Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI


PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK
PERAWATAN INFUS PADA BAYI
PERAWATAN OGT PADA BAYI

Oleh
Ns. Zolla Amely Ilda, S.Kep, M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG


JURUSAN KEPERAWATAN PADANG
PRODI D III KEPERAWATAN PADANG
TA 2016/2017
A. PENDAHULUAN

Pemeriksaan fisik merupakan tekhnik manuver yang terdiri dari beberapa rangkaian,
yang masing-masing anak memili sensitifitas yang berbeda baik fisik maupun
psikologik. (Wong, 1993)

Pengkajian fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai selama wawancara, terutama
dengan menggunakan inspeksi atau observasi. Selama pemeriksaan yang lebih formal,
alat-alat untuk percusi, palpasi dan auscultasi ditambahkan untuk memantapkan dan
menyaring pengkajian system tubuh. Seperti pada riwayat kesehatan, obyektif dari
pengkajian fisik adalah untuk merumuskan diagnosa keperawatan dan mengevaluasi
keefektifan intervensi terapeutik. (Wong, 2003)

Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan, dimana tiap tahap
perawat melakukan pengkajian data yang diperoleh dari hasil wawancara, laporan teman
sejawat, catatan keperawatan, atau catatan kesehatan lain dan pengkajian fisik. (Robert
Priharjo, 1993).

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti keterampilan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan fisik pada bayi dengan benar.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti latihan keterampilan ini, diharapkan mahasiswa mampu:
a. Melakukan pemantauan antropomentri
b. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi
c. Melakukan pemeriksaan refleks pada bayi

C. STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Apersepsi
Sebelum memulai kegiatan, instruktur melakukan review mengenai pemeriksaan fisik
pada bayi
2. Demonstrasi
Instruktur mendemonstrasikan langkah-langkah pemeriksaan fisik pada bayi
dan selanjutnya diulangi oleh satu atau dua orang mahasiswa.
3. Latihan Mandiri
Mahasiswa mempraktekkan kembali pemeriksaan fisik pada bayi
(dalam kelompok kecil) dibawah pengawasan instruktur pada kegiatan yang
terjadwal dan mengulang kembali pada kegiatan yangtidak terjadwal
D. PRASYARAT
Pengetahuan yang harus dimiliki sebelum berlatih:
1. Ilmu biomedik dasar: Anatomi fisiologi
2. Keperawatan Dasar

E. TEORI

Pengukuran Antropometri
Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum
penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi. Berat badan
normal adalah 2500-3500 gram apabila BB kurang dari 2500 gram disebut bayi
Premature dan apabila BB bayi lebih dari 3500 gram maka bayi disebut Macrosomia.
  Lakukan Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit
dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.
Panjang badan normal adalah 45-50 cm
Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
Lingkar kepala normal adalah 33-35 cm.
Ukur lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran
dilakukan melalui kedua puting susu). Lingkar dada normal adalah 30 -33 cm. Apabila
diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami
Hidrocephalus. Dan apabila diameter kepala lebih kecil  3 cm dari dada maka bayi
mengalami Microcephalus.
Mengukur Lingkar Lengan atas (LILA)
Normalnya 11-15 cm. Untuk LILA pada BBL belum mencerminkan keadaan tumbuh
kembang bayi.

Pemeriksaan Fisik
Kepala
Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah
ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi
preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala,
sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini
normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan
ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat
terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial,
sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga
antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21.
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma,
perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan
sebagainya.

Wajah
Wajah tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan
posisi bayi di intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau
sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi,
paresi N.fasialis.

Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran
kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak
bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat
mengindikasikan adanya defek retina
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi
panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.
Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan
ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau
ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan
adanya sifilis congenital.
Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan
adanya gangguan pernapasan.

Mulut
Lakukan Inspeksi apakah ada kista  yang ada pada mukosa mulut.
Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir
menunjukkan adanya palsi wajah.
Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar
mulut)
Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan
lunak.
Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau
tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote).

Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.
Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas.
Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat
pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).
Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan
abnormalitas ginjal.
Bunyikan bel atau suara. Apabila terjadi refleks terkejut maka pendengarannya baik,
kemudian apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan terjadi gangguan pendengaran.
Leher
Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus
baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya
kemungkinan trisomi 21.
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir
dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur.

Kulit
Perhatikan kondisi kulit bayi.
Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
Periksa adanya pembekakan
Perhatinan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat seperti lemak berfungsi sebagai
pelumas atau sebagai isolasi panas yang akan menutupi bayi cukup bulan).
Perhatikan adanya lanugo (rambut halus yang terdapat pada punggung bayi) jumlah yang
banyak terdapat pada bayi kurang bulan daripada bayi cukup bulan.

Dada, Paru dan Jantung


Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan
bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan
bayi yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan
sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan. Frekuensi pernapasan bayi
normal antara 40-60 kali permenit. Perhitungannya harus satu menit penuh karena
terdapat periodic breathing, dimana pola pernapasan pada neonatus terutama pada
premature ada henti nafas yang berlangsung 20 detik dan terjadi secara berkala. Pada bayi
cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal.
Lakukan palpasi pada daerah dada, untuk menentukan ada tidaknya fraktur klavikula
dengan cara meraba ictus cordis dengan menentukan posisi jantung.
Lakukan Auskultasi paru dan jantung dengan menggunakan stetoskop untuk menlai
frekuensi dan suara napa/jantung. Secara normal frekuensi denyut jantung antara 120-160
x / menit.

Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat
bernapas. Kaji adanya pembengkakan
Lakukan pemeriksaan pada tali pusat bertujuan untuk menilai ada tidaknya kelainan pada
tali pusat seperti, ada tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada tali pusat dan lain-lain.
Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus
omfaloentriskus persisten.
Lakukan Auskultasi adanya bising Usus.
Lakukan perabaan hati, umumnya teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan. Limpa
teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri.
Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi terlentang dan tungkai bayidi lipat agar
otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat di raba setinggi
umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut bagian ginjal dapat di raba sekitar 2-3 cm.
Adanya pembesaran pada ginjal dapat di sebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau
trombosis vena renalis

Ekstermitas Atas
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke
bawah
Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan
neurologis atau fraktur
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
Periksa reflek genggam (palmar grasp)
Ekstermitas Bawah
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan
keduanya dan bandingkan
Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya
trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki.
Periksa reflek genggam (plantar grasp)

Spinal
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas
seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat
menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
Genetalia
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang
uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh
pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)

Anus dan Rectum


Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya
Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar
kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran
pencernaan
Refleks-Refleks
Pemeriksaan Cara
Kondisi Normal Kondisi Patologis
Refleks Pengukuran
Berkedip Sorotkan Dijumpai pada tahun Jika tidak di jumpai
cahaya ke mata pertama menunjukkan
bayi. kebutaan.
Tanda babinski Gores telapak Jari kaki mengembang Bila pengembangan
kaki sepanjang dan ibu jari kaki jari kaki
tepi luar, di dorsofleksi, di jumpai dorsofleksi setelah
ulai dari tumit sampai umur 2 tahun. umur 2 tahun
adanya tanda lesi
ekstrapiramidal.
Moro’s Ubah posisi Lengan Ekstensi, jari- Refleks yang
dengan tiba- jari mengembang menetap  lebih 4
tiba atau pukul kepala terlempar ke bulan adanya
meja/tempat belakang, tungkai kerusakan otak,
tidur. sedikit ekstensi, respon tidak
lengan kembali ke simetris adanya
tengah dengan tangan hemiparesis,
menggenggam tulang fraktur klavikula,
belakang dan atau cidera fleksus
ekstermitas bawah brachialis. Tidak
ekstens. Lebih kuat ada respons
selama 2 bulan ekstermitas bawah
menghilang pada adanya dislokasi
umur 3-4 bulan. pinggul atau cidera
medulla spinalis.
Mengenggam Letakkan jari Jari-jari bayi Fleksi yang tidak
(palmar grap’s) di telapak melengkung di sekitar simetris
tangan bayi jari yang di letakkan menunjukkan
dari sisi ulnar, di telapak tangan bayi adanya paralysis,
jika refleks dari sisi ulnar, refleks refleks
lemah atau ini menghilang dari menggenggam
tidak ada umur 3-4 bulan. yang menetap
berikan bayi menunjukkan
botol atau dot, gangguan serebral
karena
mengjisap
akan
mengeluarkan
refleks.
Rooting Gores sudut Bayi memutar kea rah Tidak adanya
mulut bayi pipi yang di gores, reflek
garis tengah refleks ini menghilang menunjukkan
bibir. pada umur 3-4 bulan. adanya gangguan
Tetapi bias menetap neurology berat
sampai umur 12 bulan
khususnya selama
tidur.
Kaget (startle) Bertepuk Bayi mengekstensi Tidak adanya
tangan dengan dan memfleksi lengan refleks menunjkkan
keras. dalam berespon adanya gangguan
terhadap suara yang pendengaran
keras tangan tetap
rapat, refleks ini akan
menghilang setelah
umur 4 bulan.
Menghisap Berikan bayi Bayi menghisap Reflek yang lemah
botol dan dot. dengan kuat dalam atau tidak ada
berespons terhadap menunjukkan
stimulasi, reflek ini kelambatan
menetap selama masa perkembangan atau
bayi dan mungkin keadaan neurologi
terjadi selama tidur yang abnormal
tanpa stimulasi

F. ALAT DAN BAHAN


1. Alat pengukur antropometri
a. Pita ukur / metlin/
b. Timbangan bayi yang telah diberi pengalas
2. Alat pengukur TTV:
a. Termometer
b. Timer atau jam berdetik
c. Stetoskop
d. Tensimeter anak (K/P)
3. Bak intrumen, berisi:
a. Kassa secukupnya
b. Tongue spatel
4. Sarung tangan 1 pasang dalam tempatnya
5. Hammer
6. Penlight
7. Kapas kering
8. Tissu
9. Alkohol 70% dalam tempatnya
10. Selimut bayi
11. Bengkok
12. Baki dengan pengalas
13. Alat tulis

G. PROSEDUR LATIHAN
Pemeriksaan antropometri: mengukur BB dan mengukur panjang badan
Melakukan pemeriksaan reflek moro, dengan melonggarkan pegangan tangan dari tubuh
bayi

Mengukur tanda-tanda vital:


Suhu: Keringkan axilla, desinfeksi thermometer dengan kasa alkohol dari ujung ke
pangkal, letakkan termometer di axilla, baca hasilnya, setelahnya lakukan desinfeksi
termomoter dari pangkal ke ujung
Hitung frekuensi nafas selama satu menit (pasien dalam kondisi tenang)

Pemeriksaan kepala bayi:


- menilai bentuk kepala bayi
- menilai ubun-ubun bayi (datar/ tegang/ membonjol/cekung)
- menilai sutura: ada moulage/tidak
- memeriksa ada penonjolan kepala, cekungan atau jejas
- menilai rambut bayi
- mengukur lingkar kepala: occipital ke frontalis

Pemeriksaan mata bayi:


- kesimetrisan kedua mata, jarak antara kedua mata
- menilai tanda-tanda infeksi pada mata seperti merah pada konjungtiva serta pucat pada
konjungtiva
- adanya kotoran mata atau pus
- pergerakan bola mata simetris/ tidak
- skelera ikterik / tidak
- reflek pupil positif atau negatif
- reflek kedip positif atau negatif

Pemeriksaan hidung:
Menilai kesimetrisan septum hidung
menilai sianosis sekitar hidung
pernafasan cuping hidung atau tidak
Adanya sekret di hidung
Menilai kepatenan jalan nafas

Pemeriksaan mulut:
menilai struktur mulut simetris/tidak, labio/palato shciziz, lidah hiperemis atau tidak, gusi
utuh atau tidak.
Menilai adanya sianosis disekitar mulut
Menilai reflek rooting
reflek menghisap dan menelan (saat bayi menyusu)

Pemeriksaan telinga bayi, memeriksa kesimetrisan kedua telinga, kesimterisan garis


telinga dengan kantus luar mata, keadaan daun telinga dan liang telinga

Pemeriksaan leher: adanya pembengkakan dan penebalan pada leher


Pembengkakan pada kelenjar tiroid atau getah bening

Melakukan pemeriksaan pada bahu, lengan dan tangan: menilai adanya verniks caseosa
dan lanugo, menilai warna kulit, memeriksa pembengkakan atau bercak2 hitam,
memeriksa tanda lahir, menilai kulit (transparan atau normal)

Melakukan pemeriksaan dada (paru):


Inspeksi: bentuk dada, menilai kesimetrisan pergerakan dada kiri –kanan, menilai puting
menonjol/ tidak, ada retraksi dinding dada atau tidak, menilai kesulitan bernafas.
Palpasi : Fremitus kiri dan kanan sama atau tidak
Auskultasi: suara nafas (vesikuler / abnormal (stridor, wheezing, grunting)

Melakukan pemeriksaan dada (jantung):


Inspeksi: melihat ictus cordis di area apical (linea mid clavikularis RIC 4/5 kiri)
Palpasi: meraba ictus cordis
Auskultasi: Menghitung denyut jantung (HR) dalam satu menit, Mendengarkan bunyi
jantung (BJ I dan BJ II)
Melakukan pengukuran lingkar dada

Pemeriksaan abdomen:
- Inspeksi: menilai bentuk perut,memeriksa penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menangis untuk menilai hernia umbilikalis, memeriksa tali pusat: perdarahan, bau atau
pus,kulit abdomen disekitar tali pusat, melihat ada kelainan-kelainan yang ditemukan
pada bagian perut seperti omphalokel, perhatikan adanya spider navy
- Auskultasi bising usus di 4 kuadran abdomen, hitung frekuensi 1 menit
- Palpasi: memeriksa konsistensi perut (lembut/distensi), memeriksa adanya massa pada
abdomen, Palpasi organ abdomen: hepar (kanan), limpa (kiri) dan ginjal (kiri- kanan)
- Perkusi: tympani/hipertympani
Mengukur lingkar perut bayi

Pemeriksaan ekstremitas atas:


menilai aktifitas gerakan tangan bayi, menghitung jumlah jari (syndactili/ polydactili),
menilai warna ektremitas atas, menilai jari (adanya jari tabuh atau tidak), menilai
capillary refill. Menilai reflex palmar graps

Pemeriksaan ekstremitas bawah:


Memeriksa tungkai dan kaki: menilai gerakan normal atau tidak, memeriksa kelainan-
kelainan pada tungkai bayi dan jari-jari seperti polydactili dan sindactili, menghitung
jumlah jari, menilai warna ektremitas bawah, menilai reflek plantar graps dan reflex
babynski pada kedua telapak kaki

Pemeriksaan punggung: dengan cara merabanya menggunakan satu tangan dari atas
kebawah untuk menilai adanya kelainan pada punggung seperti spina bifida, deformitas
tulang punggung dan menilai lanugo pada punggung
Memeriksa genetalia dan anus:
- Untuk bayi laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum, penis berlobang dan
terletak di gland penis atau terdapat kelainan (hypospadia/ epispadia)
- Untuk bayi perempuan: adanya lubang vagina, lubang uretra, labia mayora menutupi
labia minora
Pemeriksaan anus: lakukan dilatasi anus: atresia ani/ tidak dan tanyakan pada ibu warna
BAB jika sudah BAB

H. EVALUASI

Penilaian dilakukan secara praktikal dengan menggunakan lembar cheklist


PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI

N ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN


O
I TAHAP PRA INTERAKSI 0 1 2
1 Persiapan Diri: Baca status pasien, persiapan kognitif dan
afeksif (sikap)
2 Persiapan Alat
a. Alat pengukur antropometri
- Meteran/Pita ukur/ metlin
- Timbangan bayi yang telah diberi pengalas
b. Alat pengukur TTV:
- Termometer
- Timer atau jam berdetik
- Stetoskop
- Tensimeter anak (K/P)
c. Bak intrumen, berisi:
- Kassa secukupnya
- Tongue spatel
d. Sarung tangan 1 pasang dalam tempatnya
e. Hammer
f. Penlight
g. Kapas kering
h. Tissu
i. Alkohol 70% dalam tempatnya
j. Selimut bayi
k. Bengkok
l. Baki dengan pengalas
m. Alat tulis
II TAHAP ORIENTASI
3 Salam terapeutik (senyum, salam, tanyakan kondisi pasien): ibu
dan bayi
4 Perkenalkan diri, identifikasi pasien, validasi identitas pasien,
jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan pada ibu,
kontrak waktu
5 Alat – alat dibawa kedekat pasien
6 Atur kenyamanan, keamanan dan kehangatan ruangan
pemeriksaan

III TAHAP KERJA


8 Perawat cuci tangan dan pasang sarung tangan
9 Letakkan bayi pada tempat yang rata, buka pakaian bayi, tutup
tubuh bayi dengan selimut
10 - Pemeriksaan antropometri: mengukur BB dan mengukur
panjang badan
- Melakukan pemeriksaan reflek moro, dengan melonggarkan
pegangan tangan dari tubuh bayi
11 Mengukur tanda-tanda vital:
- Suhu: Keringkan axilla, desinfeksi thermometer dengan kasa
alkohol dari ujung ke pangkal, letakkan termometer di axilla,
baca hasilnya, setelahnya lakukan desinfeksi termomoter
dari pangkal ke ujung
- Hitung frekuensi nafas selama satu menit (pasien dalam
kondisi tenang)
12 Pemeriksaan kepala bayi:
- menilai bentuk kepala bayi
- menilai ubun-ubun bayi (datar/ tegang/ membonjol/cekung)
- menilai sutura: ada moulage/tidak
- memeriksa ada penonjolan kepala, cekungan atau jejas
- menilai rambut bayi
- mengukur lingkar kepala: occipital ke frontalis
13 Pemeriksaan mata bayi:
- kesimetrisan kedua mata, jarak antara kedua mata
- menilai tanda-tanda infeksi pada mata seperti merah pada
konjungtiva serta pucat pada konjungtiva
- adanya kotoran mata atau pus
- pergerakan bola mata simetris/ tidak
- skelera ikterik / tidak
- reflek pupil positif atau negatif
- reflek kedip positif atau negatif
14 Pemeriksaan hidung:
Menilai kesimetrisan septum hidung
menilai sianosis sekitar hidung
pernafasan cuping hidung atau tidak
Adanya sekret di hidung
Menilain kepatenan jalan nafas
15 Pemeriksaan mulut:
menilai struktur mulut simetris/tidak, labio/palato shciziz, lidah
hiperemis atau tidak, gusi utuh atau tidak.
Menilai adanya sianosis disekitar mulut
Menilai reflek rooting
reflek menghisap dan menelan (saat bayi menyusu)
16 Pemeriksaan telinga bayi, memeriksa kesimetrisan kedua
telinga, kesimterisan garis telinga dengan kantus luar mata,
keadaan daun telinga dan liang telinga
17 Pemeriksaan leher: adanya pembengkakan dan penebalan pada
leher
Pembengkakan pada kelenjar tiroid atau getah bening
18 Melakukan pemeriksaan pada bahu, lengan dan tangan:
menilai adanya verniks caseosa dan lanugo, menilai warna
kulit, memeriksa pembengkakan ,memeriksa tanda lahir,
menilai kulit (transparan atau normal)
19 Melakukan pemeriksaan dada (paru):
Inspeksi: bentuk dada, menilai kesimetrisan pergerakan dada
kiri –kanan, menilai puting menonjol/ tidak, ada retraksi
dinding dada atau tidak, menilai kesulitan bernafas.
Palpasi : Fremitus kiri dan kanan sama atau tidak
Auskultasi: suara nafas (vesikuler / abnormal (stridor,
wheezing, grunting)
20 Melakukan pemeriksaan dada (jantung):
Inspeksi: melihat ictus cordis di area apical (linea mid
clavikularis RIC 4/5 kiri)
Palpasi: meraba ictus cordis
Auskultasi: Menghitung denyut jantung (HR) dalam satu menit,
Mendengarkan bunyi jantung (BJ I dan BJ II)
Melakukan pengukuran lingkar dada
21 Pemeriksaan abdomen:
- Inspeksi: menilai bentuk perut,memeriksa penonjolan sekitar
tali pusat pada saat menangis untuk menilai hernia
umbilikalis, memeriksa tali pusat: perdarahan, bau atau
pus,kulit abdomen disekitar tali pusat, melihat ada kelainan-
kelainan yang ditemukan pada bagian perut seperti
omphalokel, perhatikan adanya spider navy
- Auskultasi bising usus di 4 kuadran abdomen, hitung
frekuensi 1 menit
- Palpasi: memeriksa konsistensi perut (lembut/distensi),
memeriksa adanya massa pada abdomen, Palpasi organ
abdomen: hepar (kanan), limpa (kiri) dan ginjal (kiri- kanan)
- Perkusi: tympani/hipertympani
- Mengukur lingkar perut bayi
22 Pemeriksaan ekstremitas atas:
menilai aktifitas gerakan tangan bayi, menghitung jumlah jari
(syndactili/ polydactili), menilai warna ektremitas atas, menilai
jari (adanya jari tabuh atau tidak), menilai capillary refill.
Menilai reflex palmar graps
23 Pemeriksaan ekstremitas bawah:
Memeriksa tungkai dan kaki: menilai gerakan normal atau
tidak, memeriksa kelainan-kelainan pada tungkai bayi dan jari-
jari seperti polydactili dan sindactili, menghitung jumlah jari,
menilai warna ektremitas bawah, menilai reflek plantar graps
dan reflex babynski pada kedua telapak kaki

24 Pemeriksaan punggung: dengan cara merabanya menggunakan


satu tangan dari atas kebawah untuk menilai adanya kelainan
pada punggung seperti spina bifida, deformitas tulang
punggung dan menilai lanugo pada punggung
25 Memeriksa genetalia dan anus:
- Untuk bayi laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum,
penis berlobang dan terletak di gland penis atau terdapat
kelainan (hypospadia/ epispadia)
- Untuk bayi perempuan: adanya lubang vagina, lubang uretra,
labia mayora menutupi labia minora
- Pemeriksaan anus: lakukan dilatasi anus: atresia ani/ tidak dan
tanyakan pada ibu warna BAB jika sudah BAB
IV TAHAP TERMINASI
26 Komunikasikan dengan ibu hasil pemeriksaan dan serahkan
bayi kepada ibunya
27 Rapikan alat- alat, Buka sarung tangan, perawat cuci tangan
28 Dokumentasikan hasil pemeriksaan
JUMLAH SKOR

Catatan saat ujian: Nilai:


Jumlah Skor x 100
56

Ket: 0 = Tidak dilakukan 1= Dilakukan tidak sempurna 2= Dilakukan dengan


sempurna

Padang,
Nama Mahasiswa Penilai

---------------------------- ----------------------

Anda mungkin juga menyukai