Makalah Naskah Drama Devi
Makalah Naskah Drama Devi
DISUSUN OLEH :
Kelas : VIII C
Di mata Amir, Nenek adalah sosok perempuan tua yang bijak dan pintar.
Amir tak tahu apa makna nasehat Nenek itu, tapi ia merasa ada benarnya. Bangun
pagi membuatnya tidak terlambat tiba di sekolah dan tidak ketinggalan pelajaran.
Selain itu, bangun pagi sungguh menyenangkan. Hanya pada waktu pagi kita bisa
menikmati suasana alam yang paling nyaman. Cahaya matahari masih hangat,
udara masih bersih, tumbuhan pun tampak segar, seolah semua lebih bugar setelah
bangun tidur.
Di pagi hari yang cerah ditambah dengan matahari yang menerangi dan
menyinari hamparan sawah disekitar rumah, amir mendapati nenek yang sedang
menyulam bendera dan duduk sendirian di beranda depan.
Nenek : “ Oh, pagi cucuku yang yang ganteng!” (sahut nenek yang terkejut akibat
sapaan amir).
Nenek :” Bendera ini sedikit robek karena sudah tua.” (menjawab dengan
perlahan sambil menyulam dengan hati-hati).
Amir :” Kenapa tidak beli baru saja, nek ? (dengan penuh rasa penasaran).
Nenek :” Belum perlu…” (sambil tersenyum) ” ini masih bisa diperbaiki. Tidak
baik memboroskan uang lebih baik ditabung, siapa tahu akan berguna.” (lanjut
ucap nenek).
Amir :” Emangnya bendera ini tidak penting ya, nek? (melihat bendera yang
sedang di sulam).
Nenek :” O,,, penting sekali. Justru sangat penting nenek tidak akan
membuangnya.” (menggenggam erat bendera dan berhenti sejenak sambil
menatap cucunya). “kelak ketika kamu dewasa, nenek harap kamu juga menjadi
penting seperti bendera ini.” (lanjut nenek dengan penuh harapan).
Nenek : (mengamati bendera) “Selembar sambungan kain merah dan putih. Tidak
ada yang istimewa, apa pentingnya, nek? Apa bedanya dengan kain yang lain?”
(mulai bingung).
Pertanyaan amir membuat nenek kembali berhenti menyulam dan diam sejenak
Nenek :” Pintar sekali anak ini, aku harus mencari jawaban terbaik untuk cucuku”
(ucap nenek dalam hati).
Nenek :” Keistimewaannya
Kedua: Pada waktu kain ini dijahit,(kain merah dan putih yang terletak
diatas ujung kaki nenek) tentu ia merasa sakit. Tapi sesudahnya, ia
punya wujud baru yang indah dan bermakna. Kita, manusia, hendaknya
begitu juga. Sabar dan tabah menghadapi sakit dan derita, karena daya
tahan itulah yang membuat kita menjadi pribadi yang kuat, tidak mudah
menyerah.
Ketiga: Bendera akan tampak perkasa jika ada tiang yang membuatnya
menjulang, ada angin yang membuatnya berkibar. Artinya, seseorang
bisa mencapai sukses dan berguna karena ada dukungan dari pihak-
pihak lain. Kita tak boleh melupakan jasa mereka.
Kelima: Seutas benang menjadi kain, lalu kain menjadi bendera, dan
bendera punya makna, karena diperjuangkan dan akhirnya dihormati.
Kita juga seperti itu. Harus selalu berusaha agar apa yang kita lakukan
bisa bermakna. Jadikan dirimu bermakna bagi orang lain, jika dirimu
ingin dihormati.” (merangkul amir dengan penuh kasih sayang).
Nenek : (lanjut ucap nenek) “ Begitulah cucuku yang ganteng, sekarang
mengertikan?” (ujar nenek mengakhiri penjelasannya).
Amir :” Iya, nenek” (ragu-ragu) “meski belum paham semua, tetapi aku bisa
menangkap inti dan garis besarnya betapa penting arti sebuah bendera” (ucap amir
dalam hati)
Nenek :” Sudah, sana mandi dulu, nenek akan menyiapkan gudeg manggar
lengkap dengan telor dan daging ayam kampung empuk kesukaanmu.”
(membereskan alat-alat menyulam)
Amir :” asikkk ,Iya nek amir mandi” (pergi masuk kedalam rumah dengan rasa
senang menuju tempat pamandian sambil membayangkan kesegaran air sumur
pedesaan).
Amir :” Aku sekarang mengerti apa yang dikatakan nenek, Kelak setiap lembar
kain akan berguna. Ada yang menjadi baju, celana, selimut, atau taplak meja.
Menjadi lap piring juga berjasa, meski tidak pernah dibanggakan dan
murah harganya. Sebaliknya, jika menjadi pakaian, sering dipamerkan dalam
acara-acara gemerlapan dan harganya bisa mencapai ratusan juta. Sekarang aku
mau bertekad Aku ingin menjadi kain yang istimewa dan menjadi lambang
seperti bendera” (ucap amir dalam hati dengan penuh semangat sambil
mengepalkan tangan di dada).