Anda di halaman 1dari 2

Arin dan Mimpinya

Senyuman mentari hari ini menyambut pagi .Kulangkahkan kaki menapaki bangunan
sekolah.Kutetapkan hati tuk tegar meghadapi segala lika-liku hidup ini.Sejak SMP Arin sudah
bersekolah jauh dari orangtua karena keterbatasan dana.Dia tinggal di rumah bibinya.Sering kali
ia merasa ingin bersekolah di dekat keluarganya.Sayangnya,dia terlanjur meminta kepada
orangtuanya untuk tinggal dan bersekolah dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempat
keluarganya.

Tiga tahun sudah berlalu,Arin meminta kepada orangtuanya supaya setelah lulus SMP ia
melanjutkan ke sekolah negeri dekat dengan orangtuanya.Permintaan itu dikabulkan ibunya,tetapi
ayahnya sedikit keberatan.

”Kenapa kamu pindah,Rin? Apakah ada masalah di sekolahmu sehingga kamu ingin
pindah? Tanya ayahnya.Tidak,Yah,Arin ingin sekolah karena ingin mencari pengalaman lebih
banyak lagi di sekolah lain, jawab Arin. Lalu bagaimana dengan bibimu,apakah dia setuju dengan
keputusanmu itu? tanya ayahmu.Dengan berat hati Arin menjawab,Aku belum bicara kepada
bibi,tetapi pasti aku akan mengatakan kepadanya segera.”

Arin sebenarnya tahu jika orangtuanya merasa keberatan bukan karena dia harus tinggal
bersama bibinya.Akan tetapi,karena mereka tidak mampu menyekolahkan Arin di sana.Arin pun
bimbang dan ragu.Di satu sisi lain dia ingin kumpul bersama orangtuanya dan di sisi lain dia tahu
ayahnya tidak punya uang untuk menyekolahkannya.Hitungan waktu dijalaninya.Tak jarang dia
selalu membalut rindu pada keluarganya dengan linangan airmata hingga larut malam.Rintihan
kesedihannya tak terbendung lagi.

Bibi Arin pun menyadari yang dirasakannya saat ini.

”Kamu kenapa,Nak? Tanya bibinya. Aku baik-baik saja,Bi,aku hanya kelelahan,”jawab


Arin.

Sebenarnya bibinya pun sudah mengetahui yang sedang dirasakan Arin,tetapi dia tidak mau
menambah beban Arin saat ini.

Beberapa hari setelah itu,Arin mendapat kabar bahwa SMAN 1 Bumi Putera di dekat
rumah orangtuanya mengadakan lomba pidato dan pemenangnya akan diterima bersekolah di sana
serta mendapatkan beasiswa.Arin pun mengikuti lomba pidato itu.Dia memberitahukan kabar
gembira itu kepada orangtua dan bibinya.

Awalnya,mereka belum menyetujuinya.Akan tetapi,setelah mendapatkan penjelasan dari Arin


akhirnya permintaannya diperbolehkan oleh orangtua dan bibinya.Sayangnya,pihak sekolah
sempat menahan Arin karena semua prestasinya.Sekolah tidak mengizinkan Arin pindah SMA lain
karena ia membawa prestasi cemerlang.Setelah mendesak kepala pimpinannya,Arin pun
diperbolehkan pindah.Dia sangat senang,sekaligus sedih karena harus berpisah dengan teman-
temannya.Dia berpesan agar teman-temannya selalu semangat dan giat belajar serta jangan
melupakannya.

Ketika masuk tahun ajaran baru,Arin pun bisa kembali berkumpul bersama keluarganya.Ia
berkumpul bersama ayahnya,ibu dan adiknya.Walaupun makan dengan lauk sambal akan terasa
lebih nikmat bila berkumpul dengan keluarga.Hal itu juga bisa mengobati rasa rindu Arin selama
ini.

Anda mungkin juga menyukai