Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SEDIMENTASI

PADA MUARA SUNGAI KOMERING KOTA PALEMBANG


Kurnia Oktavia Usman
Jurusan TeknikSipil, UniversitasSriwijaya
(Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang, Sumatera Selatan)
kurnia_oktavi@ymail.com

ABSTRACT

# $ %& ' & ( )* * ) ) '+ , ) * $ ' + )* ' ') - ' ) -.


)* & +' $ ) )* ') - + # $ & )* ' ') - ( ' ' + $ )* ' ) -. )* ) )
' $ ) ',* )* ') - + # $ & / $0 ' )* $ )* +1 2 3 ' 4
5 )* ' ' * $ )* + 1 0) + 6) ' " 7 08' * $ )* + 2 3 '
0) + 6) ' "7" 08' * $ )* +4 0) + 6) ' " 08' )* $ )* + '
0) + 6) ' 08' )* ' , , ) ' )* $ ') ) $ )* + 4 ) * ' )* '$ ')
, ) ++ , 0 )( 6) 6) + , , ) ' '" 9
# -( ' 4 $ ) $ ) ) 2') - + # $ &

1. PENDAHULUAN 1.1 RUMUSAN PERMASALAHAN


Daerah muara sungai merupakan daerah yang Permasalahan yang terjadi adalah banyaknya
sangat produktif, karena penambahan bahan)bahan endapan sedimen di muara sungai sehingga
organik yang berasal dari darat melalui aliran tampang alirannya kecil dan dapat mengganggu
sungai dan perairan sekitarnya, secara terus aliran debit sungai ke laut. Hal utama yang perlu
menerus. Percampuran kedua masa air yang terjadi diteliti ialah seberapa besar debit sedimen yang
di muara sungai dapat menyebabkan perubahan terjadi di muara Sungai Komering.
kondisi fisik oseanografi di lokasi tersebut.
Perairan pesisir muara Sungai Komering 1.2 TUJUAN PENELITIAN
mempunyai peranan yang penting sebagai jalur Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam
transportasi umum bila ditinjau dari aktifitas penelitian ini adalah :
ekonomi. Di sisi lain, daerah muara Sungai 1. Menghitung besarnya debit sedimen total (Qt)
Komering merupakan daerah yang mengalami yang terjadi pada muara Sungai Komering.
proses sedimentasi tinggi akibat bermuaranya 2. Mengetahui metode perhitungan sedimen total
berbagai sungai yang membawa sedimen. Jika yang sesuai untuk muara Sungai Komering Kota
dilihat dari batimetri, perairan Sungai Komering Palembang dengan membandingkan 4 metode
memiliki kedalaman yang bervariasi. Morfologi yang digunakan.
perairan terutama dibentuk oleh hasil endapan
sedimen dari sungai dengan sebaran yang dikontrol 1.3 RUANG LINGKUP PENELITIAN
oleh aktifitas aliran arus sungai. Konfigurasi dasar Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis
laut mempengaruhi arah dan kecepatan arus, debit sedimen di muara Sungai Komering. Data
sebaliknya arus memiliki pengaruh yang besar yang dibutuhkan untuk menganalisis sedimen
terhadap pola pergerakan sedimen didapat dengan pengukuran langsung dilapangan
Penelitian terhadap aliran sungai dan pola untuk memperoleh data morfologi sungai dan
pengendapan sedimen pada muara Sungai sampel sedimen pada dasar sungai.
Komering diharapkan mampu mengetahui pola Sampel sedimen selanjutnya akan diuji di
penyebaran sedimen serta kaitannya dengan aliran laboratorium untuk mendapatkan D50 yang
sungai, karena sedimentasi yang terjadi pada suatu digunakan saat analisis data.
muara sungai akan mengakibatkan menurunnya
kecepatan aliran sungai tersebut. Dengan demikian 2. TINJAUAN PUSTAKA
hasil dari penelitian ini diharapkan mampu Muara Sungai
dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi Muara sungai adalah bagian hilir dari sungai
pendangkalan muara Sungai Komering. yang berhubungan dengan laut. Permasalahan di
muara sungai dapat ditinjau di bagian mulut sungai
( & $ )*) dan estuari. Mulut sungai adalah

! "
:'$ #; < '' $ ) ' 5 # $
# ) / $0

bagian paling hilir dari muara sungai yang langsung 2.1.1Metode Perhitungan Sedimen
bertemu dengan laut. Sedangkan estuari adalah Beberapa persamaan atau metode yang
bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang digunakan dalam menghitung sedimen yaitu
surut. Muara sungai berfungsi untuk mengalirkan metode 1 metode 2 3 ' , metode
debit sungai terutama pada waktu banjir, ke laut. 4 dan metode ' .
Selain itu muara sungai juga harus melewatkan 1. Metode
debit yang ditimbulkan oleh pasang surut, yang bisa φ (Ct,Vs, U, v, ω, d) = 0
lebih besar dari debit sungai. sehingga muara
 vs u ωd 
sungai harus cukup lebar dan dalam. Ct = φ '  , , 
ω ω d 

 vs v s u ωd 
Ct = φ " ) cr , , 
ω ω ω d 
U = (g × DS)
1
2

U × d50
Re =
v
VCR 2,5
= + 0,66
Sumber : = )*
ω (
log U × d − 0,6
v
)
Gambar 2.1. Lokasi Titik Penelitian U × d 50
untuk 1,2 < < 70
2.1 Sedimen v
Sedimen adalah pecahan pecahan material VCR U × d 50
umumnya terdiri atas uraian batu)batuan secara = 2,05 untuk 70 <
ω v
fisis dan secara kimia. Partikel seperti ini Dimana
mempunyai ukuran dari yang besar (0 ) Ct: Total konsentrasi sedimen (ppm)
sampai yang sangat halus ( ), dan beragam Vs: Satuan daya aliran (ft/s)
bentuk dari bulat, lonjong sampai persegi. Hasil U : Kecepatan geser (ft/s)
sedimen biasanya diperoleh dari pengukuran v : Viskositas kinematik (ft/s)
sedimen terlarut dalam sungai (' ' d : Diameter tengah partikel (ft)
' $ )), dengan kata lain bahwa sedimen ω : Kecepatan jatuh sedimen (ft/s)
merupakan pecahan, mineral, atau material organik
yang ditransforkan dari berbagai sumber dan 2. Metode
diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh 1
air dan juga termasuk didalamnya material yang   2 3
 d 50   τo  2
diendapakan dari material yang melayang dalam air q s = 0,05γ, × V 
2
  
atau dalam bentuk larutan kimia (Asdak, 2007)  g γs − 1   (γs − γ )d 50 
Sedimentasi sendiri merupakan suatu proses   γ 
pengendapan material yang ditranspor oleh media
air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta Dengan
yang terdapat di mulut)mulut sungai adalah hasil τo= γDS G w = γWDV
dan proses pengendapan material)material yang
diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir Qs = W × q s Cn = Qs
Gw
(' ') yang terdapat di gurun dan di tepi
Dimana
pantai adalah pengendapan dari material)material
g : Percepatan gravitasi (ft/s2)
yang diangkut oleh angin.
S : Kemiringan
V : Kecepatan aliran rata – rata (ft/s)

210
! "
:'$ #; < '' $ ) ' 5 # $
# ) / $0

Qt: Total sedimen yang diendapkan akibat 4. Metode


berat / unit lebar (lb/s) 7
d  6  τ'  U
γs dan γ : Berat per satuan unit dari sedimen C t = 0,01γ ∑ Pi  i   − 1f  
dan air (lb/ft3) D  τ ci   ω i 
d50: Diameter partikel (ft) 1
ρV 2  d 50  3
τ : Tegangan tekan untuk muatan dasar τ' =  
(lb/ft2) 58  D 
Dimana
3. Metode Ct :Konsentrasi rata – rata sedimen
γs − γ ω (ppm)
φs = q sw U :(Gds)1/2 (ft)
γ us
ωi :Gaya luas kritis untuk ukuran
φs : Debit muatan layang (lb/s)
sedimen di dari diagram '* ' (ft/s)
us : Kecepatan rata – rata muatan layang Pi :Presentase material tersedia dalam
(ft/s) ukuran fraksi i
ω : Kecepatan jatuh dari sedimen layang τ :Gaya geser yang bekerja disepanjang
(ft/s) dasar saluran (lb/ft2)
γs − γ  eb v ρ :Rapat massa (kg/m3)
qt = q bw + qsw = τv + 0,01  V : Kecepatan aliran (ft/s)
γ  tanα ω
d50 : Diameter partikel (ft)
γ  eb v 
qt = τv  + 0,01  D : Kedalaman (ft)
γ ) γs  tan α ω
Sedangkan untuk menghitung persentase
τ γ× D×S perbedaan dapat diprediksi perbedaan yang terjadi.
=
(γs − γ )d 50 (γS − γ )d 50 Maka dilakukan suatu perhitungan dengan rumus
berikut :
Q t (perhitungan ) − Q t (lapangan)
Dengan
Gw = γ × W × D × V ×100%
Q t (lapangan)
Qs = W × qt
Cn = Qs 3. METODOLOGI PENELITIAN
Gw Data Penelitian
Untuk sampel sedimen diambil pada titik dua.
Sampel tersebut kemudian dilakukan pengujian
analisa saringan dilaboratorium untuk mendapatkan
nilai d50 yang nantinya digunakan pada perhitungan.
Data yang digunakan untuk perhitungan analisis
yaitu :

Tabel 3.1. Data Muara Sungai Komering


Jenis Data Titik 1 Titik 2 Titik 3
Suhu (T) 80,6 80,6 80,6
2
Gravitasi (g) ft/s 32,2 32,2 32,2
Qt lap. (lb/s) 37,84 37,84 37,84
Ukuran partikel d50 (ft) 0,00295 0,00295 0,00295
Kedalaman Sungai (m) 10,1 14,4 10,1
Lebar sungai (m) 902 230 940
Berat jenis sedimen 2,64 2,64 2,64
Kecepatan aliran (m/s) 0,309 0,341 0,344

211
! "
:'$ #; < '' $ ) ' 5 # $
# ) / $0

Mulai Tabel 4.1. Data Titik Penelitian


V Qt T g
Lokasi d50 (ft) S
(ft/s) (lb/s) (F) (ft/s2)
Studi Pustaka Titik 1 1.014 37.84 0.00295 80,6 32.2 0.0000046

Titik 2 1.118 37.84 0.00295 80,7 32.2 0.000011


Pengumpulan Data
Titik 3 1.128 37.84 0.00295 80,8 32.2 0.000015

Qa v γ
D (ft) W (ft) A (ft2) γs(lb/ft3)
(ft3/s) (ft2/s) (lb/ft3)
Data Primer : Data Sekunder : 0. 92
)Foto lapangan )Peta lokasi 33.13 2958.56 14.941,1 49707.4 '5 62.23 164.29
x10
)Sampel sedimen )Qt lapangan
0. 92
)Sampel air sungai )Suhu 47.23 754.4 7099,56 26062.1 '5 62.23 164.29
x10
0. 92
35.09 3083.2 22.113,76 81892 '5 62.23 164.29
x10

Tabel 4.2. Rekapitulasi Nilai Q aliran dan V


Perhitungan Qt
1. Metode Yang Jenis Data Titik 1 Titik 2 Titik 3
2. Metode Englund and Hansen Kemiringan saluran(S) 0,0000046 0,000011 0,000015
3. Metode Bagnold 3
Q aliran (ft /s) 49707,35 26062,11 81892
4. Metode Laursen
Kecepatan aliran (m/s) 0,309 0,341 0,344
Kecepatan aliran (ft/s) 1,014 1,118 1,128
Perbandingan Qt terhadap data lapangan Sumber : Hasil perhitungan

Hasil dan pembahasan a. Metode


Tabel 4.3. Perhitungan dengan Metode Yang
Vcr/ log log
Kesimpulan Lokasi ω (ft/s) U ( ft/s) Re ω (ωd/v) (U/ω)
Titik 1 0.3937 0.5822 186.68 2.05 2.1012 0.1699
Selesai Titik 2 0.3937 0.6899 221.23 2.05 2.1012 0.2436

Titik 3 0.3937 0.5947 190.69 2.05 2.1012 0.1791


Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

log
4. ANALISIS DATA V.S/ω Vcr.S/ω (V.S/ω ) log Ct
Ct
Qa (ft3/s)
Qt
Setelah data – data yang diperlukan didapat, (ppm) (lb/s)
Vcr.S/ω)
kemudian dilakukanlah perhitungan angkutan 0.00085 0.00064 )3.6782 1.1704 14.805 49707.35 45.8
sedimen dengan menerapkan metode atau rumus
persamaan yang telah diterangkan pada Bab II. Dari 0.00179 0.00064 )2.9404 2.6454 12.57 26062.11 33.74
hasil yang didapatkan diketahui bahwa metode atau 0.00068 0.00064 )4.4162 1.2193 35.15 81892 68.78
rumus persamaan mana yang hasilnya hampir
Sumber : Hasil perhitungan
mendekati angka yang didapat dilapangan.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
beberapa metode yaitu : b. Metode
a. Metode 1 Tabel 4.4. Perhitungan Metode 2 3 '
b. Metode 2 3 '  
1
2
3
  
c. Metode 4 τo 0,05γs  d 50  τo  2
qs
Lokasi  
(lb/ft2) V (lb/fts2) (γs− γ) ×d50 
2   γs   (lb/fts)
d. Metode '  g − 1 
  γ  

Titik 1 0.645 9.422 0.00747 0.614 0.043

Titik 2 0.920 41.586 0.00747 1.3411 0.6601

Titik 3 0.683 4.294 0.00747 0.4204 0.1098

212
! "
:'$ #; < '' $ ) ' 5 # $
# ) / $0

Tabel 4.7. Rekapitulasi Nilai Konsentrasi Sedimen


Qs Cn Qa (ft3/s) Qt
Gw (lb/s)
(lb/s) (ppm) (lb/s) (Cn)
127.69 6532675.55 19.51 49707.35 60.47 Lokasi Metode Metode Metode Metode

497.97 4988867.21 15.83 26062.11 45.18 Yang Englund Bagnold Laursen


and Hansen
338.53 4867692.82 30.07 81892 75.82
14.805 13.28 2.054
Sumber : Hasil perhitungan Titik 1 19.51 ppm
ppm ppm ppm
12.57 11.64 1.940
Titik 2 15.83 ppm
c. Metode ppm ppm ppm
35.15 32.33 2.836
Tabel 4.5. Perhitungan dengan Metode 4 Titik 3
ppm
30.07 ppm
ppm ppm
Sumber : Hasil perhitungan
τ τo ω
Lokasi eb tan α
(γs − γ ) d 50 (lb/ft2) (ft/s)
Tabel 4.8. Rekapitulasi Debit Sedimen Total Qt
Titik 1 0.13 2.1433 0.45 0.645 0.3937
(perhitungan)
Titik 2 0.13 3.0555 0.45 0.920 0.3937
Lokasi Metode Metode Metode Metode
Titik 3 0.13 2.2701 0.45 0.683 0.3937 Yang Englund Bagnold Laursen
and Hansen
qt Cn Qt 45.80 41.07 6.354
Qs (lb/s) Gw (lb/s) Qa (ft3/s) Titik 1 60.47 lb/s
(lb/fts) (ppm) (lb/s) lb/s lb/s lb/s
33.74 36.54
Titik 2 45.18 lb/s 2.53 lb/s
lb/s lb/s
0.029 86.75 6532675.55 13.28 49707.35 41.07
68.78 45.16 11.44
26062.11 Titik 3 75.82 lb/s
0.1367 103.13 4988867.21 11.64 36.54 lb/s lb/s lb/s
Sumber : Hasil perhitungan
0.0726 223.84 4867692.82 32.33 81892 45.16
Sumber : Hasil perhitungan
Tabel 4.9. Rekapitulasi total debit sedimen
d. Metode berdasarkan metode yang digunakan
Tabel 4.6. Perhitungan di titik 2 dan 3 dengan
Metode Total Debit Sedimen (lb/s)
Metode '
Metode Yang 148.32
Metode Englund and Hansen 181.47
Lokasi U (ft) Re ρ τ' (lb/ft2)
Metode Bagnold 122.77

Titik 1 186.68 1.9326 0.001707 Metode Laursen 20.32


0.5822
Sumber : Hasil perhitungan
Titik 2 0.6899 221.23 1.9326 0.006693

Titik 3 0.5947 190.69 1.9326 0.000763


Sedangkan untuk persentase perbedaan debit
sedimen dihitung dengan rumus :
ω U 
τ* τc U/ω f   Gw (lb/s)
(ft/s)  ωi  Persentase Perbedaan =
0.05 0.015054 0.3937 1.4788 17 6532675.55 Q t perhitungan − Q t lapangan
× 100%
0.05 0.015054 0.3937 1.7524 17 4988867.21 Q t lapangan
0.05 0.015054 0.3937 1.5105 17 4867692.82

Qs Cn Qt
Ct (ppm) Qa (ft3/s)
(lb/s) (ppm) (lb/s)

0.0001765 18.53 2.054 49707.35 6.354

0.0000731 5.86 1.940 26062.11 2.53

0.0001767 13.82 2.836 81892 11.44


Sumber : Hasil perhitungan

213
! "
:'$ #; < '' $ ) ' 5 # $
# ) / $0

Tabel 4.10. Persentase perbedaan debit sedimen Jumlah angkutan sedimen total di muara
Persentase Rata – rata Sungai Komering dengan menggunakan metode
Metode Lokasi 4 dari hasil perhitungan didapatkan 122,77
perbedaan (%) perbedaan (%)
1
lb/s. Yang terdiri dari 3 titik yaitu titik 1 = 41,07.
21,04
Titik 2 = 36,54 dan titik 3 = 45,16
Metode Yang 2 10,83 37,87
3 81,76 7. SARAN
1 59,80
Metode Englund Pada penelitian untuk tugas akhir kali ini,
2 19,39 59,85 penulis menggunakan 4 metode perhitungan
and Hansen
3 100,36 angkutan sedimen. Untuk penelitian lebih lanjut
1 8,53 disarankan menambah metode lain sehingga dapat
Metode Bagnold 2 3,43 10,43 dilihat perbandingan hasil yang lebih beragam.
3 19,43 Karena walaupun metode Bagnold memberikan
1 94,39
hasil yang paling mendekati Qt lapangan tetapi
Metode Laursen 2 82,01 masih memiliki persentase perbedaan yang cukup
95,96
3
besar.
85,62
Sebelum melakukan penelitian sebaiknya data
Sumber : Hasil perhitungan
yang akan digunakan dilengkapi terlebih dahulu
5. Pembahasan agar perhitungan dapat dilakukan dengan akurat.
Pada tahapan menghitung total debit sedimen, Selain itu bila ingin mengembangkan penelitian
didapatkan hasil yang berbeda pada tiap titik untuk tentang muara sungai bisa dilakukan dengan
masing – masing metode. Nilai total debit sedimen menggunakan software computer untuk hasil yang
yang dihasilkan yaitu untuk metode Yang sebesar lebih maksimal.
148.32 lb/s. Metode Englund and Hansen sebesar
181.47 lb/s. Metode Bagnold sebesar 122.77 lb/s.
8. DAFTAR PUSTAKA
Metode Laursen sebesar 20.32 lb/s
Setelah didapat nilai debit angkutan sedimen Chow, Ven Te, 3 0
maka dilanjutkan dengan tahapan menghitung Erlangga, Jakarta, 1992.
persentase perbedaan debit sedimen antara kondisi Mokonio, Olviana, Analisis Sedimentasi di
di lapangan dengan hasil yang didapatkan dari Muara Sungai Saluwangko Desa Tounelet
perhitungan. Nilai rata – rata perbedaan persentase Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa. Jurnal
debit yang dihasilkan yaitu untuk metode Yang Sipil Statik ISSN, 2337 – 6732, 2013.
sebesar 37,87 %. Metode Englund and Hansen
Sarwan, Kajian Laju Angkutan Sedimen Pada
sebesar 59.85 %. Metode Bagnold sebesar 10.43 %.
Metode Laursen sebesar 82.01 % Sungai – Sungai di Sumatera Selatan. Institut
Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat Teknologi Bandung, Bandung, 2008.
dilihat dan ditentukan metode mana yang paling Saud, Ismail, Prediksi Sedimentasi Kali Mas
cocok untuk diterapkan pada muara sungai Surabaya. Jurnal Aplikasi ISSN, 1907 ) 753X,
komering sesuai dengan perbandingan Qt lapangan 2008.
dan Qt perhitungan. Dalam perhitungan tersebut,
Soemarto, C.D. 3 2 ' # .
metode Bagnold yang paling sesuai karena
memiliki perbedaan persentase terkecil terhadap Erlangga, Jakarta, 1993.
debit sedimen dilapangan yaitu 10,43 %. Standar Nasional Indonesia. No. 03 – 3424
Tahun 1994. ) > / , ? '
/ $ .
6. KESIMPULAN Yang, Chih Ted, $ ) ' ) * -
Dari hasil perhitungan untuk debit angkutan / ,) , . The McGraw Hill Companies,
sedimen total di Muara Sungai Komering Kota Singapore, 1996.
Palembang dengan menggunakan 4 metode, maka Yiniarti, ? ) ) # * < ) $ .
metode Bagnold yang paling sesuai. Karena setelah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
dilakukan analisis, hasil yang didapat memiliki Perencanaan, ITB, Bandung, 2001.
persentase perbedaan paling kecil dibandingkan
dengan 3 metode lainnya yaitu 10,43 %.

214
! "
:'$ #; < '' $ ) ' 5 # $
# ) / $0

215
! "

Anda mungkin juga menyukai