Anda di halaman 1dari 9

Accelerat ing t he world's research.

Analisis Akuntansi Lingkungan Pada


Pengelolaan Limbah Medis Di RSUD
Undata Provinsi Sulawesi Tengah
Sri Haryani Buna

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PERLAKUAN AKUNTANSI LINGKUNGAN T ERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH PADA RUMAH SAKI…


RM St udio

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAYA MAKASSAR
Yoana Raramit ha

Full
Dimas Mahera
ANALISIS AKUNTANSI LINGKUNGAN PADA PENGELOLAAN LIMBAH
MEDIS DI RSUD UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH`

Sri Haryani Buna


E-mail : sribuna@sribuna.com
Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Magister Akuntansi

Abstract
Implementation of green hospital has became one of the most discussed issue. An environmentally
hospital concept that is directed to a more efficient use of utilities, provision of green open space,
smoke cigarettes and their efforts for sustainable environmental conservation.This study aimed to
analyze the environmental accounting on medical waste management RSUD Undata Central
Sulawesi Province. The method used is qualitative method with case study approach. The results of
the research reveal that that both in terms of public viewed, the analysis of the environmental costs,
sustainability analysis with ISO14001 and ISO9001, and sustainability analysis by the disclosure of
environmental accounting, RSUD Undata have not implemented environmental accounting well.

Keywords: environmental accounting, medical waste management.

1. PENDAHULUAN

Kehadiran akuntansi lingkungan bagi manajemen rumah sakit dengan konsep Green
Hospital sangat penting. Akuntansi lingkungan dapat menilai keefektifan kegiatan konservasi
lingkungan, berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biaya konservasi lingkungan. Selain itu akuntansi
lingkungan hadir sebagai alat komunikasi dengan stakeholder terkait upaya penanganan limbah
medis rumah sakit. Penerapan akuntansi lingkungan dalam aktivitas rumah sakit merupakan
langkah awal yang menjadi solusi masalah lingkungan tersebut. Selain itu, dengan penerapan
akuntansi lingkungan akan mendorong kemampuan rumah sakit untuk meminimalkan masalah
lingkungan yang dihadapi.
Sepetis dan Kada dalam artikel jurnal Environmental and Sustainable Accounting as A Key
Indicator for The Environment Efficiency of Hospital bahwa dengan memperhatikan kebijakan
lingkungan, maka akan memberikan manfaat bagi kinerja manajemen keuangan dalam unit rumah
sakit dalam menghasilkan efisiensi, pengendalian biaya, dan tentunya menghasilkan informasi yang
lebih beragam kepada stakeholders. Selain itu, hasil penelitian yang dicapai pada Rumah Sakit di
Yunani, keberadaan Akuntansi Lingkungan memungkinkan untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan melalui pencatatan dan minimisasi biaya lingkungan. Hal ini diakui melalui
pengakuan potensi aliran pendapatan yang menghasilkan keuntungan melalui adaptasi praktek
bisnis yang sadar lingkungan dan berkelanjutan.
Secara umum tujuan dari akuntansi lingkungan sebagai media untuk memberikan informasi
yang relevan dalam penggolongan biaya lingkungan yang dipergunakan sebagai bukti bahwa
perusahaan memiliki itikad untuk melakukan konservasi lingkungan. Sehigga pelaporan akuntansi
keuangan ini akan menjadi pedoman bagi manajemen untuk menilai kefektifan kegiatan konservasi
berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biaya koservasi lingkungan. Selain itu, pengungkapan data

1
akuntansi lingkungan sebagai salah satu elemen kunci dalam laporan lingkungan memungkinkan
pihak-pihak yang memanfaatkan informasi ini untuk mendapatkan pemahaman tentang sikap
perusahaan pada pelestarian lingkungan dan bagaimana secara khusus menangani isu-isu
lingkungan. Pada saat yang sama, pemahaman yang lebih komprehensif dari perusahaan dan
informasi lingkungan organisasi lainnya yang dapat diperoleh.
Dalam buku panduan akuntansi lingkungan (environmental accounting guidelines) kerangka
konseptual akuntansi lingkungan dalam Pedoman Akuntansi Lingkungan Kementerian Lingkungan
Jepang berfokus pada dua bidang (MOE, 2005). Yang pertama adalah akuntansi nasional atau
akuntansi lingkungan regional, sebagaimana didefinisikan dalam pedoman ini, bertujuan untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan, mempertahankan hubungan yang menguntungkan dengan
masyarakat, dan mengejar efektif dan efisiensi lingkungan dari kegiatan konservasi. Kemudian
yang kedua akuntansi lingkungan untuk perusahaan dan organisasi lainnya.
Prosedur akuntansi ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi biaya konservasi
lingkungan selama kegiatan usahanya, mengidentifikasi manfaat yang diperoleh dari kegiatan
tersebut. Selain itu dalam Pedoman Akuntansi Lingkungan Kementerian Lingkungan Jepang
akuntansi lingkungan prosedur akuntansi lingkungan juga akan memberikan kemungkinan cara
terbaik pengukuran kuantitatif (nilai moneter atau unit fisik) serta mendukung mengkomunikasikan
hasilnya. dalam Pedoman Akuntansi Lingkungan Kementerian Lingkungan Jepang akuntansi
lingkungan yang mencakup dalam pedoman panduan akuntansi lingkungan (environmental
accounting guidelines) terdiri dari faktor-faktor berikut bahwa biaya konservasi lingkungan (nilai
moneter), manfaat pelestarian lingkungan (unit fisik), dan manfaat ekonomi dari kegiatan
pelestarian lingkungan (nilai moneter). (MOE, 2005).

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitiatif dengan pendekatan studi kasus.
Adapun teknik pengumpulan data dengan pendekatan studi kasus ini dilaksanakan melalui
4 (empat) tahap. Tahap pertama adalah Observasi. Observasi atau pengamatan dilakukan dengan
melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terkait dengan pengelolaan limbah medis, mulai dari
pengumpulan limbah medis dari masing-masing ruangan hingga ke TPS Limbah B3 RSUD Undata.
Tahap kedua dari pengumpulan data ini adalah wawancara. Wawancara dikelompokkan
dalam 2 (dua) bagian. Bagian pertama adalah wawancara singkat. Wawancara singkat dilakukan
pada informan yang terkait langsung dengan pengelolaan limbah medis, seperti Kepala Seksi pihak
BLHD Provinsi Sulawesi Tengah, customer services, bagian pengangkutan limbah medis,
masyarakat serta jasa kurir pengangkut limbah medis dalam hal ini PT. Meratus Line.
Kemudian bagian kedua adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam dilakukan
kepada informan yang terkait dengan elemen analisis akuntansi lingkungan dan pengelolaan limbah
medis. Informan pada bagian wawancara mendalam ini seperti Kepala Seksi Sanitasi RSUD
Undata, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Seksi Fasilitas Keperawatan. Tahap selanjutnya adalah
dokumentasi penelitian. Dokumentasi penelitian dilakukan tidak terbatas pada profil RSUD
Undata, bukti pengamatan pengelolaan limbah medis namun juga dilakukan dokumentasi atas
dokumen-dokumen lingkungan terkait pengelolaan limbah medis.
Tahap terakhir adalah triangulasi. Triangulasi sebagai verifikasi atas data yang berhasil
didapatkan selama penelitian, maka penelitian ini dilakukan uji validitas dengan teknik triangulasi
untuk menjaga validitasnya, meliputi triangulasi sumber yaitu dilakukan dengan cara
membandingkan informasi antara informan yang satu dengan yang lain (informan yang berbeda)
sehingga dapat diperoleh kecocokan dan kesimpulan atas informasi tersebut. Dan yang kedua

2
triangulasi metode yaitu menggunakan tiga metode melalui wawancara, observasi dan telaah
dokumen yang dimiliki oleh RSUD Undata Palu.
Triangulasi berfungsi untuk mempertinggi tingkat kepercayaan atas hasil penelitian yang
dilakukan, maka teknis pengumpulan datanya dapat pula ditambahkan dengan menggunakan
beberapa teknik lain, seperti catatan lapangan, panduan wawancara, data sekunder meliputi Laporan
Implementasi UKL dan UPL, Laporan Hasil Kinerja Lingkungan Proper 2015-2016 (Kementerian
Lingkungan Hidup), Kumpulan SOP Kesehatan Lingkungan RSUD Undata Palu, Dokumen
Pengiriman Limbah B3, Perjanjian Kerjasama Pihak Ketiga untuk Pemusnahan Limbah B3, serta
Laporan Rencana Program dan Kegiatan RSUD Undata tahun 2016 yang diperoleh dari website
resmi RSUD Undata

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Pandangan Umum RSUD Undata terhadap Akuntansi Lingkungan


Pada praktiknya RSUD Undata hanya mengadopsi akuntansi konvensional. Perlunya
mengadopsi akuntansi lingkungan sebagai bagian dari sistem akuntansi RSUD Undata, sebab
dengan akuntansi lingkungan tentu memungkinkan untuk mengurangi dan menghapus biaya-biaya
lingkungan, memperbaiki kinerja lingkungan RSUD Undata yang selama ini mungkin mempunyai
dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Dan keberhasilan RSUD Undata, diharapkan
menghasilkan biaya atau harga yang lebih akurat terhadap produk dari proses lingkungan yang
diinginkan dan memungkinkan pemenuhan kebutuhan pelanggan yang mengharapkan produk/jasa
lingkungan yang lebih bersahabat.
Hal ini sepakat dengan hasil penelitian Environmental and Sustainable Accounting as A
Key Indicator for The Environment Efficiency of Hospital (Sepetis & Kada, 2009), bahwa dengan
memperhatikan kebijakan lingkungan, maka tentunya akan memberikan manfaat bagi kinerja
manajemen keuangan dalam unit rumah sakit dalam menghasilkan efisiensi, pengendalian biaya,
dan tentunya menghasilkan informasi yang lebih beragam kepada stakeholders.
Akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut kesadaran penuh RSUD Undata dalam
mengambil manfaat dari lingkungan. Bagi RSUD Undata penting agar dapat meningkatkan usaha
dalam mempertimbangkan konservasi lingkungan secara berkelanjutan. Guna mencapai
keberhasilan dalam penerapan akuntansi lingkungan, maka pertama dan utama sekali yang perlu
diperhatikan manajemen RSUD Undata adalah adanya kesesuaian antara evaluasi yang dibuat
perusahaan terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan. Langkah kedua, menentukan apa yang
menjadi target dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor utama yang berdampak pada lingkungan
serta menyusun suatu perencanaan untuk mengurangi dampak lingkungan. Langkah ketiga, memilih
alat ukur yang sesuai dalam menentukan persoalan lingkungan.
Langkah keempat, melakukan penilaian administrasi untuk menetapkan target di masing-
masing segmen. Langkah kelima, menghasilkan segmen akuntansi untuk mengukur masing-masing
divisi perusahaan. Langkah keenam, melakukan pengujian dimasing-masing devisi. Langkah
terakhir adalah melakukan telaah kinerja. Pada telaah kinerja diharapkan dapat menghasilkan
segmen akuntansi yang dapat mendukung prestasi manajemen lingkungan dimasing-masing Unit
Pelayanan RSUD Undata.

3.2. Analisis Biaya Lingkungan RSUD Undata


Menurut hasil penelitian Sepetis dan Kada bahwa keberadaan Akuntansi Lingkungan
tersebut memungkinkan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan tersebut melalui pencatatan dan minimisasi biaya lingkungan sebagaimana melalui

3
pengakuan potensi aliran pendapatan yang menghasilkan keuntungan melalui adaptasi praktek
bisnis yang sadar lingkungan dan berkelanjutan. (Sepetis & Kada, 2009).
Artikel jurnal tersebut memandang dengan penerapan akuntansi lingkungan, maka hasil
dari pengambilan keputusan manajemen tentang operasional biaya konservasi lingkungan akan
lebih baik. Dimana dengan tercatatnya biaya lingkungan secara eksplisit manajemen atau
stakeholder akan dapat melihat pengurangan biaya lingkungan secara efektif sehingga dengan hal
tersebut dapat meningkatkan keuntungan bagi unit usaha.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan biaya lingkungan berdasarkan Laporan
Rencana Program RSUD Undata Tahun Anggaran 2016, Provinsi Sulawesi Tengah. Laporan ini
merupakan laporan ringkasan anggaran/rencana dari program kegiatan rumah sakit selama satu
periode akuntansi.
Laporan Rencana Program RSUD Undata, Provinsi Sulawesi Tengah terdiri atas belanja
tidak langsung, belanja langsung. Belanja Tidak langsung terdiri atas belanja pegawai dan Belanja
langsung terbagi atas biaya kegiatan pelayanan dan biaya pendukung kegiatan pelayanan yang di
dalam posnya masih terbagi lagi atas beberapa pos pembiayaan.
Dari hasil analisis biaya lingkungan melalui penelaah laporan dan wawancara dengan
Kepala Bagian Keuangan RSUD Undata ini tidak tampak secara eksplisit. Hal ini disebabkan oleh
alokasi biaya lingkungan dalam RSUD Undata diakui sebagai biaya umum dan administrasi pada
pos belanja barang dan jasa untuk kegiatan pendukung pelayanan. Kondisi RSUD Undata yang
tidak mencatat secara khusus dan transparan kepada stakeholder untuk akun biaya konservasi
lingkungan atau penyajian laporan akuntansi lingkungan, akan mengakibatkan kurangnya kontrol
atas penggunaan pos biaya lingkungan tersebut.
Hubungannya dengan teori stakeholder, dimana bisnis adalah tentang bagaimana pelanggan,
pemasok, karyawan, pemodal , masyarakat, dan manajer berinteraksi dan menciptakan nilai
perusahaan, maka rumah sakit yang merupakan unit usaha yang aktifitas operasionalnya
menghasilkan limbah berbahaya, wajib untuk tidak merugikan masyarakat yang merupakan bagian
dari stakeholder terhadap bahaya polusi, limbah beracun, dan sebagainya.
Hal ini adalah komitmen dengan masyarakat untuk beroperasi secara transparan, ketika
manajemen menemukan hal-hal yang membahayakan maka perusahaan dalam hal ini rumah sakit
diharapkan untuk segera menginformasikan dengan masyarakat lokal untuk mengurangi efek
negatif seminimal mungkin akan merugikan stakeholder.

3.3. Analisis Keberlanjutan RSUD Undata dengan penerapan ISO 14001 dan ISO 9001
Sertifikasi ISO 14001 dan ISO 9001 terkait dengan sistem manajemen lingkungan dan
sistem manajemen mutu suatu rumah sakit. Apabila suatu rumah sakit memiliki sertifikasi ISO
14001, berarti sistem manajemen lingkungan rumah sakit tersebut dapat dikatakan baik dalam hal
pengelolaan pengendalian lingkungan yang berhubungan dengan limbah sisa rumah sakit.
Keuntungan rumah sakit yang memiliki sertifikasi ISO 9001, berarti rumah sakit tersebut dapat
dikatakan memiliki sistem manajemen mutu yang baik. Untuk mendapatkan sertifikasi ISO
bukanlah hal yang mudah karena rumah sakit harus memenuhi standar yang mengacu pada standar
internasional, yang tentunya sangat ketat.
RSUD Undata untuk kedua sertifikasi tersebut belum dapat dimiliki oleh RSUD Undata,
namun pihak Rumah Sakit sendiri berupaya agar dapat memenuhi kriteria tersebut. Pemenuhan
kriteria tersebut dilakukan oleh pihak RSUD Undata dengan mengikuti PROPER. PROPER
merupakan program unggulan Kementerian Lingkungan Hidup yang berupa kegiatan pengawasan
dan pemberian insentif dan/atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
Pemberian penghargaan PROPER bertujuan mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan

4
lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui
integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, penerapan
sistem manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis
yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan
masyarakat.
Kriteria Penilaian PROPER tercantum dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
nomor 5 tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan. Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi 5 warna Emas, Hijau,
Biru, Merah dan Hitam, dimana kriteria ketaatan digunakan untuk pemeringkatan biru, merah dan
hitam, sedangkan kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan adalah hijau dan emas.
Adapun aspek ketaatan dinilai dari pelaksanaan dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-UPL), upaya
pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Saat ini RSUD Undata memperoleh PROPER berwarna biru, dimana untuk kategori tersebut
baru diperoleh oleh RSUD Undata untuk Rumah Sakit yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah. Hal
ini juga telah dikonfirmasi kepada pihak BLHD Provinsi Sulawesi Tengah. Memiliki penghargaan
PROPER berwarna biru adalah sesuatu hal yang dapat mendorong RSUD Undata untuk lebih
meningkatkan kinerja lingkungannya di masa yang mendatang menjadi berwarna hijau atau bahkan
berwarna emas. Serta pihak BLHD Provinsi Sulawesi Tengah sebagai instansi pemerintah dalam
bidang pengawasan lingkungan harus mendukung serta lebih meningkatkan kapasitasnya untuk
mendukung RSUD Undata dalam mewujudkan rumah sakit hijau.
Tentu saja, upaya peningkatan kinerja lingkungan ini tidak hanya berhenti dengan mengikuti
program unggulan pemerintah saja seperti PROPER, namun pihak RSUD Undata harus lebih giat
guna mewujudkan rumah sakit hijau pada tingkat Provinsi Sulawesi Tengah. Oleh karena itu, perlu
bagi RSUD Undata di masa mendatang untuk dapat mengupayakan kedua sertifikasi ISO14001 dan
ISO9001. Sehingga hal ini menjadi percontohan yang baik bagi rumah sakit tingkat daerah, provinsi
bahkan nasional.Hal ini berdasarkan hasil yang ditemukan (Andayani, 2005), bahwa dengan
melakukan pengukuran kinerja lingkungan untuk manajemen ini penting. Sesuai dengan hasil
penelitian yang dipimpin oleh National Association for Environmental Management, dimana
perusahaan-perusahaan tersebut melakukan pengukuran kinerja lingkungan untuk mengendalikan
biaya-biaya yang signifikan.

3.4. Analisis Keberlanjutan RSUD Undata dengan Pengungkapan Akuntansi Lingkungan


Pengungkapan (Disclosure) Akuntansi Lingkungan yang Keberlanjutan adalah mekanisme
bagi RSUD Undata untuk mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam
operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di
bidang lingkungan maupun jika terjadi tuntutan hukum akibat dampak lingkungan. Pengungkapan
Akuntansi Lingkungan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability
Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan
kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable
development).
Berdasarkan pengamatan, pihak RSUD Undata belum melakukan Pengungkapan yang
terkait Akuntansi Lingkungan. Demikian juga saat dikonfirmasi dengan pihak BLHD Provinsi
Sulawesi Tengah disampaikan bahwa pihak RSUD Undata memang tidak melakukan
Pengungkapan yang terkait Akuntansi Lingkungan sebab belum dijadikan acuan bagi internal
RSUD Undata untuk melakukan ekspose pengeluaran pengelolaan lingkungan kepada publik.
Rendahnya tingkat kesadaran RSUD Undata untuk pelaporan akuntansi lingkungan ini sama halnya
dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Nengzih bahwa untuk pengungkapan sukarela

5
(voluntary disclosure) dari implementasi akuntansi lingkungan ini masih berada di bawah rata-rata.
Ini berbanding terbalik dengan pelaksanaan implementasi tata kelola perusahaan yang baik (GCG)
dan internal control menghasilkan nilai di atas rata-rata baik rumah sakit pemerintah, rumah sakit
pendidikan dan rumah sakit umum. (Nengzih, 2014).
Pemerintah sebagai regulator harus membuat kebijakan yang diimplementasikan kepada
rumah sakit pemerintah, rumah sakit pendidikan dan rumah sakit umum. Dengan pengungkapan
akuntansi lingkungan rumah sakit yang merupakan penghasil limbah B3 adalah hal yang wajib
(mandatory disclosure). Apalagi jika rumah sakit tersebut menerapkan konsep rumah sakit hijau
(green hospital).
RSUD Undata sebagai bagian dari pemerintah, seharusnya melaksanakan pengungkapan
yang terkait Akuntansi Lingkungan. Sebagai salah satu visi RSUD Undata untuk mewujudkan
rumah sakit hijau. Sehingga dengan pengungkapan tersebut masyarakat serta pemerintah daerah
dapat mengawasi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja
organisasi RSUD Undata. Selain itu sesuai dengan konsep teori triple bottom line bahwa
keberlanjutan merupakan kerangka akuntansi yang menggabungkan tiga dimensi kinerja yaitu
sosial, lingkungan dan keuangan dimana hal ini berbeda dari kerangka kerja pelaporan tradisional.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Karakteristik Limbah Medis RSUD Undata, meliputi sumber limbah medis di RSUD
Undata, jenis limbah medis RSUD Undata. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara RSUD
Undata selama kegiatan pelayanan kesehatan menghasilkan limbah medis dan non medis. Terkait
indikasi adanya penyimpangan limbah medis yang dilakukan oleh RSUD Undata ini tidak terjadi,
serta sehubungan penemuan limbah medis di TPA Kawatuna bukan dilakukan oleh pihak RSUD
Undata.
Setelah dilakukan analisis akuntansi lingkungan pada pengelolaan limbah medis RSUD
Undata baik dari segi pandangan umum, analisis biaya lingkungan, analisis keberlanjutan dengan
ISO14001 dan ISO9001, serta analisis keberlanjutan dengan pengungkapan akuntansi lingkungan,
maka dengan ini penulis menyimpulkan bahwa RSUD Undata belum menerapkan akuntansi
lingkungan dengan baik. Pemerintah sebagai fungsi regulator harus membuat kebijakan yang
diimplementasikan kepada rumah sakit pemerintah, rumah sakit pendidikan dan rumah sakit umum
bahwa pengungkapan akuntansi lingkungan rumah sakit yang merupakan penghasil limbah B3
adalah hal yang wajib (mandatory disclosure), apalagi jika rumah sakit tersebut menerapkan
konsep rumah sakit hijau (green hospital).

4.2. Saran
Saran dalam pengelolaan limbah medis, penulis mengharapkan pihak rumah sakit lebih
intense dalam mengawasi alur pemilahan, pengumpulan hingga ke TPS. Hal ini dilakukan agar
terhindar dari pemulung-pemulung yang mengumpulkan limbah-limbah medis berbahaya.
Kemudian, sebaiknya RSUD Undata dapat memiliki pengolahan limbah medis sendiri seperti
incinerator, atau instalasi pengolahan air limbah untuk limbah medis.
Saran untuk akuntansi lingkungan, sebaiknya pos alokasi biaya lingkungan yang secara
eksplisit tersaji dalam laporan keuangan. Pihak RSUD Undata dimasa mendatang dapat memiliki
ISO 14001 dan ISO 9001 serta membuat Sustainability Report, yang berguna untuk melihat kinerja
keuangan, lingkungan, serta sosial perusahaan. Pentingnya keterbukaan dalam financial reporting

6
kepada masyarakat umum mengingat RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah merupakan bagian
dari rumah sakit pemerintah. Serta pada penelitian selanjutnya, untuk penelitian dengan kajian yang
sama sebaiknya dilakukan apabila telah terdapat perubahan kebijakan pemerintah dalam
pengungkapan akuntansi lingkungan pada rumah sakit yang berwawasan lingkungan (green
hospital) menjadi hal yang wajib.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih semua pihak yang telah membantu hingga dapat menyelesaikan
artikel jurnal ini.

DAFTAR RUJUKAN

ACCA. (2004). Towards Transparency : Progress on Global Sustainability Reporting . ACCA.


Aminah, & Noviani. (2014). Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan di Rumah Sakit Mardi
Waluyo Metro. Jurnal Akuntansi & Keuangan .
Andayani. (2005). Tanggung Jawab Lingkungan dan Informasi Biaya Lingkungan dalam
Pengambilan Keputusan Manajemen. Ekuitas , 2.
Arya, S. (02 Juli 2015). Metro Sulawesi : Limbah Medis Dibuang Sembarangan, Melalui
http://www.metrosulawesi.com/article/limbah-medis-dibuang-sembarangan [09/08/2016]
Bakir, R. S., & Suryanto, S. (2006). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Batam: Karisma Publishing
Group.
CS, P. (2016, Oktober). Wawancara sebagai Pengawas Cleaning Service, di RSUD Undata
Freeman, R. E., Harrison, J. S., Wicks, A. C., Parmar, B. L., & Colle, S. D. (2010). Stakeholder
Theory : The State of Art. Cambridge.
Hansen, D. R., & Mowen, M. M. (2007). Managerial Accounting. South-Western: Thomson.
Haryati. (27 Oktober 2016). Wawancara Pengelolaan Limbah Medis RSUD Undata di RSUD
Undata.
Ikhsan, A. (2009). Akuntansi Manajemen Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Irianti, N., Farida, Y., & Tia Rizkya, S. D. (n.d.). Penerapan Green Accounting Bagi Rumah Sakit
Sektor Publik dalam Rangka Mendukung Peran Akuntansi Manajemen.
Isnaeni, M. (8 Agustus 2016). Wawancara Indikasi Penyimpangan Limbah Medis dikantor PPIP Jl.
Sukarno Hatta.
Jones, C. S. (1999). Hierarchies, Ntworks and Management Accounting in NHS Hospitals.
Accounting, Auditing & Accountability Journal Vol.12 No.2 .
Juartha, R. (7 Agustus 2009). Analisis Biaya Lingkungan. Melalui Kata Kita:
http://kampusdunia.blogspot.com/2009/08/analisis-biaya-lingkungan.html [6 Juli
2015]
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI. (1994). Jenis Usaha atau Kegiatan Yang Wajib
dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan . Menteri Negara Lingkungan
Hidup.
Kios, P. (14 November 2016). Wawancara Masyarakat Lingkungan RSUD Undata. di Jalan
Sukarno Hatta
Mardikawati, S. I., Widianingsih, L. P., & Magalena, R. (2014). Evaluasi Penerapan Akuntansi
Manajemen Lingkungan pada PT II. Gema Aktualita , 1.
Maryam Pontoh, S. (28 Oktober 2016). Wawancara tentang penerapan Akuntansi Lingkungan pada
RSUD Undata, di RSUD Undata.

7
MOE. (2005). Environmental Accounting Guidelines. Japan: Ministry of Environment Japan.
Muhadjir, P. D. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi IV. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Muhammad, Hasna (15 November 2016) Wawancara Dokumen Lingkungan RSUD Undata, di
kantor BLHD Provinsi Sulawesi Tengah Jl. Talise.
Nengzih. (2014). Corporate Governance, Internal Control and Voluntary Disclosures of
Environmental Accounting to Company Performance : Evidence form Hospital Industries in
Indonesia. Research Journal of Finance and Accounting.
Pattalau, A. S. (15 Desember 2016). Wawancara Kepala Bagian Keuangan RSUD Undata di RSUD
Undata
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup. (2014). Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia No.5 Tahun 2014. Kementerian Lingkungan Hidup.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (2014). Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun
2014 Baku Mutu Air Limbah. Kementerian Lingkungan Hidup.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2015). Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
Prastowo, A. (2010). Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif . Jogjakarta:
DIVA Press.
Prastowo, Andi. (2010). Menguasai Teknik Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Diva Press.
Rahardjo, A. V. (2014). Analisis Biaya Kualitas Lingkungan (Studi pada Unit Papermill di PT
PURA BARUTAMA). Atma Jaya University , 1.
RSUD Undata. (2016). Laporan Rencana Program RSUD Undata Tahun Anggaran 2016. Melalui
http://www.rsundata.com/wp-content/plugins/downloads-manager/upload/%20Renja%202016.pdf
[14 November 2016]
Satori, D., & Komariah, A. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sepetis, A., & Kada, E. (2009). Environmental and Sustainable Accounting as A Key Indicator for
The Environment Efficiency of Hospital. International Conference on Environmental
Science and Technology Chania, Crete, Greece 3-5 September 2009 .
Slaper, T. F., & Hall, T. J. (2011). The Triple Bottom Line : What Is It and How Does It Work.
Indiana Business Review.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R& D. Alfabeta.
Sylph, J. (1999). Corporate Sustainable Management and Environmental Management Accounting.
IFAC , 1.
UN, (2000). Integrated Environmental and Economic Accounting An Operational Manual. United
Nation.
Wu, Z. (2011). Evaluation of A Sustainable Hospital Design Based on Its Social and Environmental
Outcomes. Cornell University .
__________(15 Desember 2016). Wawancara Staff Administrasi/Logistik PT. Meratus Line di
Kantor Meratus Jalan Yos Sudarso

Anda mungkin juga menyukai