MAKALAH
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Oleh :
NAMA
A.AKMAL
PROGRAM PASCASARJANA
2019
1
Kata pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Rasa syukur tiada hentinya penulis ucapakan kepada Allah Swt yang telah
memberikan rahmat dan karunia sehingga makala ini bisa selesai. Salawat dan salam tak lupa
di haturkan kepada nabi Muhammad SAW beliau merupakan uswatun hasanah bagi kita
semua.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini bahkan
jauh dari kata sempurna sebab itu, saran dan kritik yang membangun di harapakan oleh
penulis, sehingga lebih baik kedepanya. Dan memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
A.AKMAL
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................1
Kata pengantar....................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Pengertian Kepemimpinan.........................................................................................................4
B. GAYA KEPEMIMPINAN......................................................................................................5
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
A. Simpulan..................................................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Kepemimpinan dan manajemen tealah menjadi topik pembicaraan dan pembahasan
sejak lebih dari 200 tahun yang lalu. Al Quran berbicara tnetang kepemimpinan. Allah
berfirman “hai orang-oran gyan gberiman, taatilah Allah dan taatilah Rasulnya, dan ulul amri
()pemimpin, diantara kamu, kemudain jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia lepada Allah (Al- Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman pada Allah dan hari kemudian. yang demikina itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya”. Bahkan ketika Allah menciptakan Adam, Allah memakai istilah khalifah
yang sangat erat hubungannya degan kepemimpinan. Dengan demikian, persoalan
kepemimpinan telah ada sejak ada penciptaan manusia masih dalam rencana Allah swt. Nabi
Muhammad secara jelas menyebutkan soal kepemimpinan dalam salah satu sabdanya “ setiap
orang diantara kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kepemimpianan ?
2. Seperi apa tipe dan gaya kepemimpinan ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan, tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja. Karena
banyak literature dan sudut pandang dalam mencari definisi kepemimpinan itu sendiri. Oleh
karena itu, banyak para ahli yang mempunyai pandangan mengenai definisi kepemimpinan,
diantaranya adalah: 1. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah kegiatan
atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan
orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok. Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003) lebih terarah dan
terperinci dari definisi sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang
didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk
berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian
khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. 2. Menurut Moejiono (2002) memandang bahwa
kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin
mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang
kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan
sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono,
2002).
5
B. GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui
tiga aliran teori berikut ini:
6
menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan
merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang
jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja
faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe
kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).
1. Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri
sebagai berikut:
Dengan persepsi, nilai, sikap, dan perilaku demikian, seorang pemimpin yang otokratik
dalam praktek akan menggunakan gaya kepemimpinan
a. Menuntutketaatanpenuhbawahannya
b. Menegakkandisiplindengankaku
c. Memberikanperintahatauinstruksidengankeras
7
d. Menggunakanpendekatanpunitipdalamhalbawahanmelakukanpenyimpangan.
2. TipeMiliteristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang di maksud dari seorang pemimpin tipe
militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisas imiliter.Seorang pemimpin
yang bertipe militeristisialah seorang pemimpin yang memilik isifat-sifat berikut :
3. Tipe Paternalistis.
a. Kuatnyaikatan primordial
b. Extended family system
c. Kehidupanmasyarakat yang komunalistik
d. Perananadatistiadat yang kuat
e. Masih dimungkinkanhubunganpribadi yang intim
8
bawahan. Sikap yang demikian tercermin dalam perilakunya berupa tindakannya yang
menggambarkan bahwahanya pemimpin yang mengetahui segala kehidupan organisasional,
pemusatan pengambilan keputusan pada diri pemimpin. Dengan penonjolan dominasi
keberadaannya dan penekanan kuat pada kebersamaan, gaya kepemimpinan paternalistic
lebih bercorak pelindung, kebapakan dan guru.
4. Tipe Karismatik.
Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat
besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar,
meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang
menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang
demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur,
kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah
seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy
adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada
waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat
digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5. Tipe Demokratis
9
bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia
di dunia; selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan
kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat,
dan bahkan kritik dari bawahannya; selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork
dalam usaha mencapai tujuan; ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi
berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; dan berusaha
mengembangkan kapasitasdiripribadinyasebagaipemimpin.Secara implisit tergambar bahwa
untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena
pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin
berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
Persepsi seorang pemimpin yang laissez faire melihat perannya sebagai polisi lalu lintas,
dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat
pada peraturan yang berlaku. Seorang pemimpin yang laissez faire cenderung memilih peran
yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri.
Nilai yang dianutnya biasanya bertolak dari filsafat hidup bahwa manusia pada dasarnya
memiliki rasa solidaritas, mempunyai kesetiaan, taat pada norma, bertanggung jawab.
Nilai yang tepat dalam hubungan atasan –bawahan adalah nilai yang didasarkan pada
saling mempercayai yang besar. Bertitik tolak dari nilai tersebut, sikap pemimpin laissez
faire biasanya permisif. Dengan sikap yang permisif, perilakunya cenderung mengarah pada
tindakan yang memperlakukan bawahan sebagai akibat dari adanya struktur dan hirarki
organisasi. Dengan demikian, gaya kepemimpinan yang digunakannya akan dicirikan oleh
a. Pendelegasianwewenangterjadisecaraekstensif
b. Pengambilankeputusandiserahkankepadapejabatpimpinan yang lebihrendah
c. Status quo organisasionaltidakterganggu
d. Pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif
diserahkan kepada anggota organisasi
e. Intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimal
10
7. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak
mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini
mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
8. TipeKepemimpinanAdministratif/Eksekutif
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin
harus mempunyai gaya kepemimpianan yang dapat menyesuuai sehingga membuat
bahawanya bisa menjadi lebih baik untuk mencapai tujuan bersama.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka diharapkan
pembaca perlu menggali pemahaman dari sumber lain
12