Anda di halaman 1dari 4

PERLINDUNGAN ANAK DAN PEREMPUAN MERUJUK KEPADA UU

PERLINDUNGAN ANAK
RAODATUL JANNAH
2020010054

Abstrak
Perdagangan adalah suatu perkumpulan gelap oleh beberapa orang di lintas nasional dan
perbatasan internasional, sebagian besar berasal dari negara-negara yang berkembang dengan
perubahan ekonominya, dengan tujuan akhir memaksa wanita dan anak-anak perempuan
bekerja di bidang seksual dan penindasan ekonomis dan dalam keadaan eksploitasi untuk
kepentingan agen, penyalur, dan sindikat kejahatan, sebagaimana kegiatan ilegal lainnya
yang berhubungan dengan perdagangan seperti pembantu rumah tangga, perkawinan palsu,
pekerjaan gelap, dan adopsi.
Kata Kunci : Perdagangan orang, pekerja illegal.
PENDAHULUAN misalnya kerja paksa atau pelayanan
paksa, perbudakan, atau praktik serupa
Perdagangan orang merupakan
perbudakan itu. Pelaku tinak pidana
salah satu bentuk perlakuan terburuk dari
Trafficking melakukan perekrutan,
pelanggaran harkat dan martabat
pengangkutan, pemindahan,
manusia,tindak pidana perdagangan orang,
penyembunyian atau penerimaan orang
khususnya perempuan dan ana, telah
untuk tujuan menjebak, menjerumuskan
meluas dalam bentuk jaringan kejahatan
atau memanfaatkan orang tersebut dalam,
baik terorganisasi maupun tidak
Perdagangan orang sebagai Tindak
terorganisasi. Tindak pidana perdagangan
Kejahatan Transnasional, diakses tanggal 3
orang bahkan melibatkan tidak hanya
Januari 2016.
perorangan tetapi juga korporasi dan
penyelenggaraan Negara yang Menurut Undang- Undang No. 21
menyalahgunakan wewenang dan tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak
kekuasaannnya. Jaringan pelaku tindak Pidana Perdagangan Orang yang dimaksud
pidana perdagangan orang memiliki dengan perdagangan orang adalah :
jangkaun operasi tidak hanya antar “Tindakan perekrutan, pengangkutan,
wilayah dalam negeri tetapi juga antar penampungan, pengiriman, pemindahan,
Negara, praktek perdagangan orang atau penerimaan seseorang dengan
tersebut menjadi ancaman serius terhadap ancaman kekerasan, penggunaan
masyarakat, bangsa dan Negara,serta kekerasan, penculikan, penyekapan,
terhadap norma-norma kehidupan yang pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan
dilandasi penghormatan terhadap hak asasi kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan
manusia sehingga upaya pencegahan dan utang, atau memberi bayaran atau manfaat,
pemberantasan tindak pidana perdagangan sehingga memperoleh persetujuan dari
orang serta perlindungan dan rehabilitasi orang yang memegang kendali atas orang
korban perlu dilakukan baik pada tingkat lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam
nasional, regional maupun internasional. negara maupun antar negara, untuk tujuan
eksploitasi atau mengakibatkan orang
Fenomena perdagangan
tereksploitasi” Pengertian perdagangang
perempuan dan anak sudah lama
orang dalam Undang-Undang No. 21 tahun
berkembang di berbagai Negara, seperti
2007 tentang Pemberantasan Tindak
Saudi Arabia, Jepang, Malasysia,
Pidana Perdagangan Orang itu tidak jauh
Hongkong, Taiwan,Singapura dan
berbeda dengan pengertian dalam protokol
termasuk juga Indonesia. Tidak ada
yang 3 Ibid, hlm 10. dikeluarkan oleh
Negara yang kebal terhadap Trafficking
PBB.
setiap tahunnya diperkirakan 600.000-
800.000 laki-laki, perempuan dan anak
yang diperdagangkan secara internasional
diperjual belikan untuk eksploitasi seksual
Perempuan dan anak adalah kelompok
yang paling banyak menjadi koban tindak
pidana Trafficking.
Korban diperdagangkan tidak
hanya untuk tujuan pelacuran atau bentuk
eksploitasi seksual lainnya, tetapi juga
mencakup bentuk eksploitasi lainnya,
PEMBAHASAN Pasal 47:
Pengaturan Perlindungan Hukum Untuk melindungi saksi dan/atau korban
Terhadap Korban Trafficking Anak dan perlu dibentuk pusat pelayanan
Perempuan. Perlindungan Hukum terhadap terpadupada setiap kabupaten/kota dalam
perempuan dan anak terdapat dalam Pasal hal saksi dan atau organ mendapatkan
351 sampai dengan Pasal 355 KUHP, yang ancaman,POLRI wajib memberikan
masuk dalam ketentuan pasal-pasal perlindungan baik sebelum, selama
tersebut mengenai penganiayaan, bagi maupun sesudahproses pemeriksaan
pelaku penganiayaan berat maupun ringan perkara.
diancam dengan hukuman penjara, Pasal
Pasal 48:
6Muladi, Hak Asasi Manusia, Pilitik dan
Sistem Peradilan Pidana, BP UNDIP, Setiap korban tindak pidana perdagangan
Semarang, 1987, hlm. 23. 356 KUHP orang atau ahli warisnya berhak
memberikan sepertiga dari ancaman pada mendapatrestitusi, berupa ganti kerugian
penganiayaan yang dilakukan terhadap atas kehilangan kekayaan/penghasilan,
orang di luar anggota keluarganya, penderita-an,perawatan medis/psikologis,
beberapa pengaturan perlindungan Hukum kerugian lain yang diderita korban akibat
terhadap korban Trafficking Anak dan perdaganganorang.
Perempuan antara lain: 1. Perlindungan
Saksi dan Korban Tindak Pidana Pasal 49:
Perdagangan Orang. Pelaksanaan restitusi dilaporkan kepada
Pasal 43: ketua pengadilan dan diumumkan di
papanpengumum-an.
Ketentuan mengenai perlindungan saksi
dan korban dalam perkara tindak Pasal 50: Apabila restitusi tidak dipenuhi
pidanaperdagangan orang dilaksanakan sampai dengan batas waktu yang telah
berdasarkan Undang-Undang Nomro 13 ditentukan,korban dan /atau ahli warisnya
Tahun2006 tentang perlindungan Saksi memberihtahukan hal tersebut kepada
dan Korban, Kecuali ditentukan dalam pengadilandan apabila pelaku tidak
Undang-Undang. mampu membayar ganti kerugian, maka
pelaku dikenai pidana kurungan paling
Pasal 44: lama 1 tahun.
Saksi dan korban berhak memperoleh Pasal 51:
kerahasiaan identitas.
Dalam hal korban mengalami trauma atau
Pasal 45: penyakit yang membahayakan dirinya
akibat tindak pidana perdagangan orang
Pembentukan ruang pelayanan khusus
sehingga memerlukan pertolongan segera.
pada kantor kepolisian guna
melakukanpemeriksaan di tingkat
penyidikan.
Pasal 46:
Untuk melindungi saksi dan/atau korban
perlu dibentuk pusat pelayanan
terpadupada setiap kabupaten/kota.
SARAN
KESIMPULAN
Perlindungan korban perdagangan Diharapkan agar dilakukan upaya
orang dapat mencakup bentuk reformulasi dalam aspek perlindungan
anak dan perempuan-perempuan di
perlindungan yang bersifat abstrak (tidak
Indonesia maupun luar negri, hukuman
langsung) maupun yang konkret
bagi pelanggar kekerasan terahadap anak
(langsung). Perlindungan yang abstrak dan perempuan-perempuan harus dihukum
pada dasarnya merupakan bentuk sesuai peraturan perundang-undangan,
perlindungan yang hanya bisa dinikmati hingga pada evaluasi atas kekerasan dan
atau dirasakan secara emosional pelecehan teradap perempuan.
(psikis),seperti rasa puas (kepuasan).
Sementara itu, perlindungan yang kongkret UCAPAN TERIMA KASIH
pada dasarnya merupakan bentuk
perlindungan yang dapat dinikmati secara Ucapan terima kasih saya saya
nyata, seperti pemberian yang berupa atau ucapkan kepada rekan-rekan saya yang
bersifat materii maupun non-materi. banyak memberikan masukan sehingga
Pemberian yang bersifat materi dapat dapat menyelesaikan artikel dan juga
keluarga yang selalu men-support dan
berupa pemberian kompensasi atau
mendukung sehingga artikel ini selesai
restitusi, pembebasan biaya hidup atau tepat pada waktunya.
pendidikan. Pemberian perlindungan yang
bersifat non-materi dapat berupa
pembebasan dari ancaman, dari DAFTAR PUSTAKA
pemberitaan yang merendahkan.
Modus perdagangan manusia yang Alisaputri, F. M., Permatahati, V. S., &
terjadi dapat dipetakan secara sosiologis. Rifa, M. A. (2020). Upaya Pemerintah
Modus perdagangan manusia yang Dalam
terjadi dapat dipetakan secara sosiologis Memberikan Perlindungan Hukum
sebagai berikut. Para agen melakukan Terhadap Perempuan Korban Kekerasan.
perekrutan dengan berbagai cara dan Prosiding
propaganda. Kemudian, mereka mencari HUBISINTEK, 1, 84-84.
agen di tempat lain sebagai penerima. BBC News. (2019). Pelecehan seksual di
Kedua, dalam situasi tertentu mereka ruang publik: Mayoritas korban berhijab,
bahkan menggunakan kekerasan dan bercelana
intimidasi, penipuan dan penculikan panjang dan terjadi di siang bolong.
sampai pada penjeratan hutang dan https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
penggunaan kekuasaan. Tentunya, modus 49014401, Diakses Pada 04 Januari 2021.
yang tak baru adalah mengeksploitasi. Fadlurrahman, L. (2014). Kinerja
Implementasi Kebijakan Penanganan
Perempuan Korban
Kekerasan. JKAP (Jurnal Kebijakan dan
Administrasi Publik), 18(2), 161-184.

Anda mungkin juga menyukai