HUMAN TRAFFICKING
Oleh
MUHAMMAD RAKA EDWIRA
NPM. 182201010
Dinamika dan berbagai upaya yang dilakukan baik di tingkat nasional, regional
perempuan dan anak melalui instrument intenasional sejak tahun 1904. Usaha
Sembilan tahun kemudian pada tahun 1904, di kota yang sama, 16 negara kembali
dalam perekrutannya.
Kesepakatan tersebut dalam prakteknya tidak berjalan efektif karena gerakan anti
perdagangan manusia pada saat itu lebih didorong karena adanya ancaman
terhadap kemurnian populasi perempuan kulit putih. Pada sisi lain, kesepakatan
yakni pada tahun 1910 disetujui Internasional Convention for the Supression of
untuk menghukum siapapun, yang membujuk orang lain, baik dengan cara
kekuasaan, atau dengan cara lain dalam memaksa, mengupah, menculik atau
Children pada tahun 1921 (Konvensi Internasional tanggal 4 Mei 1910 untuk
1949 ke dalam Convention for the Supression of the Traffic in Person and of the
ini juga disebutkan bahwa negara peserta juga terikat untuk menghukum mereka
yang mengeksploitasi pelacur. Konvensi ini juga mencakup mereka yang secara
orang-orang lain.
Pada tahun 1926, lahirlah sebuah instrumen internasional yang secara tegas
kematian suaminya.
Senjata Gelap).
Dalam Preambule Protokol, Negara Peserta (States Parties) menyatakan tindakan
efektif (effective action) untuk mencegak dan memerangi perdagangan wanita dan
transit, tujuan (the countries of origin, transit, and destination) termasuk upaya-
melindungi korbanya termasuk melindungi hak asasi mereka yang diakui secara
internasional.
Trafficking
55/25, Annex II, 55 U.N. GAOR Supp. (No.49) at 60, U.N. Doc. A/45/49 (Vol.I)
manusia itu sendiri. Bahkan dapat dikatakan bahwa “ crime is the oldest
social problem “ (Alper, 1973 : 85). Karena kejahatan merupakan masalah yang
selalu melekat dalam kehidupan manusia. Dimana ada masyarakat disitu akan
muncul kejahatan (Ubisocius ubi crime). Karena kejahatan adalah hasil dialektika
terhadap manusia yang lain terus terjadi. Ketika terjadi kesenjangan ekonomi yang
tinggi sedangkan sumber ekonomi terbatas maka ini semua berpotensi untuk
melahirkan kejahatan.
kidnapped, sold, etc) and/ or moved, eithter within national or across international
dan anak-anak, laki-laki maupun perempuan yang pada umumnya berada dalam
situsi dan kondisi yang rentan. Beberapa faktor sangat mendukung atas tindakan
kejahatan ini yang dimana kebanyakan pelaku merasa kekurangan dan mencari
jalan yang cepat untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan, salah satunya Human
pintas untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan dengan mudah dan cepat,
apalagi mereka melihat peluang seperti itu di Indonesia sendiri masih sangat
mungkin. Padahal hal tersebut menjadikan momok yang tak patut dan merusak
suatu bangsa. Kebanyakan orang hanya berpikir praktis tanpa melihat resiko dan
Masalah trafficking perempuan dan anak dengan alasan dantujuan apapun tetap
hukum untuk menjamin eberadaan harkat dan martabat yang dimiliki oleh seorang
dalam berbagai bentuk antara lain: perjanjian internasional, protokol, dan lain-