Anda di halaman 1dari 1

Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi

nama orang fasik menjadi busuk.

(Amsal 10:7)

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang,


manusia mati meninggalkan nama.
Saya yakin Anda sangat mengenal peribahasa ini.
Maknanya pun jelas, yakni ada sesuatu yang kita tinggalkan saat
kematian menjemput: nama baik atau sebaliknya, reputasi yang
buruk.
Selangkah lebih lanjut dari peribahasa tadi, penulis Amsal menegaskan,
“Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang
fasik menjadi busuk” (Amsal 10:7).
Maksud Amsal ini jelas: orang benar yang sudah meninggal akan tetap
hidup dalam kenangan orang-orang yang mencintainya.
Tentu saja bukan menghantui dengan kenangan yang buruk, melainkan
sebaliknya menebar kenangan yang mendatangkan berkat.
Inilah kualitas hidup yang luar biasa dari orang benar.
Raganya boleh tidak ada lagi di dunia, tetapi teladannya terus
menjadi inspirasi yang membangkitkan semangat.
Namun, berbeda dengan orang fasik atau orang yang jahat. Seiring dengan
raganya yang membusuk, namanya pun ikut membusuk.

Jadi, jalanilah kehidupan ini sebaik mungkin, tidak hanya untuk meraih
sesuatu bagi diri sendiri, tetapi juga untuk menjadi inspirasi bagi generasi
mendatang.
Jangan sampai tidak ada yang diingat orang selain perkataan dan
perbuatan buruk yang pernah kita lakukan.
Bagaimana kita hidup di masa kini akan menentukan
bagaimana orang mengenang kita di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai