Oleh :
● Peristiwa Pidana
● Delik
● Pelanggaran Pidana
● Perbuatan yang boleh dihukum
● Perbuatan yang dapat dihukum
● Perbuatan Pidana.
Tindak Pidana merupakan suatu perbuatan atau rangkaian perbuatan manusia yang
bertentangan dengan Undang-Undang atau aturan Undang-Undang lainnya, terhadap perbuatan
mana diadakan tindakan hukum.
1. Perbuatan manusia, baik dalam arti perbuatan positif (berbuat) maupun perbuatan negatif
(tidak berbuat);
3. Melawan hukum;
Tindak Pidana Penyeludupan menurut Keppres No 73 Tahun 1967, pada Pasal 1 ayat 2
ialah tindak pidana yang berhubungan dengan pengeluaran barang atau uang dari Indonesia ke
luar negeri ( ekspor ) atau pemasukan barang atau uang dari luar negeri ke Indonesia ( impor ).
Sejarah Bea dan Cukai Sejak jaman dahulu Indonesia merupakan pintu bagi masuknya
barang yang dibawa oleh berbagai pedagang yang berasal dari belahan bumi, masuknya barang
dari luar Indonesia dan keluarnya barang ataupun hasil pertanian, perkebunan, dam rempah-
rempah dari Indonesia. Lembaga yang mengawasi jalur masuk dan keluar pada waktu itu masih
bersifat lokal semenjak zaman kerajaan di Indonesia, sesuai wilayah kerajaannya. Sejak
penjajahan Hindia Belanda melalui VOC, barulah ada pengawasan.
Pada masa Hindia Belanda tersebut, masuk pula istilah douane untuk menyebut petugas
Bea Cukai. Pemerintah Belanda pada Tahun 1818 menetapkan tarif kolonial pertama yang
tersebut didalam Regerings Reglemen tentang pemungutan bea masuk dan bea keluar di Jawa
dan Madura. Tarif kolonial tersebut mengalami perubahan dan penambahan kemudian diganti
dengan Undang-Undang Tarif Tahun 1865 Tanggal 1 Januari 1866.
Tugas-tugas pokok Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tersebut antara lain:
● Melaksanakan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar
daerah pabean
● Melaksanakan pemungutan bea masuk
● Melaksanakan pemungutan BHNK cukai
● Melaksanakan pemungutan pajak lainnya yang ditugaskan pada Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai
● Menyelenggarakan praktik kepabeanan internasional sesuai dengan persetujuan
perdagangan internasional.
● Sanksi pidana atas pengubahan data dari pembukuan (Pasal 104 huruf b)
● Sanksi pidana atas penghilangan data dari dokumen kepabeanan (Pasal 104 huruf
c)
● Sanksi pidana atas penyediaan blangko faktur perusahaan asing (Pasal 104 huruf
d)
● Sanksi pidana terhadap badan hukum yang melakukan tindak pidana (Pasal 108)
● Barang hasil tindak pidana penyelundupan dan alat angkut yang terlibat dalam
tindak pidana penyelundupan dirampas untuk negara (Pasal 109)
Bab 3 Kesimpulan
1) Faktor terjadinya tindak pidana penyelundupan manusia bermacam-macam, namun,
yang saat ini menjadi penyebab utama terjadinya penyelundupan manusia ialah karena
faktor keamanan serta tidak stabilnya perekonomian di negara asal orang-orang asing
tersebut. Selain itu, keinginan untuk memperbaiki penghidupan serta keberhasilan dari
para migran sebelumnya menjadi faktor banyaknya migran yang meminta untuk
diselundupkan.
2) Proses penegakan hukum tidak pernah lepas dari berbagai kendala begitu pula proses
penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana penyelundupan manusia. Kendala
penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana penyelundupan manusia diantaranya,
kurangnya SDM PPNS Keimigrasian, sulitnya membedakan korban dengan aktor
intelektual penyelundupan manusia, sulitnya melacak keberadaan orang asing yang
telah meninggalkan tempat pemeriksaan imigrasi, dan permasalahan koordinasi dengan
Polri.
3) Bahwa penyebab utama dari kejahatan dibanyak negara adalah ketimpangan sosial,
diskriminasi rasial dan diskriminasi nasional, standard hidup yang rendah,
pengangguran dan kebutahurufan (kebodohan diantara golongan besar penduduk)
Indonesia tidak akan pernah bisa lepas dari lalu lintas orang asing dikarenakan globalisasi
dan faktor wilayah negara Indonesia sendiri. Sepantasnya selective policy sebagaimana yang
diamanatkan oleh UU Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Imigrasi dijalankan secara ketat dan
maksimal.
Indonesia memiliki hak untuk memilih orang-orang yang dapat masuk ke Indonesia
sehingga Indonesia tidak dirugikan dengan keberadaan orang asing. Pemerintah harus tegas
terhadap arus orang asing yang masuk dan keluar Indonesia tanpa mengesampingkan aspek
kemanusiaan.
Bekerjanya hukum pidana selamanya harus dilihat dari keseluruhan konteks kulturalnya.
Ada saling pengaruh antara hukum dengan faktor-faktor lain yang membentuk sikap dan
tindakan kita. Faktanya dengan adanya Undang-Undang Kapabean, Penyelundupan masih
terjadi. Undang-Undang Kapabean yang memuat tentang larangan penyelundupan di bidang
impor masih sulit untuk diminimalisir
Upaya penegakan hukum tidak pernah lepas dari kendala. Evaluasi dan peningkatan instansi
imigrasi menjadi hal penting dan prioritas guna meningkatkan kinerja imigrasi.
Upaya pemerintah untuk memberantas setiap tindak kejahatan adalah bertujuan untuk
menciptakan suasana yang tentram serta damai agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan
lancar tanpa memenuhi hambatan yang berarti. Penyelundupan adalah salah satu jenis kejahatan
yang sangat membahayakan perekonomian negara, apalagi Negara Indonesia harus mewujudkan
cita-cita yang terdapat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu memajukan
kesejahteraan umum.
Referensi
1. Arifin dan Agung Tri Safari, Op. Cit. Hal. 113
2. Ryan Firdiansyah Suryawan, Op. Cit. Hal. 5
3. Bab IV Scholar Unand.ac.id faktor tindak pidana penyelundupan
4. http://annisaapriliastory.blogspot.com/2015/02/makalah-tindak-
pidana-penyelundupan.html
5. Eddhi Sutarto, Op.Cit. hlm. 101.
6. Tongat. 2012. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia Dalam Perspektif
Pembaharuan. Malang. UMM Pers. Hlm 95
7. R Tresna Azas-Azas Hukum Pidana, PT Tiara Bandung 1959,hlm 27
8. Barda Nawawi Arief, beberapa aspek kebijakan penegak dan pengembangan
hukum pidana, penerbit PPT. Citra Aditya Bakti Bandung 1998, hlm 41-42
9. Andenaes, Does Punishment Deter Crime?, New York 1972, hlm 346.
10. Barda Nawawi Arief, Op.cit h 47
11. Soerjono soekanto, faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum,
(Jakarta: Rajawali Pers cetakan ke-10, 1983) h 25