Analisis Kelayakan Finansial Industri Tahu
Analisis Kelayakan Finansial Industri Tahu
A. Latar Belakang
Industri kecil mempunyai peranan yang sangat besar tehadap roda
perekonomian suatu negara. Peranan usaha kecil itu dapat meningkatkan
ekspor non migas, penyerapan tenaga kerja, meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Industri kecil yang mengolah hasil-hasil pertanian (agroindustri) tahan
terhadap dampak krisis ekonomi bersifat padat karya merupakan salah satu
alternatif dalam membangun kembali perekonomian Indonesia saat ini. Selain
dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar perusahaan, juga
dapat menciptakan nilai tambah bagi produk pertanian khususnya pangan.
Salah satu industri kecil yang potensial untuk dikembangkan adalah pabrik
pembuatan tahu, hal ini terjadi karena konsumen tahu sangat luas, mencakup
semua strata sosial. Tahu tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat kelas
bawah dan menengah saja, akan tetapi juga kelas atas. Ini terlihat telah
masuknya produk tahu di pasar swalayan.
Sejak mencuatnya beberapa kasus tahu berformalin, bukan berarti prospek
dan peluang untuk membuka usaha tahu tidak lagi menarik untuk
dikembangkan. Hal tersebut justru menjadi tantangan bagi produsen untuk
menghasilkan produk tahu yang terbuat dari bahan alami tanpa bahan pengawet
sesuai dengan keinginan konsumen. Berkaitan dengan usaha untuk pendirian
industri tahu, perlu dilakukan analisis kelayakan finansial industri tahu agar
jalannya usaha tersebut tidak akan sia-sia dan tidak akan menyebabkan suatu
masalah yang tidak perlu di masa yang akan datang. Usaha yang dibangun
diharapkan akan memberikan keuntungan.
Aspek finansial merupakan aspek kunci dari suatu studi kelayakan, karena
sekalipun aspek lain tergolong layak, jika studi aspek finansial memberikan
hasil yang tidak layak, maka usulan proyek akan ditolak karena tidak akan
memberikan manfaat ekonomi. Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu
studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi
melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan
membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana,
biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut
dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat
berkembang terus.
Berkaitan dengan kelayakan usaha industri tahu, berikut ini disampaikan
analisis finansial pada industri tahu. Analisis difokuskan pada aspek kebutuhan
dana dan sumbernya, aliran kas, biaya modal, initial dan operational cash flow,
analisis kepekaan, penilaian dan pemilihan investasi.
Dimana:
i1 : adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1
i2 : adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2
Penilaian kelayakan finansial berdasarkan IRR yaitu:
1) IRR > tingkat bunga, maka usulan proyek diterima
2) IRR < tingkat suku bunga, maka usulan proyek ditolak.
c. Payback Period (PP)
Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap
jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha.
Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitunghan kas bersih (proceed) yang
diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba
setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi
100% menggunakan modal sendiri). Rumus yang digunakan dalam
perhitungan Payback Period adalah sebagai berikut:
Payback Period = Investasi = xxx
Proceeds tahun 1 = xxx
sisa = xxx
Proceeds tahun 2 = xxx
sisa = xxx
dst
d. Net B/C Ratio
Untuk menghitung Net B/C yaitu membagi jumlah nilai sekarang aliran
kas manfaat bersih positif dengan jumlah nilai sekarang aliran kas
manfaat bersih negatif pada tahun-tahun awal proyek. Secara matematis
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
t=n B −C
t t
∑ ¿ t
t=1
(1+i) NPV Positif
Net B/C Ratio = ¿¿ ¿¿¿ = NPVNegatif
Dimana:
NPV Positif : Jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih positif
NPV Negatif: Jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih negatif
Penilaian kelayakan finansial berdasarkan Net B/C Ratio yaitu:
1) Net B/C Ratio > 1, maka proyek layak atau dapat dilaksanakan
2) Net B/C Ratio = 1, maka proyek layak atau dapat dilaksanakan.
3. Biaya Modal