BAB I
STRUKTUR DAN FUNGSI ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
a) DAUN
b) BATANG
Petunjuk Praktikum Farmakognosi
PRODI FARMASI STIKES SURYA GLOBAL
c) AKAR
Sel serta jaringan dapat dibedakan karena memiliki sifat yang berbeda. Berikut diuraikan secara singkat kelompok sel dan
jaringan pada tumbuhan berbiji.
menyimpan cadangan
3 Parenkim Ciri-ciri :
makanan dan air
✓ memiliki dinding sel yang tipis,
serta lentur.
✓ sel-selnya banyak memiliki ruang
antarsel karena bentuk selnya
membulat; daun.
✓ dapat membelah dan
terspesialisasi menjadi berbagai
jaringan yang memiliki fungsi
khusus.
Gambar 8. Parenkim
Jaringan dari senyawa selulosa.terdiri penguat organ tubuh
4 Kolenkim
atas sel-sel hidup yang lebih kurang muda atau lunak.
memanjang, pada umumnya
mempunyai dinding yang menebal Dapat dijumpai pada
tidak rata. Kolenkima dewasa batang, daun, bagian-
sifatnya kurang lentur, lebih keras, bagian bunga, buah,
dan lebih rapuh dibandingkan dan akar.
kolenkima muda.
2. DERIVAT EPIDERMIS
Fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis sering
kali memiliki ciri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan
epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup
pada stomata, dan spina.
Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang membentuk lapisan tebal yang
disebut lapisan kutikula misalnya daun keladi dan daun pisang; ada yang berbulu halus misalnya
daun durian. Lapisan ini berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebihan dari sel-sel daun.
Jaringan epidermis batang ada yang membentuk lapisan tebal (lapisan kutikula) atau
membentuk rambut (trikoma) sebagai alat perlindungan. Lentisel pada batang, merupakan pori
penghubung ruang antarsel dalam batang dengan udara lingkungan sebagai alat pernapasan/respirasi
pada tumbuhan.
Jaringan epidermis akar ada yang menjadi rambut akar. Rambut akar berfungsi untuk
memperluas bidang penyerapan akar dalam menyerap air dan garam mineral.
Stomata tumbuhan darat banyak terdapat pada bagian bawah daun bertujuan untuk mengurangi
penguapan, sebaliknya pada tumbuhan air banyak terletak di atas daun yang bertujuan untuk
mempercepat penguapan.
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan
osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi
atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya
disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor.
Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati.
Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi
menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.
2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan
sel induk stomata.
3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu
atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak
demikian.
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup
dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:
Petunjuk Praktikum Farmakognosi
PRODI FARMASI STIKES SURYA GLOBAL
1. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya
dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.
2. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada
Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
3. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel
tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae,
Convolvulaceae, Mimosaceae.
4. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang
sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.
Bahan
ORGAN, JARINGAN, DAN SEL
1. Potongan kertas berhuruf "A", "d",
2. Preparat daun Arachis hypogaea dan Zea mays
3. Preparat batang Arachis hypogaea dan Zea mays
4. Preparat akar Arachis hypogaea dan Zea mays
Petunjuk Praktikum Farmakognosi
PRODI FARMASI STIKES SURYA GLOBAL
D. CARA KERJA
Pengamatan daun, batang, dan akar Arachis hypogaea dan Zea mays
1. Buatlah irisan melintang dan membujur bagian ujung akar bawang merah /bawang putih.
2. Letakkan masing-masing di atas gelas benda, tetesi dengan satu tetes air dan tutup dengan gelas
penutup. Amati di bawah mikroskop.
1. Buatlah irisan melintang dan membujur pada bagian kepala sari bunga tembakau.
2. Letakkan masing-masing di atas gelas benda, tetesi dengan satu tetes air dan tutup dengan gelas
penutup. Amati di bawah mikroskop.
E. PERTANYAAN/ DISKUSI
1. Apa perbedaan anatomi fisiologi dari tumbuhan monokotil dan dikotil?
2. Setelah sayatan preparat Rhoeo discolor media diganti dengan larutan gula 5 % (b/v). Apa yang
terjadi ? Mengapa? Dapatkah dikembalikan pada keadaan semula ?
3. Setelah sayatan preparat Dieffenbeckia sp diganti media pengamatan dengan larutan
bervalensi 1, 2, dan 3. Apa yang terjadi ? Mengapa demikian ?
Tumbuhan secara alamiah menghasilkan beragam jenis senyawa. Di dalam sel-sel makhluk
hidup khususnya sel tumbuhan selain banyak dijumpai adanya benda-benda protoplasmik (hidup) juga
terdapat benda-benda nonprotoplasmik (tak hidup) atau disebut benda ergastik.
Benda-benda ini terdiri dari substansi yang bersifat cair maupun padat dan merupakan hasil
dari metabolisme sel. Adapun benda ergastik yang bersifat padat adalah amilum, aleuron, kristal Ca-
oksalat, kristal kersik, sistolit, dll. Sedang benda ergastik yang bersifat cair atau lendir dari hasil
tambahan metabolisme yang bersifat organik atau anorganik terdapat di dalam cairan sel berupa zat-
zat yang larut di dalamnya, antara lain asam organik, karbohidrat, protein, lemak, gum, lateks tanin,
antosian alkaloid, minyak eteris atau minyak atsiri dan hars, yang ditemukan dalam sitoplasma atau
dalam vakuola. Zat yang terlarut di dalam cairan sel berbeda-beda untuk setiap sel, bahkan dalam
sebuah sel komposisi zat yang terlarut di masing-masing vakuola mungkin berbeda satu sama lain.
Alat
1. Pisau cutter
2. Mikroskop
3. Gelas obyek dan penutup
Bahan
1. Akuadest
2. Air dan larutan iodine
3. Minyak Imersi
4. Objek utama
Petunjuk Praktikum Farmakognosi
PRODI FARMASI STIKES SURYA GLOBAL
Pati
a) Umbi batang Solanum tuberosum
b) Umbi akar Manihot utilissima
c) Rimpang kencur
d) Rimpang laos
Hablur Ca-oksalat
a) Daun kemuning
b) Kulit pule
c) Daun meniran
d) Tangkai daun Begonia
Minyak atsiri
a) Rimpang Kaempferia galanga
b) Daun Kayu putih
c) Buah Adas
d) Rimpang Jahe
B. CARA KERJA
1. Keriklah sekerat umbi kentang dengan jarum atau ujung silet sehingga cairannya keluar.
2. Teteskan cairan tersebut pada kaca obyek, dan tutup dengan gelas penutup.
3. Amati dibawah mikroskop struktur butir-butir pati tersebut.
4. Teteskan larutan Iodine pada tepi kanan kaca penutup dan pada tepi kiri kaca penutup
tempelkan kertas hisap, dengan demikian larutan iodine tersebut akan masuk ke dalam
preparat dan menyebar ke seluruh bagian.
5. Amati dibawah mikroskop dan gambarkan butir-butir pati tersebut.
C. PERTANYAAN/ DISKUSI
1. Apakah semua bentuk sel tumbuhan selalu heksa/poligonal ?
2. Sebutkan perbedaaan sel hidup dengan sel mati !
3. Sebutkan letak hilus pada amilum ! Apakah hilus selalu di tengah-tengah ?
4. Apa yang menyebabkan letak hilus berbeda-beda/
5. Apakah bentuk amilum dapat untuk digunakan untuk identifikasi tanaman ?
6. Darimanakah sebenarnya kristal Ca-Oksalat terbentuk ? Apakah setiap tumbuhan mampu
menghasilkan kristal Ca-oksalat ?