Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS

Disusun oleh :

Hassan Akbar Pambudi

1911010011

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D3

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020/2021
A. PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi
lebih dari 3 kali dan pada neonates lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir
darah. (Prof. Sudrayat dr.SpAk, 2011)
Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Hidayat AAA, 2013)
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis
atau diare akut adalah suatu keadaan dimana terjadi inflamasi pada lambung dan usus
ditandai dengan frekuensi buang air besar pada neonates lebih dari 4 kali sehari dan
anak lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.
B. ETIOLOGI
Faktor penyebab gastroenteritis adalah:
a. Faktor infeksi
1) Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama gastroenteritis pada anak, meliputi infeksi internal
sebagai berikut:
 Infeksi bakteri : vibrio, ecoly, salmonella shigella,
capylabactor, versinia aoromonas dan sebagainya.
 Infeksi virus : entero virus ( v.echo, coxsacria, poliomyelitis)
 Infeksi parasit : cacing ( ascaris, tricuris, oxyuris,
srongyloidis,protozoa, jamur).
2) infeksi parenteral : infeksi di luar alat pencernaan, seperti : OMA,
tonsilitis, bronkopneumonia, dan lainnya.
b. faktor malabsorbsi:
1) Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan
Makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar)
(Mansjoer arief, 2000)
C. TANDA DAN GEJALA
1. Diare
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. Membrane mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah
D. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat,
dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa.
Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia srta kerusakan
mikrovili yang dapat menibulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi, dan apabila
tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi
sistemik.
Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah
gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare. Selain itu
menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan
elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.
Gangguan moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit
(dehidrasi yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolic dan
hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dengan
gangguan sirkulasi darah.
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium Darah
Pada pemeriksaan darah, dapat diperiksa kadar elektrolit karena dapat
terjadi hipernatremia maupun hiponatermia pada keadaan dehidrasi, terutama
pada bayi dan anak. Pemeriksaan kadar gula darah juga dapat dilakukan
karena dehidrasi pada bayi dan anak meningkatkan risiko terjadinya
hipoglikemia. Selain itu, hipoalbuminemia dapat terjadi pada
infeksi Pseudomembranous colitis.
Pada keadaan yang berat, dapat terjadi asidosis metabolik, sehingga
analisis gas darah sebaiknya dilakukan pada keadaan ini. Seorang dikatakan
mengalami asidosis metabolik jika serum bikarbonat ≤16 mmol/L dan pada
kapnografi didapatkan end-Tidal CO2 ≤31 mmHg. [5,18] Apabila dehidrasi
sangat berat, dapat terjadi gagal ginjal akut, sehingga fungsi ginjal sebaiknya
diperiksa, yaitu menggunakan pengukuran kadar serum ureum dan kreatinin. 
2. Pemeriksaan Laboratorium Feses
Pemeriksaan sampel feses cukup andal dalam menentukan etiologi
yang definitif. Pada infeksi Entamoeba histolytica dapat ditemukan  tropozoit
dan sel-sel darah merah. Pada infeksi Clostridium difficile dapat ditemukan
leukosit fekal >5/lapang pandangan, dan tampak basil gram positif dengan
spora-spora oval subterminal. Pada Pseudomembranous colitis bisa ditemukan
fekal lekosit.
3. CT Scan
CT Scan pada gastroenteritis jarang diperlukan. CT scan dapat
dilakukan pada kasus dimana nyeri abdomen sangat berat, dan dicurigai
adanya perforasi, obstruksi usus, ataupun megakolon toksik. CT scan abdomen
pada pasien dengan gastroenteritis akan menunjukkan penebalan dinding usus
yang abnormal yaitu > 3mm dan pertumbuhan lapisan mukosa.

G. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian cairan
a) Cairan per oral : pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan
diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K
dan glukosa. Untuk diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi
ringan atau sedang kadar natrium 50-60 meg/l dapat dibuat sendiri
(mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang diberi gula
dengan garam.
b) Cairan parenteral :
1) Dehidrasi ringan : 1 jam pertama 25-50 ml/kgBB/hari.
Kemudian 125 ml/kgBB/oral.
2) Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50-100 ml/kgBB/hari.
Kemudian 125 ml/kgBB/oral.
3) Dehidrasi berat :
 Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan
3-10 kg, 1 jam pertama 40 ml/kgBB/jam : 10
tetes/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 15 tetes atau 13
tetes/kgBB/menit), 7 jam berikutnya 12 ml/kg BB/jam :
3 tetes/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 20 tetes), 16 jam
berikutnya 125 ml/kgBB oralit per oral, bila anak mau
minum, teruskan dengan 2A intravena 2
tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit.
 Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-
15 kg, 1 jam pertama 30 ml/kgBB/jam atau 8
tetes/kgBB/menit (1 ml : 20 tetes), 7 jam kemudian 127
ml/kgBB oralit per oral, bila anak tidak mau minum
dapat diteruskan dengan 2A intravena 2
tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit.
 Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan 15-25 kg, 1
jam pertama 20 ml/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 20
tetes), 16 jam berikutnya 105 ml/kgBB oralit per oral.
b) Diatetik (pemberian makanan)
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus pada klien
dengan tujuan meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan
klien. Hal-hal yang perlu diperhatikan : memberikan ASI, memberikan
bahan makanan yang mengandung cukup kalori, protein, mineral dan
vitamin, makanan harus bersih.
c) Obat-obatan
1) Obat antiseri
2) Obat anti spasmolitik
3) Obat antibiotic
H. FOKUS PENGKAJIAN
1. Identitas klien
2. Riwayat keperawatan
a) Awal serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian
timbul diare. Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, kehilangan
banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, BB menurun, tonus
dan turgor kulit berkurang, selaput kadir mulut dan bibir kering,
frekuensi BAB lebih dari 4x dengan konsisten encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat inflamasi
4. Riwayat Psikososial keluarga
5. Kebutuhan dasar
a) Pola Eliminasi
Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari
b) Pola Nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan penurunan
BAB
c) Pola Istirahat dan Tidur
Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman
d) Pola Aktifitas
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri
akibat disentri abdomen.
6. Pemeriksaan Penunjang
a) Darah
Ht meningkat, leukosit menurun
b) Feses
Bakteri atau parasite
c) Elektrolit
Natrium dan Kalium menurun
7. Data Fokus
a) Subjektif
 Kelemahan
 Diare lunak s/d cair
 Anoreksia mual dan muntah
 Tidak toleran terhadap diit
 Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah,
abdomen tengah bawah)
 Haus, kencing menurun
 Nadi mkeningkat, tekanan darah turun, respirasi rate turun
cepat dan dalam (kompensasi ascidosis).
b) Objektif
 Lemah, gelisah
 Penurunan lemak / masa otot, penurunan tonus
 Penurunan turgor, pucat, mata cekung
 Nyeri tekan abdomen
 Urine kurang dari normal
 Hipertermi
 Hipoksia / Cyanosis,Mukosa kering,Peristaltik usus lebih dari
normal
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1. Diare b.d proses infeksi
2. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d diare
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah, intake inadekuat.
4. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi.

J. INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnose Tujuan Intervensi


o. Keperawatan
1. Diare b.d proses Setelah dilakukan Manajemen diare :
penyakit tinfakan keperawata 1. Identifikasi penyebab
selama 2x24 jam, diare
diharapkan kosistensi 2. Identifikasi riwayat
feses membaik , dengan pemberian makanan
kriteria hasil : 3. Monitor warna, volume,
1. Nyeri abdomen frekuensi dan
membaik konsistensi tinja
2. Konsistensi feses 4. Monitor tanda dan
membaik gejala hipovolemia
3. Frekuensi 5. Berikan asupan cairan
defekasi membaik oral
4. Peristaltic usus 6. Pasang jalur intravena
membaik 7. Berikan cairan
intravena
8. Anjurkan makanan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
9. Anjurkan menghindari
makanan pembentuk
gas, pedas, dan
mengandung laktosa
10. Kolaborasi pemberian
obat antimotilitas
(loperamide,
difenoksilat)
11. Pemberian obat
pengeras feses
(atapulgit, smektit,
kaolin-pektin)
2. Resiko Setelah dilakukan Pemantauan elektrolit :
ketidakseimbanga tindakan keperawatan 1. Identifikasi
n elektrolit b.d selama 2x24 jam kemungkinan penyebab
diare diharapkan ketidakseimbangan
keseimbangan elektrolit elektrolit
meningkat, dengan 2. Monitor mual, muntah
kriteria hasil : dan diare
1. Asupan cairan 3. Monitor kehilangan
meingkat cairan, jika perlu
2. Kelembaban 4. Monitor tanda dan
membrane gejala hypokalemia
mukosa 5. Atur interval waktu
meningkat pemantauan sesuai
3. Asupan makanan dengan kondisi pasien
meningkat 6. Dokumetasikan
4. Dehidrasi hasil pemantauan
menurun Jelaskan tujuan prosedur
5. Turgor kulit pemantauan
membaik Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
3. Ketidakseimban Setelah dilakukan 1. Hindari pemberian diet
gan nutrisi: tindakan keperawatan dengan pisang, beras,
kurang dari diharapkan kebutuhan apel, dan roti panggang
kebutuhan tubuh nutrisi pasien terpenuhi atau teh.
berhubungan dengan kriteria hasil : 2. Observasi dan catat
dengan mual, 1. Asupan makanan respon terhadap
muntah, intake dan cairan pemberian makan.
inadekuat adekuat. 3. Intruksikan keluarga
2. Zat gizi dalam memberikan diet
terpenuhi. yang tepat.
3. Asupan cairan 4. Anjurkan untuk makan
oral atau IV dapat dengan porsi sedikit tapi
terpenuhi dengan sering
baik.
4. Mencapai berat
badan yang ideal.
4. Hipertermia Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat kenaikan
berhubungan tindakan keperawatan suhu tubuh dan
dengan dehidrasi. diharapkan masalah perubahan yang
hipertermi dapat teratasi menyertai.
dengan kriteria hasil : 2. Beri kompres hangat
1. Suhu kulit dalam pada daerah dahi, aksila
rentang yang dan lipat paha.
diharapkan. 3. Monitor tandatanda vital
2. Suhu tubuh dalam setiap 1 jam.
batas normal. 4. Anjurkan untuk minum
3. Nadi dan cukup.
pernafasan dalam 5. Anjurkan untuk
rentang yang menggunakan pakaian
diharapkan. tipis dan menyerap
4. Tidak tampak keringat.
keletihan dan 6. Kolaborasi dengan tim
mudah medis untuk pemberian
tersinggung. antipiretik.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta: EGC. Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan :
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.
http://www.kidshealth.org.nz/viral-gastroenteritis-gastro
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/gastroenteritis.html
http://www.patient.co.uk/health/gastroenteritis-in-children-leaflet
http://www.webmd.com/digestive-disorders/gastroenteritis

Anda mungkin juga menyukai