Anda di halaman 1dari 10

Studi Kasus Kejahatan Penyelundupan Lintas Negara yang Mengancam Keamanan Global

Disusun oleh: Feraldi Agustino

NIM: 21.C1.0070

Unika Soegijapranata
Latar Belakang

Penyelundupan adalah perbuatan ilegal atau perbuatan melanggar hukum membawa


barang atau manusia secara sembunyi dan bertentangan dengan undang-undang. Penyebab
utama terjadinya penyelundupan biasanya ada pada sektor Perdagangan Ilegal atau orang-
orang biasanya menyebut Black Market yang berarti “Pasar Gelap”, disana orang-orang
bebas menjual apa saja seperti narkoba, barang curian, manusia, barang-barang ilegal yang
menghindari cukai, senjata, hingga hewan yang dilindungi pun dijual di Black Market.
Penyelundupan juga termasuk kedalam kejahatan lintas negara yang mengancam keamanan
dan kemakmuran secara global, untuk mengatasi maka di bentuklah perjanjian internasional
yang disebut United Nations Convention on Transnational Organized Crime-UNTOC yang
dibentuk pada tahun 2000 untuk menanggulangi kejahatan lintas negara. Penyelundupan
barang impor diatur dalam Pasal 102 huruf (a) & Pasal 102B Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1995 Tentang Kepabeanan

Penyelundup barang biasanya dilakukan oleh sindikat kriminal dan bergerak secara
berkelompok, jadi tidak mudah untuk menangkap pelaku kejahatan yang melakukan
penyelundupan barang ilegal tersebut secara bersamaan. Biasanya mereka menyelundupkan
barang-barang terseb ut melalui jalur laut dan udara, seperti salah satu contoh kasus dirut
garuda yang menyelundupkan motor harley di dalam pesawat secara ilegal yang melanggar
aturan kepabeanan yakni melanggar Pasal 102 huruf (e) Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun
2006 tentang Kepabean, dan juga ada kasus penyelundupan narkotika asal Malaysia ke
Indonesia melalui jalur laut yang berhasil digagalkan oleh BNN pada 14 Juni 2015, ancaman
hukuman tersangka terancam Pasal 114 ayat 2, 112 ayat 2 Jo Pasal 132 ayat 1, UU Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman maksimal pidana mati. Selain itu
jugs ada kasus SmartPhone ilegal yang dilakukan oleh pemilik PS Store karena diduga
menjual hp HDC (Palsu atau KW) walaupun ia membantah tidak melakukan hal tersebut,
tetapi pada tahun 2017 pemilik PSTORE tersebut pernah ditangkap oleh Dirjen Bea Cukai
karena diduga barang yang dibelinya belum menyelesaikan kewajiban Pabean.
Pabean sendiri adalah instasi yang mengawasi dan mengurus bea impor dan ekspor
melalui jalur darat, laut, maupun udara dan berhubungan dengan aktivitas pengawasan barang
yang masuk atau keluar dari daerah pabean sesuai undang-undang yang berlaku. Ekspor dan
Impor merupakan merupakan kegiatan ekonommi yang sangat penting untuk memacu
perdagangan internasional, ekspor memiliki dampak positif bagi perekonomiannya yaitu
meningkatkan laba, membuka pasar baru di luar daerah pabean, menghasilkan devisa untuk
negara dimana hal tersebut merupakan aset dan kewajiban finansial, dan dapat bersaing di
pasar internasional, dan dampak impor bagi negara bisa mempertahankan stabilitas harga
produk lokal, memenuhi kebutuhan dalam negri.

Penyelundupan manusia memiliki 2 bentuk yaitu seperti imigran gelap dan


perdagangan manusia, biasanya orang-orang imi masuk ke negara tujuan secara ilegal dan
tidak mengikuti undang-undang migrasi di negara tersebut tanpa izin dan tidak masuk melalui
pintu utama. Salah satu kekacauan yang ada di beberapa negara juga disebabkan oleh populasi
yang sangat besar, yang disebabkan oleh imigran gelap tersebut dan berakibat adanya konflik,
peperangan, hingga bisa saja menyebabkan genosida. Sedangkan penyulundupan manusia
yang berbentuk perdagangan manusia “HUMAN TRAFFICKING” merupakan salah satu
kejahatan lintas negara yang menggunakan kekerasan, penipuan, atau pemaksaan untuk
melakukan hal yang melanggar hukum seperti perbudakan, tenaga kerja yang dipaksa, dan
melakukan tindakan seks atau bahkan menjual organ-organ dalamnya untuk keuntungan satu
orang atau sindikat kriminal. Perdagangan manusia diatur dalam Pasal 297 KUHP, UU RI
Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Dalam Protokol Palermo ayat tiga, definisi aktivitas transaksi perdagangan manusia
pada umumnya meliputi perekrutan, pengiriman, pemindah-tanganan, penampungan atau
penerimaan orang (Protokol Palermo adalah suatu perjanjian yang berisi sebuah perangkat
hukum mengikat yang menciptakan kewajiban bagi semua negara yang menyetujui untuk
mencegah, dan menghukum penjualan trafficking manusia khususnya perempuan dan anak-
anak). Salah satu contoh kasus perdagangan manusia yang ditemukan terdapat di negara
Filipina dengan kedok TKI/TKW yang di iming-imingi pekerjaan yang layak dengan gaji
yang tinggi dan fasilitas yang menjanjikan, namun pada akhirnya TKI/TKW tersebut
digunakan sebagai budak, pekerja seks komersil, hingga perdagangan organ tubuh.
Penyelundupan Senjata Api marak terjadi di Papua dengan organisasi Aliansi
Demokrasi untuk Papua (ALDP) menyatat penyelundupan senjata api mencapai 56 senjata
sepanjang 2010 – 2022, dan selama covid 19 banyak transaksi senjata secara diam-diam
(penyelundupan) dengan jumlah 12 pucuk senjata tahun 2020, dan 18 pucuk senjata pada
tahun 2021. Penyelundupan senjata di warga sipil pun sekarang sudah banyak yang
melakukan transaksi senjata ilegal dikarenakan banyaknya “Penyokong” yang memberikan
senjata pada warga sipil secara ilegal, biasanya mereka merakit sendiri senjata tersebut atau
ada pihak-pihak tertentu yang memberikan mereka senjata yang legal dipakai oleh Polisi atau
TNI. Kepemilikan senjata api telah diatur dalam Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun
1951. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951
menyebutkan “Barangsiapa yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia membuat, menerima,
mencoba, memperoleh, menyerahkan, atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa,
mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut,
menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api,
amunisi, atau sesuatu bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara
seumur hidup atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya dua puluh tahun”.

Penyelundupan satwa liar dilindungi di Gorontalo diserahkan ke JPU (Jaksa Penuntut


Umum) Kejaksaan Tinggi Gorontalo pada 17 Maret 2023, Satwa liar yang dilindungi ada tiga
(tiga) ekor bekantan (Nasalis Larvatus) dengan kondisi 1 (satu) ekor dalam keadaan mati serta
2 (dua) ekor owa jenggot putih (Hylobates albibarbis). Kasus ini terkuat karena adanya
informasi dari masyarakat yang melihat satwa liar di dalam mobil minibus, lalu setelah dapat
laporan tim Balai Gakkum LHK Wilayah III Manado bersama Balai KSDA Sulawesi Utara
menuju lokasi untuk mengamankan satwa liar tersebut. Perbuatannya telah melanggar
ketentuan Pasal 40 ayat (2) jo, Pasal 21 ayat (2) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Dya Alam Hayati dan Ekosistemnya dengan
ancaman hukuman pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak 100
juta rupiah.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kepabean mengatur terkait adanya masalah penyelundupan ilegal yang


menyelundupkan lewat jalur-jalur tertentu yang lolos dari kepabean?
2. Rentannya sistem keamanan di Kepabean yang dimanfaatkan oleh sekelompok
penyelundup terutama di Papua yang bahkan kasusnya sering terdengar keluar masuk
senjata api seolah-olah tidak ada Kepabean yang mengatur disana
3. Dugaan ini didasarkan pada data-data intelejen yang menunjukan aktivitas
penyelundupan melalui pelabuhan atau jalur-jalur tertentu yang tidak terjangkau oleh
Kepabean, untuk menguji kebenaran ini, maka akan dilakukan pengawasan, dan
penyelidikan yang lebih lanjut oleh Kepabean.
Tinjauan Pustaka

Pengertian penyelundupan

Penyelundupan adalah suatu kasus kejahatan menyimpang dari norma dan perilaku
perbuatan melanggar hukum yang berasal dari kata selundup, yang berarti menyelunduk,
menyuruk, atau masuk dengan sembunyi-sembunyi, penyelundupan juga kerap diartikan
sebagai pemasukan barang secara gelap karena menghindari bea. Penyelundupan juga
termasuk kedalam kejahatan lintas negara (Transnasional Crime) yang dimana tindak
kejahatan tersebut merugikan 2 atau lebih Negara yang dapat menjadi ancaman serius bagi
keamanan juga kemakmuran Global.

Pengertian penyelundupan menurut para Ahli:

Menurut Andi Hamzah, penyelundupan adalah perbuatan sehari-hari dimana seseorang


secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi memasukkan dan mengeluarkan barang ke luar
atau dalam negri dengan tujuan tertentu , salah satunya untuk menghindari bea cukai,
perdagangan manusia, menghindari larangan yang dibuat seperti narkotika, senjata, amunisi,
barang-barang ilegal dan sebagainya yang mengancam keamanan.

Menurut Baharudin Lopa, penyelundupan adalah (smuggling atau smokkle) adalah


mengimpor atau mengantar pulaukan barang dengan tidak memenuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan tidak memenuhi formalitas Pabean (douaneformaliteiten).

Menurut Soufnir Chibro, tindak pidana penyelundupan adalah tindak pidana yang
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan masyarakat, baik dari segi kehidupan sosial,
politik, ekonomi dan kebudayaan yang berskala internasional, tentu saja tindak pidana
tersebut merugikan negara-negara dalam aspek ekonomi, politik, kehidupan bermasyarakat,
budaya, dan kehidupan sosial yang ada di berbagai negara.

Menurut Poernomo, dalam ketentuan Pasal 102 Undang-Undang lama termasuk


kedalam BAB XIV yang berjudul ketentuan pidana, perubahan dalam Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2006. Ketentuan Pasal 102 mengatur tentang sanksi pidana terhadap pelaku
penyelundupan yang lebih dipertegas dan diperberat.

Isi dari Pasal 102 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006;

a. Mengangkut barang impor yang tidak tercantum dalam manifest sebagaimana


dimaksud dalam pasal 7A ayat (2).
b. Membongkar barang impor diluar kawasan pabean atau tempat lain tanpa izin kepada
kantor pabean.
c. Membongkar barang impor yang tidak tercantum dalam pemberitahuan pabean
sebagaimana dimaksud pasal 7A ayat (3).
d. Membongkar atau menimbun barang impor yang masih dalam pengawasan pabean
ditempat selain tempat tujuan yang ditentukan dan/izinkan.
e. Menyembunyikan barang impor secara melawan hukum.
f. Mengeluarkan barang impor yang diselesaikan kewajiban pabeannya dari kawasan
pabean atau dari tempat penimbunan atau dari tempat lain dibawah pengawasan
pabean tanpa persetujuan pejabat bea dan cukai yang mengakibatkan tidak
terpenuhinya pungutan negara berdasarkan undang-undang ini.
g. Mengangkut barang impor dari tempat penimbunan sementara atau tempat
penimbunan terikat yang tidak sampai ke kantor pabean tujuan dan tidak dapat
membuktikan bahwa hal terrsebut diluar kemampuannya.
h. Dengan sengaja memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang impor dalam
pemberitahuan pabean secara salah dipidana karena melakukan penyelundupan
dibidang impor dengan pidana paling singkat 1 (satu) tahun pidana penjara paling
lama 10 tahun dan pidana denda paling sediit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta) dan
paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Pasal 102 A Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabean;

a. Mengekspor barang tanpa menyerahkan pemberitahuan pabean.


b. Dengan sengaja memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang ekspor dalam
pemberitahuan pabean secara salah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11A ayat (1)
yang mengakibatkan tidak terpenuhinya pungutan negara dibidang ekspor.
c. Memuat barang ekspor diluar kawasan pabean tanpa izin kepada kantor pabean.
d. Mengangkut barang ekspor tanpa dilindungi dengan dokumen yang sah dipidana
karena melakukan penyelundupan dibidang ekspor dengan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Menurut Kartono, definisi kejahatan adalah secara yuridis formal, kejahatan adalah
bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), yang
merupakan masyarakat, sosial sifatnya dan melanggar hukum serta melanggar Undang-
Undang pidana. Secara sosiologis, kejahatan adaah ucapan, perbuatan dan tingkah laku secara
ekonimis, politis, dan sosial psikologis yang sangat merugikan orang lain, melanggar norma
susila, dan juga mengancam atau membahayakan keselamatan masyarakat.

Pengertian Kejahatan Transnasional

Kejahatan transnasional adalah bentuk kejahatan lintas negara yang dapat merugikan
dan mengancam berbagai negara dalam segi ekonomi, sosial, keamanan, dan kemakmuran
karena melibatkan beberapa negara, pelaku kejahatan ini melewati batas-batas negara yang
telah diatur dan ditetapkan oleh negara tersebut untuk melakukan aktivitas kriminal
melanggar hukum yang memberikan dampak kepada negara asal dan negara yang terlibat.
Istilah kejahatab transnasional adalah hasil pengembangan karakteristik bentuk kejahatan
kontemporer yang disebut organized crime (kejahatan terorganisir) pada tahun 1970. Istilah
ini digunakan untuk menjelaskan kompleksitas pada kejahatan-kejahatan internasional yang
berdampak pada pelanggaran hukum diberbagai negara yang berbahaya di tingkat
internasional. Dan bentuk-bentuk kejahatan transnasional adalah kejahatan tersebut dilakukan
lebih dari satu negara, kejahatan dilakukan disatu negara tetapi berdampak pada negara lain,
kejahatan dilakukan dalam suatu negara tetapi melibatkan kelompok kriminal terorganisasi
yang terlibat kejahatan transnasional.

PBB telah menetapkan jenis-jenis kejahatan transnasional sebagai berikut;

1. Perdagangan perempuan dan anak.


2. Imigrasi ilegal
3. Pencucian uang (money laundry)
4. Perdagangan narkoba
5. Perdagangan senjata
6. Pernyelundupan senjata nuklir
7. Kejahatan terorganisir transnasional dan terorismme
8. Pencurian dan penyelundupan kendaraan
9. Perdagangan organ/tubuh manusia
Pendapat para Ahli tentang kejahatan transnasional:

Menurut Gerhard O.W. Mueller, kejahatan transnasional diciptakan oleh PBB untuk
mengidentifikasi fenomena pidana yang telah melampaui garis batas negara.

Menurut Prof. Dr. M. Iman Santoso terhadap proses migrasi global yang identik
dengan transnasionalisasi imigrasi atau transnasional migrasi adalah “Manusia secara
perorangan atau berkelompok dari berbagai tingkatan dan selalu disertai oleh berbagai
aspek kehidupan, yang terus bergerak dari satu wilayah negara ke berbagai negara lain
baik untuk tinggal sementara atau menetap. Serta bersifat multidimensi dengan berbagai
dampaknya sebagai suatu strategi di dalam rangka mencari peluang yang lebih baik.”

Menurut Dougherty, dalam bukunya Budi Winarno mengatakan bahwa “Global Issues
adalah question, problems, dilemmas, and challenge, yang berkaitan dengan kebutuhan
dasar dari International peace, security, order, justice, freedom, dan progressive
development. Isu-isu ini mempunyai ciri khas seperti disagreement and conflict, namun
demikian global issues ini tidak bisa di desentralisasika dalam nation-states, dan bahkan
dalam sistem international, karena kejahatan transnasional adalah isu global.”

Menurut McFarlane kejahatan transnasional kini tumbuh dan semakin menjadi besar
dan mengancam eksitensi mannusia, masyarakat, negara, nilai-nilai, dan agama yang
dianut setiap bangsa dikawasan Asia Tenggara .

Menurut Martin dan Romano, kejahatan transnasional dapat didefinisikan sebagai


perilaku organisasi yang melibatkan dua negara atau lebih dan perilaku tersebut
didefinisikan sebagai kriminal oleh setidaknya salah satu negara tersebut karena alasan
telah mengancam keamanan atau melanggar peraturan yang ada di negara tersebut.

Bassiouni mengatakan unsur dari kejahatan transnasional yakni;

1. Suatu perbuatan yang memiliki dampak tidak hanya satu negara, melainkan di
beberapa negara.
2. Perbuatan yang memberikan efek taupun dampak pada warga dari berbgai
negara/bukan hanya satu negara.
3. Metode maupun fasilitas yang digunakan dalam kejahatan melewati batas dari
teritorial suatu negara.

Anda mungkin juga menyukai