Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rosi Amalia

NIM/Kelas :191910401026/B
Tugas : Teknik Reaksi Kimia I

Tubular Reactors
Reaksi fase gas merupakan reaksi yang dihasilkan pada reaktor pipa dimana aliran umumnya
turbulen. Dengan asumsi bahwa tidak terdispersi dan tidak terdapat gradien radial ataupun suhu,
kecepatan, konsetrasi, atau laju. Aliran dalam reaktor dapat digambarkan sebagai plug-flow.
Bentuk differensial dari persamaan desain PFR yaitu:
dX
F A0 =−r A
dV
Persamaan tersebut harus digunakan jika terjadi penurunan tekanan dalam reaktor atau
perubahan panas antara PFR dan lingkungannya.

Dan jika tidak terdapat penurunan tekanan atau perubahan panas, maka bentuk integral dari
persamaan desain plug-flow yaitu:
X
dX
V =F A 0 ∫
0 −r A

Dimana persamaan laju,

−r A =kC A2

Jadi substitusi laju reaksi tersebut untuk reaksi orde 2


X
dX
V =F A 0 ∫
0 kC A 2

Reaksi Fase Cair pada PFR yaitu: v=v 0


Lalu gabungan persamaan keseimbangan mol PFR dan hukum persamaan laju, sehingga didapat
hasil sebagai berikut:
2
dX kC A
=
dV F A 0

Jika reaksi dilakukan dalam fase cair, maka konsentrasi A yaitu:


C A=C A 0 (1−X )

CA (mula-mula) – CA (bereaksi)

Dan jika pada komdisi isothermal, kita dapat membawa nilai k keluar integral maka didapat
volume alir pipa sebagai berikut:
X
FA 0 dX v
V=
kC
2
A0 0
∫ (1−X 2
= 0
) kC A0
( 1−X X )
Dan jika persamaan volume alir pipa tersebut dibagi dengan v 0 maka didapat persamaan sebagai
berikut:
τkC A 0 Da2
X= =
1+ τkC A 0 1+ Da 2

Dimana Da2 adalah Damkohler merupakan nilai yang setara dengan τkC A 0

T P
Reaksi Berlangsung di Fase Gas pada PFR dimana v=v 0 ( 1+εX ) ( ) P)
T0 ( 0

Untuk temperatur konstan, dimana T(akhir) sama dengan T(mula-mula) dan untuk tekanan
konstan, dimana P(akhir) sama dengan P(mula-mula) pada reaksi fase gas, maka konsentrasinya
dapat dinyatakan dalam fungsi konversi sebagai berikut:
FA F (1−X ) (1−X )
C A= = A0 =C A 0
v0 ( 1+ εX ) v 0 (1+ εX ) (1+ εX )

Dan jika digabungkan antara PFR pada keseimbangan mol, hukum persamaan laju, dan
stoichiometry maka didapat hasil sebagai berikut:
X
(1+ ϵX )2
V =F A 0 ∫ 2 2
dX
0 kC A 0 (1− X)

Dari persamaan tersebut kC 2A 0 dapat dikeluarkan dari integral, sehingga persamaannya menjadi:
X
FA 0 (1+ εX )2
V= ∫ ¿¿ ¿
kC 2A 0 0

Sehingga,

v0 ( 1+ ε )2 X
[ 2
V = 2 2 ε ( 1+ ε ) ln ( 1−X )+ ε X +
kC A 0 1− X ]
Efek dari ε pada konversi
Sekarang kita melihat efek dari perubahan jumlah mol dalam gas fase pada hubungan antara
P0 T
konversi dan volume. Untuk suhu dan tekanan konstan, pada persamaan v=v 0 ( 1+εX )
P T0 ( )
Menjadi, v=v 0 (1+ εX )
Sekarang mari kita pertimbangkan tiga jenis reaksi, salah satunya ε =0. Saat tidak ada perubahan
dalam jumlah mol dengan reaksi, A→B dengan δ =0 dan ε =0 ,fluida bergerak melalui reaktor
dengan laju aliran volumetrik konstan ( v=v 0 ) sebagai peningkatan konversi.
Saat terjadi penurunan jumlah mol (δ <0 , ε <0) pada fase gas, laju aliran gas volumetrik menurun
dan konversi meningkat. Misalnya, ketika murni zat A masuk pada reaksi 2A→B, dan
mengambil A sebagai dasar penghitungan, lalu A→B/2 dan kita mendapat:

ε = y A 0 δ =1 ( 12 −1)=−0.5
v=v 0 (1−0.5 X )

Akibatnya, molekul gas akan menghabiskan lebih banyak waktu di dalam reaktor daripada laju
aliran konstan, v=v 0.sebagai hasilnya, semakin lama waktu akan menghasilkan konversi yang
lebih tinggi daripada laju aliran, v, konstan pada v0
Di sisi lain, jika ada peningkatan jumlah mol ( δ >0 , ε >0 ) dalam fase gas, maka laju aliran
volumetrik, v, akan meningkat sebagai konversi. Misalnya untuk reaksi A→ 2 B, lalu
ε = y A 0 δ =1 ( 2−1 )=1

v=v 0 (1+ X)
dan molekul akan menghabiskan lebih sedikit waktu dalam reaktor daripada jika laju aliran
volumetrik konstan. Sebagai hasil dari waktu tinggal yang lebih kecil ini reaktor, konversi akan
lebih kecil dari apa yang akan dihasilkan jika volumetrik, v konstan pafda v0
Contoh soal:
Memproduksi ethylen sebanyak 300 juta pound per tahun pada plug-flow
Reaktor: desain reaktor tubular skala penuh
Ethylene menempati urutan pertama di Amerika Serikat dalam total pon bahan kimia organik
yang diproduksi setiap tahun, dan merupakan bahan kimia organik nomor satu yang diproduksi
setiap tahun. Lebih dari 60 miliar pound diproduksi pada tahun 2016, dan dijual seharga $0,28
per pon. 65% dari etilen yang diproduksi digunakan dalam pembuatan fabrikasi plastik, 20%
untuk etilen oksida, 16% untuk etilen diklorida dan etilen glikol, 5% untuk serat, dan 5% untuk
pelarut.
Penyelesaiannya sebagai berikut:
C2H6 ⟶ C2H4+H2
Bisa diasumsikan A = C2H6, B = C2H4, dan C = H2
Jadi, A⟶ B+C
Laju aliran molar etilen yang keluar dari reaktor adalah sebagai berikut:
lb m 1 tahun 1hari 1 jam lb−mol
FB = 300 x 106 x x x x
tahun 365 hari 24 jam 3600 detik 28 lb m

lb−mol mol
= 0.340
detik (
F B =154.4
detik )
Berikutnya yaitu menghitung laju molar etana, dimana FA0 menghasilkan 0.34 lb mol/s dari etilen
ketika konversi 80% telah tercapai,
FB = FA0 X
0.34 lb mol /s lb−mol mol
FA0 =
0.8
=0.425
s (
F A 0=193
s )
 Keseimbangan mol aliran plug
dX
Dimana, FA0 = =−r A
dV

jika tidak ada penurunan tekanan dan isotermal


hasil operasi, maka:

X
dX
V =F A 0 ∫
0 −r A
 Persamaan laju

−r Ak=kC
Dengan nilai = 0.072
A s-1 pada temperatur 1000 K
Jadi energi aktivasinya yaitu 82 kcal/mol
 Stoikiometri
Yaitu untuk pengoperasian isotermal dan penurunan tekanan yang dapat diabaikan,
konsentrasi etana dihitung sebagai berikut:
Fase gas, konstanta T dan P

FT
v=v 0 =v 0 (1+εX )
FT0

F A F A 0 (1−X ) 1−x
C A=
v
=
v 0 (1+ εX )
=C A 0 (
1+ εx
¿ )
CA 0 X
C c=
(1+εX )

X
dX F A F A 0 (1−X ) 1−x
Lalu mengkombinasikan persamaan V =F A 0 ∫
0 −r A
dan C A= =
v v 0 (1+ εX ) (
=C A 0
1+ εx )
Sehingga persamaan yang didapat yaitu:
X X
dX ( 1+ εX ) dX
V =F A 0 ∫ =F A 0∫
0 kC A 0 ( 1− X ) 0 kC A 0 ( 1− X )
1+ εX
F A 0 X ( 1+εX ) dX
¿ ∫
C A 0 0 k (1− X )

 Evaluate
Karena reaksi dilakukan secara isotermal, maka dapat mengambil k di luar
tanda integral dan gunakan Appendix A.1 untuk menyelesaikan integrasi.

F A 0 X ( 1+εX ) dX F 1


V= ∫
k C A 0 0 (1−X )
Parameter perhitungan:
kC A 0[
=¿ A 0 ( 1+ ε ) ln
1−X
−εX ¿ ]
y P 6 atm lb−mol mol
C A 0= y A 0 C T 0= A 0 0 =( 1.0 )
RT 0
(( 3 atm
)
=0.00415
ft 3 (
0.066
dm3 )
0.73 ft
lb
( )
−mol ° R × 1980 ° R )
ε = y A 0 δ =( 1 ) (1+1−1 )=1
Namun, laju konstanta k yaitu 0,072 s-1 tetapi pada 1000 K, dan kita perlu menghitung k
pada kondisi reaksi, yaitu 1100 K

Jadi,

Substitusikan FA0, k, CA0, dan ε ke persamaan :


F X ( 1+εX ) dX F 1
V= A0 ∫
kC A 0 0 (1− X) [
=¿ A 0 ( 1+ε ) ln
kC A 0 1−X ]
−εX ¿

Sehingga menjadi:

Jadi dapat diputuskan menggunakan bank 2 inch dengan 80 pipa paralel dimana
panjangnya yaitu 40 kaki. Untuk 80 pipa, luas penampang, AC, adalah 0.0205 ft2. Nomor
pada pipa, n, yang diperlukan yaitu:
Reaktor volume 80.7 ft 3
n= = =98.4
volume 1 pipa (0.0205 ft 2)(40 ft )

Untuk menentukan konsentrasi dan konversi di sepanjang reaktor, z, kami membagi


volume persamaan (E5-3.8) dengan luas penampang, AC, sehingga didapat:
V
z=
AC
Persamaan (E5-3.9) digunakan bersama dengan volume satu pipa, 0.81 ft3, luas area
penampang satu pipa AC = 0.0205 ft2, dan persamaan (E5-3.8) dan persamaan (E5-3.3)
diperoleh hasil seperti pada gambar E5-3.1. Jika menggunakan 100 pipa akan
menghasilkan reaktor volume yang diperlukan untuk menghasilkan 300 juta pon per
tahun etilen dari etana. Konsentrasi dan konversi di salah satu pipa ditampilkan pada
gambar E5-3.11

Anda mungkin juga menyukai