Anda di halaman 1dari 261

MENGENAL DUNIA USAHA

(Pengantar Bisnis)
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4


Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang
terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku
terhadap:
i. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan
peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan
penelitian ilmu pengetahuan;
iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan
pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman
sebagai bahan ajar; dan
iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan
yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan
tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Dr. Widiyanto MBA, MM

MENGENAL DUNIA USAHA


(Pengantar Bisnis)
MENGENAL DUNIA USAHA (PENGANTAR BISNIS)

Widiyanto

Proofreader : Nama
Desain Cover : Nama
Tata Letak Isi :
Sumber Gambar: Sumber

Cetakan Pertama: Desember 20 18

Hak Cipta 2018, Pada Penulis

Isi diluar tanggung jawab percetakan

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

WIDIYANTO
Mengenal Dunia Usaha (Pengantar Bisnis) /oleh Widiyanto.--Ed.1, Cet. 1--

xx, 241 hlm.; Uk:14x20 cm

ISBN 978-Nomor ISBN

1. Kewirausahaan I. Judul
338.04
PRAKATA

Bismillahirrohmanirrohim,
Atas karunia dan ridloNya saja maka Buku Ajar
Pengantar Bisnis ini dapat selesasi meskipun belum
sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah Semata.
Disusunnya buku ini karena memenuhi permintaan
dari mahasiswa yang menginginkan adanya buku yang
sesuai dengan materi kuliah Pengantar Bisnis, walaupun
sudah banyak buku pengantar Bisnis yang beredar tetapi
yang sesuai dengan materi di kampus belum ada. Hal ini
terutama karena dalam pembelajaran bisnis untuk
menanamkan karakter yang sesuai dengan kebutuhan
karakter bisnis dan sesuai kompetensi masih perlu.
Trend pembelajaran kreatif inovatif dan dengan
pendekatan saintifik memerlupan kerangka – kerangka
teoritik yang sesuai, walaupun jaman sekarang ini untuk
berbagai informasi dan pengetahuan sudah lebih mudah
diperoleh dengan adanya internet dan jutaan jasa layanan
website.
Informasi yang ada di dunia maya banyak yang
menyesatkan dan seringkali tidak akurat, hal ini karena
sejumlah pengunggah hanya sekedar mengunggah tanpa
mengecek ulang dan hanya memenuhi sejumlah blog yang
dibuatnya.
Buku ini disusun sebagai penunjang dan pelengkap
pembelajaran inovatif kreatif pada materi kuliah pengantar
Bisnis. Dalam kegiatan pembelajaran Pengantar Bisnis
diorientasikan untuk lebih membentuk sikap kreatif dan
membangun ketrampilan berpikir tingkat tinggi. Maka
kegiataan pembelajaran menggunakan metode Inkuiri,

v
Discovery Learning, Problem Based Learning dan Project
Based Learning, dan menggunakan model pembelajaran
seperti Contexstual Teaching and Learning, Consultative
Group dan model pembelajaran lain yang berorientasi pada
model student centered.
Metode tersebut dipilih dikarenakan bisnis bukan
hanya ilmu (science) tetapi juga realitas kehidupan yang
memerlukan ketrampilan untuk melakukan dan berpikir
cerdas. Bisnis berangkat dari kenyataan menjadi ilmu dan
untuk mempelajarinya diperlukan praktek nyata meskipun
hanya pada tahap dasar dan skala kecil.
Upaya untuk mencapai kemampuan dan ketrampilan
tersebut, maka selain buku ajar, juga perlu dilengkapi buku
petunjuk untuk pengajar, petunjuk bagi mahasiswa
melaksanakan tugas, video dan artikel – artikel, berita –
berita uptodate dari media cetak maupun elektronik.
Buku ini disusun berdasarkan Silabus dan Rencana
Proses Pembelajaran yang selama ini dilaksankakan di
universitas.
Akhirul kalam, semoga buku ini bisa bermanfaat,
ibaratnya meskipun tidak mampu membangun pendidikan
secara keseluruhan setidak – tidaknya buku ini bisa menjadi
butiran – butiran pasir yang ikut mengkaitkan bata bata
dalam membangun bangunan pendidikan kita.
Alhamdulillahirrobil alamin,

Semarang, November 2018

Penata Ulang

vi
DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................... xvi
DAFTAR TABEL ............................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................... xix
BAB I KONSEP DASAR BISNIS ................................. 1
1. PENDAHULUAN................................................... 1
1.1. Deskripsi ...................................................... 1
1.2. Relevansi...................................................... 1
1.3. Kompetensi ..................................................2
1.4. Peta Konsep .................................................2
2. MATERI ................................................................3
2.1. Munculnya Bisnis .........................................3
2.1.1. Aspek Munculnya Peluang ..................3
2.2. Pengertian ....................................................7
2.2.1. Definisi................................................7
2.2.2. Tujuan ................................................8
2.2.3. Area Bisnis ..........................................9
2.3. Sistem Ekonomi .......................................... 10
2.3.1. Jenis –Jenis Sistem Ekonomi .............. 10
2.4. Lingkungan Bisnis ........................................ 11
2.5. Pelaku Bisnis............................................... 12
2.6. Tanggungjawab & Etika Bisnis .................... 13

vii
2.7. Peranan & Manfaat Bisnis ........................... 14
2.8. Peluang Bisnis di Indonesia ......................... 15
3. RANGKUMAN.................................................... 15
4. LATIHAN/SOAL .................................................. 16
4.1. Pertanyaan ................................................. 16
4.2. Latihan /Tugas ............................................ 16
5. LAMPIRAN ......................................................... 17
BAB II BADAN USAHA & PERUSAHAAN ................. 19
1. PENDAHULUAN................................................. 19
1.1. Deskripsi .................................................... 19
1.2. Relevansi.................................................... 19
1.3. Kompetensi ................................................20
1.4. Peta Konsep ............................................... 21
2. MATERI .............................................................. 21
2.1. Pengertian .................................................. 21
2.2.1. Jenis - Jenis Perusahaan .....................23
2.2.2. Jenis – Jenis Badan Usaha..................25
2.2. Penggabungan Badan Usaha.......................35
2.3. Peranan Badan Usaha dalam
Perekonomian Indonesia ............................37
2.4. Legalitas Usaha ...........................................38
3. RANGKUMAN....................................................45
4. LATIHAN/SOAL ..................................................45
4.1. Pertanyaan .................................................45
4.2. Latihan .......................................................46
5. LAMPIRAN .........................................................47

viii
BAB III ORGANISASI & MANAJEMEN...................... 49
1. PENDAHULUAN.................................................49
1.1. Deskripsi ....................................................49
1.2. Relevansi....................................................50
1.3. Kompetensi ................................................50
1.4. Peta Konsep ............................................... 51
2. MATERI .............................................................. 51
2.1. Organisasi .................................................. 51
2.1.1. Definisi.............................................. 51
2.1.2. Prinsip &Asas.....................................53
2.1.3. Bentuk – Bentuk Organisasi ...............54
2.1.4. Struktur Organisasi ............................58
2.1.5. Manfaat Organisasi ...........................59
2.2. Manajemen ................................................60
2.2.1. Definisi..............................................60
2.2.2. Prinsip & Asas ...................................62
2.2.3. Fungsi ...............................................67
2.2.4. Bidang – Bidang Manajemen .............69
2.2.5. Manajer ............................................ 71
2.2.6. Perkembangan Ilmu
Manajemen.......................................75
3. RANGKUMAN....................................................76
4. LATIHAN/SOAL ..................................................76
4.1. Pertanyaan .................................................76
4.2. Tugas .........................................................77
BAB IV MANAJEMEN PEMASARAN......................... 79
1. PENDAHULUAN.................................................79
1.1. Deskripsi ....................................................79

ix
1.2. Relevansi....................................................80
1.3. Kompetensi ................................................80
1.4. Peta Konsep ............................................... 81
2. MATERI ..............................................................82
2.1. Pengertian ..................................................82
2.2. Ruang Lingkup ...........................................83
2.3. Fungsi Manajemen Pemasaran....................84
2.4. Prinsip Manajemen Pemasaran ...................86
2.5. Tugas & Kewajiban Manajer .......................87
2.6. Perilaku Konsumen.....................................88
2.7. Strategi Pemasaran .....................................90
2.8. Segmentasi, Targeting, dan
Positioning (STP) ........................................95
2.9. Bauran Pemasaran ......................................95
3. RANGKUMAN....................................................96
4. LATIHAN/SOAL ..................................................97
4.1. Pertanyaan .................................................97
4.2. Latihan .......................................................97
5. LAMPIRAN .........................................................98
BAB V MANAJEMEN PRODUKSI ............................ 99
1. PENDAHULUAN.................................................99
1.1. Deskripsi ....................................................99
1.2. Relevansi.................................................. 100
1.3. Kompetensi .............................................. 100
1.4. Peta Konsep .............................................. 101
2. MATERI ............................................................ 102
2.1. Pengertian ................................................ 102
2.2. Ruang Lingkup ......................................... 102

x
2.3. Manfaat Manajemen Produksi &
Hubungannya dengan Bidang
Manajemen Lain ...................................... 104
2.4. Fungsi Manajemen Produksi ..................... 106
2.5. Sejarah Perkembangan Manajemen
Produksi ................................................... 107
2.6. Tugas & Kewajiban Manajer ...................... 110
2.7. Manajemen Perencanaan Produksi ............ 112
2.7.1. Produk............................................. 112
2.7.2. Proses .............................................. 112
2.7.3. Lokasi .............................................. 113
2.7.4. Layout ............................................. 114
2.7.5. SDM ................................................ 114
2.7.6. Persediaan ....................................... 121
2.7.7. Penjadwalan ................................... 123
2.7.8. Kualitas ........................................... 127
3. RANGKUMAN.................................................. 129
4. LATIHAN/SOAL ................................................ 130
4.1. Pertanyaan ............................................... 130
4.2. Latihan ..................................................... 130
5. LAMPIRAN ....................................................... 132
BAB VI MANAJEMEN KEUANGAN........................ 133
1. PENDAHULUAN............................................... 133
1.1. Deskripsi .................................................. 133
1.2. Relevansi.................................................. 134
1.3. Kompetensi .............................................. 134
1.4. Peta Konsep ............................................. 135
2. MATERI ............................................................ 136

xi
2.1. Pengertian ................................................ 136
2.2. Ruang Lingkup ......................................... 137
2.3. Fungsi Manajemen Keuangan ................... 137
2.4. Tugas & Kewajiban Manajer ..................... 139
2.5. Modal ...................................................... 140
2.6. Mengukur Kesehatan Keuangan
Perusahaan ............................................... 145
3. RANGKUMAN.................................................. 147
4. LATIHAN/SOAL ................................................ 148
4.1. Pertanyaan ............................................... 148
4.2. Latihan ..................................................... 148
5. LAMPIRAN ....................................................... 149
BAB VII MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA ................................................. 151
1. PENDAHULUAN................................................ 151
1.1. Deskripsi ................................................... 151
1.2. Relevansi.................................................. 152
1.3. Kompetensi .............................................. 152
1.4. Peta Konsep ............................................. 153
2. MATERI ............................................................ 153
2.1. Pengertian ................................................ 153
2.2. Ruang Lingkup ......................................... 155
2.3. Tugas & Kewajiban Manajer ..................... 156
2.4. Sejarah Perkembangan MSDM.................. 157
2.5. Perencanaan MSDM ................................. 160
3. RANGKUMAN.................................................. 163
4. LATIHAN/SOAL ................................................ 163
4.1. Pertanyaan ............................................... 163

xii
4.2. Latihan ..................................................... 164
5. LAMPIRAN ....................................................... 165
BAB VIII MANAJEMEN RESIKO ............................... 167
1. PENDAHULUAN............................................... 167
1.1. Deskripsi .................................................. 167
1.2. Relevansi.................................................. 167
1.3. Kompetensi .............................................. 168
1.4. Peta Konsep ............................................. 169
2. MATERI ............................................................ 170
2.1. Pengertian ................................................ 170
2.1.1. Resiko ............................................. 170
2.1.2. Manajemen Resiko.......................... 172
2.2. Ruang Lingkup ......................................... 174
2.3. Pentingnya Manajemen Resiko................. 176
2.4. Tugas & Kewajiban Manajer ..................... 177
2.5. Pengelolaan risiko .................................... 178
2.6. Tahapan dalam Manajemen Resiko .......... 179
3. LATIHAN/SOAL ................................................ 180
3.1. Pertanyaan ............................................... 180
3.2. Latihan ..................................................... 180
4. LAMPIRAN ........................................................ 181
BAB IX MANAJEMEN SISTEM INFORMASI ............ 183
1. PENDAHULUAN............................................... 183
1.1. Deskripsi .................................................. 183
1.2. Relevansi.................................................. 183
1.3. Kompetensi .............................................. 184
1.4. Peta Konsep ............................................. 185
2. MATERI ............................................................ 185

xiii
2.1. Pengertian ................................................ 185
2.2. Ruang Lingkup ......................................... 187
2.3. Arti Pentingnya Manajemen Resiko
dan Hubungannya Dengan Bidang
lain .......................................................... 187
2.4. Tugas & Kewajiban Manajer ..................... 189
2.5. Jenis Sumber Informasi Tingkat
Kepentingan ............................................. 189
3. RANGKUMAN.................................................. 189
4. LATIHAN/SOAL ................................................ 190
4.1. Pertanyaan ............................................... 190
4.2. Latihan/Tugas ........................................... 190
5. LAMPIRAN ........................................................ 191
BAB X MANAJEMEN STRATEGI ........................... 193
1. PENDAHULUAN............................................... 193
1.1. Deskripsi .................................................. 193
1.2. Relevansi.................................................. 194
1.3. Kompetensi .............................................. 194
1.4. Peta Konsep ............................................. 195
2. MATERI ............................................................ 196
2.1. Pengertian ................................................ 196
2.2. Ruang Lingkup ......................................... 197
2.3. Tugas & Kewajiban Manajer ..................... 198
2.4. Manfaat dan Pentingnya Strategi
bagi Perusahaan ....................................... 201
2.5. Tujuan Manajemen Strategi ...................... 201
2.6. Model – Model Manajemen
Strategi.....................................................203

xiv
2.7. Prosedur Manajemen Strategi ...................205
3. RANGKUMAN..................................................209
4. LATIHAN/SOAL ................................................209
4.1. Soal..........................................................209
4.2. Latihan ..................................................... 210
5. LAMPIRAN ........................................................ 211
DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 215
GLOSARIUM ..............................................................225

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Konsep: Konsep Dasar Bisnis ..............2


Gambar 2.1. Peta Konsep: Badan Usaha dan
Perusahaan. ............................................. 21
Gambar 3.1. Peta Konsep: Organisasi &
Manajemen ............................................. 51
Gambar 4.1. Peta Konsep: Manajemen
Pemasaran ............................................... 81
Gambar 5.1. Peta Konsep: Manajemen
Produksi ................................................. 101
Gambar 3.2. Contoh Flowchart Prosedur
Produksi ................................................. 131
Gambar 6.1. Peta Konsep: Manajemen
Keuangan............................................... 135
Gambar 6.1. Peta Konsep: Manajemen Sumber
Daya Manusia ........................................ 153
Gambar 8.1. Peta Konsep: Manajemen Resiko ........... 169
Gambar 9.1. Peta Konsep: Manajemen Sistem
Informasi ............................................... 185
Gambar 10.1. Peta Konsep: Manajemen Strategi .......... 195
Gambar 10.2. Model Manajemen Strategi
Wheleen ................................................203

xvi
Gambar 10.3. Model Manajemen Strategi
Hunger & Wheleen (2009) ....................204
Gambar 10.4. Model Manajemen Strategi Certo
(2012) ....................................................204
Gambar 10.4. Model Manajemen Strategi David
(2011:6) .................................................205

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Badan Usaha dan


Perusahaan .....................................................23
Tabel 2.2. Perbedaan Perjan, Perum Dan Persero ............26
Tabel 2.3. Perbedaan Koperasi & Badan Usaha
Lain ................................................................ 31
Tabel 2.4. Perbedaan Merger & Akuisisi ..........................36
Tabel 7.1. Perbedaan Paradigma Manajemen
Sumber Daya Manusia .................................. 160

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1. Instrumen Data Kebutuhan ...................... 17


Lampiran 2.1. Instrumen Data Dokumen ........................47
Lampiran 4.1. Segmentasi, Target & Positioning..............98
Lampiran 5.1. Instrumen Laporan Perencanaan
Produksi ................................................ 132
Lampiran 6.1. Instrumen Struktur Modal ...................... 149
Lampiran 7.1. Instrumen Analisa Pekerjaan................... 165
Lampiran 7.2. Format Iklan .......................................... 166
Lampiran 8.1. Instrumen Kegiatan Identifikasi
Resiko..................................................... 181
Lampiran 9.1. Instrumen Identifikasi Informasi .............. 191
Lampiran 10.1. Matriks Analisa Swot............................... 211
Lampiran 10.2. Alat Analisa Internal ............................... 212
Lampiran 10.3. Alat Analisa Ekstenal .............................. 213
Lampiran 10.4. Matrik Strategi ....................................... 214

xix
xx
BAB I
KONSEP DASAR BISNIS

"It is better to fail in originality than to succeed in


imitation."

Herman Melville

1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi
Munculnya Bisnis dikarenakan adanya peluang,
kegiatan bisnis dilakukan oleh pelaku Bisnis dimana aktor
utamanya adalah pengusaha atau wirausaha yang memiliki
tanggung jawab internal dan eksternal. Adanya
tanggungjawab tersebut harus dilaksanakan dengan penuh
Etika. Bisnis yang berjalan akan memiliki manfaat dan
berperanan penting dalam satu negara, dimana sistem
perekonmian suatu negara akan menentukan kebijakan dan
perilaku bisnis.

1.2. Relevansi
Pengantar Bisnis memiliki relevansi dengan mata
kuliah lain di ekonomi dan merupakan dasar untuk mata
kuliah yang lain seperti manajemen bidang – bidang lain dan
studi kelayakan lain.

1
1.3. Kompetensi
1.3.1. Kompetensi Inti
Setelah mengikuti kuliah Pengantar Bisnis, mahasiswa
memiliki kemampuan untuk menguasai konsep yang
mendasar, mampu mengembangkan konsep dan
melaksanakan atau mengaplikasikan kemampuan bisnis di
berbagai praktek organisasi/ perusahaan

1.3.2. Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari Topik ini Mahasiswa mampu:
1. Mengenali Peluang Bisnis
2. Menjelaskan kegiatan Bisnis
3. Medeklarasikan tujuan Bisnis
4. Mendefinisikan Area Bisnis
5. Mengenali Lingkungan Bisnis
6. Mengenali Sistem Ekonomi Negara
7. Menggolongkan Pelaku Bisnis

1.4. Peta Konsep

Gambar 1.1. Peta Konsep: Konsep Dasar Bisnis

2
2. MATERI
2.1. Munculnya Bisnis
Kegiatan Bisnis muncul karena adanya kebutuhan dan
keinginan manusia adanya alat pemuas,baik berupa barang
atapun jasa. Dalam ilmu ekonomi alat pemuas tidak
semuanya berlimpah, tetapi banyak yang tidak cukup
tersedia.
Adanya Kelangkaan alat pemuas ini menimbulkan
peluang bagi seseorang untuk menjalankan bisnis.
Peluang bisa diciptakan hal ini seperti yang
dimunculkan oleh adanya paradigma pemasaran tentang
create a customer (Whitney Hess ;2012)1, lebih lanjut Hess
mengatakan pelanggan adalah anggota kelompok sosial yang
produktif, selain itu pelanggan dari pelanggan merupakan
ROI (Return on Investment) bagi perusahaan. Maksu dari
pernyataan tersebut karena pelanggan merupakan
masyarakat yang akan memberikan hasil keuntungan bagi
perusahaan. Oleh karena itu melayani pelanggan secara
totalitas akan memasukkan pelanggan – pelanggan baru.
Penjabaran Hess di ilhami oleh pernyataan Peter F. Drucker
(1973)2“there is only one purpose of a business: to create a
customer.”

2.1.1. Aspek Munculnya Peluang


Peluang Usaha adalah suatu kesempatan yang datang,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan

1 Hess, Whitney: (2012); The Purpose of a Business is to Create a


Customer:https://whitneyhess.com/blog/2012/08/13/the-purpose-
of-a-business-is-to-create-a-customer/
2 Drucker, P.F (1973) Management: Tasks, Responsibilities, Practices';
New York: Harper & Row

3
keuntungan. Atau dapat didefenisikan juga sebagai
kesempatan yang muncul pada waktu tertentu yang dapat
memberikan kesempatan besar untuk memperoleh
keuntungan, jika dalam kesempatan itu dilakukan suatu
tindakan dengan mengarahkan tenaga dan pikiran.
(pengertian apapun:2016) 3
Beberapa ahli mendefinisikan arti peluang usaha,
antara lain :
1. Menurut Thomas W. Zimmerer(2008) 4
Peluang usaha merupakan sebuah terapan yang
terdiri dari kreativitas dan inovasi untuk memecahkan
masalah dan melihat kesempatan yang dihadapi setiap
hari.
2. Menurut Robbin and Coulter (2012) 5
Peluang usaha merupakan sebuah proses yang
melibatkan invidu atau kelompok yang menggunakan
usaha dan sarana tertentu untuk menciptakan suatu
nilai tumbuh guna memenuhi sebuah kebutuhan tanpa
memperhatkan sumber daya yang digunakan.
Peluang usaha tidak semuanya bisa dimanfaatkan,
hanya peluang usaha yang potensial dan berkualitas
yang akan memberikan hasil yang baik.

3 http://www.pengertianku.net/2016/11/pengertian-peluang-usaha-
secara-umum-dan-contohnya.html
4 Thomas W Zimmerer, Norman M Scarborough, (2008):
Kewirausahaan dan Manajemen: Usaha Kecil , Salemba empat
5 Robbins, Stephen P. & Coulter, Mary: (2012) Management ; 11th ed.,
Pearson Education, Inc., publishing as Prentice Hall, One LakeStreet,
Upper Saddle River, New Jersey

4
Menurut Blue Sky (2017)6, peluang usaha yang
potensial memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1. Usaha memiliki nilai jual yang tinggi
2. Usaha bukan hanya ambisi pribadi, tetapi bersifat
nyata
3. Usaha memiliki waktu bertahan lama di pasar
4. Tidak akan menghabiskan modal (karena terlalu
banyak investasi)
5. Tidak bersifat musiman
6. Bisa ditingkatkan menjadi skala industri
Untuk peluang yang ideal maka memiliki ciri – ciri 7:
1. Bersifat orisinil dan tidak meniru
2. Peluang usaha dapat mengantisipasi perubahan
persaingan dan kebutuhan pasar di masa mendatang
3. Benar-benar sesuai dengan keinginan
4. Tingkat kelayakan usaha benar-benar teruji (adanya
riset dan ujicoba pasar)
5. Bersifat kreatif dan inovatif
6. Ada keyakinan bisa mewujudkan usaha dan sukses
untuk menjalankannya
7. Ada rasa senang menjalankannya dan benar-benar
suka dengan usaha tersebut
Peluang usaha muncul dari berbagai sumber, sumber
tersebut merupakan aspek yang memunculkan peluang
antara lain:
1. Kebutuhan dan keinginan

6 http://getsmartyfun.blogspot.co.id/2017/01/peluang-usaha-dan-
sumber-sumber-peluang.html
7 https://pertarunganhidup.wordpress.com/2015/01/19/macam-
macam-peluang-serta-ciri-ciri-peluang-usaha-yang-baik/

5
2. Kemajuan Teknologi dan Informasi
3. Keberhasilan Pemasaran
4. Meningkatnya Kemakmuran
5. Bertambahnya Kesibukan
6. Berubahnya Situasi dan Kondisi
Peluang akan tetap menjadi peluang kalau kita tidak
memanfaatkannya oleh karena itu Dr. D.J. Schwartz (1978) 8
memberikan metode untuk bisa memanfaatkan peluang
yaitu:
1. Percaya dan yakin bahwa usaha dapat dilaksanakan.
Hapuskan kata mustahil, tak mungkin, tak bisa atau tak
perlu dicoba dari khasanah pikiran dan khasanah
bicara.
2. Jangan hadir lingkungan yang statis yang akan
melumpuhkan pikiran wiarusahawan. Lihatlah
peluang-peluang usaha untuk menjadi besar, tradisi
lain yang kurang menunjang peluang-peluang usaha
ialah etos kerja yang rendah dan terlalu santai.
3. Setiap hari bertanyalah kepada diri sendiri, “bagaimana
saya dapat melakukan usaha lebih baik?”.
4. Bertanya dan dengarkanlah, dengan bertanya dan
mendengarkan maka wirausahawan akan
mendapatkan bahan baku untuk mengambil keputusan
yang tepat.
5. Perluas pikiran anda, bersemangatlah, bergaullah
dengan orang-orang yang dapat membuah anda
mendapat gagasan-gagasan peluang usaha.

8 Schwartz, D.J, Dr (1978) ; Berpikir dan Berjiwa Besar; Jakarta Gunung


Jati

6
2.2. Pengertian
2.2.1. Definisi
Beberapa pakar mendefinisikan bisnis dengan cara
yang berbeda tetapi pada dasarnya sama yaitu kegiatan
untuk memperoleh keuntungan, misalnya Peterson &
Plowman (2012)9 menjelaskan bahwa bisnis merupakan
serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan penjualan
ataupun pembelian barang dan jasa yang secara konsisten
berulang (a series of activities related to the sale or purchase
of goods and services that are consistently repeated);
Prof.L.R.Dicksee (1979) 10 dalam Maheswari (2004) 11
bahwa pengertian bisnis adalah suatu bentuk aktivitas yang
utamanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi
yang yang mengusahakan atau yang berkepentingan dalam
terjadinya aktivitas tersebut; Raymond.E. Gloss (1980) 12
“Bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan
oleh orang orang yang berkecimpung dalam perniagaan dan
industri yang menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan , memepertahankan dan memperbaiki standar
serta kualitas hidup mereka;

9 Petersen, Elmore ; Plowman, E Grosvenor & Trickett, Joseph M


(2012); Business Organization and Management; Literary Licensing,
LLC, Mar 1, 2012 - 356 page
10 Lawrence Robert Dicksee; Richard P. Brief (1980). Dicksee's
Contribution to Accounting Theory and Practice. Ayer Publishing.
11 Maheswari, RP, Prof (2004); Principles of business Study, Vol1;
Pitambar y Publishing(P). Limited; 888 East Park Road, Karol Bagh,
New Delhi
12 E. Glos, Raymond (1980). Business : Its Nature and Environment.
Cincinnati: South-Western, 1980.

7
Jenis Bisnis, Ukuran usaha dan orientasi tujuannya
apapun bisnis memiliki karakteristik, Maheswari (2004) 13
memerinci karakteristik sebagai berikut:
1. Bisnis adalah lembaga Ekonomi dan Lembaga Sosial
2. Bisnis berhubungan dengan barang dan jasa
3. Bisnis Menciptakan Manfaat dengan sumber daya yang
langka
4. Bisnis menjaga kontinuitas dan regularitas
berkonsumsi
5. Bisnis memberikan nilai/harga pada barang dan jasa
6. Bisnis harus bermotif keuntungan
7. Bisnis menanggung resiko
8. Bisnis harus tumbuh dan berkembang

2.2.2. Tujuan
Tujuan utama Bisnis adalah keuntungan, meskipun
demikian juga memiliki tujuan lain, seperti yang disitir oleh
Utsman Ali (2015), yaitu meliputi:
(1) Profit,
(2) Pengadaan barang atau jasa,
(3) Kesejahteraan bagi pemilik faktor produksi dan
masyarakat,
(4) Full employment,
(5) Eksistensi perusahaan dalam jangka panjang (waktu
yang lama),
(6) Kemajuan dan pertumbuhan,
(7) Prestise dan prestasi.

13 Maheswari, RP, Prof (2004); Principles of business Study, Vol1;


Pitambar y Publishing(P). Limited; 888 East Park Road, Karol Bagh,
New Delhi

8
Tujuan Tersebut secara garis besar dapat disimpulkan,
untuk memenuhi berbagai macam kepentingan, baik owner,
pesaing, supplier, karyawan, konsumen, masyarakat umum,
maupun pemerintah, tujuan itu antara lain:
1. Tujuan Ekonomi, yaitu memberi keuntungan secara
ekonomis kepada berbagai pihak pelaku bisnis,
misalnya pada perusahaan sendiri memberikan
keuntungan, pada masyarakat luas memberikan pilihan
alat pemuas yang berkualitas, pada pemerintah
menambah peningkatan pendapatan negara, pada
investor memberikan dividen.
2. Tujuan Sosial, menambah tingkat kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat secara luas, dan peningkatan
kualitas kehidupan
3. Tujuan Negara, membantu pemerintah untuk
mendistribusikan dan mengalokasikan alat pemuas
dan sumberdaya.

2.2.3. Area Bisnis


Lingkungan Area Bisnis dapat berupa:
1. Kegiatan Produksi Bahan Baku
2. Memproduksi Barang dengan menggunakan Mesin dan
Tenaga Kerja
3. Menyimpan Hasil Produksi (Warehousing)
4. Mendistribusikan Produk dari Produsen ke Konsumen
5. Permodalan Bisnis
6. Mengelola Resiko
7. Mengemas Produk untuk perlindungan dan
Kenyamanan Pelanggan

9
8. Mempromosikan Produk untuk meningkatkan
Penjualan
9. Mengelola Penjualan dan Harga

2.3. Sistem Ekonomi


Sistem Ekonomi adalah cara suatu negara dalam
mengalokasikan dan mendistribusikan sumberdaya kepada
rakyatnya baik secara individu maupun kelompok.

2.3.1. Jenis –Jenis Sistem Ekonomi


1. Sistem Ekonomi Terpimpin
Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis adalah :
a. Negara sangat berkuasa dalam pemilikan bersama
(kolektivitas) semua faktor produksi.
b. Produksi dilakukan sesuai dengan kebutuhan
(production for needs).
c. Perencanaan ekonomi (economic planning)
dilakukan oleh negara.
d. Negara bertindak sebagai penentu harga
2. Sistem Ekonomi Pasar
Ciri-ciri sistem ekonomi pasar :
a. Penjaminan atas hak milik perseorangan
b. Mementingkan diri sendiri ( self interest)
c. Pemberian kebebasan penuh
d. Persaingan bebas (free competition)
e. Harga sebagai penentu (price system)
f. Peran negara minimal
3. Sistem Ekonomi Campuran
Ciri – ciri Ekonomi antara lain:
a. Kepemilikan Individu di akui

10
b. Pemerintah mengelola industri industri strategis,
dalam pelaksanaannya juga memberikan
kesempatan pada masyarakat untuk berpartisipasi
c. Pemerintah memberikan kesempatan kepada
individu dan kelompok untuk berusaha dengan
syarat tidak bertentangan dengan kebijakan
negara
d. Harga ditentukan oleh pasar, tetapi pada saat
terjadi harga ekstreem pemerintah mengendalikan
pasar

2.4. Lingkungan Bisnis


Lingkungan Bisnis adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu oraganisasi.
Glueck and Jauch (2001:154) 14 bahwa:Lingkungan
bisnis meliputi faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat
menimbulkan peluang atau ancaman bagi perusahaan.
Lingkungan bisnis dibedakan menjadi dua yaitu:
Internal dan Eksternal. Analisa lingkungan Internal akan
memberikan informasi tentang kondisi internal yaitu
kekuatan yang dimiliki dan lingkungan eksternal
memberikan informasi tentang peluang dan ancaman pada
perusahaan.
R.A. Supriono (1993)15 mengemukakan beberapa
alasan pentingnya analisis faktor lingkungan dilakukan, yaitu
sebagai berikut:

14 Jauch, Lawrence R. Glueck William F 2001., Manajemen Strategis dan


Kebijakan Perusahaan (Edisi Pertama), Erlangga, Jakarta.
15 R.A Supriyono, Akuntansi Manajemen I : Konsep Dasar Akuntansi
Manajemen dan Perencanaan, edisi kedua, Yogyakarta, BPFE, 1993

11
1. Lingkungan berubah sangat cepat atau dinamis
sehingga para pimpinan perusahaan perlu
mennganalisis dan mendiagnosis perubahan
lingkungan tersebut.
2. Para pimpinan perlu menyelidiki lingkungan,
khususnya untuk:
a. Menentukan apakah faktor-faktor dalam
lingkungan saat sekarang mengancam strategi dan
pencapaian tujuan perusahaan.
b. Menentukan apakah faktor-faktor dalam
lingkungan saat sekarang mengancam strategi dan
pencapaian tujuan perusahaan.
3. Perusahaan yang secara sistematis melakukan analisis
dan diagnosis lingkungan umumnya lebih efektif
dibandingkan dengan yang tidak melakukannya

2.5. Pelaku Bisnis


Pelaku bisnis adalah orang yang melaksanakan
kegiatan bisnis dan sering juga disebut sebagai pelaku usaha.
Berdasarkan tingkat kepentingan dan kegiatannya
maka pihak yang terlibat dalam bisnis dan sebagai pelaku
bisnis adalah:
1. Pemilik Modal/Investor, yaitu orang atau lembaga yang
memberikan modal usaha baik sebagian maupun
keseluruhan
2. Pengusaha/Manajer, orang yang mengelola
/mengkombinasikan faktor–faktor produksi untuk
memperoleh keuntungan.

12
3. Tenaga Kerja, yaitu orang yang menyumbangkan
tenaga (physik) atau pikirannya (psikis) dalam
perusahaan.
4. Konsumen, pelanggan yang memanfaatkan hasil
produk suatu perusahaan
5. Pemerintah, lembaga pemerintah yang berwenang
mengatur perekonomian negara.

2.6. Tanggungjawab & Etika Bisnis


Seorang pelaku usaha memiliki kewajiban untuk
bertanggung jawab melayani masyarakat luas pihak luar dan
memuaskan internal yaituinvestor dan pekerjanya maka
untuk mendamaikan kedua kepentingan tersebut seorang
pengusaha harus mentaati aturan main.
Oleh karena itu seorang pengusaha harus memiliki
Etika Bisnis,dimana Etika Bisnis menurut Maheswari
(2004;46)16 diperlukan untuk memelihara dan menjaga agar
perkembangan pengetahuan dan teknologi, norma
keamanan, hubungan personal, dan etika lingkungan.
Nilai etika dapat digambarkan sebagai perlakuan
normatif dan kemampuan analisa lingkungan. Hal ini
mengandung pertanyaan “Apakah itu”, “ Apa yang
seharusnya” dan Mengapa begitu”, Nilai – nilai etika dapat
dipelajari dari berbagai hal, misalnya:
1. Kriteria dalam menerima nilai –nilai
2. Nilai yang mana yang harus dioptimalkan

16 Maheswari, RP, Prof (2004); Principles of business Study, Vol1;


Pitambar y Publishing(P). Limited; 888 East Park Road, Karol Bagh,
New Delhi

13
3. Nilai –nilai yang mana yang dianggap benar untuk
menekan pengaruh buruk dari luar
4. Berniat melembagakan dan mengimplementasikan
nilai – nilai etika
Etika ada dua hal yang perlu diperhatikan bagi
perkembangan bisnis, yaitu : (1) Individual/Personal Ethics,
diperoleh dari kombinasi pengaruh keluarga, pengaruh
teman, pengalaman hidup, nilai – nilai pribadi dan moral dan
berbagai faktor kondisi yang mempengaruhinya; (2)
Business Ethics, adalah pemahaman tentang kebijakan
korporasi dan moral bisnis yang berdampak pada manusia
dan lingkungan untuk melaksanakan transaksi komersial.
Etika bisnis mengharuskan standar kualitas dan pelayanan,
jujur dan bertindak benar dalam bertransaksi.

2.7. Peranan & Manfaat Bisnis


Peranan dan manfaat Bisnis Bagi Pembangunan:
1. Bagi Pelaku Bisnis
a. Memperoleh Penghargaan/Pengakuan
b. Kesempatan Untuk Menjadi Bos bagi Diri Sendiri
c. Menggaji diri sendiri
d. Atur Waktu Anda Sendiri
e. Masa Depan yang lebih cerah
2. Bagi Masyarakat
a. Tersedianya Variasi Alat pemuas
b. Kualitas Kehidupan yang lebih Baik
c. Mengurangi pengangguran
3. Bagi Pemerintah
a. Membantu dalam menangani masalah
kependudukan

14
b. Meningkatkan atau menambah sumber
pendapatan negara

2.8. Peluang Bisnis di Indonesia


Melihat trend digital saat ini, diprediksi peluang usaha
2018 akan banyak berkaitan dengan teknologi selain sektor
jasa, makanan dan properti tentunya. GoUKM17 mengulas
beberapa peluang usaha di tahun 2018
a. Be a Youtuber Mendirikan StartupJasa Digital Agency
b. Peluang Peluang Usaha Obat-Obatan Herbal
c. Peluang Usaha Jasa Cleaning Service
d. Peluang Usaha Jual Beli Mobil Bekas
e. Peluang Usaha Property Syariah
f. Peluang Usaha Emas Antam
g. Peluang Usaha e-Commerce
h. Peluang Usaha Makanan Frozen Food
i. Peluang Usaha Food Truck
j. Peluang Usaha Desain Grafis

3. RANGKUMAN
Bisnis muncul karena adanya peluang sebagai
konsukuensi logis adanya permintaan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan barang dan jasa. Lingkungan
memiliki pengaruh terhadap kelangsungan hidupbisnis yang
banyak ditentukan oleh sistem ekonomi suatu negara. Oleh
karena adanya tanggungjawab pelaku bisnis maka perlu bagi
pelaku bisnis untuk mentaati etika bisnis

17 Daftar Peluang Usaha dan peluang bisnis 2018 untuk UKM;


http://goukm.id/category/peluang-usaha/

15
4. LATIHAN/SOAL
4.1. Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas !
1. Apakah yang menyebabkan munculnya Kegiatan
Bisnis?
2. Mengapa orang mau melakukan kegiatan Bisnis ?
3. Tujuan Bisnis tidak hanya untuk memperoleh
keuntungan, berikan penjelasannya!
4. Bisnis memiliki banyak manfaat, apa saja manfaatnya?,
berikan uraian singkat!
5. Sebutkan ciri – ciri masing – masing sistem ekonomi
yang ada !
6. Apakah kalian juga termasuk Pelaku Bisnis ?, jika ya
kenapa demikian?, Siapa saja yang termasuk pelaku
Bisnis?
7. Jika kamu seorang Pengusaha, apa tanggung jawabmu?
8. Mengapa perlu ada Etika Bisnis ?

4.2. Latihan /Tugas


Mengenali Peluang:
1. Buatlah daftar pertanyaan tentang kebutuhan &
Keinginan
2. Tanyakanlah kepada Orang disekitarmu tentang
kebutuhan & keinginan mereka
3. Susunlah sesuai dengan kategori kebutuhan &
Keinginan mereka
4. Dari Daftar tersebut tarik kesimpulan apa yang paling
mereka butuhkan
(Gunakan lampiran untuk membantu tugas anda)

16
5. LAMPIRAN
Lampiran 1.1. Instrumen Data Kebutuhan

17
18
BAB II
BADAN USAHA & PERUSAHAAN

“Regard yourself as a small corporation of one. Take


yourself off on team-building exercises (long walks).
Hold a Christmas party every year at which you stand in
the corner of your writing room, shouting very loudly to
yourself while drinking a bottle of white wine. Then
masturbate under the desk. The following day you will
feel a deep and cohering sense of embarrassment.”

Will Self

1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi
Kegiatan usaha memerlukan wadah agar bisa
melaksanakan kegiatan dengan lancar, dan memiliki
kekuatan hukum, kejelasan kegiatan usahanya. Bab ini
menjelaskan tentang Badan Usaha dan Perusahaan baik jenis
dan bentuknya dan pendirian wadah usaha yang memiliki
legalitas.

1.2. Relevansi
Materi ini memiliki relevansi dengan kegiatan usaha,
dimana pelaku usaha memiliki tempat untuk berkegiatan dan
alamat tujuan bagi pihak lain yang memiliki kepentingan.

19
1.3. Kompetensi
1.3.1. Kompetensi Inti
Setelah mengikuti kuliah Pengantar Bisnis, mahasiswa
memiliki kemampuan untuk menguasai konsep yang
mendasar, mampu mengembangkan konsep dan
melaksanakan atau mengaplikasikan kemampuan bisnis di
berbagai praktek organisasi/ perusahaan

1.3.2. Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari Topik ini Mahasiswa mampu:
1. Membedakan Badan Usaha dan Perusahaan
2. Menjelaskan Jenis –jenis Perusahaan
3. Mengklasifikasikan Badan Usaha berdasarkan
Kepemilikan
4. Menggolongkan Badan Usaha Berdasarkan Badan
Hukum
5. Menjelaskan Jenis – Jenis Penggabungan Badan Usaha
6. Menjelaskan Peranan Badan Usaha
7. Mengenali Perijinan/legalitas Badan Usaha

20
1.4. Peta Konsep

Gambar 2.1. Peta Konsep: Badan Usaha dan Perusahaan.

2. MATERI
2.1. Pengertian
Ada dua terminologi yang sering digunakan dalam
dunia usaha yaitu: Perusahaan dan Badan Usaha, keduanya
merupakan satu kesatuan tetapi memiliki makna dan ciri
yang berbeda.
Perusahaan adalah tempat yang digunakaan untuk
melakukan proses produksi barang atau jasa atau tempat
berlangsungnya dari proses produksi yang menggabungkan
berbagai faktor-faktor produksi dalam rangka untuk
menghasilkan barang dan jasa, sedangkan; pendapat lain :

21
 Andasasmita (1981)18, Perusahaan adalah mereka yang
secara teratur berkesinambungan dan terbuka
bertindak dalam kualitas tertentu mencapai
keuntungan bagi diri mereka.
 Abdul Kadir Muhammad (2001) 19 Berdasarkan
tinjauan hukum, istilah perusahaan mengacu pada
badan hukum dan perbuatan badan usaha dalam
menjalankan usahanya. Lebih lanjut, perusahaan
adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan
berkumpulnya semua faktor produksi.
 Menurut Murti Sumarni (1997) 20, Perusahaan adalah
sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber
daya ekonomiuntuk menyediakan barang dan jasa bagi
masyarakat dengan tujuan memperoleh
keuntungandan memuaskan kebutuhan masyarakat.
Badan Usaha didefinisikan sebagai suatu kesatuan
hukum dan ekonomi atau organisasi yang memakai faktor-
faktor produksi untuk memproduksi barang/ jasa dengan
tujuannya adalah mendapatkan laba atau memberikan
pelayanan umum kepada masyarakat.
Pendapat lain tentang Badan Usaha dapat dicermati di
bawah ini:
Menurut Wikipedia21 Badan usaha adalah kesatuan
yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali

18 Andasasmita, Komar, 1981, Notaris I, Sumur Bandung, Bandung


19 Abdul Kadir Muhammad (2001), Hukum Perdata Indonesia, PT Citra
Buana, Bandung,
20 Sumarni, Murti. (1997) . Pemasaran. Yogyakarta: Liberty
21 https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_usaha

22
disamakan dengan perusahaan, walaupun pada
kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha
adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat di
mana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.
Secara lebih rinci maka perbedaan antara keduanya
dapat dipilah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Perbedaan Badan Usaha dan Perusahaan


No Badan Usaha Perusahaan
1 Merupakan wadah Alat/sarana dalam
pelaksanaan kegiatan melaksanakan kegiatan usaha
usaha
2 Entitas Badan Hukum Entitas Teknis dan Pelaksana
dan Ekonomi
3 Bertujuan menghasilkan Bertujuan menghasilkan baran
laba dan pelayanan dan/atau jasa
4 Bentuknya UD; PT; Fa; Bentuknya Toko; Bengkel,
CV dan Koperasi Pabrik, dan tempat kerja
produksi lainnya
5 Wilayah kerjanya Wilayah kerjanya disebut
disebut berkedudukan lokasi/tempat dan lain - lain

2.2.1. Jenis - Jenis Perusahaan


Jenis – jenis perusahaan yang merupakan operasional
Badan Usaha dapat dilihat dari lapangan usahanya, dalam
ilmu ekonomi (2017) 22 adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan ekstraktif, perusahaan ini bergerak di
bidang usaha penggalian, pengambilan, atau
pengolahan kekayaan yang disediakan alam. Hasil yang

22 http://www.ilmuekonomi.net/2015/11/Pengertian-Perusahaan-
Ekstratif-Agraris-Industri-Perdagangan-dan-Jasa-beserta-
contoh.html

23
diambil dari alam tidak diolah atau tidak diusahakan
sebelumnya.
Misalnya, PT INCO (International Nickel Company)
yang mengambil dan mengolah nikel dari alam di
beberapa wilayah Indonesia, pengambilan hasil hutan,
dan pengeboran minyak.
2. Perusahaan Agraris, perusahaan ini bergerak dalam
usaha pengolahan tanah. Hasilnya diambil dari alam,
namun terlebih dahulu diolah tanahnya untuk
memperoleh hasilnya.
Contoh, perusahaan yang berusaha di bidang
pertanian, perkebunan, perikanan darat, kehutanan,
dan lain-lain.
3. Perusahaan industri, perusahaan ini bergerak dalam
usaha pengolahan bahan baku sampai menjadi barang
jadi atau barang yang siap pakai.
Contoh Perusahaan industri: PT Semen Tonasa dan PT
Semen Cibinong yang mengolah batu gunung, gips, dan
bahan lainnya menjadi semen.
Perusahaan pembuat kursi yang mengolah kayu,
plastik, kain, menjadi kursi yang siap dipakai.
4. Perusahaan perdagangan, Perusahaan ini bergerak di
bidang usaha pembelian barang untuk dijual kembali,
tanpa mengolah barang yang dibelinya.
Contoh, pedagang pakaian, pedagang sayuran, dan
sebagainya.
5. Perusahaan jasa, Perusahaan ini bergerak di bidang
usaha jasa atau memberikan pelayanan.

24
Misalnya, perusahaan pengangkutan, perusahaan
perhotelan, perusahaan perbankan, dan perusahaan
perasuransian.

2.2.2. Jenis – Jenis Badan Usaha


1. Berdasarkan Kepemilikannya
Maka Badan Usaha dapat klasifikasikan, sebagai
berikut:
A. Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD)
Suatu Badan usaha dikatakan milik Negara
(Pemerintah) dikarenakan modal usaha yang
digunakan baik seluruhnya maupun sebagian adalah
milik negara, dalam hal kepemilikan sebagian maka
modal yang dimiliki negara harus merupakan modal
mayoritas.
Dasar hukum BUMN dengan undang-undang ini
mulai dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2003, dan
belum ada perubahan lagi, dengan tujuan:
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan
dapat memeberikan sumbangan perekonomian
2. BUMN itu sendiri bahwa BUMN menaungi banyak
perusahaan dari berbagai bidang dan bentuk
untuk mencapai tujuan bersama yaitu mencari
keuntungan dengan sebesar-besarnya
3. BUMN menampung semua perusahaan di berbagai
bidang dan bentu, sehingga diharapkan
perusahaan-perusahaan dibawah naungan BUMN
dapat memaksimalkan pelayanan jasa, maupun
dalam mengolah ataupun membuat barang

25
4. Perusahaan dibawah naungan BUMN dapat
dikembangkan lagi ke sector swasta maupun
koperasi.
Bentuk Badan Usaha Milik Negara milik
pemerintah digolongkan : Perusahaan Jawatan
(Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan juga
Perusahaan Perseroan (Persero atau PT). Untuk
saat ini Perjan sudah tidak ada lagi.

Tabel 2.2. Perbedaan Perjan, Perum Dan Persero


PERJAN* PERUM PERSERO
Public service Public service Memupuk keuntungan
Bagian dari dept, Berstatus Badan Hukum Bdn Hk. Perdata
dirjen/direktorat/ yg diatur UU berbentuk PT.
pemda
Hub. Hk. Publik Di bidang jasa vital Hub. Usaha secara
perdata
Dipimpin oleh seorang Dipimpin oleh Dewan Dipimpin oleh Direksi
kepala Direksi (max. 5 org)
Tidak punya kekayaan Punya nama & kekayaan Punya kekayaan yang
sendiri sendiri terpisah
Memperoleh fasilitas Tidak Tidak
negara
Modal seluruhnya milik Modal seluruhnya milik Bisa sebagian bisa
negara negara seluruhnya
Pegawai berstatus PNS Pegawainya diatur Pegawai berstatus
secara tersendiri, bukan pegawai swasta
PNS, bukan swasta
Pengawasan secara Pengawasan oleh Dewan Pengawasan oleh
hirarki & fungsional Pengawas & Satuan komisaris & SPI
Pengawasan Intern
Tidak mandiri Tergantung politik tarif Mandiri
& harga dari pemerintah

B. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)


BUMS adalah sebuah badan usaha yang dikuasai
dan dikelola oleh pihak swasta non pemerintahan yang
dimana modalnya dimiliki oleh pihak swasta. Dalam

26
pasal 33 UUD 1945 dijelaskan bahwasannya BUMS
hanya berhak untuk mengelola sumber daya ekonomi
yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak
menyangkut hajat hidup orang banyak.
C. Badan Usaha Campuran
Pemilik Modal ini modalnya dimiliki antara
pemerintah dan swasta dengan perimbangan jumlah
saham kepemilikan yang berimbang, dengan demikian
swasta maupun pemerintah sama sama menjadi
pemiliknya misalnya BCA.
2. Jenis Badan Usaha Berdasarkan Status Hukum
Memiliki status badan hukum usaha merupakan satu
hal yang lebih menjamin kelancaran usaha, apalagi adanya
kebijakan satu atap dan kemudahan lain untuk memperoleh
status hukum, apalagi untuk usaha yang berskala kecil
pendaftaran usaha tidak dipungut biaya. Berdasarkan status
hukumnya maka Badan Usaha digolongkan menjadi :
A. Perusahaan Perseorangan,
Perusahaan Perseorangan adalah badan usaha
yang seluruh modalnya dimiliki oleh satu orang. Hal ini
memiliki konsekuensi tanggung jawabnya pun
dibebankan kepada orang tersebut.
Perusahaan perseorangan menurut UU Nomor 3
Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (UU
Daftar Perusahaan) termasuk perusahaan yang wajib
didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan, kecuali
1) jika perusahaan tersebut diurus, dijalankan, atau
dikelola pribadi pemiliknya dengan hanya
mempekerjakan anggota keluarga; 2) benar-benar
hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan nafkah

27
sehari-hari pemiliknya; dan 3) bukan merupakan
badan hukum atau persekutuan.
B. Firma,
Pengertian Firma menurut Pasal 16 Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang bahwa “Perseroan Firma
adalah tiap-tiap perserikatan yang didirikan untuk
menjalankan suatu perusahaan di bawah satu nama
bersama.”
Lebih lanjut dapat dijelaskan Pengertian firma
adalah perusahaan yang pembentukannya dilakukan
oleh 2 orang atau lebih dengan menggunakan satu
nama. Modal firma biasanya lebih kuat daripada
perusahaan perseorangan. Semua pemilik firma sama-
sama mempunyai tanggung jawab yang penuh atas
perusahaan. Keuntungan yang didapatkan oleh
perusahaan biasanya dibagi proporsional menurut
perbandingan modal yang ditanamkan di perusahaan.
C. Persekutuan Komanditer (CV = Coomanditer
Vennotschaft),
Berdasarkan ketentuan pasal 19 KUHD
Persekutuan Komanditer adalah suatu perseroan yang
dibentuk oleh satu orang atau lebih dimana salah satu
pihak bertanggung jawab seluruhnya dan pihak lain
sebagai pelepas uang.
Dengan demikian maka Persekutuan Komanditer
memiliki 2 keanggotaan yaitu:
 Pemilik modal yang menjalankan perusahaan
dinamakan pesero aktif atau pesero pengusaha.

28
 Pemilik modal yang hanya memasukkan modal
tanpa ikut serta dalam menjalankan perusahaan
disebut pesero diam atau pesero komanditer
D. Perseroan Terbatas (PT),
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan
bahwa: Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut
Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini
serta peraturan pelaksanaannya.
Perseroan Terbatas didirikan dengan
menggunakan akta notaris dan disetujui oleh Menteri
Hukum dan HAM, yang didaftarkan di pengadilan
negeri, serta diumumkan dalam lembaran negara. Akta
pendirian PT harus mencantumkan antara lain:
 Nama Perusahaan
 Jangka Waktu Pendirian Perusahaan
 Jumlah Modal Dasar (Statuter)
 Tempat Kedudukan Perusahaan
 Maksud Dan Tujuan Dari Perusahaan
 Jumlah Lembaran Saham Dan Nilai Nominal Saham
Per Lembar.
Ada 3 Jenis Perseroan Terbatas (PT) :
a. PT Tertutup
Perseroan Tertutup adalah suatu perusahaan
terbatas yang belum pernah menawarkan
sahamnya kepada publik melalui penawaran

29
umum dan jumlah pemegang sahamnya belum
sampai kepada jumlah pemegang saham dari suatu
perusahaan publik (Fuadi;2003)23
b. PT Terbuka
Pengertian PT Terbuka tercantum dalam UU
No.40 tahun 2007, PT Terbuka adalah perseroan
yang modal dan jumlah pemegang sahamnya
memenuhi kriteria tertentu, atau perseroan yang
melakukan penawaran umum sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal.
Penjelasan dari UU tersebut berarti memiliki
pengertian jika PT terbuka dapat dibagi menjadi 2,
yaitu :
i. PT (Perseroan Terbatas) yang go-public, yang
melakukan penawaran umum sesuai butir 2;
ii. Perseroan publik. Adapun yang dimaksud
perseroan publik ini adalah PT yang tidak
melakukan penawaran umum dalam arti tidak
menjual sahamnya melalui bursa (go-public),
namun modalnya sangat besar dan terbagi
atas sejumlah pemegang saham yang banyak
sekali.
Ketentuan lain dalam UUPT (Undang-undang
Perseroan Terbatas) pada Pt Terbuka harus
mencantumkan singkatan “Tbk” diakhir nama PT
Contohnya : PT. Gpnjang Ganjing Tbk, berarti

23 Fuadi, Munir (2003);Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Citra


Aditya Bakti, Bandung,

30
“Perseroan Terbatas Gonjang Ganjing adalah PT
terbuka”
c. PT Kosong
Perseroan terbatas kosong adalah perseroan
yang sudah ada izin usaha dan izin lainnya tapi
tidak ada kegiatannya.24
E. Koperasi,
Koperasi Indonesia berdasarkan UU No. 25 tahun
1992, koperasi adalah suatu badan usaha yang
dipandang oleh undang-undang sebagai suatu
perusahaan. Dimana dibentuk oleh anggota-
anggotanya untuk melakukan kegiatan usaha dan
menunjang kepentingan ekonomi anggotanya.
Jenis jenis koperasi dilihat dari jenis usahanya
dapat digolongkan, antara lain:
a. Koperasi Simpan-Pinjam (Koperasi Perkreditan)
b. Koperasi Jasa
c. Koperasi pemasaran
d. Koperasi Pertokoan (Koperasi Konsumsi)
e. Koperasi Produksi
Perbedaan Koperasi dan Badan Usaha Lainnya

Tabel 2.3. Perbedaan Koperasi & Badan Usaha Lain


No Koperasi Badan Usaha Lain
Mengutamakan perkumpulan orang, Mengutamakan perkumpulan
1
bukan perkumpulan modal modal
Mengutamakan pemenuhan Mengutamakan perolehan
kebutuhan, kemakmuran, dan keuntungan sebesar - besarnya
2
kesejahteraan para anggota, dan
masyarakat
3 Pembagian Laba (Sisa Hasil Usaha) Pembagian laba didasarkan

24 https://halokawan.com/pt-kosong-adalah/

31
No Koperasi Badan Usaha Lain
berdasarkan jasa partisipasi anggota banyaknya modal yang disetor
Kekuasaan tertinggi ada pada Rapat Kekuasaan Tertinggi pada pemilik
4
Anggota modal terbesar
Setiap anggota memiliki hak suara Hak suara berdasarkan besar
5
sama kecilnya modal yang disetor

3. Perusahaan Multi Nasional


Adanya perkembangan usaha yang semakin meluas
dan globalisasi perdagangan menimbulkan konsekuensi
meluasnya area bisnis, dengan orientasi meningkatkan
keuntungan karena memiliki area pasar yang lebih luas.
Pergerakan multi nasional tidak selalu memiliki status
hukum di suatu negara, tetapi tetap memberikan pajak
dimana perusahaan tersebut melakukan kegiatannya.
Ciri – Ciri perusahaan multi nasional dikemukakan oleh
Sugi Arto (2016), antara lain :
1. Lingkup kegiatan income generating (perolehan
pendapatan) perusahaan multinasional melampau
batas-batas Negara;
2. Perdagangan dalam perusahaan multinasional
kebanyakan terjadi di dalam lingkup perusahaan itu
sendiri, walaupun antarnegara;
3. Control terhadap pemakaian teknologi dan modal
sangat diutamakan mengingat kedua factor tersebut
merupakan keuntungan kompetitif perusahaan
multinasional;
4. Pengembangan sistem managemen dan distribusi yang
melintasi batas-batas Negara, terutama sistem modal
ventura, lisensi dan franchise

32
Keuntungan dan Kerugian Perusahaan Multinasional
Keuntungan Perusahaan Multinasional bagi suatu
negara:
1. Menambah devisa Negara melalui penanaman di
bidang ekspor;
2. Mengurangi kebutuhan devisa untuk import di sector
industri;
3. Memodernisir industri;
4. Ikut mendukung pembangunan nasional;
5. Menambah kesempatan kerja dan membuka lapangan
kerja baru.
Kerugian Adanya perusahaan Multinasional bagi satu
negara, adalah :
1. Semakin banyaknya Perusahaan Multinasional yang
didirikan dapat mempengaruhi kekuasaan ekonomi
negara.
2. Keuntungan perusahaan akan dialihkan ke luar negeri
kepada pemegang sahamnya; dan
Penyusutan/depresiasi, dalam prakteknya sering
digunakan untuk menyembunyikan keuntungan-
keuntungan agar tidak terkena pajak.
3. Dapat merusak kehidupan politik dan ekonomi negara.
Ada dua bentuk Perusahaan Multinasional yaitu :
1. Bentuk Badan Hukum
Ada 5 Bentuk Badan Hukum Perusahaan Multi
nasional, yaitu:
1. Perusahaan cabang, yaitu perusahaan yang
tidak terpisahkan dengan dengan perusahaan
multinasional yang menjadi induknya.

33
2. Perusahaan subsidary, yaitu anak perusahaan
multinasional yang berbadan hukum sendiri,
namun saham perusahaan sepenuhnya
merupakan milik perusahaan induknya.
3. Perusahaan patungan, yaitu perusahaan yang
sahamnya dimiliki oleh dua atau lebih
perusahaan sebagai partner atau mitra.
4. Perusahaan go public, yaitu perusahaan yang
berkedudukan lokal dan sebagian sahamnya
dipegang oleh masyarakat.
5. Perusahaan dengan bentuk lain, yaitu
perusahaan yang pembentukannya
disesuaikan dengan ketentuan hukum yang
berlaku, seperti perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan, jasa maupun
perdagangan.
2. Bentuk Penanaman Modal
Bentuk penanaman modal dalam pendirian
badan usaha baik untuk penanam modal dalam
negeri maupun asing sebagai berikut:
1. Mengambil bagian saham pada saat pendirian
perseroan terbatas;
2. Membeli saham; dan
3. Melakukan cara lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Aktivitas kegiatan Perusahaan Multinasional
secara Internasional di dasarkan atas25:

25 Hadiwinata, Bob Sugeng (2006); Politik Bisnis Internasional;


Yudhistira : Jakarta

34
1. Code Of Conduct On Transnational Corporation
(ECOSOC -PBB);
2. Deklarasi Tata Ekonomi Internasional Baru
(PBB): pendelegasian hukum dari masyarakat
Internasional kepada tiap Negara untuk
memiliki wewenang mengatur kegiatan
perusahaan transnasional di wilayah yang
menjadi yurisdiksinya.
Sedangkan di Indonesia memiliki dasar
hukum peraturan :
1. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas,
2. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1967
Tentang Penanaman Modal Asing.

2.2. Penggabungan Badan Usaha


Penggabungan Badan usaha biasanya dilakukan oleh
Badan usaha atau perusahaan yang lebih kuat dan dengan
maksud untuk menguasai dengan cara langsung ataupun
tidak langsung, dengan cara kesepakatan ataupun dengan
pemaksaan. Penggabungan tersebut bisa dengan merger
(penggabungan) maupun akuisisi atau pencaplokan
perusahaan (amalgamasi).
Harianto dan Sudomo, (2001, p.640) 26 memberikan
keterangan lebih lanjut tentang Merger dengan kondisi,
perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun
kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger,

26 Harianto dan Sudomo, (2001). Merger dan Akuisisi . Jurnal


Manejemen

35
perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti
beroperasi. Sedangkan Akuisisi adalah pengambil-alihan
(takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau
aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada.
Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi,
Alasan perusahaan melakukan penggabungan baik
melalui merger maupun akuisisi, menurut Gitman (2003,
p.714-716) 27 yaitu :
1. Pertumbuhan atau diversifikasi
2. Sinergi
3. Meningkatkan dana
4. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
5. Pertimbangan pajak
6. Meningkatkan likuiditas pemilik
7. Melindungi diri dari pengambilalihan

Tabel 2.4. Perbedaan Merger & Akuisisi


No Dimensi Merger Akuisisi
1 Status Perseroan yang Perseroan yang
Badan menggabungkan diri diambil alih
Hukum lenyap dan berakhir sahamnya, badan
statusnya sebagai hukumnya tidak
badan hukum menjadi bubar atau
berakhir, hanya
terjadi beralihnya
pengendalian
2 Aktiva dan Aktiva dan Pasiva Aktiva dan pasiva
Passiva perseroan yang perseroan yang
menggabungkan diri diambil alih tetap ada
beralih sepenuhnya pada perseroan yang

27 Gitman, Lawrence J. 2003. Principles of Managerial Finance, eleventh


editions, Mediform, Sandiego

36
No Dimensi Merger Akuisisi
kepada perseroan diambil alih
yang menerima sahamnya
penggabungan

2.3. Peranan Badan Usaha dalam Perekonomian


Indonesia
Berikut ini merupakan peran badan usaha dalam
perekonomian indonesia antara lain meliputi:
1. Sebagai produsen barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat,
Hal ini berkaitan dengan pemenuhan atas semua
kebutuhan barang/ jasa masyarakat.
2. Sebagai sumber penghasilan/ pendapatan dari
masyarakat.
Bahwa badan usaha dan perusahaan merupakan
tempat yang dijadikan sebagai mata pencaharian untuk
masyarakat, oleh sebab itu merupakan sumber
penghasilan atau pendapatan bagi masyarakat.
3. Sebagai penyedia lapangan pekerjaan dan pendukung
pendidikan. Badan usaha dan perusahaan akan selalu
memerlukan tenaga kerja, oleh sebab itu akan
pengangguran kan berkurang. Selain itu bisa juga
mendukung dan menunjang dari pendidikan dengan
cara memberikan bantuan pendidikan yang berwujud
bea siswa terhadap pelajar maupun mahasiswa.
4. Sebagai sumber pendapatan Negara. Badan usaha dan
perusahaan yang mendapat laba/ keuntungan akan
menjadi salah satu sumber pendapatan negara.
5. Sebagai agen dari pembangunan perekonomian
nasional

37
6. Semakin banyak badan usaha dan perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha, maka semakin besar
kemungkinan untuk membangun perekonomian
negara.

2.4. Legalitas Usaha


Legalitas bagi Badan Usaha merupakan suatu bukti
surat/sertifikat keabsahan yang diberikan oleh pemerintah
kepada pemilik usaha. Banyak manfaat menjalankan usaha
dengan memiliki bukti legal dari pemerintah.
Keengganan pengusaha utamanya pada UMKM
mengurus legalitas karena masih adanya anggapan mengurus
surat ijin susah dan menambah pekerjaan, padahal tidak
benar, banyaknya deregulasi dan kebijakan lebih
memberikan kemudahan bagi pengusaha baru untuk
memiliki usaha secara legal. Disamping itu pengurusan ijin
usaha tidak perlu banyak biaya, merujuk pada Undang-
Undang RI nomor 28 pada tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah telah dijelaskan bahwa dalam
mengurus Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin Usaha
Industri (IUI), Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK), Tanda
Daftar Industri (TDI), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Tanda
Daftar Gudang (TDG), Izin Perluasan, Izin Pariwisata dan Izin
Lokasi itu sebenarnya bebas retribusi atau istilah lainnya
adalah gratis.
Memiliki legalitas usaha secara umum akan memberi
manfaat :
1. Kepemilikin ijin usaha merupakan bukti warganegara
patuh pada hukum, sehingga tidak ada alasan bagi
pemerintah untuk mempermasalahkannya.

38
2. Kenyamanan dan rasa aman dalam usaha serta
meningkatkan kredibilitas usaha.
3. Kelangsungan usaha lebih bisa dipertahankan
Manfaat usaha legal menurut Reza (2016) 28, adalah :
1. Mudah jalin kerja sama
2. Legalitas
3. Sadar pajak
4. Mudah akses permodalan
5. Perlindungan lokasi usaha
6. Pendampingan dan pengembangan usaha
Sedangkan manfaat ijin usaha yang dikemukakan jasa
perijinan29, adalah:
1. Sarana Perlindungan Hukum
2. Sarana Promosi
3. Bukti Kepatuhan pada aturan hukum
4. Mempermudah mendapatkan proyek
5. Mempermudah pengembangan usaha
Beberapa Jenis Perijinan , antara lain:
1. Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)
Pejabat yang berwenang mengeluarkan surat ini
adalah Kantor Kelurahan ataupun Kantor Kecamatan
dimana usaha didirikan. Surat ini sebagai dasar untuk
mengurus surat lainnya SIUP, NPWP, TDP, dan surat
lain sesuai jenis usahanya.

28 Nabiela Rizki (2016); Manfaat Legalitas UKM Bagi Para Pelaku Usaha;
https://jarvis-store.com/artikel/manfaat-legalitas-ukm-bagi-para-
pelaku-usaha
29 http://jasaperijinan.com/manfaat-memiliki-izin-usaha/

39
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak di
wilayah domisili usaha. NPWP merupakan identitas
untuk mengurus masalah perpajakan, dalam satu usaha
ada dua jenis NPWP yaitu NPWP perorangan maupun
NPWP Badan (perusahaan). Sekarang ini pendaftaran
NPWP bisa langsung atau online.
3. Surat Izin Usaha Dagang (UD)
Dikeluarkan oleh kantor wilayah Departemen
Perindustrian dan Perdagangan di wilayah domisili
usaha.
4. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Dikeluarkan oleh Pemerintah daerah di wilayah
domisili usaha, dan berlaku selama 3 tahun, dan perlu
diperpanjang kembali jika masih diperlukan. SITU
bermanfaat untuk mendapatkan izin tempat usaha
sesuai tata ruang wilayah dalam rangka penanaman
modal.
5. Surat Izin Prinsip
Dikeluarkan Pemerintah Daerah kepada di wilayah
domisili usaha. Surat ini memberikan kepastian hukum
dalam kegiatan berinvestasi dan meningkatkan
sumber-sumber pendapatan daerah secara asli.
6. Surat Izin Usaha Industri (SIUI)
Dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu (KPPT) daerah masing-masing tingkat
kabupaten atau kota. Untuk usaha kecil-menengah
yang mendukung usaha yang bergerak di bidang
industri.

40
7. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Ada 3 kriteria SIUP yaitu SIP Kecil, SIUP
Menengah, dan SIUP Besar tergantung pada kriteria
banyaknya modal yang dimiliki oleh setiap usaha. Yang
Berhak mengeluarkan adalah Pemerintah Daerah
untuk melaksanakan kegiatan perdagangan.
8. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Merupakan Bukti jika perusahaan atau Badan
usaha yang dijalankan telah terdaftar, Surat ini
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah.
9. Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Merupakan ijin Bangunan guna kepentingan tata
guna lahan dan tertib bangunan dikeluarkan oleh Dinas
Tata Kota di mana bangunan tersebut berdiri.
10. Izin BPOM
Jika usaha berkaitan dengan produk makanan
minuman, herbal , obat – obatkan yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat maka Ijin BPOM
diperlukan. Dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan urusan
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
11. Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)
Dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan untuk produksi
makanan dan minum produk olahan rumahan (rumah
tangga), dengan tujuan untuk melindungi kesehatan
masyarakat. PIRT harus dimiliki untuk produk olahan
yang memiliki keawetan di atas 7 hari. Masa berlaku
PIRT 5 tahun.
Surat ijin ini bisa diperoleh dengan mengajukan ke
Dinas Kesehatan Bagian Pangan, dengan persyaratan
(sumber Dinas Kesehatan Kota Semarang):

41
a. Fotokopi KTP
b. Pas Foto 3×4 sebanyak 3 lembar
c. Ke Puskesmas wilayah lokasi produksi untuk
pemeriksaan kesehatan dan sanitasi
d. Mengikuti penyuluhan untuk mendapatkan SP.
Penyuluhan ini berlangsung beberapa bulan sekali
tergantung peserta dan tiap kabupaten berbeda
tergantung kebijakan lokal.
e. Menyertakan hasil uji laboratorium. Dinas
Kesehatan yang akan menentukan / menyarankan
laboratorium untuk pengujian.
12. Sertifikat Halal
Masyarakat Indonesia mayoritas muslim, oleh
karena itu maka makanan halal sangat diperlukan, oleh
karena itu MUI sebagai lembaga yang berkewajiban
melindungi umat muslim memiliki kewenangan untuk
memberikan sertifikat halal pada produk makanan,
minuman, kosmetik dan obat – obatan.
Prosedur memperoleh sertifikat halal dari LPPOM
MUI sebagai berikut:
30

1. Memahami persyaratan sertifikasi halal dan mengikuti


pelatihan SJH
Perusahaan harus memahami persyaratan
sertifikasi halal yang tercantum dalam HAS 23000.
Ringkasan HAS 23000 dapat dilihat disini Dokumen
HAS 23000 dapat dipesan disini (e-store). Selain itu,
perusahaan juga harus mengikuti pelatihan SJH yang
diadakan LPPOM MUI, baik berupa pelatihan reguler

30 LPPM MUI; Prosedur Sertifikasi Halal MUI; http://www.halalmui.org


/mui14/index.php/main/go_to_section/56/1362/page/1

42
maupun pelatihan online (e-training). Informasi
mengenai pelatihan SJH dapat dilihat disini
2. Menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH)
Perusahaan harus menerapkan SJH sebelum
melakukan pendaftaran sertifikasi halal, antara lain:
penetapan kebijakan halal, penetapan Tim Manajemen
Halal, pembuatan Manual SJH, pelaksanaan pelatihan,
penyiapan prosedur terkait SJH, pelaksanaan internal
audit dan kaji ulang manajemen. Untuk membantu
perusahaan dalam menerapkan SJH, LPPOM MUI
membuat dokumen pedoman yang dapat dipesan
disini.
3. Menyiapkan dokumen sertifikasi halal
Perusahaan harus menyiapkan dokumen yang
diperlukan untuk sertifikasi halal, antara lain: daftar
produk, daftar bahan dan dokumen bahan, daftar
penyembelih (khusus RPH), matriks produk, Manual
SJH, diagram alir proses, daftar alamat fasilitas
produksi, bukti sosialisasi kebijakan halal, bukti
pelatihan internal dan bukti audit internal. Penjelasan
mengenai dokumen sertifikasi halal dapat dilihat di
user manual Cerol yang dapat diunduh disini
4. Melakukan pendaftaran sertifikasi halal (upload data)
Pendaftaran sertifikasi halal dilakukan secara
online di sistem Cerol melalui website www.e-
lppommui.org. Perusahaan harus membaca user
manual Cerol terlebih dahulu untuk memahami
prosedur sertifikasi halal yang dapat diunduh disini.
Perusahaan harus melakukan upload data sertifikasi
sampai selesai, baru dapat diproses oleh LPPOM MUI.

43
5. Melakukan monitoring pre audit dan pembayaran akad
sertifikasi
Setelah melakukan upload data sertifikasi,
perusahaan harus melakukan monitoring pre audit dan
pembayaran akad sertifikasi. Monitoring pre audit
disarankan dilakukan setiap hari untuk mengetahui
adanya ketidaksesuaian pada hasil pre audit.
Pembayaran akad sertifikasi dilakukan dengan
mengunduh akad di Cerol, membayar biaya akad dan
menandatangani akad, untuk kemudian melakukan
pembayaran di Cerol dan disetujui oleh Bendahara
LPPOM MUI melalui email ke :
bendaharalppom@halalmui.org.
6. Pelaksanaan audit
Audit dapat dilaksanakan apabila perusahaan
sudah lolos pre audit dan akad sudah disetujui. Audit
dilaksanakan di semua fasilitas yang berkaitan dengan
produk yang disertifikasi.
7. Melakukan monitoring pasca audit
Setelah melakukan upload data sertifikasi,
perusahaan harus melakukan monitoring pasca audit.
Monitoring pasca audit disarankan dilakukan setiap
hari untuk mengetahui adanya ketidaksesuaian pada
hasil audit, dan jika terdapat ketidaksesuaian agar
dilakukan perbaikan.
8. Memperoleh Sertifikat halal
Perusahaan dapat mengunduh Sertifikat halal
dalam bentuk softcopy di Cerol. Sertifikat halal yang
asli dapat diambil di kantor LPPOM MUI Jakarta dan

44
dapat juga dikirim ke alamat perusahaan. Sertifikat
halal berlaku selama 2 (dua) tahun.

3. RANGKUMAN
Kegiatan usaha harus memiliki wadah, dan wadah
tersebut bisa berupa Badan Usaha dan Perusahaan.
Badan usaha merupakan wadah status hukum
perusahaan, sedangkan Perusahaan merupakan alat Badan
Usaha untuk mencapai tujuan, yaitu profit.
Jenis – jenis perusahaan digolongkan berdasarkan atas
cara perusahaan menghasilkan produk, sedangkan Jenis
Badan Usaha bisa diklasifikasikan berdasarkan kepemilikan
modal atau Badan Hukumnya.
Perkembangan dan kemajuan Badan Usaha seringkali
menggunakan cara penggabungan (merger) ataupun
peleburan (konsolidasi/ Amalgamasi) Badan Usaha.
Untuk memperoleh keabsahan dan menjamin
kelancaran usaha, maka Badan Usaha harus memiliki aspek
legalitas seperti NPWP, TDP,SIUP dan sertifikat lain dari
lembaga yang berwenang.

4. LATIHAN/SOAL
4.1. Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas !
1. Sebutkan Perbedaan Badan Usaha dan Perusahaan!
2. Jelaskan Badan Usaha didasarkan atas kepemilikan
Modalnya, mengapa bisa demikian ?
3. Sebutkan Alasan – Alasan Mengapa sebuah usaha perlu
legalitas !

45
4. Diskusikan jika kamu memiliki usaha bentuk badan
usaha dan jenis usaha apa yang akan dipilih.
Gambarkan secara singkat Rencanamu !
5. Diskusikan juga mengapa sebuah usaha perlu
digabung, dan pilihan yang mana yang paling aman,
jelaskan alasannya.

4.2. Latihan
Mengurus Legalitas Usaha:
1. Buatlah Kelompok yang terdiri maksimal 5 orang
anggota
2. Diskusikanlah untuk merencanakan membentuk Badan
Usaha Boleh apa saja jangan lupa, tentukan jenis
perusahaannya dan juga jenis produknya
3. Identifikasikan jenis dokumen apa saja yang
diperlukan untuk usahamu gunakan instrumen
(lampiran 1)
4. Gambarkan langkah – langkah yang diperlukan untuk
mengurus ijin usaha tersebut.
5. Carilah Informasi persyaratan dan Prosedur
pengurusan Perijinan untuk usahamu
6. Gambarkan prosedur untuk mengurus setiap dokumen
perijinan yang diperlukan

46
5. LAMPIRAN
Lampiran 2.1. Instrumen Data Dokumen

47
48
BAB III
ORGANISASI & MANAJEMEN

"If you pick the right people and give them the
opportunity to spread their wings—and put
compensation as a carrier behind it—you almost
don't have to manage them."

Jack Welch

1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi
Kegiatan usaha memerlukan wadah kegiatan karena
merupakan kumpulan dari orang – orang yang bekerjasama
untuk mencapai tujuan yaitu memperoleh keuntungan atau
profit. Untuk itu diperlukan organisasi sebagai wadah dalam
berkegiatan, dan organisasi memerlukan perencanaan,
pengorganisasian kegiatan, pengarahan kegiatan untuk itu
memahami manajemen dan fungsi – fungsinya sangat perlu.
Manajemen perlu mentaati asas dan melaksanakan sesuai
dengan prinsip manajemen antara lain efisiensi dan
efektivitas, topik ini akan membahas masalah tersebut dan
mahasiswa belajar dengan membentuk organisasi fiktif
secara praktek dan melakukan fungsi – fungsi manajemen.
Untuk itu pembelajaran topik ini mahasiswa melaksanakan
praktek pembentukan organisasi, menonton film, dan
mengeksplorasi dalam kegiatannya untuk menemukan
konsep konsep organisasi dan manajemen.

49
1.2. Relevansi
Materi ini memiliki relevansi dengan Badan Usaha dan
Perusahaan, dimana Organisasi merupakan wadah
kegiatannya sedangkan manajemen cara untuk mengelola
kegiatan Bisnis. Materi ini juga mengantarkan ke bidang –
bidang manajemen yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

1.3. Kompetensi
1.3.1. Kompetensi Inti
Setelah mengikuti kuliah Pengantar Bisnis, mahasiswa
memiliki kemampuan untuk menguasai konsep yang
mendasar, mampu mengembangkan konsep dan
melaksanakan atau mengaplikasikan kemampuan bisnis di
berbagai praktek organisasi/ perusahaan

1.3.2. Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari Topik ini Mahasiswa mampu:
1. Membedakan antara Organisasi & Manajemen
2. Menjelaskan Prinsip Organisasi & Manajemen
3. Menjelaskan bidang – bidang Manajemen
4. Mengenali Manajer

50
1.4. Peta Konsep

Gambar 3.1. Peta Konsep: Organisasi & Manajemen

2. MATERI
2.1. Organisasi
2.1.1. Definisi
Organisasi pengertian umumnya adalah sekumpulan
orang – orang yang melakukan kerja sama untuk mencapai
tujuan.
Banyak para ahli organisasi memberikan batasan
tentang organisasi antara lain:
1. Rosenzweig(2010)31, mencermati bahwa sebuah
Organisasi bisa dipandang sebagai:
 Sistem sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok
dan terIntegrasi atau kesatuan dari aktivitas-
aktivitas orang-orang yang bekerja sama.

31 Rosenzweig, Mark and Rodrik, Dani (2010);Handbook of


Development Economics; Volume 5, Elsevier

51
 Orang-orang yang berorientasi atau berpedoman
pada tujuan bersama
2. Stoner & Freeman (2005) 32, mendefinisikan Organisasi
merupakan sebuah motif komunikasi melalui orang-
orang di bawah pengarahan seorang manajer untuk
mengejar tujuan bersama.
3. James D. Mooney (1996) 33, menjelaskan Organisasi
merupakan wujud setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
4. Stephen P. Robbins (2007) 34 menyatakan bahwa
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
5. Prof Dr. Sondang P. Siagian (2009) 35, mendefinisikan
organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua
orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara
formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan
yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana
terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut
atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut
dengan bawahan.

32 Stoner, S., James A.F., Edward Freeman and Gilbert, Daniel. 2005.
Management, New Jersey: Prentice Hall inc
33 Mooney,D,James.Konsep Pengenbangan Organisasi
Publik.1996.Bandung: Sinar Baru Algesindo.
34 Robbins, Stephen P, dan Judge, Timothy A., 2007, Organizational
Behavior, 12th.,(alih bahasa Drs. Benjamin Molan), Edisi Bahasa
Indonesia, Klaten: PT INT AN SEJATI.
35 Siagian, Prof. Dr. Sondang P. MPA. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta

52
2.1.2. Prinsip &Asas
Prinsip dan azas hampir memiliki kesamaan, keduanya
merupakan dasar untuk melaksanakan suatu tindakan, asas
adalah dasar sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau
berpendapat, sedangkan prinsip merupakan adalah asas
kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir,bertindak, dan
sebagainya.
Untuk kelancaran organisasi maka, orgasisasi perlu
melaksanakan taat azas dan sesuai prinsip, beberapa ahli
mendefinisikan sebagai berikut:
1. Menurut Bernadin dan Russel (1993) 36 menjelaskan
ada beberapa asas yang harus ada pada organisasi,
yaitu:
1) Situation Analysis (Analisis Situasi).
2) Objectives (obyektif).
3) Strategy (strategi).
4) Tactics (taktik).
5) Actions (aksi) .
6) Control (pengawasan).
2. Louis A. Allen (1976)37, meletakkan asas organisasi
mencakup:
1) Forecasting yaitu memperkirakan pekerjaan-
pekerjaan yang akan dilakukan pada saat yang
akan datang yang akan dilakukan oleh manajer.
Kegiatan yang dilakukan oleh manajer ini atas

36 Bernardin and Russel (1993); Human Resource Management;


International Editions Upper Saddle River, Prentice Hall New Jersey
37 Allen, A. Louis, 1976. The Profession of Management, terjemahan
J.M.A. Tuhuteru, PT. Pembangunan, Jakarta.

53
dasar sistematisasi dan kontinitas pekerjaan serta
berdasarkan dimana ia bekerja.
2) Establising objectives yaitu menentukan tujuan
akhir yang akan dicapai dari apa yang telah
direncanakan keseluruhannya baik tujuan tiap
pekerjaan maupun tujuan globalnya.
3) Programming yaitu dibuat suatu program yang
terdiri dari serangkaian tindakan kegiatan untuk
mencapai tujuan tertentu berdasarkan pada
prioritas pelaksanaan.
4) Sceduling yaitu membuat jadwal pekerjaan
sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
5) Budgeting yaitu penyusunan anggaran untuk
mengalikasikan sumber-sumber yang ada atas
dasar efisiensi dan efektifitas, anggaran belanja ini
dinyatakan dalam bentuk uang.
6) Developing prosedur yaitu menentukan cara yang
tepat dalam penyelenggaraan pekerjaan di dalam
rangka adanya efisiensi, efektivitas dan
keseragaman pekerjaan.
7) Establising dan interpreting policy yaitu manajer
harus dapat menafsirkan kebijakan yang akan
diambil agar terjamin dalam keselarasan dan
keseragaman kegiatan serta tindakan yang akan
dilakukan.

2.1.3. Bentuk – Bentuk Organisasi


1. Bentuk Organisasi Garis
Bentuk garis merupakan bentuk organisasi paling
sederhana dan paling tua, dan merupakan dasar

54
bentuk organisasi, biasanya digunakan di kalangan
militer dengan jumlah karyawan yang masih sedikit
dan saling kenal, dan spesialisasi kerja yang belum
begitu tinggi, bentuk ini dikemukakan oleh Henry Fayol
(1925)38.
Kelebihan:
 Kesatuan komando baik karena pimpinan berada
di atas satu tangan.
 Proses pengambilan keputusan berjalan dengan
cepat.
 Solidaritas karyawan tinggi karena saling kenal.
Kekurangan:
 Jika sang pemimpin tidak mampu maka akan
mudah jatuh
 Ada kecenderungan bertindak otokratis (berkuasa
sendiri secara mutlak)
 Kesempatan berkemang terbatas
2. Bentuk Organisasi Fungsional
Merupakan pengembangan bentuk organisasi
didasarkan atas fungsi – fungsi yang ada di organisasi,
dikembangangkan dan dikenalkan oleh F.W. Taylor
(1916),39 bentuk ini juga cukup fleksibel tetapi agak
membingungkan karena sebagian atau segelintir
pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas, setiap

38 Fayol , Henry (2010).Manajemen Public Relations .Jakarta: PT. Elex


Media
39 Taylor, Frederick Winslow. 1916. The Princples of Management,
dalam Shafritz, Jay M dan J. Steven Ott. 1987. Classics of Organization
Theory, Brooks/Cole Publishing Company Pacific Grove, California

55
pimpinan berwenang memberikan komando pada
orang yang memiliki jabatan lebih rendah .
Kelebihan:
 Pembagian tugas-tugas jelas.
 Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan
digunakan semaksimal mungkin.
 Digunakannya tenaga-tenaga ahli dalam berbagai
bidang sesuai dengan fungsinya.
Kekurangan:
 Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit
untuk mengadakan tour of duty.
 Karyawan lebih mementingkan bidangnya
sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.
3. Bentuk organisasi Fungsional dan Garis
Bentuk ini muncul sebagai jawaban atas
kelemahan bentuk Garis dan fungsional. Bentuk
organisasi ini memberikan wewenang mulai pimpinan
tertinggi yang dilimpahkan kepada kepala bagian
dibawahnya dengan dasar keahlian yang dimiliki,
wewenang ini bisa saja terpisah karena didasarkan
keahlian, untuk pengendalian koordinasi tetap ada di
tangan piminan tertinggi
4. Bentuk Organisasi Garis dan Staf
Merupakan pengembangan setelah adanya
penatan organisasi dengan pengembangan
pengembangan departemen. Departemen yang
semakin luas dengan tingkat pekerjaan yang rumit

56
dikhususkan dan dibantu oleh beberapa staf. Bentuk
ini atas ide Harrington Emerson(1960).40
Kelebihan:
 Dapat digunakan oleh tenaga organisasi sebesar
apapun dan sekompleks apa pun.
 Keputusan yang matang dan sehat dapat diperoleh
karena adanya tenaga ahli.
 Dapat mewujudkan “The right man in the right
place”.
Kekurangan:
 Solidaritas sukar diwujudkan karena tidak saling
kenal
 Koordinasi antara departemen atau divisi kadang
sukar diterapkan karena terlalu luasnya organisasi
5. Bentuk Organisasi Fungsional dan Staf
Adanya kelemahan organisasi staf dan Fungsional,
memunculkan ide untuk menggabungkan kedua model
tersebut, dan model ini jawabannya.
6. Bentuk Organisasi Komite
Bentuk organisasi ini memungkinkan
dilaksanakan kepemimpinan dan pelaksanaan tugas
secara kolektif yang berupa komite atau dewan atau
board dengan pluralistic manajemen.
7. Bentuk Organisasi Matrix
Bentuk ini hampir mirip dengan bentuk komite,
hanya saja kolektivitas didasarkan kepentingan karena

40 Harrington Emerson dalam Phiffner John F dan Presthus Robert V. 5


Unsur Manajemen. 1960

57
spesialisasi keahlian dan untuk menangani pekerjaan
dengan multi dimensi keahlian.

2.1.4. Struktur Organisasi


Struktur Organisasi adalah suatu susunan komponen-
komponen (unit kerja) dan hubungan antara tiap bagian
secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan, pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan (integrasi) secara formal.
Ernest Dale (1952)41, menyatakan struktur organisasi
harus mencakup 5 hal yakni:
o Daftar pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi
o Membagi jumlah beban kerja dalam tugas-tugas atau
biasa disebut pembagian kerja (division of work)
o Menggabungkan tugas-tugas dalam keadaan yang logis
dan efisien atau departementalisasi
(departmentalization)
o Menetapkan mekanisme untuk koordinasi
o Memonitor efektivitas struktur organisasi dan
melakukan penyesuaian apabila diperlukan
Karena struktur organisasi juga menyangkut masalah
pendelegasian dan pelaporan tugas dan wewenang maka
dalam menyusun struktur organisasi perlu memperhatikan
elemen kunci struktur organisasi, 6 elemen tersebut adalah:

41 Dale Ernest. (1952). Planning and Developing the Company


Organization Structure. New York : American Management
Association

58
1. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam
organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan
tersendiri.
2. Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk
mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama.
Departementalisasi dapat berupa proses, produk,
geografi, dan pelanggan.
3. Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus
yang membentang dari puncak organisasi ke eselon
paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung
jawab kepada siapa.
4. Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat
diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan
efektif.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu
pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan
terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi.
Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
6. Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di
dalam organisasi dibakukan.

2.1.5. Manfaat Organisasi


Terbentuknya Organisasi karena adanya tujuan yang
akan dicapai, oleh karena itu organisasi dibentuk karena
memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan.
Pencapaian tujuan akan lebih efektif dengan adanya
organisasi yang baik.
b. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat.
Contoh dari manfaat ini ialah, jika organisasi bergerak

59
di bidang kesehatan dapat membentuk masyarakat
menjadi dan memiliki pola hidup sehat. Organisasi
Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang
tangguh dan ksatria.
c. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan
dengan pengetahuan dan keterampilan. Jika kita
menginginkan karier untuk kemajuan hidup,
berorganisasi dapat menjadi solusi.
d. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi
selalu berkembang seiring dengn munculnya
fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran
penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan
sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah
ilmu pengetahuan.

2.2. Manajemen
2.2.1. Definisi
Pengertian manajemen memiliki banyak dimensi
didasarkan atas fungsi dan tujuannya. Oleh karena itu
manajemen bisa dianggap sebagai seni seperti yang
dikemukakan oleh Mary Parker Follet (2010)42, yang
mendefinisikan Manajemen adalah suatu seni, tiap tiap
pekerjaan bisa diselesaikan dengan orang lain.
Pendapat Follet tidak sendiri karena Koonts dan
O’Donnel (1980)43juga mendefinisikan : Manajemen adalah
suatu seni paling produktif yang pelaksanaannya didasarkan

42 Follet, Mary Parker. (2008) Defenition of Management


http://www.blog.re.or.id/defenisi-manajemen.htm (diakses tanggal
15 Desember 2017)
43 Koontz, et.all. (1980). Management. (7thed). Englewood Cliffs : Mc
Grow Hill inc.

60
pada pemahaman mengenai ilmu yang mendasarinya. Dan
pendapat ini mendapat kesepahaman dari pakar yang lebih
muda yaitu Oey Liang Lee (2010)44 walaupun sudah
dikembangkan dengan memaksukkan fungsi fungsi
manajemen di dalamnya, dimana Lee mendefinisikan
“Manajemen adalah seni perencanaan dan ilmu,
pengorganisasian, penyusunan, pengendalian, dan
pengarahan yang didasari dari sumber daya perusahaan itu
sendiri untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.”
Sedangkan T. Hani Handoko (2006) lebih
menggunakan pendekatan fungsinya oleh karena itu beliau
mengutip batasan Manajenen dari Stonner yang
mengemukakan bahwa : “Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Stoner(1976)45 sendiri lebih menyukai gagasan
manajemen sebagai proses, oleh karena itu dia juga
mendefiniskan “Manajemen merupakan proses dalam
membuat suatu perencanaan, pengorganisisasian,
pengendalian serta memimpin berbagai usahda dari anggota
entitas/organisasi dan juga mempergunakan semua sumber
daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”

44 Oey Liang Lee.(2010).Pengertian Manajemen.Yogyakarta: Balai


Pembinaan Adminitrasi,. UGM
45 Stoner, Freeman, dan Gilbert. 1996. Manajemen, Jilid II, Alih Bahasa
Alexander Sindoro, Prenhallindo, Jakarta.

61
George R. Terry (2010)46, memandang manajemen
sebagai pengikat dan pengumpul kegiatan manajemen oleh
karena itu, dia mengemukakan “Manajemen sebagai wadah
didalam ilmu pengetahuan, sehingga manajemen bisa
dibuktikan secara umum kebenarannya.”

2.2.2. Prinsip & Asas


Seperti pada organisasi maka manajemen memiliki
prinsip dan asas, prinsip utama manajemen adalah prinsip
efisiensi dan efektivitas. Tentang efisien dan efektivitas ini
Peter F. Drucker (1995)47 menggaris bawahi karena
manajemen memerlukan adanya biaya, meskipun
pengelolaan berhasil baik tetapi dengan biaya tinggi dan
terjadi pemborosan karena kurangnya efektivitas akan
mengurangi nilai kinerja manajemen.
Menurut Fayol (1925) 48, ada 14 prinsip yang harus
dijalani dalam manajemen, yaitu:
1. Division of work atau pembagian kerja, untuk mencapai
dalam menggunakan tenaga manusia dan faktor-faktor
produksi lainnya. Prinsip ini sangat penting mengingat
adanya keterbatasan kemampuan manusia dalam
mengerjakan semua pekerjaan. Manusia antara satu
dengan yang lainnya punya keterbatasan mengenai
kebutuhan waktu, pengetahuan, kemampuan, dan

46 Terry, George dan Leslie W. Rue. 2010. Dasar-Dasar Manajemen.


Cetakan kesebelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
47 Drucker, Peter.F, 1999. Manajemen: Tugas, Tanggung Jawab dan
Praktek,. Jakarta: PT Gramedia
48 Fayol , Henry (2010).Manajemen Public Relations .Jakarta: PT. Elex
Media

62
perhatian, sehingga dalam keterba-tasannya dapat
dilaksanaka oleh pihak yang berkemampuan untuk itu.
2. Authority and responsibility atau asas kekuasaan
(kewenangan) dan pertanggungan jawab. Kedua
prinsip ini merupakan kunci dalam menjalankan roda
usaha kerja sama. Sebab tanpa kewenangan dan
pertanggungan jawab para manajer tidak dapat
mengadakan hubungan ke bawah maupun ke atas (two
way communication). Harus ada kekuasaan untuk
memberi perintah (the right to art) dan kekuasaan
untuk membuat dirinya ditaati. Pertanggungan jawab
timbul oleh adanya kekuasaan tadi. Keduanya harus
seimbang (party) tidak ada kekuasaan tanpa tanggung
jawab dan sebaliknya. Misalnya: kekuasaan/wewenang
sebesar X, maka tanggung jawab pun hrus sebesar X
pula. Wewenang menimbulkan “hak” sedangkan
tanggung jawab menibulkan “kewajiban”. Hak dan
kewajiban menyebabkan terjdinya interaksi dan
komunikasi antara atasan dan bawahan.
3. Discipline (disiplin), yang meliputi: ketaatan,
kesungguhan hati, kerajinan, kesiapan, persetujuan,
kebiasaan, tata krama antara badan usaha tersebut
dengan warganya.
4. Unity of command (kesatuan perintah/komando)
adalah prinsip yang mengharuskan bahwa perintah
yang diterima oleh seseorang pegawai tidak boleh
diberikan oleh lebih dari seorang petugas di atasnya
5. Unity of direction (kesatuan arah gerak) adalah prinsip
yang mengatakan bahwa tiap-tiap golongan pekerjaan
yang mepunyai tujuan yang sama harus mempunyai

63
satu rencana dan dikepalai oleh seorang manajer saja.
Seperti dibedakan dari prinsip “unity of command”,
Fayol berpendapat bahwa unity of direction
dihubungkan dengan struktur atau “badan
perusahaan”. Sedangkan unity of command
dihubungkan dengan jalannya fungsi personalia (to the
functioning of personnel.
6. Subordination of individual interest to generala interest
(subordinasi kepentingan perseorangan terhadap
kepentingan umum) maksudnya di dalam golongan
manapun kepentingan kelompok harus mampu
mengatasi kepentingan perorangan. Bila subordinasi
ini terganggu maka manajemen berfungsi untuk
mendamaikannya/ mengembalikannya (it is function of
management to reconcile them)
7. Remuneration of personnel (pemberian upah/gaji para
pegawai) Prinsip ini menurut Fayol yaitu pembayaran
upah dan cara-cara pembayarannya supaya adil dan
memberikan kepuasan yang maksimum bagi pegawai
dan majikan (and afford the maximum satisfaction to
employee and employer). Dengan sistem upah/gaji yang
memuaskan akan merangsang para bawahan atau
pegawai untuk bekerja lebih giat.
8. Centralization (sentralisasi) yaitu prinsip yang
mengatakan bahwa semua organisasi harus dapat
berpusat, harus mempunyai pusat (centralistis atau
decentralistis).Prinsip ini harus menunjukkan sampai
batas mana wewenang itu dipusatkan atau dibagi
dalam sesuatu perusahaan. Keadaan masing-masing

64
akan menentukan tingkat sentralisasi yang akan
memberikan hasil keseluruhan yang sebaik-baiknya.
9. Chain of command (rangkaian perintah) adalah prinsip
yang meng-haruskan bahwa perintah dari atas ke
bawah selalu mengambil jarak yang paling dekat.
Hirarki dari atas dengan adanya kekuasaan dibarengi
dengan ketaatan dari bawah adalah untuk menjamin
kemungkinan dua arah (two way communications) dan
kesatuan perintah (unity of direction)
10. Order. (Tata tertib/ketentraman)
a. Prinsip ini menurut Fayol dibagi atas “ketertiban
material” dan “ketertiban sosial”. Kedua ketertiban
tersebut sebagai suatu semboyang, bahwa harus
diadakan tempat untuk tiap orang maupun barang
dan supaya tiap orang maupun barang harus ada
pada tempatnya.
b. Fayol mengatakan “aplace for everything (every
one) and everything (every one) in its (his) place”
11. Equity (keadilan)
a. Prinsip ini menurut Fayol dianggap sebagai
sesuatu yang menimbulkan kesetiaan dan ketaatan
bawahan dengan jalan mengkoordinasikan
kebaikan dan keadilan para manajer dalam
memimpin bawahannya, sehingga menimbulkan
rasa tunduk terhadap kekuasaan dari pihak atasan.
b. Atmosudirdjo (1990) 49 menerjemahkan sebagai
prinsip “kewajaran” bukan keadilan. Keadilan
adalah realisasi dari sesuatu yang sudah tetap.

49 Atmosudirdjo, Prajudi. 1990. Dasar-dasar Administrasi Negara,


Jakarta : Ghalia Indonesia.

65
Kewajaran memerlukan banyak “pikiran sehat”,
banyak pengalaman dan banyak “kebaikan hati”.
Pada umumnya para pegawai minta diperlakukan
secara wajar, tidak usah secara adil (artinya selalu
mendapat apa yang menjadi haknya atau
kewajibannya),
12. Stability of tenure of personel (stabilitas masa jabatan
dalam kepegawaian), untuk menghindarkan labor turn
over yang tidak dikehendaki. Oleh karena hal ini dapat
mengakibatkan ongkos-ongko tinggi dalam produksi.
Diperlukan waktu bagi seorang pegawai untuk
menyesuaikan diri pada jabatannya (fungsinya) yang
baru dan untuk mencapai penunaian tugas yang cukup
baik.
13. Initiative (inisiatif) adalah prinsip yang mengatakan
bahwa seseorang kepala harus pandai memberi
inisiatif.(prakarsa) kepada bawahannya, yaitu
kesempatan untuk memikirkan dan merencanakan
sendiri sesuatu karya, mengusulkannya kepada atasan
dan kemudian diberi kesempatan untuk
melaksanakannya sendiri. Dengan demikian maka
pegawai tersebut akan memperoleh kepuasan dan
kegembiraan organisasi.
14. Esprit de corps (kesetiaan kelompok) adalah prinsip
bersatu itu teguh (union is stringhth), suatu kelanjutan
dari prinsip kesatuan komando. Fayol ini menegaskan
perlunya kerjasama kelompok (team work) dan
pentingnya komunikasi untuk tercapainya
keharmonisan.

66
2.2.3. Fungsi
Fungsi adalah sekumpulan perintah operasi program
yang dapat menerima argumen input dan dapat memberikan
hasil output yang dapat berupa nilai ataupun sebuah hasil
operasi50. Oleh karena itu pernyataan tentang fungsi dalam
manajemen akan menunjukkan bidang atau tahapan kegiatan
yang dilaksanakan dalam manajemen.
Beberapa ahli memiliki pendapat didasarkan atas
tingkat dan kepentingan fungsi – fungsi tersebut dalam
mencapai tujuan manajemen berdasarkan prisip dan
ketaatan pada asas manajemen.
Pendapat – pendapat tersebut adalah:
1. G.R Terry (1990)51
Fungsi manajemen yaitu Planning, Organizing,
Actuating, dan Controlling, (perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian).
Funsgi yang dijelaksan oleh G. R terry memiliki
kesamaan dnegan fungsi manajemn secara umum.
2. Winardi (1980)52 dan kemudian James Stoner (1996)53,
memiliki pendapat yang sama tentang fungsi
manajemen yaitu , fungsi manajemen menyangkut
perencanaan, pengorganisasaian, kepemimpinan, dan
pengendalian (Planning, Organizing, Leading dan
Controlling)..

50 http://definisimu.blogspot.co.id/2012/08/definisi-fungsi.html
51 Terry, George dan Leslie W. Rue. 2010. Dasar-Dasar Manajemen.
Cetakan kesebelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
52 Winardi, J,1983, Asas-asas Manajemen, Bandung : Penerbit Alumni
53 Stoner, Freeman, dan Gilbert. 1996. Manajemen, Jilid II, Alih Bahasa
Alexander Sindoro, Prenhallindo, Jakarta.

67
3. Ernest Dale, (1956)54
Fungsi manajemen menyangkut Planning
(perencanaan), Organising (pengorganisasian), staffing
(penyusunan kerja), directing (pengarahan), inovasion
(inovasi), reporting (penyajian laporan), dan
controlling (pengarahan).
4. Koonts dan O’Donnel (1980)55
Fungsi manajemen menyangkut Planning
(perencanaan), Organising (pengorganisasian), staffing
(penyusunan kerja), directing (pengarahan), dan
controlling (pengarahan ).
5. Oey Liang lee (2010)56,
Fungsi manajemen menyangkut POAC ( Planning,
Organizing, Directing, dan Controlling). Actuating
digantikan sebagai directing (pengarahan ).
6. Wiliam Newman (1975)57,
Fungsi manajemen adalah: Planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian),
assembling Resource (pengumpulan sumber),
Supervising (supervisi), dan controlling (
pengendalian)

54 Dale Ernest. (1952). Planning and Developing the Company


Organization Structure. New York : American Management
Association
55 Koontz, et.all. (1980). Management. (7thed). Englewood Cliffs : Mc
Grow Hill inc.
56 Oey Liang Lee.(2010).Pengertian Manajemen.Yogyakarta: Balai
Pembinaan Adminitrasi,. UGM
57 William.H.Newman., ( 1975). Administration in Action. Englewood
Chift, N J :Prentice-Hall

68
7.Louis A Allen (1985)58,
Fungsi manajemen yaitu perencanaan, planning,
staffing, leading, controlling
8. S. P Siagian (2007)59
Ada 5 fungsi manajemen yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasain (organizing), pemberian
motivasi (motivating), pengendalian (controlling) dan
yang terkahir yaitu pemberian evaluasi ( evaluating ).
9. Richard L Daft (2011)60
Manajemen adalah sebuah proses pencapaian
tujuan-tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan
efisien melalui perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian sumber daya
organisasi. Oleh karena itu maka fungsi menejemn
adalah perencaan, pengorganisasian, leading dan
controliing.
2.2.4. Bidang – Bidang Manajemen
Ilmu manajemen juga merupakan ilmu aplikasi, dimana
hampir semua bidang menggunakan, oleh karena itu
pembidangan manajemen menjadi banyak sekali.
Dibawah ini akan dijabarkan beberapa bidang
manajemen yang umum dipakai dalam dunia usaha, yaitu:
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia ini sendiri
mempunyai fungsi untuk mendapatkan sumber daya
manusia (SDM) terbaik untuk menjalankan perusahaan

58 Allen, A. Louis, 1976. The Profession of Management, terjemahan


J.M.A.. Tuhuteru, PT. Pembangunan, Jakarta. Ali, Lukman. 1995.
59 Siagian, S P. (2003). Filsafat Administrasi. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
60 Richard L Daft, 2011, Era Baru Manajemen. Jakarta, Salemba Empat.

69
ataupun bisnis yang sedang dijalankan serta
bagaimana mengatur serta memelihara SDM terbaik
yang telah terpilih tersebut untuk bekerja bersama –
sama dan memastikan SDM tersebut tetap bekerja
dengan keyakinan penuh terhadap hasil serta menjaga
kualitas hasil pekerjaannya, memastikan hasilnya tetap
atau bahkan mungkin bertambah dimasa yang akan
datang.
2. Manajemen Operasional
Manajemen operasional mempunyai fungsi
menghasilkan suatu produk sesuai standar operasi
yang telah ditentukan, produk yang dihasilkan dapat
memenuhi keinginan konsumen yang beragam dengan
tidak meninggalkan pemakaian teknik produksi yang
efisien.
3. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran mempunyai fungsi untuk
engupayakan dan mempelajari serta mengidentifikasi
apapun yang diutuhkan konsumen. Didalamnya juga
sangat perlu untuk menganalisa kekuatan produk
pesaing agar pencapaian target dari perusahaaan dapat
maksimal.
4. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan mempunyai fungsi untuk
memastikan jika kegiatan bisnis yang dilakukan benar
benar dapat memaksimalkan pencapaian tujuan
perusahaan secara ekonomi , dimana profit itu sendiri
yang menjadi tolak ukurnya. Fungsi terpenting dari
manajemen keuangan ini sendiri adalah memastikan
bahwa perencanaan modal perusahaan benar benar

70
bisa diperoleh untuk membiayai bisnis serta mengatur
bagaimana modal yang telah didapatkan agar
dialokasikan dengan tepat sehingga tujuan perusahaan
dapat tergapai secara maksimal.

2.2.5. Manajer
Manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas
hasil kerja orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Manajer bisa disebut sebagai orang yang menjalankan fungsi
–fungsi Manajemen.
Secara umum manajer memiliki tanggung jawab yang
sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, serta penyusunan staf. Tetapi
adanya tingkatan dalam penjenjangan manajemen maka ada
sedikit tugas manajerial berdasarkan skopenya.
Berdasarkan tingkatan manajemen organisasi, manajer
dapat digolongkan menjadi 3 tingkatan,yaitu:
1. Manajer Puncak (Top Manager), Juga disebut sebagai
General Manager (Manajer Umum) merupakan
manajer puncak bertanggung jawab secara
keseluruhan kinerja dan keefektifan dari suatu
perusahaan. Manajer tingkat puncak membuat
kebijakan, keputusan dan strategi yang berlaku secara
umum pada suatu perusahaan. Manajer puncak juga
yang melakukan hubungan dengan perusahaan lain
dan pemerintah.
2. Manajer Menengah (Middle Manager), merupakan
manajer tingkat menengah berada di antara manajer
puncak dan manajer lini pertama. Manajer ini bertugas
mengimplementasikan strategi, kebijakan serta

71
keputusan yang diambil oleh manajer tingkat atas atau
puncak. Atau dengan kata lain merupakan manajer
fungsional karena bertanggung jawab pada
bidang/fungsi – fungsi dalam perusahaan: contohnya
Manajer Pemasaran; Manajer keuangan, Manajer
Produksi dan lain – lainnya.
3. Manajer Bawah (Lower Manager Atau First-Line
Manager), Manajer tingkat bawah ini memiliki tugas
dan tanggungjawab adalah melakukan pengawasan
atau supervisi para karyawan dan memastikan strategi,
kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh
manajer puncak dan menengah telah dijalankan
dengan baik. Manajer lini pertama juga memiliki andil
dan turut serta dalam proses pengimplementasian
strategi yang telah ditetapkan. Manajer lini lebih
terfokus pada pelaksanaan fungsi pengendalian dalam
manajemen.
Karena tugasnya tersebut maka seorang manajer harus
memiliki ketrampilan atau skill, Robert L. Katz(1974) 61
menggolongkan keterampilan manajer menjadi tiga kategori
yaitu :
1. Keterampilan Sosial (Human Skill), yaitu kemampuan
seorang manajer untuk berinteraksi dengan orang lain.
Karena dengan komunikasi dan interaksi yang baik
dengan orang lain maka akan membawa dampak baik
juga bagi manajer tersebut.

61 Katz, Robert Lee (1974); Skills of an Effective Administrator;Harvard


Business Press; 77 pages.

72
2. Keterampilan Teknis (Technical Skills), Keterampilan
ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer
pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini
merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu
pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program
komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi,
akuntansi dan lain-lain.
3. Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill), yaitu
keterampilan seorang manajer dalam konsep
pemikiran, ide, gagasan yang sangat berguna bagi
penyusunan rencana dan pemecahan masalah nanti.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin
(2008)62 menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu
dimiliki manajer, yaitu:
1. Keterampilan manajemen waktu, merupakan
keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang
manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya
secara bijaksana. Prinsip time is money harus
dipegang, karena ketidak tepatan masalah waktu
sering menghilangkan kesempatan dan mengelurkan
biaya.
2. Keterampilan membuat keputusan, merupakan
kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan
menentukan cara terbaik dalam memecahkannya.
Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling
utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok
manajer atas (top manager).

62 Griffin, Ricky W dan Ebert, Ronald J. 2008. Bisnis ,ed 8 jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

73
Dalam ketrampilan ini Griffin memberikan saran
melalui tiga langkah dalam pembuatan keputusan :
Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan
masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat
diambil untuk menyelesaikannya.
Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif
yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap
paling baik.
Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan
alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Meskipun seorang manajer juga memimpin dan
mengarahkan anak buah tetapi ada beberapa perbedaan
dimensi antara Manajer dan Pemimipin, menurut Human
Resources Slker (2017) 63, beda tersebut adalah:
1. Pemimpin Membangun Visi, Manajer Membangun
Tujuan
2. Pemimpin Berani Berinovasi, Manajer Tetap
Mempertahankan Budaya
3. Pemimpin Itu Unik, Manajer Meniru Orang Lain
4. Pemimpin Berani Mengambil Risiko, Manajer
Mengontrol Risiko
5. Pemimpin Berpikir Panjang, Manajer Berpikir Pendek
Dari bidang tugas dan tingkatan manajemen, maka
manajer memiliki berbagai peranan dalam perusahaan, ada

63 Human Resources Slker (2017), 5 Perbedaan Pemimpin dan Manajer


Perusahaan yang Perlu Anda Ketahui; https://sleekr.co/blog
/perbedaan-pemimpin-dan-manajer/ ( diakses 10 November 2017)

74
tiga peranan utama manajer menyangkut pelaksanaan
tugasnya, peran tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Peran interpersonal, yaitu peranan seorang manajer
dalam berinteraksi dengan berbagai pihak yang akan
membantu berhasilnya pelaksanaan tugas, baik pihak
dalam perusahaan maupun pihak luar perusahaan
2. Peran informasional, yaitu peranan seorang manajer
dalam pemberian, penerimaan dan penganalisaan
informasi, menyangkut pengawas, penyebar informasi
dan juru bicara.
3. Peran pengambil keputusan, yaitu peranan seorang
manajer dalam memanfaatkan informasi untuk
membuat keputusan dalam memecahkan masalah atau
melihat kesempatan yang ada.

2.2.6. Perkembangan Ilmu Manajemen


Perkembangan teori manajemen seiring dengan
perkembangan ilmu ekonomi, karena sumber induk ilmu
manajemen adalah ekonomi, oleh karena itu perkembangan
manajemen juga hampir sama dengan periodesasi
perkembangan ilmu ekonomi.
Perkembangan Teori Manajemen secara historis
berurutan dapat dipaparkan sebagai berikut: (1) Aliran
Klasik, terbagi dua Aliran Manajemen Ilmiah dan Aliran Teori
Administrasi/Organisasi Klasik; (2) Aliran Neo Klasik (Aliran
Perilaku); (3) Aliran Manajemen Kuantitatif dibagi 2 yaitu
Ilmu Manajemen Pendekatan Sistem dan Pendekatan
Kontingensi.; (4) Aliran Teori Berdasarkan Hasil.

75
3. RANGKUMAN
Organisasi adalah kumpulan orang – orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan, sedangkan manajemen
adalah seni untuk mencapai tujuan melalui pihak lain dengan
melaksanakan fungsi – fungsi dasar manajemen yaitu
planing, organizing, actuating, dan kontroling.
Orang yang melaksanakan manajemen disebut
manajer, yang memiliki tugas untuk membuat rencana,
mengorganisasikan kegiatan, mengarahkan dan melakukan
pengendalian agar operasional organisasi berjalan lancar.
Bidang – bidang manajemen berkembang pesat sesuai
dengan banyaknya bidang kegiatan manusia, oleh karena itu
Bidang manajemen menjadi banyak seperti manajemen
pemasaran, manajemen keuangan, manajemen operasional &
produksi, manajemen resiko dan seterusnya.
Umumnya kegiatan organisasi bisnis akan memimiliki
divisi/bidang manajemen keuangan, manajemen pemasaran,
manajemen sumberdaya manusia.
Perkembangan sejarah ilmu atau teori ekonomi
dimulai dari aliran klasik, aliran modern, aliran kuantitatif
dan aliran berorientasi hasil.

4. LATIHAN/SOAL
4.1. Pertanyaan
Jawablah dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan Perbedaan antara Organisasi & Manajemen ?
2. Apakah ada bedanya antara Prinsip Organisasi &
Prinsip Manajemen ? untuk membedakannya jelaskan
Prinsip masing – masing !

76
3. Mengapa ada Pembidangan dalam Kajian Manajemen?
apa saja Bidang Manajemen yang kamu Kenali,
jelaskan!
4. Apakah Manajer itu ? Apa bedanya dengan Pemimpin
4.2. Tugas
Diskusikan Tentang Manajemen dan Organisasi dalam
kelompok yang terdiri dari 5 orang Anggota

77
78
BAB IV
MANAJEMEN PEMASARAN

Content marketing is more than a buzzword. It is


the hottest trend in marketing because it is the
biggest gap between what buyers want and brands
produce.”

Michael Brenner

1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi
Sepandai apapun orang menghasilkan produk atau
seberapa banyak ide yang mampu dimunculkan dalam dunia
bisnis tidak ada artinya jika tidak sanggup memasarkan, oleh
karena itu sering orang menyebutnya pemasaran sebagai
nyawa dunia usaha. Pada konsep pemasaran tidak akan lepas
dari melihat adanya peluang. Manajemen pemasaran bukan
sekedar menjual produk, tetapi juga memerlukan berbagai
seni dan ketrampilan untuk mampu menarik pelanggan
untuk membeli barang dan memperoleh kepuasan dan
selanjutnya memiliki loyalitas terhadap produk. Konsep
pemasaran harus mampu mendefinisikan tentang
segmentasi, target, dan posisi (STP). Memahami STP baru
bisa dilanjutkan dengan strategi pemasaran yang dikenal
dengan 4 P (Product, Price, Place, Promotion), dimana
masing – masing memiliki strategi tersendiri.

79
Pembelajaran praktek dengan melaksanakan observasi
di lapangan, dan mengkaji dari lapangan akan mengantarkan
pada konsep pemasaran, mendiskusikan dan mentaskehkan
pada teori yang ada akan memberikan pengertian yang lebih
mendalam, oleh karena itu pembelajaran discovery learning
perlu diterapkan dalam mempelajari manajemen pemasaran.

1.2. Relevansi
Materi ini merupakan salah satu bidang manajemen
yang telah dibahas pada bab sebelumnya, relevan dengan
materi bab berikutnya karena sama – sama bidang yang
menangani di dunia bisnis.

1.3. Kompetensi
1.3.1. Kompetensi Inti
Setelah mengikuti kuliah Pengantar Bisnis, mahasiswa
memiliki kemampuan untuk menguasai konsep yang
mendasar, mampu mengembangkan konsep dan
melaksanakan atau mengaplikasikan kemampuan bisnis di
berbagai praktek organisasi/ perusahaan

1.3.2. Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari Topik ini Mahasiswa mampu:
1. Menyimpulkan pengertian Manajemen Pemasaran dari
pendapat para Ahli
2. Menjelasskan Ruang Lingkup Manajemen Pemasaran
3. Menjelaskan Tugas dan Kewajiban Manajer Pemasaran
4. Menjelaskan Perilaku Organisasi
5. Mengenali Jenis – jenis Strategi Pemasaran

80
1.4. Peta Konsep

Gambar 4.1. Peta Konsep: Manajemen Pemasaran

81
2. MATERI
2.1. Pengertian
Manajemen Pemasaran adalah proses penganalisaan,
perencanaan, pelaksanan serta pengawasan suatu program
yang memiliki tujuan untuk menciptakan pertukaran dengan
pasar yang dituju dan berujung pada pencapaian tujuan
perusahaan, yaitu memaksimalkan keuntungan.
1. Philip Kotler (2012:146)
Pemasaran merupakan proses sosial dan
managerial dimana didalamnya tiap individu dan
organisasi memperoleh apa yang dibutuhkan dan
diinginkan dengan menghasilkan, menawarkan serta
menukarkan produk dan jasa yang memiliki nilai
dengan pihak lainnya. Untuk Manajemen Kotler (1980)
mendefinisikan, manajemen pemasaran merupakan
menganalisa, merencanakan, melaksanakan serta
pengawasan terhadap program yang mana tujuannya
untuk menimbulkan pertukaran dangan pasar yang
akan dituju dengan maksaud untuk mencapai tujuan
perusahaan.
2. Dharmmesta & Handoko, (1982)
Mendefinisikan manajamen pemasaran adalah
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya. Dalam
proses manajemn pemasaran dimulai sejak sebelum
memproduksi serta tidak berakhir saat penjualan.

82
2.2. Ruang Lingkup
Menurut Sofjan (2011)64, pada umumnya ruang
lingkup manajemen pemasaran meliputi:
1. Falsafah manajemen pemasaran yang mencakup
konsep dan proses pemasaran serta tugas-tugas
manajemen pemasaran.
2. Faktor lingkungan pemasaran merupakan faktor yang
tidak dapat dikendalikan pimpinan perusahaan.
3. Analisis pasar yang mencakup ciri-ciri dari masing-
masing jenis pasar, analisis produk, analisis produk,
analisis konsumen, analisis persaingan dan analisis
kesempatan pasar.
4. Pemilihan sasaran (target) pasar, yang mencakup
dimensi pasar konsumen, perilaku konsumen,
segmentasi pasar dan kriteria yang digunakan,
peramalan potensi sasaran pasar dan penentuan
wilayah pasar/penjualan.
5. Kebijakan dan strategi produk, yang mencakup
strategi, pengembangan produk, strategi produk baru,
startegi lini produk, dan strategi acuan produk
(product mix).
6. Kebijakan dan strategi penyaluran, yang mencakup
strategi penyaluran distribusi dan strategi distribusi
fisik.
7. Organisasi pemasaran, yang mencakup tujuan
perusahaan dan tujuan bidang pemasaran, struktur
organisasi pemasaran, proses dan iklim perilaku
organisasi pemasaran.

64 Sofjan, Assauri (2011);Manajemen Pemasaran.Cet XI: Jakarta:


Rajagrafindo Persada.

83
2.3. Fungsi Manajemen Pemasaran
Fungssi Manajemen Pemasaran dapat dilihat dari
beberapa fungsi pemasaran, fungsi pemasaran yaitu:
1. Fungsi pembelian, dalam fungsi pembelian ini
merupakan fungsi agar dapat mengikuti kegiatan untuk
mencari dan juga mengumpulkan produk yang
dibutuhkan sebagai persedian untuk pemenuhan
kebutuhan konsumen.
2. Fungsi penjualan, dalam hal ini fungsu penjualan
didefinisikan sebagai aktivitas yang dijalankan agar
dapat mencari colon konsumen produk yang telah
ditawarkan oleh perusahaan dengn tujuan
mendapatkan laba.
3. Fungsi tranportasi, merupakan kegiatan untuk
pemindhan produk dari wilayah satu ke wilayah yang
lainnya.
4. Fungsi penyimpanan, yaitu fungsi / kegiatan untuk
penyimpana produk yang telah dibeli hal ini dilakukan
sebagi persediaan agar dpat menghindari adanya
kerusakan ataupun resiko lainnya.
5. Fungsi informasi pasar, fungsi ini sifatnya sangat luas
serta fungsi yang palin penting. Hal ini disebebkan
fungsi ini emeberikan informasi tentang situasi serta
kondisi perdanagan ang masih sangat umum yang
mana masih ada hubungn dengan produk tertentu,
serta harga jual yang diinginkan konsumen dan juga
semua kondisi pasar.

84
Fungsi Manajemen Pemasaran bersumber dari Philip
Kotler (2008)65 meliputi :
a. Riset konsumen dengan melakukan riset setiap
perusahaan bisa tahu seluruh keinginan dan kebutuhan
pasarnya sehingga pemasaran yang dilakukan akan
lebih efektif dan efisien.
b. Pengembanagan produk jika produk yang telah
beredar sebelumnya sudah pada masa penurunan
maka untuk menghindari produk tersebut hilang
dipasaran dengan pemasaran kita mencoba membuat
atau menambah fingsi produk tersebut sesuai dengan
perkembangan suatu bisnis.
c. Komunikasi-promosi dimana dalam pemasaran kita
diajarkan bagaimana cara memperkenalkan atau
mempromosikan suatu produk dengan baik sesuai
teknik pemasaran seperti :advertising,publisitas dll.
d. Distribusi Dalam pemasaran perusahaan kesuksesan
suatu bisnis harus didukun dengan distribusi yang baik
untuk sampai di tngan konsumen.
e. Penetapan harga dan pemberian service untuk dapat
bersaing di dalam suatu bisnis manajemen pemasaran
mengaajarkan bagaimana penetapan harga perlu
dilakukan untuk membedakan suatu produk kita
dengan pesaing sesuai teknik pemasaran seperti : mark
up, harga pesaing dll. Selain itu dalam suatu produk
terkadang kita akan menawarkan layanan tambahan
seperti :pemasangan, pengiriman, perawatan dll untuk
lebih menarik minat membeli konsumen.

65 Kottler Phillip.2008.Manajemen Pemasaran Jilid 2 Edisi 12

85
2.4. Prinsip Manajemen Pemasaran
Prinsip dasar pemasaran merujuk dari berbagai
definisi di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Fokus Pasar
Tidak semua pasar bisa dikelola oleh sebuah
perusahaan, oleh karena itu sebuah perusaahaan harus
mampu konsentrasi pada pasar tertentu dengan
membatasi sasaran pasar produknya.
2. Orientasi Pada Pelanggan
Kepuasaan pelanggan merupakan kunci utama,
oleh karena itu maka memahami perilaku pelanggan
akan mampu memerikan pelayanan prima untuk
memuaskan pelanggan yang menciptakan loyalitas
pelanggan.
3. Pemasaran Terpadu
Yaitu mengupayakan seluruh bagian perusahaan
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan cara
mengkoordinasikan setiap bagian dan departemen di
perusahaan.
4. Kemampuan Memperoleh Laba
Kemampuan memperoleh laba bukan berarti
dengan menjual produk mahal, tetpi dengan menjual
barang berkualitas sesuai keinginan dan kebutuhan
pelanggan, untuk menciptakan hubungan baik dengan
pelanggan yang berujung pada kepuasan pelanggan.
Prinsip di atas dapat diringkas menjadi 3 hal
pokok yaitu:
1. Orientasi konsumen / pasar / pembeli
2. Volume penjualan yang menguntungkan

86
3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan
pemasaran dalam perusahaan.

2.5. Tugas & Kewajiban Manajer


Manajer Pemasaran merupakan manajer tingkat
menengah yang melaksanakan fungsi bidang pemasaran.
Tugas utamanya adalah menjual produk sesuai dengan
prinsip prinsip dan fungsi pemasaran.
Tugas dan wewenang Manajer Pemasaran menurut
Yusuf (2017) 66 , dapat dirinci sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan strategi
pemasaran yang telah dirumuskan.
2. Bersedia bertanggung jawab memastikan segala
kinerja di departemen pemasaran berjalan efektif dan
efisien.
3. Membangun interaksi yang baik dengan pelanggan.
4. Memahami dan bertanggung jawab atas hasil kerja di
divisi operasional pemasaran.
5. Menjaga komitmen dan konsistensi terhadap
pemberlakuakn aturan atau SOP kemudian melakukan
analisa efisiensi pada SOP tersebut.
6. Mengkontrol kedisiplinan pada kinerja departemen
pemasaran berdasarkan aturan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka memiliki 5
wewenang untuk:
1. Menetapkan kebijakan mengenai seluruh aktivitas
pemasaran.

66 Yusuf (2017); Tugas Manajer Pemasaran : Tanggung Jawab dan


Wewenang;http://jurnalmanajemen.com/tugas-manajerpemasaran/

87
2. Merumuskan dan menteapkan harga jual produk baik
ditingkat distributor maupun konsumen akhir.
3. Sanggup untuk tidak menerima pesanan/permintaan
konsumen pada keadaan tertentu.
4. Menambahkan maupun mengurangi segala hal
mengenai pola kerja di departemen pemasaran.
5. Dapat melakukan koreksi terhadap segala kontrak
yang dilakukan departemen pemasaran.

2.6. Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan
konsumen terhadap produk dan jasa, termasuk didalamnya
adalah proses keputusan yang mengawali serta mengikuti
tindakan pembelian tersebut. Tindakan tersebut adalah
terlibat secara langsung dalam proses memperoleh,
mengkonsumsi bahkan membuang atau tidak jadi
menggunakan suatu produk atau jasa tersebut.
Mempelajari perilaku konsumen akan memudahkan
bagi perusahaan untuk memberikan pelayanan total
terhadap pelanggan, oleh karena itu mengenali perilaku
pelanggan bermanfaat besar untuk memberikan kepuasan
pelanggan.
Definisi menurut Ahli atau institusi Pakar dapat
dipaparkan di bawah ini:
1. The American Marketing Association (1937)67
Perilaku konsumen adalah proses membagai
interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran,

67 Nugroho J Setiadi, 2003, Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi


Untuk Strategi dan. Penelitian Bisnis Pemasaran, Prenada Media,
Jakarta.

88
perilaku dan lingkungan dimana seseorang melakukan
pertukaran aspek kehidupannya.
2. Mowen (2005)68
Perilaku konsumen merupakan aktivitas ketika
seseorang mendapatkan, mengkonsumsi atau
membuang barang atau jasa pada saat proses
pembelian.
3. Schiffman dan Kanuk (2010)69
Perilaku konsumen adalah suatu proses yang
dilalui oleh seorang pembeli dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi serta bertindak pada
konsumsi produk dan jasa, maupun ide yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan seseorang
tersebut.
Dari 3 definisi tentang perilaku konsumen di atas ada 3
hal penting yang perlu dicermati70, yaitu:
1. Perilaku konsumen adalah dinamis,
2. Hal tersebut melibatkan interaksi afeksi dan kognisi,
perilaku dan kejadian disekitar,
3. Hal tersebut melibatkan pertukaran
Pada dasarnya, perilaku konsumen secara umum
dibagi menjadi 2 yaitu perilaku konsumen yang bersifat
rasional dan irrasional. Berikut ini beberapa ciri-ciri dari
Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:

68 Hansen, D.R., dan Mowen, M.M. 2005Fungsi-fungsi Manajemen ..... Mc


Graw Hill..
69 Shiffman, Leon G dan Lesly Lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior.
Tenth Edition Pearson Education.
70 .................http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-
perilaku-konsumen-serta.html

89
1. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan
2. Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan
optimal bagi konsumen
3. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin
4. Konsumen memilih barang yang harganya sesuai
dengan kemampuan konsumen
Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat
Irrasional:
1. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan
promosi di media cetak maupun elektronik
2. Konsumen memilih barang-barang bermerk atau
branded yang sudah dikenal luas
3. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan
kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise

2.7. Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-
keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran,
alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan
lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan.
Hellriegel dan Slocum J.W(2004) 71 mengemukakan ada
2 jenis strategi dasar dalam pemasaran produk, yaitu:
1. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy)
Market Penetration Strategy adalah Strategi
pemasaran yang berupaya untuk meningkatkan
pemasaran pada pasar yang sekarang ada melalui
produk yang sekarang ada pula. Kegiatan yang

71 Hellriegel,Don, Slocum,John W., 2004, Organization Behaviour 10th


Ed,Ohio:

90
dilakukan meliputi upaya meningkatkan jumlah
pembelian dari produk, mencoba menarik konsumen
yang sekarang menggunakan produk dari kompetitor
atau pesaing ataupun sekaligus membeli kompetitor
tersebut.
2. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development
Strategy)
Market Development Strategy adalah Strategi
pemasaran yang berupaya mencari pasar baru dari
produk yang sudah ada intinya saat produk tertentu
telah dalam kondisi bahaya disamping pesaing baru
yang bermunculan dan kompetitif atau disebut daerah
red ocean. Tiga kegiatan utama mencari pasar baru ini
diantaranya :
a. Menentukan pasar secara geografis (contoh : buka
cabang di daerah lainnya)
b. Menemukan target pasar baru (contoh : video
yang tadinya untuk persentasi ilmiah kemudian
dipasarkan untuk hiburan dalam rumah tangga)
c. Menemukan penggunaan baru dari produk yang
ada (contoh : mobil niaga diubah menjadi mobil
siaga)
Ada 2 strategi dalam menanggapi permintaan pasar 72,
yaitu:
1. Strategi Permintaan Primer
Strategi permintaan selektif bisa berupa tiga
alternatif utama, yaitu :

72 Yuyunniati (2015); Strategi Pemasaran; https://yuniatsu.


wordpress.com /2013/05/05/strategi-pemasaran/

91
a. Strategi Memperluas Pasar Yang Dilayani
b. Strategi Merebut Pelanggan Dari Pesaing
c. Strategi Mempertahankan atau Meningkatkan
Permintaan dari Basis Pelanggan Saat Ini
2. Strategi Permintaan Selektif
a. Tujuan atau sasaran Produk
b. Peluang Pasar
c. Kesuksesan Pasar
Jenis – jenis strategi pemasaran yang lain yang digagas
oleh W. Chan Kim dan Renée Mauborgne (1999) 73, teori
tersebut muncul sebagai jawaban atas solusinya dunia
pemasaran yang mulai gerah dalam tulisannya berjudul “
Creating New Market Space “ , pemikiran yang melandasi hal
tersebut adalah. Pertama, menggunakan istilah red ocean
(sebagai lawan dari blue ocean) untuk menggambarkan
kondisi persaingan di industri yang telah ada, dimana para
pelaku bisnis dalam berkompetisi untuk memperebutkan
bagian pasar yang lebih besar pada jumlah demand yang
terbatas, digambarkan sampai berdarah - darah. Faktor
kedua yang dapat menjadi sumber inovasi adalah creativity.
Kreativitas merupakan katalis dan dapat menjadi value
added dalam proses penciptaan inovasi. Kreatifitas
dibutuhkan secara signifikan pada fase awal penciptaan ide,
namun pada fase pengembangan ide akan lebih banyak
ditemukan kegiatan-kegiatan findings dan problem-solving
yang tetap membutuhkan berbagai input yang kreatif. Ketiga,

73 Kim, W. Chan and Mauborgne, Renée (1999); Creating New Market


Space; harvard business review top-line growth ; http://
www.distributedworkplace.com/DW/Research/HBR%20Creating%2
0New%20Market%20Space.pdf

92
adalah knowledge. Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu
berperan penting dalam terciptanya inovasi.
Ada 3 teori tentang strategi yang muncul yaitu: Red
Ocean Strategy, Blue Ocean Strategy, dan White Ocean
Strategy. Pertimbangan
1. Strategi Laut Merah (Red Ocean Strategy)
Red ocean strategy berusaha memenangkan pasar
dengan cara berkompetisi di pasar yang sudah ada
(compete in existing market space), bertarung dengan
keras dalam persaingan (beat the competition), dan
mengekploitasi permintaan pasar yang ada (exploit
existing demand).
2. Strategi Laut Biru (Blue Ocean Strategy)
Blue ocean strategy adalah istilah dalam ilmu
manajemen strategi yang merujuk pada siasat untuk
menciptakan pasar baru yang belum dipenuhi
persaingan yang ketat. Hal ini dilakukan dengan
menciptakan dan menjangkau demand baru yang
belum dipikirkan oleh para pesaing.
Esensi dari strategi blue ocean adalah
mengidentifikasi dan mencari potensi pasar baru yang
masih belum disadari oleh pemain lain. Dengan
demikian suatu perusahaan bisa melenggang sendirian
menguasai pasar itu; sebelum para pemain lain
menyadarinya.
Sebagai contoh, Apple dengan produk iPodnya.
Dulu sebelum produk ini muncul hampir tidak ada
pemain dalam industri musik digital. Semuanya
bersaing dalam pasar tradisional, yakni pasar musik
melalui kaset atau CD. Kemudian Apple menciptakan

93
media iPod dan dengan itu mereka sukses menciptakan
permintaan atau pasar baru; yakni pasar musik digital.
3. White Ocean Strategy. (WOS)74
Konsep White Ocean lebih menuju kearah social
daripada keuntungan dan berfokus pada : 4 P yaitu:
People – Planet – Profit -Passion
Menurut penulis WOS , strategi bisnis Blue Ocean
adalah baik untuk menciptakan ide, inovasi dan
keuntungan tetapi dia menyarankan akan lebih baik
lagi bila ditambahkan WOS dalam pengembangan
rencananya.
WOS lebih berfokus kepada maksud dan tujuan
social dan lingkungan. Berbeda dengan perusahaan
besar lain, mereka mendapatkan keuntungan terlebih
dulu baru kemudian menyalurkan keuntungannya ke-
society.
Sedangkan WOS mengutamakan social dan
lingkunghan terlebih dahulu dengan mengabaikan
keuntungan. Sebagai contoh disebutkannya Kantor
Pusat Google di Kalifornia di Mountain View Silicon
Valley, dia menggunakan 9212 panel solar set diatas
puncak atap (top roof) gedungnya untuk meredu-sir
biaya listrik sekaligus menga-mankan energy planet
bumi.

74 Buletin Infotek , http://hartonoapt.blogspot.co.id/2015/02/macam-


macam-strategi.html (diakses 10 november 2017)

94
2.8. Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP)75
Segmentasi pasar merupakan suatu proses
mengidentifikasi dan membagi pasar menjadi kelompok-
kelompok khusus yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan, karakteristik dan pola pembeliannya. Segmen
adalah sekelompok customer yang memiliki karakteristik
dan respon yang mirip terhadap suatu usaha pemasaran
tertentu.
Targeting merupakan proses mengevaluasi
ketertarikan setiap segmen pasar terhadap produk atau jasa
yang dijual, kemudian memilih satu atau lebih segmen pasar
yang ingin dimasuki.
Positioning adalah suatu tindakan di mana perusahaan
merancang penawaran yang mengarah ke segmen pasar
tertentu dan menempati tempat tertentu di dalam pikiran
segmen pasar. Dengan kata lain, positioning adalah apa yang
segmen pasar tertentu pikirkan mengenai produk atau jasa
perusahaan.

2.9. Bauran Pemasaran


Bauran pemasaran merupakan strategi yang terdiri
dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan
digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan
konsumen dalam pasar sasarannya.
Santon mendefinisikan sebagai strategi kombinasi dari
empat variabel atau kegiatan inti dari sistem pemasaran
perusahaan, yaitu produk, harga, kegiatan promosi, dan
sistem distribusi. Kombinasi aspek-aspek strategi pemasaran

75 http://tutor2u.net/business/presentations/marketing

95
atau lebih dikenal dengan sebutan 4 P (Swasta; 2000)76 dari
merketing mix dapat diperinci sebagai berikut :
 Product : kualitas, features dan style, merek dan
kemasan, produck line, tingkat pelayanan.
 Place : saluran distribusi, lokasi penjualan, persediaan,
jangkauan distribusi, dan sebagainya.
 Promotion : periklanan, promosi penjualan, personal
selling, publisitas.
 Price : tingkat harga, potongan harga, waktu
pembayaran, dan sebagainya.

3. RANGKUMAN
Manajemen pemasaran adalah proses analisa peluang,
merencanakan penjualan dan mengorganisasikan elemen
pemasaran, dan mengarahkan pelanggan dan mengendalikan
tersampainya produk kepada pelanggan.
Segmentasi adalah mengelompokkan konsumen,
pentargetan adanlah membidik konsumen yang tepat,
sedangkan posisi adalah menganalisa tempat kedudukan
perusahaan dihadapkan dengan persusahaan lain.
Mengkategorikan pelanggan dengan membuat segmen
pelanggan perlu memahami perilaku pelanggan.
Baauran pemasaran adalah strategi untuk memasarkan
produk yang terdiri dari 4 P.

76 Basu Swastha Dharmmesta dan T. Hani Handoko; Manajemen


Pemasaran : Analisa perilaku konsumen; BPFE : Yogyakarta.;Ed.1,
Cet.3, Mei 2000; ISBN 9795033549

96
4. LATIHAN/SOAL
4.1. Pertanyaan
1. Berdasarkan Berbagai Pengertian Tentang Manajemen
Pemasaran yang kamu baca, Bagaimanakah
menurutmu, apa Manajemen Pemasaran itu?
2. Jelaskan Ruang Lingkup Manajemen Pemasaran !
3. Apa saja tugas seorang Manajer Pemasaran
4. Bagaimanakah proses seseorang mengambil keputusan
untuk membeli Produk
5. Jelaskanlah Jenis – jenis Strategi Pemasaran !
4.2. Latihan
Menganalisa Segmentasi, Target, dan Posisi
1. Tentukanlah salah satu Produk tertentu seandainya
kalian punya modal untuk usaha
2. Jelaskan produkmu mencakup jenis produk, harga
produk dan gunanya
3. Akan dijual di wilayah mana produkmu
4. Buatlah segmen pasar yang kamu tuju, sebagai dasar
segmentasinya bisa mengklasifikasikasikan di bawah
ini:
a. Umur
b. Asal Daerah
c. Pendidikan
d. Tingkat Pendapatan
e. Golongan Ekonomi dalam Masyarakat
f. Dan seterusnya
5. Dari segementasi yang kamu buat tentukanlah segmen
mana yang akan kamu tuju

97
6. Carilah informasi siapa saja yang menjual atau
memproduksi produk yang sejenis dengan produk
yang kamu tawarkan.
7. Tentukanlah posisimu diantara penjual/produsen
produk yang kamu harapkan

5. LAMPIRAN
Lampiran 4.1. Segmentasi, Target & Positioning

98
BAB V
MANAJEMEN PRODUKSI

The production of too many useful things results


in too many useless people.

Karl Marx

1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi
Pembelajaran Manajemen Produksi perlu mengenal
berbagai teknik produksi, proses produksi, mengelola
persediaan, menyediakan peralatan dan faktor produksi lain
yang akan terlibat dalam proses. Selain itu kebutuhan orang
akan produk sebagai alat pemuas seringkali tidak bisa
menunggu, oleh karena itu manajemen produksi juga perlu
membikin jadwal yang sesuai dengan kebutuhan.
Pembelajaran diarahkan dengan metode pengamatan video
yang menggambarkan proses produksi, dan kemudian di
analisa kebutuhan yang diperlukan, dengan demikian siswa
memahami kegiatan produksi dan kebutuhan faktor – faktor
produksi yang diperlukan. Pembentukan konsep
dilaksanakan melalui diskusi dan materi dalam buku ini
sebagai rujukan dalam mempelari konsep manajemen
produksi.

99
1.2. Relevansi
Manajemen Produksi memiliki relevansi dengan
manajemen pemasaran dan salah satu fungsi perusahaan,
karena manajemen produksi merupakan dapur perusahaan
yang akan mengolah produk untuk dijual dan sebagai
penyebab memperoleh keuntungan.

1.3. Kompetensi
1.3.1. Kompetensi Inti
Setelah mengikuti kuliah Pengantar Bisnis, mahasiswa
memiliki kemampuan untuk menguasai konsep yang
mendasar, mampu mengembangkan konsep dan
melaksanakan atau mengaplikasikan kemampuan bisnis di
berbagai praktek organisasi/ perusahaan

1.3.2. Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari Topik ini Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan Pengertian Manajemen Produksi
2. Mendeskripsikan ruang lingkup Manajemen Produksi
3. Mengenali hubungan Manajemen Produksi dengan
Bidang lain
4. Menjelaskan Manfaat Manajemen Produksi
5. Mendeskripsikan Fungsi Manajemen
6. Mengenali Tugas Manajer Produksi
7. Menggambarkan alur proses Produksi

100
1.4. Peta Konsep

Gambar 5.1. Peta Konsep: Manajemen Produksi

101
2. MATERI
2.1. Pengertian
Manajemen produksi adalah salah satu cabang
manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan
jasa.
Manajemen produksi adalah serangkaian aktivitas yang
menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output (Heizer dan Render,
2011:4)77.
Manajemen produksi adalah suatu ilmu yang
membahas secara komprehensif bagaimana pihak
manajemen produksi perusahaan mempergunakan ilmu dan
seni yang dimiliki dengan mengarahkan dan mengatur orang-
orang untuk mencapai suatu hasil produksi yang diinginkan
(Irham Fahmi, 2012:3)78.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan,
Manajemen produksi merupakan seni dengan
memberdayakan pihak lain sebagai input untuk memproses
menjadi produk berupa barang atau jasa.

2.2. Ruang Lingkup


Ruang lingkup manajemen produksi memiliki tiga
kategori keputusan atau kebijakan utama yang tercakup di
dalamnya, yaitu sebagai berikut:

77 Heizer, J. & Render, B. 2011. Operations Management. Tenth Edition.


Pearson,. New Jersey, USA. Nakajima, S
78 Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-2.
Bandung: Alfabeta.

102
1. Keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain
dalam hal ini tergolong tipe keputusan berjangka
panjang, dan dalam arti yang luas meliputi penentuan
desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atau
lokasi dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan
pengadaan masukan yang diperlukan, desain atas
metode dan teknologi pengolahan, desain atas
organisasi perusahaan, dan desain atas job description
dan job specification.
2. Keputusan atau kebijakan mengenai proses
transformasi (operations). Keputusan oprasi ini
berjangka pendek, berkaitan dengan keputusan taktis,
dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir
kerja (Shift) dari personal pabrik, anggaran produksi,
jadwal penyerahan masukan ke subsistem pengolahan,
dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau
penyelesaian produk.
3. Keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus
dari sistem operasi. Karena sifatnya
berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijakan
tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang terakup di
dalamnya pada pokoknya meliputi perbaikan terus-
menerus dari mutu keluaran, keefektifan dan
keefisienan sistem, kapasitas dan kompetensi dari para
pekerja, perawatan sarana kerja atau mesin, serta
perbaikan terus-menerus atas metode penyelesaian
atau pengerjaan produk.

103
2.3. Manfaat Manajemen Produksi & Hubungannya
dengan Bidang Manajemen Lain
1. Manfaat Penting Manajemen Produksi
1) Alasan pertama pentingnya mempelajari
manajemen poduksi adalah topik-topik yang
dipelajari dalam manajemen produksi berkaitan
dengan desain, operasi dan pengawasan sisi
penawaran organisasi-organisasi. Semua organsasi
ada untuk memenuhi permintaaan tersebut.
Dengan pemahaman dasar tentang apa yang
dilakukan untuk mengembangkan dan
mengoperasikan sistem-sistem produksi, para
manajer pemasaran dapat melayani pasar dan
mengelola tenaga penjualan mereka dengan secara
lebih baik bila mereka memahami kemampuan
dan keterbatasan sistem permintaan-penawaran
total mereka, pengenalan produk baru, dan
kemampuan produk baru. Manajer keuangan
dapat merencanakan ekspansi kapasitas dan akan
dapat memahami tujuan-tujuan persediaan
ssecara lebih baik.
2) Para akuntan mementingkan ini untuk memberi
informasi akuntansi biaya, rasio-rasio
pemanfaatan kapasitas, penilaian persediaan, dan
informasi lain untuk pengawasan. Para manjer
personlia juga dapat memperoleh suatu
pengetahuan tentang kompleksitas desain
pekerjaan, fungsi-fungi yang dilaksanakan manajer
produksi, serta keterampilan-keterampilan yanga

104
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
mereka.
3) Alasan kedua pentingnya mempelajari manajemen
operasi adalah bahwa sekitar 70 persen aktiva–
aktiva dalamberbagai organisasi manufacturing
dan pemrosesan adalah berbentuk persediaan-
persediaan, pabrik dan peralatan yang secara
langsung atau tidak langsung berada di bawah
pengawasan para manajer produksi atau operasi
manajer, manajer bahan, manajer peralihan, dan
para penyelia produksi yang semuanya
merupakan anggota organisasi manjemen operasi
dan produksi.
4) Alasan ketiga adalah untuk memperoleh
pengetahuan tentang berbagai macam tekanan
yang dihadapi manajer sebagai usaha mereka
untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahan terhadap masyarakat. Para manajer
produksi dan operasi harus memenuhi keinginan
pemilik, sebagai pemegang saham perusahaan
atau anggota legislatif. Tetapi, di lain sisi mereka
harus beroperasi dalam sistem sosial dan
mempinyai kewajiban-kewajiban terhadap
masyarakat.
5) Alasan terakhir untuk mempelajari manajemen
produksi atau operasi adalah bahwa ada
kesempatan pekerjaan dan karir yang cerah bagi
individu kreatif ang berminat terjun dalam karier
profesional di bidang manajemen produksi atau
operasi dan manjemen pelatihan.

105
2. Hubungannya dengan Bidang Manajemen Lain
Pesanan-pesanan diterima oleh departeman
penjualan yang merupakan bagian fungsi pemasaran;
bahan mentah dan suplies didapatkan melalui fungsi
pembelian; modal untuk pembelian berbagai peralatan
datang dari fungsi keuangan; tenaga kerja diperoleh
melalu fungsi personalia; dan produk dikirim oleh
fungsi distribusi. Fungsi produksi dari pengaruh
lingkungan secara langsung diperlakukan untuk alasan
diantaranya interaksi dengan unsur-unsur lingkungan,
proses transformasi teknologi yang lebih efisien
dariada proses yang diperlukan dalam pengadaan
masukan dan penjualan produk akhir, keterampilan
manajerial yang diperlukan untuk keberehasilan
operasi proses transformasi sering berbeda dengan
yang diperlukan untuk keberhasilan operasi
pemasaran, personalia, atau keuangan.

2.4. Fungsi Manajemen Produksi


Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi
Menurut Sofjan Assauri (2004: 22)79 adalah:
1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik
yang digunakan untuk pengolahan masukan (input).
2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa
pengorganisasian yang perlu untuk penetapan dan
metode yang akan dijalankan sehingga proses
pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.

79 Sofjan, Assauri (2011);Manajemen Pemasaran.Cet XI: Jakarta:


Rajagrafindo Persada

106
3. Perencanaan, merupakan keterkaitan dan
pengorganisasian dari kegiatan produksi yang akan
dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode
tertentu.
4. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi
untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan
yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk
penggunaan dan pengolahan masukan (input) pada
kenyataannya dapat dilaksanakan.

2.5. Sejarah Perkembangan Manajemen Produksi


Pada dasarnya Manajemen Produksi dan Operasi sudah
lama ada, yaitu setelah manusia menghasilkan barang dan
jasa. Walau pun sudah lama keberadaanya, tetapi
kenyataannya baru mulai diperhatikan dan dipelajari sekitar
dua abad yang lalu.
Usaha-usaha produktif telah dimulai sejak peradaban
manusia mulai dikenal. Pada masa-masa itu, sektor produksi
masih bersifat kerajinan tangan (handicraft era) sampai pada
masa revolusi industri pada tahun 1800-an. Beberapa
kejadian penting pada masa tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pada tahun 1769, penemuan mesin uap oleh James
Watt.
2. Perang revolusi (1776) dan lahirnya konstitusi AS
(1789) yang mendorong perdagangan dan investasi
modal dengan memberikan perlindungan terhadap hak
kepemilikan pribadi.
3. Adam Smith (1776) mencetuskan apa yang disebutnya
dengan istilah "division of labor", termasuk juga
program pengembangan ketrampilan pekerja,

107
penghematan waktu, dan penggunaan mesin-mesin
yang single-purpose.
Setelah ini, konsep spesialisasi dan pembagian kerja
mulai diterapkan dalam perusahaan. Pada tahap
perkembangan selanjutnya, konsep ini dilengkapi oleh
Charles Babbage (1871) dengan metode analisis kerja secara
ekonomis dan pemberian kompensasi yang didasarkan oleh
prestasi kerja.
Tahun 1800-an, ketika terjadi perang sipil (utara-
selatan) di Amerika Serikat --masa pemerintahan presiden
Abraham Lincoln memicu terjadinya perubahan besar-
besaran di sektor industri, antara lain. Pengakuan
perusahaan sebagai persons under the law dan
diluncurkannya Undang-Undang Anti-trust untuk
mengantisipasi kemungkinan kolusi di antara perusahaan-
perusahaan besar sehingga tidak menjadi semacam praktek
monopolistic enterprises.
Tahun 1900-an, Penemuan lampu listrik oleh Thomas
Alfa Edison (1847), menjadi pemicu semakin membanjirnya
suplai listrik bagi industri-industri di AS. Pada waktu itu, F.W.
Taylor bekerja di perusahaan industri baja dan secara
kebetulan menduduki jabatan yang memungkinkan untuk
melakukan eksperimen atas beberapa gagasan. Taylor,
menemukan berbagai macam ketidak-efisienan yang terjadi
di perusahaan. Gagasan atas eksperimen yang dilakukannya
didasarkan pada filosofi bahwa "pendekatan manajemen
secara ilmiah dapat meningkat-kan efisiensi tenaga
kerja". Berkaitan dengan filsafat ini, langkah-langkah
efisiensi yang direkomendasikannya adalah sebagai berikut.

108
1. Mengumpulkan data dari masing-masing elemen kerja
dan kemudian mengembangkan suatu prosedur kerja
standar yang harus diikuti oleh pekerja.
2. Melakukan pemilihan, pelatihan, dan pengembangan
keterampilan pekerja secara ilmiah.
3. Meningkatkan kerja sama antara manajemen dengan
pekerja.
4. Membagi secara jelas batas pekerjaan antara
manajemen dan pekerja.
Gagasan-gagasan yang dikembangkan oleh taylor ini
membuat ia mendapat gelar sebagai "father of scientific
management", dan zaman ini biasanya dikenal dengan istilah
era manajemen ilmiah.
Gagasan-gagasan Taylor membuat perusahaan menjadi
semakin berorientasi pada produksi dan berakibat pada
terjadinya over-production. Kondisi ini memaksa sektor
industri "back to the basic", yaitu mencari keseimbangan
kembali antara produksi dan pemasaran misalnya.
Keseimbangan ini kemudian dilakukan dengan apa yang
disebut dengan operation research yaitu tekhnik-tekhnik
kuantitatif yang secara sistematis (nelalui metode matematis
dan/atau statistik) untuk menyelesaikan permasalahan yang
timbul.
Perkembangan dunia usaha membuat masalah-
masalah yang timbul semakin complicated. Kerumitan ini
mengakibatkan tekhnik-tekhnik riset operasi --yang semula
hanya dilakukan secara manual-- harus dioperasikan dengan
menggunakan peralatan pendukung. Pada masa inilah,
komputer sebagai data-base dan alat analisis mulai
diperkenalkan.

109
2.6. Tugas & Kewajiban Manajer
Manajer Produksi merupakan level tingkat manajer
menengah yang memiliki jabatan fungsional dan
bertanggungjawab langsung pada Mnajaer Umum. Secara
umum seorang Manajer Produksi memiliki kualifikasi:
1. Manajer Produksi dan Operasi harus mampu membina
dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan
keluaran (output), serta mengelola penggunaan
sumber-sumber daya yang dimiliki.
2. Manajer produksi dan operasi harus dapat
merencanakan secara efektif penggunaan sumber-
sumber daya yang sangat terbatas, memperkirakan
dampak pada sasaran dan mengorganisasikan
pengimplementasian dari rencana.
3. Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-
keputusan mengenai fungsi produksi dan operasi, serta
sistem transformasi yang dipergunakan.
Tugas pekerjaan manajer produksi meliputi:
 Melakukan perencanaan dan pengorganisasian
jadwal produksi
 Menilai proyek dan sumber daya persyaratan
 Memperkirakan, negosiasi dan menyetujui
anggaran dan rentang waktu dengan klien dan
manajer
 Menentukan standar kontrol kualitas
 Mengawasi proses produksi
 Me re-negosiasi rentang waktu atau jadwal yang
diperlukan
 Melakukan pemilihan, pemesanan dan bahan
pembelian

110
 Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin
peralatan produksi
 Menjadi penghubung dengan pembeli, pemasaran
dan staf penjualan
 Mengawasi pekerjaan staf junior
Tanggung jawab manajer produksi / Production
Manager
 Mengawasi proses produksi, menyusun jadwal
produksi
 Memastikan anggaran biaya produksi efektif
 Memutuskan sumber apa yang diperlukan
 Menyusun skala waktu untuk pekerjaan
 Memperkirakan biaya dan menetapkan standar
kualitas
 Memantau proses produksi dan menyesuaikan
jadwal yang diperlukan
 Bertanggung jawab untuk pemilihan dan
pemeliharaan peralatan
 Memantau standar produk dan melaksanakan
program kontrol kualitas
 Bertanggung jawab sebagai penghubung antar
departemen yang berbeda, misalnya pemasok,
manajer
 Bekerja dengan manajer untuk melaksanakan
kebijakan dan tujuan perusahaan
 Memastikan bahwa pedoman kesehatan dan
keselamatan diikuti
 Mengawasi dan memotivasi tim pekerja
 Meninjau kinerja pekerja
 Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan

111
2.7. Manajemen Perencanaan Produksi
2.7.1. Produk
1. Produk spesifik
Kalau pembeli menginginkan spesifikasi dari
tertentu dari produk yang diinginkansedangkan
jumlahnya hanya terbatas, maka proses produksi yang
dipakai adalah proses produksi pesanan. Contohnya:
Produk meuble, pakaian, sepatu dsb.
2. Produk standar
Produk standar yang akan menjadi keputusan
perusahaan akan mengakibatkan proses produksi yang
digunakan akan berbeda dengan proses produksiuntuk
produk pesanan.
Sebab, perusahaan yang membuat produk standar
berarti perusahaan tersebut membuat produk yang
ukurannya standar dan jumlahnya sangat banyak
karena bertujuan untuk persediaan atau dikirimkan
kepada pembeli atau penyalur.
Contohnya: Televisi, lemari es, sikat gigi, pakaian
bayi dsb. Kalau proses produksi yang dipilih
perusahaan adalah proses produksi standar maka
perusahaan diharuskan menyediakan dana yang besar
untuk penyimpanan, penanggungan resiko turunnya
harga maupun kualitas dan biaya pemeliharaan yang
cukup besar.

2.7.2. Proses
Tipe proses produksi ditinjau dari bahan mentah
sampai menjadi barang dapat dibagi menjadi 2 tipe, yakni;

112
1. Tipe proses produksi terus menerus (Continous
Process)
Contohnya: Terjadi pada industri-industri yang
mempunyai hanya satu shift produksi seperti
perusahaan tekstil, mobil, semen dsb
2. Tipe proses produksi terputus-putus (intermiten)
Contohnya: Terjadi pada perusahaan yang
membuat barang tergantung dari pesanan konsumen
seperti meubel, pengecoran logam, pakaian dsb

2.7.3. Lokasi
Tujuan penentuan lokasi suatu pabrik dengan tepat
ialah untuk dapat membantu pabrik beroperasi atau
berproduksi dengan lancar, efektif dan efisien. Dengan
adanya penentuan lokasi suatu pabrik yang tepat atau baik
akan menentukan :
1. Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan
2. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan
kontinue dengan harga yang layak / memuaskan.
3. Mendapatkan tenaga buruh yang cukup.
4. Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik
dikemudian hari.
Adapun yang menjadi masalah dalam plant location ini
adalah :
1. Karena berubahnya adat kebiasaan masyarakat.
2. Dengan berpindahnya pusat-pusat penduduk dan
perdagangan
3. Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang
lebih baik.

113
2.7.4. Layout
Tujuan layout
1. Mengurangi jarak pengangkutan material dan produk
yang telah jadi sehingga mengurangi material handling
2. Memperhatikan frekwensi arus pekerjaan
3. Mengurangi ongkos produksi, karena cost ditekan
seminimum mungkin.
4. Mempertinggi keselamatan kerja sehingga kemanan
bekerja semakin terjamin
5. Memberikan hasil produksi yang baik
6. Memberikan service yang baik bagi konsumen
7. Memperbaiki moral pekerja
8. Mengurangi delays (kelambatan) dalam pekerjaan

2.7.5. SDM
Berikut jenis-jenis faktor produksi tenaga kerja yang
dibedakan berdasarkan latar belakang pendidikan dan fungsi
kerjanya, 80 yaitu :
1. Berdasarkan Sifat Kerja
Secara garis besar jenis tenaga kerja dapat
dibedakan berdasarkan kecenderungan terhadap jenis
pekerjaan yang dimiliki. Jenis dari setiap pekerjaan
memiliki sifat-sifat yang berbeda dalam
memperlakukan setiap pekerjaan agar mampu
diselesaikan dengan baik. Dalam rangka penyesuaian
kondisi tersebut, jenis tenaga kerja berdasarkan sifat
kerjanya dapat dibedakan menjadi, yaitu.

80 https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/sdm/faktor-produksi-
tenaga-kerja

114
a. Tenaga Kerja Jasmani
Adalah tenaga kerja yang sebagian besar lebih
mengandalkan kemampuan fisiknya dalam
melakukan seluruh kegiatan kerjanya. Dari definisi
tersebut sangat terlihat dengan jelas jika
kemampuan fisik merupakan faktor terpenting
dalam menjalankan segala aktivitas, namun bukan
berarti kemampuan intelektual tidak penting
keberadaannya, justru kedua faktor antara tenaga
dan pikiran adalah modal bagi sesorang dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Tentunya ada
kondisi tertentu yang membuat suatu pekerjaan
itu lebih membutuhkan tenaga dibanding
kemampuan berpikir seseorang, contohnya suatu
pekerjaan yang sifatnya sangat sederhana dimana
semua orang awam dapat melakukannya, bisa juga
pekerjaan tersebut memang hanya bisa
diselesaikan dengan mengandalkan tenaga semata.
Jenis pekerjaan yang paling umum ditemui untuk
kondisi yang seperti ini kebanyakan jenis
pekerjaan yang tergolong kasar, seperti kuli
angkut barang di pasar atau di pelabuhan dan kuli
batu.(baca juga : peran pasar dalam
perekonomian, instrumen investasi)
b. Tenaga Kerja Rohani
Adalah tenaga kerja yang dalam menjalankan
setiap pekerjaanya lebih menggunakan
kemampuan pikiran atau intelektual. Jenis tenaga
kerja ini merupakan kebalikan dari tenaga kerja
jasmani jika dilihat dari ruang lingkup

115
pelaksanaan kerjanya, dimana kemampuan pikiran
memiliki dominasi penting dalam menjalankan
dan menyelesaikan suatu pekerjaan, namun bukan
berarti kemampuan fisik juga tidak penting. Dilihat
dari jenisnya dapat dikatakan jika kelompok
tenaga kerja ini merupakan orang-orang yang
memiliki keterampilan khusus atau orang yang
mempelajari suatu bidang tertentu secara
terkonsentrasi. Jadi kemampuan yang diperoleh
adalah hasil dari suatu proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu. Contoh tenaga kerja untuk
jenis ini adalah mereka-mereka yang merupakan
para profesional, seperti pengacara, penulis, guru,
dan insinyur.(baca juga : cara mengatur keuangan
pribadi , penyebab terjadinya inflasi)
2. Berdasarkan Skill Individu
Kehadiran tenaga kerja dalam perusahaan akan
memainkan peran masing-masing sesuai dengan
kapasitas yang dimiliki oleh individu. Masing-masing
memiliki peran yang berbeda dan memiliki keterkaitan
antara yang satu dengan yang lain dalam mendorong
berjalannya kegiatan usaha. Jika dilihat berdasarkan
sifat kerja yang disesuaikan dengan kemampuan
individu, maka jenis tenaga kerja dapat dibedakan
menjadi, antara lain.
a. Tenaga Kerja Terdidik
Adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian
khusus pada bidang tertentu. Kemampuan yang
diperoleh tersebut umumnya merupakan hasil
dari sebuah pendidikan formal yang ditempuh

116
melalui sekolahan ataupun hingga tingkat
universitas. Pendidikan formal ini menciptakan
seorang profesional yang sengaja dipersiapkan
untuk menjadi seorang yang ahli dalam satu
bidang tertentu. Mereka mempelajari ilmu
tersebut secara terstruktur atau bertahap mulai
dari konsep dasar hingga penerapan dan
pengembangan ke depannya. Disamping itu
mereka juga dididik oleh orang-orang yang sangat
ahli di bidangnya. Dilihat dari tingkat kemampuan
yang dimiliki, jenis tenaga kerja ini lebih siap
secara pemikiran dalam menangani pekerjaan
yang spesifik sesuai dengan bidangnya. Contoh
dari jenis tenaga kerja ini adalah guru, arsitek,
pengacara, dan dokter.(baca juga : teori perilaku
konsumen , fungsi pajak dalam pembangunan)
b. Tenaga Kerja Terampil
Pada dasarnya jenis tenaga kerja ini hampir
mirip dengan tenaga kerja terdidik, namun yang
membedakan adalah proses dan cara dalam
memperoleh keahlian yang dimiliki. Kemampuan
yang dimiliki oleh tenaga kerja terampil lebih
cenderung diperoleh dari pendidikan yang
sifatnya informal, yaitu melalui berbagai pelatihan
atau kursus yang mempelajari suatu keterampilan
tertentu. Dalam proses menjalani kegiatan
informal tersebut belum tentu mereka dilatih oleh
orang yang memiliki kemampuan khusus di bidang
tersebut atau dengan kata lain belum tentu
mereka adalah orang yang terdidik secara

117
pendidikan formal, karena pada umumnya mereka
dididik oleh orang-orang yang memiliki
pengalaman panjang dalam bidang tertentu.
Contoh dari tenaga terampil adalah penjahit, sopir,
salon, penata rambut, dan ahli tata rias atau
makeup.(baca juga : pasar persaingan tidak
sempurna , kelebihan dan kekurangan sistem
ekonomi liberal)
c. Tenaga Kerja Biasa
Tenaga kerja biasa atau disebut juga unskilled
labor adalah tenaga kerja yang secara spesifik
tidak memiliki kemampuan khusus dalam bidang
tertentu. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
terjadinya hal tersebut, antara lain terbatasnya
pendidikan formal dan informal, faktor lingkungan
yang tidak mendukung perkembangan seseorang,
dan faktor ekonomi. Ketiga faktor itulah yang
memberikan pengaruh besar dalam menghambat
perkembangan dan menyebabkan rendahnya daya
saing di masyarakat, meskipun pada dasarnya
kebutuhan kegiatan usaha untuk jenis tenaga kerja
ini dapat dikatakan cukup tinggi jika dibandingkan
dengan jenis tenaga kerja yang lainnya. Dengan
keterbatasan kemampuan pribadi seseorang maka
akan berdampak pada rendahnya upah yang bisa
diperoleh oleh individu dan ini cukup merugikan.
Contoh dari tenaga kerja ini adalah buruh, office
boy, dan tukang sampah.(baca juga : kebutuhan
dasar manusia , kelebihan dan kekurangan
ekonomi campuran)

118
3. Berdasarkan Keterkaitan dengan Kegiatan Produksi
Setiap tenaga kerja memiliki peran tersendiri
dalam sebuah perusahaan. Pada umumnya, peran
terpenting dalam kegiatan usaha tentunya adalah
kegiatan yang berhubungan dengan produksi, karena
kegiatan tersebutlah yang berkaitan langsung dengan
terciptanya suatu hasil yaitu sebuah produk. Dengan
pembagian peran tersebut dalam sebuah perusahaan,
maka jenis tenaga kerja dapat dibedakan berdasarkan
keterkaitan dengan kegiatan produksi, yaitu.
a. Tenaga Kerja Langsung
Adalah tenaga kerja yang secara langsung
berhubungan dengan kegiatan produksi. Pada
posisi ini tenaga kerja memiliki peran dalam
mengatur, mengolah, dan bersentuhan langsung
dengan kegiatan usaha mulai dari awal hingga
tingkat produksi, yaitu terciptanya suatu produk.
Secara organisasi perusahaan umumnya mereka
disebut sebagai pekerja produksi, karena secara
fungsional hanya menjalankan kegiatan produksi
perusahaan. Contoh tenaga kerja langsung adalah,
operator mesin, quality controller, mandor, dan
buruh
b. Tenaga Kerja Tidak Langsung
Adalah tenaga kerja yang tidak bersentuhan
langsung dengan kegiatan produksi, namun fungsi
utama dari jenis tenaga kerja ini adalah
menunjang kinerja dan membantu pengawasan
terhadap kelancaran kegiatan produksi melalui
kegiatan manajemen perusahaan. Dalam struktur

119
perusahaan, jenis tenaga kerja ini sering disebut
sebagai pelaksana manajemen, hal ini sesuai
dengan peran dan kewenangan dari masing-
masing pekerja. Contoh tenaga kerja tidak
langsung adalah bagian administrasi, akuntan
pajak, payroll, dan Human Resource

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas


Kerja81
Untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi,
suatu perusahaan dalam proses produksi tidak hanya
membutuhkan bahan baku dan tenaga kerja saja, tapi juga
harus didukung faktor-faktor lainnya. Antara lain menurut
Siagian adalah (2003)82:
 Pendidikan,
 Pelatihan,
 Penilaian prestasi kerja,
 Sistem imbalan,
 Motivasi, dan
 Kepusan kerja.
Untuk mendukung pendapat Siagian, Wana Nusa
dalam (Sumarsono Sonny, 2003) 83: mengungkapkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu :
 Pendidikan
 Ketrampilan

81 https://www.dictio.id/t/faktor-faktor-apa-yang-mempengaruhi-
produktivitas-kerja/8683
82 Siagian, Prof. Dr. Sondang P. MPA. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
83 Sonny Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi. Graha Ilmu,
Yogyakarta

120
 Disiplin
 Motivasi
 Sikap dan etika kerja
 Gizi dan kesehatan
 Tingkat penghasilan
 Jaminan lingkungan dan iklim kerja
 Hubungan industrial
 Teknologi
 Sarana produksi
 Manajemen dan kesempatan berprestasi

2.7.6. Persediaan
Tugas manajemen persediaan adalah menyediakan
persediaan yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan
operasi perusahaan pd tingkat biaya minimal (Total Cost
min).84
Manajemen Persediaan (inventory) hubungannya
dengan pihak-pihak yang terkait dengan persediaan
 Dengan kepentingan manajer pembelian, orientasi
keputusan pembelian material pada jumlah besar
untuk memperoleh discount/potongan dari supplier.
 Dengan kepentingan manajer produksi, orientasi
keputusan pembelian material pada jumlah besar
untuk menjamin kelancaran proses produksi.
 Dengan kepentingan manajer keuangan, orientasi
keputusan pembelian material pada jumlah besar
untuk memperoleh discount/potongan dari supplier.

84 https://resum.wordpress.com/2010/12/24/manajemen-
persediaan-2/

121
 Dengan kepentingan manajer produksi, orientasi
keputusan pembelian material pada jumlah kecil untuk
efisiensi penggunaan dana
Jenis Persediaan
Macam persediaan, tergantung jenis perusahaan (
bahan baku,barang dalam proses, barang jadi, suku cadang
dll). Pada perusahaan manufaktur umumnya mempunyai 3
jenis persediaan yaitu:
 Bahan baku/material
 Barang dalam proses (barang setengah jadi)
 Barang jadi
Tujuh pertimbangan biaya yang harus dikeluarkan
pada proses manajemen persediaan. Diantaranya adalah :
1. Item Cost (biaya per unit)
2. Ordering Cost (biaya penyiapan pemesanan), meliputi
 Purchasing Order (biaya pembuatan perintah
pembelian)
 Biaya pengiriman pemesanan
 Biaya transportasi
 Receiving Cost (biaya penerimaan)
 Jika diproduksi sendiri maka akan ada set up cost
atau biaya penyiapan seperti pada surat menyurat
dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan
peralatan.
3. Carrying Cost Biaya pengelolaan persediaan
4. Cost of Capital Biaya yang dinyatakan dan dihitung
sebesar peluang yang hilang apabila nilai persediaan
digunakan untuk investasi.

122
5. Cost of Storage atau Biaya yang meliputi biaya gudang,
asuransi, dan pajak. Biaya ini berubah sesuai dengan
nilai persediaan.
6. Cost of obsolescence, deterioration and loss atau Biaya
resiko kerusakan dan kehilangan.
7. Stockout Cost atau Biaya akibat kehabisan persediaan.
Pendekatan Manajemen Persediaan
Untuk melakukan manajemen persediaan ada tiga
pendekatan yang bisa kita lakukan, diantaranya economic
order quantity, periodic review, dan material requirement
planning. Berikut ini penjelasan singkatnya :
1. Economic Order Quantity (EOQ)
Economic order quantity adalah jumlah
pemesanan yang paling ekonomis, yaitu jumlah
pembelian barang yang dapat meminimumkan jumlah
biaya pemeliharaan barang di gudang dan biaya
pemesanan setiap tahun.
2. Periodic Review
Dalam pendekatan ini yang dilakukan adalah
pemesanan barang dengan interval waktu sama.
Artinya pemesanan barang sudah terjadwal secara
rutin sehingga biaya yang disiapkan bisa diperkirakan.

2.7.7. Penjadwalan
Penjadwalan85 adalah kegiatan pengalokasian sumber-
sumber atau mesin-mesin yang ada untuk menjalankan
sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu.

85 http://hierone1.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-dan-tujuan-
penjadwalan.html ; (Sumber:http://elib.unikom.ac.id /files/disk1/64
/jbptunikompp-gdl-s1-2006-jovanmaxyt-3157-bab-2.pdf)

123
(Baker,1974) 86. Penjadwalan produksi adalah suatu kegiatan
memasukkan sejumlah produk yang telah direncanakan ke
dalam proses pengerjaannya (John E Biegel,1992) 87.
Penjadwalan adalah proses pengurutan pembuatan produk
secara menyeluruh pada beberapa mesin
(Conway,et,al,1967). Penjadwalan juga didefinisikan sebagai
rencana pengaturan urutan kerja serta pengalokasian
sumber, baik waktu maupun fasilitas untuk setiap operasi
yang harus diselesaikan (Vollman,1998). Dari beberapa
definisi yang telah disebutkan maka dapat ditarik satu
definisi “Penjadwalan adalah suatu kegiatan perancangan
berupa pengalokasian sumber daya baik mesin maupun
tenaga kerja untuk menjalankan sekumpulan tugas sesuai
prosesnya dalam jangka waktu tertentu”.
Unsur-unsur vital didalam model-model penjadwalan
adalah sumber-sumber dan tugas-tugas.Sumber-sumber
biasanya dikenal dengan mesin-mesin sedangkan tugas-tugas
dikenal dengan job atau pekerjaan.
Menurut L. Bethel dalam bukunya “Industrial
Organization and Management” memberikan definisi
penjadwalan atau scheduling sebagai berikut :
Penjadwalan 88produksi merupakan proses penentuan
pekerjaan yang akan dilakukan. Penjadwalan (scheduling)
adalah suatu tahapan dari pengawasan produksi yang
menetapkan pekerjaan dalam urut-urutan yang sesuai

86 Baker, Kenneth R.(1974), Introduction To Sequencing and


Scheduling,. Jhon Willey and Sons, Inc. New York.
87 Biegel, John E., (1992), Production Control, New York Prentice-Hall.
Inc
88 (Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/economics
/2235594pengertian-penjadwalan-produksi/#ixzz1qPz1cIPy)

124
dengan prioritasnya dan kemudian dilengkapi pelaksanaan
rencana tersebut pada waktu yang tepat dengan urutan yang
benar, sehingga berhubungan dengan kapan suatu pekerjaan
akan dilaksanakan pada suatu bagian produksi.
Tujuan penjadwalan, adalah sebagai berikut: 89
1. Menurut Baker (1974), tujuan penjadawalan umumnya
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan produktifitas mesin, yaitu dengan
mengurangi waktu mesin menganggur.
b. Mengurangi persediaan barang setengah jadi
dengan jalan mengurangi jumlah rata-rata
pekerjaan yang menunggu dalam antrian suatu
mesin karena mesin tersebut sibuk.
c. Mengurangi keterlambatan suatu pekerjaan. Setiap
pekerjaan mempunyai batas waktu (due date)
penyelesaian, jika pekerjaan tersebut diselesaikan
melewati batas waktu yang ditentukan maka
pekerjaan tersebut dinyatakan terlambat. Dengan
metoda penjadwalan maka keterlambatan ini
dapat dikurangi, baik waktu maupun frekuensi.
2. Menurut Narasimhan (1985)90, penjadwalan yang baik
seharusnya simpel, mudah dimengerti dan dapat
dilaksanakan oleh pihak manajemen dan oleh siapapun
yang menggunakannya. Aturan-aturan penjadwalan
seharusnya cukup kuat tetapi mempunyai tujuan yang
realistis sehingga cukup flexible untuk memecahkan

89 (Sumber:https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:
AmOaWYdGrQcJ:elib.unikom.ac.id /download.php?)
90 Narasimhan, S.L., McLeavey, D.W. dan Billington, P.J.,. 1985,
Production Planning and Inventory Control,. 2nd ed.

125
masalah yang tidak terprediksi sebelumnya dan
membolehkan satu perencanaan ulang.
3. Bedworth (1987)91 mengidentifikasikan beberapa
tujuan dari aktivitas penjadwalan, adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau
mengurangi waktu tunggunya, sehingga total
waktu proses dapat berkurang dan produktivitas
dapat meningkat.
b. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau
mengurangi sejumlah pekerjaan menunggu dalam
antrian ketika sumber daya yang ada masih
mengerjakan tugas yang lain. Teori Baker
mengatakan, jika aliran kerja suatu jadwal
konstan, maka antrian yang mengurangi rata-rata
waktu alir akan mengurangi rata-rata persediaan
barang setengah jadi.
c. Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan
yang mempunyai batas waktu penyelesaian
sehingga akan meminimalisasi penalty cost (biaya
kelambatan).
d. Membantu pengambilan keputusan mengenai
perencanaan kapasitas pabrik dan jenis kapasitas
yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya
yang mahal dapat dihindarkan.

91 Bedworth, David D., Bailey, James E. 1987. Intregated Production


Control. Systems. Singapore : John Wiley and Sons Inc

126
2.7.8. Kualitas
ISO92 atau badan standarisasi internasional
memberikan definisi kulitas adalah kemampuan barang atau
jasa yang dalam memberikan kepuasan pada pelanggan. Arti
lainnya yaitu bagaimana barang tersebut sesuai dengan
standar kepuasan yang dimiliki berbagai pelanggan.
Manajemen kualitas memiliki arti sebagai tindakan
mengawasi semua kegiatan dan tugas-tugas yang diperlukan
untuk mempertahankan tingkat keunggulan yang diinginkan.
Ini termasuk penentuan kebijakan mutu, menciptakan dan
menerapkan perencanaan mutu dan jaminan, dan kontrol
kualitas dan peningkatan kualitas.
Pendekatan Manajemen Kualitas
1. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang
dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan dan
dioperasionalkan maupun diukur.
2. Product-based Approach
Kulitas dalam pendekatan ini adalah suatu
karakteristik atau atribut yang dapat diukur.
Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan
atribut yang dimiliki produk secara objektif, tetapi
pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan
dalam selera dan preferensi individual.
3. User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada
pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang
memandangnya, dan produk yang paling memuaskan
preferensi seseorang atau cocok dengan selera (fitnes

92 http://rocketmanajemen.com/manajemen-kualitas/

127
for used) merupakan produk yang berkualitas paling
tinggi.
4. Manufacturing-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat
supply-based atau dari sudut pandang produsen yang
mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai
dengan persyaratan (conformance quality) dan
prosedur.
Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian
spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal.
Oleh karena itu, yang menentukan kualitas adalah
standar – standar yang ditetapkan perusahaan, dan
bukan konsumen yang menggunakannya.
5. Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang
kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas didefinisikan
sebagai “affordable ascellence”.
Oleh karena itu kualitas dalam pandangan ini
bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas
paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai.
Produk yang paling bernilai adalah produk yang paling
tepat beli.
Kriteria Manajemen Kualitas
Ada 8 kriteria menurut Garvin (1994) 93 dalam
penerimaan kualitas, yaitu :
1. Performance (kinerja): yaitu karakteristik pokok dari
produk inti.

93 D.A. Garvin, 1994, Kualitas Produk : Alat Strategi Yang Penting, Free
Press. Dharmmesta

128
2. Features: yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan
3. Reliability (kehandalan): yaitu kemungkinan tingkat
kegagalan emakaian
4. Conformance (kesesuaian): yaitu sejauh mana
karakteristik desain dan operasi produk memenuhi
standar – standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Durabilty (daya tahan): yaitu mengukur berapa lama
suatu umur teknis maupun umur ekonomis suatu
produk.
6. Serviceability (pelayanan): yaitu mudah untuk
diperbaiki, yang meliputi kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, fasilitas, dalam pemeliharaan dan
penanganan keluahan yang memuaskan.
7. Aesthetics (estetika): yaitu menyangkut pola, rasa dan
daya tarik produk
8. Percived Quality: yaitu menyangkut Citra atau reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadap
produk.

3. RANGKUMAN
Manajemen Produksi adalah mengelola proses input
(faktor produksi) menjadi output atau produk (barang dan
jasa).
Untuk itu tugas manajer produksi akan mengatur,
mengkoordinasikan proses produksi dan melakukan
pengendalian agar tidak terjadi kerugian yang diakibatkan
kesalahan operasional.
Langkah awal dalam manajemen produksi yang harus
dilaksanakan manajer adalah mencakup produk, Proses
produksi, lokasi dan lay out, SDM yang diperlukan, persedian

129
baik bahan baku maupun penunjang, penjadwalan dan
masalah menjaga kualitas.

4. LATIHAN/SOAL
4.1. Pertanyaan
1. Jelaskan Makna salah satu Pengertian Manajemen
Produksi!, Sebutkan nama Ahli yang dijelaskan
pengertiannya!
2. Berikan gambaran tentang Ruang lingkup Manajemen
Produksi !
3. Bagaimanakah Hubungan antara Manajemen Produksi
dengan Bidang Manajemen lainnya !
4. Apakah Manfaat Manajemen Produksi bagi Perusahaan
?
5. Bagaimanakah Fungsi Manajemen Produksi bagi
Perusahaan ?, Jelaskan Jawabmu !
6. Apakah Tugas Manajer Produksi ?
7. Apakah yang dimaksud dengan Proses Produksi

4.2. Latihan
Menyusun Rencana Produksi
(Kerjakan Berkelompok Maksimal 5 orang anggota)
1. Rencanakan salah satu Produk
a. Jenis/Nama Produk
b. Ukuran
c. Jumlah
d. Harga
e. Guna/Manfaat
f. Spesifikasi

130
2. Narasikan Proses Pembuatannya
Ceriakan secara detail misalkan untuk membuat
produk tertentu harus melalui langkah mencuci,
merendam, pengolahan, pencetakan sampai finishing.
3. Gambarkan Proses Produksinya
Untuk memudahkan pemahaman gambarkan
prosesnya bisa dengan digambarkan alur kegiatannya
(flow chart)
1 2 3 5

Mencuci Merendam Pengolahan Finishing

Pemberian
bumbu
4

Pencetakan

Gambar 3.2. Contoh Flowchart Prosedur Produksi

4. Identifikasikan Kebutuhan setiap step dalam produksi


Identikasi ini merupakan kegiatan untuk mengetahui
kebutuhan – kebutuhan yang diperlukan dalam
memproduksi produk.
Yang Perlu diidentifikasikan :
1. Bahan Baku
2. Bahan Penunjang
3. Peralatan yang dibutuhkan
4. Tenaga Kerja yang diperlukan
5. Laporkan/Kumpulkan dalam Bentuk Matrik

131
5. LAMPIRAN
Lampiran 5.1. Instrumen Laporan Perencanaan
Produksi

132
BAB VI
MANAJEMEN KEUANGAN

Finance is not merely about making money. It's


about achieving our deep goals and protecting the
fruits of our labor. It's about stewardship and,
therefore, about achieving the good society.
Robert J. Shiller

1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi
Uang adalah darah sebuah perusahaan dan merupakan
salah satu elemen perusahaan dan manajemen. Ukuran
keberhasilan perusahaan adalah berkumpulnya keuntungan
yang diukur dengan nilai uang. Kesehatan keuangan
perusahaan akan menunjukkan tingkat kesehatan usaha.
Pengelolaan uang yang baik akan memberikan wacana jika
perusahaan tersebut dikelola dengan baik. Seorang manajer
keuangan yang baik akan mengelola keuangan yang menjadi
tugasnya sesuai dengan prinsip – prinsip. Kaitan dengan ini
tugas manajer keuangan harus mampu mengelolaa keuangan
dalam lingkup penyediaan pendanaan, dan membuat
perhitungan peramalan investasi yang tepat dengan
mengelola aset perusahaan.

133
1.2. Relevansi
Manajemen memiliki relevansi dengan Topik
sebelumnya karena merupakan darah dari suatu perusahaan,
Mengelola keuangan adalah mengatur darah operasional
perusahaan.

1.3. Kompetensi
1.3.1. Kompetensi Inti
Setelah mengikuti kuliah Pengantar Bisnis, mahasiswa
memiliki kemampuan untuk menguasai konsep yang
mendasar, mampu mengembangkan konsep dan
melaksanakan atau mengaplikasikan kemampuan bisnis di
berbagai praktek organisasi/ perusahaan

1.3.2. Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari Topik ini Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan Definisi Manajemen Keuangan
2. Mendeskripsikan Ruang Lingkup Manajemen
Keuangan
3. Menyebutkan Fungsi Manajemen Keuangan
4. Mendeskripsikan Tugas & Kewajiban Manajer
5. Menjelaskan Permodalan Perusahaan
6. Mengukur Kesehatan Keuangan Perusahaan
7. Menganalisa Investasi

134
1.4. Peta Konsep

Gambar 6.1. Peta Konsep: Manajemen Keuangan

135
2. MATERI
2.1. Pengertian
Manajemen keuangan merupakan sistem kegiatan
perusahaan untuk mendapatkan dana dan untuk
mendapatkan aktiva.
Definisi -definisi Manajemen Keuangan menurut para
ahli :
1. Bambang Riyanto (2010)94
Menyatakan bahwa manajemen keuangan
merupakan suatu keseluruhan kegiatan perusahaan
yang berhubungan dengan suatu usaha untuk
mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang
minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan
beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut se-
efisien mungkin.
2. J. L. Massie (1987)95
Menyatakan bahwa Manajemen keuangan ialah
aktivitas operasional bisnis yang bertanggung jawab
untuk mendapatkan dan memakai dana yang
diperlukan untuk suatu operasi yang efektif dan efisien.
3. Sonny, S. (2003)96
Menyatakan bahwa manajemen keuangan ialah
kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan
bagaimana untuk mendapatkan dana, memakai dana,

94 Bambang Riyanto. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, ed.


4, BPFE-. YOGYAKARTA
95 Massie. Joseph L. (1987);Essentials of Management (4th Edition):
Pearson
96 Sonny Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi. Graha Ilmu,
Yogyakarta.

136
dan untuk mengelola asset sesuai dengan tujuan
perusahaan secara menyeluruh.

2.2. Ruang Lingkup


Ruang Lingkup Manajemen Keuangan terdiri dari:
a. Keputusan Pendanaan, meliputi kebijakan
manajemen dalam pencarian dana perusahaan,
misalnya kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan
kebijakan hutang jangka pendek dan panjang
perusahaan yang bersumber dari internal maupun
eksternal perusahaan.
b. Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal
perusahaan kepada aktiva tetap atau Fixed Assets
seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin,
maupun aktiva finansial berupa surat-surat berharga
misalnya saham dan obligasi atau aktivitas untuk
menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
c. Keputusan Pengelolaan Aset, Kebijakan pengelolaan
aset yang dimiliki secara efisien untuk mencapai tujuan
perusahaan.

2.3. Fungsi Manajemen Keuangan


Fungsi manajemen keuangan dapat dirinci ke dalam
beberapa bentuk kebijakan atau keputusan, sebagai berikut :
1. Keputusan Investasi (Investment Decision)
Investasi iyalah sebagai penanaman modal suatu
perusahaan pada aktiva riil maupun aktiva finansial.
keputusan finansial adalah keputusan terhadap aktiva
apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan
Investasi akan berpengaruh langsung terhadap

137
besarnya (return on investment) atau rentabilitas
investasi serta aliran kas perusahaan pada masa yang
akan datang.
2. Fungsi Pendanaan (Financing Decision)
Keputusan pendanaan ini ialah mempelajari
sumber- sumber dana yang berada di sisi pasiva. Untuk
itu diperlukan perhatian sumber dana yang biayanya
paling minimal serta syarat- syarat yang
menguntungkan. Pemenuhan dana dapat dilakukan
dengan melalui sumber intern serta sumber ekstern
perusahaan.
3. Keputusan Deviden (Dividend Decision)
Keputusan ini iyalah dilakukannya untuk
menentukan :
a. Besarnya persentase laba yang dapat dibagikan
kepada para pemegang saham dalam bentuk cash
dividen.
b. Stabilitas dividen yang akan dibagikan.
c. (stock dividend) Dividen saham .
d. (stock split) Pemecahan saham.
e. Penarikan kembali saham yang beredar.
4. Mendapatkan kombinasi keuangan optimal yang
berhubungan dengan berbagai jenis penilaian kinerja
perusahaan. Bentuk-bentuk penilaian kinerja
diantaranya berkaitan dengan penentuan ukuran
perusahaan, laba operasi perusahaan, risiko bisnis, dan
penentuan tingkat likuiditas.
Dalam menjalankan fungsi manajemen keuangan,
terdapat tujuan korporasi antara lain:

138
a. Untuk mencapai kesejahteraan pemegang saham,
secara maksimum.
b. Untuk mencapaikeuntungan maksimum dalam
jangka panjang
c. Mencapai hasilmanajerial yang maksimum
d. Mencapat pertanggung jawaban sosial dalam
pengertian; peningkatan kesejahteraan dari
karyawan.

2.4. Tugas & Kewajiban Manajer


Manajer keuangan diharapkan mampu mengantisipasi
permasalahan-permasalahan yang diperkirakan akan muncul
dalam sebuah perusahaan, seperti :
a. Risiko likuiditas
Apabila perusahaan itu tidak cukup likuiditasnya,
maka korporasi dxapat meminjam kepada bank,
melalui pinjaman jangka pendek, cerukan dan anjak
piutang.
b. Default risk
Apa bila kemungkinan dimana korporasi itu tidak
dapat membayar pinjaman dalam obligasi pada saat
jatuh tempo. Untuk mengatasinya diperlukan dana
taktis “sinking fund”
c. Risiko finansil
Yaitu keadaan dimana penghasilan oprasional
bersih atau “Net Operating Income” atau “EBIT”
(Earning before Interest and Tax) lebih kecil dari
bunganya.

139
d. Risiko Operasional
Merupakan risiko inflasi dan risiko perubahan
kurs yang terdapat dalam Capital Budgeting Technique
dibawah risiko.

2.5. Modal
Pengertian
Martono dan D. Agus Harjito (2010; 240) 97
menyatakan “Struktur modal adalah perbandingan atau
imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang
ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang
terhadap modal sendiri”.
Kamaludin (2011:306)98 menyatakan “Struktur
modal atau capital structure adalah kombinasi atau bauran
sumber pembiayaan jangka panjang”.
Bambang Riyanto (2008:296) 99“Struktur modal
adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing
(jangka panjang) dengan modal sendiri”. Struktur modal
merupakan cermin dari kebijakan perusahaan dalam
menentukan “jenis” securities yang ditentukan.
Pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
struktur modal merupakan bauran atau perbandingan antara
modal asing dengan modal sendiri yang digunakan
perusahaan untuk membiayai aktivanya.

97 Martono dan Agus Harjito. 2010. Manajemen Keuangan (Edisi 3).


Yogyakarta
98 Kamaludin. 2011. Manajemen Keuangan. Bandung: Mandar Maju.
99 Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.
Yogyakarta: Penerbit GPFE.

140
Teori Struktur Modal
Ada 3 pendekatan dalam menyusun struktur modal,
yang dikemukakan oleh Martono dan D. Agus Harjito
(2010;242) 100, yaitu:
1. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income
Approach)
2. Pendekatan Tradisional
3. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM Approach)
Menurut Kamaludin Struktur modal dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :
1. Risiko Bisnis, atau risiko yang terkandung dalam
operasi perusahaan apabila ia tidak menggunakan
hutang. Risiko bisnis juga sering didefinisikan sebagai
risiko yang berkaitan dengan ketidakpastian yang
melekat proyeksi tingkat pengembalian aktiva (ROA)
suatu perusahaan dimasa mendatang.
2. Posisi pajak perusahaan. Alasan utama perusahaan
menggunakan hutang karena bbiaya bunga dapat
dikurangi dalam perhitungan pajak, sehingga
menurunkan biaya hutang yang sesungguhnya. Akan
tetapi, jika sebagian besar laba perusahaan telah
terhindar dari pajak yang telah dikompensasikan ke
muka, maka tambahan hutang tidak banyak manfaat.
3. Fleksibilitas keuangan atau kemampuan perusahaan
untuk menambah modal dengan persyaratan yang
wajar apabila perusahaan dalam kondisi memburuk.
Dalam keadaan perekonomian sulit atau perusahaan

100 Martono dan Agus Harjito. 2010. Manajemen Keuangan (Edisi 3).
Yogyakarta

141
dalam keadaan kesulitan keuangan, maka pemilik
modal akan lebih suka menanamkan modalnya
terhadap perusahaan yang posisi neraca yang lebih
baik, karena pemilik modal merasa kemungkinan
tersedianya dana di masa mendatang.
4. Konservatif atau agresif. Manajemen konservatif akan
lebih takut menggunakan hutang, sebaliknya
manajemen yang agresif akan cenderung mengunakan
hutang untuk meningkatkan laba. namun demikian
faktor ini tidak akan mempengaruhi sturktur modal
yang optimal, tetapi akan mempengaruhi struktur
modal yang ditargetkan perusahaan.
Komponen Struktur Modal:
 Modal Asing
Bambang Riyanto modal asing atau utang sendiri
dibagi menjadi tiga golongan, diantaranya :
a. Utang jangka pendek (Short-term debt), Utang
jangka pendek adalah modal asing yang jangka
waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar
utang jangka pendek terdiri dari kredit
perdagangan yaitu kredit yang diperlukan untuk
dapat menyelenggarakan usahanya.
b. Utang jangka menengah (Intermediate-term Debt),
Utang jangka menengah merupakan utang yang
jangka waktunya adalah lebih dari satu tahun atau
kurang dari 10 tahun. Bentuk-bentuk utama dari
kredit jangka menengah adalah :
1) Term Loan merupakan kredit usaha dengna
umur lebih dari satu tahun dan kurang dari 10
tahun.

142
2) Leasing merupakan suatu alat atau cara untuk
mendapatkan service dari suatu aktiva tetap
yang pada dasarnya adalah sama seperti
halnya kalau kita menjual obligasi untuk
mendapatkan service dan hak milik atas
aktiva tersebut, bedanya pada leasing tidak
disertai hak milik.
c. Utang jangka panjang (Long-term debt), Utang
jangka panjang merupakan utang yang jangka
waktunya adalah panjang, pada umumnya lebih
dari 10 tahun. Adapun jenis atau bentuk-bentuk
utama dari utang jangka panjang antara lain:
1) Pinjaman Obligasi merupakan pinjaman untuk
jangka waktu yang panjang, untuk debitur
mengeluarkan surat pengakuan utang yang
mempunyai nominal tertentu.
2) Pinjaman hipotik merupakan pinjaman jangka
panjang dimana pemberi uang (kreditur)
diberi hak hipotik pada suatu barang tidak
bergerak, agar bila pihak debitur tidak
memenuhi kewajibannya, barang itu dapat
dijual dari hasil penjualan tersebut dapat
digunakan untuk menutupi tagihannya
 Modal Sendiri
Menurut Bambang Riyanto (2008)101 “Modal
sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari
pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam
perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya”.

101 Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.


Yogyakarta: Penerbit GPFE.

143
Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang
berbentuk P.T. terdiri dari
1. Modal Saham
Saham adalah tanda bukti pengembalian
bagian atau peserta dalam suatu P.T.
Adapun jenis-jenis dari saham adalah sebagai
berikut :
a. Saham biasa (Common Stock)
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
c. Saham Kumulatif (Cummulative Preferred
Stock)
2. Cadangan
Cadangan disini dimaksudkan sebagai
cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan selama beberapa
waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan.
Cadangan yang termasuk modal sendiri
adalah :
a. Cadangan ekspansi
b. Cadangan modal kerja
c. Cadangan selisih kurs
d. Cadangan untuk menampung hal-hal atau
kejadian-kejadian yang tidak diduga
sebelumnya (cadangan umum)
3. Laba Ditahan
Keuntungan yang diperoleh oleh suatu
perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai
dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan.
Apabila penahanan keuntungan tersebut sudah

144
dengan tujuan tertentu, maka dibentuklah
cadangan sebagaimana yang telah diuraikan.
Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan
tertentu mengenai penggunaan keuntungan
tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan
“keuntungan yang ditahan”.

2.6. Mengukur Kesehatan Keuangan Perusahaan


Kesehatan suatu perusahaan dapat dinilai dari kondisi
keuangannya, suatu perusahaan dikatakan sehat jika
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sangat memperhatikan pemasukan dan pengeluaran.
Dengan menekankan sekali pengeluaran diharapkan
dapat menghasilkan pemasukan semaksimal mungkin.
2. Mampu membenahi keuangan perusahaan disaat
pendapatan perusahaan mengalami penurunan.
3. Perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan yang
lainya dan selalu berkembang.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan
cara mengevaluasi masing-masing kinerja suatu perusahaan,
digunakan untuk pengambilan keputusan yang akan datang.
Tujuan laporan keuangan , yaitu:
1. Sebagai informasi suatu perusahaan untuk melakukan
perkiraan atau memproyeksikan posisi keuangan yang
sangat bermanfaat bagi perusahaan.
2. Meninjau suatu keadaan perusahaan, permasalahan di
bidang administrasi, operasional, dan keuangan
perusahaan.

145
3. Alat bantu untuk mengukur efisiensi semua
departemen perusahaan.
Laporan keuangan akan digunakan untuk mengukur
kesehatan perusahaan yaitu dengan melihat rasio keuangan
yang dimiliki oleh perusahaan.
Analisa ratio keuangan merupakan suatu indikator
yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk menilai
efektifitas penggunaan keuangan berdasarkan data
perbandingan masing-masing account keuangan yang ada
dalam laporan keuangan seperti laporan neraca, laba rugi,
dan arus kas dari periode tertentu. Fungsi dari laporan
keuangan untuk memberikan informasi mengenai kondisi
keuangan atau pengeluaran dan pemasukan perusahaan.
Selain itu juga bertujuan sebagai pedoman menentukan
keputusan dalam bisnis102.
Terdapat 4 metode perhitungan rasio diantaranya
yaitu likuiditas, solvabilitas, rentabilitas atau profitabilitas
dan yang terakhir yaitu rasio aktifitas.
Dibawah ini dijelaskan beberapa rasio yang
dibutuhkan untuk perusahaan agar dapat mengukur tingkat
kesehatannya.
1. Rasio Likuiditas : kewajiban hutang dalam jangka
pendek perusahaan dapat diukur melalui Dengan kata
lain juga dijelaskan bahwa likuiditas adalah
kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya atau hutang yang harus dibayar dengan
aktiva lancarnya.

102 https://www.seventhsoft.net/artikel/analisa-laporan-keuangan-
untuk-menilai-tingkat-kesehatan-suatu-perusahaan

146
2. Rasio Solvabilitas : yaitu mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
kemampuan untuk membayar seluruh kewajiban
hutang yang ada dengan menggunakan kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan.
3. Rentabilitas atau Profitabilitas : digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan atau laba, selama periode
tertentu juga memberikan analisa tingkat efektifitas
manajemen dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya. Profitabilitas dapat diukur dengan
membandingkan antara laba dikurangi pajak dengan
aktiva yang dapat menghasilkan keuntungan atau laba.

3. RANGKUMAN
Manajemen Keuangan adalah pengelolaan keuangan
mulai mencari sumber dana dan mengoperasikannnya
dengan sefektif dan seefisien mungkin.
Manjemen keuangan memiliki tugas untuk mencari
sumber dana, menginvestasikan untuk usaha, dan mengelola
aset.
Modal usaha dapat diperoleh dari internal maupun
eksternal.
Kesehatan perusahaan bisa dilihat dari kondisi
keuangannya, yaitu dengan kelengkapan catatan transaksi,
kemampuan memperbaiki utamanya pada saat keuangan
turun.

147
4. LATIHAN/SOAL
4.1. Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Keuangan?,
berikan penjelasn!
2. Deskripsikan Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
dengan gambar!
3. Apa saja Fungsi Manajemen Keuangan?
4. Ceritakan Tugas Manajer Manajemen Keuangan!
5. Darimana saja Permodalan Perusahaan?, jelaskan
secara singkat
6. Bagaimana cara mengukur kesehatan Keuangan
Perusahaan?
7. Alat apa saja yang biasa digunakan untuk menganalisa
Investasi?

4.2. Latihan
Menyusun Struktur Permodalan Usaha
1. Identifikasikan Kebutuhan keuangan untuk Usaha, hal
ini mencakup untuk investasi. Operasional dan lain –
lainnya sesuai kebutuhan kalian
2. Kemudian Jumlahkan untuk mengetahui jumlah
keseluruhan modal
3. Setelah itu susunlah dari mana modal diperoleh , untuk
modal dari luar perlu disebutkan darimana dan
bagaimana aturannya.

148
5. LAMPIRAN
Lampiran 6.1. Instrumen Struktur Modal

149
150
BAB VII
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

“People act in ways to maximize their self-interest


within a company, so create incentives that align
employee's objectives with the organization's
mission statement. Reward compliance with core
values as much as profitability, especially in the
face of competitive pressures.”

Kent Alan Robinson

1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi
Manusia merupakan faktor produksi penting yang
tidak tergantikan dalam proses dan kegiatan usaha. Manusia
memiliki kemampuan bukan hanya pada tenaga kemampuan
physik tetapi juga memiliki kemampuan yang bersifat psikis
yang tidak bisa digantikan dengan peralatan apapun.
Perubahan paradigma manusia bukan lagi sebagai faktor
produksi tetapi asset perusahaan yang perlu dijaga maka
perlu penangan lebih serius. Tumbuhnya bisnis memerlukan
tenaga handal dan profesional perlu untuk persaingan bisnis,
oleh karena itu secara khusus sumber daya manusia perlu
dikelola dengan baik.

151
1.2. Relevansi
Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki relevansi
dengan bidang manajemen lain, karena mengurusi masalah
SDM yang menjadi bagian dari faktor produksi.
Disamping itu operasional untuk bidang – bidang lain
juga memerlukan tenaga manusia yang perlu direncanakan,
diorganisasikan dan dikendalikan.

1.3. Kompetensi
1.3.1. Kompetensi Inti
Setelah mengikuti kuliah Pengantar Bisnis, mahasiswa
memiliki kemampuan untuk menguasai konsep yang
mendasar, mampu mengembangkan konsep dan
melaksanakan atau mengaplikasikan kemampuan bisnis di
berbagai praktek organisasi/ perusahaan

1.3.2. Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari Topik ini Mahasiswa mampu:
1. Menemukan definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Mendeskripsikan Ruang Lingkup Manajemen SDM
3. Memerinci Tugas Manajer Sumber Daya Manusia
4. Menceriterakan Sejarah Perkembangan Manajemen
SDM
5. Membuat alur/Flowchart Perencanaan MSDM

152
1.4. Peta Konsep

Gambar 6.1. Peta Konsep: Manajemen Sumber Daya Manusia

2. MATERI
2.1. Pengertian
Tujuan dibentuknya divisi SDM utamanya adalah untuk
menyediakan tenaga kerja yang handal profesional, untuk
kelancaran organisasi atau perusahaan. Pengertian MSDM
dari beberapa ahli dapat dikutipkan sebagai berikut:

153
1. Manajemen sumber daya manusia (human resources
management) adalah pendayagunaan, pengembangan,
penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan
individu anggota organisasi atau kelompok pekerja
(Henry Simamora, 2006:3) 103.
2. Manajemen sumber daya manusia didefinisikan
sebagai suatu perencanaan pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan,
pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi (Anwar Prabu
Mangkunegara, 2001:2) 104
3. Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan,
seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan
sumber daya manusia untuk mencapai titik tujuan-
tujuan individu maupun organisasi (Handoko,
2000:4)105
4. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar
efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat (Hasibuan,
2004:10) 106

103 Simamora, Henry. 2006: Manajemen Sumber Daya Manusia; edisi


ketiga, Cetakan kedua, Yogyakarta: Penerbitan STIE YKPN
104 Mangkunegara A.P., 2004;Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
105 Handoko T, Hani, 2004, Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia Yogyakarta : BPFE
106 Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT Bumi Aksara

154
2.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
menurut Kho (2016) 107 sebaiknya menjadi suatu proses
sistematik untuk membawa perubahan positif pada SDM
khususnya dan Manajemen secara umum, ruang lingkup itu
antara lain:
1. Perencanaan Sumber daya manusia yang dibutuhkan
oleh Organisasi atau Perusahaan (Human Resources
Planning).
2. Menganalisis Jabatan dan Pekerjaan, yaitu menganalisa
dan menjelaskan secara rinci tentang masing-masing
pekerjaan atau jabatan dalam perusahaan atau
organisasi (Job Analysis).
3. Perekrutan dan Penyeleksian Karyawan atau Sumber
daya manusia yang dibutuhkan tersebut sesuai dengan
syarat, sistem, tata cara, prosedur dan proses yang
ditentukan agar memenuhi kebutuhan organisasi baik
pada masa sekarang maupun untuk masa akan datang
(Recruitment and Selection).
4. Memperkenalkan Latar Belakang Perusahaan, Budaya
Organisasi Perusahaan, Nilai-nilai Perusahaan dan
Etika Kerja kepada karyawan yang telah lulus seleksi
serta memperkenalkannya kepada karyawan-
karyawan lainnya. (Orientation and Induction).
5. Pelatihan dan Pengembangan Sumber daya Manusia
dalam organisasi (Training and Development).

107 Budi Kho (2016); Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia


(MSDM) dan Ruang Lingkupnya; http://ilmumanajemenindustri.com
/pengertian-manajemen-sumber-daya-manusia-msdm-ruang-
lingkup-msdm/

155
6. Penilaian prestasi dan kinerja karyawan untuk
Melakukan Promosi, Demosi, Transfer dan
Pemberhentian (PHK) terhadap Karyawan
(Performance Appraisal).
7. Perencanaan dan Pemberian Kompensasi atau upah
(Compensation planning and remuneration).
8. Memotivasi Karyawan, Memperhatikan Kesejahteraan,
Kesehatan dan Keselamatan Karyawan (Motivation,
Welfare, Healthy and Safety).
9. Menjaga Hubungan dan melakukan komunikasi dengan
Serikat Pekerja (Industrial relations).

2.3. Tugas & Kewajiban Manajer


Tugas dan kewajiban manajer tidak lepas dari ruang
lingkup tanggungjawabnya, tugas tersebut antara lain:
1. Merencanakan dan mengkordinasikan tenaga kerja
perusahaan dan memilih orang yang tepat untuk
bidang kegiatan.
2. Penyambung atau memediasi antara Manajemen dan
karyawannya
3. Melayani dan memfasilitasi karyawan berkaitan
dengan bidang pekerjaannya.
4. Memberi masukan untuk membuat kebijakan yang
berkaitan dengan tugasnya pada Manajemen.
5. Mengkordinir dan melaksanakan fungsi kontroling
pada karyawan.
6. Melaksnakan fungsi Manajemen pada proses
perekrutan, wawancara kerja, seleksi, dan penempatan
karyawan baru.

156
7. Menangani masalah – masalah yang timbul di
ketenagakerjaan.

2.4. Sejarah Perkembangan MSDM


Berkembangnya Gerakan Manajemen Ilmiah oleh
Frederick Winslow Taylor (1856-1915) yang menghasilkan
pengetahuan tentang Gerak dan Waktu yang ditimbulkan
adanaya energi, dan diaplikasikan pada produksi sehingga
mampu menciptakan mesin – mesin produktif yang mampu
menghasilkan produk dengan harga murah. Hadirnya mesin
– mesin tersebut mengurangi dan mengancam peran
manusia dalam proses produksi.
Kesadaran akan pentingnya peran manusia dalam
organisasi baru berkembang pada saat pemakaian mesin bisa
lebih produktif jika dengan dukungan peran manusia. Untuk
meningkatkan produktivitas maka manajemen sumber daya
manusia menjadi marak dijadikan suatu bidang kajian
(Gomes:1995)108.
Sejarah Pengolahan Tenaga menurut Rosidah (2003) 109
dimulai tahun 1915 sebelum pecahnya Perang Dunia I (PD I)
kebutuhan manajer Personalia yang berkualitas meningkat
sangat tinggi. Hal ini ditanggapi oleh militer Amerika Serikat
untuk mengembangkan suatu institusi dengan melakukan
pengujian psikologi pada dua kelompok yang satu tim serikat
buruh dan satu tim semangat kerja, dan berhasil positif.

108 Cardoso Gomes, Faustino. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia .


Andi Offset, Yogyakarta.
109 Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya
Manusia,. Graha Ilmu: Yogyakarta

157
Artinya orang yang lolos pengujian mampu menjadi manajer
personalia profesional.
Sejarah perkembangan Manajemen baru didefinisikan
pada saat MSDM menjadi bidang kajian yang terbagi menjadi
3 periode, yaitu: Periode I (Tahun 1960-1970); Periode II
(Tahun 1970 – 1980); Periode III (Tahun 1980 – 1990).
Periode I (Tahun 1960-1970), merupakan pola lama
yang masih tradisional , dimana Pemahaman peran SDM
secara tradisional akan berakibat pada dipakainya struktur
organisasi sentralisasi di mana keterlibatan dari manajer lini
sangat terbatas dan kemudian tipe perencanaan dari atas ke
bawah (top-down) yang memiliki kelemahan tidak ada
komunikasi dua arah dan keterlibatan karyawan dalam
proses perencanaan bisnis sangat terbatas.
Periode II (Tahun 1970 – 1980), sudah ada campur
tangan pemerintah karena adanya isu – isu diskriminasi ras
di Amerika dan negara – negara industri lain, yang mana
banyaknya pelanggaran hukum terjadi, isu isu tersebut
memaksa pemerintah untuk turun tangan dan membuat
sejumlah peraturan untuk perlindungan tenaga kerja.
Periode I dan Periode melahirkan paradigma lama
yang mana pengelolaan tenaga kerja masih dianggap sekedar
faktor produksi, belum sepenuhnya diperlakukan manusiawi
dan diperhatikan jika manusia bukan sekedar tenaga
kasarnya tetapi juga memiliki kemampuan psikis.

158
Menurut Cascio (1995)110 paradigma lama ditandai
dengan peran SDM seperti:
 Attraction yang meliputi : identifikasi persyaratan
pekerjaan,menentukan jumlah orang dan kombinasi
keterampilan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan
dan menyediakan kesempatan yang sama bagi setiap
kandidat terpilih.
 Selection yang meliputi : memilih orang yang terbaik
bagi pekerjaan yang bersangkutan.
 Retention yang meliputi :memberikan reward bagi
orang yang bekerja efektif dan mempertahankan
keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja.
 Development yang meliputi : meningkatkan dan
menyiapkan kompetensi karyawan melalui
peningkatan knowledge, skill dan abilities dan
pendekatan spesialis fungsi perusahaan.
 Assesment yang meliputi : pengamatan dan penilaian
perilaku dan sikap yang relevan dengan pekerjaan dan
kinerja SDM.
 Adjusment yang meliputi : pemeliharaan pemenuhan
kebutuhan yang terkait dengan kebijakan SDM
perusahaan.
Periode III, yaitu era 1980-1990 yang disebut the age of
gaining and sustaining competitive advantage, memunculkan
pemikiran – pemikiran baru tentang SDM dan memunculkan
paradigma baru yang mendudukkan SDM bukan sekedar

110 Cascio, W.F., 1995. Managing Human Resource Productivity, Quality of


Work , Life and Profit, 4th. Edition, NY

159
Faktor Produksi tetapi juga Asset Perusahaan yang perlu
dipelihara dan dijaga dengan baik.

Tabel 7.1. Perbedaan Paradigma Manajemen Sumber Daya Manusia


Perbedaan Periode I Periode II Periode III
Dimensi (1960-1970) (1970-1980) (1980-1990)
Era Personnel Governmental Gaining and
Accountability sustaining the
competetive
advantage
Tanggung Employe Concern - Care to - Control cost,
Jawab discrimanation, - enhance
law, healthy, and competitiveness
safety - and to add
- Federal regularly value to the
agencies firm in
- Interdependence everything it
guidelines and does
court rullings
Peran - Screening - Compensation - Responsible for
Applicant and Benefits optimating the
- Orientation - Affirmative action use of all kinds
New (promotion) resources:
Employees - Labor relaion phsycal,financia
- Planning the training and l and human
Company Development
Picnic
- Circulating
memo
“whoses
inpertinenen
ces exceedes
only by the
irrelevance

2.5. Perencanaan MSDM


Perencanaan Sumber Daya Manusia merupakan upaya
perusahaan menjadi organisasi yang kompetitif.

160
Manfaat Perencanaan Sumber Daya Manusia dapat
dirinci sebagai berikut :
 Meningkatkan penataan sistem informasi faktor tenaga
kerja.
 Perencanaan Sumber Daya Manusia dapat lebih
mendayagunakan manfaat Sumber Daya Manusia.
 Fungsi perencanaan Sumber Daya Manusia
memudahkan usaha pengelolaan Sumber Daya
Manusia.
 Perencanaan Sumber Daya Manusia dalam jangka
panjang bermanfaat untuk mengestimasi kondisi dan
kebutuhan Tenaga Kerja.
 Perencanaan Sumber Daya Manusia dalam jangka
pendek bermanfaat untuk reeplacemen dan promosi
jabatan di masa depan.
Metode Perencanaan Sumber Daya Manusia ,dikenal
atas metode nonilmiah dan metode ilmiah. Metode nonilmiah
diartikan bahwa Perencanaan Sumber Daya Manusia hanya
didasarkan atas pengalaman, imajinasi, dan perkiraan-
perkiraan dari perencanaanya saja. Perencanaan Sumber
Daya Manusia semacam ini risikonya cukup besar, misalnya
kualitas dan kuantitas tenaga kerja tidak sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Akibatnya timbul mismanajemen dan
pemborosan yang merugikan perusahaan.
Metode ilmiah diartikan bahwa Perencanaan Sumber
Daya Manusia dilakukan berdasarkan atas hasil analisis dari
data, informasi, dan peramalan (forecasting) dari
perencananya.Rencana Sumber Daya Manusia semacam ini
risikonya relative kecil karena segala sesuatunya telah
diperhitungkan terlebih dahulu.

161
Ada 4 kegiatan yang saling berhubungan dalam sistem
Perencanaan Manajemen Sumber Daya Manusia antara lain :
1. Inventarisasi persediaan SDM
Pencatatan atau pendataan jumlah SDM yang ada
dalam melaksanakan tugas di Suatu Organisasai, atau
dengan kata lain pencatatan atau pengumpulan data
tentang kegiatan, hasil yg dicapai, pendapat umum,
sekarang atau yang sedang terjadi.
2. Forecast SDM/ peramalan SDM
Peramalan SDM berguna untuk memprediksi
permintaan karyawan dimasa datang. Metode
peramalan ketersediaan /penawaran tenaga kerja
(supply) dari sumber eksternal terdiri atas:
a. Perencanaan rekrutmen dan seleksi.
b. Pasar tenaga kerja.
3. Memprediksi permintaan tenaga kerja (demand)
mendatang lebih rumit dan subjektif daripada
memprediksi ketersediaan tenaga kerja (supply),
karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga
kerja (Simamora, 1997:176) terdiri atas :
o Perubahan lingkungan eksternal
o Perubahan kondisi organisasi
o Perubahan kondisi tenaga kerja
4. Penyusunan rencana SDM
Penyusunan rencana SDM dapat diartikan sebagai
suatu proses menentukan kebutuhan akan tenaga kerja
berdasarkan peramalan pengembangan,
pengimplementasian, dan pengendalian kebutuhan

162
tersebut yang berintegrasi dengan perencanaan
organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan

3. RANGKUMAN
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah
pendayagunaan sumber daya manusia mulai dari
perencanaan, sampai pada operasional perusahaan dan
dikendalikan.
Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia adalah
merencanakan ketersediaan tenaga kerja, melalui rekrutmen
dan mengelola untuk memiliki kemampuan yang diperlukan
oleh perusahaan, dengan prisip menempatkan orang yang
tepat pada bidang – bidang pekerjaan.
Lingkup pekerjaan ini akan mencakup analisa
pekerjaan, seleksi, penempatan, pelatihan, kompensasi,
promosi dan pemberian motivasi untuk lebih meningkatkan
produktivitas kerja.

4. LATIHAN/SOAL
4.1. Pertanyaan
1. Jelaskan Makna salah satu Pengertian Manajemen
Sumber Daya Manusia ! , Sebutkan nama Ahli yang
dijelaskan pengertiannya!
2. Berikan gambaran tentang Ruang lingkup Manajemen
Sumber Daya Manusia!
3. Sebutkan Tugas – Tugas Manajer Sumber Daya
Manusia!
4. Sejak kapan Manajemen Sumber Daya Manusia
dijadikan ilmu tersendiri?, ceritakan perkembangan
Sejarahnya!

163
5. Buatlah Alur Atau Flowchat Perencanaan Manajemen!

4.2. Latihan
Membuat Iklan untuk Merekrut Karyawan/
Manajer suatu Perusahaan
1. Carilah salah satu Struktur Organisasi Suatu
Perusahaan
2. Ambilah salah satu Bagian yang dikerjakan oleh
seorang Manajer?karyawan Perusahaan tersebut
3. Deskripsikan Pekerjaan apa yang harus diselesaikan
oleh Karyawan/Manajer Perusahaan tersebut
4. Tentukan Kualifikasi yang harus dipenuhi untuk jenis
Pekerjaan Tersebut
5. Estimasikan Kompensasi apa yang akan diberikan
kepada Karyawan/Manajer tersebut. Kompensasi
harus mencakup:
a. Upah atau Gaji
b. Keuntungan lain (Fringe Benefit) baik berwujud
pisik ataupun tidak berwujud Pisik
6. Buatlah Iklan untuk di iklankan di Mass Media
Informasi Iklan harus berisi:
a. Nama Perusahaan yang membutuhkan
Karyawan/Manajer
b. Waktu terakhir Pendaftaran
c. Alat untuk seleksi dan tanggalnya
d. Bidang Kerja yang ditawarkan, posisi calon dalam
Perusahaan
e. Deskripsi Pekerjaan (Kerja yang akan ditangani,
tugas dan wewenang, melaporkan
tnggungjawabnya ke siapa dan siapa bawahannya)

164
f. Kualifikasi Calon (Pelamar)
g. Kompensasi (gaji dan fringe benefit)

5. LAMPIRAN
Lampiran 7.1.Instrumen Analisa Pekerjaan

165
Lampiran 7.2. Format Iklan

166
BAB VIII
MANAJEMEN RESIKO

Life is inherently risky. There is only one big


risk you should avoid at all costs, and that is the
risk of doing nothing.

Denis Waitley

1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi
Hidup adalah resiko, dan resiko akan berakibat fatal
bagi kelangsungan hidup perusahaan. Segala sesuatu akan
ada resiko. Oleh karena itu perlu diantisipasi atau
diminimalisir agar tidak menghentikan proses kehidupan
usaha. Ada berbagai macam resiko dalam usaha yang
berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial. Manajemen
resiko bukan berarti menghilangkan resiko, tetapi
meminimalisir akibat yang ditimbulkan.

1.2. Relevansi
Manajemen Resiko memiliki hubungan dengan
operasional lain pada bidang bidang manjemen perusahaan,
hal ini berkaitan dengan resiko yang dihadapi misalnya
manajemen pemasaran memiliki resiko pengiriman barang,
manajemen SDM memiliki resiko kesehatan karyawan,
manajemen produksi memiliki resiko teknis, manajemen
keuangan resiko pengembalian modal.

167
1.3. Kompetensi
1.3.1. Kompetensi Inti
Setelah mengikuti kuliah Pengantar Bisnis, mahasiswa
memiliki kemampuan untuk menguasai konsep yang
mendasar, mampu mengembangkan konsep dan
melaksanakan atau mengaplikasikan kemampuan bisnis di
berbagai praktek organisasi/ perusahaan

1.3.2. Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari Topik ini Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan Resiko
2. Menjelaskan Manajemen Resiko
3. Mendeskripsikan Ruang Lingkup Manajemen Resiko
4. Memahami tugas Manajer Resiko
5. Menjelaskan cara Mengelola Resiko
6. Menggambarkan Tahapan Penanganan Resiko

168
1.4. Peta Konsep

Gambar 8.1. Peta Konsep: Manajemen Resiko

169
2. MATERI
2.1. Pengertian
2.1.1. Resiko
 Definisi Risiko Sebagai kemungkinan penyimpangan
negatif dari hasil yang diinginkan atau diharapkan atau
risiko sebagai suatu kemungkinan kerugian
Menyangkut situasi di mana terdapat suatu
kemungikan terjadinya hasil yang tidak
menguntungkan – unfavorable outcome
 Definisi Risiko Suatu situasi yang objektif, eksternal
dan selalu ada walaupun individu yang terekspos
kemungkinan kerugian tersebut tidak menyadarinya
Potensi terjadinya suatu peristiwa – events yang dapat
menimbulkan kerugian bank Sebagai bentuk – bentuk
peristiwa yang mempunyai pengaruh terhadap
kemampuan seseorang atau sebuah institusi untuk
mencapai tujuannya
 Risiko adalah peluang terjadinya hasil yang tidak
diinginkan. Risiko adalah ketidakpastianm atas
terjadinya suatu peristiwa. Risiko adalah
penyimpangan hasil aktual dari hasil yang di harapkan.
Risiko adalah probabilitas sesuatu hasil yang berbeda.
 Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi
oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup
informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan, menurut Wideman

170
(1990)111, ketidak pastian yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian
yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal
dengan istilah risiko (Risk).
 Smith (1990)112, yaitu proses identifikasi, pengukuran,
dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang
mengancam aset dan penghasilan (income) dari sebuah
perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan
kerusakan atau kerugian pada perusahaan.
Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan :
1. Risiko yang tidak disengaja (Risiko Murni) adalah
risiko yang apabila terjadi akan menimbulkan kerugian
dan terjadinya tanpa di sengaja, misalnya terjadi
kebakaran, bencana alam, pencurian,pengelapan dan
pengacauan.
2. Risiko yang disengaja (Risiko Spekulatif) adalah risiko
yang sengaja ditimbulkan, agar terjadinya
ketidakpastian memberi keuntungan, seperti hutang-
piutang, perjudian, perdagangan berjangka.
3. Risiko fundamental adalah risiko yang penyebabnya
tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang
menderita tidak hanya satu atau beberapa orang saja,
seperti banjir angin topan dan sebagainya

111 Wideman, R. Max, 1992, Project and Program Risk Management: A


Guide to Managing Project Risks and Opportunities (PMBOK
Handbooks), Project Management Institute, Philadelphia.
112 Smith Harris Pearson A E, Lambert Henry Wilkes M.S. 1990. Farm
Machinery. andEquipment, McGraw Hill, Inc

171
4. Risiko khusus adalah risiko yang bersumber pada
pristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui
penyebabnya, seperti kapal kandas, pesawat jatuh dan
tabrakan mobil
5. Risiko dinamis adalah risiko yang timbul karena
perkembangan dan kemajuan masyarakat di bidang
ekonomi, tehnologi, seperti risiko ke usangan, risiko
diluar angkasa. Kebalikan risiko statis, seperti hari tua,
kematian

2.1.2. Manajemen Resiko


Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi,
evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam
kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan Suatu
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu
rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi
risiko dengan menggunakan pemberdayaan /pengelolaan
sumberdaya.
Pengertian manajemen resiko menurut
Djohanputro (2008) 113 Manajemen resiko merupakan
proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi,
mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif
penanganan resiko, dan memonitor dan mengendalikan
penanganan resiko.

113 Djohanputro, B. 2008. Manajemen Risiko Korporat. Pendidikan dan.


PembinaanManajemen, Jakarta

172
Pengertian manajemen resiko menurut Siahaan
(2007)114 manajemen risiko adalah perbuatan (praktik)
dengan manajemen Resiko, menggunakan metode dan
peralatan untuk mengelola Resiko sebuah proyek.
Pengertian manajemen resiko menurut Smith
(1990)115 Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses
identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah
Resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah
perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan
atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Pengertian manajemen resiko menurut
Australia/New Zealand Standards (1999) . Manajemen
116

Resiko merupakan suatu proses yang logis dan sistematis


dalam mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi,
mengendalikan, mengawasi, dan mengkomunikasikan Resiko
yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi atau
proses dengan tujuan perusahaan mampu meminimasi
kerugian dan memaksimumkan kesempatan. Implementasi
dari manajemen risiko ini membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi Resiko sejak awal dan membantu membuat
keputusan untuk mengatasi Resiko tersebut.
Pengertian manajemen resiko menurut William
(2009)117 Manajemen resiko juga merupakan suatu aplikasi
dari manajemen umum yang mencoba untuk

114 Siahaan (2007);Manajemen Resiko. PT Elex Media Computindo.


Jakarta.
115 Smith Harris Pearson A E, Lambert Henry Wilkes M.S. 1990. Farm
Machinery. andEquipment, McGraw Hill, Inc
116 Australian Standard/New Zealand Standard 4360:1999. Risk
Management Guidelines.
117 William J. Stevenson. 2009. Management Operation. Prentice Hall. UK.

173
mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan
akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Pengertian manajemen resiko menurut Fahmi
(2010)118 Manajemen resiko adalah suatu bidang ilmu yang
membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan
ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada
dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen
secara komprehensif dan sistematis.119[3]

2.2. Ruang Lingkup


Ruang lingkup proses manajemen resiko terdiri dari:
a) Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola
resikonya
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan
ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan
b) Identifikasi resiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko
untuk analisis lebih lanjut. Teknik-teknik yang dapat
digunakan dalam identifikasi resiko antara lain:
1) Brainstorming (pengungkapan Pendapat)
2) Survey
3) Wawancara
4) Informasi historis
5) Kelompok kerja

118 Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Resiko. Bandung: Alfabeta.


119[3] http://mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian-manajemen-
resiko-menurut.html#.UYH9GWr74nA (02 Mei 2013 pukul 12:46)

174
c) Analisis resiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan
probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi.
Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan
mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X
konsekuensi).
d) Evaluasi resiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat
risiko yang telah dihitung pada tahapan analisis risiko
dengan kriteria standar yang digunakan.
Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
a. Gambaran tentang seberapa penting risiko yang
ada.
b. Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu
ditanggulangi.
c. Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi
baik dalam parameter biaya ataupun parameter
lainnya.
d. Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan
pengendalian.
e) Pengendalian resiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan
konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai
alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-
lain.
f) Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem
manajemen risiko yang dilakukan serta
mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu
dilakukan.

175
g) Koordinasi dan komunikasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil
keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut
dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.120[5]

2.3. Pentingnya Manajemen Resiko


Dalam setiap usaha tentunya bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan (return) dengan mengeluarkan
biaya seminimal mungkin. Namun terdapat beberapa faktor
yang sulit untuk dikendalikan untuk memaksimalkan
keuntungan dan meminimalkan biaya. Dalam penerapannya
terdapat beberapa kendala :
1. Kontrak antara nasabah dan Bank itu mengikat dalam
jangkawaktu yang relatif lama, sehingga dapat terjadi
bahwa return (keuntungan) secara jangka pendek baik
namun secara jangka waktu yang relatif panjang perlu
diprediksi dari awal seberapa jauh kemungkinan
return tersebut sulit diperoleh kembali di masa
mendatang.
2. Bank tidak mempunyai kemampuan untuk selalu
memantau secara ketat kondisi counterparties.
3. Terdapat constraint dari internal management Bank
untuk melakukan pengendalian secara comprehensive
(luas) terhadap seluruh komponen yang dapat
merugikan Bank.
Kondisi tersebut di atas terasa sekali terutama terdapat
pada Bank-bank yang belum secara formal menerapkan risk

120[5] http://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07
/19/makalah-manajemen-resiko/(02 Mei 2013 pukul 12:46)

176
management, akibatnya sering sekali terjadi bahwa Bank
menyadari adanya kerugian setelah keuntungan Bank
menurun atau tersedianya modal Bank berkurang.
Manajemen resiko diharapkan dapat mendeteksi maksimum
kerugian yang mungkin timbul di masa mendatang serta
kebutuhan tambahan modal apabila dampak proyeksi
kerugian dimaksud dapat mengakibatkan jumlah modal di
bawah ketentuan minimum yang dipersyaratkan otoritas
pengawasan.

2.4. Tugas & Kewajiban Manajer


Divisi Manajemen Risiko menyampaikan Laporan
Evaluasi Risiko kepada Direksi secara periodik, yaitu harian,
mingguan dan bulanan serta menyampaikan beberapa jenis
laporan lainnya kepada Dewan Komisaris serta kepada pihak
eksternal terkait, seperti Bank Indonesia.
Komitmen perusahaan terhadap penerapan
Manajemen Risiko antara lain :
1. Mendeteksi/mengidentifikasi risiko sedini mungkin
pada setiap aktivitas terkait dengan tugas, wewenang
dan tanggung jawab.
2. Melakukan pengukuran risiko dengan
memperhitungkan besarnya dampak dan kemungkinan
terjadinya peluang risiko.
3. Melakukan evaluasi sumber dan penyebab terjadinya
risiko, sebagai dasar untuk memetakan dan
mengendalikan risiko yang signifikan.
4. Mengelola strategi pengendalian secara
berkesinambungan terhadap risiko yang mempunyai

177
prioritas tinggi/risiko signifikan demi kelangsungan
hidup perusahaan.
5. Melakukan pemantauan risiko secara terus menerus,
khususnya yang mempunyai dampak cukup signifikan
terhadap kondisi perusahaan.
6. Melaporkan hasil identifikasi, pemantauan dan tindak
lanjut pengendalian risiko secara periodik setiap
triwulan, semester dan tahunan.
7. Menjadikan pengelolaan risiko sebagai dasar
pemeriksaan (audit berbasis risiko) dan sebagai Key
Performance Indicator (KPI) bagi setiap Pimpinan Unit
Kerja.

2.5. Pengelolaan risiko


Jenis-jenis cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan
aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam
memutuskan untuk melakukannya, maka harus
dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial
kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation
yaitu merupakan metode yang mengurangi
kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun
mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh
suatu risiko.

178
3. Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain,
umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun
hedging.
4. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk
deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga
saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut
kecil.
5. Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan
dengan cara mengurangi maupun mentransfernya,
namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai
bagian penting dari aktivitas.121[7]

2.6. Tahapan dalam Manajemen Resiko


Menetapkan konteks adalah menetapkan parameter
dasar dimana suatu risiko harus dikelola dan menyiapkan
pedoman untuk membuat keputusan yang lebih rinci dalam
proses manajemen resiko. Konteks tersebut termasuk
lingkungan internal dan eksternal organisasi dan tujuan
aktivitas manajemen resiko.
 Menetapkan konteks eksternal
Langkah ini menentukan lingkungan eksternal
dimana organisasi beroperasi dan hubungan antara
organisasi dan lingkungannya antara lain: lingkungan
sosial budaya, regulasi (perkembangan), kompetisi,

121[7] http://hovidintkj.blogspot.com/2011/11/makalah-manajemen-
risiko.html (20 Mei 2013 pukul 22:54)

179
pasar keuangan dan lingkungan politik serta
stakeholder eksternal.
 Menetapkan konteks internal
Sebelum aktivitas manajemen resiko disetiap level
dimulai, maka perlu memahami suatu organisasi antara
lain meliputi:
1. Struktur
2. Kapabilitas sumber daya seperti manusia, sistem,
proses, modal
3. Target dan sasaran serta strategi untuk
mencapainya122[4]

3. LATIHAN/SOAL
3.1. Pertanyaan
1. Apakah Perbedaan Resiko dan Kerugian ?
2. Apakah sebenar Manajemen Resiko itu ? dan
Tanggungjawab siapa?, jelaskan jawabmu !
3. Bagaimanakah cara mengetahui Ruang Lingkup
Manajemen Resiko? Jelaskan Jawabnmu !
4. Resiko usaha selalu ada dan harus ditangani,
Bagaimanakah cara Mengelola sebuah Resiko Usaha ?
5. Gambarkan Alur Pentahapan Penanganan Resiko

3.2. Latihan
Mengidentifikasikan Resiko
1. Susunlah Satu Rencana Program
2. Buatlah Daftar Semua Kegiatan/aktivitas yang akan
menimbulkan Resiko

122[4] http://hovidintkj.blogspot.com/2011/11/makalah-manajemen-
risiko.html (20 Mei 2013 pukul 22:54)

180
3. Identifikasikan Resiko apa yang akan timbul
4. Buatlah Daftar Cara Menangani Resiko

4. LAMPIRAN
Lampiran 8.1. Instrumen Kegiatan Identifikasi
Resiko

181
182
BAB IX
MANAJEMEN SISTEM INFORMASI

“The board’s oversight of information management


agenda helps to highlight the strategic perspective
of IT and improve its differentiated value.”

Pearl Zhu

1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi
Tumbuhnya tehnologi Informasi dan transportasi
mengubah pola dan gaya hidup manusia. Industri dan
perusahaan yang ketinggalan informasi akan menjadi
perusahaan usang dan tidak mampu bertahan. Informasi
memberikan input untuk mengambil keputusan. Pemasaran
akan menjadi lambat dan dilibas oleh pesaing yang memiliki
informasi akurat.
Dengan kemajuan tehnologi sekarang ini hampir
semua orang haus akan informasi. Oleh karena itu
pembelajaran mencakup masalah pemilihan – pemilihan
tehnologi dan sistem informasi yang canggih.

1.2. Relevansi
Relevansi materi sistem informasi memiliki kaitan
dengan bidng manajemen lain karena kecanggihan sistem
informasi akan memperbaiki bidang – bidang manajemen

183
yang lain. Hampir seluruh keputusan manajemen di semua
bidang memerlukan tersedianya informasi, hal ini untuk
mengembangkan strategi perusahaan untuk lebih memiliki
daya saing.

1.3. Kompetensi
1.3.1. Kompetensi Inti
Setelah mengikuti kuliah Pengantar Bisnis, mahasiswa
memiliki kemampuan untuk menguasai konsep yang
mendasar, mampu mengembangkan konsep dan
melaksanakan atau mengaplikasikan kemampuan bisnis di
berbagai praktek organisasi/ perusahaan

1.3.2. Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari Topik ini Mahasiswa mampu:
1. Membedakan antara SIM dan MIS
2. Mengenali Manfaat MIS
3. Menjelaskan Peranan MIS dalam Perusahaan
4. Mendeskripsikan Tugas Manajer
5. Memilih Jenis MIS berdasarkan kepentingan
Perusahaan

184
1.4. Peta Konsep

Gambar 9.1. Peta Konsep: Manajemen Sistem Informasi

2. MATERI
2.1. Pengertian
- Informasi adalah, sekumpulan fakta-fakta yang telah
diolah menjadi bentuk data, sehingga dapat menjadi

185
lebih berguna dan dapat digunakan oleh siapa saja
yang membutuhkan data-data tersebut sebagai
pengetahuan ataupun dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan.
- Gordon B. Davis (1991: 28)123, mendefinisikan,
informasi adalah data yang telah diolah menjadi
sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan
bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau
mendatang.
- Jogiyanto HM., (1999: 692), membatasi informasi
adalah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya
yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian
(event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk
pengambilan keputusan.
- Informasi yang berkualitas memiliki ciri – ciri: akurat,
relevan, tepat waktu dan konsisten.
- Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan. MSI adalah ilmu yang mempelajari cara-
cara mengelola pekerjaan informasi dengan
menggunakan pendekatan sistem yang berdasarkan
pada prinsip manajemen (Amsyah, 2005).

123 Gordon, B. Davis. 1991. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen.


Bagian 1, PT. Pustaka Binamas Pressindo. Jakarta

186
- Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan
penerapan system informasi di dalam organisasi untuk
mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh
semua tingkatan manajemen (Sutabri, 2005).
- Perbedaan MSI dan SIM, Manajemen Sistem Informasi
(MSI) lebih menekankan pada cara pengelolaan system
informasi dengan penerapan fungsi-fungsi manajemen
agar dapat menghasilkan informasi yang akurat dan
cepat sementara Sistem Informasi Manajemen (SIM)
lebih menekankan pada penerapan system untuk
menghasilkan informasi bagi kebutuhan pihak
manajemen pada semua tingkatan agar dapat
mendukung proses pengambilan keputusan yang cepat
dan tepat.

2.2. Ruang Lingkup


o Pekerjaan MSI
o Organisasi dan Informasi
o Pengendalian MSI
o Evaluasi MSI

2.3. Arti Pentingnya Manajemen Resiko dan


Hubungannya Dengan Bidang lain
1. Manfaat Pentingnya Manajemen Resiko
Amsyah (2005) mengatakan bahwa peran penting MSI
adalah untuk menghasilkan informasi bagi keperluan
manajerial dalam organisasi. Para manajemen
memerlukan informasi yang akurat dan tepat waktu
untuk memfasilitasi proses pengambilan keputusan
dan ini dapat dihasilkan oleh adanya suatu manajemen

187
system informasi (MSI). Pada dasarnya, MSI berkaitan
dengan pengelolaan data menjadi informasi dan
kemudian disampaikan kepada semua pihak yang
membutuhkan dalam organisasi. Dengan adanya MSI,
proses pengambilan keputusan akan lebih cepat
sehingga mendukung tercapainya peningkatan
produktifitas, efisiensi, dan efektifitas organisasi
sehingga dapat meningkatkan keunggulan kompetitif
suatu organisasi (Husein & Wibowo, 2002).
2. Hubungan dengan Bidang lain
1. Pemasaran, pemasaran membutuhkan sejumlah
informasi pasar pelanggan dan pesaing untuk
dapat dipergunakan mengambil keputusan sesuai
bidang tugasnya, penyajian informasi tentang
pasar dan pelanggan akan memberikan ide untuk
membuat strategi dan program pemasaran yang
up to date,jika isu – isu pemasaran kurang up to
date maka perusahaan akan kalah dengan pesaing.
2. Produksi, informasi tentang teknologi operasional
membantu proses produksi semakin efisien dan
efektif, terutama pada produk, produk masa. Hal
ini terbukti pada saat informasi revolusi industri
di Inggris sampai ke Amerika dan Australia, maka
dengan cepat mampu merubah produktivitas
perusahaan di kedua negara tersebut.
3. Keuangan, sesuai fungsi tugasnya keuangan
memerlukan informmasi tentang sumber
pendanaan dan informasi untuk melaksanakan
investasi.

188
2.4. Tugas & Kewajiban Manajer
Tugas & Kewajiban Manajer & Staff Sistem Informasi
adalah melaksanakan fungsi – fungsi manajemen untuk
menyediakan informasi perusahaan baik pada internal
maupun pihak eksternal perusahaan.
Secara rinci tugas manajer sistem Informasi
Manajemen Adalah:
1. Merencanakan Sistem Informasi Manajemen
a. Mengoleksi data dan Informasi
b. Mengolah informasi
c. Menyediakan informasi
d. Mendistribusikan
2. Memutuskan Sistem Informasi
2.5. Jenis Sumber Informasi Tingkat Kepentingan
- Strategic Information System (SIS), Memberikan
Keungguulan Kompetetif dan harus menggunakan SI
- Potential Strategic InformationSystem (PSIS),
Memberikan Keungguulan Kompetetif dan harus
menggunakan SI
- Critical Information System (CIS), tanpa SI sulit untuk
mencapaiprofitabilitas
- Vital Information System (VIS), Sekedar penunjang
kegiatan operasional

3. RANGKUMAN
Informasi adalah sekumpulan fakta yang diolah
menjadi data dan disampaikan kepada pihak yang
membutuhkan.
Informasi yang bisa digunakan adalah informasi yang
berkualitas

189
Sistem Informasi adalah pengolahan informasi melalui
strategi untuk mendukung operasional organisasi dan
berguna sebagai input pengambilan keputusan dan
disampaikan kepada pihak yang memerlukan.
Manajemen Sistem Informasi (MSI) adalah bagaimana
melaksanakan fungsi manajemen untuk mendukung
operasional sistem informasi, sedangkan Sistem Informasi
Manajemen (SIM) adalah suatu cara, metode yang
merupakan sistem bagaimana informasi untuk keperluan
manajemen diolah.
Jenis Informasi pilihan perusahaan sebaiknya
mempertimbangkan tingkat kepentingan perusahaan
terhadap adanya informasi.

4. LATIHAN/SOAL
4.1. Pertanyaan
1. Bandingkanlah antara Sistem Informasi Manajemen
dan Manajemen Sistem Informasi ?
2. Apakah manfaat MIS dalam suatu perusahaan ?
3. Jelaskan dengan Singkat Tugas Manjer MIS ?
4. Mengapa sebuah perusahaan perlu MIS ?, faktor apa
yang mendorong untuk mengelola MIS dan Bagaiman
rambu – rambu memilih Sistem Informasi

4.2. Latihan/Tugas
Mengidentifikasikan Informasi
1. Bacalah atau Carilah Berita tentang perkembangan
ekonomi, pemunculan produk baru atau isu apa saja
yang berhubungan dengan kegiatan Bisnis
2. Identifikasikan informasi apa yang penting

190
3. Klasifikasikan berita tersebut berguna bagi siapa dan
pada manajemen berubungan dengan manajemen
Bidang Apa ?

5. LAMPIRAN
Lampiran 9.1. Instrumen Identifikasi Informasi

191
192
BAB X
MANAJEMEN STRATEGI

1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi
Tujuan perusahan atau organisasi bisnis akan lebih
mudah tercapai jika memiliki strategi yang tepat. Satu Entitas
untuk mampu membuat strategi yang tepat jika mampu
mengenal dirinya sendiri. Ada dua hal tentang diri suatu
entitas yaitu internal dan eksternal yang perlu
diidentifikasikan agar mampu mengetahui dimana dirinya
berada dan ingin menuju kemana, dan akhirnya menentukan
cara mencapai tujuannya. Alat mengenal diri biasanya
menggunakan alat analisa SWOT. Rumusan Strategi
memerlukan komitmen seluruh elemen entitas untuk secara
komitmen dan konsisten melaksanakan dan mematuhinya.
Pembelajaran yang digunakan adalah menggunakan
praktek diri mahasiswa untuk meraih tujuannya dengan
menganalisa SWOT masing – masing.

193
1.2. Relevansi
Manajemen Strategi memiliki keterkaitan dengan
dengan materi kuliah sebelumnya mulai dari Manajemen
Pemasaran, Manajemen Produksi, Manajemen Keuangan,
Manajemen Resiko dan Manajemen Informasi. Karena
Manajemen Strategi mencakup seluruh bidang manajemen.

1.3. Kompetensi
1.3.1. Kompetensi Inti
Setelah mengikuti kuliah Pengantar Bisnis, mahasiswa
memiliki kemampuan untuk menguasai konsep yang
mendasar, mampu mengembangkan konsep dan
melaksanakan atau mengaplikasikan kemampuan bisnis di
berbagai praktek organisasi/ perusahaan

1.3.2. Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari Topik ini Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan Pengertian Manajemen Strategi
2. Mendeskripsikan Ruang lingkup Manajemen Strategi
3. Menganalisis Peran & Manfaat Manajemen Perusahaan
4. Mendeskripsikan Tugas Manajemen Strategi
5. Membedakan Model – Model Manajemen Strategi
6. Menjelaskan Prosedur Manajemen Strategi

194
1.4. Peta Konsep

Gambar 10.1. Peta Konsep: Manajemen Strategi

195
2. MATERI
2.1. Pengertian
1. Menurut Hungler dan Wheelen (2003) manajemen
strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan
manajemen yang menentukan kinerja perusahaan
dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi
pengamatan lingkungan, perumusan strategi
(perencanaan strategis atau perencanaan jangka
panjang), implementasi strategi dan evaluasi serta
pengendalian.
2. David (2009) mendefinisikan manajemen strategik
sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan,
mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-
keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah
organisasi mencapai tujuannya.
3. Menurut Jadmiko strategi mendeskripsikan sebagai
suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan-
tujuannya, sesuai dengan peluang dan ancaman
lingkungan ksternal yang akan dihadapi serta sumber
daya dan kemampuan internal organisasi. Manajemen
strategis didefinisikan sebagai suatu proses dimana
manajemen puncak (top manajement) menentukan
arah jangka panjang dan kinerja atau prestasi
organisasi melalui formulasi yang cermat,
implementasi yang tepat dan evaluasi yang terus
menerus atas strategi yang telah ditetapkan.
4. Glueck & Jauch: arus keputusan & tindakan yg
mengarah pd perkembangan suatu strategi yg efektif
5. Glueck: serangkaian rencana yg disatukan,luas &
terintegrasi.

196
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa manajemen strategis merupakan sebuah
proses keputusan dan tindakan yang menentukan arah atau
kinerja perusahaan dalam jangka panjang melalui
pengamatan lingkungan (internal dan eksternal perusahaan),
perumusan strategi, implementasi strategi dan evalusi terus-
menerus dari strategi yang telah ditetapkan.

2.2. Ruang Lingkup


Ruang Lingkup Dari Manajemen Strategis adalah:
J. Constable telah mendefinisikan area ditangani oleh
manajemen strategis sebagai "proses manajemen dan
keputusan yang menentukan struktur jangka panjang dan
kegiatan organisasi". Definisi ini menggabungkan lima tema
utama:
 Proses manajemen. Proses sebagai manajemen yang
akan berhubungan dengan bagaimana strategi
diciptakan dan berubah.
 Keputusan Manajemen. Keputusan harus
berhubungan jelas untuk solusi masalah yang
dirasakan (bagaimana untuk menghindari ancaman,
bagaimana untuk memanfaatkan kesempatan).
 Mempertimbangkan Waktu. Horison waktu strategis
panjang. Namun, untuk perusahaan dalam kesulitan
bisa sangat singkat.
 Struktur organisasi. Sebuah organisasi dikelola oleh
orang-orang dalam struktur. Keputusan yang
dihasilkan dari cara yang manajer bekerja sama dalam
struktur dapat mengakibatkan perubahan strategis.

197
 Kegiatan organisasi. Ini adalah wilayah potensial tak
terbatas dari studi dan biasanya kita akan memusatkan
pada semua kegiatan yang mempengaruhi organisasi.
Proses manajemen strategis melibatkan seluruh
rentang keputusan. Biasanya, isu-isu strategis pada enam
dimensi berikut:
 Isu-isu strategis memerlukan keputusan manajemen
puncak
 Isu-isu strategis melibatkan alokasi sejumlah besar
sumber daya perusahaan
 Isu-isu strategis cenderung memiliki dampak yang
signifikan terhadap kesejahteraan jangka panjang
perusahaan
 Isu-isu strategis yang berorientasi ke masa depan
 Isu-isu strategis biasanya memiliki konsekuensi
multifungsi atau multibisnis utama
 Isu-isu strategis memerlukan mempertimbangkan
faktor lingkungan eksternal perusahaan.

2.3. Tugas & Kewajiban Manajer


Konsep Dasar dalam Manajemen Strategi mengenai
Tugas Utama seorang Manajer.124
1. Planning and Decision (Perencanaan dan
Keputusan)
Planning atau Perencanaan adalah fundamental
atau pondasi dasar dalam manajemen strategi. Dan
tanpa adanya perencanaan yang matang, maka fungsi

124 http://ikhtisar.com/7-konsep-manajemen-strategi-tentang-tugas-
pokok-seorang-manajer/

198
lainnya tidak akan berjalan efektif. Perencanaan adalah
cara untuk Melihat Ekspektasi Proyek Kerja, cara untuk
Antisipasi Potensi Masalah, panduan untuk
Pengambilan Keputusan.
2. Organizing Tasks (Organisasi Tugas)
Manajer harus mengatur untuk melihat rencana
mereka membuahkan hasil, sehingga menetapkan
tugas kepada individu dan mengatur mereka dalam
sebuah kerangka kerja yang memungkinkan
pengambilan keputusan yang tepat.
3. Staffing Roles (Peran Staff)
Organisasi yang kuat akan berisikan orang-orang
yang berada pada posisi yang tepat, Right Man on The
Right Place. Peran penting seorang manajer adalah
mampu menempatkan anak buah mereka pada posisi
dan kompetensi yang sesuai. Memberi Peran pada Staff
adalah tugas yang krusial seorang manajer, untuk
membuat Proses Bisnis berjalan lancar. Jangan sampai
seorang admin fail ditempatkan pada posisi call center,
misalnya.
4. Leading Teams (Memimpin Tim)
Manajer tidak hanya memberikan arahan dan
petunjuk kerja yang jelas, dan meminta hasil akhir yang
optimal. Manajer yang baik akan menjadi Pemimpin
Tim dalam bekerja, sesuai aturan dan prosedur yang
tetap, sehingga tujuan akhir Tim akan tercapai secara
bersama-sama. Pemimpin Tim akan menjalankan
proses sesuai perencanaan awal, dan membangun
efektivitas masing-masing individu dalam tim.

199
5. Knowledge Management (Manajemen
Pengetahuan)
Organisasi akan menggunakan pengetahuan untuk
melakukan Identifikasi, Pengembangan, Penentuan,
Distribusi, dan Penerapan Strategi atau Proses Kerja.
Manajer mampu membuat anggotanya paham akan
hal-hal penting dalam pekerjaan mereka, tujuan kerja,
Job Description, Alat Bantu Teknologi dan
Pengembangan Diri anggotanya.
6. Controlling Activities (Kontrol Aktivitas)
Tujuan seorang manajer melakukan kontrol
terhadap pekerjaan anak buahnya adalah agar
organisasi bisnis bergerak sesuai perencanaan dan
melakukan tiap-tiap bagian proses kerja secara baik
dan benar. Aturan SOP yang dibuat perlu dijalankan
secara konsisten. Kontrol bertujuan membuat kinerja
perusahaan tidak melewati target yang dicanangkan,
menghadapi risiko yang toleran serta kualitas yang
baik.
7. Customer Experience Management (Manajemen
Kepuasan Pelanggan)
Pada akhirnya sebuah produk atau jasa
perusahaan perlu dinikmati pelanggan individual. Dan
pelanggan adalah penilaian terakhir bagi sebuah
prestasi kerja tim. Manajer yang baik akan fokus pada
Operasional dan Proses Bisnis yang berpangku pada
kepentingan pelanggan atau konsumen. Tujuan
akhirnya adalah membuat Konsumen menjadi
Pelanggan, dan Pelanggan menjadi Loyal.

200
2.4. Manfaat dan Pentingnya Strategi bagi Perusahaan
Beberapa alasan utama tentang pentingnya peranan
strategi manajemen bagi perusahaan atau organisasi, yaitu:
1. Memberi arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu perusahaan atau organisasi beradaptasi
pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu perusahaan atau organisasi menjadi
lebih aktif.
4. Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu
perusahaan atau organisasi dalam lingkungan yang
semakin beresiko.
5. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
6. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat
dikurangi.
7. Keterlibatan karyawan dalam perubahan strategi akan
lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
8. Kegiatan pembuatan strategi akan mempertinggi
kemampuan perusahaan atau organisasi tersebut
untuk mencegah munculnya masalah di masa
mendatang.

2.5. Tujuan Manajemen Strategi


Menurut Suwandiyanto (2010:02) 125, terdapat empat
tujuan manajemen strategi, yaitu:
1. Memberikan arah pencapaian tujuan
organisasi/perusahaan. Dalam hal ini, manajer
strategi harus mampu menunjukkan kepada semua
pihak kemana arah tujuan organisasi/perusahaan.

125 Suwandiyanto, M. 2010. Manajemen Strategi dan Kebijakan


Perusahaan. Online

201
Karena, arah yang jelas akan dapat dijadikan landasan
untuk pengendalian dan mengevaluasi keberhasilan.
2. Membantu memikirkan kepentingan berbagai
pihak. Organisasi/perusahaan harus mempertemukan
kebutuhan berbagai pihak, pemasok, karyawan,
pemegang saham, pihak perbankan, dan masyarakat
luas lainnya yang memegang peranan terhadap sukses
atau gagalnya perusahaan.
3. Mengantisipasi setiap perubahan kembali secara
merata. Manajemen strategi memungkinkan eksekutif
puncak untuk mengantisipasi perubahan dan
menyiapkan pedoman dan pengendalian, sehingga
dapat memperluas kerangka waktu/berpikir mereka
secara perspektif dan memahami kontribusi yang baik
untuk hari ini dan hari esok.
4. Berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas.
Tanggung jawab seorang manajer bukan hanya
mengkonsentrasikan terhadap kemampuan atas
kepentingan efisiensi, akan tetapi hendaknya juga
mempunyai perhatian yang serius agar bekerja keras
melakukan sesuatu secara lebih baik dan efektif.
Tujuan dari manajemen strategi, antara lain 126:
 Untuk menjalankan dan mengevaluasi strategi yang
telah dipilih secara efektif dan secara efisien.
 Untuk mengevaluasi kinerja, meninjau, mengkaji ulang,
malakukan penyesuaian dan mengkoreksi jika terdapat

126 Kumitu Konsultan on November 1, 2015; Manfaat Manajemen


Strategi bagi Perusahaan; http://kumitukonsultan.com
/2015/11/manfaat-manajemen-strategi-bagi-perusahaan/

202
kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan
strategi.
 Untuk memperbaharui strategi yang dirumuskan
supaya sesuai dengan perkambangan lingkungan
eksternal.
 Untuk meninjau kembali mulai dari kekuatan,
kelemahan, peluang, sampai ancaman bisnis yang ada.
 Untuk melakukan inovasi atas produk atau barang
supaya sesuai dengan selera dari konsumen.

2.6. Model – Model Manajemen Strategi


Beberapa model yang Sering digunakan sebagai
panduan untuk menyusun Strategi, yaitu:
1. Model Manajemen Strategi Wheleen (2008)

Gambar 10.2. Model Manajemen Strategi Wheleen

203
2. Model Manajemen Strategi Hunger & Wheleen
(2009)127

Gambar 10.3. Model Manajemen Strategi Hunger & Wheleen (2009)

3. Model Manajemen Strategi Certo (2012)

Gambar 10.4. Model Manajemen Strategi Certo (2012)

127 Wheelen, Thomas L., Hunger, J. David. 2010. Strategic Management


and Business Policy Achieving Sustainability. Twelfth Edition. Pearson

204
4. Model Manajemen Strategi David (2011:6) 128

Gambar 10.4. Model Manajemen Strategi David (2011:6)

2.7. Prosedur Manajemen Strategi


Sebuah Perencanaan Strategi dimulai dari 3
pertanyaan strategis yang menjadi kuncinya:
 Dimana kita sekarang ? (Where are We now?)
 Mau Kemana kita (Where we want to be?)
 Tindakan apa yang harus dilakukan (What We have to
do?)

128 David, Fred R. 2011. Strategic Management Manajemen Strategi


Konsep, Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.

205
David (2011:6) 129 menjelaskan bahwa proses
manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
a. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi adalah tahap awal pada
manajemen strategi, yang mencakup mengembangkan
visi dan misi, mengidentifikasi peluang eksternal
organisasi dan ancaman, menentukan kekuatan dan
kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka
panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih
strategi tertentu untuk mencapai tujuan.
b. Implementasi Strategi (Strategy Implemented)
Implementasi strategi adalah tahap selanjutnya
sesudah perumusan strategi yang ditetapkan.
Penerapan strategi ini memerlukan suatu keputusan
dari pihak yang berwenang dalam mengambil
keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan,
menyusun kebijakan, memotivasi karyawan, dan
mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang
dirumuskan dapat dilaksanakan. Pada tahap ini
dilakukan pengembangan strategi pendukung budaya,
merencanakan struktur organisasi yang efektif,
mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan,
mempersiapkan budget, mengembangkan dan utilisasi
sistem informasi serta menghubungkan kompensasi
karyawan terhadap kinerja organisasi.

129 David, Fred R. 2011. Strategic Management Manajemen Strategi


Konsep, Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.

206
c. Evaluasi Strategi (Strategy Evaluation)
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam
manajemen strategis. Manajer sangat membutuhkan
untuk tahu kapan strategi tertentu tidak bekerja
dengan baik; Evaluasi strategi adalah alat utama untuk
memperoleh informasi ini. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan penilaian atau melakukan proses
evaluasi strategi. Dalam penilaian strategi terdapat tiga
aktivitas penilaian yang mendasar, yaitu: Peninjauan
ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang
menjadi landasan bagi strategi saat ini, Pengukuran
kinerja, dan 3). Pengambilan langkah korektif.
Penilaian strategi sangat diperlukan oleh suatu
perusahaan karena strategi yang berhasil untuk saat ini
tidak selalu berhasil untuk di masa yang akan datang.
Banyaknya variasi orang menyusun Model Manajemen
Strategi, pada prinsipnya hanya memiliki 4 kegiatan
Utama,yaitu:
1. Analisa Lingkungan
Bisnis memiliki 2 lingkungan yaitu lingkungan
internal dan lingkungan eksternal.
Lingkungan internal adalah kondisi internal
organisasi yang berpotensi untuk melemahkan
(Kelemahan) dan menguatkan (kekuatan) kondisi
organisasi. Kondisi Internal ini bisa berupa Teknologi,
SDM ataupun faktor –faktor produksi lainnya.
Lingkungan internal bisa dikendalikan oleh karena itu
dikatakan Controlable.
Lingkungan Eksternal merupakan keadaan diluar
kendali perusahaan (uncontrolable) yang dapat

207
memberikan kesempatan (peluang) ataupun
mengancam kelangsungan hidup organisasi
(Ancaman).
Alat analisa lingkungan sering disebut sebagai
SWOT Analysis, hasil perolehan analisa bisa
selanjutnya bisa dikonsultasikan dengan menggunakan
Balance Scoreguard atau Matrik BCG (Bolton
Consultative Group),sebagai acuan untuk merumuskan
Strategi.
2. Merumuskan Strategi
Hasil Konsultasi dapat dijadikan acuan untuk
menyusun strategi, tetapi perlu diingat, harus
dikembalikan dan dipertimbangkan dengan Organisasi
kita yang tentunya sudah memiliki Visi, Misi dan
Tujuan.
Oleh karena tahapan ini bisa dipakai:
- Menegaskan kembali hasil Analisa
- Mendefinisikan/meredefinisikan misi dan tujua
- Menentukan indikator keberhasilan strategi
- Menyusun langkah yang perlu diambil (pedoman
pelaksanaan)
3. Melaksanakan Strategi
- Sosialisasikan strategi yang akan diterapkan
- Patuhi pedoman pelaksanaan strategi
4. Mengendalikan Strategi
Pengendalian bukanlah mengawasi untuk mencari
kesalahan, tetapi mengamati dan menjaga jangan
sampai terjadi kesalahan.

208
3. RANGKUMAN
Manajemen Strategi adalah seni dan pengetahuan
untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan
mengendaliakan sejumlah keputusan manajemen.
Tujuan dari adalah memberikan arah bagi perusahaan
untuk memperoleh kesuksesan jangka panjang. Hal ini
disebabkan Manajemen strategi memiliki fungsi untuk
memberikan pedoman, mengurangi kebosanan dan juga
memotivasi karyawan.
Menyusun sebuah strategi harus memahami posisi kita,
dan keinginan atau tujuan kita sehingga dapat disusun
sebuah rencana lanjut.
Prosedur manajemen strategi dapat disimpulkan
adanya 4 kegiatan yaitu: analisa lingkungan. Merumuskan
strategi, mengimplementasikan, dan mengendalikan strategi.

4. LATIHAN/SOAL
4.1. Soal
Jawablah dengan Riugkas. Padat dan Jelas
1. Ada berbagai Ahli yang mendefiniskan Manajemen
Strategi, ambillah 3 pendapat kemudian simpulkan,
dan jelaskan apa maksudnya ?
2. Identifikasikanlah bidang Manajemen Strategi,
kemudian buatlah diagram/flowchart alurnya.
3. Bernahkah Manajemen strategi memiliki manfaat, jika
iya cobalah berikan contoh dalam kehidupan nyata !
4. Jika kamu ditunjuk sebagai Manajer Utama kemudian
diminta untuk membuat strategi apa yang jadi
tanggung jawabmu ?

209
5. Apa perbedaan Model – Model strategi yang
dikemukakan oleh para ahli? ambillah minimal 3 model
untuk perbandingan ini !
6. Bagaimanakh langkah – langkah dalam Manajemen
Strategi?

4.2. Latihan
Latihan ini untuk meningkatkan keahlian.
1. Coba kemukakan apa yang kamu inginkan dalam 3
tahun mendatangkan, tuliskan dalam secarik kertas,
dan simpan catatan tersebut jangan sampai hilang
2. Identifikasikan kondisi dirimu saat ini dengan
menggunakan SWOT Analysis (format lihat lampiran1),
identifikasikan serinci mungkin
3. Diskusikan Identifi dirimu dengan teman – teman
dalam kelompok, atau orang lain, barangkali temanmu
memiliki pemahaman tentang dirimu berdasarkan poin
– poin yang ada dalam SWOT
4. Analisa hasil SWOT mu dengan alat analisa internal dan
analisa eksternal (lampiran 2 & 3)
5. Konfirmasikan hasil analisamu dengan matrik strategi
(lihat lampiran 4) sehingga kamu tahu posisimu
6. Buatlah rencana tindakan berdasarkan Hasil Analisa
dan hasil konfirmasi

210
5. LAMPIRAN
Lampiran 10.1. Matriks Analisa Swot

211
Lampiran 10.2. Alat Analisa Internal

212
Lampiran 10.3. Alat Analisa Ekstenal

213
Lampiran 10.4. Matrik Strategi

214
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Muhammad (2001), Hukum Perdata Indonesia,


PT Citra Buana, Bandung,
Allen, A. Louis, 1976. The Profession of Management,
terjemahan J.M.A. Tuhuteru, PT. Pembangunan,
Jakarta.
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, (2003), Manajemen
Sumber Daya Manusia,. Graha Ilmu: Yogyakarta
Andasasmita, Komar, 1981, Notaris I, Sumur Bandung,
Bandung
Atmosudirdjo, Prajudi. 1990. Dasar-dasar Administrasi
Negara, Jakarta : Ghalia Indonesia.
Australian Standard/New Zealand Standard 4360:1999. Risk
Management Guidelines.
Baker, Kenneth R.(1974), Introduction To Sequencing and
Scheduling ,. Jhon Willey and Sons, Inc. New York.
Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit GPFE.
Bambang Riyanto. (2010). Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan, ed. 4, BPFE-. YOGYAKARTA
Basu Swastha Dharmmesta dan T. Hani Handoko(2000);
Manajemen Pemasaran : Analisa perilaku konsumen;
BPFE : Yogyakarta.;Ed.1, Cet.3, Mei 2000; ISBN
9795033549
Bedworth, David D., Bailey, James E. (1987). Intregated
Production Control. Systems. Singapore : John Wiley
and Sons Inc

215
Bernardin and Russel (1993); Human Resource Management;
International Editions Upper Saddle River, Prentice
Hall New Jersey
Biegel, John E., (1992), Production Control, New York
Prentice-Hall. Inc
Cardoso Gomes, Faustino. (1995). Manajemen Sumber Daya
Manusia . Andi Offset, Yogyakarta.
Cascio, W.F., 1995. Managing Human Resource Productivity,
Quality of Work , Life and Profit, 4th. Edition, NY
D.A. Garvin, 1994, Kualitas Produk : Alat Strategi Yang
Penting, Free Press. Dharmmesta
Dale Ernest. (1952). Planning and Developing the Company
Organization Structure. New York : American
Management Association
David, Fred R. (2011). Strategic Management Manajemen
Strategi Konsep, Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Djohanputro, B. (2008). Manajemen Risiko Korporat.
Pendidikan dan. PembinaanManajemen, Jakarta
Drucker, P.F (1973) Management: Tasks, Responsibilities,
Practices' ;New York: Harper & Row
Drucker, Peter.F, 1999. Manajemen: Tugas, Tanggung Jawab
dan Praktek,. Jakarta: PT Gramedia
E. Glos, Raymond (1980). Business : Its Nature and
Environment. Cincinnati: South-Western, 1980.
Fahmi, Irham. (2010). Manajemen Resiko. Bandung: Alfabeta.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-
2. Bandung: Alfabeta.
Fayol , Henry (2010).Manajemen Public Relations .Jakarta:
PT. Elex Media

216
Fuadi, Munir (2003);Perseroan Terbatas Paradigma Baru,
Citra Aditya Bakti, Bandung,
Gitman, Lawrence J. 2003. Principles of Managerial Finance,
eleventh editions, Mediform, Sandiego
Gordon, B. Davis. 1991. Kerangka Dasar Sistem Informasi
Manajemen. Bagian 1, PT. Pustaka Binamas
Pressindo. Jakarta
Griffin, Ricky W dan Ebert, Ronald J. 2008. Bisnis ,ed 8 jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Hadiwinata, Bob Sugeng (2006); Politik Bisnis Internasional;
Yudhistira : Jakarta
Handoko T, Hani, 2004, Manajemen Personalia dan Sumber
Daya Manusia Yogyakarta : BPFE
Hansen, D.R., dan Mowen, M.M. 2005Fungsi-fungsi
Manajemen ..... Mc Graw Hill..
Harianto dan Sudomo, (2001). Merger dan Akuisisi . Jurnal
Manejemen
Harrington Emerson dalam Phiffner John F dan Presthus
Robert V. 5 Unsur Manajemen. 1960
Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Heizer, J. & Render, B. 2011. Operations Management. Tenth
Edition. Pearson,. New Jersey, USA. Nakajima, S
Hellriegel,Don, Slocum,John W., 2004, Organization Behaviour
10th Ed,Ohio:
Jauch, Lawrence R. Glueck William F 2001., Manajemen
Strategis dan Kebijakan Perusahaan (Edisi Pertama),
Erlangga, Jakarta.
Kamaludin. 2011. Manajemen Keuangan. Bandung: Mandar
Maju.

217
Katz, Robert Lee (1974); Skills of an Effective
Administrator;Harvard Business Press; 77 pages.
Koontz, et. all. (1980). Management. (7thed). Englewood
Cliffs : Mc Grow Hill inc.
Kottler Phillip.2008.Manajemen Pemasaran Jilid 2 Edisi 12
Lawrence Robert Dicksee; Richard P. Brief (1980). Dicksee's
Contribution to Accounting Theory and Practice. Ayer
Publishing.
Maheswari, RP, Prof (2004); Principles of business Study,
Vol1; Pitambar y Publishing(P). Limited; 888 East
Park Road, Karol Bagh, New Delhi
Mangkunegara A.P., 2004;Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Martono dan Agus Harjito. 2010. Manajemen Keuangan (Edisi
3). Yogyakarta
Massie. Joseph L. (1987);Essentials of Management (4th
Edition): Pearson
Mooney,D,James.Konsep Pengenbangan Organisasi
Publik.1996.Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Narasimhan, S.L., McLeavey, D.W. dan Billington, P.J.,. 1985,
Production Planning and Inventory Control,. 2nd ed.
Nugroho J Setiadi, 2003, Perilaku Konsumen : Konsep dan
Implikasi Untuk Strategi dan. Penelitian Bisnis
Pemasaran, Prenada Media, Jakarta.
Oey Liang Lee.(2010).Pengertian Manajemen.Yogyakarta:
Balai Pembinaan Adminitrasi,. UGM
Petersen, Elmore ; Plowman, E Grosvenor & Trickett, Joseph
M (2012); Business Organization and Management;
Literary Licensing, LLC, Mar 1, 2012 - 356 page

218
R.A Supriyono, Akuntansi Manajemen I : Konsep Dasar
Akuntansi Manajemen dan Perencanaan, edisi kedua,
Yogyakarta, BPFE, 1993
Richard L Daft, 2011, Era Baru Manajemen. Jakarta, Salemba
Empat.
Robbins, Stephen P, dan Judge, Timothy A., 2007,
Organizational Behavior, 12th.,(alih bahasa Drs.
Benjamin Molan), Edisi Bahasa Indonesia, Klaten: PT
INT AN SEJATI.
Robbins, Stephen P. & Coulter, Mary: (2012) Management ;
11th ed., Pearson Education, Inc., publishing as
Prentice Hall, One LakeStreet, Upper Saddle River,
New Jersey
Rosenzweig, Mark and Rodrik, Dani (2010);Handbook of
Development Economics; Volume 5, Elsevier
Schwartz, D.J, Dr (1978) ; Berpikir dan Berjiwa Besar; Jakarta
Gunung Jati
Shiffman, Leon G dan Lesly Lazar Kanuk. 2010. Consumer
Behavior. Tenth Edition Pearson Education.
Siagian, Prof. Dr. Sondang P. MPA. 2009. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Siagian, S P. (2003). Filsafat Administrasi. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Siahaan (2007);Manajemen Resiko. PT Elex Media
Computindo. Jakarta.
Simamora, Henry. 2006: Manajemen Sumber Daya Manusia;
edisi ketiga, Cetakan kedua, Yogyakarta: Penerbitan
STIE YKPN
Smith Harris Pearson A E, Lambert Henry Wilkes M.S. 1990.
Farm Machinery. andEquipment, McGraw Hill, Inc

219
Sofjan, Assauri (2011);Manajemen Pemasaran.Cet XI: Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Sonny Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Stoner, Freeman, dan Gilbert. 1996. Manajemen, Jilid II, Alih
Bahasa Alexander Sindoro, Prenhallindo, Jakarta.
Stoner, S., James A.F., Edward Freeman and Gilbert, Daniel.
2005. Management, New Jersey: Prentice Hall inc
Sumarni, Murti. (1997) . Pemasaran. Yogyakarta: Liberty
Suwandiyanto, M. 2010. Manajemen Strategi dan Kebijakan
Perusahaan. Online
Taylor, Frederick Winslow. 1916. The Princples of
Management, dalam Shafritz, Jay M dan Steven Ott.
1987. Classics of Organization Theory, Brooks/Cole
Publishing Company Pacific Grove, California
Terry, George dan Leslie W. Rue. 2010. Dasar-Dasar
Manajemen. Cetakan kesebelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Thomas W Zimmerer, Norman M Scarborough, (2008):
Kewirausahaan dan Manajemen: Usaha Kecil ,
Salemba empat
Wheelen, Thomas L., Hunger, J. David. 2010. Strategic
Management and Business Policy Achieving
Sustainability. Twelfth Edition. Pearson
Wideman, R. Max, 1992, Project and Program Risk
Management: A Guide to Managing Project Risks and
Opportunities (PMBOK Handbooks), Project
Management Institute, Philadelphia.
William J. Stevenson. 2009. Management Operation. Prentice
Hall. UK.

220
William. H. Newman., ( 1975). Administration in Action.
Englewood Chift, N J :Prentice-Hall
Winardi, J,1983, Asas-asas Manajemen, Bandung : Penerbit
Alumni

DARI WEB INTERNET

Budi Kho (2016); Pengertian Manajemen Sumber Daya


Manusia (MSDM) dan Ruang Lingkupnya;
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-
manajemen-sumber-daya-manusia-msdm-ruang-
lingkup-msdm/
Buletin Infotek, http://hartonoapt.blogspot.co.id
/2015/02/macam-macam-strategi.html (diakses 10
november 2017)
Daftar Peluang Usaha dan peluang bisnis 2018 untuk UKM;
http://goukm.id/category/peluang-usaha/
Follet, Mary Parker. (2008) Defenition of Management
http://www.blog.re.or.id/defenisi-manajemen.htm
(diakses tanggal 15 Desember 2016)
Hess, Whitney: (2012); The Purpose of a Business is to Create
a Customer: https://whitneyhess.com
/blog/2012/08/13/the-purpose-of-a-business-is-to-
create-a-customer/
http://definisimu.blogspot.co.id/2012/08/definisi-
fungsi.html
http://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07/19/
makalah-manajemen-resiko/(02 Mei 2013 pukul
12:46)

221
http://getsmartyfun.blogspot.co.id/2017/01/peluang-usaha-
dan-sumber-sumber-peluang.html
http://hierone1.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-dan-
tujuan-penjadwalan.html; ;
http://hovidintkj.blogspot.com/2011/11/makalah-
manajemen-risiko.html (20 Mei 2013 pukul 22:54)
http://hovidintkj.blogspot.com/2011/11/makalah-
manajemen-risiko.html (20 Mei 2013 pukul 22:54)
http://id.shvoong.com/social-
sciences/economics/2235594pengertian-
penjadwalan-produksi/#ixzz1qPz1cIPy)
http://ikhtisar.com/7-konsep-manajemen-strategi-tentang-
tugas-pokok-seorang-manajer/
http://jasaperijinan.com/manfaat-memiliki-izin-usaha/
http://mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian-
manajemen-resiko-menurut.html#.UYH9GWr74nA
(02 Mei 2013 pukul 12:46)
http://rocketmanajemen.com/manajemen-kualitas/
http://tutor2u.net/business/presentations/marketing
http://www.ilmuekonomi.net/2015/11/Pengertian-
Perusahaan-Ekstratif-Agraris-Industri-Perdagangan-
dan-Jasa-beserta-contoh.html
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-
perilaku-konsumen-serta.html
http://www.pengertianku.net/2016/11/pengertian-
peluang-usaha-secara-umum-dan-contohnya.html
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:AmOaWYdGr
QcJ:elib.unikom.ac.id/download.php?)
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/sdm/faktor-
produksi-tenaga-kerja

222
https://halokawan.com/pt-kosong-adalah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_usaha
https://pertarunganhidup.wordpress.com/2015/01/19/mac
am-macam-peluang-serta-ciri-ciri-peluang-usaha-
yang-baik/
https://resum.wordpress.com/2010/12/24/manajemen-
persediaan-2/
https://www.dictio.id/t/faktor-faktor-apa-yang-
mempengaruhi-produktivitas-kerja/8683
https://www.seventhsoft.net/artikel/analisa-laporan-
keuangan-untuk-menilai-tingkat-kesehatan-suatu-
perusahaan
Human Resources Slker (2017), 5 Perbedaan Pemimpin dan
Manajer Perusahaan yang Perlu Anda Ketahui ;
https://sleekr.co/blog/perbedaan-pemimpin-dan-
manajer/ (diakses 10 November 2017)
Kim, W. Chan and Mauborgne, Renée (1999); Creating New
Market Space; harvard business review top-line
growth ;
http://www.distributedworkplace.com/DW/Researc
h/HBR%20Creating%20New%20Market%20Space.p
df (diakses 8 November 2017)

223
Kumitu Konsultan ( 2015); Manfaat Manajemen Strategi bagi
Perusahaan;
http://kumitukonsultan.com/2015/11/manfaat-
manajemen-strategi-bagi-perusahaan/
LPPM MUI; Prosedur Sertifikasi Halal MUI;
http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/g
o_to_section/56/1362/page/1
Nabiela Rizki (2016); Manfaat Legalitas UKM Bagi Para
Pelaku Usaha; https://jarvis-
store.com/artikel/manfaat-legalitas-ukm-bagi-para-
pelaku-usaha
Yusuf (2017); Tugas Manajer Pemasaran : Tanggung Jawab
dan Wewenang; http://jurnalmanajemen.com/tugas-
manajer-pemasaran/
Yuyunniati (2015); Strategi Pemasaran;
https://yuniatsu.wordpress.com/2013/05/05/strate
gi-pemasaran/

224
GLOSARIUM

A
Aksi, gerakan, dalam hal ini konsep manajemen memerlukan
aksi dalam fungsi actuating (penggerakkan)
Akuisisi, yaitu mengambil alih perusahaan melalui
pembelian/penguasaan saham dalam jumlah besar.
Amalgamasi, proses penggabungan organisasi dengan tetap
mempertahankan keberadaan masing- masing
perusahaan yang sudah ada.
Analisa Jabatan, merupakan kegiatan untuk mempelajari dan
menyimpulkan keterangan-keterangan ataupun
fakta-fakta yang berkaitan dengan jabatan secara
sistematis dan teratur
Analisa Lingkungan, proses mengidentifikasi, mengolah
faktor – faktor lingkungan dalam perusahaan.
Asas, yaitu menggunakan prinsip untuk menjadi acuan dalam
melakukan sesuatu.
B
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan
Badan Usaha, dalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan

225
dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya
berbeda.
Badan Usaha Campuran, dalah perusahaan yang Modal dari
badan usaha ini di miliki oleh negara dan swasta yang
artinya badan usaha ini di miliki oleh pihak
pemerintah dan juga pihak swasta.
Badan Usaha Milik Swasta, Secara umum, Pengertian Badan
Usaha Milik Swasta (BUMS) adalah Badan Usaha yang
modalnya dimiliki oleh pihak swasta. Badan usaha
memiliki fungsi dan peranan yang terbagi-bagi atas
berbagai macam-macam atau jenis-jenis bentuk
BUMS
Bisnis, adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen
Bolton Consultative Group (BCG), Boston Consulting Group
(BCG) adalah perusahaan konsultan manajemen
global, didirikan oleh Bruce Henderson padav tahun
1963, Menjadi terkenal karena Pada tahun 1968, BCG
menciptakan BCG “Growth-Share Matrix”, sebuah
grafik sederhana untuk membantu perusahaan besar
dalam menentukan bagaimana mengalokasikan kas
antara unit-unit bisnis mereka.
Business Ethics, Etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,
industri dan juga masyarakat.

226
C
Create a Customer, yaitu menciptakan pelanggan, istilahini
muncul dari pendapat Peter F. Drucker yang
menyatakan bisnis adalah penciptaan pelanggan.
D
Default risk, adalah kerugian yang mungkin terjadi akibat
ketidakmampuan obligor membayar bunga dan/atau
pokok pinjaman.
E
Etika Bisnis, cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Etika kerja, aturan normatif yang mengandung sistem nilai
dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi
karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya
dalam perusahaan.
F
Firma, suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua
orang atau lebih dengan nama bersama yang
tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada
setiap pemiliknya.
Full employment, keadaan diman semua faktor produksi
yang mencari pekerjaan mendapat kesempatan kerja
pada tingkat upah yang berlaku jadi tidak ada
pengangguran sehingga perekonomian selalu dalam
kesempatan kerja penuh

227
I
Individual/Personal Ethics, biasanya orang-orang yang
secara positif mempengaruhi pengalaman orang lain
ketika digunakan untuk mengatur perilaku terkait
individu sosial atau bisnis, dan setidaknya.
Informasi, pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan
pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol,
atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau
kumpulan pesan.
Investasi, suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah
tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk
aktiva dengan suatu harapan mendapatkan
keuntungan pada masa depan.
Izin BPOM, yaitu surat ijin satu produk tertentu utamanya
makanan,minuman,kosmetik,obat – obatan yang
dikeluarkan oleh Badan Pengasan Obat dan Makanan.
K
Ketrampilan Konseptual, yaitu ketrampilan membuat konsep,
ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan
atau ide tersebut dijabarkan menjadi rencana
kegiatan yang disebut proses perencanaan / rencana
kerja.
Ketrampilan Sosial, keterampilan berinteraksi secara baik
dengan banyak orang. Disebut juga keterampilan
kemanusiaan. Kepada bawahan bersifat mengayomi,
persuasif, dan bersahabat. Kepada rekan kerja saling
menghormati. Kepada customer dan atasan bersifat
melayani.

228
Ketrampilan Teknis, kemampuan untuk mengapli-kasikan
pengetahuan, metoda, atau teknik spesifik dalam
bidang spesialisasi tertentu. Keterampilan ini
merupakan pemahaman dan kecakapan melakukan
aktivitas pekerjaan yang berhubungan dengan bidang
khusus atau pekerjaan tertentu.
Kompensasi, istilah yang menggambarkan suatu bentuk ganti
rugi.
Konsumen, setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan
diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan
Kontrol, salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan staff, dan
mengarahkan
L
Lingkungan Bisnis, segala sesuatu yang mempengaruhi
aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau
perusahaan. adalah para pelaku yang secara langsung
berkaitan dengan lingkungan, yang mempengaruhi
perusahaan
Lingkungan Ekstenal, semua elemen di luar organisasi yang
relevan untuk operasi. Unsur-unsur di luar organisasi
sulit dikendalikan namun berpengaruh terhadap
organisasi.
Lingkungan Internal, semua elemen di luar organisasi yang
relevan untuk operasi. Unsur-unsur di luar organisasi
sulit dikendalikan namun berpengaruh terhadap
organisasi.

229
Lower Manager, pimpinan yang langsung berhubungan
dengan para pekerja yang menjalankan mesin
peralatan atau memberikan pelayanan langsung pada
konsumen. Pimpinan ini diutamakan memiliki
proporsi peranan technical skill yang terbesar dan
konseptual skill yang terkeci
M
Manajemen, proses yang dilakukan untuk mencapai sebuah
tujuan suatu organisasi dengan cara bekerja dalam
team
Manajemen Resiko, proses identifikasi, analisis, penilaian,
pengendalian, dan penghindaran, minimalisasi, atau
penghapusan risiko yang tidak dapat diterima.
Manajemen Sistem Informasi, bidang manajemen yang
mengelola pekerjaan informasi dengan menggunakan
pendekatan sistem yang berdasarkan pada prinsip-
prinsip manajemen
Manajer, seseorang yang dapat mengarahkan orang lain dan
mampu bertanggung jawab atas kegiatan atau
pekerjaan tersebut.
Manufacturing-based Approach, pendekatan dalam
manajemen kualitas dengan mendasarkan diri pada
supply dan terutama memperhatikan praktik-praktik
perekayasaan dan pemanufakturan,
Merger, proses difusi atau penggabungan dua perseroan
dengan salah satu di antaranya tetap berdiri dengan
nama perseroannya sementara yang lain lenyap
dengan segala nama dan kekayaannya dimasukan
dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.

230
Midle Manager, pemimpin menengah dari suatu perusahaan.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah kepala
devisi, kepala unit, kepala bagian, pimpinan cabang.
Corak kegiatannya memimpin lower manager, dan
menguraikakn kebijakan pokok yang dikeluarkan
oleh top manager

N
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dalah nomor yang
diberikan kepada wajib pajak (WP) sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak
dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya
O
Objektif, tentang keadaan yg sebenarnya tanpa dipengaruhi
pendapat atau pandangan pribadi
Organisasi, erkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang
untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk
tujuan tertentu.
P
Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), suraqt ijin dari Dinas
kesehatan (BPOM) yang dikhususkan untuk hasil
produksi eceran dalam kemasan dari produk
rumahan (rumah tangga).
Pelaku Bisnis, setiap orang perorangan atau badan usaha,
baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan
badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau

231
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara
Republik Indonesia
Peluang, sebagai kesempatan muncul atau terjadi pada satu
peristiwa. Sedangkan Peluang Usaha
adalahkesempatan yang muncul pada waktu tertentu
yang dapat memberikan kesempatan besar untuk
memperoleh keuntungan, jika dalam kesempatan itu
dilakukan suatu tindakan dengan mengarahkan
tenaga dan pikiran.
Pemerintah, organisasi yang memiliki kewenangan untuk
membuat kebijakan dalam bentuk( penerapan hukum
dan undang-undang) di kawasan tertentu. Pada buku
ini dilihat pemerintah sebagai salah satu pelaku usaha
dan yang memiliki peranan sebagai pengatur
kebijakan dalam bisnis dan ekonomi
Pemilik Modal, Pemilik modal berarti orang atau pihak yang
memiliki modal usaha
Pendanaan, adalah keputusan yang berhubungan dengan
penentuan sumber dana yang akan digunakan,
penentuan perimbangan pendanaan yang optimal,
dan perusahaan menggunakan sumber dana dari
dalam perusahaan atau akan mengambil dari luar
perusahaan
PengelolaanAset, proses pengelolaan aset (kekayaan) baik
berwujud dan tidak berwujud yang memiliki nilai
ekonomis,nilai komersial, dan nilai tukar, mampu
mendorong tercapainya tujuan dari individu dan
organisasi.

232
Perekrutan, proses untuk mencari dan menarik pelamar yang
berkemampuan untuk diseleksi menjadi karyawan
sesuai dengan posisi yang dibutuhkan.
Persekutuan Komanditer, Adalah suatu persekutuan terdiri
atas beberapa orang yang menjalankan usaha dan
beberapa orang yang hanya menyerahkan modal.
Perusahaan, organisasi yang didirikan oleh seseorang atau
sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya
melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi
kebutuhan ekonomis manusia.
Perusahaan Agraris, perusahaan yang bekerja dengan cara
mengolah lahan/ladang.
Perusahaan Ekstraktif, yang bergerak dalam bidang
pengambilan kekayaan alam.
Perusahaan Industri, perusahaan yang menghasilkan barang
mentah dan setengah jadi menjadi barang jadi atau
meningkatkan nilai gunanya
Perusahaan Jasa, perusahaan yang mempunyai kegiatan
utama memberikan pelayanan, kemudahan, dan
kenyamanan kepada masyarakat untuk
memperlancar aktivitas produksi maupun konsumsi.
Perusahaan Perdagangan, perusahaan yang kegiatan
usahanya melakukan transaksi pembelian barang
dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa
mengubah bentuknya.
Perusahaan Perseorangan, perusahaan yang keseluruhannya
dimiliki oleh perseorangan.
Perusahaan Terbatas, badan hukum terpisah yang dibentuk
berdasarkan hukum, dimana pemiliknya dibagi dalam
bentuk saham-saham.

233
Prinsip, suatu pernyataan fundamental atau kebenaran
umum maupun individual yang dijadikan oleh
seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk
berpikir atau bertindak.
Product-based Approach, kualitas merupakan atribut
ataupun spesifikasi yang dapat kuantitatifkan dan
dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas
mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa
unsur atau atribut yang dimiliki produk.
Produk, hasil proses produksi yang dilakukan oleh produsen
atau perusahaan yang nantinya akan dijual kepada
konsumen yang membutuhkan, produk bisa berupa
barang atau jasa.
Produksi, merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk
menambah nilai guna sesuatu.
Profit. keuntungan atau nilai lebih yang diperoleh oleh pelaku
ekonomi dari hasil penjualan setelah dikurangi modal
dan biaya.
PT Kosong, Perseroan Terbatas yang izin melakukan
usahanya sudah ada tetapi tidak memiliki kegiatan
untuk di lakukan.
PT Terbuka, Perseroan Terbatas yang dapat menjual
sahamnya kepada masyarakat pada umumnya
melalui pasar modal. Maka setiap anggota masyarakat
dapat membeli saham ini yang di jual di bursa saham
PT Tertutup, Perseroan Terbatas yang saham di dalamnya
tidak di perjual belikan dengan bebas pada
masyarakat umum. Hanya orang-orang tertentu yang
dapat membelinya.

234
R
Remunerasi, balas jasa atau imbalan yang diberikan oleh
perusahaan kepada tenaga kerjanya sebagai dari
prestasinya karena telah membantu perusahaan
dalam mencapai tujuan.
Resiko Dinamis, muncul dari perubahan kondisi tertentu.
Contoh, perubahan kondisi masyarakat, perubahan
teknologi, memunculkan jenis-jenis risiko baru.
Resiko Murni, risiko dimana kemungkinan kerugian ada,
tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada
Resiko Khusus, resiko yang mengancam perorangan atau
individu.
Resiko Spekulatif, resiko yang bila terjadi dapat
menimbulkan kerugian dan kemungkinan
keuntungan. Contohnya pemasaran, dan produksi
Risiko finansil, resiko yang diderita oleh investor sebagai
akibat dari ketidakmampuan emiten saham dan
obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden
atau bunga atau bunga serta pokok pinjaman
Risiko likuiditas, risiko yang muncul akibat kesulitan
menyediakan uang tunai dalam jangka waktu
tertentu. Misalnya : jika suatu pihak tidak dapat
membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara
tunai.
Risiko Operasional, risiko yang antara lain disebabkan
ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau
adanya problem eksternal yang mempengaruhi
operasional Bank

235
Risk avoidance, adalah membuat keputusan untuk tidak
melakukan aktivitas yang menghasilkan kerugian
atau risiko sama sekali, sehingga harus
dipertimbangkan kemampuan keuntungan dan
kerugian yang akan dihasikan oleh suatu aktivitas.
Risk deferral, Adalah menunda suatu aktivitas usaha sampai
kemampuan terjadi risikonya kecil/rendah
Risk reduction, juga risk mitigation yaitu teknik yang
mengurangi kemungkinan terjadinya risiko termasuk
dampak yang dihasilkan.
Risk retention, sisa resiko yang tidak bisa dieliminir atau
dipindahkan, misalnya kecelakaan walaupun bisa
memperoleh penggantian pengobatan, tetapi jika
cacat atau mati tidak bisa dipindahkan ke orang lain.
Risk transfer. mentranser risiko kepada pihak lain melalui
suatu kontrak/perjanjian (asuransi) atau hedging
S
Seleksi, suatu proses ketika calon karyawan dibagi dua
bagian, yaitu yang akan diterima atau yang ditolak.
Sertifikat Halal, merupakan fatwa ataupun hukum tertulis
Majelis Ulama Indonesia yang menyatakan halalnya
sebuah produk baik itu makanan, minuman, obat-
obatan maupun kosmetika, sesuai dengan syariat
Islam.
Sistem Ekonomi Campuran, merupakan gabungan dari sistem
ekonomi pasar (liberal) dengan sistem ekonomi
komando (terpusat)
Sistem Ekonomi Pasar, sistem ekonomi dimana seluruh
kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan

236
konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme
pasar
Sistem EkonomiTerpimpin. juga disebut demokrasi terkelola,
adalah istilah untuk sebuah pemerintahan demokrasi
dengan peningkatan otokrasi
Sistem Informasi Manajemen, suatu sistem informasi yang
digunakan oleh organisasi untuk mengelola semua
transaksi yang mendukung fungsi manajemen, dan
dapat berguna untuk pengambilan keputusan. Atau
sistem informasi manajemen yaitu sistem informasi
yang menghasilkan Output dengan masukan Input
dan berbagai proses lainnya yang hasilnya
dibutuhkan untuk tujuan tertentu dalam kegiatan
manajemen.
Strategi, adalah pendekatan secara keseluruhan yang
berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan,
dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu
tertentu
Strategi Laut Biru, strategi yang menjadikan perusahaan
untuk keluar dari samudra merah atau biasa disebut
red Ocean merupakan bisnis yang banyak persaingan
dengan cara membuat inovasi baru atau menciptakan
ruang pasar yang belum ada pesaingnya, dengan
demikian kompetisi yang sengit akan tidak ada
karena kita menjadi pioner.
Strategi Laut Merah, sebuah strategi dimana orang-orang
berebut pasar di mana begitu banyak orang yang
ingin mendapatkan pasar tersebut dan bertarung
saling membunuh satu sama lain sehingga membuat

237
laut menjadi merah karena banyak darah yg
tertumpah
Strategi Laut Putih, sebuah strategi dimana orang-orang
merebut pasar tdiak mendahulukan keuntungan,
tetapi mengedapankan aspek sosial dulu, baru dapat
keuntungan.
Strategi Pemasaran, suatu proses pengambilan keputusan-
keputusan tentang biaya pemasaran, bauran
pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan
dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan
kondisi persaingan.
Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yaitu surat ijin
mendirikan bangunan baik rumah, gedung, pagar
maupun fasilitas lain yang dikeluarkan oleh dinas tata
kota.
Surat Izin Prinsip (SIP). izin yang harus diperoleh oleh setiap
orang atau badan hukum yang akan memanfaatkan
ruang untuk tempat usaha skala besar.
Surat Izin Tempat Usaha (SITU), izin yang diberikan kepada
perorangan, perusahaan, badan untuk memperoleh
tempat usaha sesuai dengan tata ruang wilayah yang
diperlukan dalam rangka penanaman modal. 10.
Denah atau peta tempat usaha yang disahkan atau
diketahui pejabat kelurahan atau kecamatan
Surat Izin Usaha Dagang (UD), ijin yang diberikan untuk
melakukan kegiatan membeli dan menjual kembali
barang atau Jasa dengan tujuan demi mendapatkan
keuntungan termasuk menjadi Perantara dari
Kegiatan tersebut.

238
Surat Izin Usaha Industri (SIUI), Surat Izin Usaha Industri
(SIUI) adalah surat izin yang harus kita miliki ketika
kita mau usaha di industri.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan.
Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU), surat yang
menyatakan domisili seseorang atau suatu badan
usaha. Surat keterangan domisili dibutuhkan untuk
mengurus berbagai dokumen legal lainnya seperti
SIUP, Tanda Daftar Perusahaan, NPWP, dan untuk
mengurus usaha perdagangan lainnya.
SWOT Analysis, adalah suatu bentuk analisis di dalam
manajemen perusahaan atau di dalam organisasi
yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha
penyusunan suatu rencana yang matang untuk
mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek
maupun tujuan jangka panjang
T
Taktik. pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu singkat
dan skope sempit.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP), adalah daftar catatan resmi
yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan
undang-undang atau peraturan-peraturan
pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan
oleh pejabat yang berwenang

239
Tenaga Kerja, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
Top Manager, bisa diartikan sebagai pemimpin tertinggi dari
suatu perusahaan. seperti : direktur utama (Dirut)
dan dewan komisaris (board of director)
Transcendental Approach, kualitas dipandang sebagai innate
excellence, di mana kualitas dapat dirasakan,
diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan
dioperasionalisasikan

U
User-based Approach, kualitas tergantung pada orang yang
memandangnya, sehingga pelayanan yang paling
memuaskan preferensi seseorang (perceived quality)
merupakan pelayanan yang paling berkualitas tinggi.
Perspektif yang subjektif dan demand oriented ini
juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda
memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda
pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama
dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya.
V
Value-based Approach, memandang kualitas dari segi nilai
dan harga. Dengan mempertimbangkan trade-off
antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan
sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam
perspektif ini bersifat relatif, sehingga produk yang

240
memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk
yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai
adalah barang atau jasa yang dibeli konsumen
maupun pelayanan yang paling bermakna bagi
pelanggan.

241

Anda mungkin juga menyukai