4/Apr/EK/2021
158
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
159
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
160
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
161
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
162
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
dengan nilai-nilai yang hidup dan dianut dalam seksual; atau dengan tipu daya membuat
masyarakat Indonesia. seseorang terjerat dalam praktik prostitusi;
Konteks hukum yang hidup dalam atau pengguna jasa layanan seksual
masyarakat, yaitu kegiatan prostitusi adalah melakukannya dengan anak di bawah umur
kegiatan yang tercela, melanggar norma dan baik dengan paksaan maupun tanpa paksaan.
tidak patut sehingga tidak hanya bertentangan Perbuatan-perbuatan demikian dapat dihukum
dengan jiwa bangsa tetapi juga bertentangan karena termasuk tindak kejahatan
dengan harkat dan martabat manusia. pemerkosaan, perdagangan orang untuk tujuan
Pandangan ini sejalan pandangan Rancangan ekspolitasi seksual, perbuatan cabul atau
Undang-Undang KUHP. Menurut RUU-KUHP, pelacuran anak sehingga dalam situasi-situasi
prostitusi adalah kegiatan yang tercela, bukan tersebut PSK dapat dikategorikan sebagai
saja oleh orang yang mengambil keuntungan korban.
tetapi juga siappun yang terlibat dalam Pekerja seks dan pelanggannya bukan
kegiatan ini. RUU KUHP juga memperhatikan dipidana karena perbuatan hubungan seksual
hukum yang hidup di dalam masyarakat, dalam rangka prostitusi namun diancam pidana
sehingga perbuatan-perbuatan yang dinilai dengan tuduhan menyebarkan muatan yang
bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup di melanggar kesusilaan sebagaimana yang diatur
dalam masyarakat digolongkan sebagai oleh Undang-Undang ITE. Pihak yang
perbuatan yang melawan hukum. berwenang juga perlu membuktikan apakah
Praktik prostitusi telah terjadi sejak lama, PSK yang terlibat dapat diancam pidana sesuai
namun publik tampak terkejut saat beberapa dengan rumusan dalam Undang-Undang ITE.
waktu yang lalu polisi berhasil membongkar Pasal 27 Ayat 1 Undang-Undang ITE melarang
praktik prostitusi online yang dilakukan oleh setiap orang melakukan dengan sengaja dan
kalangan artis. Reaksi terhadap kejadian ini, tanpa hak mendistribusikan dan/atau
petugas penegak hukum telah melakukan mentransmisikan dan/atau membuat dapat
langkah-langkah hukum dengan melakukan diaksesnya informasi elektronik dan/atau
pemeriksaan, penangkapan, bahkan penahanan dokumen elektronik yang memiliki muatan
terhadap beberapa orang yang diduga terkait yang melanggar kesusilaan.
dalam kasus ini. Perbuatan mendistribusikan dalam Undang-
Literatur hukum pidana sebenarnya tidak Undang ITE tersebut didefinisikan sebagai
mengenal terminologi prostitusi online, karena kegiatan mengirimkan dan/atau menyebarkan
yang dikenal hanya istilah prostitusi atau informasi elektronik dan/atau dokumen
pelacuran. Online prostitution atau pelacuran elektronik kepada banyak orang atau berbagai
yang dilakukan dalam jaringan (daring/online) pihak melalui sistem elektronik.
merupakan suatu aktivitas seksual dengan Mentransmisikan sendiri didefinisikan sebagai
orang lain melalui proses transaksi yang mana kegiatan mengirimkan informasi elektronik
dapat dilakukan dengan menggunakan media dan/atau dokumen elektronik yang ditujukan
elektronik. Kegiatan ini melibatkan paling tidak kepada satu pihak lain melalui sistem
dua orang pihak, yaitu orang yang elektronik. Setiap orang yang melanggar Pasal
menggunakan jasa layanan seksual dan 27 Undang-Undang ITE tersebut akan dikenai
pemberi layanan seksual atau PSK. ancaman pidana seperti yang terdapat dalam
Menurut KUHP, PSK dan orang yang Pasal 45 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 19
menggunakan jasa prostitusi tidak dapat Tahun 2016 (sebagai perubahan terhadap
diancam dengan pidana karena perbuatan ini Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008)
masuk dalam kategori victimless crime atau Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
kejahatan tanpa korban. Hal ini karena dalam (Undang-Undang ITE) dengan ancaman pidana
kegiatan prostitusi tidak dapat ditentukan siapa penjara paling lama enam tahun dan/atau
yang menjadi pelaku dan siapa yang menjadi denda paling banyak satu milyar rupiah.
korban kecuali jika hubungan seksual tersebut Pekerja seks dapat dipidana apabila dalam
dilakukan dengan paksaan baik dengan melakukan perbuatannya secara tidak langsung
kekerasan atau ancaman kekerasan; atau jika juga melakukan perbuatan lainnya, yaitu
seseorang memaksa PSK melakukan hubungan mengirimkan atau menyebarkan informasi atau
163
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
dokumen elektronik (baik berupa gambar atau dan kekerasan terhadap perempuan.
tayangan video/rekaman) yang bermuatan Sosialisasi ke berbagai lapisan
kesusilaan melalui komputer, jaringan masyarakat mengenai pentingnya
komputer dan/atau media elektronik lainnya. kesetaraan gender antara laki-laki dan
Pekerja seks bukan diancam pidana karena perempuan demi menghindari timbulnya
perbuatan pelacuran yang dilakukannya viktimisasi. Aturan hukum yang jelas bagi
(praktik prostitusinya) melainkan karena ia setiap pelaku prostitusi online agar
telah mengirimkan atau menyebarkan kejahatan asusila dapat ditekan dan
informasi atau dokumen elektronik yang eksploitasi terhadap perempuan dan
bermuatan kesusilaan melalui media anak-anak dapat dicegah agar tidak
elektronik. bebas dilakukan oleh oknum-oknum
tidak bertanggung jawab.
PENUTUP 2. Perlunya menginformasikan kepada
A. Kesimpulan setiap korban prostitusi online maupun
1. Perlindunggan hukum bagi korban eksploitasi agar berani melaporkan setiap
prostitusi online dan eksploitasi tindak kejahatan yang ditujukan atau
perempuan, antara lain: dilakukan padanya agar pelaku tidak
a. Memberi sanksi pidana terhadap merajalela.
perantara atau penyedia jasa PSK agar
kegiatan prostitusi tidak merugikan DAFTAR PUSTAKA
atau menjerat lebih banyak korban Alfian, A. 2015 “Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum”
(Pasal 296 KUHP dan Pasal 506 KUHP) Upaya Perlindungan Hukum Terhadap
b. Memberi sanksi pidana bagi pelaku Korban Tindak Pidana Perdagangan
yang memperdagangkan wanita Orang, Volume 9.
dengan Undang Undang TPPO Alvionita, R. K., Pramesthi, D. S. 2013. Kajian
c. Memberi sanksi pidana bagi penyalur Yuridis Terhadap Prostitusi Online Cyber
konten asusila dengan Undang- Prostitution Di Indonesia.
Undang ITE. Arif Gosita. 1983.
d. Undang-undang Perlindungan Anak MasalahKorbanKejahatan.Edisi I.Jakarla:
bila korban yang mengalami Akademika Pressindo.
viktimisasi masih di bawah umur. Bressler and Charles, E. 2007. Literary Criticism:
2. Sanksi pidana bagi korban prostitusi An Introduction to Theory and Practice 4th-
online dan korban eksploitasi perempuan ed. Pearson Education, Inc.
yang berada di bawah ancaman Dahlan, A. A. 1996. Ensiklopedi Hukum Islam.
viktimisasi hanya bisa dikenakan sanksi Cet Ke-1, Jilid 4. Jakarta: Ichtiar Baru Van
pidana apabila dirinya terbukti dengan Hoeve, 1996. Hal. 1421.
sadar dan karena kemauan sendiri Guamawarti dan Nandika, A. 2009. Suatu Kajian
menyebarkan muatan atau konten- Kriminologis Mengenai Kekerasan
konten (gambar, video, isi chat) yang Terhadap Perempuan dalam Relasi
melanggar kesusilaan untuk kepentingan Pacaran Heteroseksual. Jurnal Kriminologi
pribadi. Perbuatannya tersebut dapat Indonesia Vol 5 No. 1.
dikenai sanksi menurut Undang-Undang Irianto, S. 2006. Perempuan & Hukum “Menuju
ITE. Bilamana dalam konten tersebut Hukum Yang Berspektif Kesetaraan Dan
ditemukan muatan atau konten yang Keadilan”. Jakarta: Yayasan Obor
berisi anak-anak, maka dapat dikenai Indonesia. Hal. 267.
juga dengan Undang-Undang Julaiddin. 2019. Penghukuman Tanpa Hakim
Perlindungan Anak. Suatu Pendekatan Dari Sudut Korban
(Viktimologi). Universitas Ekasakti Padang:
B. Saran LPPM-UNES. Hal. 18.
1. Perlu komitmen yang nyata dari Kartono, K. 1997. Patologi Sosial. Jakarta: PT.
pemerintah bersama masyarakat untuk Raja Grafindo Persada. Jilid I Edisi 2. Hal.
menghapus segala bentuk diskriminasi 177
164
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
Kemenppa. perempuan#:~:text=Viktimisasi%20perem
https://www.liputan6.com/news/read/431 puan%20adalah%20fenomena%20dimana,
7662/kemen-pppa-hingga-juni-110- masih%20berlangsung%20sampai%20saat
perempuan-dan-anak-jadi-korban- %20ini (diakses tanggal 20 Oktober 2020).
eksploitasi-seksual-daring (diakses 20 Soekanto, S dan Mamudji, S. 2001. Penelitian
Oktober 2020). Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat).
Komnas Jakarta: Rajawali Pers, hal. 13-14.
Perempuan https://mediaindonesia.com/r Sahetapy, J. E. 1987. Vittimologi. Jakarta.
ead/detail/208886-komnas-perempuan- Pustaka Sinar Harapan. Hal. 35.
setop-eksploitasi-korban-prostitusi-online Separovic. 1985.Victim's. USA: D.C.Health and
(diakses 22 Oktober 2020). Company.
Karmen, A. 2003. Crime Victims: An Wibowo, A. 2006. Bahan ajar Ilmu Tentang
Introduction to Victimology. Wadsworth Viktimologi. Fakultas Hukum Universitas
Publishing Ekasakti.
Mangesti, Y. A. 2019. Perlindungan Hukum Bagi Yulia, R, 2010 Viktimologi Perlindungan Hukum
Kaum Rentan Kriminalisasi Dan Viktimisasi Terhadap Korban Kejahatan, Graha Ilmu:
Struktural. Yogyakarta. Hal. 45.
https://www.rumpan.id/perlindungan-
hukum-bagi-kaum-rentan-kriminalisasi- SUMBER-SUMBER LAIN
dan-viktimisasi-struktural/ https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/prostitusi
Mansur, A., M, D., Gultom. 2007. Urgensi (diakses tanggal 5 November 2020).
Perlindungan Korban Kejahatan Antara https://qwords.com/blog/pengertian-cyber-
Norma Dan Realita. Jakarta: Raja Grafindo crime/ (diakses 1 November 2020).
Persada. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Moore, R. 2005. Cyber Crime: Investigating Undang-Undang Tindak Pidana Perdagangan
High-Technology Computer Crime. Orang.
Cleveland, Mississippi: Anderson Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Publishing. Elektronik.
Morgan, S. Cyber Crime Costs Projected To Undang-Undang Perlindungan Anak
Reach $2 Trillion by 2019. Forbes. Pasal 1 Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi
Naibaho, N. Manusia.
https://theconversation.com/prostitusi-
online-dan-kasus-va-siapa-yang-dapat-
dihukum-110796
Poerwaraminta. 1983. Kamus Umum Bahasa
Indonesia.
Poerdarmita, W. J. S.: (Diolah kembali oleh
pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan). 1984. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hal. 548.
Ratnaya, I. G. 2011. Dampak Negatif
Perkembangan Teknologi Informatika Dan
Komunikasi Dan Cara Antisifasinya.
Abstract,
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/
JPTK/article/view/2890 (diakses tanggal 20
Oktober 2020).
Rhovi, R. 2011. Viktimisasi Perempuan.
https://www.kompasiana.com/halamanku
/552ffa156ea834847a8b45ac/viktimisasi-
165