171 343 1 SM
171 343 1 SM
Abstrak
Spesies Brassica oleracea L biasanya dikenal sebagai kubis atau kol. Kubis Ungu ini mempunyai
warna yang khas yaitu warna ungu. Warna Ungu tersebut disebabkan oleh adanya pigmen warna yaitu
zat antosianin, karena zat inilah kubis ungu bisa dijadikan sebagai Indikator Asam-Basa. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan konsentrasi optimal pelarut etanol dalam mengekstraksi pigmen warna
antosianin pada kubis ungu dan mengetahui berapa trayek pH dari ekstrak kubis ungu untuk dijadikan
sebagai indikator asam basa. Metode yang digunakan adalah ekstraksi maserasi, dengan merendam
kubis ungu yang sudah halus selama 24 jam menggunakan berbagai konsentrasi pelarut etanol (70, 75,
80, 85, 90 dan 95%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa etanol konsentrasi 95%
merupakan konsentrasi pelarut etanol yang paling optimal dengan nilai absorban terbesar yaitu 0,3222,
dengan panjang gelombang maksimum 544 nm. Trayek pH Kubis Ungu berada pada pH 6,5-7,50
(Ungu-Biru), pH 10,50-12,00 (hijau-hijau kebiruan) dan pH 12,00-13,00 (Hijau kebiruan-Kuning).
94
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
besar sehingga zat warna antosianin yang dalam bahan baku selama proses ekstraksi
terdapat di dalamnya semakin banyak dipengaruhi oleh kemurnian pelarut, suhu
yang terlarut dalam pelarut (Fellow, pelarut, ukuran partikel-partikel bahan
1994). yang diekstraksi, sifat kimia pelarut atau
Ukuran partikel-partikel bahan zat terlarut, waktu ekstraksi atau kontak
yang diekstraksi makin kecil dan struktur antara bahan dengan pelarut dan kadar air
molekul-molekul bahan makin sederhana bahan yang diekstraksi dan sistem
menyebabkan porositas atau pori-pori ekstraksi yang dilakukan.
bahan makin besar. Keadaan ini Uji Pembuktian Antosianianin
mengakibatkan pelarut makin mudah Sebagai uji pendahuluan hasil
berdifusi ke dalam sel-sel bahan yang ekstrak kubis ungu yang dihasilkan
diekstraksi sehingga zat terlarut makin dilakukan pengujian terhadap keberadaan
banyak yang larut di dalam pelarut zat antosianin yang terkandung dalam
(Harborne, 1987). kubis ungu. Dilakukan dengan cara
Ekstraksi dilakukan dengan menambahkan HCl 2M sebagai asam kuat
menggunakan pelarut etanol dengan dan ditetesi oleh ekstrak kubis ungu
berbagai konsentrasi (70,75,80,85,90 dan menghasilkan warna merah, lalu
95%), kemudian direndam selama 24 jam dipanaskan selama 5 menit dan ternyata
pada suhu ruangan karena kestabilan hasilnya tetap merah seperti pada gambar
antosianin dipengaruhi oleh suhu, suhu 2.
yang terlalu tinggi akan menyebabkan
kerusakan pada zat antosianin. Hasil
pengamatan yang tercantum pada gambar
1 terlihat bahwa semakin besar
konsentrasi etanol maka warna yang
dihasilkan semakin pekat.
96
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
kubis ungu. Dan Semakin tinggi Pada 6 terlihat pula perubahan warna
konsentrasi etanol maka akan semakin pada suasana asam berubah warna dari
rendah tingkat kepolaran pelarut yang merah menjadi merah muda, suasana netral
digunakan, yang pada akhirnya dapat berwarna ungu dan pada suasana basa
meningkatkan kemampuan pelarut dalam perubahan dari warna biru, hijau sampai
mengekstrak pigmen warna pada kubis kuning.
ungu (Phaza, 2010). Ekstrak kubis ungu terjadi pada
Penelitian yang telah lalu Dian Niken kisaran pH 6,50-7,50 (Ungu-Biru), pH
(2010), yaitu Ekstraksi Zat Warna alami 10,50-12,00 (hijau-hijau kebiruan) dan pH
dari kulit manggis serta uji stabilitasnya 12,00-13,00 (Hijau kebiruan-Kuning).
dengan menggunakan berbagai Perubahan warna yang terjadi pada setiap
konsentrasi pelarut etanol dan hasil terbaik bufer pH akan menghasilkan warna yang
ada pada konsentrasi 95%. Menurut Rene berbeda.Hal tersebut terjadi karena
Nursaerah (2010), etanol mempunyai kestabilan antosianin sangat dipengaruhi
kepolaran yang hampir sama dengan oleh pH sehingga antosianin akan
antosianin sehingga menyebabkan lebih membentuk senyawa turunannya.
banyak antosianin yang terekstrak. Terdapat enam antosianidin yang
umum. Antosianidin ialah aglikon
Menentukan Trayek pH
antosianin yang terbentuk bila antosianin
dihidrolisis dengan asam. Antosianidin
yang paling umum ialah sianindin yang
berwarna merah, Pelargonidin (gugus
hidroksilnya kurang satu dari sianidin)
yang berwarna jingga, sedangkan warna
A
merah senduduk, lembayung dan biru
umumnya disebabkan oleh delfinidin
(gugus hidroksilnya lebih satu dari
sianidin). Tiga jenis eter metal antosianidin
juga sangat umum, yaitu peonidin yang
B merupakan turunan sainidin, serta
petunidin dan malvidin yang terbentuk dari
delfinidin.
Karena antosianin mempunyai
kestabilan yang rendah maka dalam
penggunaan ekstrak kubis ungu sebagai
C
indikator alami perlu memperhatikan
Gambar 6 : Perubahan warna dari pH
proses ekstraksi dan cara penyimpanan
13.00-1.00 (A ; pH 13.00-9.00, B ; 8.50-5.00,
C ; 4.50-1.00) ekstrak agar menghasilkan indikator
98
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
dengan kecermatan dan keakuratan yang yang memiliki konsentrasi yang lebih
tinggi. rendah. Dan Kubis Ungu mengalami
perubahan pada kisaran pH 6,5-7,50
(Ungu-Biru), pH 10,50-12,00 (hijau-hijau
Panjang Gelombang Maksimum
kebiruan) dan pH 12,00-13,00 (Hijau
700
Gelombang
600 kebiruan-Kuning).
500
400 DAFTAR PUSTAKA
300
200 Dian,Niken. & Suci. Ektraksi Zat
100 WarnaAlami dari Kulit Manggis
Panjang
0
Serta Uji Stabilitasnya.Jurnal
10.00
11.50
13.00
1.00
2.50
4.00
5.50
7.00
8.50
100