Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

PENENTUAN TRAYEK pH EKSTRAK KUBIS UNGU (Brassica oleracea L)


SEBAGAI INDIKATOR ASAM BASA DENGAN VARIASI KONSENTRASI
PELARUT ETANOL
Nining Gustriani ; Korry Novitriani ; Ummy Mardiana
Program Studi DIII Analis Kesehatan
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Email : nining.gustriani@gmail.com

Abstrak
Spesies Brassica oleracea L biasanya dikenal sebagai kubis atau kol. Kubis Ungu ini mempunyai
warna yang khas yaitu warna ungu. Warna Ungu tersebut disebabkan oleh adanya pigmen warna yaitu
zat antosianin, karena zat inilah kubis ungu bisa dijadikan sebagai Indikator Asam-Basa. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan konsentrasi optimal pelarut etanol dalam mengekstraksi pigmen warna
antosianin pada kubis ungu dan mengetahui berapa trayek pH dari ekstrak kubis ungu untuk dijadikan
sebagai indikator asam basa. Metode yang digunakan adalah ekstraksi maserasi, dengan merendam
kubis ungu yang sudah halus selama 24 jam menggunakan berbagai konsentrasi pelarut etanol (70, 75,
80, 85, 90 dan 95%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa etanol konsentrasi 95%
merupakan konsentrasi pelarut etanol yang paling optimal dengan nilai absorban terbesar yaitu 0,3222,
dengan panjang gelombang maksimum 544 nm. Trayek pH Kubis Ungu berada pada pH 6,5-7,50
(Ungu-Biru), pH 10,50-12,00 (hijau-hijau kebiruan) dan pH 12,00-13,00 (Hijau kebiruan-Kuning).

Kata Kunci : Ekstrak kubis Ungu, Indikator asam-basa, pH, Etanol

PENDAHULUAN berwarna merah sampai biru yang


Indikator asam basa merupakan tersebar luas pada tanaman, penampilan
zat warna yang perubahan warnanya tersebut menunjukkan adanya pewarna
tampak jelas dalam rentang pH yang alami. Pewarna alami dapat digunakan
sempit. Kebanyakan dari laboratorium sebagai indikator karena dapat berubah
memakai indikator buatan atau bahan warna pada suasana asam dan basa
sintetis. Indikator yang sering digunakan walaupun kadang-kadang perubahan
dalam titrasi asam basa adalah warna tersebut kurang jelas atau hampir
indikator phenolptalin dan indikator mirip untuk perubahan pH tertentu. Hal
metil merah. Indikator sintetis tersebut tersebut terjadi karena perubahan warna
sangat dibutuhkan di tingkat sekolah dipengaruhi oleh kestabilan antosianin.
lanjutan sampai dengan perguruan Faktor-faktor yang mempengaruhi
tinggi, yang selama ini digunakan kestabilan antosianin adalah kondisi pH,
memiliki beberapa kelemahan seperti cahaya, suhu dan kondisi pelarut saat
polusi kimia. Alternatif yang mempunyai ekstraksi.
warna dan mengandung senyawa Salah satu tumbuhan yang
flavonoid. mempunyai zat antosianin adalah kubis
Hampir semua bahan alam mengandung ungu, dengan ciri khas nya yang mencolok
senyawa flavonoid, salah satu senyawa yaitu berwarna Ungu. Adanya antosianin
flavonoid adalah antosianin. Antosianin yang menyebabkan kubis ungu ini dapat
merupakan kelompok pigmen yang menghasilkan warna ungu pada

94
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

ekstraknya dan mengalami perubahan sebagai indikator asam basa.


pada suasana asam berwarna merah, netral Menentukan Konsentrasi Optimal
ungu dan basa hijau (Marwati Siti, 2010). Pelarut Etanol (Dian Niken, 2011)
Hasil ekstrak kubis ungu dengan
METODELOGI PENELITIAN variasi konsentrasi etanol 70, 75, 80, 85,
Ekstraksi Kubis Ungu (Nursaerah, 90 dan 95% kemudian masukkan ke dalam
2010);(Neneng, 2015) kuvet dan dicari panjang gelombang
Ditimbang sebanyak 20 gram maksimumnya menggunakan
Kubis Ungu, lalu dicuci dan keringkan. spektrofotometer UV-Vis panjang
Setelah itu haluskan dengan blender, gelombang 400-800 nm. Kemudian dicari
kemudian tambahkan dengan berbagai nilai absorban pada masing-masing
konsentrasi Etanol (70, 75, 80, 85, 90 dan konsentrasi pelarut etanol.
95%). Diamkan selama 24 jam, pada suhu Menentukan Trayek pH Ekstrak Kubis
ruangan. Hasil Ekstraksi disaring Ungu (Euis, 2014)
menggunakan kertas whatman sampai Setelah mengetahui konsentrasi
hasil ekstrak jernih, jika sudah selesai optimal pelarut etanol, siapkan larutan
simpan di dalam tabung vial dan hasil buffer pH 1-13 yang sudah diukur dengan
ekstrak siap digunakan. pH meter. Tambahkan buffer pH 1-13
Uji Pembuktian Antosianin (Harbone, sebanyak 2 mL ke dalam masing-masing
1996) tabung reaksi dan tambahkan ekstrak
Ekstrak dipanaskan dengan HCl 2M kubis ungu sebanyak 3 tetes. Lihat
0
kemudian dipanaskan pada suhu 100 C perubahan warna yang terjadi setelah
selama 5 menit. Karakteristik antosianin Bufer pH 1-13 ditambahkan dengan
yaitu warna merah tidak akan pudar. ekstrak kubis ungu. Kemudian dicari
Ekstrak ditambahkan larutan NaOH 2M panjang gelombang maksimum antara
tetes demi tetes hingga hasilnya yaitu 400-800 nm dan dilihat nilai absorban
perubahan warna merah menjadi hijau dengan Spektrofotometer UV-Vis.
biru dan memudar perlahan-lahan.
Untuk menarik pigmen warna HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut kita bisa menggunakan metode Proses Ekstraksi Kubis ungu
ekstraksi agar antosianin tetap stabil dan Proses ekstraksi merupakan suatu
menggunakan Etanol sebagai pelarut proses untuk memperoleh zat yang
terbaik (Yusraini Dian, 2009) . Karena hal diinginkan. Metode ekstraksi yang
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk digunakan yaitu metode maserasi. Kubis
menentukan konsentrasi optimal pelarut ungu ditimbang dan dihaluskan, hal ini
etanol dalam mengekstraksi pigmen kubis dilakukan karena ukuran partikel-partikel
ungu dan mengetahui berapa trayek pH yang semakin kecil mengakibatkan luas
dari ekstrak kubis ungu untuk dijadikan permukaan partikel kubis ungu semakin
95
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

besar sehingga zat warna antosianin yang dalam bahan baku selama proses ekstraksi
terdapat di dalamnya semakin banyak dipengaruhi oleh kemurnian pelarut, suhu
yang terlarut dalam pelarut (Fellow, pelarut, ukuran partikel-partikel bahan
1994). yang diekstraksi, sifat kimia pelarut atau
Ukuran partikel-partikel bahan zat terlarut, waktu ekstraksi atau kontak
yang diekstraksi makin kecil dan struktur antara bahan dengan pelarut dan kadar air
molekul-molekul bahan makin sederhana bahan yang diekstraksi dan sistem
menyebabkan porositas atau pori-pori ekstraksi yang dilakukan.
bahan makin besar. Keadaan ini Uji Pembuktian Antosianianin
mengakibatkan pelarut makin mudah Sebagai uji pendahuluan hasil
berdifusi ke dalam sel-sel bahan yang ekstrak kubis ungu yang dihasilkan
diekstraksi sehingga zat terlarut makin dilakukan pengujian terhadap keberadaan
banyak yang larut di dalam pelarut zat antosianin yang terkandung dalam
(Harborne, 1987). kubis ungu. Dilakukan dengan cara
Ekstraksi dilakukan dengan menambahkan HCl 2M sebagai asam kuat
menggunakan pelarut etanol dengan dan ditetesi oleh ekstrak kubis ungu
berbagai konsentrasi (70,75,80,85,90 dan menghasilkan warna merah, lalu
95%), kemudian direndam selama 24 jam dipanaskan selama 5 menit dan ternyata
pada suhu ruangan karena kestabilan hasilnya tetap merah seperti pada gambar
antosianin dipengaruhi oleh suhu, suhu 2.
yang terlalu tinggi akan menyebabkan
kerusakan pada zat antosianin. Hasil
pengamatan yang tercantum pada gambar
1 terlihat bahwa semakin besar
konsentrasi etanol maka warna yang
dihasilkan semakin pekat.

Gambar 2 : Ekstrak Kubis Ungu dalam


keadaan asam kuat A (Sampel) , B
(Sampel+HCl 2M)

Dilanjukan dengan penambahan


NaOH 2M sebagai basa kuat dan ternyata
mengasilkan warna biru, hijau dan lama
Gambar 1 : Hasil Ekstrak Kubis Ungu kelamaan menjadi kuningterlihat seperti
dengan variasi konsentrasi pelarut
etanol pada gambar 3.

Menurut Fellow (1994) proses


pelarutan suatu senyawa yang terdapat di

96
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

Panjang Gelombang (nm)

Gambar 4 : Grafik Panjang


Gelombang Maksimum Ekstrak
Kubis Ungu

Menurut hasil pengamatan pada


Gambar 4 panjang gelombang maksimum
pada kubis ungu adalah 544 nm dengan
Gambar 3 : Ekstrak Kubis Ungu dalam nilai absorban 0,853. Setelah mengetahui
keadaan basa kuat
panjang gelombang maksimum, tahap
A (Sampel), B (Sampel+NaOH 2M) selanjutnya yaitu melihat nilai absorbansi
Hal tersebut membuktikan bahwa dari masing-masing konsentrasi pelarut
didalam kubis ungu terdapat zat etanol yang sudah ditambahkan dengan
antosianin, jika dalam keadaan asam akan ekstrak kubis ungu menggunakan panjang
berwarna merah dan jika dalam keadaan gelombang 544 nm. Menurut Ibnu Gholib
basa akan berwarna biru, hijau sampai (2007) sinar tampak untuk warna merah
kuning. Karena kestabilan Antosianin anggur berada di daerah panjang
sangat dipengaruhi juga oleh pH maka gelombang 500-560 nm.
dalam suasana asam kuat akan tetap
berwarna merah meskipun dipanaskan dan Konsentrasi Optimal Etanol
dalam suasana basa kuat akan tetap 0,35
0,3
berwarna kuning. 0,25
Absorban

Menentukan Konsentrasi Optimal 0,2


0,15
Pelarut Etanol 0,1
0,05
Untuk menentukan konsentrasi 0
pelarut mana yang optimal kita bisa 70 75 80 85 90
95
menggunakan spektrofotometer UV-Vis
dengan panjang gelombang 400-800 nm, Konsentrasi (%)

karena sinar tampak ada pada kisaran


Gambar 5 : Grafik Nilai 2Absorban dengan
panjang gelombang 400-800 nm. berbagai konsentrasi Etanol

Dari Gambar 5 bisa dilihat bahwa


Panjang Gelombang konsentrasi optimal pelarut etanol ada
Maksimum pada konsentrasi 95% dengan nilai
0,86
absorban 0,3222. Hal ini menunjukan
0,84
Absorban

bahwa semakin tinggi pelarut etanol maka


0,82
0,8 semakin baik pula pelarut tersebut dalam
0,78 mengambil zat antosianin yang ada dalam
520 530 540 550 560 570
97
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

kubis ungu. Dan Semakin tinggi Pada 6 terlihat pula perubahan warna
konsentrasi etanol maka akan semakin pada suasana asam berubah warna dari
rendah tingkat kepolaran pelarut yang merah menjadi merah muda, suasana netral
digunakan, yang pada akhirnya dapat berwarna ungu dan pada suasana basa
meningkatkan kemampuan pelarut dalam perubahan dari warna biru, hijau sampai
mengekstrak pigmen warna pada kubis kuning.
ungu (Phaza, 2010). Ekstrak kubis ungu terjadi pada
Penelitian yang telah lalu Dian Niken kisaran pH 6,50-7,50 (Ungu-Biru), pH
(2010), yaitu Ekstraksi Zat Warna alami 10,50-12,00 (hijau-hijau kebiruan) dan pH
dari kulit manggis serta uji stabilitasnya 12,00-13,00 (Hijau kebiruan-Kuning).
dengan menggunakan berbagai Perubahan warna yang terjadi pada setiap
konsentrasi pelarut etanol dan hasil terbaik bufer pH akan menghasilkan warna yang
ada pada konsentrasi 95%. Menurut Rene berbeda.Hal tersebut terjadi karena
Nursaerah (2010), etanol mempunyai kestabilan antosianin sangat dipengaruhi
kepolaran yang hampir sama dengan oleh pH sehingga antosianin akan
antosianin sehingga menyebabkan lebih membentuk senyawa turunannya.
banyak antosianin yang terekstrak. Terdapat enam antosianidin yang
umum. Antosianidin ialah aglikon
Menentukan Trayek pH
antosianin yang terbentuk bila antosianin
dihidrolisis dengan asam. Antosianidin
yang paling umum ialah sianindin yang
berwarna merah, Pelargonidin (gugus
hidroksilnya kurang satu dari sianidin)
yang berwarna jingga, sedangkan warna
A
merah senduduk, lembayung dan biru
umumnya disebabkan oleh delfinidin
(gugus hidroksilnya lebih satu dari
sianidin). Tiga jenis eter metal antosianidin
juga sangat umum, yaitu peonidin yang
B merupakan turunan sainidin, serta
petunidin dan malvidin yang terbentuk dari
delfinidin.
Karena antosianin mempunyai
kestabilan yang rendah maka dalam
penggunaan ekstrak kubis ungu sebagai
C
indikator alami perlu memperhatikan
Gambar 6 : Perubahan warna dari pH
proses ekstraksi dan cara penyimpanan
13.00-1.00 (A ; pH 13.00-9.00, B ; 8.50-5.00,
C ; 4.50-1.00) ekstrak agar menghasilkan indikator
98
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

dengan kecermatan dan keakuratan yang yang memiliki konsentrasi yang lebih
tinggi. rendah. Dan Kubis Ungu mengalami
perubahan pada kisaran pH 6,5-7,50
(Ungu-Biru), pH 10,50-12,00 (hijau-hijau
Panjang Gelombang Maksimum
kebiruan) dan pH 12,00-13,00 (Hijau
700
Gelombang

600 kebiruan-Kuning).
500
400 DAFTAR PUSTAKA
300
200 Dian,Niken. & Suci. Ektraksi Zat
100 WarnaAlami dari Kulit Manggis
Panjang

0
Serta Uji Stabilitasnya.Jurnal
10.00
11.50
13.00
1.00
2.50
4.00
5.50
7.00
8.50

FTUNDIP. Semarang. 2011.


Erwin, dkk. Potensi Pemafaatan Ekstrak
Bufer pH 1-13
Kubis Ungu (Brassica oleracea L.
Gambar 7 : Panjang Gelombang Sebagai Indikator asam Basa Alami.
Maksimum setiap Bufer pH 1-13
Jurnal Kimia FMIPA Unmul. 2015.
Pada Gambar 7 terlihat bahwa terjadi Euis, Y. dan Triyanti. Penentuan Trayek
pergeseran panjang gelombang maksimum pH buah Leunca/Ranti (Solanum
yang terjadi pada pH 6,50-7,50 dengan Nigrum Linn) Yang Diaplikasikan
panjang gelombang maksimum 550 nm Sebagai Indikator Alami Pada
menjadi 400 nm, pH 10,50-12,00 dengan Titrasi asam-Basa.Jurnal Sekolah
panjang gelombang maksimum 400 nm Tinggi Bakti Asih. Bandung. 2014.
menjadi 600 nm dan pH 12,00-13,00 Fennema, O. R. Principle ofFood
dengan panjang gelombang maksimum 400 rd
Chemistry,. 3 Edition.New
nm menjadi 600 nm. Adanya pergeseran York;.Marcel Dekker, inc. 1996.
panjang gelombang maksimum pada setiap HAM, Mulyono.Membuat Reagen Kimia
bufer pH 1-13, disebabkan karena adanya di laboratorium. Jakarta; PT.
perubahan warna yang berbeda pada setiap Bumi akasara. 2012.
bufer pH. Artinya masing-masing warna Harbone, J.B. Metode Fitokimia Penuntun
yang dihasilkan mempunyai panjang Cara Praktikum Modern. Bandung:
gelombang sinar tampak yang berbeda Penerbit ITB. 1987 dan 1996.
(Ibnu Gholib, 2007) Ibnu, G. & Abdul. Kimia Farmasi
Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Kesimpulan
Pelajar. 2012.
Ektraksi kubis ungu(Brassica
Marwati, S. Kestabilan Warna
oleracea L) menggunakan pelarut dengan
Ektrak Kubis Ungu (Brassica
konsentrasi 95% hasilnya lebih optimal
oleracea L)Sebagai Indikator
dibandingan dengan konsentrasi etanol
Alami Titrasi Asam-Basa. Jurnal
99
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

FMIPA UNY.Yogyakarta. 2010. L)Dengan Berbagai Jenis


Neneng, Mustika. Analisis zat warna Pelarut. Jurnal FT UNPAS.
antosianin Ubi Jalar Ungu (Ipomea Bandung. 2010.
batatas (L.) Lamk.) Menggunakan Phaza, dkk. Pengaruh Konsentrasi Etanol,
Metode Spektrofotometer UV-VIS Suhu dan Jumlah Stage pada
Dan Inframerah. Jurnal STIKes Ekstraksi Jahe (Zingiber Officinale
BTH. Tasikmalaya. 2015. Rose) Secara Batch. Semarang:
Nuriyanti Siti, dkk. Indikator Titrasi Tugas Akhir Teknik Kimia UNDIP.
Asam-Basa Dari Ekstrak Bunga 2010.
Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L). Yusraini Dian. Pembuatan Kertas
Jurnal FMIPA UGM.Yogyakarta. Indikator Asam Basa dari Bunga
2010. Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-
Nursaerah, Rene. Mempelajari Ektraksi sinensis L.).Jurnal Kimia Fakultas
Pigmen Antosianin dari Kulit Sains dan Teknologi UIN Syarif
Manggis (Garcinia Mangostana Hidayatullah Jakarta. 2009.

100

Anda mungkin juga menyukai