Bab 2 SPM
Bab 2 SPM
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam melakukan penulisan makalah ini, yaitu :
1) Memahami pengertian dari organisasi multinasional.
2) Mengetahui perbedaan budaya dapat mempengaruhi organisasi multinasional.
3) Mengetahui harga transfer dapat mempengaruhi organisasi multinasional.
4) Mengetahui nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi organisasi multinasional.
2
BAB II
ISI
3
Oleh sebab itu, peluang untuk ke luar negeri cukup besar untuk pelatihan ataupun
penambahan pekerja di negara lainnya.
2) Pendapatan yang Lebih Tinggi
Hal ini yang membuat banyak orang memilih perusahaan multinasional, karena
perusahaan multinasional menawarkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan lainnya. Tidak hanya gaji, perusahaan ini pun memiliki fasilitas yang lebih
dibandingkan dengan perusahaan swasta ataupun nasional lainnya.
3) Deskripsi Pekerjaan Lebih Jelas
Deskripsi pekerjaan yang diberikan perusahaan multinasioanal lebih jelas atau tidak
tumpang tindih, sehingga kita merasa nyaman dalam bekerja.
Perusahaan multinasional sebagai pengaruh globalisasi di abad ini tidak akan pernah
bisa dihindari, sebab selain banyak dikecam juga tidak salah kiranya disebutkan
memberikan manfaat yang berguna bagi kesejahteraan bangsa.
4
Merujuk kepada sejauh mana kekuasaan didistribusikan dan dipusatkan secara
tidak seimbang. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang tinggi termasuk Filipina,
Venezuela, dan Meksiko. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang rendah
termasuk Israel, Denmark, dan Austria.
2) Individualisme / Kolektivisme (Individualism / Collectivism)
Merujuk kepada sejauh mana seseorang mendefinisikan dirinya sendiri sebagai
seorang individu atau sebagai bagian dari kelompok yang lebih besar. Budaya
individualistik yang tinggi termasuk Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Budaya
kolektivitas yang tinggi termasuk Saudi Arabia, Venezuela, dan Peru.
3) Menghindari Ketidakpastian (Uncertainty Avoidance)
Merujuk sampai sejauh mana seseorang akan merasa terancam oleh situasi yang
tidak menentu. Budaya penghindaran ketidakpastian tertinggi termasuk Jepang,
Portugal, dan Yunani. Budaya penghindaran ketidakpastian terendah termasuk
Singapura, Hongkong, dan Denmark.
4) Maskulinitas / Feminitas (Masculinity / Feminity)
Merujuk kepada sampai sejauh apakah pengaruh yang dimiliki oleh salah satu
dari kedua nilai dominan tersebut berupa penekanan ketegasan dan materialisme
(maskulin) versus perhatian pada orang lain dan kualitas hidup (feminin). Budaya
dengan maskulin tinggi termasuk Austria, Swiss, dan Halia. Budaya feminin tinggi
termasuk Swedia, Norwegia, Belanda, dan Swiss.
Skema klasifikasi lain diusulkan oleh Hall.
Menurut pendapatnya, kebudayaan berbeda satu sama lain dalam spektrum yang
dimulai dari :
1) “Budaya Berkonteks Rendah”, adalah di mana orang langsung melaksanakan
bisnisnya dan bernegosiasi se-efisien mungkin. Contoh dari budaya berkonteks
rendah termasuk Jerman, Swiss, Skandinavia, Amerika Utara, dan Inggris.
2) “Budaya Berkonteks Tinggi”, adalah di mana orang berusaha membangun
hubungan pribadi sebelum melakukan bisnis dan negosiasi berjalan dengan
lambat dan bersifat ritual. Contoh dari budaya berkonteks tinggi termasuk China,
Korea, Jepang, dan Saudi Arabia.
Beberapa kesimpulan dapat ditarik tentang jenis sistem perencanaan dan sistem
pengendalian yang akan lebih efektif di dalam budaya yang berbeda. Pada budaya
individualistis, pegawai mungkin lebih menyukai imbalan berdasarkan prestasi
5
individu, sedangkan imbalan yang berdasarkan kelompok mungkin lebih disukai oleh
pegawai dalam budaya kebersamaan.
Dalam budaya dengan jangkauan kekuasaan yang rendah, desentralisasi dalam
pengambilan keputusan dan kesempatan berpartisipasi yang lebih besar pada penyiapan
anggaran mungkin lebih disukai. Adapun hal yang sebaiknya mungkin berlaku di dalam
budaya dengan jangkauan kekuasaan yang tinggi. Evaluasi kinerja subjektif akan lebih
efektif pada budaya penghindaran ketidakpastian yang rendah daripada yang tinggi.
Sistem perencanaan dan pengendalian formal akan diterima lebih baik dalam budaya
berkonteks rendah, sedangkan di dalam budaya berkonteks tinggi, membangun
keakraban dan kepercayaan antarpersonal dirasakan sangat penting sehingga
pengendalian secara informal kemungkinan besar akan lebih efektif.
Jadi, kesimpulannya adalah para eksekutif di dalam organisasi multinasional harus
memahami dan menghormati perbedaan budaya serta menyesuaikan pengendalian
manajemen antar negara.
6
mengurangi jumlah pajak penghasilan perusahaan yang digabungkan dari seluruh
dunia. Perbedaan sistem dan tarif pajak penghasilan ini dapat digunakan mengalihkan
kekayaan.
b) Peraturan Pemerintah
Peraturan pemerinntah diperlukan untuk mengatur penetapan harga transfer. Jika
tidak diatur oleh pemerintah, perusahaan akan menetapkan harga transfer untuk
meminimalkan laba kena pajak di negara-negara dengan tingkat pajak penghasilan yang
tinggi. Namun demikian, otoritas pajak pemerintah menyadari adanya kemungkinan ini
dan mengeluarkan peraturan yang menentukan bagaimana harga transfer dapat
dihitung.
c) Tarif
Tarif sering kali dipungut berdasarkan persentase tertentu dari nilai impor suatu
produk. Semakin rendah harganya, semakin rendah pula tarif yang akan dikenakan.
Timbulnya tarif biasanya memiliki hubungan terbalik dengan timbulnya pajak
pendapatan di dalam harga transfer. Meskipun tarif untuk barang-barang yang
dikirimkan ke suatu negara tertentu akan lebih rendah jika harga transfernya juga
rendah, keuntungan yang dicatat di negara itu dan karenanya pajak penghasilan lokal
atas laba akan ikut tinggi.
Jadi, efek bersih dari faktor-faktor ini harus ikut diperhitungkan dalam menentukan
harga transfer yang tepat. Besarnya tarif akan menentukan harga transfer dan
berlawanan dengan tarif pajak penghasilan. Karena pajak penghasilan umumnya
memiliki jumlahnya yang lebih besar daripada tarif, harga transfer internasional
biasanya lebih banyak didasarkan pada pajak penghasilan daripada tarif.
d) Pengendalian Devisa
Beberapa negara membatasi jumlah devisa yang tersedia untuk mengimpor beberapa
komoditas tertentu. Dalam kondisi ini, harga transfer yang lebih rendah memungkinkan
anak perusahaan untuk memasukkan komoditas tersebut dalam jumlah yang lebih
besar.
e) Akumulasi Dana
Perusahaan mungkin ingin mengakumulasikan dananya di satu negara tertentu
daripada di negara lain. Harga transfer adalah salah satu cara untuk mengalihkan dana
tersebut ke dalam atau ke luar negara tertentu.
f) Joint Venture
7
Perusahaan patungan satu negara dapat menekan harga transfer. Joint venture (usaha
patungan) memberikan komplikasi tambahan dalam harga transfer. Contohnya : Sebuah
perusahaan AS mempunyai operasi joint venture di Jepang dengan perusahaan lokal
Jepang. Jika induk perusahaan AS membebankan harga lebih tinggi bagi komponen
yang dikirimkan ke Jepang, mitra joint venture Jepang kemungkinan besar akan
menolak harga tersebut karena harga itu akan memperkecil laba operasinya dan
mengakibatkan bagian keuntungan dari mitra joint venture Jepang tersebut juga
semakin kecil.
8
ketetapan dari Internal Revenue Code yang memperkenankan perusahaan memilih apa
saja alternatif yang diizinkan yang diinginkannya dan meletakkan beban pembuktian
kepada IRS untuk memperlihatkan bahwa metode perusahaan tersebut tidak dapat
diterima.
Bagian 482 memberikan aturan-aturan untuk menentukan harga transfer pada
penjualan antar anggota dari kelompok yang sepengendali. Metode-metode harga antar
perusahaan sepengendali yang dapat diterima, disusun menurut prioritasnya dari yang
paling penting adalah sebagai berikut :
a) Metode Perbandingan dengan Harga Tidak Sepengendali (Comparable
Uncontrolled Price Method)
Harga yang wajar dapat dipastikan dari penjualan barang atau jasa yang dapat
diperbandingkan antara perusahaan multinasional dan pelanggan yang tidak memiliki
hubungan istimewa, atau antara dua perusahaan yang masing-masing tidak saling
memiliki hubungan istimewa.
Hal – hal yang dapat memengaruhi harga adalah antara lain : kualitas produk, syarat
penjualan, tingkat pasar, dan wilayah geografis di mana jenis barang tersebut dijual;
tetapi untuk diskon jumlah, penyisihan promosi dari kerugian khusus yang disebabkan
oleh perbedaan nilai tukar mata uang dan selisih kredit tidak diperhitungkan.
Harga yang lebih rendah dan bahkan penjualan di bawah harga penuh, diizinkan
dalam hal-hal tertentu seperti selama penetrasi sebuah pasar baru atau dalam
mempertahankan pasar yang ada di suatu wilayah tertentu.
Dalam penjualan sepengendali, transaksi yang terjadi adalah antara dua anggota
kelompok sepengendali. Dalam penjualan tidak sepengendali, salah satu pihak bukan
anggota kelompok sepengendali.
9
Harga jual kembali ini dikurangi dengan persentase keuntungan (markup) yang
semestinya berdasarkan penjualan tidak sepengendali oleh afiliasi yang sama atau oleh
penjual lain yang menjual barang yang sama di pasar yang dapat diperbandingkan.
Persentase markup dari pesaing dan rata-rata industri juga dapat membantu dalam
kaitannya dengan hal ini.
Peraturan meminta metode ini digunakan, jika :
1) Tidak tersedia penjualan tidak sepengendali yang sebanding.
2) Penjualan kembali dilakukan dalam jangka waktu yang wajar sebelum atau sesudah
pembelian antar perusahaan sepengendali.
3) Penjualan kembali tidak menambahkan nilai yang berarti kepada barang yang
bersangkutan dengan mengubahnya secara fisik, selain dari kemasan, label, dan
seterusnya, atau dengan penggunaan atau pemanfaatan aset tak berwujud (Intangible
Property).
Harga jual kembali yang berlaku adalah harga di mana aktiva yang dibeli melalui
penjualan sepengendali, dijual kembali oleh pembeli dalam penjualan yang tidak
sepengendali.
Markup Memadai = Harga jual kembali yang berlaku * Persentase markup yang
wajar.
Persentase Markup Wajar = Persentase dari laba kotor (diekspresikan dalam
persentase dari penjualan) yang didapatkan oleh pembeli (atau penjual kembali) atau
pihak lain di dalam sebuah pembelian dan penjualan kembali yang tidak
sepengendali yang serupa dengan penjualan kembali sepengendali.
10
Markup yang
Harga Transfer = Biaya + ± Penyesuaian
memadai
11
pasar pada harga yang lebih rendah dari harga normalnya, bahkan mungkin tidak cukup
tinggi untuk menutupi full cost nya.
12
Apabila menggunakan penawaran langsung, jika jumlah dollar yang dibutuhkan
untuk membeli satu unit mata uang asing mengalami kenaikan, maka dollar tersebut
dikatakan telah mengalami depresiasi relatif terhadap mata uang asing; sedangkan
peristiwa kebalikannya disebut dengan apresiasi.
13
3) Nilai tukar aktual yang berlaku pada saat anggaran dilacak (Nilai tukar akhir).
Menelusuri Anggaran
Awal Proyeksi Akhir
Awal 1 2 3
Mempersiapkan
Proyeksi 4 5 6
Anggaran
Akhir 7 8 9
Meskipun demikian, tidak semua 9 sel tersebut layak dipergunakan; hanya 5 sel
yang diberi garis bawah yang layak. Yang jelas-jelas layak terdiri dari 3 sel di mana
anggaran ditetapkan dan dilacak dengan menggunakan metrik yang sama (awal ke
awal, sel 1; proyeksi ke proyeksi, sel 5; akhir ke akhir, sel 9). Demikian pula, bila kita
menetapkan anggaran dengan menggunakan nilai tukar awal dan melacaknya dengan
menggunakan nilai tukar akhir (sel 3), dan menentukan dengan menggunakan nilai
tukar proyeksi dan melacak pada nilai tukar akhir (sel 6). Bagaimanapun, tidaklah logis
jika menetapkan anggaran pada nilai tukar akhir dan melacak aktualnya dengan
menggunakan nilai tukar awal atau nilai tukar proyeksi (mengesampingkan sel 7 dan
8). Begitu pula memproyeksikan nilai tukar dalam menetapkan anggaran dan kemudian
melacaknya dengan nilai tukar yang berlaku di awal (mengesampingkan sel 4).
14
Gambar Anggaran dan Aktual untuk Neraca Anak Perusahaan
(Nilai Tukar Awal : FF10/$; Nilai Tukar Akhir : FF11/$)
Anggaran Aktual
Keterangan
FF $ FF $
Pendapatan 100 10 100 9,09
Laba 10 1 10 0,91
Akan tetapi, induk perusahaan akan menderita kerugian “translasi” pada akhir
tahun. Induk perusahaan tidak memiliki kendali atas pergerakan nilai tukar tersebut.
Jika mereka menggunakan laba atau rugi akibat translasi di dalam mengevaluasi kinerja
manajer anak perusahaan, maka akan timbul beberapa masalah :
1) Hal ini akan membuat manajer anak perusahaan bertanggung jawab terhadap faktor-
faktor yang berada di luar kendali mereka;
2) Hal ini tidak akan menghilangkan adanya laba atau rugi akibat translasi;
3) Hal ini tidak memperhitungkan jenis eksposur nilai tukar lain yang dihadapi oleh
anak perusahaan;
4) Hal ini akan mengacaukan kinerja manajer dan anak perusahaan.
Ketika perusahaan memberikan laporannya kepada para pemegang saham, mereka
harus mengonsolidasikan angka-angka akuntansi dari induk perusahaan. Laba dan rugi
akibat translasi yang ditimbulkan dari konversi neraca dan laporan laba rugi anak
perusahaan di luar negeri ke dalam unit moneter dari induk perusahaan seharusnya
tidak memengaruhi evaluasi kinerja dari manajer anak perusahaan
15
mempertimbangkan 2 (dua) tipe generik dari anak perusahaan dalam perusahaan
multinasional, yaitu :
a) Importir Murni adalah anak perusahaan yang menjual sebagian besar produknya di
dalam negaranya sendiri, tetapi mengimpor sebagian besar barang mentahnya dari
luar negeri (baik itu dari anak perusahaan lain atau dari perusahaan luar).
b) Eksportir Murni adalah anak perusahaan yang menjual kebanyakan produknya
keluar negeri (baik kepada anak perusahaan lain atau dari perusahaan luar lainnya);
tetapi membeli sebagian besar bahan mentahnya di dalam negara tersebut.
Seperti yang ditunjukkan oleh contoh berikut ini, dalam terjadi pergerakan nilai
tukar, anak perusahaan tersebut tidak hanya akan menghadapi efek translasi, tetapi juga
efek “ketergantungan” yang diakibatkan oleh perubahan nilai tukar.
Eksportir murni melampaui anggaran (baik dalam $ maupun FF, baik dari segi
sasaran laba maupun margin nya), unit yang seimbang menunjukkan kinerja yang kira-
kira menyamai tingkat anggaran (mencapai sasaran laba dalam FF, tetapi sedikit rendah
dalam $; mencapai sasaran margin untuk kedua jenis mata uang tersebut), dan importer
murni tidak mencapai anggaran (baik dalam $ maupun FF, nilai laba dan margin).
16
nilai tukar yang sama seperti jika terjadi pada tanggal di masa depan di mana
piutangnya akan jatuh tempo.
Jika perusahaan tersebut mengalami rugi transaksi di dalam penjualan, ia akan
mendapatkan keuntungan yang sama melalui lindung nilai. Teknik lindung nilai yang
lain meliputi penggunaan pasar opsi dan menyamakan aktiva/pasiva dan
pendapatan/pengeluaran dengan mata uang yang sama. Teknik lindung nilai yang
umum, menggunakan pasar transaksi forward dan masa depan, juga pasar opsi valuta
asing.
17
Evaluasi anak perusahaan sebagai basis dari pengambilan keputusan untuk
menentukan lokasi operasi di sebuah negara atau merelokasi operasi dari sebuah
negara seharusnya merefleksikan konsekuensi-konsekuensi dari adanya eksposur
translasi, eksposur transaksi, dan eksposur ekonomi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari pembahasan materi organisasi
multinasional ini, yaitu :
1) Perbedaan budaya antar negara merupakan variabel kontekstual yang penting yang
mempengaruhi pengendalian manajemen di dalam sebuah perusahaan multinasional.
Budaya dibedakan dari jangkauan kekuasaan, individualisme/kolektivisme,
bagaimana negara tersebut menghindari ketidakpastian, dan maskulinitas/feminitas-
nya. Kebudayaan juga berbeda satu sama lain dalam spektrum yang dimulai dari
”budaya berkonteks rendah” sampai ke ”budaya berkonteks tinggi”.
2) Dalam perusahaan multinasional, dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan untuk
memperoleh harga transfer, yaitu perpajakan, peraturan pemerintah, tarif,
pengendalian nilai tukar luar negeri, akumulasi dana, dan joint venture.
3) Nilai tukar adalah harga dari sebuah mata uang jika dibandingkan dengan mata uang
yang lainnya. Perbedaan nilai tukar mata uang antara induk dan anak perusahaan
menghasilkan sebuah evaluasi atas kinerja ekonomi anak perusahaan sebaiknya
menggabungkan konsekuensi negatif dan positif dari eksposur translasi, transaksi,
18
dan ekonomi. Akan tetapi, selagi mengevaluasi kinerja manajer yang berwenang dari
anak perusahaan, efek dari eksposur translasi dan eksposur transaksi harus
dihilangkan; meskipun demikian, manajer anak perusahaan harus dapat
mempertanggung-jawabkan efek-efek ketergantungan dari nilai tukar yang
diakibatkan oleh eksposur ekonomi.
3.2 Saran
1) Para eksekutif di dalam organisasi multinasional harus memahami dan menghormati
perbedaan budaya dan menyesuaikan pengendalian manajemen antar negara.
Diharapkan antara induk dengan anak perusahaan dapat menjalin hubungan baik agar
mengerti bagaimana kondisi dan situasi masing-masing negara.
2) Penetapan harga transfer sebaiknya berdasarkan peraturan yang berlaku, mengacu
pada pertimbangan-pertimbangan yang sudah disebutkan di atas, juga harus
disesuaikan apakah harga transfer tersebut untuk digunakan sebagai tujuan
pengendalian.
3) Menyikapi perbedaan nilai tukar mata uang harus dilihat dari jenis eksposur nilai
tukar dan dalam memahami perusahaan multinasional, diperlukan pemilihan
penggunaan metrik yang berbeda untuk menyiapkan anggaran anak perusahaan dan
melaporkan kinerja aktual yang akan memiliki berbagai jenis risiko.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, N. Robert & Govindarajan, Vijay. 2011. Sistem Pengendalian Manajemen. Jilid 2.
Tangerang: Karisma Publishing Group.
Anthony, N. Robert & Govindarajan, Vijay. 2005. Management Control System. Jakarta:
Salemba Empat.
http://ekarahma17.blogspot.com/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
20