Anda di halaman 1dari 3

Pertama kali mendengan dan ditawarkan program ini dari rekan kerja saya adalah dapat bergabung

dalam program ASN Academy yang tentu tahapan awal adalah saya lolos seleksi tahap pertama.
Setelah itu harapan berikutnya adalah menyerap ilmu-ilmu yang ada dalam program tersebut
tentunya untuk saya implementasikan dilingkungan kerja saya untuk memberikan perubahan lebih
baik.

Menimnya program pelatihan dilingkungan ASN terutama pada jabatan saya membuat saya lebih
tertarik untuk gabung dalam program ASN Academy, karena dalam lingkungan pekerjaan ASN tidak
hanya kemampuan kompetensi yang harus dimiliki melainkan kemampuan lain diluar itu juga harus
dimiliki untuk menunjang keberhasilan kerja. Kemampuan kopetensi tidak akan menghasilkan hasil
yang maksimal ketika tidak didukung dengan skil kepemimpinan dalam pekerjaan.

Dengan ikutnya program ini besar harapan saya kedepannya dapat memperbaiki cara berkomunikasi
dalam pekerjaan, kepemimpinan dalam sebuah program, dan manajemen kegiatan dalam tim kerja.
Sehingga keberhasilan dalam pekerjaan nantinya adalah hasil kerjasama tim bukan hasil satu orang.
Dalam bekerja terdapat banyak sekali kepentingan-kepentingan dari masing-masing individu
tentunya apabila tidak terorganisisr atau tidak terlayani maka akan terdapat anggota organisasi yang
hanya menitipkan nama atau ikut organisasi namun menhambap jalannya organisai. Layaknya
sekelompok mendorong gerobak tentunya diperlukan pemimpin yang dapat mengorganisir
anggotanya agar gerobag tersebut dapat berjalan dengan lancar sampai pada tujuan tanpa ada
anggota tim yang menghambat ataupun tertinggal.

Membentuk karakter pemimpin yang memiliki jiwa agent change bukan merupakan hal yang mudal
sebagaimana membalikkan telapak tangan. Karna karakter pemimpin bukan hal yang mudah
dipelajari atau mudah didapatkan, kerap kali ketika akan memunculkan karakter kepemimpinan
dalam diri seseorang akar berhadapan dengan hati nurani kecil. Maka dari itu pelatihan
kepemmpinan untuk membentuk agent change menjadi salah satu jembatan untuk mereka-mereka
yang ingin memberikan perubahan untuk diri sendiri atau bahkan sekitarnya.

Mamimpin tanpa menyisihkan atau menyakiti orang disekitar atau dianggap meyakiti menurut saya
adalah hal yang sult. Terkadang inggin menerapkan namanya idealisme namin melihat disekitar
belum bisa untuk menerima hal tersebut. Hal tersebut menjadikan saya terbawa arus mengikuti
sekitar saya. Namun dalam hati kecil tersirat apakah yang saya lakukan sudah benar atau belum?
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu kerap sekali keluar dalam keseharian pekerjaan saya. Dengan
adangan pelatihan ASN Academy ini harapan saya kembali mendapat jawaban; bagaimana yang
seharusnya saya lakukan apabila menemukan hal tersbut? Sehingga tidak bertentangan dengan hati
nurani saya.

Tidak dapat dipungkiri lingkungannyata ASN untuk saya tidak lah seperti yang saya bayangkan, rasa
sosial diri atas lingkungan diskitar tempat kerja saya menjadikan menerapkan nilai-nilai ASN menjadi
hal yang berat. Seperti halnya adanya Tenaga Kerja Sukarela (TKS) dimana pada notabennya mereka
tidak mendapatkan kepastian honor bulanan. Ketika saya akan menerapkan disiplin kerja pada
rekan-rekan TKS yang satu unit dengan saya membuat saya tidak bisa menerapkan di siplin kerja.
Saya inggin menuntuk meneraka untuk masuk tiap hari namun tidak ada timbal balik dari unit kerja
saya. Hal kecil seperti itu diperlukan jiwa kepemimpinan dalam mengambil keputusan sehingga tidak
lagi ketupusan yang diambil menyakiti salah satu pihak.

Ikut dalam program ASN Academy menjadi modal pertama saya sebelum saya jalam di lingkungan
ASN hingga jauh. Mengingat bekerja pada lingkugan ASN benar-benar diperlukan mental
kepemimpinan yang kuat dan bagus sebagai pondasi awal memajukan instansi kerja. Pondasi awal
adalah modal pertama sehingga dalam perjalanan pekerjaan nantinya tidak terpecah belah baik
didalam lingkungan pekerjaan ataupun dalam urusan pribadi.

Jenjang pendidikan saya dimulai dari tingkatan Sekolah Desar (SD) di Desa Polomarto, Kec Butuh,
Kab Purworejo. Desa yang paling ujun dari kab Purworejo dan berbatasan langsung dengan Kab
Kebumen. Jenjang pendidikan SD saya lalui selama 6 tahun dengan dilanjutkan ke jenjang Sekolah
Menengan Pertama (SMP) di SMP N 14 Purworejo selama 3 tahun. Selama 9 tahun jenjang
pendidikan SD dan SMP saya lalui sebagaimana umumnya anak sekolah tingkat SD dan SMP. Baru
setelah di tingkatan Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK) adalah hal yang tidak saya bayangkan dari
awal.

Jenjang SMK saya lalui pada beda kabupaten yaitu di Kabupaten Kebumen pada SMK VIP Al Huda
denga kejuruan Farmasi. Sekolah yang menerapkan sistem boording school membuat saya harus
belajar mandiri karna tidak langsung tinggal dengan orang tua. Alhamdulillah walaupun hal tersebut
dari awal diluar yang saya bayangkan namun tetap dapat selesaikan 3 tahun. Selesai dari jenjang
SMK saya sempat berhenti satu tahun tidak langsung kejenjang kuliak. Satu tahun sebelum kulia saya
gunakan untuk saya bekerja di Apotek Lestari sesuai kompetensi saya sebagai Asisten Apoteker (AA).
Tepat satu tahun saya bekerja di Apotek saya memutuskan untuk melanjutkan Study saya lagi
dengan memilih Universitas Muhammadiyah Purwokwero (UMP) ditahun 2012 dengan fakultas
farmasi program S1 Farmasi. Fakultas dan program S1 farmasi saya pilih tentunya dengan latar
belakang sekolah dan pengalaman saya sebelumnya.

Berawal dari tanda tanya saya pada lembaga kampus yang dapat memberikan perubahan untuk
sekitar saya, diawal semester 2 saya memberanikan diri untuk bergabung pada lembaga kampus
yaitu BEM Fakultas Farmasi dan UKM Olahraga. Kejenuhan lingkungan kampus yang terisi dengan
mahaiswa Kulia Pulang Kulia Pulang (KUPU-KUPU) menjadikan saya ingin bergabung dengan Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Farmasi. Awal dari organisasi tingakat fakultas dengan ilmu
dan pengalaman dari pengerus organisasi sebelumnya yang tidak saya dapat dalam perkuliahan
membuat hal yang berbeda dalam pemikiran saya. Bahwa dalam menjalani hidup saya harus
terdapat yang berbeda dengan yang lainnya, karna dalam kehidupan seseorang hanya akan dikenang
oleh “Karya, kebaikan, dan kejelekan”.

Ditahun pertama dalam organisasi saya tergabung sebagai anggota dengan kegiatan-kegiatan rutin
yang teragendakan. Mulai ditahun kedua saya diamahkan oleh teman sebagai Ketua IMM Farmasi.
Pada level ini lah saya memulai bagaimana memimpin bersama-sama dengan pengurus lainnya.
Bagaimana menerapkan kepemimpinan bahwa pemimpin itu bukan raja, namun pemimpin itu
melayani dan mengayomi rekan-rekannya. Selesai ditingkatan fakultas keorganisasian saya lanjutkan
kembali di tingkatan Universitas masih dengan amanah sebagai Ketua IMM UMP. Perbedaan level
dalam organisasi membawa tantangan yang lebih besar yang harus dilalui. Perjalanan organisasi
selama perkulihan S1 membawa pengalan yang banyak untuk diri saya baik untuk saya pribadi
ataupun untuk lingkungan pekerjaan saya. Bahwasanya organisasi tidak dapat terlepas dalam
keseharian kita, rumah tangga kita, dan pekerjaan saya hari ini.

Dalam pekerjaan saya sebagai apoteker di Puskesmas Cibitung kab Pandeglang Banten juga tidak
terlepas dari namanya pengorganisasin. Tidak akan berjalan dengan baik ketika dalam pekerjaan kita
tidak dapat menerapkan prinsip-prinsik keorganisaisan. Sampai sekarang ini sayapun bergabung
dengan organisasi Profesi Apoteker (IAI) PC Pandeglang dengan kegiatan-kegiatan lintas organisasi.
Hal terpenting dalam sebuah kehidupan adalah "Kebermanfaatan Kita untuk sekitar". Tidak dapat
dipungkiri manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan dapat hidup tanpa orang lain.
Kebermanfaatan yang kita tebar saat ini pada nantinya akan kembali pada kita entah saat ini, besok,
lusa, atau bahkan saat kita sudah tidak ada. Sehingga sudah selayaknya kehidupan kita memberi
manfaat untuk sekitar kita bahkan dalam hal sekecil apapun.

Pemimpin dalam membangun komunikasi adalah merangkul semua elemen yang ada. Pemimpin
adalah melayani, mengayomi, mencerahkan, sehinga dalam komunikasi, kolaborasi, dan berinovasi
seyogyanya mengikuti anggota yang dipimpinannya. Dalam berkomunikasi sudah seyogyanya
mempu memberikan pemahaman untuk anggotanya bahkan jika harus menggunakan bahasa dasar
agar mampu dipahami anggotanya.

Pemimpin adalah mengayomi anggotanya, sehingga sudah hal pasti pemimpin harus mampu
berkolaborasi dengan semua pihak tanpa ada pilah pilah baik suku, agama, adat, dll.

Pemimpin menjadi pencerah untuk anggotanya sehingga harus memiliki gagasan yang lebih untuk
anggota2nya seperti dari pelatihan-pelatihan,pengalaman akademisi, dll yang tentunya mampu
memberi ide-ide untuk anggotanya.

Belum banyak hal-hal yang saya berikan selama menjadi ASN, karna suatu kondisi linkungan
pekerjaan sehingga ketika inggin memberikan perubahan kerap kali dianggap mempersulit suatu hal.
padahal hal-hal yang selama ini dilakukan adalah hal-hal yang bertentangan dengan aturan dalam
lingkungan ASN dan memjadikan dampak tidak baik untuk lingkungan krja.

Hanya baru saya lakukan perubahan pada unit kerja saya Apotek Puskemas, dimana yang
sebelumnya adminitrasi obat berantakan sedikit-sedikit saya lakukan perubahan kearah lebih baik
yang tentunya dengan berpedoman regulasi yang ada. Seperti halnya disediakannya kartu stok obat
yang diisi setiap pengeluaran obat, laporan obat yang dibuat sesuai keadaan obat, dibuatnya etket
obat, dll.

Anda mungkin juga menyukai