investor.

Penggunaan tingkat diskonto atau k yang tidak tepat akan mengakibatkan valuasi juga
menjadi jauh dari akurat.

Pendekatan yang digunakan untuk menentukan tingkat diskonto ekuitas (saham) adalah
model Gordon, CAPM, dan berdasarkan yield obligasi yang dikeluarkan perusahaan yang
sama.
D1
1. Model Gordon k g
P0
Return dari investasi saham dibagi dalam 2 kelompok:

a. Yield dividen (D1/P0) muncul karena ada laba yang


dibagikan.

b. Capital gain muncul karena ada laba yang tidak


dibagikan.

2021 MATEMATIKA BISNIS


8 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kedua nya bersumber dari laba per saham (EPS).

. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

 Berdasarkan CAPM, return sebuah saham atau sebuah portofolio saham


tergantung pada beberapa faktor yaitu bunga bebas risiko, return pasar, dan beta
(β) saham atau beta (β) portofolio saham itu.

ri = rf + βi (rm - rf) atau rp = rf + βp (rm - rf)

dengan ri = tingkat diskonto atau return yang


diharapkan dari saham i

rp = tingkat diskonto atau return yang


diharapkan dari sebuah portofolio saham

rf = bunga bebas risiko

βi = beta saham i

βp = beta portofolio p

rm = return pasar atau indeks saham

rm – rf = premi risiko pasar

 Bunga bebas risiko adalah suku bunga surat berharga jangka pendek yang
dikeluarkan pemerintah.

 Contoh: Treasury Bill atau T/B di Amerika Serikat, sedangkan untuk Indonesia
surat utang jangka pendek yang ekuivalen dengan T/B adalah Surat
Perbendaharaan Negara atau SPN karena sama-sama dikeluarkan oleh
Bendahara Negara atau Departemen Keuangan. Namun, di Indonesia, yang lebih
sering digunakan sebagai acuan bunga bebas risiko adalah Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) yang dikeluarkan Bank Indonesia.

 Beta adalah ukuran atau koefisien risiko sistematis yang terkandung dalam
sebuah saham atau portofolio saham.

2021 MATEMATIKA BISNIS


9 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Beta sebesar satu berarti saham atau portofolio akan bergerak persis seperti
pasar dengan return sama seperti pasar yaitu rm karena: ri atau rp = rf + 1 (rm -
rf)

ri atau rp = rf + rm - rf = rm

 Jika beta = 2, maka premi risiko (risk premium) saham atau portofolio akan dua
kali premi risiko pasar, baik saat return positif maupun ketika return negatif.

 Beta yang lebih besar atau di atas 1 dikatakan lebih berisiko daripada beta yang
lebih rendah atau di bawah 1.

 Beta semua saham yang tercatat di bursa dapat dihitung dengan menggunakan
metode statistik paling sederhana yaitu regresi linier dengan premi risiko pasar
atau excess return pasar (rm - rf) sebagai variabel independen dan excess return
saham (ri – rf) sebagai variabel dependen.

CONTOH 10.11

• Sebuah portofolio yang terdiri atas sejumlah saham mempunyai beta 1,2. Jika
bunga bebas risiko adalah 8% dan premi risiko pasar adalah 10%. Hitunglah
return normal yang dihasilkan portofolio itu.

• Jawab:

rf = 8%

β = 1,2

rm – rf = 10%

rp = rf + β (rm - rf)

rp = 8% + 1,2 (10%)

rp = 8% + 12%

rp = 20%

3.Berdasarkan yield obligasi yang dikeluarkan perusahaan yang sama.

2021 MATEMATIKA BISNIS


10 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Return untuk saham wajarnya lebih besar yaitu yield obligasi ditambah
persentase tertentu untuk premi risiko ekuitas karena risiko yang dihadapi
investor saham lebih besar daripada investor obligasi perusahaan yang sama.

 Premi yang dimaksud di sini adalah return tambahan untuk ekuitas atau saham
karena adanya risiko tambahan.

 Permasalahan dengan metode ini:

a.Hanya sedikit korporasi di Indonesia yang sudah mengeluarkan obligasi.

b.Untuk perusahaan yang sama, investor menetapkan yield yang berbeda untuk tenor
(periode jatuh tempo) yang berbeda. Semakin lama tenor, semakin tinggi yield yang
diinginkan investor.

Adanya beberapa yield yang berbeda, membuat tingkat diskonto untuk satu perusahaan
yang sama juga berbeda-beda.

Metode Kelipatan Harga

1. Price Earning Ratio (PER) paling populer

Kelebihan PER:

a. Mudah menghitungnya.

b. Digunakan untuk membandingkan dua saham atau lebih dalam industri yang sama,
ceteris paribus.

c. Dianalogikan dengan payback period (salah salah satu kriteria penting sekaligus
sederhana dalam penganggaran modal atau capital budgeting.

Contoh: PER 15 berarti:

a. Harga saham adalah 15x laba tahunannya atau untuk setiap rupiah laba tahunan
yang dihasilkan, investor harus membayar 15 rupiah.

b. Investor akan memperoleh imbal hasil atau earnings yield atau r sebesar 1/15
yaitu 1/PER atau 6,67% per tahun dari investasi sahamnya.

2021 MATEMATIKA BISNIS


11 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kekurangan PER:

1. PER tidak mempunyai arti untuk perusahaan yang masih mengalami kerugian karena
PER negatif tidak dapat diinterpretasikan.

2. PER wajar berbeda antar industri.

3. PER juga berbeda antar negara, tergantung suku bunga bebas risiko yang sedang
berlaku di negara itu.
Price Price
PER = EPS = Earning Per Share

Price = PER x EPS

dengan EPS = laba tahunan per saham

Contoh 10.12

PER rata-rata sektor infrastruktur adalah 14. Jika laba per saham JSMR adalah Rp 110,
berapakah harga wajar saham ini?  

Jawab:

PER = 14

EPS= Rp 110

Price = PER x EPS

Price = 14 x Rp 110

Price = Rp 1.540

2. PBV

 Digunakan untuk menilai apakah harga sebuah saham sudah kemahalan atau
belum, terutama untuk sektor perbankan.

 PER dan PBV saham yang tinggi, dibandingkan saham-saham lain dalam industri
yang sama mengindikasikan harga saham itu relatif mahal.

 Nilai buku (book value) didefinisikan sebagai nilai ekuitas per saham yaitu nilai
buku ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

P Price
2021
12 MATEMATIKA BISNIS
BV Book value
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
PBV = =

Price = PBV x Book value

CONTOH 10.14

Nilai buku ekuitas sebuah perusahaan terbuka adalah Rp 2 triliun dengan jumlah saham
beredar 800 juta. Jika harga saham itu adalah Rp 6.000, hitunglah PBV saham itu.

Jawab:

Price = Rp 2 triliun
Price
PBV = Book value

Book value per saham = Rp 2 triliun = Rp 2.500


800 juta
PBV = Rp 6.000
Rp 2.500

= 2,4x

3. Menggunakan yield dividen


D1
Yield dividen =
P0
D1
P0 =
yield dividen

 Permasalahan metode ini = yield dividen hanya tersedia untuk saham yang
membagikan dividen.

 Kebalikan yield dividen adalah price to dividen.


D1
Yield dividen =
P0
Price = P0 = 1
P/D = Price to dividend = yield dividen
Dividend D1
P0 = P/D x Dividen

CONTOH 10.17

2021 MATEMATIKA BISNIS


13 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Sebuah saham yang mempunyai harga pasar Rp 4.200 membayarkan dividen
tahunan sebesar Rp 126. Hitunglah yield dividen dan price to dividend saham
tersebut.

• Jawab:

Dividen = Rp 126

Harga saham = Rp 4.200


Dividen
Yield dividen = Harga saham

Rp 126
= = 0,03 = 3%
Rp 4.200
Harga saham
Price to dividend =
Dividen

= Rp 4.200= 33,33x
Rp 126

Arus kas untuk penilaian saham tidak hanya dividen, tetapi bisa saja arus kas lainnya:

1. Arus kas bersih untuk perusahaan (free cash flow to the firm)

2. Arus kas untuk ekuitas (free cash flow to equity)

• Metode lain penilaian saham:

1. Residual income

2. Nilai tambah ekonomi (economic value added – EVA)

2021 MATEMATIKA BISNIS


14 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Frensidy, Budi.2010.Matematika Keuangan, Penerbit Salemba Empat

2021 MATEMATIKA BISNIS


15 Sri Purwaningsih, SE, M.Ak
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai