Matematika
Keuangan
KRITERIA INVESTASI
LAIN
15
EKONOMI BISNIS AKUNTANSI MK84006 SRI.PURWANINGSIH, SE.,M.AK.
Abstract Kompetensi
Mata kuliah ini untuk mempelajari Mahasiswa diharapkan dapat mengkaji,
penilaian investasi dengan berbagai
metode periode pay back, periode menganalisis dan mengaplikasikan
discounted pay, indeks profitabilitas, berbagai metode penilaian investasi
net present value, internal rate of
return, modified IRR, metode diskonto,
metode reinvestasi, metode gabungan,
nilai tahunan ekuivalen, biaya tahunan
ekuivalen.
MATEMATIKA KEUANGAN
PERTEMUAN 15
PENDAHULUAN
1. Periode payback
3. Indeks profitabilitas
Periode Payback
Adalah periode modal kembali atau lamanya waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan investasi awal atau modal yang sudah dikeluarkan.
Contoh: Investasi awal Rp 1 miliar dalam rumah kos-kosan memberikan arus kas
tahunan sebesar Rp 60 juta, periode balik modal (payback) 16,7 tahun.
Contoh: Periode payback sebuah proyek 10 tahun dan investor menetapkan batas
periode kembali modal adalah 8 tahun. Proyek ditolak
Periode payback berhubungan erat dan berbanding terbalik dengan tingkat return
yang diinginkan investor.
Contoh: return tahunan 12,5% berarti batas periode payback akan menjadi
1
12,5%/tahun
‘13 Matematika Keuangan
2 Sri Purwaningsih, SE.,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
= 8 tahun
Semakin berisiko sebuah proyek, semakin tinggi tingkat return yang diinginkan
investor dan semakin pendek batas periode payback yang disyaratkan.
CONTOH 15.2
0 -Rp 2.000
1 Rp 150
2 Rp 200
3 Rp 250
4 Rp 300
5 Rp 350
6 Rp 400
7 Rp 450
8 Rp 500
9 Rp 550
10 Rp 600
Jika investor menetapkan batas periode payback adalah 6 tahun, apakah proyek investasi di
atas dapat diterima?
Jawab:
Lamanya waktu yang diperlukan agar present value dari arus kas bersih proyek
dapat mengembalikan investasi awal.
Periode discounted payback akan selalu lebih lama daripada periode payback.
Contoh:
Sebuah proyek dengan investasi awal Rp 500 juta menghasilkan arus kas bersih tahunan Rp
100 juta selama 10 tahun, maka:
Rp 500 juta
a. Periode payback adalah 5 tahun yaitu .
Rp 100 juta
Jika batas periode payback dan periode discounted payback sama, proyek yang
diterima berdasarkan periode payback mungkin saja menjadi ditolak dengan kriteria
periode discounted payback.
Semua proyek yang diterima berdasarkan kriteria periode discounted payback akan
langsung diterima dengan kriteria periode payback.
CONTOH 15.5
0 -800
1 200
2 250
3 300
4 350
5 400
6 450
Jika investor menetapkan batas periode discounted payback adalah 4 tahun dan tingkat
diskonto yang digunakan adalah 10%, tentukan apakah proyek akan diterima atau ditolak.
Jawab :
proyek diterima
Contoh: Sebuah proyek dengan investasi awal Rp 500 juta yang menghasilkan present
Rp 600 juta
value dari arus kas sebesar Rp 600 juta akan mempunyai IP 1,2 yaitu .
Rp 500 juta
n
CFi
Indeks Profitabilitas (IP) = PV = 1 k
i 1
i
Io
dengan: I0
I0 = investasi awal
k = tingkat diskonto
n = jumlah periode
Kriteria IP:
Keunggulan IP daripada NPV adalah kriteria ini sudah dinyatakan relatif terhadap investasi
awal.
Dengan NPV, sulit menilai apakah suatu proyek lebih menarik daripada proyek lainnya,
karena belum dibandingkan dengan modal awal yang diperlukan.
Contoh: NPV sebesar Rp 5 miliar yang dihasilkan dari investasi awal Rp 100 miliar kalah
menarik daripada NPV Rp 500 juta yang diperoleh dari modal Rp 2 miliar
CONTOH SOAL
Sebuah proyek investasi membuka cafe baru membutuhkan investasi awal Rp 400 juta dan
mampu menghasilkan arus kas bersih Rp 5 juta per bulan. Jika investor mengharapkan
return j12 = 12%, tentukan apakah proyek ini diterima dengan menggunakan kriteria indeks
profitabilitas.
Jawab:
Karena arus kas tidak berpola konvensional, kita mempunyai dua IRR yaitu 25% dan
331/3%. Untuk mengatasi terjadinya multipel IRR ini, kita menghitung MIRR.
1. Metode diskonto
2. Metode reinvestasi
3. Metode gabungan
METODE DISKONTO
Metode ini mendiskontokan semua arus kas negatif ke periode awal sehingga tidak ada lagi
arus kas negatif di periode mendatang.
Jika return yang diharapkan adalah 15% maka arus kas di atas akan menjadi :
Setelah pola arus kas menjadi konvensional seperti di atas, barulah kita dapat dengan
mudah menghitung MIRR seperti menghitung return biasa (geometrik) yaitu 14,29%.
METODE REINVESTASI
Dalam contoh proyek sebelumnya, arus kas di periode 1 kita tarik ke periode 2 sehingga
menjadi :
Setelah itu, kita menghitung MIRR dan akan mendapatkan hasil 14,20%.
METODE GABUNGAN
Metode ketiga menggabungkan kedua metode di atas. Arus kas negatif yang ada
didiskontokan ke periode 0 dan semua arus kas positif ke periode akhir.
1 0
2 Rp 155 juta x 1,15 = Rp 178,250 juta
MIRR yang didapat = 14,65%, tertinggi diantara tiga MIRR yang ada.
Konsep MIRR dengan metode gabungan inilah yang digunakan Excel untuk menghitung
MIRR.
Pendukung MIRR menyatakan MIRR lebih baik karena MIRR menghasilkan satu
angka return, sedangkan IRR dapat multipel.
Pendukung IRR menyatakan MIRR itu singkatan dari meaningless IRR atau IRR
yang tidak ada artinya. MIRR tergantung pada metode yang digunakan dan tidak
jelas metode mana yang paling baik. MIRR yang didapat sangat terpengaruh pada
tingkat diskonto yang digunakan.
Kelemahan MIRR yang paling utama adalah MIRR mengharuskan kita mempunyai
tingkat diskonto tertentu. Karena adanya tingkat diskonto ini, MIRR yang diperoleh,
bukan return yang sesungguhnya. Kalau kita mempunyai tingkat tingkat diskonto
yang relevan, kenapa kita tidak menggunakan NPV atau IP.
Return rata-rata akuntansi (RRA) diperoleh dari laba bersih rata-rata dibagi nilai buku rata-
rata.
Laba bersih rata - rata
RRA =
Nilai buku rata - rata
Contoh 15.10
Sebuah usaha foto-copy memerlukan investasi awal untuk seperangkat mesinnya Rp 200
juta. Mesin-mesin ini dapat digunakan selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp 40 juta dan
penyusutan menggunakan metode saldo menurun ganda. Laba bersih dari usaha ini selama
5 tahun ke depan diperkirakan Rp 20 juta pada tahun pertama dan kedua, Rp 25 juta pada
tahun ketiga, dan Rp 30 juta pada tahun keempat dan kelima. Jika investor menginginkan
return akuntansi 15% untuk usaha ini, tentukan kelayakan investasi ini.
JAWAB :
Nilai buku rata-rata: Rp 200 juta Rp 120 juta Rp 72 juta Rp 43,2 juta Rp 40 juta Rp 40juta
6
= Rp 85.867.000
Karena return akuntansi > 15% maka usaha foto-copy di atas layak diterima.
Kriteria yang sering digunakan untuk menilai proyek berdasarkan hasil survei tahun 1999:
1. IRR
2. NPV
3. Periode payback
5. RRA
6. Indeks profitabilitas
Nilai proyek = NPV + Nilai opsi riil. Opsi riil terdiri atas:
Jadi, proyek yang ditolak dengan kriteria investasi NPV berdasarkan teori keuangan
tradisional belum tentu ditolak jika kita memperhitungkan nilai opsi riil yang ada.
Tidak sedikit pengusaha rumah makan atau salon yang meneruskan investasi barunya
walaupun NPV proyek negatif. Dalam hitungan mereka, nilai proyek akan positif jika nilai
opsi riil, terutama opsi ekspansi, dimasukkan.
Yang dimaksud opsi ekspansi adalah opsi untuk membuka cabang di banyak tempat atau
bahkan menjual waralaba. Para pengusaha ini menyimpan mimpi untuk menjadi rumah
makan Sederhana atau salon Rudy berikutnya.