Anda di halaman 1dari 4

Kepribadian Ganda dan Alter Ego, Apakah Beda?

Para pecinta Kdrama apakah masih ingat drama korea Kill Me Heal Me? Dalam drama
tersebut, pemeran utama Cha Do Hyun dapat berubah menjadi 4 kepribadian yang berbeda di
alam bawah sadarnya. Ia memiliki lebih dari 1 identitas lain yang dikenal dengan alter ego.
Apakah alter ego itu? Apakah sama dengan kepribadian ganda? Lalu, apa yang akan terjadi jika
seseorang memiliki alter ego maupun kepribadian ganda?

Kepribadian Ganda

Dissociative identity disorder (DID), yang sebelumnya dikenal dengan multiple


personality disorder atau oleh orang awam disebut kepribadian ganda, adalah kelainan di
mana seseorang memiliki lebih dari satu identitas dalam satu tubuh. Seseorang dengan banyak
identitas ini lebih cenderung untuk menyebut dirinya “kami”. Pada sebagian besar kasus,
karakter yang dimiliki oleh orang dengan DID adalah lebih dari dua orang dan karakter. Saat
identitas lain menguasai tubuh dan memegang kendali seutuhnya, maka identitas lain tak akan
bisa mengacaunya, dan akan berubah segala identitas dari mulai kebiasaan, cara berbicara, gaya,
atau bahkan gender. Lalu saat kembali ke identitas asli, maka dirinya tak akan mampu mengingat
apa yang dilakukan identitas lainnya saat sedang diambil alih.
Pada sebagian besar kasus, karakter yang dimiliki oleh orang dengan DID adalah lebih
dari dua orang, dan karakter atau identitas lain (identitas alternatif) tersebut terpisah satu sama
lain. Saat satu identitas alternatif tengah menguasai tubuh, identitas alternatif inilah yang
memegang kendali terhadap tubuh seutuhnya dalam beberapa waktu ke depan. Sehingga
perubahan yang akan terjadi adalah secara total. Aksen bicara, memori, nama, usia, bahkan
gender kepribadian ini akan benar-benar akan berbeda. Bahkan, saat identitas kembali pada
identitas utama (asli), pemilik tubuh tidak akan mampu mengingat apa yang terjadi pada dirinya
saat kepribadian yang lain sedang mengambil alih.
Dengan kata lain, ketidaksadaran Ia yang alami saat identitas tubuhnya berubah, akan
diikuti juga dengan segala perubahan dalam dirinya seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Bila pun memiliki lebih dari dua kepribadian, maka tiap kepribadian itu masing-masing akan
tetap berfungsi secara terpisah-pisah.
Kaplan dan Sadock (1997: 109) menyatakan, gangguan DID adalah suatu gangguan
disosiatif kronis dan penyebabnya hampir selalu melibatkan 19 suatu peristiwa traumatik,
biasanya penyiksaan fisik atau seksual pada masa anak-anak. Dari kutipan tersebut, dijelaskan
bahwa gangguan DID merupakan gangguan tidak dapat mengenali diri sendiri yang parah. Hal
tersebut dapat terjadi biasanya karena adanya penyiksaan fisik atau seksual pada saat anak-anak.
Gangguan DID lebih dikenal sebagai kepribadian ganda. Ganda dalam konteks ini berarti lebih
dari dua, karena seseorang yang memiliki kepribadian ganda terkadang tidak hanya memiliki dua
kepribadian saja, bisa juga tiga atau lebih. Kepribadian ganda bisa dibilang sebagai penyakit atau
gangguan mental.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition (DSM
IV) (American Psychiatric Association 1994: 477) yang menyatakan bahwa “Disosiative Identity
Disorder formerly Multiple Personality Disorder”, penyakit kepribadian ganda yang dulunya
bernama Multiple Personality Disorder kemudian diganti menjadi Disosiative Identity Disorder.
Sama dengan penyakit lainnya, ganguan DID juga memiliki gejala-gejala. Gejala utama adalah
adanya kehilangan ingatan masa lalu, kesadaran identitas, penginderaan segera, dan kontrol
terhadap gerakan tubuh (Maslim 2013: 81). Adapun gejala yang lebih spesifik mengenai
gangguan DID juga terdapat di dalam DSM-IV.
Berikut kriteria diagnosis untuk gangguan DID (Kaplan dan Sadock 1997: 111).
1. Adanya dua atau lebih identitas/kepribadian dalam satu tubuh. Kepribadian-kepribadian
tersebut memiliki pola atau sifat masing-masing. Kepribadian-kepribadian itu juga memiliki
hubungan personal kepada manusiamanusia yang lain. Selain itu, kepribadian-kepribadian
tersebut harus dapat berpikir tentang dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.
2. Sekurangnya terdapat dua identitas/kepribadian yang secara bergantian mengendalikan
tubuh. Jadi, kendali tubuh tidak sepenuhnya dikendalikan oleh kepribadian utama saja,
kepribadian-kepribadian yang lain juga mampu mengendalikan tubuh.
3. Adanya ketidakmampuan untuk mengingat informasi personal atau informasi tentang
dirinya sendiri. Ketidakmampuan untuk mengingat ingatan tersebut teralu sulit untuk
dijelaskan oleh kelupaan biasa. Jadi, orang yang memiliki kepribadian ganda terkadang tidak
dapat mengingat apa yang ia kerjakan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh tubuh
dikendalikan oleh kepribadian yang lain, sehingga kepribadian utama tidak memiliki ingatan
tersebut.
4. Gejala-gejala yang telah disebutkan bukan karena efek obat atau alkohol. Pada saat orang
mengonsumsi alkohol atau obat tertentu, orang tersebut terkadang tidak dapat mengingat
sesuatu yang telah ia lakukan. Kalau dalam kepribadian ganda, itu bukan termasuk
gejalanya. Sebagai catatan, teman bermain khayalan anak-anak juga buka termasuk gejala
kepribadian ganda. Contohnya anak kecil yang bermain dengan bonekanya membayangkan
boneka itu hidup seperti manusia.

Alter Ego

Alter ego, merupakan istilah penyakit dalam psikologi. Namun dalam penelitian, alter
ego bukanlah merupakan penyakit. Dalam Oxford Learner’s Dictionaries, Alter Ego merupakan
seseorang yang kepribadiannya berbeda dengan kepribadian aslinya tetapi yang menunjukkan
atau bertindak sebagai sisi lain dari kepribadian aslinya. Dalam bahasa Latin sendiri, Alter Ego
yaitu "aku yang lain" yang merupakan diri kedua, yang diyakini berbeda dari kepribadian normal
atau asli seseorang. Istilah ini dipakai pada awal abad kesembilan belas ketika gangguan
pemecahan kepribadian pertama kali dijelaskan oleh psikolog. Seseorang yang memiliki Alter
ego dikatakan menjalani kehidupan ganda. Alter ego ini mirip atau mungkin bisa dibilang sama
dengan kepribadian ganda berikut salah satu ciri-ciri pengidap kepribadian ganda. Alter ego juga
merupakan kondisi di mana seseorang membentuk karakter lain dalam dirinya secara sadar.
Karakter lain ini sering kali merupakan gambaran ideal tentang dirinya, yang tidak bisa dia
realisasikan dan hanya mampu Ia idam-idamkan. Beberapa orang lain juga mengatakan bahwa
alter ego adalah sarana mereka untuk menyembunyikan sisi diri mereka yang ingin
disembunyikan dari orang lain.
Pertama kali muncul istilah alter ego yaitu setelah adanya buku 24 wajah billy oleh
Daniel Keyes. Novel ini menceritakan riwayat hidup dari William Stanley Milligan atau Billy
Milligan, orang pertama dalam sejarah Amerika yang dianggap tidak bersalah atas berbagai
tindak kejahatan serius dengan alasan tidak waras. Billy Milligan menderita pemecahan
kepribadian sehingga dia memiliki 24 kepribadian yang berbeda satu dengan yang lain. Billy
Milligan pertama kali memunculkan alter ego nya pada saat Ia berusia 3 tahun. Christine,
seorang gadis kecil yang menderita disleksia. Adapun beberapa alter ego yang ternyata beberapa
menyelamatkan nyawanya. Pada saat Billy memasuki usia 16 tahun, Ia mencoba bunuh diri,
tetapi alter ego yang bernama Ragen (rage again) menghentikan tubuhnya, serta menghindarkan
Billy dari percobaan bunuh dirinya. Jumlah alter ego Billy ada 24, 10 dari mereka adalah
"mereka yang diinginkan", dan sisanya adalah "yang tidak diinginkan", fusi dari semua alter ego
tersebut akan memunculkan satu kepribadian.
Gejala alter ego yaitu antara lain :
1. Sikap dan perilaku yang berlawanan.
2. Memiliki gangguan dipersonalisasi.
3. Hilang ingatan.
4. Ingatan akan kilas balik dari trauma yang parah.
5. Fobia.
6. Sakit kepala dan nyeri pada bagian tubuh yang berbeda.
7. Ketidakstabilan emosi.
8. Panik.
9. Halusinasi pendengaran dari alter ego.
10. Kurangnya hubungan sosial.
Dari point di atas salah satunya sangat menarik perhatian saya yaitu yang saya beri tanda
underline, meskipun ciri tersebut hanya salah satu dan bukan yang mencolok dari gejala alter
ego namun apabila disambungkan dengan beberapa penyakit psikologis seperti bipolar disorder
dan psikopat maka akan terlihat ada keterkaitan karena seperti yang disebutkan diatas, penderita
alter ego cenderung berubah-rubah sifat dan mood. misalnya apabila sifat asli seseorang adalah
ramah maka alter egonya akan memunculkan sifat jutek. itu hanya contoh kecilnya. Nah dari
perubahan sifat saja sudah jelas akan menimbulkan perubahan pada mood dan emosi yang
tentunya drastis, mengapa dikategorikan drastis karena perubahan sifat dan emosi itu terjadi
terus menerus bahkan bisa dengan kadar yang diluar kontrol.
Seperti dilansir dari Hello Sehat, alter ego adalah kondisi di mana seseorang
membentuk karakter lain dalam dirinya secara sadar. Karakter lain ini seringkali gambaran ideal
tentang dirinya, yang tidak bisa dia realisasikan dan hanya diharapkan.
Jadi, setiap kepribadian memiliki fungsi yang benar-benar berbeda di bawah alam
ketidaksadarannya. Perubahan identitas pada alter ego dilakukan dengan sadar. Tidak terjadi lupa
ingatan atau beralih fungsi kepribadian secara total. Dengan kata lain, tidak terjadi lupa ingatan
pada proses perubahan karakter pada orang dengan alter ego. Saat merasa dalam kondisi
membutuhkan identitas alternatif ini yang muncul, akan dapat memicu dan mengubahnya
sendiri.

Sebenarnya, setiap orang berpotensi memiliki alter ego. Namun pada beberapa kondisi
mungkin tak sadar memilikinya, karena pemahaman mengenai alter ego tersebut yang masih
berbeda-beda satu sama lain. Contohnya :

• Si A, memiliki alter ego dalam bentuk suara dalam kepalanya yang sering ia ajak diskusi
untuk menghadapi keputusan yang sulit untuk dia putuskan sendiri.
• Si B, yang menggunakan alter egonya untuk tujuan tertentu, seperti tampil di depan umum
dengan berani. Padahal ia sangat pemalu di keseharian.
• Si C, yang mengeluarkan alter egonya hanya pada saat-saat di mana ia kesepian dan butuh
lawan bicara.
Perlu diketahui, pada beberapa kasus, memiliki alter ego bisa berakhir membahayakan
diri sendiri, bahkan orang-orang di sekitar. Boleh-boleh saja mempunyai alter ego, selama alter
ego yang diciptakan tersebut masih dalam kendali diri. Alter Ego adalah karakter yang
diciptakan secara sadar dari apa yang telah lama diidam-idamkan oleh seseorang dan memiliki
karakteristik yang sangat berbeda dibanding sifat utama pada orang tersebut. Beberapa orang lain
juga mengatakan bahwa alter ego adalah sarana mereka untuk menyembunyikan sisi diri mereka
yang tidak ingin dilihat orang lain.
Beberapa contoh artis yang memiliki Alter Ego adalah;
1. Miley Cyrus - Hannah Montana
2. Beyonce Knowles - Sasha Fierce
3. Nicki Minaj - Roman Zolanski
4. Eminem - Slim Shady
5. Joaquin Phoenix - The Bum Rapper
6. Bella Hadid - Rebekka Harajuku.
Bahkan Alter Ego sendiri seringkali disalah artikan dengan kepribadian ganda. Lantas
apa bedanya alter ego dengan kepribadian ganda?
Yang membedakan kepribadian ganda dengan Alter Ego adalah, orang dengan
kepribadian ganda tidak menyadari perubahan identitas tersebut. Bahkan, saat identitas kembali
pada identitas utama (asli), individual tersebut tidak mampu mengingat apa yang terjadi pada
dirinya saat kepribadian yang lain sedang mengambil alih. Berbeda halnya dengan alter ego,
perubahan identitas pada alter ego dilakukan dengan sadar dan masih dalam wewenang identitas
asli. Dengan kata lain, tidak terjadi lupa ingatan pada proses perubahan karakter pada orang
dengan alter ego. Selain itu, identitas asli juga masih memiliki wewenang penuh dalam tukar-
menukar identitas serta dalam kesadaran yang utuh. Saat Ia merasa dalam kondisi yang
membutuhkan identitas alternatif ini yang muncul, Ia dapat memicu dan mengubahnya sendiri.
Setiap orang berpotensi untuk memiliki Alter Ego. Namun terkadang beberapa orang
tidak menyadarinya. Alter Ego biasanya digunakan untuk menunjukan identitas yang berbeda
kepada muka umum, untuk menunjukan perilaku atau sikap yang aslinya tidak kita miliki.
Namun begitu, Alter Ego tidak selalu berupa kepribadian yang ditampilkan di masyarakat umum.
Tapi bisa berupa suara yang muncul untuk diajak diskusi, atau bisa berupa kepribadian yang
muncul di saat sedang dibutuhkan, dan juga berupa lawan bicara di saat kesepian.
Alter ego sendiri sebenarnya tak perlu disembuhkan, selama tidak menganggu
kepribadian yang asli atau masih bisa dikendalikan oleh kepribadian asli. Berbeda dengan DID
(Dissociative Identity Disorder) yang penanganannya membutuhkan kerjasama psikiater dengan
psikolog karena di dalam diri penderita DID, kepribadian aslinya diambil alih secara tidak sadar
dan tidak bisa dikendalikan oleh kepribadian asli si penderita. Karena untuk mengatasi DID
harus dapat meyakinkan penderitanya bahwa memecah dirinya menjadi beberapa kepribadian
yang sangat berbeda tidak lagi diperlukan. Baik itu dilakukan untuk menghadapi trauma masa
lalu, masa kini atau sebagai pencegahan akan apa yang terjadi di masa depan. Penderita dapat
diajarkan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupannya dengan lebih baik dan tegar dengan
mengandalkan kepribadiannya sendiri, tanpa harus memecah kepribadiannya lagi.

Anda mungkin juga menyukai