Anda di halaman 1dari 12

REGULASI DAN STANDAR DI

SEKTOR PUBLIK
PERKEMBANGAN REGULASI TERKAIT
OTONOMI DAERAH

UU no 5 Th 1974

UU no 22 th 1999

UU no 23 th 1999

UU no 2 th 2015

UU no 33 th 2004
Sejak ditetapkannya UU no 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, pemerintah melaksanakan
otonomi daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang lebih efisien efektif dan
bertanggungjawab

Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempecepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping
itu, melalui otonomi yang luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi
dan keanekaragaman daerah dalam sistem NKRI.

Perubahan perubahan dalam UU tentang otonomi daerah tersebut didasari oleh :


1. Semangat desentralisasi
2. Semangat good governance
3. Penyerahan urusan dan pendanaan
UNDANG UNDANG NO 2 TAHUN 2015 tentang PEMERINTAH DAERAH
Undang undang ini mengatur tentang otonomi yang didefinisikan sebagai otonomi yang seluas
luasnya dalam arti daerah memiliki kewenangan mengatur semua urusan pemerintahan selain
urusan yang menjadi urusan pemerintah pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan,
yustisi, moneter dan fiscal nasional serta agama.
Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah dalam rangka memberikan pelayanan,
meningkatkan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang tujuan akhirnya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Secara khusus, UU no 2 Tahun 2015 mengatur tentang :
1. Pembentukan daerah dan kawasan khusus
2. Pembagian urusan pemerintahan
3. Pemerintahan daerah
4. Perangkat daerah
5. Keuangan daerah
6. Peraturan daerah dan peraturan kepala daerah
7. Kepegawaian daerah
8. Pembinaan dan pengawasan
UU No.6 tahun 2014 tentang Desa,
menjadi rujukan dalam pembangunan Desa, penataan dan tata
kelola Desa, pemberdayaan desa, pembinaan desa, dan
pembangunan wilayah perdesaan yang terintegrasi serta
berkeberlanjutan menuju Desa yang kuat, mandiri, demokratis,
sejahtera yang berkeadilan. 
UNDANG UNDANG NO 33 TAHUN 2004 tentang PERIMBANGAN KEUANGAN
ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH
Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah mencakup
pembagian keuangan antara pemerintah pusat dan daerah secara proporsional, demokratis,
adil dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah.
Sebagai daerah otonom,penyelengaraan pemerintahan di dasarkan atas prinsip tranparansi,
partisipasi dan akuntabilitas.
Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai oleh APBD,
sedangkan penyelenggaraan kewenangan pemerintahan yang menjadi tanggungjawab
pemerintah pusat dibiayai oleh APBN.
Dana perimbangan : merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.07/2020. Terdiri atas :
1. Dana bagi hasil
Dana yang bersumber dari APBN yang dibagihasilkan kepada daerah
berdasarkan angka persentase tertentu.dalam hal ini diatur tentang bagi hasil
penerimaan PPh
2. Dana alokasi umum
Bersumber dari APBN dan bertujuan untuk pemerataan keuangan antardaerah,
melalui penerapan formula yang memperimbangkan kebutuhan dan potensi
daerah. Besaran DAU suatu daerah ditentukan oleh celah fiscal, yang
meruapkan selisih antara kebutuhan daerah dan potensi daerah.
3. Dana alokasi khusus
Ditujukan untuk membantu membiayai kegiatan kegiatan khusus di daerah
tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional,
khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar
masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong
percepatan pembangunan daerah.
PERKEMBANGAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK
PSAK 45 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 45 tentang organisasi Nirlaba
Berisi tentang kaidah kaidah yang harus diikuti organisasi nirlaba dalam menyusun laporan
keuangan.

SAK (Standar Akuntansi Pemerintahan )


Ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah no 71 tahun 2010
SPKN (Standar Pemeriksaan Keuangan Negara) Peraturan BPK no 1 tahun 2017
Dikembangkan oleh BPK dan menjadi panduan dalam audit pemerintah pusat dan daerah.
SPKN berlaku untuk :
1. BPK RI
2. Akuntan Publik yang melakukan Pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara
3. Aparat Pengawas Internal Pemerintah

SPKN membagi audit menjadi 3 jenis :


4. Pemeriksaan Keuangan
Bertujuan memberikan keyakinan yang memadai mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan
dalam segala hal yang material.
2. Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap bukti bukti untuk dapat
memberikan penilaian secara independen atas kinerja suatu instansi.
3. Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu
Dapat bersifat pemeriksaan, penelaahan, dan prosedur yang disepakati untuk meghasilkan
kesimpulan tentang keandalan asersi entitas yang diperiksa.
Misalnya bidang keuangan, investigative, pengendalian internal.
Regulasi tentang Partai Politik
UU no 2 tahun 2011 tentang Partai Politik mengatur tentang :
1. Pembentukan Partai Politik
2. Asas, ciri, tujuan, fungsi, hak dan kewajiban partai politik
3. Keanggotaan dan kedaulatan anggota parpol
4. Kepengurusan Parpol
5. Peradilan perkara
6. Keuangan
7. Larangan
8. Penggabungan
9. Pengawasan
UU ini juga mencantumkan kewajiban Parpol untuk meyusun laporan keuangan sebagai bentuk
akuntabilitas dan transparansi

Anda mungkin juga menyukai