2011-Soal Dan Pembahasan Soal OSN Guru Matematika SMA 2011 Tingkat Provinsi
2011-Soal Dan Pembahasan Soal OSN Guru Matematika SMA 2011 Tingkat Provinsi
Disusun oleh:
Pak Anang
PEMBAHASAN SOAL
Halaman 2 dari 26
Bagian pertama
1. Diketahui suatu barisan bilangan riil 12 yang memenuhi 1234 = 21236 + 12 , dimana
19 = 9 dan 1; = 128, 1= = ….
Pembahasan:
19 = 214 + 16
1? = 219 + 14 = 2(214 + 16 ) + 14 = 514 + 216
1= = 21? + 19 = 2(514 + 216 ) + 214 + 16 = 1214 + 516
1; = 21= + 1? = 2(1214 + 516 ) + 514 + 216 = 2914 + 1216
214 + 16 = 9 ⇔ 2(4) + 16 =9
⇔ 8 + 16 =9
⇔ 16 =9−8
⇔ 16 =1
1= = 1214 + 516
= 12(4) + 5(1)
= 48 + 5
= 53
Pembahasan:
Dari bentuk berikut:
K|FG + H̅ |K = |F|4 + |H|4 + 2|F||H| cos N
4
K|FG + H̅ |K − K|FG − H̅ |K
4 4
K|FG + H̅ |K − K|FG − H̅ |K = 4|F||H| cos N ⇔ |FG||H̅ | cos N =
4 4
4
34 − 54
⇔ FG ∙ H̅ =
4
9 − 25
⇔ FG ∙ H̅ =
4
−16
⇔ FG ∙ H̅ =
4
⇔ FG ∙ H̅ = −4
A B
O
Banyaknya rute terpendek dari titik O ke P yang tidak melalui ruas garis AB adalah ….
Pembahasan:
TRIK SUPERKILAT:
Lintasan atau rute terpendek dari titik O ke P adalah lintasan yang terdiri kombinasi dari
gerakan ke kanan dan ke atas. Misal titik-titik C, D, E terletak seperti pada gambar berikut:
1 5 9 13 22 42
Q
P
1 4 4 4 9 R 20
1 3 0 0 5 11
A B
1 2 3 4 5 6
C D
E 1 1 1 1 1
O
Perhatikan gambar, dari titik O ke titik C ada 1 lintasan, dari titik O ke titik C ada 1 lintasan,
sehingga dari titik O ke titik D terdapat 2 lintasan, yaitu melalui titik C atau titik E. Demikian
seterusnya hingga mencapai titik P.
Dengan demikian untuk mencapai titik P dapat melalui titik Q dan R, sehingga banyak
lintasan atau rute terpendek dari titik O ke titik P yang tidak melewati titik A dan B adalah
sebanyak 20 + 22 = 42 lintasan.
4. Segitiga ABC memiliki titik sudut A = (2, 0), B = (0, 2) dan C, dimana C berada pada garis
S + T = 5. Luas segitiga ABC yang terbesar adalah ….
Pembahasan:
Pertama, kita harus memahami maksud soal tersebut. Misal U adalah alas segitiga ABC, dan
kita misalkan ruas garis AB adalah alas dari segitiga ABC, maka
U = V(0 − 2)4 + (2 − 0)4 = √8 = 2√2
Selanjutnya, tinggi segitiga ABC adalah jarak antara ruas garis AB terhadap titik C yang
terletak pada garis S + T = 5. Luas daerah segitiga ABC akan menjadi tak hingga apabila
garis S + T = 5 dan ruas garis AB tidak sejajar, karena tinggi segitiga ABC akan berbeda
untuk setiap titik C.
Sehingga, kita akan memeriksa apakah ruas garis AB sejajar dengan garis S + T = 5.
Misal YZ[ adalah gradien ruas garis AB, dan Y adalah gradient garis S + T = 5, maka:
2−0
YZ[ = = −1
0−2
S + T = 5 ⇔ T = 5 − S ⇔ Y = −1
Karena YZ[ = Y, maka ruas garis AB sejajar dengan garis S + T = 5.
Dengan demikian misalkan \ menyatakan tinggi segitiga ABC terhadap alas AB, maka \
adalah jarak titik pada ruas garis AB terhadap garis S + T = 5. Kita ambil titik A yang
berada di ruas garis AB, maka \ adalah jarak titik A = (2, 0) ke garis S + T − 5 = 0,
sehingga:
(2) + (0) − 5 −3 3 3
\=] ]=^ ^= = √2
√14 + 14 √2 √2 2
5. Wati memiliki dua orang kakak laki-laki yang kembar. Wati berumur U tahun dan kakak
laki-lakinya berumur e tahun, dimana U dan e adalah bilangan bulat. Hasil perkalian ketiga
umur mereka adalah 128. Jumlah ketiga umur mereka adalah ….
Pembahasan:
128 = 2f
Diketahui umur Wati adalah U, umur kakak laki-laki Wati yang kembar adalah e, dimana
U, e adalah bilangan bulat dan U < e, maka perkalian umur ketiganya adalah:
Ue 4 = 128
6. Banyakya segitiga siku-siku yang memiliki sisi tegak U, e dan sisi miring e + 1, dimana U, e
adalah bilangan bulat dan e < 100, adalah ….
Pembahasan:
Jika U, e, dan e + 1 adalah sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sisi miring e + 1, maka nilai
sisi-sisi segitiga tersebut harus memenuhi:
U+e>e+1⇔U >1
Pada segitiga siku-siku dengan sisi tegak U, e dan sisi miring e + 1 berlaku teorema
Pythagoras:
U4 + e 4 = (e + 1)4 ⇔ U4 = (e + 1)4 − e 4
⇔ U4 = j(e + 1) + ekj(e + 1) − ek
⇔ U4 = 2e + 1
Padahal dari soal diketahui e < 100, sehingga nilai U4 yang mungkin U4 < 201. Sedangkan
dari syarat U > 1 maka U4 > 1. Berarti nilai U harus berada pada interval 1 < U4 < 201
Nilai U4 yang mungkin adalah 9, 25, 49, 81, 121, dan 169.
Pembahasan:
Kita periksa fungsi rekursif dari n(S + 1) ≤ n(S) + 1 dengan nilai awal n(1) = 1, maka:
n(2) ≤ n(1) + 1 ⇔ n(2) ≤ 1 + 1 ⇔ n(2) ≤ 2
n(3) ≤ n(2) + 1 ⇔ n(3) ≤ 2 + 1 ⇔ n(3) ≤ 3
n(4) ≤ n(3) + 1 ⇔ n(4) ≤ 3 + 1 ⇔ n(4) ≤ 4
⋮
n(2012) ≤ 2012
Dari pola tersebut, bisa disimpulkan nilai n(2012) ≤ 2012
Sekarang periksa fungsi rekursif dari n(S + 5) ≥ n(S) + 5 dengan nilai awal n(1) = 1, maka
n(6) ≥ n(1) + 5 ⇔ n(6) ≥ 1 + 5 ⇔ n(6) ≥ 6
n(7) ≥ n(2) + 5 ⇔ n(7) ≥ 2 + 5 ⇔ n(7) ≥ 7
n(8) ≥ n(1) + 5 ⇔ n(8) ≥ 3 + 5 ⇔ n(8) ≥ 8
⋮
n(2012) ≥ 2012
Dari pola tersebut, bisa disimpulkan nilai n(2012) ≥ 2012
Pembahasan:
x
z 3S 4 − 3 wS = −4 ⇔ {S 9 − 3S|xy6 = −4
y6
⇔ (U9 − 3U) − (−1 + 3) = −4
⇔ U9 − 3U − 2 = −4
⇔ U9 − 3U + 2 = 0
⇔ (U − 1)4 (U + 2) = 0
e − w = ….
Pembahasan:
3
log x e = ⇔ e = U€
•
2
5
log ~ w = ⇔ w = } ‚
•
9
Misalkan S = U € maka berakibat e = U€ ⇔ e = „U€ … ⇔ e = S 9 .
ƒ • ƒ
=
Misalkan T = } ‚ maka berakibat w = } ‚ ⇔ w = „} ‚ … ⇔ w = T = .
ƒ • ƒ
sehingga:
U−} =9⇔ S 4 − T ? = 9 j†‡tU\ eˆ‡\F‰ U4 − e 4 = (U + e)(U − e)k
⇔ (S + T 4 )(S − T 4 ) = 9 (†‡tU\ nU‰\Š‹ wU‹† 9 UwUŒUℎ 3 × 3 U\UF 9 × 1)
Ž†•UŒ (S + T 4 ) = 3 wU‡ (S − T 4 ) = 3, •UwUℎUŒ (S + T 4 ) ≠ (S − T 4 ).
’Uw† (S + T 4 ) = 3 wU‡ (S − T 4 ) = 3 \†wU‰ YˆYˆ‡Fℎ†.
⇔ hˆℎ†‡ttU TU‡t YˆYˆ‡Fℎ† UwUŒUℎ (S + T 4 ) = 9 wU‡ (S − T 4 ) = 1
Sehingga,
S + T4 = 9 ⇔ T4 = 9 − S
⇔ T4 = 9 − 5
⇔ T4 = 4
⇔ T = ±2 (‰U‹ˆ‡U S, T e†ŒU‡tU‡ U•Œ†, YU‰U TU‡t YˆYˆ‡Fℎ† ℎU‡TU T = 2)
⇔ T=2
Jadi,
e − w = S 9 − T = = 59 − 2= = 125 − 32 = 93
10. Jika U dan e bilangan asli dan V12 + √140 = √U + √e, maka nilai U × e adalah ….
Pembahasan:
⇔ ”j7 + 2√7√5 + 5k
⇔ ”j√7 + √5k
4
⇔ √7 + √5
TRIK SUPERKILAT:
Jadi, dengan mengingat konsep ”(U + e) + 2√Ue = √U + √e dan dengan melihat bentuk
V12 + 2√35 di atas, sangat mudah kita temukan bahwa nilai U × e = 35.
Pembahasan:
log tan 1° + log tan 2° + log tan 3° + … + log tan 89°
⇔ log(tan 1° × tan 2° × tan 3° × … × tan 89°)
⇔ log(tan 1° × tan 89° × tan 2° × tan 88° × tan 3° × tan 87° × … × tan 45°)
⇔ log(tan 1° × tan(90° − 1°) × tan 2° × tan(90° − 2°) × tan 3° × tan(90° − 3°) × … × tan 45°)
⇔ logj(tan 1° × cot 1°) × (tan 2° × cot 2°) × (tan 3° × cot 3°) × … × tan 45°k
⇔ log(1 × 1 × 1 × … × 1)
⇔ log 1
⇔ 0
12. U, e, 2011 adalah sebuah barisan dengan U dan e adalah bilangan bulat positif dan
U < e < 2011. Jika setiap suku dikurangi dengan dua, maka barisan tersebut menjadi
barisan geometri dengan rasio bilangan bulat. Nilai U adalah ….
Pembahasan:
U, e, 2011 adalah sebuah barisan, U, e ∈ ℕ.
Jika setiap suku dikurangi dua, diperoleh barisan geometri dengan rasio ‹, untuk ‹ ∈ ℤ.
Perhatikan bilangan pada suku ke-3 barisan geometri tersebut. Dikarenakan rumus suku
ke-‡ dari barisan geometri adalah F2 = U‹ 2y6 , maka suku ke-3 adalah F9 = U‹ 4 .
Padahal diketahui U, e ∈ ℕ dan ‹ ∈ ℤ, maka untuk suku ke-3 pasti memuat faktor kuadrat.
Kita periksa faktor dari bilangan 2009, diperoleh:
2009 = 74 × 41
Pembahasan:
Misal akar-akar suku banyak •(S) = S f + US ; + eS = + }S ? + wS 9 + ˆS 4 + nS + t adalah
S6 , S4 , S9 , S? , S= , S; , dan Sf . Diketahui suku banyak memiliki tujuah akar real berbeda dan
salah satu akarnya adalah nol, misal S6 = 0.
Sehingga dengan memeriksa sifat simetri akar (teorema Vieta) diperoleh:
S6 + S4 + S9 + S? + S= + S; + Sf = −U (eŠŒˆℎ ‡ŠŒ)
S6 S4 + S6 S9 + S6 S? + … + S; Sf = e (eŠŒˆℎ ‡ŠŒ)
S6 S4 S9 + S6 S4 S? + S6 S4 S= + … + S= S; Sf = −}(eŠŒˆℎ ‡ŠŒ)
S6 S4 S9 S? + S6 S4 S9 S= + S6 S4 S9 S; + … + S? S= S; Sf = w(eŠŒˆℎ ‡ŠŒ)
S6 S4 S9 S? S= + S6 S4 S9 S? S; + S6 S4 S9 S? Sf + … + S9 S? S= S; Sf = −ˆ(eŠŒˆℎ ‡ŠŒ)
S6 S4 S9 S? S= S; + S6 S4 S9 S? S= Sf + S6 S4 S9 S? S; Sf + … + S4 S9 S? S= S; Sf = n(\†wU‰ eŠŒˆℎ ‡ŠŒ)
S6 S4 S9 S? S= S; Sf = −t = 0(•U•\† ‡ŠŒ)
Nilai – U, e, −}, w, −ˆ mungkin saja nol jika jumlah suku yang tidak memuat S6 adalah nol.
Nilai – t pasti nol. Karena terdapat S6 = 0 yang membuat nilai S6 S4 S9 S? S= S; Sf = 0.
Sedangkan untuk n, tidak boleh nol, karena semua yang berwarna merah nilainya adalah 0,
dan mengingat hanya satu akar yang nol yaitu S6 maka akar suku banyak yang lainnya
adalah tidak nol. Jadi perkalian S4 S9 S? S= S; Sf tidak boleh nol!
14.
4
1 2 32 16
8
Tiga dadu dibentuk dengan pola seperti gambar di atas. Jika ketiga dadu tersebut ditumpuk
di atas sebuah meja sedemikian sehingga satu dadu berada di atas dadu lainnya, maka
jumlah maksimum dari angka-angka yang dapat terlihat adalah ….
Pembahasan:
Perhatikan jumlah angka-angka pada sisi-sisi berhadapan adalah:
1 + 32 = 33
2 + 16 = 18
4 + 8 = 12
Sehingga jumlah semua angka pada sisi dadu adalah 1 + 2 + 4 + 8 + 16 + 32 = 63
Jika kita menyusun tiga dadu secara bertumpuk, maka akan terdapat dua pasang sisi
berhadapan yang tidak terlihat pada dua buah dadu terbawah, sementara pada dadu teratas
hanya ada satu sisi yang tidak terlihat.
Sehingga, jumlah maksimum dari angka-angka yang dapat terlihat bisa diperoleh dengan
meminimumkan angka-angka yang tidak terlihat.
Pertama, untuk dua pasang sisi berhadapan kita pilih pasangan angka 4 dan 8.
Kedua, untuk satu sisi yang tidak terlihat di dadu teratas kita pilih angka 1.
15. Barisan naik 1, 3, 4, 9, 10, 12, 13, … terdiri dari bilangan-bilangan asli perpangkatan dari 3
atau jumlah dari perpangkatan 3 yang berbeda. Suku ke-2011 barisan itu adalah ….
Pembahasan:
Pembahasan:
(3œ ), (36 ), (36 + 3œ ), (34 ), (34 + 3œ ), (34 + 36 ), (34 + 36 + 3œ ), …
Jika diamati, barisan tersebut ekuivalen dengan barisan bilangan biner 1, 10, 11, 100, 101,
110, 111, … pada basis 3.
Jadi untuk mendapatkan suku ke 2011 maka kita harus mencari bilangan biner untuk 2011:
2011
÷2 sisa 1
1005
÷2 sisa 1
0502
÷2 sisa 0
0251
÷2 sisa 1
0125
÷2 sisa 1
0062
÷2 sisa 0
0031
÷2 sisa 1
0015
÷2 sisa 1
0007
÷2 sisa 1
0003
÷2 sisa 1
0001
Pembahasan:
1 1 4 Y+‡ 4
+ = ⇔ =
Y ‡ 7 Y‡ 7
⇔ 7(Y + ‡) = 4Y‡
⇔ 4Y‡ − 7Y − 7‡ = 0
¡c¢(4, −7, −7) = 1, ŒUŒF ‰ˆwFU ‹FU• w†‰UŒ† 4.
⇔ 16Y‡ − 28Y − 28‡ = 0 (\UYeUℎ‰U‡ ‰ˆwFU ‹FU• wˆ‡tU‡ 49)
⇔ 16Y‡ − 28Y − 28‡ + 49 = 49
⇔ (4Y − 7)(4‡ − 7) = 49
’Uw† (4Y − 7) •U•\† •UŒUℎ •U\F nU‰\Š‹ wU‹† 49 = ±1, ±7 ± 49
Jadi Y + ‡ = 2 + 14 = 14 + 2 = 16
TRIK SUPERKILAT:
1 1 4 Y+‡ 4
+ = ⇔ =
Y ‡ 7 Y‡ 7
⇔ 7(Y + ‡) = 4Y‡
⇔ 7Y + 7‡ = 4Y‡
⇔ 7Y = 4Y‡ − 7‡
⇔ 7Y = ‡(4Y − 7)
7Y
⇔ ‡= ; 4Y − 7 ≠ 0
4Y − 7
Jadi Y + ‡ = 2 + 14 = 14 + 2 = 16
17. Untuk bilangan riil U dan e didefinisikan U $ e = (U − e)4 . Bentuk sederhana dari
(S − T)4 $(T − S)4 adalah ….
Pembahasan:
(S − T)4 $(T − S)4 = ((S − T)4 − (T − S)4 )4
= j(S 4 − 2ST + T 4 ) − (T 4 − 2ST + S 4 )k
4
= 04
=0
TRIK SUPERKILAT:
Ingat S 4 = (−S)4, maka (S − T)4 = j−(S − T)k = (T − S)4
4
= 04
=0
18. Jika 50œ + 506 + 504 + 509 + … + 504œ66 dibagi oleh 7, maka sisanya adalah ….
Pembahasan:
Misal S2 adalah sisa pembagian 502 oleh 7, maka:
50 = 1 (YŠw 7) ¥‰U‹ˆ‡U 50 − 1 = 49 = 7 × 7, ¦Uw† 7|49§
502 = 12 (YŠw 7)
Jadi berapapun nilai ‡ (pangkat) dari 502 , sisa pembagian 502 adalah S2 = 12 = 1.
Sehingga,
Sisa pembagian 50œ + 506 + 504 + 509 + … + 504œ66 oleh 7, bisa dituliskan sebagai:
4œ66 4œ66
2 (YŠw
¨5 7) = ¨ 1 (YŠw 7)
2©œ 2©œ
= ª1 + 1 + 1 + … + 1´ (YŠw 7)
«¬¬¬¬¬-¬¬¬¬¬®
4œ64 ¯x°±²³
= 2012 (YŠw 7)
= 24 × 503 (YŠw 7) ¥503 = 6 (YŠw 7)§
= 4 × 6 (YŠw 7)
= 24 (YŠw 7)
= 3 (YŠw 7)
Jadi sisa pembagian 50œ + 506 + 504 + 509 + … + 504œ66 oleh 7 adalah 3.
TRIK SUPERKILAT:
Menggunakan cara pembagian tradisional, sisa pembagian 2012 terhadap 7 adalah 3.
19. Volume dari sebuah kubus yang memiliki luas permukaan dua kali lebih luas dari luas
permukaan kubus yang memiliki volume satu satuan adalah ….
Pembahasan:
Dari soal diperoleh informasi berikut:
_4 = 2_6 ⇔ 6•44 = 2 ∙ 6•64
•64 1
⇔ 4=
•4 2
•6 1
⇔ =
•4 √2
TRIK SUPERKILAT:
Volume dan luas adalah ¸ ∼ _€ .
•
20. Jika bilangan real S dan T memenuhi (S + 5)4 + (T − 12)4 = 144 , maka nilai minimum
S 4 + T 4 adalah ….
Pembahasan:
(S + 5)4 + (T − 12)4 = 144
Persamaan tersebut adalah persamaan lingkaran dengan pusat (−5, 12) dan jari-jari 14.
S4 + T4 = ‹4
Persamaan tersebut adalah persamaan lingkaran dengan pusat (0, 0) dan jari-jari ‹.
Sekarang, mari kita periksa apakah titik (0, 0) berada di dalam lingkaran atau tidak?
Nah, karena titik », (−5, 12), (0,0) adalah sebuah garis lurus, sehingga jarak jari-jari
lingkaran yang berpusat di (0, 0) adalah 1.
TRIK SUPERKILAT:
Dari teorema Pythagoras diperoleh jarak ke titik O adalah 13, sementara jari-jari lingkaran
luar adalah 14. Berarti selisihnya adalah jari-jari maksimum lingkaran dalam yang
menyinggung sisi lingkaran luar. Jadi nilai maksimum 14 − 13 = 1.
Bagian kedua
A. Persamaan kuadrat
S 4 − (2U + 1)S + U(U − 1) = 0
mempunyai dua akar real S6 ≤ −1 dan S4 > 1.
21. Apakah nilai dari diskriminan ¢ ≥ 0 dan S6 ∙ S4 < 0 perlu dan cukup untuk menentukan
nilai U yang memenuhi persamaan dengan akar-akar tersebut? Mengapa?
Pembahasan:
Tidak, karena jika ¢ ≥ 0 berarti ada kemungkinan dua akar tersebut real dan kembar.
Padahal kenyataannya nilai akar-akar persamaan kuadrat tersebut terpisah pada dua
interval S6 ≤ −1 dimana nilai S6 pasti negatif, sementara S4 > 1 nilai S4 pasti positif. Jelas
diketahui bahwa tidak aka nada irisan yang tercipta antara bilangan positif dan negatif.
Untuk syarat S6 ∙ S4 < 0 juga kurang tepat, mengingat perkalian paling kecil yang tercipta
adalah −1 × 1 Œˆe†ℎ w†‰†\ = −1 ‰F‹U‡t w†‰†\.
22. Jika tidak, tuliskan kondisi (persyaratan) yang harus dimiliki agar nilai U dapat ditentukan
untuk akar-akar tersebut? Catatan: Saudara tidak perlu menentukan nilai U.
Pembahasan:
Syarat yang harus dimiliki adalah:
S6 ≤ −1
¼ Jadi S6 ≤ −1 < 1 < S4 .
S4 > 1 ⇔ 1 < S4
Dan juga jangan lupa, karena persamaan kuadrat memiliki dua akar real berbeda, maka
determinan harus positif, sehingga:
¢ > 0 ⇔ j−(2U + 1)k − 4(1)jU(U − 1)k > 0 …………………….…………….(3)
4
Sehingga daerah penyelesaiannya agar nilai U dapat ditentukan untuk akar-akar tersebut
adalah irisan dari daerah penyelesaian (1), (2), dan (3).
B. Perhatikan persamaan:
|S − 1| − 3|S + 1| + |S − 2| = U
Untuk mencari nilai U agar persamaan itu memiliki penyelesaian dapat dilakukan
dengan menggambar grafik
T = n(S) = |S − 1| − 3|S + 1| + |S − 2|.
Pembahasan:
n(S) = |S − 1| − 3|S + 1| + |S − 2|
Pertama kita hilangkan tanda mutlak pada |S − 1|, sehingga n(S) menjadi:
S − 1 − 3|S + 1| + |S − 2|, S−1≥0
n(S) = ½
−S + 1 − 3|S + 1| + |S − 2|, S−1<0
Selanjutnya kita hilangkan tanda mutlak pada |S + 1|, sehingga n(S) menjadi:
S − 1 − 3(S + 1) + |S − 2|, S − 1 ≥ 0 wU‡ S + 1 ≥ 0
S − 1 − 3(−S − 1) + |S − 2|, S − 1 ≥ 0 wU‡ S + 1 < 0
n(S) = ¾
−S + 1 − 3(S + 1) + |S − 2|, S − 1 < 0 wU‡ S + 1 ≥ 0
−S + 1 − 3(−S − 1) + |S − 2|, S − 1 < 0 wU‡ S + 1 < 0
Selanjutnya kita hilangkan tanda mutlak pada |S − 2|, sehingga n(S) menjadi:
S − 1 − 3(S + 1) + (S − 2), S − 1 ≥ 0 wU‡ S + 1 ≥ 0 wU‡ S − 2 ≥ 0
Â
S − 1 − 3(S + 1) + (−S + 2), S − 1 ≥ 0 wU‡ S + 1 ≥ 0 wU‡ S − 2 < 0
À
ÀS − 1 − 3(−S − 1) + (S − 2), S − 1 ≥ 0 wU‡ S + 1 < 0 wU‡ S − 2 ≥ 0
À
S − 1 − 3(−S − 1) + (−S + 2), S − 1 ≥ 0 wU‡ S + 1 < 0 wU‡ S − 2 < 0
n(S) =
Á−S + 1 − 3(S + 1) + (S − 2), S − 1 < 0 wU‡ S + 1 ≥ 0 wU‡ S − 2 ≥ 0
À−S + 1 − 3(S + 1) + (−S + 2), S − 1 < 0 wU‡ S + 1 ≥ 0 wU‡ S − 2 < 0
À
À−S + 1 − 3(−S − 1) + (S − 2), S − 1 < 0 wU‡ S + 1 < 0 wU‡ S − 2 ≥ 0
¿−S + 1 − 3(−S − 1) + (−S + 2), S − 1 < 0 wU‡ S + 1 < 0 wU‡ S − 2 < 0
24. Dengan menggunakan sketsa grafik yang telah Saudara buat, tentukan nilai U agar
persamaan itu memiliki paling sedikit satu penyelesaian untuk S.
Pembahasan:
Nilai U bisa dimaknai sebagai titik-titik potong keempat garis tersebut.
Sehingga dengan eliminasi dan substitusi diperoleh titik-titik potong berikut:
−3S − 2, −5S − 6, dan S + 6 berpotongan di (−2, 4). Sehingga U = T = 4.
−S − 6 dan S + 6 berpotongan di (−6,0). Sehingga U = T = 0.
−S − 6 dan − 3S − 2 berpotongan di (2, −2). Sehingga U = T = −2.
−S − 6 dan − 5S − 6 berpotongan di (0, −6). Sehingga U = T = 0.
C. Misalkan N adalah bilangan bulat positif, dan N* menyatakan bilangan bulat yang
diperoleh dari menjumlahkan bilangan N dengan semua angka-angkanya. Sebagai
contoh: 5* = 10, 86* = 100, 977* = 1000, 9968* = 10000. Untuk menentukan bilangan
bulat N sehingga N* = 1.000.000, perhatikan proses pencarian berikut ini:
i. N memiliki paling banyak enam angka, sehingga jumlahnya paling besar 54.
ii. Misalkan N = 999.9Ue dengan U dan e adalah dua angka terakhir, dan N ≥ 999.946
iii. 1.000.000 = N* = (999.900 + 10U +e) + (36 + U + e) atau 11U + 2e = 64.
iv. Kita memperoleh 46 ≤ 11U ≤ 64 atau 46/11 ≤ U ≤ 64/11.
v. Nilai U = 5 dan e = 4
•
25. Tuliskan pernyataan yang salah atau buat suatu kesimpulan dari proses pencarian bilangan
bulat N di atas!
Pembahasan:
Pernyataan yang salah berwarna merah:
i. N memiliki paling banyak enam angka, sehingga jumlahnya paling besar 54.
ii. Misalkan N = 999.9Ue dengan U dan e adalah dua angka terakhir, dan N ≥ 999.946
iii. 1.000.000 = N* = (999.900 + 10U +e) + (36 + U + e) atau 11U + 2e = 64.
iv. Kita memperoleh 46 ≤ 11U ≤ 64 atau 46/11 ≤ U ≤ 64/11.
v. Nilai U = 5 dan e =
•
4
Solusi bulat untuk persamaan linear dua variabel tersebut adalah dengan menggunakan
teorema Diophantine.
Setelah menyelesaikan teorema Diophantine pada persamaan tersebut, ternyata tidak
ditemukan hasil yang memenuhi, karena nilai bulat yang memenuhi adalah, U = 4, dan
e = 10. Ingat U, e adalah bilangan satuan mulai 0 sampai 9.
Pembahasan soal OSN Guru Matematika SMA 2011 ini sangat mungkin jauh dari sempurna
mengingat keterbatasan penulis. Saran, koreksi dan tanggapan sangat diharapkan demi perbaikan
pembahasan soal OSN ini.
Untuk download pembahasan soal SNMPTN, UNAS, Olimpiade, dan rangkuman materi pelajaran
serta soal-soal ujian yang lainnya, silahkan kunjungi http://pak-anang.blogspot.com.
Terima kasih.
Pak Anang.