Anda di halaman 1dari 8

2021

MAKALAH ANATOMI OSTEOLOGI

MUHAMMAD JUFRIANZAH
21190131
PENDIDIKAN JASMANI
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan berjudul “OSTEOLOGI”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan
banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi informasi bagi kita semua dan bermanfaat
untuk pengembangang ilmu pengetahuann

Bengkulu, 29 september 2021

Muhammad Jufrianzah
DAFTAR ISI

JUDUL/ SAMPUL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Tujuan

1.3 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hasil

2.2 Pembahasan

2.3 Seteruktur tulang

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
MAKALAH OSTEOLOGI

PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang skelet/kerangka/tulang belulang. Fungsi tulang
secara umum adalah :

1. Sebagai penunjang tubuh

2. Meliindungi bagian – bagian tubuh yang lemah / lunak

3. Sebagai pertautan urat daging

4. Sebagai alat gerak pasif

5. Pemberi bentuk tubuh

Tulang terdiri atas tulang keras ( os ) dan tulag rawan ( cartilago ). Semua tulang dibungkus oleh
selaput jaringan ikat yan disebut periost. Tulang kerangka terbagi menjadi empat golongan menurut
bentuk dan pekerjaannya, tetapi pembagian ini tidak memenuhi semuanya, karena beberapa tulang
misalnya tulang rusuk tidak mudah digolongkan pada salah satu dari keempat golongan tersebut
(Triana, dkk, 2001)

Penggolongan bentuk bentuk tulang pada sapi :1. Ossa longa (tulang panjang). Bentuknya
silindris, panjang dengan kedua ujungmembesar. Bagian tengah yang silindris dinamakan corpus (
diaphyse ), sedangkan kedua ujungnya extremitates ( epiphyse ). Ossa longa terdapat pada tulang-
tulangkaki dan bertugas sebagai alat pengumpil atau alat penunjang tubuh.2. Ossa plana ( tulang pipih
). Bentuknya pipih, bertugas untuk melindungi bagiantubuh yang lunak seperti otak, jantung dan paru-
paru.3. Ossa brevia ( tulang pendek ). Tulang- tulang ini mempunyai panjang, tinggi danlebar yang
hampir sama. Fungsinya adalah untuk mencegah benturan atau untuk mengurangi pergeseran dan
perubahan arah dari tendon.4. Ossa irregularia ( tulang berbentuk tak teratur ). Kelompok tulang ini
berbentuk tak teratur.Tulang tulang tubuh terdiri atas :

Collumna vertebralis ( tulang belakang )Tulang belakang terdiri atas rangkaian tulang tunggal,
berbentuk tidak teratur danmemanjang dari ujung kepala sampai ujung ekor. Tulang- tulang tunggal
inimerupaka tiang yang kokoh tetapi cukup fleksibel. Sifat ini diperlukan agar collumna
vertebralisdapat memenuhi fungsi seperti berikut :1. Sebagai alat yang meneruskan tenaga pendorong
dari kaki belakang ke bagiandepan tubuh.2. Sebagai penahan berat jeroan yang untuk sebagian
menggantung secara tidak langsung ke collumna vertebralis. Untuk tugas tersebut diperlukan
kekokohan.3. Sebagai alat gerakan yang memerlukan fleksibilitas cukup tinggi seperti biasdilihat pada
gallop anjing.4. Sebagai wadah untuk medulla spinalis ( sum- sum punggung ). Untuk memenuhifungsi
ini, maka di dalam collumna vertebralis berjalan suatu saluran, canalisvertebralis.Collumna vertebralis
dibagi atas lima daerah yang masing- masing terdiri ataskelompok tulang- tulang berikut :1. Ossa
vertebrae cervicalis (C) = ruas tulang leher 2. Ossa vertebrae thoracalis (T) = ruas tulang dada3. Ossa
vertebrae lumbalis (L) = ruas tulang pinggang4. Ossa vertebrae sacralis (S) = ruas tulang kemudi5. Ossa
vertebrae coccygeae (Cy) = ruas tulang ekor.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui pengaruh tulang pipih terhadap produksi
susu pada ternak perah.

C. Manfaat

- Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari tulang pipih.

- Mahasiswa dapat mengetahui sistem kerja tulang pipih yang mempengaruhi produksi susu.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Pada tulang pipih, substansia compacta terdiri dari dua lapis yang dipisahkan oleh substansia
spongiosa. Kedua lapis substansia kompakta masing-masing disebut lamina externa yang diluar dan
lamina interna/tabula vitrea yang didalam. Susunan tulang semacam ini disebut diploe dan banyak
didapatkan pada tulang-tulang tengkorak.
Permukaan tulang disebelah luar dilapisi oleh jaringan ikat padat tak teratur (irregular) merupakan
suatu membran yang disebut periosteum, sedang permukaan dalamnya dilapisi jaringan yang sama
disebut endosteum. Pada keadaan tertentu jaringan pembalut tulang ini dapat membentuk jaringan
tulang baru. Endosteum serupa dengan periosteum ditambah dengan sifat haemopoetic yaitu dapat
membentuk butir-butir darah merah atau putih. Darah merupakan bahan baku dari pembuatan susu.
B. Pembahasan
Sistem kerangka : Pengetahuan tentang tulang yang membentuk kerangka atau skeleton tubuh
disebut osteologi. Skeleton hewan yang dibentuk oleh tulang merupakan struktur yang hidup. Tulang
mempunyai vasa darah, vasalimfaa dan nervus ; dapat menjadi sasaran penyakit, maupun
memperbaikai diri dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan dengan adanya suatu stres.

Osteologi merupakan bagian dari ilmu urai yang membahas struktur, bentuk dan pertumbuhan
tulang. Susunan tulang yang membentuk rangka keras dari seekorhewan dinamakan skeleton.Fungsi
dari skeleton dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Sebagai alat penunjang tubuh2. Sebagai alat gerak
yang pasif 3. Untuk melindungi organ tubuh yang lunak dan mudah rusak4. Untuk memberi bentuk
kepada tubuh hewan5. Sebagai tempat pembuatan unsure- unsure darah

C. STRUKTUR TULANG
Secara makroskopis struktur tulang dapat dipelajari dengan baik apabila dilakukan pembelahan
memanjang (longitudinal) pada tulang panjang sehingga terlihat dua bagian tulang yang mudah
dibedakan :

Substantia compacta merupakan dinding tulang yang tebal, keras, padat (kompak). Pada umumnya
menempati bagian diaphyse tulang. Pada tulang panjang, daerah ini memiliki rongga yang disebut
cavum medullare sebagai tempat sumsum tulang (medulla osseum).

Substantia spongiosa merupakan bagian yang berstruktur seperti bunga karang (berkisi-kisi). Pada
umumnya terletak dibagian epiphyse dari tulang panjang. Struktur menyerupai bunga karang yang
tersusun oleh lempengan-lempengan (trabeculae) yang tidak teratur dan berhubungan satu sama lain
membentuk anyaman. Struktur semacam ini sangat kuat dan tidak mudah patah, karena disesuaikan
dengan kebutuhan mekanis untuk menanggulangi tekanan dan tarikan terhadap tulang tersebut dalam
menjalankan fungsinya sebagai alat penunjang atau alat gerak. Disamping itu penyusunan struktur
semacam ini juga melaksanakan prinsip efisiensi dalam penggunaan bahan-bahan tulang. Rongga-
rongga antar kisi juga berisi sumsum tulang, sehingga disebut ruang-ruang sumsum (cellulae
medullare/marrow space). Pada tulang pendek struktur semacam ini menempati keseluruhan bagian
tengah dari tulang tersebut.

Pada tulang pipih, substansia compacta terdiri dari dua lapis yang dipisahkan oleh substansia
spongiosa. Kedua lapis substansia kompakta masing-masing disebut lamina externa yang diluar dan
lamina interna/tabula vitrea yang didalam. Susunan tulang semacam ini disebut diploe dan banyak
didapatkan pada tulang-tulang tengkorak.

Permukaan tulang disebelah luar dilapisi oleh jaringan ikat padat tak teratur (irregular) merupakan
suatu membran yang disebut periosteum, sedang permukaan dalamnya dilapisi jaringan yang sama
disebut endosteum. Pada keadaan tertentu jaringan pembalut tulang ini dapat membentuk jaringan
tulang baru. Terdapat perbedaan antara fungsi periosteum dengan endosteum yaitu fungsi periosteum
adalah :

 sebagai alat penyokong pembuluh darah dan syaraf yang masuk ke tulang
 sebagai tempat melekatnya tendo atau ligamenta
 sebagai alat pertumbuhan dan penyembuhan tulang
 Sedangkan endosteum serupa dengan periosteum ditambah dengan sifat haemopoetic yaitu
dapat membentuk butir-butir darah merah atau putih.

Didalam rongga-rongga tulang berisi sumsum tulang (medulla osseum) yang berfungsi juga sebagai
pembuat sel-sela darah. Pada individu dewasa dikenal dua macam medulla osseum yaitu sumsum
merah medulla osseum rubra yang benar-benar berfungsi sebagai pembuat sel darah merah dan
sumsum kuning (medulla osseum flava) yang merupakan jaringan lemak. Pada masa embryonal sampai
dengan neo-natal di dalam tulang hanya terdapat medula osseum rubra saja. Semakin meingkatnya
umur pada beberapa tempat medulla osseum rubra akan diganti oleh medulla osseum flava sehingga
medulla osseum rubra hanya terdapat pada ossa vertebrae, os sternum, os costae dan ossa cranium

Darah yang mengandung O2 meninggalkan jantung melalui aorta dan kemudian melalui cabang-
cabang arteri yang lebih kecil darah dibawa ke ambing melalui dua buah arteri : arteri pudenda externa
(kanan dan kiri). Kedua arteri ini menembus dinding perut melalui canalis inguinalis masing-masing
kanan dan kiri masuk ke dalam ambing. Pada saat masuk ke dalam ambing keduanya berubah menjadi
arteria mammaria yang segera bercabang menjadi arteria mammaria cranialis dan caudalis. Kedua
cabang ini bercabang-cabang lagi menjadi arteria yang lebih kecil, kemudian membentuk kapiler yang
memberi darah ke sel-sel ambing.

Venula yang berasal dari kapiler-kapiler dan saling beranastomosa membentuk vena yang
menampung darah dari ambing. Pada bagian atas/puncak ambing vena membentuk lingkaran vena.
Pada tempat ini darah meninggalkan ambing melalui tiga jalan, yaitu :
 Jalan utama pertama tediri atas dua buah vena pudenda externa yang sejajar dengan arteria
pudenda externa berjalan melalui canalis inguinalis dan akhirnya menggabungkan diri dengan
vena cava yang membawa darah ke jantung.
 Jalan utama kedua terdiri atas dua buah vena yaitu : vena abdominalis atau vena mammae
kanan dan kiri yang terdapat pada tepi anterior dari ambing. Kedua vena ini berjalan di
sepanjang dinding ventral perut berada langsung di bawah kulit. Vena ini masuk ke dalam cavum
thoracis pada sumber susu dan akhirnya menggabungkan diri dengan vena cava anterior ke
dalam jantung.
 Jalan ketiga yaitu vena perinealis, walaupun kecil merupakan jalan masuk ke dalam tubuh dari
ambing melalui velvis.
 Pada saat sapi berdiri sebagian besar darah kembali ke jantung melalui vena susu. Tetapi dalam
keadaan sapi berbaring aliran darah yang melalui vena susu terhenti. Walaupun demikian
produksi susu tidak terganggu karena adanya jalan ketiga tersebut.

Terdapat kenaikan aliran darah ke ambing (+ 180 persen) pada beberapa hari setelah sapi beranak.
Kenaikan ini dapatlah dihubungkan dengan penurunan aliran darah uterus setelah beranak dan ini
mungkin mengambil peranan penting dalam inisiasi dari sekresi susu karena lebih banyak bahan-bahan
pembentuk susu serta hormon laktogenik yang terbawa bersama aliran darah tersebut ke dalam
ambing. Tiap-tiap satu volume susu yang dibentuk memerlukan 500 volume darah yang mengalir ke
dalam ambing. Secara singkat dikatakan Blood flow rate merupakan determinan yang penting dalam
mengatur produksi susu.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara umum fungsi system rangka adalah membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-
jaringan dan organ-organ vital yang melekat padanya. Sintem rangka melindungi organ-organ vital
seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak.

A. SARAN

Sejalan dengan simpulan di atas, penulis memberikan saran bahwa seharusnya kita betul-betul
memahami tentang OSTEOLOGI ini dan semoga dengan susunanya makalah ini seemua pambaca
merasa tersadar akan pentingnya system OSTEOLOGI ini.

Anda mungkin juga menyukai