Gcms
Gcms
D. Karakteristik Analisis
1. Limitasi/Batasan
Secara umum, penggunaan metode GC-MS hanya terbatas untuk senyawa
dengan tekanan uap berkisar10-10 torr. Kebanyakan senyawa dengan tekanan lebih
rendah hanya dapat dianalisis jika senyawa tersebut merupakan senyawa turunan
(contoh , trimetilsili eter). Penentuan penentuan gugus fungsional pada cincin aromatic
masih sulit. Untuk senyawa isomer tidak dapat dibedakan oleh spketometer (sebagai
contoh : naftalena vs azulena), tapi dapat dipisahkan dengan kromatograpi.
2. Sensivitas dan Batas Deteksi
Bergantung pada faktor pelarutan dan metode ionisasi, sebuah ekstrak dengan
0,1 – 100 ng dari setiap komponen mungkin dibutuhkan agar sesuai jumlah yang
diinjeksikan.
3. Perbandingan dengan Teknik lainnya
IR spketometer dapat menyediakan informasi posisi aromatic isomer
dimana GC-MS tidak bisa; namun IR biasanya lebih rendah sensitivitasnya
sebesar 2 – 4.
NMR (nuclear magnetic resonance) spektrometri dapat memberikan
informasi rinci pada konformasi molekuler ekstrak; namun biasanya NMR lebih
rendah sensivitasnya sebesar 2-4.
4. Sampel
Keadaan sampel harus dalam keadaan larutan untuk diijeksikan ke dalam kromatografi.
Pelarut harus bersifat volatile dan organic (sebagai contoh heksana atau
dikllorometana). Jumlah sampel bergantung pada metode ionisasi yang dilakukan,
biasanya yang sering digunakan untuk analisis sensivitas adalah sebesar 1 – 100 pg
per komponen.
5. Informasi analitikal
GC-MS digunakan untuk identifikasi kualitatif dan pengukuran kuantitatif dari komponen
individual dalam senyawa campuran kompleks. Terdapat perbedaan strategi analisis
data untuk aplikasi keduanya.
6. Keunggulan dari metode ini adalah sebagai berikut :
a. Efisien, resolusi tinggi sehingga dapat digunakan untuk menganalisa partikel
berukuran sangat kecil seperti polutan dalam udara
b. Aliran fasa bergerak (gas) sangat terkontrol dan kecepatannya tetap.
c. Pemisahan fisik terjadi didalam kolom yang jenisnya banyak sekali, panjang dan
temperaturnya dapat diatur.
d. Banyak sekali macam detektor yang dapat dipakai pada kromatografi gas (saat ini
dikenal 13 macam detektor) dan respons detektor adalah proporsional dengan jumlah
tiap komponen yang keluar dari kolom.
e. Sangat mudah terjadi pencampuran uap sampel kedalam fasa bergerak.
f. Kromatograf sangat mudah digabung dengan instrumen fisika-kimia yang lainnya,
contohnya GC/FT-IR/MS.
g. Analisis cepat, biasanya hanya dalam hitungan menit.
h. Tidak merusak sampel.
i. Sensitivitas tinggi sehingga dapat memisahkan berbagai senyawa yang saling
bercampur dan mampu menganalisa berbagai senyawa meskipun dalam
kadar/konsentrasi rendah. Seperti dalam udara, terdapat berbagai macam senyawa
yang saling bercampur dan dengan ukuran partikel/molekul yang sangat kecil.
7. Kekurangan dari metode ini adalah sebagai berikut :
a. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
b. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam
jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat
gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan
kecuali jika ada metode lain.
c. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap
fase diam dan zat terlarut.
Daftar Pustaka
Fowlis, Ian A.,1998. Gas Chromatography Analytical Chemistry by Open Learning. John
Wiley & Sons Ltd: Chichester.
Pavia, Donald L., Gary M. Lampman, George S. Kritz, Randall G. Engel
(2006). Introduction to Organic Laboratory Techniques (4th Ed.). Thomson
Brooks/Cole. pp. 797–817.
Skoog, Douglas A., Donald M. West, F. James Holler. 1991. Fundamental of Analytical
Chemistry. Seventh Edition. New York: Saunders College Publishing.
Hites. Ronald. Gas Chromatography Mass Spectrometry. School of Public and
Enviromental Affairs and Departement of Chemstry. Indiana Universitas
Khopkar, S.H. 1985. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press) : Indonesia
Skoog, Douglas A., West, Donald M., dan Holler, F.James. 1996. Analytical Chemistry.
Saunders College Publishing : Amerika.
Shalahuddin, Iqbal. 2012. Mengenal Kromatografi Gas.
http://iqshalahuddin.wordpress.com/2012/03/15/mengenal-kromatografi-gas/
(diakses 27 november 2012).
Skoog, Douglas A., West, Donald M., dan Holler, F.James. 1996. Analytical Chemistry.
Saunders College Publishing : Amerika.