Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya, praktik-praktik untuk pengendalian operasi di luar negeri memiliki
kesamaan dengan pengendalian operasi domestik. Proses perencanaan dan pengendalian
umumnya dapat diterapkan kepada organisasi multinasional, tetapi harus disesuaikan
dengan konteks organisasi ini.
Sebagai contoh, operasi di luar negeri dapat diorganisasikan sebagai pusat
pengeluaran, pusat pendapatan, pusat keuntungan, bahkan sebagai pusat investasi berikut
pertimbangan yang menentukan pilihan dari tipe-tipe tertentu pusat tanggung jawab,
yang dalam banyak hal, adalah sama dengan operasi domestik. Akan tetapi terdapat satu
perbedaan penting, yaitu jika operasi di luar negeri tersebut merupakan pusat
pengeluaran atau pusat laba untuk tujuan pengendalian, kerap kali juga merupakan pusat
laba untuk tujuan akuntansi. Banyak operasi di luar negeri merupakan entitas legal, yang
didirikan di negara tuan rumah, dan oleh karena itu mereka harus memelihara
seperangkat catatan akuntansi yang lengkap untuk kepentingan hukum dan perpajakan.
Terdapat 3 (tiga) masalah khusus dalam organisasi global, yaitu : Perbedaan Budaya,
Harga Transfer, dan Nilai Tukar Mata Uang.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1) Apa pengertian dari organisasi multinasional?
2) Bagaimana perbedaan budaya dapat mempengaruhi organisasi multinasional?
3) Bagaimana harga transfer dapat mempengaruhi organisasi multinasional?
4) Bagaimana nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi organisasi multinasional?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam melakukan penulisan makalah ini, yaitu :
1) Memahami pengertian dari organisasi multinasional.
2) Mengetahui perbedaan budaya dapat mempengaruhi organisasi multinasional.
3) Mengetahui harga transfer dapat mempengaruhi organisasi multinasional.
4) Mengetahui nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi organisasi multinasional.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun yang menjadi manfaat dalam melakukan penulisan makalah ini, yaitu :
1) Bagi Penulis
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan bagi penulis
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses perencanaan dan pengendalian dalam
organisasi multinasional.
2) Bagi Ilmu Pengetahuan dan Pembaca
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai topik
terkait sehingga dapat digunakan sebagai acuan bila diperlukan.

2
BAB II
ISI

2.1 Organisasi Multinasional


2.1.1 Pengertian Organisasi Multinasional
Organisasi Multinasional yaitu suatu perusahaan yang berbasis di satu negara
(negara induk), akan tetapi perusahaan tersebut memiliki kegiatan produksi ataupun
pemasaran cabang di negara-negara lain (negara cabang). Organisasi Multinasional
adalah perusahaan yang beroperasi di dua atau lebih negara. Ini menjadi fenomena yang
dominan dalam hubungan internasional saat ini terkait dengan adanya globalisasi
perdagangan dan perkembangan perekonomian dunia.
Dalam hal perkembangan perekonomian domestik suatu negara, memiliki
pengaruh yang signifikan dikarenakan keberadaan Organisasi Multinasional pada suatu
negara menjadi salah satu penyumbang pajak tertinggi bagi pendapatan suatu negara
sekaligus bagi perkembangan ekonominya.
Organisasi Multinasional adalah bentuk korporasi baru yang tidak dapat dihindari
sebagai sebuah konsekuensi logis dari adanya globalisasi itu sendiri. Organisasi
Multinasional merupakan wujud dari perdagangan modern dimana profit merupakan
orientasi utama dari keberadaan setiap Organisasi Multinasional di suatu negara.
Kehadiran anak perusahaan bagi negara cabang banyak memberikan keuntungan
untuk negara tersebut, diantaranya pemberian pajak untuk perusahaan tersebut yang
cukup besar. Tidak hanya itu, dengan adanya suatu anak perusahaan di negara lain,
berarti sedikit membantu membuka peluang kerja bagi penduduk yang belum bekerja di
negara tersebut.

2.1.2 Manfaat Adanya Organisasi Multinasional


Terbukanya perusahaan multinasional disambut baik dengan penduduk negara
tersebut, karena perusahaan multinasional memiliki banyak keuntungan di bandingkan
dengan perusahaan lainnya, di antaranya sebagai berikut :
1) Jaringan Kerja yang Luas
Perusahaan multinasional mempunyai jaringan pekerjaan yang luas. Perusahaan
tersebut tidak hanya berkembang pada satu negara saja, akan tetapi banyak negara.

3
Oleh sebab itu, peluang untuk ke luar negeri cukup besar untuk pelatihan ataupun
penambahan pekerja di negara lainnya.
2) Pendapatan yang Lebih Tinggi
Hal ini yang membuat banyak orang memilih perusahaan multinasional, karena
perusahaan multinasional menawarkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan lainnya. Tidak hanya gaji, perusahaan ini pun memiliki fasilitas yang lebih
dibandingkan dengan perusahaan swasta ataupun nasional lainnya.
3) Deskripsi Pekerjaan Lebih Jelas
Deskripsi pekerjaan yang diberikan perusahaan multinasioanal lebih jelas atau tidak
tumpang tindih, sehingga kita merasa nyaman dalam bekerja.
Perusahaan multinasional sebagai pengaruh globalisasi di abad ini tidak akan pernah
bisa dihindari, sebab selain banyak dikecam juga tidak salah kiranya disebutkan
memberikan manfaat yang berguna bagi kesejahteraan bangsa.

2.2 Perbedaan Budaya


2.2.1 Pengertian Perbedaan Budaya
Salah satu variabel konteksual yang penting yang mempengaruhi pengendalian
manajemen di dalam sebuah perusahaan multinasional adalah perbedaan budaya antar
negara. Menurut definisinya, sebuah organisasi multinasional akan beroperasi di
banyak negara dan harus siap menghadapi perbedaan budaya seiring dengan koodinasi
dan pengendalian yang dilakukan oleh kantor pusat terhadap anak-anak perusahaannya.
Baik dalam konteks sebuah organisasi atau suatu bangsa, kata “budaya” akan merujuk
kepada nilai-nilai, asumsi dan norma perilaku yang diakui bersama.
Ketika sebuah organisasi merentangkan operasinya melintasi berbagai negara,
perbedaan budaya yang sangat besar yang berkaitan dengan karakter nasional dan
regional yang ada, mempunyai hubungan yang penting dengan pengendalian
manajemen.

2.2.2 Dimensi Budaya Menurut Para Ahli


 Menurut Hofstede, budaya dapat berbeda pada 4 (empat) dimensi, yaitu :
1) Jangkauan Kekuasaan (Power Distance)

4
Merujuk kepada sejauh mana kekuasaan didistribusikan dan dipusatkan secara
tidak seimbang. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang tinggi termasuk Filipina,
Venezuela, dan Meksiko. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang rendah
termasuk Israel, Denmark, dan Austria.
2) Individualisme / Kolektivisme (Individualism / Collectivism)
Merujuk kepada sejauh mana seseorang mendefinisikan dirinya sendiri sebagai
seorang individu atau sebagai bagian dari kelompok yang lebih besar. Budaya
individualistik yang tinggi termasuk Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Budaya
kolektivitas yang tinggi termasuk Saudi Arabia, Venezuela, dan Peru.
3) Menghindari Ketidakpastian (Uncertainty Avoidance)
Merujuk sampai sejauh mana seseorang akan merasa terancam oleh situasi yang
tidak menentu. Budaya penghindaran ketidakpastian tertinggi termasuk Jepang,
Portugal, dan Yunani. Budaya penghindaran ketidakpastian terendah termasuk
Singapura, Hongkong, dan Denmark.
4) Maskulinitas / Feminitas (Masculinity / Feminity)
Merujuk kepada sampai sejauh apakah pengaruh yang dimiliki oleh salah satu
dari kedua nilai dominan tersebut berupa penekanan ketegasan dan materialisme
(maskulin) versus perhatian pada orang lain dan kualitas hidup (feminin). Budaya
dengan maskulin tinggi termasuk Austria, Swiss, dan Halia. Budaya feminin tinggi
termasuk Swedia, Norwegia, Belanda, dan Swiss.
 Skema klasifikasi lain diusulkan oleh Hall.
Menurut pendapatnya, kebudayaan berbeda satu sama lain dalam spektrum yang
dimulai dari :
1) “Budaya Berkonteks Rendah”, adalah di mana orang langsung melaksanakan
bisnisnya dan bernegosiasi se-efisien mungkin. Contoh dari budaya berkonteks
rendah termasuk Jerman, Swiss, Skandinavia, Amerika Utara, dan Inggris.
2) “Budaya Berkonteks Tinggi”, adalah di mana orang berusaha membangun
hubungan pribadi sebelum melakukan bisnis dan negosiasi berjalan dengan
lambat dan bersifat ritual. Contoh dari budaya berkonteks tinggi termasuk China,
Korea, Jepang, dan Saudi Arabia.

Beberapa kesimpulan dapat ditarik tentang jenis sistem perencanaan dan sistem
pengendalian yang akan lebih efektif di dalam budaya yang berbeda. Pada budaya
individualistis, pegawai mungkin lebih menyukai imbalan berdasarkan prestasi
5
individu, sedangkan imbalan yang berdasarkan kelompok mungkin lebih disukai oleh
pegawai dalam budaya kebersamaan.
Dalam budaya dengan jangkauan kekuasaan yang rendah, desentralisasi dalam
pengambilan keputusan dan kesempatan berpartisipasi yang lebih besar pada penyiapan
anggaran mungkin lebih disukai. Adapun hal yang sebaiknya mungkin berlaku di dalam
budaya dengan jangkauan kekuasaan yang tinggi. Evaluasi kinerja subjektif akan lebih
efektif pada budaya penghindaran ketidakpastian yang rendah daripada yang tinggi.
Sistem perencanaan dan pengendalian formal akan diterima lebih baik dalam budaya
berkonteks rendah, sedangkan di dalam budaya berkonteks tinggi, membangun
keakraban dan kepercayaan antarpersonal dirasakan sangat penting sehingga
pengendalian secara informal kemungkinan besar akan lebih efektif.
Jadi, kesimpulannya adalah para eksekutif di dalam organisasi multinasional harus
memahami dan menghormati perbedaan budaya serta menyesuaikan pengendalian
manajemen antar negara.

2.3 Harga Transfer


2.3.1 Pengertian Harga Transfer
Harga transfer adalah harga produk atau jasa yang ditransfer kepada suatu pusat
pertanggung-jawaban di dalam suatu perusahaan yang menggunakan produk / jasa dari
pusat pertanggung-jawaban lainnya dalam suatu perusahaan.
Harga transfer untuk barang, jasa, dan teknologi merupakan salah satu dari
perbedaan besar yang terjadi antara pengendalian manajemen operasi domestik dan luar
negeri. Dalam operasi luar negeri, dibutuhkan beberapa pertimbangan penting lainnya
untuk dapat sampai kepada suatu harga transfer. Pertimbangan-pertimbangan tersebut
termasuk Perpajakan, Peraturan Pemerintah, Tarif, Pengendalian Devisa, Akumulasi
Dana, dan Joint Venture.

2.3.2 Beberapa Pertimbangan Harga Transfer


a) Perpajakan
Tingkat pajak penghasilan efektif dapat memiliki perbedaan yang sangat jauh di
masing-masing negara-negara asing, sistem harga transfer yang memungkinkan
pengalihan keuntungan ke negara-negara dengan tingkat pajak yang rendah dapat

6
mengurangi jumlah pajak penghasilan perusahaan yang digabungkan dari seluruh
dunia. Perbedaan sistem dan tarif pajak penghasilan ini dapat digunakan mengalihkan
kekayaan.
b) Peraturan Pemerintah
Peraturan pemerinntah diperlukan untuk mengatur penetapan harga transfer. Jika
tidak diatur oleh pemerintah, perusahaan akan menetapkan harga transfer untuk
meminimalkan laba kena pajak di negara-negara dengan tingkat pajak penghasilan yang
tinggi. Namun demikian, otoritas pajak pemerintah menyadari adanya kemungkinan ini
dan mengeluarkan peraturan yang menentukan bagaimana harga transfer dapat
dihitung.
c) Tarif
Tarif sering kali dipungut berdasarkan persentase tertentu dari nilai impor suatu
produk. Semakin rendah harganya, semakin rendah pula tarif yang akan dikenakan.
Timbulnya tarif biasanya memiliki hubungan terbalik dengan timbulnya pajak
pendapatan di dalam harga transfer. Meskipun tarif untuk barang-barang yang
dikirimkan ke suatu negara tertentu akan lebih rendah jika harga transfernya juga
rendah, keuntungan yang dicatat di negara itu dan karenanya pajak penghasilan lokal
atas laba akan ikut tinggi.
Jadi, efek bersih dari faktor-faktor ini harus ikut diperhitungkan dalam menentukan
harga transfer yang tepat. Besarnya tarif akan menentukan harga transfer dan
berlawanan dengan tarif pajak penghasilan. Karena pajak penghasilan umumnya
memiliki jumlahnya yang lebih besar daripada tarif, harga transfer internasional
biasanya lebih banyak didasarkan pada pajak penghasilan daripada tarif.
d) Pengendalian Devisa
Beberapa negara membatasi jumlah devisa yang tersedia untuk mengimpor beberapa
komoditas tertentu. Dalam kondisi ini, harga transfer yang lebih rendah memungkinkan
anak perusahaan untuk memasukkan komoditas tersebut dalam jumlah yang lebih
besar.
e) Akumulasi Dana
Perusahaan mungkin ingin mengakumulasikan dananya di satu negara tertentu
daripada di negara lain. Harga transfer adalah salah satu cara untuk mengalihkan dana
tersebut ke dalam atau ke luar negara tertentu.
f) Joint Venture

7
Perusahaan patungan satu negara dapat menekan harga transfer. Joint venture (usaha
patungan) memberikan komplikasi tambahan dalam harga transfer. Contohnya : Sebuah
perusahaan AS mempunyai operasi joint venture di Jepang dengan perusahaan lokal
Jepang. Jika induk perusahaan AS membebankan harga lebih tinggi bagi komponen
yang dikirimkan ke Jepang, mitra joint venture Jepang kemungkinan besar akan
menolak harga tersebut karena harga itu akan memperkecil laba operasinya dan
mengakibatkan bagian keuntungan dari mitra joint venture Jepang tersebut juga
semakin kecil.

2.3.3 Penggunaan Metode Harga Transfer


Metode harga transfer yang digunakan oleh sebuah perusahaan multinasional, adalah :
1) Metode Berbasis Biaya (Cost-Based Methods)
2) Metode Berbasis Pasar (Market-Based Methods)
3) Harga Negosiasi (Negociated Prices)

2.3.4 Pertimbangan Hukum


Hampir semua negara melakukan beberapa pembatasan pada fleksibilitas
perusahaan dalam menetapkan harga transfer untuk transaksi dengan anak-anak
perusahaan di luar negeri. Alasannya adalah untuk mencegah perusahaan multinasional
melakukan penghindaran pajak penghasilan di negara tuan rumah.
Saat ini, peraturan untuk Amerika Serikat pada dasarnya dipaparkan dalam Bagian
482 dari Internal Revenue Code (Undang-Undang Perpajakan AS). Umumnya, Bagian
482 mencoba untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi finansial antara unit-unit
dari:
 Wajib Pajak yang Sepengendali (Perusahaan yang dapat mengendalikan transaksi
yang terjadi antara pusat keuntungannya di dalam negeri dan luar negeri)
diselenggarakan seakan-akan unit-unit tersebut merupakan Wajib Pajak yang Tidak
sepengendali (Entitas independen yang melakukan transaksi satu sama lain secara
sesuai dengan prinsip ekonomi yang wajar).
Jika timbul perselisihan, Bagian 482 mengizinkan Internal Revenue Service
(Kantor Pajak AS) menghitung apa yang dianggap sebagai harga transfer yang paling
tepat, dan selanjutnya perusahaan menanggung beban untuk membuktikan bahwa harga
yang dihitung tersebut adalah tidak wajar. Hal ini berbeda dengan kebanyakan

8
ketetapan dari Internal Revenue Code yang memperkenankan perusahaan memilih apa
saja alternatif yang diizinkan yang diinginkannya dan meletakkan beban pembuktian
kepada IRS untuk memperlihatkan bahwa metode perusahaan tersebut tidak dapat
diterima.
Bagian 482 memberikan aturan-aturan untuk menentukan harga transfer pada
penjualan antar anggota dari kelompok yang sepengendali. Metode-metode harga antar
perusahaan sepengendali yang dapat diterima, disusun menurut prioritasnya dari yang
paling penting adalah sebagai berikut :
a) Metode Perbandingan dengan Harga Tidak Sepengendali (Comparable
Uncontrolled Price Method)
Harga yang wajar dapat dipastikan dari penjualan barang atau jasa yang dapat
diperbandingkan antara perusahaan multinasional dan pelanggan yang tidak memiliki
hubungan istimewa, atau antara dua perusahaan yang masing-masing tidak saling
memiliki hubungan istimewa.
Hal – hal yang dapat memengaruhi harga adalah antara lain : kualitas produk, syarat
penjualan, tingkat pasar, dan wilayah geografis di mana jenis barang tersebut dijual;
tetapi untuk diskon jumlah, penyisihan promosi dari kerugian khusus yang disebabkan
oleh perbedaan nilai tukar mata uang dan selisih kredit tidak diperhitungkan.
Harga yang lebih rendah dan bahkan penjualan di bawah harga penuh, diizinkan
dalam hal-hal tertentu seperti selama penetrasi sebuah pasar baru atau dalam
mempertahankan pasar yang ada di suatu wilayah tertentu.

Harga yang digunakan dalam penjualan


Harga Transfer = ± Penyesuaian
tidak sepengendali yang sebanding

Dalam penjualan sepengendali, transaksi yang terjadi adalah antara dua anggota
kelompok sepengendali. Dalam penjualan tidak sepengendali, salah satu pihak bukan
anggota kelompok sepengendali.

b) Metode Harga Jual Kembali (Resale Price Method)


Bila tidak ada penjualan yang dapat dibandingkan, metode berikutnya yang
diperbolehkan adalah metode harga jual kembali. Dalam metode ini, wajib pajak
bekerja mundur dari harga penjualan final pada saat kekayaan yang dibeli dari
perusahaan afiliasi dijual kembali dalam sebuah penjualan tidak sepengendali.

9
Harga jual kembali ini dikurangi dengan persentase keuntungan (markup) yang
semestinya berdasarkan penjualan tidak sepengendali oleh afiliasi yang sama atau oleh
penjual lain yang menjual barang yang sama di pasar yang dapat diperbandingkan.
Persentase markup dari pesaing dan rata-rata industri juga dapat membantu dalam
kaitannya dengan hal ini.
Peraturan meminta metode ini digunakan, jika :
1) Tidak tersedia penjualan tidak sepengendali yang sebanding.
2) Penjualan kembali dilakukan dalam jangka waktu yang wajar sebelum atau sesudah
pembelian antar perusahaan sepengendali.
3) Penjualan kembali tidak menambahkan nilai yang berarti kepada barang yang
bersangkutan dengan mengubahnya secara fisik, selain dari kemasan, label, dan
seterusnya, atau dengan penggunaan atau pemanfaatan aset tak berwujud (Intangible
Property).

Harga jual kembali Markup yang


Harga Transfer = - ± Penyesuaian
yang berlaku memadai

Harga jual kembali yang berlaku adalah harga di mana aktiva yang dibeli melalui
penjualan sepengendali, dijual kembali oleh pembeli dalam penjualan yang tidak
sepengendali.
 Markup Memadai = Harga jual kembali yang berlaku * Persentase markup yang
wajar.
 Persentase Markup Wajar = Persentase dari laba kotor (diekspresikan dalam
persentase dari penjualan) yang didapatkan oleh pembeli (atau penjual kembali) atau
pihak lain di dalam sebuah pembelian dan penjualan kembali yang tidak
sepengendali yang serupa dengan penjualan kembali sepengendali.

c) Metode Biaya-Plus (Cost-Plus Method)


Menurut metode ini, yang menjadi prioritas terendah di antara ketiga metode yang
diuraikan, titik awal untuk menentukan harga yang wajar adalah biaya untuk
memproduksi produk, dihitung menurut praktik akuntansi yang benar. Ke dalam biaya
ini ditambahkan laba kotor yang wajar yang dinyatakan dalam presentase tertentu dari
biaya dan didasarkan pada penjualan tidak sepengendali yang serupa yang dilakukan
oleh pihak penjual, atau penjual lain, atau tingkat yang berlaku untuk industri tersebut.

10
Markup yang
Harga Transfer = Biaya + ± Penyesuaian
memadai

 Markup Memadai = Biaya * Persentase laba kotor yang memadai.


 Persentase Laba Kotor yang Memadai = Persentase laba kotor (diekspresikan
dalam persentase dari biaya) yang diperoleh dari penjual kembali atau pihak lain
pada penjualan tidak sepengendali yang sama dengan penjualan sepengendali.

2.3.5 Implikasi dari UU No. 482


Dari sudut pandang pengendalian manajemen, terdapat 2 (dua) implikasi penting
dari UU No. 482, yang masing-masing dibahas di bawah ini :
1) Ruang Gerak dalam Harga Transfer
Meskipun terdapat pembatasan hukum terhadap fleksibilitas perusahaan dalam
menentukan harga transfer, masih terdapat cukup ruang gerak di dalam pembatasan ini.
Di banyak perusahaan multinasional terdapat perbedaan antara harga transfer yang
murni akan digunakan oleh manajemen hanya untuk tujuan pengendalian dan harga
tansfer yang secara hukum diperkenankan untuk meminimalkan akibat dari dampak
jumlah pajak dan tarif.
Dikarenakan terdapat sejumlah subjektivitas yang berkaitan dengan penerapan
Bagian 482 untuk banyak barang dan jasa, mungkin terdapat serangkaian harga transfer
yang diizinkan untuk jenis barang tertentu. Manajemen dapat meminimalkan jumlah
pajak penghasilan dan tarif dengan menetapkan harga transfer sejauh mungkin dari
ujung rangkaian yang memadai.

2) Pembatasan Hukum dalam Sistem Harga Transfer


Dalam situasi tertentu, pembatasan hukum dapat mendikte jenis-jenis harga transfer
yang harus ditetapkan. Pembatasan hukum dapat meminta digunakannya sistem harga
transfer tertentu, atau sebuah sistem transfer yang disukai untuk tidak digunakan.
Dalam situasi yang lain, pendekatan “full cost” yang implisit dalam Bagian 482 dapat
membatasi kemampuan perusahaan untuk mentransfer beberapa produk kurang dari full
cost nya. Contoh : Departemen pemasaran ingin memperkenalkan produk baru dalam

11
pasar pada harga yang lebih rendah dari harga normalnya, bahkan mungkin tidak cukup
tinggi untuk menutupi full cost nya.

2.3.6 Kepentingan Minoritas


Ketika kepentingan minoritas ikut terlibat, fleksibilitas manajemen puncak dalam
mendistribusikan laba antara anak-anak perusahaan dapat sangat dibatasi karena pihak
minoritas mempunyai hak hukum untuk memperoleh pembagian yang adil dari laba
perusahaan. Dalam kasus ini, anak perusahaan harus sebisa mungkin melakukan
transaksi secara wajar.

2.4 Nilai Tukar Mata Uang


Arus kas dari sebuah perusahaan domestik dinominasikan dalam dollar, dan pada
suatu waktu tertentu, setiap dollar mempunyai nilai yang sama dengan nilai dollar
lainnya. Sebaliknya, arus kas perusahaan multinasional didenominasikan dalam beberapa
mata uang di mana nilai setiap mata uang relatif kepada nilai dollar akan berbeda seiring
dengan perbedaan waktu.
Variasi ini memperumit masalah pengukuran kinerja anak perusahaan dan para
manajernya. Lebih spesifik lagi, perusahaan multinasional memiliki eksposur akibat
translasi, transaksi dan ekonomi perubahan nilai tukar.

2.4.1 Nilai Tukar


Nilai tukar adalah harga dari sebuah mata uang jika dibandingkan dengan mata
uang yang lainnya. Hal ini dapat dinyatakan baik sebagai jumlah unit dari mata uang
negara induk perusahaan yang diperlukan untuk membeli satu unit mata uang asing
(Penawaran langsung) atau sejumlah unit mata uang asing yang diperlukan untuk
membeli satu unit mata uang induk perusahaan (Penawaran tidak langsung).
 Nilai tukar yang biasanya ditawarkan disebut nilai tukar nominal.
 Nilai tukar spot adalah nilai tukar nominal yang berlaku pada satu hari tertentu.
 Nilai tukar riil adalah nilai tukar spot setelah penyesuaiaan perbedaan inflasi antara
dua negara yang dihitung.
 Nilai tukar forward adalah nilai tukar hari ini yang dapat digunakan menjadi dasar
penyelesaian suatu transaksi yang terjadi di suatu waktu di masa depan.

12
Apabila menggunakan penawaran langsung, jika jumlah dollar yang dibutuhkan
untuk membeli satu unit mata uang asing mengalami kenaikan, maka dollar tersebut
dikatakan telah mengalami depresiasi relatif terhadap mata uang asing; sedangkan
peristiwa kebalikannya disebut dengan apresiasi.

2.4.2 Berbagai Jenis Eksposur Nilai Tukar


1) Eksposur Translasi atas nilai tukar adalah eksposur dari neraca dan laporan laba rugi
perusahaan multinasional terhadap perubahan yang terjadi di dalam nilai tukar
nominal. Hal ini dikarenakan adanya fakta bahwa perusahaan multinasional harus
mengonsolidasikan pembukuan mereka dalam satu mata uang (biasanya mata uang
negara induk perusahaan), meskipun arus kas mereka didenominasi dalam banyak
mata uang.
2) Eksposur Transaksi adalah eksposur nilai tukar yang dimiliki oleh perusahaan untuk
transaksi-transaksi antar negaranya ketika transaksi semacam itu dicatat hari ini,
tetapi penyelesaian pembayarannya dilaksanakan di kemudian hari. Selama masa di
mana pembayaran atau komitmen penerimaannya masih belum dilakukan, nilai tukar
nominal dapat berubah dan menimbulkan adanya resiko pada nilai dari transaksi.
Contoh transaksi semacam ini termasuk piutang, kewajiban dan utang atau
pembayaran bunga yang belum dilaksanakan dalam mata uang asing.
3) Eksposur Ekonomi adalah eksposur nilai tukar atas arus kas perusahaan terhadap
perubahan nilai tukar riil. Eksposur ekonomi juga disebut eksposur operasional atau
eksposur kompetitif terhadap nilai tukar.

2.4.3 Pilihan Metrik dalam Evaluasi Kerja


Dalam survei di perusahaan-perusahaan multinasional, Choi dan Czechowicz
menemukan bahwa hampir semua responden memiliki sistem evaluasi performa kinerja
yang membandingkan aktual terhadap anggaran nya dalam menilai kinerja anak
perusahaan.
Pada dasarnya, terdapat 3 (tiga) kemungkinan pemilihan metrik dalam penetapan
dan pelacakan anggaran :
1) Nilai tukar yang berlaku pada saat anggaran ditentukan (Nilai tukar awal).
2) Nilai tukar yang diproyeksikan pada saat anggaran ditentukan (Nilai tukar yang
diproyeksikan).

13
3) Nilai tukar aktual yang berlaku pada saat anggaran dilacak (Nilai tukar akhir).

Terdapat 9 (sembilan) kemungkinan kombinasi metrik dalam menentukan dan


melacak anggaran seperti yang terlihat dalam gambar berikut ini.

Menelusuri Anggaran
Awal Proyeksi Akhir
Awal 1 2 3
Mempersiapkan
Proyeksi 4 5 6
Anggaran
Akhir 7 8 9

Meskipun demikian, tidak semua 9 sel tersebut layak dipergunakan; hanya 5 sel
yang diberi garis bawah yang layak. Yang jelas-jelas layak terdiri dari 3 sel di mana
anggaran ditetapkan dan dilacak dengan menggunakan metrik yang sama (awal ke
awal, sel 1; proyeksi ke proyeksi, sel 5; akhir ke akhir, sel 9). Demikian pula, bila kita
menetapkan anggaran dengan menggunakan nilai tukar awal dan melacaknya dengan
menggunakan nilai tukar akhir (sel 3), dan menentukan dengan menggunakan nilai
tukar proyeksi dan melacak pada nilai tukar akhir (sel 6). Bagaimanapun, tidaklah logis
jika menetapkan anggaran pada nilai tukar akhir dan melacak aktualnya dengan
menggunakan nilai tukar awal atau nilai tukar proyeksi (mengesampingkan sel 7 dan
8). Begitu pula memproyeksikan nilai tukar dalam menetapkan anggaran dan kemudian
melacaknya dengan nilai tukar yang berlaku di awal (mengesampingkan sel 4).

2.4.4 Efek Translasi


Dalam contoh berikut, jika anggaran dilacak dengan menggunakan metrik yang
sama sebagaimana anggaran ditetapkan (FF10/$), maka anak perusahaan akan terlihat
telah menghasilkan $1. Alternatifnya, jika anggaran pada akhir ditetapkan kembali
dengan nilai tukar akhir sebesar FF11/$, anak perusahaan hanya dapat mengharapkan
telah menghasilkan laba sebesar $0,91.
Jadi, jika metrik yang sama dipergunakan untuk menetapkan dan melacak
anggaran, maka pilihan metrik yang diambil (Apakah mata uang lokal / mata uang
asing; apakah nilai tukar awal, proyeksi, atau akhir) bukanlah sesuatu yang relevan;
kinerja yang dihasilkan akan merefleksikan kinerja operasi dari manajer, yang
independen terhadap dampak translasi.

14
Gambar Anggaran dan Aktual untuk Neraca Anak Perusahaan
(Nilai Tukar Awal : FF10/$; Nilai Tukar Akhir : FF11/$)
Anggaran Aktual
Keterangan
FF $ FF $
Pendapatan 100 10 100 9,09
Laba 10 1 10 0,91
Akan tetapi, induk perusahaan akan menderita kerugian “translasi” pada akhir
tahun. Induk perusahaan tidak memiliki kendali atas pergerakan nilai tukar tersebut.
Jika mereka menggunakan laba atau rugi akibat translasi di dalam mengevaluasi kinerja
manajer anak perusahaan, maka akan timbul beberapa masalah :
1) Hal ini akan membuat manajer anak perusahaan bertanggung jawab terhadap faktor-
faktor yang berada di luar kendali mereka;
2) Hal ini tidak akan menghilangkan adanya laba atau rugi akibat translasi;
3) Hal ini tidak memperhitungkan jenis eksposur nilai tukar lain yang dihadapi oleh
anak perusahaan;
4) Hal ini akan mengacaukan kinerja manajer dan anak perusahaan.
Ketika perusahaan memberikan laporannya kepada para pemegang saham, mereka
harus mengonsolidasikan angka-angka akuntansi dari induk perusahaan. Laba dan rugi
akibat translasi yang ditimbulkan dari konversi neraca dan laporan laba rugi anak
perusahaan di luar negeri ke dalam unit moneter dari induk perusahaan seharusnya
tidak memengaruhi evaluasi kinerja dari manajer anak perusahaan

2.4.5 Eksposur Ekonomi


Dalam unit seimbang, nilai tukar hanya akan mengakibatkan efek translasi.
Namun, ketika anak perusahaan memiliki transaksi antar negara, mereka juga akan
menjadi subjek dari eksposur ekonomi. Sebuah sistem pengendalian yang secara efektif
menangani eksposur ekonomi, memiliki perbedaan cara yang fundamental dari yang
telah diuraikan dalam eksposur translasi.
Dalam eksposur ekonomi, hal ini merupakan suatu hal yang tepat bagi sistem
pengendalian untuk mengevaluasi manajer anak perusahaan atas keputusan-keputusan
yang seharusnya memungkinkan anak perusahaan merespons perubahan yang terjadi
pada nilai tukar riil. Ini akan dijelaskan bagaimana ini dapat dilakukan dengan

15
mempertimbangkan 2 (dua) tipe generik dari anak perusahaan dalam perusahaan
multinasional, yaitu :
a) Importir Murni adalah anak perusahaan yang menjual sebagian besar produknya di
dalam negaranya sendiri, tetapi mengimpor sebagian besar barang mentahnya dari
luar negeri (baik itu dari anak perusahaan lain atau dari perusahaan luar).
b) Eksportir Murni adalah anak perusahaan yang menjual kebanyakan produknya
keluar negeri (baik kepada anak perusahaan lain atau dari perusahaan luar lainnya);
tetapi membeli sebagian besar bahan mentahnya di dalam negara tersebut.

Seperti yang ditunjukkan oleh contoh berikut ini, dalam terjadi pergerakan nilai
tukar, anak perusahaan tersebut tidak hanya akan menghadapi efek translasi, tetapi juga
efek “ketergantungan” yang diakibatkan oleh perubahan nilai tukar.
Eksportir murni melampaui anggaran (baik dalam $ maupun FF, baik dari segi
sasaran laba maupun margin nya), unit yang seimbang menunjukkan kinerja yang kira-
kira menyamai tingkat anggaran (mencapai sasaran laba dalam FF, tetapi sedikit rendah
dalam $; mencapai sasaran margin untuk kedua jenis mata uang tersebut), dan importer
murni tidak mencapai anggaran (baik dalam $ maupun FF, nilai laba dan margin).

2.4.6 Efek Transaksi


Pendekatan mendasar dalam menangani eksposur transaksi adalah dengan
menggunakan strategi lindung nilai mata uang asing yang tepat. Lindung nilai
(hedging) adalah transaksi-transaksi yang dapat menurunkan kemungkinan risiko yang
berhubungan dengan arus kas di masa depan. Dalam prosesnya, perusahaan yang
membeli instrumen lindung nilai mengalihkan risiko kepada entitas yang menjual
instrumen tersebut, biasanya adalah bank komersial dalam kasus untuk pasar valuta.
Tentunya sudah pasti jasa semacam itu membutuhkan biaya.
Lindung nilai adalah praktik yang berlaku umum di banyak perusahaan. Sebagai
contoh, kapan saja perusahaan membeli asuransi, secara tidak langsung perusahaan
tersebut tengah melakukan transaksi lindung nilai internasional, dan hal itu
dipergunakan sebagai cara untuk mengatasi efek eksposur transaksi. Untuk
memberikan ilustrasi yang sederhana : jika sebuah perusahaan Amerika menjual
produknya kepada perusahaan Prancis dengan harga yang dinyatakan dalam franc
Prancis, ia dapat secara bersamaan membeli hak untuk membeli franc Prancis dengan

16
nilai tukar yang sama seperti jika terjadi pada tanggal di masa depan di mana
piutangnya akan jatuh tempo.
Jika perusahaan tersebut mengalami rugi transaksi di dalam penjualan, ia akan
mendapatkan keuntungan yang sama melalui lindung nilai. Teknik lindung nilai yang
lain meliputi penggunaan pasar opsi dan menyamakan aktiva/pasiva dan
pendapatan/pengeluaran dengan mata uang yang sama. Teknik lindung nilai yang
umum, menggunakan pasar transaksi forward dan masa depan, juga pasar opsi valuta
asing.

2.4.7 Kinerja Anak Perusahaan


Sejauh ini, kita telah mengusulkan bahwa adalah penting untuk membedakan
antara kinerja ekonomi anak perusahaan dan kinerja manajernya, dan pedoman-
pedoman yang dibicarakan atas semata-mata hanya menangani pengisolasian dampak
nilai tukar terhadap kinerja manajer anak perusahaan. Hal ini penting untuk disadari
bahwa kinerja ekonomi anak perusahaan itu sendiri harus merefleksikan akibat-akibat
negatif atau positif atas eksposur translasi, eksposur transaksi, dan eksposur ekonomi.

2.4.8 Pertimbangan Manajemen


Dalam mendesain sistem evaluasi kinerja anak perusahaan multinasional,
perusahaan dapat mengunakan pedoman-pedoman berikut ini :
 Para manajer anak perusahaan seharusnya tidak dianggap bertanggung jawab terhadap
efek translasi. Cara termudah untuk mencapai tujuan ini adalah membandingkan
anggaran dengan hasil aktual dengan menggunakan metrik yang sama dan
mengisolasi efek yang berhubungan dengan inflasi melalui analisis varians. Tak ada
gunanya bagi para manajer untuk khawatir tentang metrik yang tepat. Perusahaan
multinasional hendaknya memilih metrik apa saja yang ia anggap lebih mudah untuk
digunakan.
 Efek transaksi paling baik ditangani melalui koordinisasi terpusat dari kebutuhan
lindung nilai perusahaan multinasional secara keseluruhan. Hal ini kemungkinan
besar akan jauh lebih murah dan sederhana, dan dapat mencegah manajer anak
perusahaan menjadi peramal dan spekulan nilai tukar.
 Manajer anak perusahaan harus bertanggung jawab terhadap efek ketergantungan dari
nilai tukar yang diakibatkan oleh eksposur ekonomi.

17
 Evaluasi anak perusahaan sebagai basis dari pengambilan keputusan untuk
menentukan lokasi operasi di sebuah negara atau merelokasi operasi dari sebuah
negara seharusnya merefleksikan konsekuensi-konsekuensi dari adanya eksposur
translasi, eksposur transaksi, dan eksposur ekonomi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari pembahasan materi organisasi
multinasional ini, yaitu :
1) Perbedaan budaya antar negara merupakan variabel kontekstual yang penting yang
mempengaruhi pengendalian manajemen di dalam sebuah perusahaan multinasional.
Budaya dibedakan dari jangkauan kekuasaan, individualisme/kolektivisme,
bagaimana negara tersebut menghindari ketidakpastian, dan maskulinitas/feminitas-
nya. Kebudayaan juga berbeda satu sama lain dalam spektrum yang dimulai dari
”budaya berkonteks rendah” sampai ke ”budaya berkonteks tinggi”.
2) Dalam perusahaan multinasional, dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan untuk
memperoleh harga transfer, yaitu perpajakan, peraturan pemerintah, tarif,
pengendalian nilai tukar luar negeri, akumulasi dana, dan joint venture.
3) Nilai tukar adalah harga dari sebuah mata uang jika dibandingkan dengan mata uang
yang lainnya. Perbedaan nilai tukar mata uang antara induk dan anak perusahaan
menghasilkan sebuah evaluasi atas kinerja ekonomi anak perusahaan sebaiknya
menggabungkan konsekuensi negatif dan positif dari eksposur translasi, transaksi,
18
dan ekonomi. Akan tetapi, selagi mengevaluasi kinerja manajer yang berwenang dari
anak perusahaan, efek dari eksposur translasi dan eksposur transaksi harus
dihilangkan; meskipun demikian, manajer anak perusahaan harus dapat
mempertanggung-jawabkan efek-efek ketergantungan dari nilai tukar yang
diakibatkan oleh eksposur ekonomi.

3.2 Saran
1) Para eksekutif di dalam organisasi multinasional harus memahami dan menghormati
perbedaan budaya dan menyesuaikan pengendalian manajemen antar negara.
Diharapkan antara induk dengan anak perusahaan dapat menjalin hubungan baik agar
mengerti bagaimana kondisi dan situasi masing-masing negara.
2) Penetapan harga transfer sebaiknya berdasarkan peraturan yang berlaku, mengacu
pada pertimbangan-pertimbangan yang sudah disebutkan di atas, juga harus
disesuaikan apakah harga transfer tersebut untuk digunakan sebagai tujuan
pengendalian.
3) Menyikapi perbedaan nilai tukar mata uang harus dilihat dari jenis eksposur nilai
tukar dan dalam memahami perusahaan multinasional, diperlukan pemilihan
penggunaan metrik yang berbeda untuk menyiapkan anggaran anak perusahaan dan
melaporkan kinerja aktual yang akan memiliki berbagai jenis risiko.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anthony, N. Robert & Govindarajan, Vijay. 2011. Sistem Pengendalian Manajemen. Jilid 2.
Tangerang: Karisma Publishing Group.

Anthony, N. Robert & Govindarajan, Vijay. 2005. Management Control System. Jakarta:
Salemba Empat.

http://ekarahma17.blogspot.com/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

20

Anda mungkin juga menyukai