Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat profesi dan
padat modal. Agar rumah sakit dapat melaksanakan pelayanan dengan baik, harus dikelola
dengan adanya sumber daya manusia yang berkompeten dan sarana prasarana yang
mendukung, serta dikelola secara profesional. Rumah sakit sebagai salah satu sistem
pelayanan, memberikan pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan
kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik, dan
pelayanan perawatan.
Rumah sakit merupakan suatu instansi atau organisasi yang harus mempunyai
manajemen yang baik guna memberikan pelayanan terhadap pasien. Salah satu bagian
terpenting dari rumah sakit adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD). IGD merupakan pintu
utama untuk masuknya semua pasien baik dengan kondisi emergency maupun non
emergency. IGD adalah salah satu bagian rumah sakit yang melakukan tindakan berdasarkan
triage keadaan pasien. Pembagian triage pada pasien sangat penting guna mencegah
kecacatan dan kematian pada pasien. Oleh sebab itu, petugas IGD khususnya dokter dan
perawat harus mempunyai kecepatan, ketrampilan dan kesiagaan yang lebih dari petugas
medis di ruangan lain.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan area paling kritis sebagai pintu masuk
pasien rumah sakit (RS), setiap keterlambatan pelayanan dapat mengakibatkan konsekuensi
serius dan berkaitan dengan kehilangan nyawa. IGD merupakan suatu bentuk penanganan
kegawatdaruratan yang memiliki berbagai macam kegiatan. Secara umum dapat dibedakan
sebagai berikut: menyelenggarakan pelayanan gawat darurat; pelayanan gawat darurat yang
sebenarnya bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan penderita (live saving) untuk
memperoleh pelayanan pertolongan pertama (fisrt aid) dan bahkan pelayanan rawat jalan
(ambulatory care), dan juga melaksanakan kegiatan pelayanan penyaringan untuk kasus-
kasus yang membutuhkan pelayanan intensif. Kegiatan yang juga penting dilaksanakan oleh
IGD adalah menyelenggarakan informasi medis darurat dalam bentuk menampung serta
menjawab semua pertanyaan anggota masyarakat yang ada hubungan dengan keadaan medis
darurat (emergency medical questions).
Pelayanan IGD merupakan tantangan bagi setiap RS untuk terus memperbaiki kualitas
pelayanannya. IGD merupakan pelayanan satu atap yang beroperasi selama 24 jam dan
menjadi pintu masuk pasien sehingga menjadi gambaran wajah pelayanan RS. Tatalaksana
awal di IGD adalah proses triase yaitu proses pemilahan pasien berdasar prioritas kegawatan
dan diagnosis yang sesuai dalam manajemen awal pasien. Hasil pelayanan tergantung
sebagian besar pada bagaimana IGD menjalankan proses triase. IGD merupakan pintu masuk
RS yang memberikan pelayanan pada pasien sakit dan cedera akut yang datang dengan
variasi orang, usia, penyakit, status sosial ekonomi yang datang tanpa perjanjian dengan
menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum atau ambulans, hal ini mempengaruhi
waktu tunggu pelayanan, adanya keterlambatan pelayanan, serta keterbatasan fasilitas medis
dan non medis yang tersedia. Tata laksana kasus gawat darurat merupakan sebuah pekerjaan
penuh tantangan dengan melalui beberapa aktifitas yang saling berkaitan dimulai saat pasien
masuk sampai pulang atau disposisi ke rawat inap. Berbagai sumber daya ikut terlibat dimulai
dari dokter, staf medis maupun non medis, perusahaan asuransi, staf outsourcing, dan
keluarga pasien. Penelitian ini akan memberikan gambaran alur kritis, respon time, variasi
alur dan perbedaan karakteristik staf yang berhubungan dengan kinerja klinis dalam
pelayanan IGD sehingga dapat mengidentifikasi faktor yang berperan dalam penentuan
kepuasan pasien IGD dalam rangka mengidentifikasi faktor yang perlu diperbaiki untuk
menjaga kualitas pelayanan IGD.
Berikut adalah contoh gambar layout keseluruhan dari Rumah Sakit
Struktur Organisasi IGD
d. Uraian Tugas
Membuat perencanaan kebutuhan pelayanan IGD 24 jam yang meliputi
pelaksanaan kegiatan, kebutuhan SDM, anggaran pendapatan dan belanja
tahunan, pengorganisasian pelaksanaan tugas, petunjuk teknis pelayanan
IGD, petunjuk teknis petugas IGD
Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain di luar IGD
Membina kemampuan seluruh perawat IGD
Menerima, mendata dan melaporkan kepada atasan langsung tentang
adanya masalah apapun kasus-kasus di IGD
e. Tanggung jawab
Terselenggaranya IGD 24 jam
Menjaga kelancaran pelayanan IGD
Menjaga mutu dan profesionalisme pelayanan IGD
Menjaga kualitas dan tersedianya sarana pelayanan yang diperlukan di
IGD
Peningkatan kemampuan sumber daya manusia di IGD
Koordinasi dan kerjasama yang baik dengan seluruh staf
Kapasitas yang seharusnya dapat digunakan jika lebih banyak produk yang dijual.
Mengkomunikasikan informasi kapasitas menganggur merupakan salah satu prioritas utama
didalam capacity model. Kapasitas menganggur terdiri atas idle marketable, idle not
marketable dan idle-off marketable. Idle marketable merupakan keadaan dimana pasar
tersedia namun kapasitas menganggur karena meningkatnya pangsa pasar dari kompetitor,
produk subtitusi, kendala distribusi, atau kendala biaya atau harga. Idle not marketable
merupakan kondisi dimana pasar tidak tersedia atau pihak manajemen memutuskan untuk
tidak berpartisipasi didalam pasar. Idle off-limits merupakan kondisi dimana kapasitas tidak
tersedia karena dari libur, kontrak, atau kebijakan atau strategi dari pihak manajemen.
Didalam terjadinya kapasitas menganggur (idle capacity) pihak penjualan dan manajemen
atas (upper management) biasanya merupakan pihak yang memiliki tanggung jawab utama
untuk mengatasi kapasitas menganggur dengan cara meningkatkan pesanan pembelian atau
meningkatkan produksi.