Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 3

KEBUDAYAAN

Dosen Pembimbing :
Dr.Syamsuddin AB, M.Pd.
Disusun oleh :
1.Wildan
2.Ariadi
3.Izzul Muttaqin
4.A.Adhar Asri
5.Wani Bahar
6.Nur Aulia Fitri
7. Taryzha Resky Ananda
8.Andi Riska Fauzan Qadri

Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Tahun Ajaran 2020
KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat petunjuk dan
bimbingan-Nya, penulis berhasil menyelesaikan makalah dengan  tema KEBUDAYAAN yang
berisi pemahaman materi bagi mahasiswa sebagai sarana belajar agar mahasiswa lebih aktif
dan kreatif dalam pembelajaran kuliah online (DARING).

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali mengalami bayak kesulitan
karena kurangnya ilmu pengetahuan. namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan meskipun banyak kekurangan. penulis
menyadari sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu
banyak belajar dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif untuk ksempurnaan makalah ini.

Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan


sebagai bahan pembelajaran di masa yang akan datang. Amiin.

Gowa,07 april 2020


penulis
DAFTAR ISI

HALAM JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
B Rumusan Masalah
C Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A Definisi Kebudayaan
B Unsur – Undur Kebudayaan
C Sosial Budaya
D Kebudayaan Sebagai peradaban
E Kebudayaan sebagai “Sudut pandang umum”
F Masalah Kebudayaan di Indonesia dan Soluslinya

BAB III PENUTUP


1 Kesimpulan
2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia
adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya
kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala
manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia
dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak
mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan.

Rasa saling menghormati dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama
manusia menjujung tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatu kehidupan, alat komunikasi
antar sesama dan sebagai ciri khas suatu kelompok masyarakat. Kebudayaan berperan
penting bagi kehidupan manusia dan menjadi alat untuk bersosialisasi dengan manusia yang
lain dan pada akhirnya menjadi ciri khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk
sosial membutuhkan alat sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain
yaitu kebudayaan.
B.     Rumusan Masalah
a.       Apakah Pengertian Kebudayaan ?
b.       Apakah Unsur – Unsur dalam Kebudayaan ?
c.       Apa saja masalah yang timbul dalam kebudayaan dan solusinya ?
C.    Tujuan Penulisan
a.       Mengetahui definisi kebudayaan
b.       Mengetahui apa saja unsur – unsur pembentuk kebudayaan
c.       Mengetahui masalah masalah dan solusi dalam kebudayaan
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Definisi Kebudayaan

Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk


sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan
pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan
merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-
strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan
digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud
dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.

Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia


sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan
lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya.

Sebagai pengetahuan, kebudayaan adalah suatu satuan ide yang ada dalam kepala
manusia dan bukan suatu gejala (yang terdiri atas kelakuan dan hasil kelakuan manusia).
Sebagai satuan ide, kebudayaan terdiri atas serangkaian nilai-nilai, norma-norma yang
berisikan larangan-larangan untuk melakukan suatu tindakan dalam menghadapi suatu
lingkungan sosial, kebudayaan, dan alam, serta berisi serangkaian konsep-konsep dan
model-model pengetahuan mengenai berbagai tindakan dan tingkah laku yang seharusnya
diwujudkan oleh pendukungnya dalam menghadapi suatu lingkungan sosial, kebudayaan,
dan alam. Jadi nilai-nilai tersebut dalam penggunaannya adalah selektif sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi oleh pendukungnya

Dari berbagai sisi, kebudayaan dapat dipdang sebagai: (1) Pengetahuan yang diyakini
kebenarannya oleh masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut; (2) Kebudayaan adalah
milik masyarakat manusia, bukan daerah atau tempat yang mempunyai kebudayaan tetapi
manusialah yang mempunyai kebudayaan; (3) Sebagai pengetahuan yang diyakini
kebenarannya, kebudayaan adalah pedoman menyeluruh yang mendalam dan mendasar
bagi kehidupan masyarakat yang bersangkutan; (4) Sebagai pedoman bagi kehidupan,
kebudayaan dibedakan dari kelakuan dan hasil kelakuan; karena kelakuan itu terwujud
dengan mengacu atau berpedoman pada kebudayaan yang dipunyai oleh pelaku yang
bersangkutan.

Sebagai pengetahuan, kebudayaan berisikan konsep-konsep, metode-metode, resep-


resep, dan petunjuk-petunjuk untuk memilah (mengkategorisasi) konsep-konsep dan
merangkai hasil pilahan untuk dapat digunakan sebagai pedoman dalam menginterpretasi
dan memahami lingkungan yang dihadapi dan dalam mewujudkan tindakan-tindakan dalam
menghadapi dan memanfaatkan lingkungan dan sumber-sumber dayanya dalam
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan untuk kelangsungan hidup. Dengan demikian,
pengertian kebudayaan sebagai pedoman bagi kehidupan adalah sebagai pedoman dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
B.    Unsur-Unsur Kebudayaan

Untuk lebih mendalami kebudayaan perlu dikenal beberapa masalah lain yang
menyangkut kebudayaan antara lain unsur kebudayaan. Unsur kebudayan dalam kamus
besar Indonesia berarti bagian dari suatu kebudayaan yang dapat digunakan sebagai suatu
analisi tertentu. Dengan adanya unsur tersebut, kebudayan disini lebih mengandung makna
totalitas dari pada sekedar perjumlahan usur-unsur yang terdapat di dalamnya. Unsur
kebudayaan terdiri atas :

1. Bahasa

Suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat
perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan.
Ada dua bentuk bahasa yaitu lisan dan tulisan.

2. Sistem pengetahuan

Unsur ini berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-sifat
peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengetahuan tentang alam
sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama
manusia, tubuh manusia.

3. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial

Dimaknai sebagai sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan


sesamanya. Organisasi sosial meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem
kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan.

4. Sistem peralatan hidup dan teknologi

Teknologi di sini dimaknai sebagai jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para
anggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam
hubungannya dengan pengumpulan bahan-bahan mentah, pemrosesan bahan-bahan itu
untuk dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi dan
kebutuhan lain yang berupa benda material. Unsur teknologi yang paling menonjol adalah
kebudayaan fisik yang meliputi, alat-alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman,
pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan serta alat-alat transportasi.

5. Sistem mata pencaharian hidup

Ini merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan.
Sistem ekonomi ini meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam,
peternakan, perikanan, dan perdagangan.

6. Sistem religi
Perpaduan antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal suci
dan tidak terjangkau oleh akal. Sistem ini meliputi, sistem kepercayaan, sistem nilai dan
pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.

7. Kesenian

Kesenian dapat dimaknai sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan. Bentuk
keindahan yang beraneka ragam itu timbul dari imajinasi kreatif yang dapat memberikan
kepuasan batin bagi manusia. Pemetaan bentuk kesenian dapat terbagi menjadi tiga garis
besar, yaitu; seni rupa, seni suara dan seni tari.

 
C Perubahan Sosial Budaya

1.Pengertian

Perubahan sosial budaya adalah terjadinnya karena beberapa faktor , di antarannya komunikasi
cara dan pola pikir masyarakat, faktor internal lain seperti perubahan prilaku,moral,dan gaya
hidup.proses terjadinya perubahan sosial budaya Secara umum ada 3 proses terjadinya perubahan
sosial budaya, yaitu :

1) Akulturasi

Akulturasi adalah proses bertemnnya dua atau lebih budaya, dimana unsur – unsur budaya lama
masih ada.

2) Asimilasi

Asimilasi adalah proses bertemunya dua atau lebih budaya yang bercampur dan menghasilkan
budaya baru.Asimilasi tidak seperti akulturasi yang masih ada unsur lamanya. Jadi bisa disimpulkan
bahwa budaya yang lama sudah pasti hilang. Proses asimilasi ini berlangsung lama dan terus
menerus.

3) Difusi

Difusi adalah proses penyebaran unsur budaya dari satu orang ke orang lain atau dari satu kelompok
masyarat ke kelompok masyarakat lain.Unsur kebudayaan itu pertama – tama akan diambil alih oleh
masyarakat yang paling dekat hubungannya dari sumber kebudayaan baru tersebut.Lalu kemudian,
kebudayaan baru tersebut diambil oleh masyarakat yang jauh hubungannya dari sumber
kebudayaan baru tersebut.

2. Faktor perubahan sosial budaya

Terdapat 2 faktor dalam perubahan sosial budaya, yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.

1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya

Kontak langsung dengan kebudayaan lain.Keadaan masyarakat yang majemuk.Ketidakpuasan


masyarakat terhadap bidang – bidang kehidupan tertentu.Sistem pendidikan yang semakin lama
semakin maju.Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan kuat untuk maju.Senantiasa
ada keinginan untuk memperbaiki tingkat kehidupan, artinya tidak mudah menyerah pada
keadaan.Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka.Selalu berorientasi hidup ke masa
depan.Toleransi terhadap perbuatan – perbuatan yang menyimpang.

2. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya

-Kurangnya hubungan langsung dengan masyarakat lain.

-Sikap masyarakat yang sangat tradisional.

-Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.

-Adanya prasangka buruk terhadap hal – hal baru yang baru datang.

-Rasa takut akan terjadi keguncangan integrasi.

-Adanya hambatan yang bersifat ideologis, adat, maupun kebiasaan.

-Adanya anggapan bahwa pada hakikatnya hidup ini buruk dan tidak mungkin diperbaiki, artinya
mudah menyerah pada keadaan.

-Dalam masyarakat terdapat kepentingan – kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested
interest).

contoh perubahan sosial budaya

1. Gaya Hidup

Gaya hidup dari kebanyakan orang akan selalu mengalami perubahan disetiap waktunya.Ada orang
yang berubah menjadi lebih baik dengan gaya hidup seperti mejadi vegetarian.Akan tetapi ada pula
orang yang sesat dengan gaya hidup seperti mengkonsumsi minuman keras dan obat – obatan
terlarang.

2. Pola Hidup

Semakin kesini masyarakat lebih memilih membeli sesuatu dibandingkan dengan membuat
sesuatu.Mungkin saja ini semua terjadi karena kita terlena dengan teknologi canggih yang ada saat
ini.

3. Perilaku

Banyak anak – anak yang suka membantah atau tidak mau menuruti orang tua mereka.

4. Cara Berkomunikasi

Cara berkomunikasi adalah perubahan sosial budaya yang cukup besar pengaruhnya di dalam
kehidupan masyarakat.Cara berkomunikasi mengalami perubahan karena berkembangnya teknologi
informasi dan komunikasi yang sangat pesat dari tahun ke tahun.Pada zaman dahulu kita melakukan
komunikasi dengan surat – menyurat yang membutuhkan waktu yang cukup lama.Sedangkan
sekarang kita dapat dengan mudah berkomunikasi, yaitu hanya menggunakan ponsel pintar kita
sudah dapat berkomunikasi secara kilat dengan berbagai media aplikasi yang ada di dalamnya.

5. Pendidikan

Jika dulu kita belajar hanya dapat melalui sekolahan saja, sedangkan saat ini kita dapat belajar
melalui mana saja.Referensi banyak bertebaran di media sosial. Bahkan saat ini banyak sekolah –
sekolah yang sudah menyediakan komputer untuk media pembelajaran.

6. Bahasa

Banyak masyarakat yang kurang peduli dengan bahasa daerah mereka. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan bahasa sehari – hari yang digunakan masyarakat.

7. Budaya

Sudah banyak contoh budaya yang berubah akibat perubahan sosial budaya, dari perayaan yang
sebelumnya tidak ada di Indonesia seperti valentine, budaya merayakan ulang tahun dan
sebagainya.Selain itu banyak anak muda yang suka budaya kebarat – baratan atau westernisasi.
Westernisasi sendiri sudah bukan hal yang langka untuk dijumpai di Indonesia.

8. Kesenian

Karena banyaknya berbagai kesenian yang masuk dari luar negeri, beberapa kesenian asli dari
Indonesia sudah jarang ditemukan.Namun kesenian asli dari Indonesia juga masih ada yang populer
dan dilestarikan hingga saat ini.

9. Kepercayaan (Religi)

Pada zaman dahulu orang Indonesia berpegang teguh pada ajaran nenek moyang atau leluhur
mereka yang telah tiada.Sedangkan sekarang mereka mengedepankan logika dan dengan bukti –
bukti yang telah ada.

10. Pakaian

Masyarakat mulai mengubah cara berpakaian mereka karena pengaruh modernisasi dan globalisasi
yang ada.Tadinya masyarakat memakai baju tradisional atau baju adat dari masing – masing
daerah.Sedangkan sekarang masyarakat memakai baju bisa karena mengikuti trend atau sekedar
ingin mengenakan sesuai selera mereka.

11. Model Rambut

Banyak pelajar yang suka mencontoh artis idola mereka sehingga menimbulkan efek “hitz” dalam
pergaulan mereka.Namun juga harus dalam pengawasan yang pas supaya apa yang mereka lakukan
tidak berlebihan.

12. Tempat tinggal


Rumah daerah sepertinya sudah jarang ditemui. Sekarang banyak masyarakat yang sudah beralih
dari rumah daerah menjadi rumah modern ataupun gedung apartemen.

13. Musyawarah

Masyarakat Indonesia pada zaman dahulu lebih memilih untuk menyelesaikan suatu permasalahan
dengan cara musyawarah.Semua anggota masyarakat yang datang akan memberikan pendapat dan
juga pertimbangan.Pemimpin dalam musyawarah tersebut akan mengambil keputusan dari yang
disepakati bersama.saat ini musyawarah sudah cenderung memudar.

14. Sopan Santun

Karena kondisi lingkungan maupun background keluarga, sopan santun seseorang bisa berubah.Yang
dulunya memiliki rasa sopan santun, sekarang rasa sopan santun tersebut sudah mulai hilang.

15. Masyarakat Semakin Kritis

Karena teknologi informasi yang sudah sangat berkembang mulai dari media cetak online maupun
offline yang banyak beredar, maka masyarakat harus bisa mengolah informasi yang ada dengan fakta
yang memang benar – benar valid.

16. Ekonomi

Saat ini masyarakat lebih memilih berlibur ke luar negeri dibandingkan berlibur di dalam negeri.
Membeli barang merk luar negeri dibanding barang dari negara sendiri.

17. Industri

Munculnya revolusi industri membawa perubahan besar, banyak ketimpangan, pengangguran, dan
gerakan sosialis juga masih banyak lainnya.

18. Pertanian

Ada petani yang cerdas memanfaatkan perubahan sosial budaya dengan cara meningkatkan
produktifitas kerjanya dengan teknologi yang sudah berkembang namun ada pula yang tidak.Selain
itu kasus di Indonesia bisa dibilang dalam sektor pertanian sangat menurun karena cenderung suka
membeli produk dari negara lain dibandingkan dengan produk lokal.

19. Permainan

Dalam hal permainan juga ditemukan banyak kasus permainan asli Indonesia yang hilang, seperti
permainan congklak ataupun sundamanda.Sekarang lebih banyak yang memilih bermain online
game seperti mobile legent ataupun game – game lainnya.

20. Emansipasi Wanita

Emansipasi wanita semakin berkembang, di Indonesia tempo dulu wanita hanya berperan sebagai
pendukung rumah tangga yang kerjaanya di rumah terus.Sekarang mereka bisa bekerja sesuai
kemampuan mereka.
3. Dampak perubahan sosial budaya

Perubahan sosial budaya memberikan dampak tersendiri secara langsung maupun tidak
langsung. Hal tersebut juga didukung akibat modernisasi dan globalisasi yang ada.

Terdapat 2 dampak perubahan sosial dan budaya, yaitu dampak positif dan dampak negatif.

1. Dampak Positif Perubahan Sosial Budaya

-Eratnya integrasi masyarakat.

-Teknologi yang semakin maju.

-Pola pikir yang lebih maju atau tidak kolot.

-Perubahan nilai dan tata sikap.

-Tingkat kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

-Menumbuhkan sikap menghargai waktu dan mau bekerja keras.

-Munculnya sistem pembagian pekerjaan antara pria dengan wanita menurut kemampuan mereka.

-Semakin kecilnya tingkat diskriminasi terhadap wanita.

2. Dampak Negatif Perubahan Sosial Budaya

-Munculnya perilaku hidup konsumtif.

-Dekadensi moral atau pergaulan bebas yang tidak patut dicontoh.

-Terjadinya ketertinggalan budaya.

-Sikap individualis atau sikap dapat hidup sendiri.

-Kesenjangan sosial.

-Kriminalitas.

-Gaya hidup.

D. Kebudayaan sebagai peradaban

Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada
abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya
ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka
menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir
ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti
lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti
misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata
berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil
bagian,dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik
klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap
sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah
orang yang sudah "berkebudayaan".Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini
tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu
dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang
memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang
"tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak
berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen
dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human
nature)

E . Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"

Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan
nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan
nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah
gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu budaya
dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak
dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara
"berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."

Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang
lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan
berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.

Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari
kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula,
terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja
organisasi atau tempat bekerja.

Wujud Kebudayaan

Selain unsur kebudayaan, masalah lain yang juga penting dalam kebudayaan adalah wujudnya.
Pendapat umum mengatakan ada dua wujud kebudayaan. Pertama, kebudayaan bendaniah
(material) yang memiliki cirri dapat dilihat, diraba, dan dirasa. Sehingga lebih konkret atau mudah
dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) yang memiliki ciri dapat dirasa saja. Oleh karena
itu, kebudayaan rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit dipahami.

Kebudayaan berdasarkan wujudnya


Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,yaitu:
 Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak
dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di
alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka
itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
 Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.

 Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan,
dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen
utama:
 Kebudayaan material
Kebudayaan material adalah kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret. Contoh kebudayaan material ini adalah temuan-temuan
yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan
seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
 Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Perubahan Kebudayaan

Pengertian perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena
ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan
yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam
keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai
hubungan dengan masyarakat lainnya. Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam
masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena ia
mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya karena terjadi hubungan antar
kelompok manusia di dalam masyarakat.

Terjadinya gerak/perubahan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri

2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain
cenderung untuk berubah lebih cepat.
Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur
kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Suatu masyarakat yang terkena proses
akulturasi selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
diantaranya

1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-
orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.

2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh
nilai-nilai agama dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan
unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang
berlandaskan ajaran agama yang berlaku.

3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.

4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang
menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.

5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah
dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia di
alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu
sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu
memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin
mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.

Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan,
dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai
dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang
dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan.
Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang
membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dan juga misalnya saya
orang betawi walaupun saya lahir di Bali tetapi tetap saja saya orang betawai ngikutin abah dan
emak saya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.

Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke hadapan
publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua posisi yang saling
bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini
dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat
awal tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian
dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu
tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut
disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis
masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.

Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia adalah sama
dengan isi kesadaran Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte. Hegel memperdalam
pengertian sintesis. Di dalam sintesis baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi (seperti pandangan
Fichte), melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini mengandung tiga arti, yaitu: a) mengesampingkan,
b) merawat, menyimpan, jadi tidak ditiadakan, melainkan dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih
tinggi dan dipelihara, c) ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya (tesis dan
antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan yang saling mengucilkan.

3 Tahap Proses Dialektis

Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun


dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia

2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan
yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan
segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.

3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa
manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga
manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

F.    Masalah yang Timbul dalam Kebudayaan dan Solusinya


Kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa dari manusia oleh karena itu
kebudayaan akan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan
dan pola pikir manusia. Di Indonesia terdapat bermacam - macam suku, ras, kepercayaan
dan budaya. Setiap daerah memiliki kebudayaan masing – masing, dan suatu kebudayaan
merupakan ciri khas daerah atau kelompok tertentu. Kebudayaan ini menyebabkan adanya
perbedaan norma- norma, tingkah laku, kepercayaan, adat istiadat dan sebagainya antara
kelompok yang satu dan kelompok lainya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, mudahnya akses tentang kebudayaan barat disertai dengan pengetahuan
dan pola pikir masyarakat (kelompok tertentu) yang masih rendah maka dengan mudahnya
kelompok tertentu akan menerapkan kebudayaan asing dalam kehidupanya sehari – hari.
Ketidakmampuan sebagian masyarakat Indonesia untuk beradaptasi dengan
kebuadayaan barat berakibat pada pergeseran budaya, etika dan moral di Indonesia. Karena
ingin mendapat pengakuan sebagai masyarakat yang modern, maka masyarakat Indonesia
banyak yang mengikuti gaya hidup dan berbagai budaya barat tanpa di filterisasi, sehingga
seringkali mengabaikan budaya di Tanah Air. Sesungguhnya inti permasalahanya bukan pada
kesalahan dari budaya barat yang masuk ke Indonesia tapi bagaimana seharusnya sebagai
manusia menghargai budaya kita sendiri.
Adapun beberapa permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam
menjaga dan melestarikan kebudayaannya yaitu :

1. Semakin Kompleksnya Kebutuhan dan Masalah yang dihadapi oleh manusia

Manusia memiliki kebutuhan hidup yang tak terbatas. Oleh sebab itu manusia akan
melakukan segala hal untuk memenuhi kebutuhanya tersebut. Inilah salah satu hal yang
melatarbelakangi pertukaran budaya antara kelompok yang satu dengan yang lainya. Karena
kebutuhan yang tak terbatas dan sarana pemenuhan kebutuhan yang terbatas menyebaban
orang akan mencari alat pemenuh kebutuhan tersebut di tempat atau kelompok lain. Pada
saat Ia telah mendapatkan sedikit kepuasan di tempat lain yang memiliki kebudayaan
berbeda, maka ketika Ia berkeluarga dan tinggal jauh dari tempat asalnya, anak yang lahir
dari keluarga tersebut kemungkinan besar tidak akan mengetahui adat istiadat dan
kebudayaan orang tuanya. Hal ini akan terjadi ke genersai – generasi berikutnya, sehingga
kebudayaan asalnya akan mulai terlupakan.

2. Kurangnya Pendidikan tentang Budaya

Kecintaan akan budaya lokal harus ditanamkan sejak dini, agar ketika seorang anak
tumbuh besar Ia tidak akan merasa asing atau minder atau kuno dengan kebudayaan yang
Ia miliki. Saat ini di Sekolah - sekolah Indonesia sangat jarang sekali ada mata pelajaran yang
mempelajari dan mempraktekkan tentang budaya – budaya yang ada di Indonesia.
Pemerintah bisa mempertimbangkan agar anak – anak sekolah bisa mendapat pelajaran
budaya, misalnya tentang bahasa dan kesenian daerah – daerah di Indonesia.

3. Pengaruh Perkembangan Teknologi

Teknologi dan informasi memberikan peranan yang sangat besar dalam masuknya
kebudayaan asing ke Indonesia. Pada hakekatnya untuk mengikuti perkembangan zaman,
kebudayaan asing masuk dalam suatu Negara merupakan hal yang wajar, yang penting
budaya tersebut sesuai dengan kebudayaan yang telah kita anut. Namun yang terjadi saat
ini, terutama untuk masyarakat ekonomi kelas atas yang hidup di kota – kota besar telah
mengalami pergeseran budaya.
Mudahnya akses terhadap kebudayaan luar dan gencarnya media elektronik dan
media cetak “mempromosikan” kebudayaan barat menyebabkan semakin mendominasinya
kebudayaan barat dari pada kebudayaan lokal. Misalnya kaum muda saat ini lebih
menggandrungi film – film barat dibandingkan film lokal, menjamurnya tempat kuliner
barat, dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia seperti : lebih sering belanja ke mall
– mall di luar negeri, mengenakan pakaian terbuka yang sebenarnya tidak sesuai dengan
budaya timur. Perilaku tersebut mengakibatkan kebudayaan lokal menjadi terlupakan.
Adapun juga hal yang sangat mengerikan, budaya Indonesia tidak mengenal adanya
seks bebas berbeda dengan budaya barat. Namun apa yang terjadi saat ini? Seks bebas
sering terjadi dikalangan remaja. Contohnya siswi SMP yang harus berhenti sekolah karena
hamil diluar nikah, dan adanya pasangan yang tinggal bersama dalam satu rumah tanpa
ikatan suami istri, dan lain – lain. Uraian diatas jelas menggabarkan peranan media massa
sangat penting untuk membangun rasa cinta dan tanggung jawab terhadap kebudayan lokal,
agar tidak menyebabkan perubahan etika, moral, dan cara pandang/persepsi masyarakat
terhadap suatu maslah.

4. Peran serta Pemerintah dan masyarakat

Kelestarian kebudayaan Bangsa menjadi tanggung jawab kita bersama, baik


pemerintah maupun masyarakat. Kita semua harus menjaga kebudayaan yang merupakan
jati diri Bangsa Indonesia. Seperti beberapa kasus yang telah terjadi di Negara kita. Banyak
kebudayaan kita yang di klaim oleh Negara lain sebagai kebudayaan dari Negaranya.
Contohnya :
a.       Rendang
b.      Angklung
c.       Batik
d.      Reog Ponorogo
e.       Lagu Rasayange
f.       Wayang Kulit
g.      Tari Pendet, dan lain – lain.
Semua kebudayaan yang tersebut diatas di klaim oleh Negara Jiran Malaysia. Hal ini
membuat masyarakat Indonesia merasa geram, karena tidak rela kebudayaan Indonesia di
klaim oleh Negara lain. Namun tentunya, timbul pertanyaan “ Mengapa Negara Malaysia
bisa mengklaim kebudayaan Bangsa Indonesia?”
Indonesia memiliki begitu banyak kebudayaan, kesenian yang begitu menarik. Tapi
tak banyak orang yang berminat untuk mempelajari dan melestarikannya. Pemerintah
Indonesia terkesan kurang peduli terhadap budaya Bangsa sendiri, tapi setelah diakaui oleh
Negara lain, barulah pemerintah dan kita semua tersadar dengan kekayaan budaya yang
kita miliki. Pemerintah harus tegas dalam melindungi budaya bangsa, misalnya dengan
membuat undang – undang yang melindungi budaya Indonesia agar tidak di akui oleh
Negara lain. Kemudian mendata dan mendaftarkan kebudayaan bangsa Indonesia ke United
Nations Educational, Scientific and cultural Organization (UNESCO), sehingga tidak ada lagi
klaim dari Negara lain.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Pada kondisi saat ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat
Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan
hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas
dari pengaruh budaya luar.

Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya harus menjaga kelestarian


keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Jangan sampai di saat budaya kita
diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang terkandung dalam
budaya kita itu sendiri.

Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta
perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya Indonesia telah meracuni bangsa
Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak remaja, adat budaya
Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan budayanya kini terhapus semua oleh yang
namanya kemajuan zaman.

Kebudayaan merupakan kekayaan suatu bangsa. Semakin banyak macam


kebudayaan itu semakin kaya bangsa itu. Untuk itu pemahaman akan kebudayaa harus
ditanamkan sejak dini, agar para generasi muda dapat melestarikan dan melindungi
kebudayaan bangsa sendiri dari bahaya pihak luar.

2.saran
Adapun saran yang ingin penyusun sampaikan kepada pembaca adalah agar makalah
ini dapat menambah pengetahuan lagi mengenai kebudayaan Indonesia. Selain itu,
diharapkan juga agar para pembaca dapat mengenal atau mengetahui kebudayaan yang ada
di Indonesia. Sehingga, kita dapat bersama-sama melestarikan budaya Indonesia yang ada.
Agar kita tidak lebih banyak lagi kehilangan budaya kita.

DAFTAR PUSTAKA
https://pinterpinterku.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai