Menghitung Frekuensi Sambaran Petir Di Indonesia
Menghitung Frekuensi Sambaran Petir Di Indonesia
Tahukah anda, Indonesia ternyata salah satu negara yang memiliki frekuensi sambaran petir
terbanyak di dunia. Tingkat frekuensi petir dapat dilihat dari hari guruh per tahun yang dicatat di
stasiun-stasiun meteorologi milik BMKG di berbagai kota Indonesia.
Apa yang dimaksud dengan Hari Guruh?
Hari guruh adalah banyaknya hari dimana terdengar guntur paling sedikit satu kali dalam jarak
kira-kira 15 km dari stasiun meteorologi. Hari guruh per tahun diukur menggunakan Isokeraunik
Level, yaitu jumlah hari guruh dalam satu tahun di suatu wilayah yaitu garis pada peta yang
menghubungkan daerah-daerah dengan rata-rata jumlah hari guruh yang sama.
Dibawah ini adalah Tabel Isokeraunik Level yang bersumber dari BMKG:
Lalu timbul pertanyaan, kenapa tingkat frekuensi sambaran petir di Indonesia sangat tinggi se dunia? Bahkan Kota
Bogor pernah tercatat dalam Guiness Book of World Record sebagai Kota Petir sedunia dengan jumlah
sambaran 1.555 kali dan 1.151 kali dalam sehari tercatat pada tanggal 6 April 2007 dan 17 November 2006. Lebih
besar dibanding Brasil, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan, masing-masing 140, 100, 60 hari per tahun.
Jawabannya adalah:
Karena Indonesia berada di daerah ekuatorial yang menerima insolasi dalam jumlah besar dengan hampir 70 persen
wilayah merupakan perairan, Indonesia memiliki penguapan atau jumlah uap air yang besar. Dari tiga wilayah
ekuator, seperti ekuator Afrika, ekuator Indonesia dan ekuator Amerika, maka Indonesia merupakan daerah konvektif
paling aktif, sehingga tiga persyaratan terbentuknya awan petir mudah terpenuhi. Apa saja 3 persyaratan itu?
Sehingga tidak mengherankan jika jumlah hari guruh di Indonesia bisa mencapai 100 atau lebih per tahunnya.
Demikian menurut Prof. Dr. Ir. Tarcicius Haryono, M.Sc --> baca disini oleh karena itu, bila anda beraktivitas di kota
dengan tingkat IKL tinggi, maka selalu waspada dan berlindung bila cuaca sedang rawan.