Anda di halaman 1dari 6

Menghitung Frekuensi Sambaran Petir di Indonesia

Tahukah anda, Indonesia ternyata salah satu negara yang memiliki frekuensi sambaran petir
terbanyak di dunia. Tingkat frekuensi petir dapat dilihat dari hari guruh per tahun yang dicatat di
stasiun-stasiun meteorologi milik BMKG di berbagai kota Indonesia.
Apa yang dimaksud dengan Hari Guruh?

Hari guruh adalah banyaknya hari dimana terdengar guntur paling sedikit satu kali dalam jarak
kira-kira 15 km dari stasiun meteorologi. Hari guruh per tahun diukur menggunakan Isokeraunik
Level, yaitu jumlah hari guruh dalam satu tahun di suatu wilayah yaitu garis pada peta yang
menghubungkan daerah-daerah dengan rata-rata jumlah hari guruh yang sama.

Dibawah ini adalah Tabel Isokeraunik Level yang bersumber dari BMKG:

KOTA - PULAU CURAH PETIR IKL TINGKAT

Alor - Nusa Tenggara Timur 39 10.56 Rendah

Amahai - Maluku 109 29.95 Sedang

Ambon - Maluku 82 22.36 Rendah

Bogor - Jawa 201 55.15 Tinggi

Banyuwangi - Jawa 101 27.56 Sedang

Bawean - Jawa 141 38.68 Sedang

Banda Aceh - Sumatera 55 15.12 Rendah

Batam - Batam 131 35.94 Sedang

Belawan - Sumatera 246 67.36 Tinggi

Balikpapan- Kalimantan 227 62.10 Tinggi

Banjarmasin - Kalimantan 85 23.18 Rendah

Bandanaira - Kep. Maluku 63 17.26 Rendah

Bima - Nusa Tenggara Barat 102 27.84 Sedang

Bitung - Sulawesi 55 15.07 Rendah


Bau-Bau - Sulawesi 137 37.54 Sedang

Cilacap - Jawa 85 23.29 Rendah

Citeko - Jawa 227 62.30 Tinggi

Curug - Jawa 20 60.22 Tinggi

Denpasar - Bali 61 16.71 Rendah

Dabo - Singkep 107 29.32 Sedang

Dumai - Sumatera 218 59.75 Tinggi

Flores - Nusa Tenggara Timur 88 24.03 Rendah

Gunung Sitoli - Sumatera 112 30.68 Sedang

Gorontalo - Sulawesi 212 58.08 Tinggi

Geser - Maluku 91 25.04 Sedang

Indramayu - Jawa 187 51.23 Tinggi

Jakarta - Jawa 193 52.88 Tinggi

Jatiwangi - Jawa 189 51.78 Tinggi

Jambi - Sumatera 76 20.74 Rendah

Jaya Pura - Irian 197 53.88 Tinggi

Kairatu - Maluku 101 27.56 Sedang

Kalianget - Madura 166 45.45 Sedang

Kupang - Nusa Tenggara Timur 79 21.60 Rendah

Kota Baru - Kalimantan 58 15.89 Rendah

Lekunik Baa - Nusa Tenggara


Timur 78 21.34 Rendah
Lembang - Jawa 132 36.05 Sedang

Lokseumawe - Sumatera 201 55.07 Tinggi

Labuha - Maluku 130 35.59 Sedang

Luwuk - Kep. Maluku 110 30.25 Sedang

Majene - Sulawesi 139 38.19 Sedang

Makasar - Sulawesi 152 41.76 Sedang

Manado - Sulawesi 128 34.52 Sedang

Manokwari - Irian Jaya 162 44.41 Sedang

Masamba - Sulawesi 248 67.88 Tinggi

Mataram - Nusa Tenggara Barat 126 34.56 Sedang

Maumere - Irian Jaya 87 23.87 Rendah

Medan - Sumatera 224 61.34 Tinggi

Meulaboh - Sumatera 178 48.77 Sedang

Muara taweh - Kalimantan 267 73.20 Tinggi

Nanga Pinoh - Kalimantan 112 30.82 Sedang

Naha - Sulawesi 72 19.62 Rendah

Namlea - Maluku 69 18.90 Rendah

Padang Panjang - Sumatera 122 33.47 Sedang

Palembang - Sumatera 156 42.67 Sedang

Pang Brandan - Sumatera 214 58.60 Tinggi

Pangkal Pinang - Kalimantan 118 32.33 Sedang

Palu - Sulawesi 182 49.73 Sedang


Pangkalan Bun - Kalimantan 237 65.04 Tinggi

Paloh - Kalimantan 188 51.56 Tinggi

Palangkaraya - Kalimantan 298 81.68 Tinggi

Pontianak - Kalimantan 219 60.00 Tinggi

Putussibau - Kalimantan 169 46.30 Sedang

Poso - Sulawesi 127 34.79 Sedang

Riau - Sumatera 217 59.33 Tinggi

Semarang - Jawa 148 40.63 Sedang

Serang - Jawa 112 30.01 Sedang

Surabaya - Jawa 159 43.56 Sedang

Sumbawa Besar - Nusa Tenggara


Barat 119 32.61 Sedang

Sibolga - Sumatera 158 43.29 Tinggi

Subang - Jawa 31 8.55 Rendah

Samarinda - Kalimantan 172 47.06 Sedang

Susilo Sintang - Kalimantan 144 39.45 Sedang

Saumlaki - Maluku 83 22.83 Rendah

Sorong - Irian Jaya 147 40.27 Sedang

Tanjung Karang - Sumatera 112 30.68 Sedang

Tanjung Pandan - Sumatera 46 12.6 Rendah

Tanjung Pinang - Sumatera 148 40.61 Sedang


Tanjung Selor - Sumatera 88 24.2 Rendah

Tarempa - Sumatera 74 20.27 Rendah

Tegal - Jawa 198 54.34 Tinggi

Ternate - Maluku 130 35.73 Sedang

Tual - Maluku 26 7.12 Rendah

Timika - Irian Jaya 149 40.9 Sedang

Toli-Toli - Sulawesi 132 36.05 Sedang

Tuntu - Sumatera 204 55.89 Tinggi

Waingapu - Nusa Tenggara Timur 107 29.38 Sedang

Wamena - Irian Jaya 39 10.68 Rendah

Frekuensi Sambaran Petir

Tingkat Kerawanan Petir

 Tinggi : IKL > 50%


 Sedang : 25% < IKL < 50%
 Rendah : IKL < 25%

Lalu timbul pertanyaan, kenapa tingkat frekuensi sambaran petir di Indonesia sangat tinggi se dunia? Bahkan Kota
Bogor pernah tercatat dalam Guiness Book of World Record sebagai Kota Petir sedunia dengan jumlah
sambaran 1.555 kali dan 1.151 kali dalam sehari tercatat pada tanggal 6 April 2007 dan 17 November 2006. Lebih
besar dibanding Brasil, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan, masing-masing 140, 100, 60 hari per tahun.

Jawabannya adalah:

Karena Indonesia berada di daerah ekuatorial yang menerima insolasi dalam jumlah besar dengan hampir 70 persen
wilayah merupakan perairan, Indonesia memiliki penguapan atau jumlah uap air yang besar. Dari tiga wilayah
ekuator, seperti ekuator Afrika, ekuator Indonesia dan ekuator Amerika, maka Indonesia merupakan daerah konvektif
paling aktif, sehingga tiga persyaratan terbentuknya awan petir mudah terpenuhi. Apa saja 3 persyaratan itu?

 udara lembab dalam lapisan tebal 3 km;


 adanya insulasi yang memanasi permukaan tanah dan udara di atasnya; serta
 atmosfer yang tidak stabil secara konvektif atau ada gaya apung termal bernilai positif adalah syarat yang
bisa terpenuhi.

Sehingga tidak mengherankan jika jumlah hari guruh di Indonesia bisa mencapai 100 atau lebih per tahunnya.
Demikian menurut Prof. Dr. Ir. Tarcicius Haryono, M.Sc --> baca disini oleh karena itu, bila anda beraktivitas di kota
dengan tingkat IKL tinggi, maka selalu waspada dan berlindung bila cuaca sedang rawan.

Konsultasikan selalu keamanan asset anda dengan kami

Anda mungkin juga menyukai