( Human Trafficking )
=
segala transaksi jual beli terhadap
manusia.
Sejarah Human trafficking terjadi semenjak adanya
perbudakan. Diantara salah satu sebab suburnya
perbudakan waktu itu adalah seringnya terjadi
peperangan antar bangsa, di samping terdapat faktor
lain seperti perampokan, perampasan, penculikan,
kemiskinan, ketidakmampuan dalam membayar hutang
dan lain sebagainya, serta didukung pula dengan
adanya pasar budak pada masa itu.
Perdagangan Orang
( Human Trafficking )
=
segala transaksi jual beli terhadap
manusia.
Beberapa konvensi Internasional yang telah mengatur tentang hal ini antara lain :
Selain pengaturan secara internasional berbentuk konvensi, terdapat juga pengaturan dalam
Protokol Palermo ( Protocol to Prevent, Suppress ang Punish Traffikking in Person, Especially
Women and Children, Supplement the United Nation Convention Againtst Transnational
Organization Crime/ Protokol tentang Mencegah, Menindak dan Menghukum (Pelaku)
Menurut United Nation dan Protokol Palermo serta Keputusan
Presiden Republik Indonesia nomor 88/ 2002 tentang Rencana Aksi
Nasional Penghapusan Perdagangan (Trafiking) Perempuan Dan Anak:
Perdagangan manusia dalam sudut pandang Hak Asasi Manusia (HAM) Pasal 20 ayat
(1) dan (2) undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa
perbudakan dan penghambaan, perdagangan budak, perdagangan wanita dan
segala perbuatan berupa apapun yang tujuannya serupa dilarang.
Bentuk-bentuk Perbuatannya:
Perekrutan
Pengangkutan
Penampungan
Pengiriman
Pemindahan
Penerimaan
Pasal 54 UU No. 21 Tahun 2007 juga memuat adanya kewajiban bagi negara
melindungi korban berada di luar negeri yang memerlukan perlindungan hukum akiba
tindak pidana perdagangan orang.