Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH

KEABSAHAN NEGARA MEMBERIKAN PINJAMAN DAN HIBAH, DASAR


HUKUM, KEWENANGAN DAN TATA CARA/MEKANISNE

NAMA : OMRI YUNANTO SESFAO


NIM : 2002010450
KELAS / SEMESTER : I / 5

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
JELASKAN KEABSAHAN NEGARA MEMBERIKAN PINJAMAN DAN HIBAH:
JELASKAN DASAR HUKUM, KEWENANGAN DAN TATA CARA/ MEKANISME.
JAWABAN :
 Dasar Hukum Keabsahan Negara Memberikan Pinjaman dan Hibah
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan
dengan tegas bahwa selain berkewajiban mengalokasikan dana perimbangan, Pemerintah
dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya.
Pengalokasian dana perimbangan dan pemberian pinjaman dan/atau hibah ini dilaksanakan
dalam kerangka hubungan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
menetapkan bahwa untuk mendanai dan mendukung kegiatan pembangunan dan dalam
rangka mencapai sasaran pembangunan, Pemerintah dapat mengadakan pinjaman dan/atau
menerima hibah baik yang berasal dari dalam dan luar negeri. Sebagaimana diamanatkan
oleh Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah yang
mengatur tata cara pemberian, penerimaan, dan penggunaan hibah kepada Pemerintah
Daerah, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri. Tata cara pengadaan
pinjaman dan penerimaan hibah serta penerusannya yang bersumber dari Pinjaman Dalam
Negeri dan/atau Pinjaman Luar Negeri maupun dari Hibah Dalam Negeri dan/atau Hibah
Luar Negeri telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan namun untuk
penerusan hibah kepada Pemerintah Daerah belum diatur secara komprehensif.
 Dasar hukum
Yang mengatur mengenai pemberian, penerimaan, dan penggunaan hibah kepada
Pemerintah Daerah tersebut telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005
tentang Hibah Kepada Daerah. Namun dalam perkembangannya, ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah masih memerlukan
penyempurnaan sehingga dapat secara responsif dalam pengaturannya baik terhadap berbagai
sumber hibah, penyaluran hibah maupun pengelolaan hibah. Sebagai upaya untuk melakukan
perbaikan dalam pengelolaan keuangan negara dan Daerah khususnya terkait pengelolaan
Hibah Daerah serta untuk mengakomodasi kondisi dan perkembangan pelaksanaan hibah di
Daerah, dan adanya perubahan peraturan terkait pelaksanaan Hibah Daerah menyebabkan
penyempurnaan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada
Daerah menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Melalui Peraturan Pemerintah ini, kebijakan Hibah Daerah yang mencakup hibah kepada
Pemerintah Daerah dan hibah dari Pemerintah Daerah, diharapkan dapat dikelola dan
dilaksanakan sesuai dengan prinsip pengelolaan keuangan yang baik sehingga Hibah Daerah
harus dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan.
 Kewenangan atau Tata Cara/ Mekanisme Keabsahan Negara Memberikan
Pinjaman dan Hibah
Mekanisme pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang berasal dari Anggaran pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan sosial yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Peraturan Menteri dalam Negeri
tersebut telah beberapa kali mengalami perubahan, yaitu:
1. Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial
Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
2. Permendagri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
3. Permendagri Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pasca terbit dan berlakunya Permendagri Nomor 13 Tahun 2018 mekanisme Pemberian
Hibah dan Bantuan Sosial yang berasal dari APBD dijabarkan sebagai berikut:
1. Hibah
Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada
Pemerintah pusat atau pemerintah daerah lain, Badan Usaha Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah, Badan, Lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan
hukum Indonesia, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak
wajib dan Tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk
menunjang Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah.
Pemerintah daerah dapat memberikan hibah kepada:
a. Pemerintah pusat;
b. Pemerintah daerah lainnya;
c. Badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah; dan/atau
d. Badan, lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum
Indonesia.
Pemberian Hibah sebagaimana dimaksud di atas dilakukan setelah memprioritaskan
Pemenuhan belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan. Pemberian Hibah tersebut
ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah
dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat
Pemberian Hibah harus memenuhi kriteria paling sedikit:
 Peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;
 Bersifat tidak wajib, tidak mengikat, dan;
 Tidak terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali:
1. Kepada pemerintah pusat dalam rangka mendukung penyelenggaraan pemerintahan
daerah untuk keperluan mendesak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan/atau
2. Ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;
 Memberikan nilai manfaat bagi pemerintah daerah dalam mendukung
terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;
dan
 Memenuhi persyaratan penerima hibah.
Hibah kepada pemerintah pusat diberikan kepada satuan kerja dari
Kementerian/lembaga pemerintah non-kementerian yang wilayah kerjanya berada dalam
daerah yang bersangkutan.
Hibah kepada pemerintah daerah lainnya diberikan kepada daerah otonom baru hasil
pemekaran daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hibah kepada badan usaha milik daerah diberikan dalam rangka untuk meneruskan
hibah yang diterima pemerintah daerah dari pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Hibah kepada badan dan lembaga diberikan kepada badan dan lembaga:
 Yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang dibentuk berdasarkan peraturan
Perundang-undangan;
 Yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang telah memiliki surat keterangan
terdaftar Yang diterbitkan oleh menteri, gubernur atau bupati/wali kota; atau
 Yang bersifat nirlaba, sukarela bersifat sosial kemasyarakatan berupa
kelompok Masyarakat/kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan Perkembangan masyarakat, dan keberadaannya
diakui oleh pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah melalui pengesahan
atau penetapan dari pimpinan instansi vertikal atau kepala satuan kerja
perangkat daerah terkait sesuai dengan kewenangannya.

Anda mungkin juga menyukai