Anda di halaman 1dari 7

Alda Maharani Yusuf/05/DIIIKBN4-02/4301180190

RESUME PRAKTIK PENDAPATAN NEGARA

MATERI PERTEMUAN 11 : “PENATAUSAHAAN HIBAH”

1. Jenis, Bentuk. dan Klasifikasi Hibah

Klasifikasi Hibah

Hibah diklasifikasikan menurut bentuk, Jenis, dan sumbernya.

BENTUK HIBAH
a. Hibah uang, terdiri atas:
 Uang Tunai , Hibah dalam bentuk uang yang diterima Pemerintah dan
penggunaannya sepenuhnya ditentukan oleh Pemerintah melalui mekanisme
APBN
 Uang untuk Membiayai Kegiatan, Hibah yang diterima Pemerintah yang
peruntukannya ditentukan dalam Perjanjian Hibah dan dilaksanakan oleh
Kementerian Negara / Lembaga / Pemerintah Daerah penerima hibah.
b. Hibah barang/jasa
 Barang: Hibah yang diterima Pemerintah yang pengadaannya dilaksanakan
oleh Pemberi Hibah untuk mendukung kegiatan Kementerian
Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN
 Jasa: Hibah yang diterima Pemerintah berupa jasa tertentu yang
kegiatannya dilaksanakan oleh Pemberi Hibah untuk mendukung kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga/ Pemerintah Daerah/ BUMN
c. Hibah surat berharga.
 Dapat berupa saham kepemilikan pada perusahaan

JENIS HIBAH
a. Hibah yang direncanakan, merupakan Hibah yang dilaksanakan melalui mekanisme
perencanaan. Hibah yang diterima Pemerintah dari Pemberi Hibah dan dibelanjakan
oleh K/L yang pencairan dananya melalui KPPN/BUN. Ciri-cirinya yaitu:
 Mekanisme pencairan dananya dengan menggunakan mekanisme transfer ke
R-KUN, Direct Payment (Pembayaran langsung), Letter of Creadit, Special
Account (Rekening Khusus) dan Pre Financing (Pembiayaan pendahuluan); dan
 Kementerian dapat membelanjakan dana hibah dari pemberi hibah setelah
dokumen anggaran diperoleh
b. Hibah langsung, merupakan Hibah yang dilaksanakan tidak melalui mekanisme
perencanaan. Hibah ini berasal dari pemberi hibah yang diterima secara langsung oleh
K/L dan dibelanjakan secara langsung tanpa melalui pencairan dana dari KPPN. Agar
mekanisme penerimaan dan penggunaan hibah oleh Kementerian/Lembaga sesuai
dengan mekanisme APBN, maka Kementerian/Lembaga wajib melakukan registrasi,
ijin pembukaan rekening, revisi DIPA dan pengesahan.
Alda Maharani Yusuf/05/DIIIKBN4-02/4301180190

Adapun ciri-ciri hibah langsung ini antara lain:


 Perjanjian hibah ditandatangani langsung oleh Kementerian/Lembaga.
 Pencairan dananya tidak melalui KPPN, namun pengesahannya akan dilakukan
di KPPN.
 Hibah dapat diperoleh secara langsung dari pihak pemberi hibah dalam bentuk
uang, barang/jasa, dan surat berharga (khusus BUN).
 Pengadaan barang/jasa dapat dilaksanakan oleh pemberi hibah atau
Kementerian/Lembaga sendiri.
 Pengadaan hibah dapat saja dilakukan secara terencana (on budget), namun
pencairan dananya tidak melalui KPPN/BUN (off treasury).
Hibah langsung mencakup :
 Hibah untuk penanggulangan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan
 Hibah dalam rangka kerjasama tehnik antara K/L dengan Donor seperti
workshop, pelatihan, seminar), Hibah Bersaing ( seperti riset dosen, riset
peneliti)
 Hibah yang atas permintaan donor diserahkan langsung ke
Kementerian/Lembaga

SUMBER HIBAH
a. Hibah dalam negeri, berasal dari: lembaga keuangan dalam negeri, lembaga non
keuangan dalam negeri, pemerintah daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan
melakukan kegiatan di wilayah Negara Republik Indonesia, lembaga lainnya, dan
perorangan.
b. Hibah luar negeri, berasal dari: negara asing, lembaga di bawah Perserikatan
Bangsa-Bangsa, lembaga multilateral, lembaga keuangan asing, lembaga non
keuangan asing, lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan
usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia, dan perorangan

2. Bagaimana proses pertanggungjawaban atas penggunaan dana hibah

Mekanisme pertanggungjawaban hibah Barang/Jasa/Surat Berharga


a) Pengajuan permohonan Nomor Register ke DJPPR (untuk Hibah LN) / KANWIL DJPB
(untuk Hibah DN). Pengajuan permohonan dilampiri dengan:
• Perjanjian Hibah
• Ringkasan Hibah
• surat kuasa pendelegasian kewenangan untuk menandatangani perjanjian Hibah
b) Penandatangan BAST (antara Pemberi dan Penerima)
c) Pengesahan dan Pencatatan pendapatan, beban/aset ke KPPN
 SP3HLBJS
Alda Maharani Yusuf/05/DIIIKBN4-02/4301180190

 MPHLBJS
 BAST
 SPTMHL
 Surat penetapan nomor register Hibah

Mekanisme pertanggungjawaban hibah uang


a) Pengajuan permohonan Nomor Register ke DJPPR (untuk Hibah LN) / KANWIL DJPB
(untuk Hibah DN). Pengajuan permohonan dilampiri dengan:
 Perjanjian Hibah
 Ringkasan Hibah
 surat kuasa pendelegasian kewenangan untuk menandatangani perjanjian Hibah
b) Pengajuan persetujuan pembukaan Rekening Hibah Ke KPPN
 Pernyataan Penggunaan Rekening
 Surat Kuasa
 Surat Ket. sumber dana, mekanisme penyaluran
 Kesanggupan mencantumkan dana hibah dalam DIPA
 Nomor Register
c) Penyesuaian pagu hibah dalam DIPA (REVISI DIPA) ke DJA/Kanwil DJPBN
 Izin Pembukaan Rekening
 Nomor Register
d) Pengajuan PENGESAHAN ke KPPN
 SP2HL
 Copy Rekening Hibah
 SPTMHL
 salinan surat penetapan nomor register Hibah untuk pengajuan SP2HL pertama
kali
 salinan surat persetujuan pembukaan rekening untuk pengajuan SP2HL pertama
kali.

3. Unit yang memproses permohonan permintaan registerasi hibah

 Unit yang memproses permohonan permintaan registerasi hibah : DJPPR (untuk


Hibah LN) / KANWIL DJPB (untuk Hibah DN)

4. Dokumen-dokumen penting dalam tatalaksana hibah

 DRKH: Daftar Rencana Kegiatan Hibah


 NPH (Naskah Perjanjian HIBAH) : isinya antara lain memuat; pihak pemberi dan
penerima hibah, misi atau tujuan pemberian hibah, jumlah/besaran/rincian
penggunaan hibah yang akan diterima penerima hibah; hak dan kewajiban pemberi
hibah dan penerima hibah, prosedur atau tata cara penyerahan atau penyaluran
hibah, dan tata cara pelaporan hibah.
Alda Maharani Yusuf/05/DIIIKBN4-02/4301180190

 WA (Withdrawal Application)/Aplikasi Penarikan Dana : Dokumen yang digunakan


untuk melakukan penarikan initial deposit dana pinjaman/hibah luar
negeri,pengisian kembali Reksus, dan/atau penarikan untuk penggantian atas
pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh pemerintah.
 NOD (Notice of Disbursement) : Dokumen yang menunjukkan bahwa Pemberi PHLN
telah melakukan pencairan antara lain memuat informasi PHLN, nama proyek,
jumlah uang yang telah ditarik (disbursed), cara penarikan, dan tanggal transaksi
penarikan yang digunakan sebagai dokumen sumber pencatatan penerimaan
pembiayaan dan/atau pendapatan hibah.
 SP2HL: Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung yaitu dokumen yang diterbitkan
oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan hibah
langsung dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung.
 SPHL: Surat Pengesahan Hibah Langsung yaitu Dokumen yang diterbitkan oleh KPPN
selaku Kuasa BUN untuk mengesahkan Pendapatan Hibah Langsung dan/atau
belanja yang bersumber dari hibah langsung.
 SP4HL : Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung yaitu
surat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran Kuasa Pengguna Anggaran atau
pejabat lain yang ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan pengembalian saldo
Pendapatan Hibah yang pencairannya tidak melalui Kuasa BUN kepada pemberi
hibah
 SP4HLN: Surat Perintah Pembukuan Penarikan PHLN merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh DJPPR yang memuat informasi mengenai pencairan PHLN dan
informasi penganggaran
 SP3HL: Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung adalah
dokumen yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk mengesahkan
pengembalian pendapatan hibah langsung kepada pemberi hibah.
 SPTMHL: Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung yaitu surat pemyataan
tanggung jawab penuh atas Pendapatan Hibah yang diterima secara langsung oleh
satuan kerja penerima hibah serta belanja dan beban yang bersumber dari hibah
bentuk uang yang pencairannya tidak melalui Kuasa BUN
 BAST : Berita Acara Serah Terima. Dokumen serah terima barang/jasa sebagai bukti
penyerahan dan peralihan hak/kepemilikan atas barang/jasa/surat berharga dari
pemberi kepada penerima hibah
 SP3HLBJS: Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung
Barang/Jasa/Surat Berharga
 MPHLBJS : Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang Jasa Surat Berharga
yaitu surat yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran (PA) /Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencatat membukukan
Pendapatan Hibah dalam bentuk barang jasa surat berharga yang diterima secara
langsung oleh satuan kerja penerima hibah
Alda Maharani Yusuf/05/DIIIKBN4-02/4301180190

5. Unit yang melaksanakan registerasi hibah

 Unit yang mengajukan permohonan Register : PA/KPA (KL)


PA/KPA mengajukan permohonan nomor register atas Hibah langsung dalam bentuk
uang dari luar negeri kepada DJPPR. Sedangkan untuk Hibah langsung dalam bentuk
uang dari dalam negeri, ) PA/KPA mengajukan permohonan nomor register kepada
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

6. Bagaimana perhitungan atas sisa hibah) dan bagaimana cara penyetoran atas sisa hibah

Perhitungan atas Sisa Hibah


Contoh Perhitungan:

1. Nilai Grant Agreement Rp2.000.000


(Commitment)
2. Nilai Hibah Yang Harus di Rp2.000.000
Registrasi
3. Dana Yang Diterima di Rekening Rp2.000.000
(Pendapatan)
Realisasi Pengeluaran (Belanja) Rp1.800.000
Saldo (Sisa DANA) Rp200.000
4. Nilai Revisi DIPA Rp1.800.000
5. Nilai Pengesahan Hibah:
a. Pengesahan Pendapatan Rp2.000.000
b. Pengesahan Belanja Rp1.800.000
Saldo (Sisa DANA) Rp200.000

Perlakuan atas Sisa Hibah dalam Bentuk Uang


Sisa hibah dapat dikembalikan ke pemberi hibah, kemudian satker K/L membuat
ddokumen SP4HL melalui aplikasi SAS level PPSPM pada menu SPM -> RUH SPM
Pengesahan Hibah -> SP4HL
Perlakuan sisa hibah uang :
a) Sisa hibah dikembalikan kepada pihak donor
 Belum pernah dilakukan pengesahan
 Telah dilakukan pengesahan pendapatan
b) Disetor ke kas negara
 Belum pernah dilakukan pengesahan
 Telah dilakukan pengesahan pendapatan
c) Sisa hibah dipergunakan di tahun berikutnya
(disesuaikan dengan peraturan dalam naskah perjanjian hibah)
Penjelasan :
a) Pengembalian Hibah kepada Pihak Donor
Alda Maharani Yusuf/05/DIIIKBN4-02/4301180190

 Sisa uang yang bersumber dari hibah langsung dapat dikembalikan kepada
pihak donor dengan syarat saldo kas di K/L dari hibah tidak boleh bernilai
negatif
 PA/KPA mengajukan SP4HL ke KPPN, KPPN menerbitkan SP3HL
 Dokumen yang digunakan: Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Hibah
Langsung (SP4HL) dan Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah
Langsung (SP3HL)
 Lampiran SP4HL Pengembalian Hibah ke pemberi hibah : Salinan rekening
atas rekening hibah dan Salinan bukti pengiriman/transfer kepada pemberi
hibah
 Atas SP4HL yang diajukan, KPPN menerbitkan SP3HL rangkap 3. Dimana
Lembar 1 kepada PA/KPA untuk mencatat realisasi belanja hibah, Lembar 2
(dilampiri salinan SP3HL) kepada DJPPR (EAS) membukukan pendapatan
hibah melalui server pertukaran data Kemenkeu, dan Lembar 3 pertinggal ke
KPPN
 Jika dana hibah pernah dilakukan pengesahan :
 dalam pengajuan SP2HL, pendapatan dicatat sebesar nettonya
(pendapatan hibah dicantuman sama dengan jumlah belanja yang
bersumber dari hibah yang telah direalisasikan)
 sisa dana kemudian disetorkan langsung kepada pemberi hibah. Transaksi
pengembalian dana kepada pemberi hibah cukup diungkapkan dalam CALK
 Jika dana hibah telah dilakukan pengesahan sebesar yang diterima
seluruhnya:
 satker mengajukan SP4HL kepada KPPN sebesar jumlah yang dikembalikan
kepada pihak donor
 penerbitan SP4HL disesuaikan dengan tanggal dan tahun pengembalian ke
pihak donor

b) Disetor ke Kas Negara


 Jika dana hibah pernah dilakukan pengesahan :
 maka pengajuan pengesahan (SP2HL), pendapatan dicatat sebesar
nettonya
 sisa dana hibah disetorkan ke kas negara melalui Bank Persepsi dengan
SSBP (via SIMPONI menu Billing K/L) dan Kode Akun 425997 (Pendapatan
dari Hibah yang belum disahkan) serta menggunakan Kode Kementerian,
Kode Eselon I dan Kode Satker penerima hibah berkenaan
 salinan bukt setor SSBP disampaikan kepada DJPPR, KPPN mitra kerjanya,
dan K/L yang bersangkutan (sebagai arsip)
 Jika dana hibah telah dilakukan pengesahan sebesar yang diterima
seluruhnya:
Alda Maharani Yusuf/05/DIIIKBN4-02/4301180190

 sisa dana hibah disetorkan ke kas negara melalui Bank Persepsi dengan
SSBP (via SIMPONI menu Billing Non Anggaran) dan Kode Akun 815131
(Penerimaan penyetoran dana hibah langsung yang telah disahkan) serta
menggunakan Kode Kementerian, Kode Eselon I dan Kode Satker penerima
hibah berkenaan
 salinan bukti setor SSBP disampaikan kepada DJPPR, KPPN mitra kerjanya,
dan K/L yang bersangkutan (sebagai arsip)

c) Sisa Hibah Digunakan di tahun berikutnya


 Apabila terdapat sisa pagu belanja yang bersumber dari hibah langsung dalam
bentuk uang untuk membiayai kegiatan DIPA K/L TA berjalan yang akan
digunakan pada TA berikutnya, dapat menambah pagu belanja DIPA TA
berikutnya
 Penambahan pagu DIPA yang setinggi-tingginya sebesar sisa uang yang
bersumber dari hibah pada akhir TA berjalan
 K/L harus mengajukan revisi DIPA untuk ahun berikutnya maksimal sebesar
sisa hibah TA sebelumnya yang belum terpakai
 Untuk pendapatan hibah yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN yang
bersifat jamak, pelaksanaan revisi penambahan pagu DIPA dapat
digabungkan dengan revisi penambahan pagu DIPA dari rencana penerimaan
hibah yang penarikannya tidak melalui Kuasa BUN TA berikutnya
 SP4HL yang pengesahan pendapatan hibahnya dilakukan antara Tahun
Anggaran Yang Lalu (TTYL) dengan Tahun Anggaran Berjalan (TAB) harus
dibedakan dalam penggunaan akunnya

Perlakuan atas Sisa Hibah dalam Bentuk Barang/Jasa


a) Apabila Penerimaan Hibah Barang/Jasa telah diterbitkan BAST nya dan
tanggal BAST melewati tahun anggaran berkenaan, agar diungkapkan di CaLK
dan aset yang diterima di catat dalam SIMAK BMN tanpa dilakukan
pengesahan.
b) Apabila Penerimaan Hibah Barang/Jasa belum diterbitkan BAST agar segera
dilakukan penandatangan BAST dan dilakukan proses pengesahan dan
asetnya dicatat dalam SIMAK BMN
c) Apabila Penerimaan Hibah Barang/Jasa belum diterbitkan BAST dan sekiranya
tidak memungkinkan/sulit untuk penandatanganan BAST agar dituangkan di
CaLK.

Anda mungkin juga menyukai