Etika Profesi Artikel Ilmiah
Etika Profesi Artikel Ilmiah
1 Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar
2 Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar
3 Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu organisasi telah memiliki
etika bisnis sebagai pedoman dalam penerapan Akuntansi Hijau. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif untuk mengolah data yang terkumpul melalui wawancara dan
pengamatan peneliti sebagai orang luar (outside observation). Dengan beberapa pertanyaan
terarah, kami mengkaji apakah Etika Bisnis yang telah dimiliki oleh RS Stella Maris
Makassar mampu menjadi dasar penerapan Akuntansi Hijau. Studi ini menemukan bukti
Etika Bisnis mampu dan sangat membantu dalam penerapan Akuntansi Hijau. Bidang
akuntansi yang dapat diterapkan untuk Akuntansi Hijau adalah pengadaan / pembelian obat-
obatan serta akuntansi biaya pengelolaan limbah.
Keywords:
Akuntansi Hijau_1, Etika Bisnis_2, Implementasi_3, Rumah Sakit_4, keyword_5
___________
* Corresponding Author at Department of Accounting, Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri Makassar,
Jl. Raya Pendidikan No. 1 Gunung Sari, Makassar 90221 South Sulawesi, Indonesia. E-mail address:
Izmulfauziah09@icloud.com (Izmul Fauziah#1), tparampo@gmail.com (Tasya Parampo#2), andiimelsukardi@gmail.com
(Andi Imel Maruli Sukardi#3), andifirdha8@email.com (Andi Firdhayana Aryatna Ikna#4)
JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 3
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang pesat dalam berbagai bidang seringkali menimbulkan
permasalahan terhadap lingkungan. Berkembangnya operasional perusahaan maupun
organisasi milik pemerintah yang tidak memperhatikan lingkungan cenderung berdampak
negatif bagi kehidupan manusia dan kelestarian lingkungan. Efek negatif berupa pencemaran
tanah, air, udara, suara; penumpukan limbah produksi; dan kesenjangan sosial disebut dengan
eksternalitas (externality). Sistem akuntansi yang menyajikan akun-akun terkait biaya
lingkungan ini disebut dengan akuntansi hijau (green accounting). Akuntansi hijau adalah
paradigma baru akuntansi yang menekankan bahwa proses akuntansi yang terdiri dari
identifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian informasi tidak hanya pada objek/transaksi
yang bersifat keuangan saja melainkan juga pada objek/transaksi yang bersifat sosial dan
lingkungan. (Sunaningsih, 2020)
Konsep green accounting dimulai tahun 1970-an di Eropa dikarenakan mulai nampak
kerusakan lingkungan hidup. Sementara itu masalah Akuntansi Hijau di Rumah Sakit baru
muncul sejak tahun 2000. Saat itu istilah yang dipakai adalah Akuntansi Lingkungan
(Environmental Accounting). Masalah kunci dalam Akuntansi Lingkungan adalah Mercury.
Mercury adalah senyawa kimia yang laten bersifat bioakumulatif yang mencemari lingkungan
dengan efek racun yang berbahaya bagi binatang dan manusia. Produk yang mengandung
merkuri banyak terdapat di rumah sakit, mulai dari termometer, sphygmomanometers
(perangkat pengukuran tekanan darah) dan lampu neon, pemutihsprei dan kain cucian.
Terdapat lebih dari 5.000 produk yang digunakan oleh rumah sakit dan lembaga kesehatan
lainnya, dan sekitar 780 produk sejauh ini telah dikonfirmasi mengandung beberapa tingkat
merkuri. (Marina et al., 2017)
Rumah sakit Stella Maris adalah rumah sakit umum milik swasta dan merupakan salah
satu rumah sakit tipe B yang terletak di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan. Rumah sakit Ini
memberikan pelayanan di bidang kesehatan yang didukung oleh layanan dokter spesialis dan
sub spesialis, serta ditunjang dengan fasilitas medis yang memadai. Rumah sakit Stella Maris
dibentuk oleh sekelompok suster JMJ (Jesus-Maria-Josep) Komunitas Rajawali yang
didasarkan pada nilai kasih yang tulus dan kepedulian akan penderitaan masyarakat yang
kurang mampu. Rumah sakit Stella Maris memiliki visi menjadi rumah sakit terbaik Sulawesi
Selatan, khususnya di bidang keperawatan dan semangat cinta kristus kepada sesama. Untuk
mewujudkan visi tersebut, rumah sakit memiliki misi senantiasa siap sedia memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan
JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 4
masyarakat, termasuk bagi mereka yang berkekurangan dan dilandasi dengan semangat cinta
kasih kristus kepada sesama. Rumah sakit Stella Maris diresmikan pada tanggal 22 september
1939. Rumah sakit ini telah terakreditasi KARS 2012. Ijin operasional rumah sakit No:
HK.07.06./III/4034/08.
Rumah Sakit merupakan organisasi yang memberikan pelayanan kesehatan yang
komplek, padat pakar, padat modal, dan padat teknologi. Tanggung jawab rumah sakit untuk
menjaga kelestarian lingkungan tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor:1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.Salah satu persyaratan pengolahan limbah RS meliputi upaya Kesehatan
Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Namun banyak rumah sakit yang hanya mempertimbangkan syarat
pengelolaan lingkungan saja untuk memenuhi persyaratan pendirian Rumah Sakit. Padahal,
jika tidak ada aturan kepastian maka dampaknya terhadap lingkungan dapat berakibat fatal.
Apalagi, hingga saat ini pengelolaan limbah medis masih sering menjadi permasalahan,
seperti masalah perijinan hingga kelalaian pihak manajemen dalam pembuangan limbah.
(Sunaningsih, 2020)
Menurut Windasari dan Harimurti (Nurhasanah, 2018), limbah rumah sakit adalah semua
limbah yang dihasilkan oleh kegiatan pelayanan kesehatan dan kegiatan penunjang lainnya
berupa limbah radioaktif, limbah infeksius, patologi dan anatomi, limbah sitotokis, limbah
kimia, dan limbah farmasi. Sedangkan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mendefinisikan limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) sebagai zat, energi dan/atau komponen apapun yang karena sifat,
konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan, merusak, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Kegiatan operasional rumah sakit
berpotensi menimbulkan masalah lingkungan karena limbah yang dihasilkan merupakan
limbah berbahaya. Oleh karena itu, limbah rumah sakit termasuk ke dalam Limbah B3 yang
harus dikelola dengan baik dan tidak boleh luput dari perhatian manajemen. (Sunaningsih,
2020)
Tujuan dari implementasi Akuntansi Hijau (AH) sebagai terjemahan dari Green
Accounting adalah kelestarian manusia dan seluruh isi bumi sehingga beberapa cendekia
menggunakan beberapa istilah untuk menyebut AH, diantaranya Sustainability Accounting
(McHugh, 2008), Environmental Accounting (Shapiro et al, 2000 dan Ferreira, 2004). Ada
JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 5
juga yang memisahkan masalah lingkungan ini dari laporan keuangan manajemen sehingga
untuk pelaporan masalah lingkungan dibuat laporan tersendiri sebagai Environmental
Disclosurer (Choi, 1999; Berry and Dennis, 1998). Kajian ini didasari pada pertanyaan:
1. Apakah Etika bisnis yang telah dimiliki suatu organisasi dapat memandu implementasi
AH.
2. Bidang AH apa saja yang mungkin diimplementasikan di rumah sakit. (Marina et al.,
2017)
TINJAUAN PUSTAKA
Akuntansi Hijau
Akuntansi Hijau (AH) adalah pemikiran yang berupaya mengelompokkan biaya yang
dilakukan organisasi dalam melakukan pemeliharaan lingkunganke dalam pos lingkungan
dan praktek organisasi bisnis (Suartana, 2010). Akuntansi lingkungan juga dapat dikatakan
sebagai kerangka kerja pengukuran kuantitatif terhadap kegiatan pelestarian lingkungan
hidup yang dilakukan organisasi secara berkelanjutan, sehingga bumi dan segala isinya
senantiasa hijau. (Marina et al., 2017)
Aktivitas yang dapat dilakukan sehubungan dengan pelestarian lingkungan adalah: 1)
pencegahan dan minimalisasi polusi (udara, air dan udara), 2) pencegahan pemanasan
global, penipisan lapisan ozon, dan pencemaran air laut, 3) pengurangan bahan kimia dalam
proses produksi, pengendalian sampah, dan upaya daur ulang. (Marina et al., 2017).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi organisasi mengimplementasikan AH
menurut (Marina et al., 2017), diantaranya adalah:
1. Peraturan yang memaksa disertai sanksi dan ancaman hukuman.
2. Biaya yang harus dipikul untuk mengimplementasikan AH baik untuk membayar tenaga
kerja, investasi peralatan pengolah limbah, atau perlengkapan monitoring limbah.
3. Kebutuhan persaingan terutama saat pembentukan image sebagai produk ramah
lingkungan sehingga memungkinkan produk untuk dijual dengan harga agak tinggi.
4. Pemenuhan standarisasi internasional seperti ISO 9000 atau ISO 14000 (Finch, 2005). AH
telah dicoba untuk dimplementasikan pada beberapa rumah sakit di dunia dengan berbagai
varian mulai dari proses pembelian dan pengadaan obat dan alat kesehatan (alkes) sampai
pada pengelolaan limbah rumah sakit.
Tujuan Penerapan Akuntansi Lingkungan. (Anam, 2020) menyatakan bahwa tujuan dan
maksud dikembangkannya akuntansi lingkungan yaitu sebagai berikut:
JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 6
Etika Bisnis
Etika Bisnis. Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") menurut
Reichenbach et al (2019) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab. Etika adalah ilmu yang berkenaan tentang yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral.
Menurut Bekum (2004) etika dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang
membedakan yang baik dari yang buruk. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normative
karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh
seorang individu.
Dari hasil analisis (Bertens, 2004:6) disimpulkan bahwa etika memiliki tiga posisi, yaitu
sebagai :
1. Sistem nilai, yakni nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Kode etik, yakni kumpulan asas atau nilai moral, dan
3. Filsafat moral.
Definisi tentang etika bisnis dikemukakan (Baumhart, 1961) yang menyatakan "etika
bisnis adalah studi tentang situasi bisnis, aktivitas, dan keputusan di mana masalah benar dan
JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 7
salah ditangani." Etika bisnis berkenaan dengan tanggung jawab dan praktik bisnis yang tidak
merugikan pihak lain secara sengaja (intentionally).
Etika Bisnis Etika Bisnis Rumah Sakit dibentuk dari gabungan Etika Profesi yang ada
dalam rumah sakit, seperti etika profesi rumah sakit, etika profesi dokter, etika profesi bidan
dan juga etika profesi akuntan. Selain itu Etika Bisnis juga dipengaruhi oleh tata nilai yang
hidup dalam rumah sakit sebgai suatu organisasi dan juga etika bisnis Islam sebab rumah
sakit itu dibentuk dengan dasar-dasar agama Islam. Etika bisnis RSSM tersaji pada Apendiks
(Marina et al., 2017)
(Marina et al., 2017) Etika bisnis RSSM pada dasarnya adalah penerjemahan dari Visi
dan Misi RSSM terutama dalam menjawab tantangan perubahan zaman. Etika Bisnis RSSM
terdiri dari :
1. Standar Perilaku.
2. Persyarikatan Muhammadiyah sebagai pemilik rumah sakit.
3. Kegiatan umum.
4. Tata-kelola rumah sakit.
5. Tenaga profesional.
6. Karyawan.
7. Mitra usaha.
8. Keterlibatan pada masyarakat.
9. Kepatuhan, pemantauan dan pelaporan.
10. Lingkungan.
11. Persaingan.
12. Inovasi.
13. Integritas Bisnis, dan
14. Benturan kepentingan.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Didalam Penelitian ini sampel yang digunakan adalah instalasi Kesehatan lingkungan dan
limbah Rumah Sakit Stela Maris sebagai pelaku utama pengelolaan masalah lingkungan dan
bagian keuangan yang mengatur masalah laporan terkait biaya lingkungan tersebut termasuk
pada penyajian dan pengungkapannya.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif Data dikumpulkan dengan wawancara dan
pengamatan peneliti sebagai orang luar (outside observation). Selain wawancara mendalam
dengan pejabat Rumah Sakit Stella Maris yang mengurusi pembelian dan pengadaan serta
wawancara mendalam juga dilaksanakan dengan Direksi Rumah Sakit Stella Maris untuk
melihat kesesuaian antara Akuntansi Hijau yang dipraktekkan dengan Etika Bisnis di Rumah
Sakit Stella Maris.
biaya dalam keputusan pembelian, limbah apa yang akan dihasilkan, bagaimana limbah
dilacak, dan pengolahan limbah serta biayanya.
Dalam pembelian obat dan alat kesehatan harga perolehan, pemasok, dan kemanjuran
klinis masih menjadi pertimbangan utama atau kriteria utama dalam memutuskan pembelian
atau pengadaan obat dan alat kesehatan di RS Stella Maris Makassar. Di ketiga jenis
pertimbangan itu, kategori pertimbangan kualitatif seperti dan integritas pemasok dan mutu
obat dan alat kesehatan menjadi pertimbangan utama namun untuk jenis pertimbangan
Pembuangan, Keawetan dan peraturan dimana kategori pertimbangan kualitatif melebihi
pertimbangan kuantitatif.
Di Rumah Sakit Stella Maris Makassar telah menggunakan Pengelolaan limbah B3 medis
dan juga sampah-sampah yang ada di rumah sakit Stella Maris Makassar ini di angkut 2 kali
seminggu sehingga akan lebih menjaga lingkungan disekitar rumah sakit. Pengelolaan limbah
B3 medis sendiri sudah diterapkan di rumah sakit Stella Maris karna pengelolaan limbah B3
JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 14
(Bahan Berbahaya dan Beracun) medis di rumah sakit sangat penting untuk melindungi
lingkungan dan kesehatan masyarakat.
KESIMPULAN
Penelitian ini berhasil menemukan bahwa RS Stella Maris Makassar memiliki
komitmen kuat untuk terus meningkatkan pengelolaan dampak lingkungan dan mendukung
bisnis yang berkelanjutan. Etika bisnis menjadi dasar yang memandu implementasi Akuntansi
Hijau di rumah sakit ini. RS Stella Maris Makassar menjalin kemitraan dengan pihak lain
untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan serta menyebarkan
budaya kerja yang baik terkait dengan lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Aderibigbe. (2018). Green Accounting. Energies, 6(1), 1–8.
http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/1120700020921110%0Ahttps://doi.org/10.1016
/j.reuma.2018.06.001%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.arth.2018.03.044%0Ahttps://reader.el
sevier.com/reader/sd/pii/S1063458420300078?token=C039B8B13922A2079230DC9AF
11A333E295FCD8
Anam, H. (2020). Penerapan akuntansi lingkungan pada Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.Kanujoso Djatiwibowo Kota Balikpapan. Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing
"GOODWILL, 11(2), 131–140.
Ashari, M. H., & Anggoro, Y. (2021). Mewujudkan Keberhasilan Usaha dengan Penerapan
Akuntansi Hijau. Jurnal Riset Dan Aplikasi: Akuntansi Dan Manajemen, 5(1), 45–56.
https://doi.org/10.33795/jraam.v5i1.005
Dewi, S. R. (2016). Pemahaman Dan Kepedulian Penerapan Green Accounting : Studi Kasus
UKM Tahu Di Sidoarjo. Seminar Nasional Ekonomi Dan Bisnis, 497–511.
Marina, A., Wahjono, S. I., Desipradani, G., & Surabaya, U. M. (2017). Akuntansi Hijau
Berbasis Etika Bisnis: Implementasi Green Accounting untuk Merespon Kebutuhan
Pasar. XIV(1).
Reichenbach, A., Bringmann, A., Reader, E. E., Pournaras, C. J., Rungger-Brändle, E., Riva,
C. E., Hardarson, S. H., Stefansson, E., Yard, W. N., Newman, E. A., & Holmes, D.
(2019). Peranan Etika Bisnis Dalam Bisnis. Progress in Retinal and Eye Research,
561(3), S2–S3. https://doi.org/10.31933/JIMT
Rizkaninghadi Imansari, A., & Widya Prihatiningtias, Y. (2019). Akuntansi Hijau dan
Industri Perhotelan: Sebuah Keniscayaan. Jurnal Economia, Vol. 15(No. 2), 189–208.
https://journal.uny.ac.id/index.php/economia
Soesanto, S. (2022). Akuntansi Lingkungan Menuju Ekonomi Hijau Perspektif Relasi Natural
Suistanibility Dengan Keberlanjutan Bisnis. Account, 9(1), 1581–1589.
https://doi.org/10.32722/acc.v9i1.4580
Sunaningsih, S. N. (2020). Penerapan Green Accounting Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Muntilan Kabupaten Magelang. TECHNOBIZ : International Journal of Business, 3(2),
30. https://doi.org/10.33365/tb.v3i2.846
Utami, R. D., & Nuraini, A. (2020). Pengaruh Penerapan Green Accounting dan Perputaran
Total Aset Terhadap Profitabilitas. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 8(2), 197–206.
https://doi.org/10.37641/jiakes.v8i2.378
JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 16
Wati, L., Kusumawati, N., A, E. T., & N, A. T. (2021). Pengaruh Penerapan Green
Accounting Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sub Sektor Industri Kimia.
National Conference on Applied Business, Education, & Technology (NCABET), 1(1),
660–672. https://doi.org/10.46306/ncabet.v1i1.53
Yasrawan, K. T., & Werastuti, D. N. S. (2022). Bagaimana Peran Dan Penerapan Akuntansi
Hijau Di Indonesia? Jurnal Akuntansi Kontemporer, 14(3), 151–161.
https://doi.org/10.33508/jako.v14i3.3514
(Wati et al., 2021)(Utami & Nuraini, 2020)(Dewi, 2016)(Soesanto, 2022)(Yasrawan & Werastuti,
2022)(Rizkaninghadi Imansari & Widya Prihatiningtias, 2019)(Aderibigbe, 2018)(Ashari & Anggoro, 2021)